Anda di halaman 1dari 15

PERBANYAKAN VEGETATIF CARA CANGKOK

DISUSUN OLEH :

GOLONGAN S2

SETIAWAN AMINATUS SOLIKHAH : 1424010014

IIS ANGGRAENI : 1424010016

LUHUR BUDI PRAKOSO : 1424010017

MUHAMMAD FAIZAL AIRLANGGA : 1424010019

ACHMAD VANDY NASTITI : 1424010020

ACHMAD FATHURROBBI : 1424010021

FERY FIRMANSYAH : 1424010022

VERONICA RHEZAMAYYE : 1424010023

YUDI SETIAWAN PUTRA : 1424010024

ARDY DWI KUSTANTO : 1424010025

JOSE INAKSIO DACOSTA : 1424010026

PROGAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “ Veteran “

Jawa Timur SURABAYA

2015
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam kehidupan sehari-hari tanaman melakukan beberapa aktivitas yang berguna


dalam rangka mempertahankan hidup, seperti bernapas, berfotosintesis, respirasi, dan
berkembang biak. Awal perkembangbiakan umumnya ditandai dengan perkecambahan. Dan
tentunya di dalamnya terdapat struktur yang cukup rumit. Perkembangbiakan pada setiap
tanaman tidaklah sama. Ada beberapa spesies tanaman yang berkembangbiak dengan cara
generatif dan ada juga yang berkembangbiak dengan cara vegetatif.

Berbagai jenis tanaman sama sama berkembang biak , tapi tanaman berkembang biak
dengan cara yang berbeda beda. Perbanyakan tanaman juga memiliki beberapa jenis cara,
diantaranya adalah perbanyakan segara genetatif maupun vegetatif.

Mencangkok adalah suatu cara mengembangbiakkan tumbuhan dengan jalan menguliti


batang yang ada lalu bungkus dengan tanah agar akarnya tumbuh. Jika akar sudah muncul akar
yang kokoh, maka batang tersebut sudah bisa dipotong dan ditanam di tempat lain, mencangkok
juga dapat diartikan suatu perbanyakan vegetatif secara buatan tanpa baikan dengan
menggunakan bagian dari tanaman.

Perkembangbiakan baik secara vegetatif sebagian besar berasal dari salah satu bagian
tanaman, misalnyaberasal dari batang, akar, daun, dan lain-lain, atau bisa juga disebut bibit.
Sedangkan perkembangbiakan secara generatif umumnya berasal dari biji. Pada kenyataannya
kita dapat membedakan antara bibit dan benih yang keduanya digunakan dalam proses
pembiakan tanaman.

Kegiatan perbanyakan tanaman dengan mencangkok merupakan kegiatan yang biasa


dilakukan di nursery tanaman buah. Tanaman induk yang akan dicangkok dipilih karena
karakternya yang diinginkan. Tanaman induk diusahakan setelah dicangkok tidak mati sehingga
dapat berkembang.

1.2 Tujuan Praktikum

a. Mahasiswa mampu meningkatkan kemampuan serta ketrampilan melakukan


perbanyakan tanaman dengan teknik vegetative cangkok.
b. Mahasiswa dapat memahami bagaimana tanaman melakukan perkembangbiakan
dalam melangsungkan kelestarian kehidupannya.
c. Mahasiswa dapat mengetahui serta memahami bagaimana nilai ekonomis perbanyakan
cangkok sebagai sudut pandang agribisnis.

1.3 Manfaat Praktikum

Pada praktikum dasar-dasar agronomi dengan materi “ Perbanyakan Vegetatif


Tanaman Cara Cangkok “ diharapkan mahasiswa dapat memahami lebih dalam tentang fase
perkembangan tanaman. Hasil dari praktikum ini nantinya diharapkan dapat memberikan
manfaat pengetahuan kepada para pembaca dan masyarakat luas umumnya, serta dapat
menjadi sosialisasi bagi para petani guna memperluas wawasan di dunia pertanian dari sudut
ekonomi agribisnis.

1.4 Ruang Lingkup

Tanaman merupakan tumbuhan yang dibudidayakan dengan sengaja oleh para pelaku
pertanian dengan tujuan tertentu. Tanaman memiliki sifat berkembang biak sebagai upaya
dalam melestarikan kehidupannya. Perkembangbiakan tanaman dengan cara vegetative buatan
sangat memberikan keuntungan yang sangat besar, hal ini dikarenakan teknik oerbanyakan ini
sangat memungkinkan dilakukan di hampir sitiap waktu. Cangkok merupakan teknik yang akan
dibahas dalam materi ini, karena cangkok memiliki karakteristik yang sangat baik sebagai
tanaman yang cocok untuk dilakukan perbanyakan cangkok dengan tujuan tertentu seperti pada
kebutuhan kelestarian alam dan dari sudut ekonomi.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pembibitan dan perbanyakan tumbuhan


Berbagai jenis tanaman sama sama berkembang biak , tapi tanaman berkembang biak
dengan cara yang berbeda beda. Perbanyakan tanaman juga memiliki beberapa jenis cara,
diantaranya adalah perbanyakan segara genetatif maupun vegetatif.

1. Perbanyakan secara generatif:


o Penyerbukan benang sari.
o Biji.
2. Perbanyakan secara vegetatif :
o Alami
o Buatan

2.2 Defenisi Mencangkok

Dalam dunia pertanian mencangkok (airlayerage) merupakan salah satu istilah yang
digunakan untuk memperbanyak tanaman secara vegetatif. Pembiakan vegetatif secara
cangkok ini merupakan sauatu cara perkembangbiakan tanaman yang tertua di dunia akan
tetapi hasilnya sering mengecewakan pencangkoknya karena kegagalan dalam melakukan
pencangkokan. Kegagalan ini dapat dilihat dari bagian tanaman di atasa keratan/luka yang
kering atau mati. Perkembangbiakan secara vegetatif ini biasanya dipilih karena pertimbangan
tertentu misalnya untuk menginginkan tanaman baru yang mempunyai sifat sama seperti
induknya, sifat tersebut dapat berupa seperti ketahanan terhadap hama dan penyakit, rasa
buah, keindahan bunga (Wudianto, 1998).

Cangkok bertujuan untuk mendapatkan tanaman baru yang mempunyai sifat baik yang
sama dengan induknya misalnya rasa buah dan agar tanaman lebih kuat terhadap hama
penyakit. Tumbuhan yang akan dicangkok bisa ditanam di dalam pot karena tanaman yang
dicangkok tersebut sangat mudah dirawat, pohonnya juga tidak akan terlalu tinggi seperti
tanaman yang tidak dicangkok dan pohon yang tumbuh dengan cara dicangkok tidak akan
mempunyai akar tunggang (Harmann, 2004).

Bentuk cabang yang baik adalah yang memiliki kulit yang tegap, mulus dan warna masih
coklat muda dan belum ada kerak, agar tanaman menghasilkan akar yang baik dan sempurna.
Besar cabang yang ideal adalah cabang yang masih berukuran kecil sebesar jari ataupun pensil.
Cabang yang dicangkok tidak perlu terlalu panjang karena akan kesulitan saat penanaman
dilapangan dan sulit diatur. Panjang cabang cukup sekitar 20-30 cm saja. Jumlah daun yang
disertakan dalam tanaman hasil cangkokan harus dalam jumlah yang banyak agar tanaman
mendapat banyak masakan makanan. Dan cabang yang gundul akan mempersulit tumbuh akar
karena kurangnya makanan. Cabang yang baik mempunyai bentuk lurus menyamping atau
keatas dan giat berbuah. Pembentukan akar pada cangkok terjadi karena adanya penyayatan
pada kulit batang yang menyebabkan pergerakan karbohidrat ke arah bawah terbendung di
bagian atas sayatan. Pada bagian tersebut akan menumpuk karbohidrat dan auxin, dan dengan
adanya media perakaran yang baik karbohidrat dan auxin tersebut akan menstimulir timbulnya
akar. Media perakaran cangkok yang baik adalah media yang memiliki sifat drainase, aerasi dan
kandungan unsur hara yang dapat mendukung pertumbuhan dan perkembangan akar cangkok
(Putri, 2007).

Setelah berakar, cangkokan dapat diambil. Cara mengambilnya ialah dengan


memotong cangkokan di bawah keratan (akar) tersebut. Kemudian bibit cangkokan itu langsung
dapat ditanam. Tetapi khusus untuk tanaman lengkeng, cangkokan harus ditanam dahulu
dalam keranjang atau pot yang diisi dengan tanah dan pupuk kandang. Selama dalam
keranjang, tanahnya harus dijaga agar tetap basah dan ditaruh di tempat yang teduh (tidak
mendapatkan sinar matahari secara langsung) agar tidak terjadi penguapan organ cangkokan
yang dapat mematikannya. Setelah muncul tunas-tunas atau daun-daun yang baru, cangkokan
dapat dipindahkan ke lapangan (Veergavathathan, 2009).

Dalam kehidupan tanaman perlu pembiakan dalam rangka mempertahankan jenisnya


dan peningkatan produksinya.ada dua cara pembiakan tanaman ialah secara generative atau
reproduktif secara kawin dengan menggunakan benih biji yang memadai atau memenuhi
persyratan sebagai bahan tanaman secara vegetative atau secara tak kawin dengan
menggunakan organ vegetatif. (Seputra, 1990).

Keuntungan penggunaan teknik pembibitan secara vegetatif antara lain keturunan yang
didapat mempunyai sifat genetik yang sama dengan induknya, tidak memerlukan peralataan
khusus, alat dan teknik yang tinggi kecuali untuk produksi bibit dalam skala besar, produksi bibit
tidak tergantung pada ketersediaan benih/musim buah, bias dibuat secara kontinyu dengan
mudah sehingga dapat diperoleh bibit dalam jumlah yang cukup banyak, meskipun akar yang
dihasilkan dengan cara vegetatif pada umumnya relatif dangkal, kurang beraturan dan melebar,
namun lama kelamaan akan berkembang dengan baik seperti tanaman dari biji, umumnya
tanaman akan lebih cepat bereproduksi dibandingkan dengan tanaman yang berasal dari biji
(Pudjiono, 1996).Menurut Khan (1994) pembibitan secara vegetatif sangat berguna untuk
program pemuliaan tanaman yaitu untuk pengembangan bank klon (konservasi genetik), kebun
benih klon, perbanyakan tanaman yang penting hasil persilangan terkendali, misalnya hybrid
atau steryl hybrid yang tidak dapat bereproduksi secara seksual,perbanyakan masal tanaman
terseleksi.

2.3 Tahap Pembuatan Cangkok

1. Penyiapan media cangkok terdiri atas campuran antara moss cangkok, top soil dan
kompos.Sebelum digunakan media disiram dengan air sampai cukup kelembabannya,
serta ditaburi insektisida secukupnya supaya media tidak dijadikan sarang semut dan
membunuh hama uret.
2. Pemanjatan pohon dan pemilihan cabang yang sehat dengan diameter rata-rata 2 cm-4
cm. Cabang dikerat sepanjang 5 cm dengan menggunakan pisau cangkok, kulit cabang
dikelupas dan bagian kambiumnya dibersihkan dengan cara dikerik dan dibiarkan
beberapa menit. Posisi keratin kulit sekitar 30 cm dari pangkal cabang. Setelah itu bagian
sayatan diolesi dengan larutan ZPT untuk memacu pertumbuhan akar.
3. Menutup luka sayatan pada cabang dengan campuran media yang telah disiapkan,
kemudian ditutup dengan polibag hitam dan diikat dengan tali rafia sehingga media
cangkok stabil. Bagian pembungkus cangkok dilubangi agar memudahkan masuknya air
atau keluarnya akar ketika cangkok telah berakar dengan baik.
4. Memberi label yang berisi tanggal pencangkokan, perlakuan dan pelaksana.

2.4 Perhatian Khusus Dalam Perbanyakan Cangkok

o Pencangkokan sebaiknya dilakukan pada musim hujan sehingga akan membantu


dalam menjaga kelembaban media sampai berakar.
o Pengambilan cangkok dilakukan setelah cangkok berumur 2 - 3 bulan. Pemotongan
cangkok menggunakan gergaji kemudian diturunkan secara hati-hati. Cangkok yang
terlalu panjang dipotong sebagian dan daunnya dikurangi untuk mencegah terjadinya
penguapan yang terlalu besar.
o Cangkok yang telah dipisahkan dari pohon induknya segera ditanam (aklimatisasi)
pada media campuran tanah dengan kompos/pupuk kandang (3:1). Kegiatan ini
dilakukan di persemaian yang diberi naungan dengan intensitas cahaya lebih dari
50%. Pemeliharaan cangkok di persemaian dilakukan sampai bibit siap ditanam di
lapangan. Biasanya setelah 3 bulan cangkok telah memiliki perakaran yanag kompak
dan siap dipindahkan ke lapangan.
o Pembuatan cangkok pada satu pohon tidak bisa dilakukan dalam jumlah banyak,
karena akan mengganggu atau merusak pohon tersebut. (Adinugraha,dkk., 2007).

Tujuan pencangkokan adalah untuk mendapatkan anakan/bibit untuk pembangunan


bank klon, kebun benih klon, kebun persilangan, karena dengan teknik ini bibit yang dihasilkan
bersifat dewasa sehingga lebih cepatber bunga/berbuah. Pencangkokan dilakukan pada pohon-
pohon plus yang telah dipilih di kebun benih.Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Pemuliaan
Tanaman Hutan.Penggunaan teknik mencangkok dilakukan dalam rangka penyediaan materi
untuk bank klon, kebun persilangan dan kebun benih klon. Bahan dan peralatan yang digunakan
antara lain media cangkok (moss cangkok, top soil dan kompos), bahan pembungkus cangkok
dari polibag hitam, tali rafia, zat pengatur tumbuh akar, insektisida, pita label, spidol permanen,
pisau cangkok, parang, gergaji tangan dan alat tulis (Heddy, S., 1994).

Seiring dengan kemajuan maka ditemukan terobosan baru dalam pencangkokan


misalnya pencangkokan dengan radiasi.Pencangkokan secara radiasi adalah salah satu
metode untuk memodifikasi bahan-bahan polimer. Pada teknik ini radiasi diperlukan sebagai
suatu penginisiasi terjadinya proses polimerisasi. Radiasi bisa bersumber di antaranya dari sinar
dan proses pencangkokan dilakukan setelah polimer diiradiasi (pencangkokan iradiasi awal).
Teknik ini sangat baik digunakan untuk polimer semikristalin semacam LLDPE yang mempunyai
bagian kristalin 33-53% berat2 karena radikal bebas yang dihasilkan dari proses iradiasi
mempunyai umur yang relatif panjang dan homopolimer yang terbentuk dapat dicegah
seminimal mungkin, sehingga dapat disiapkan kopolimer tercangkok yang relatif murni.3 Agar
terjadi reaksi kimia

antara bagian aktif polimer dan monomer maka pencangkokan metoda iradiasi dilakukan
dalam suasana vakum4 atau jenuh gas nitrogen. Mekanisme reaksi kopolimerisasi
pencangkokan yang terjadi meliputi tahap-tahap inisiasi, propagasi, dan terminasi.6 Pada
pencangkokan secara radiasi, inisiasinya adalah radikal yang dihasilkan dari proses iradiasi
polimer. Radikal polimer yang terbentuk pada tahap propagasi akan bereaksi dengan suatu
matriks/monomer. Selanjutnya pada tahap terminasi keaktifan pertumbuhan polimer akan
terhenti. Membran yang dihasilkan dari proses pencangkokan secara radiasi diharapkan dapat
digunakan untuk aplikasi sel bahan bakar dan pengolahan air limbah industri. Penelitian
semacam ini telah banyak dilakukan, seperti penggunaan polimer tertentu untuk sel bahan bakar
dan untuk memisahkan ion-ion logamberat (Rifaid,m.,dkk.2006).

Berdasarkan peneliti terdahulu mengungkapkan bahwa dapat dilakukan pencangkokan


antara gugus metil metakrilat (MMA) dengan polipropilena, proses encangkokan dilakukan
dengan bantuan inisiator BPO (Seymour.B.W., 1975). Proses pencangkokan dimulai dengan
terbentuknya radikal dari polistirena dan kemudian gugus COOH dari asam adipat akan
menempel pada gugus stirena yang terlebih dahulu dibuat radikal. Hasil dari pencangkokan
akan dikarakterisasi dengan Spektrofotometer infra merah, kekuatan tarik kopolimer cangkok
diukur dengan Tensile tester, dan sifat termalnya ditentukan dengan Differential Thermal
Analysis (DTA) (Supri, 2003).

Mencangkok adalah cara memperbanyak tanaman dimana pembentukan akar pada


calon tanaman baru terjadi ketika masih melekat pada tanaman induknya. Air dan mineral tetap
diangkut melalui xylem ke tunas / cabang yang dicangkok. Dengan demikian, hasil perbanyakan
dengan cara mencangkok lebih tinggi daripada hasil perbanyakan denga stek. Ada 2 macam
cara mencangkok yang sering dilakukan pada tanaman tertentu (Ismiyati Sutarto,1994).

Mencangkok tanaman adalah salah satu cara teknik memperbanyak tanaman buah
dalam pot, selain itu kualitas buahnya sama dengan induknya dan juga pohonnya tidak terlalu
tinggi. Tanaman yang bisa dicangkok antara lain: jambu, jambu air, mangga, sawo, dan lain-lain
(Wilkins, 1991).

Mencangkok atau okulasi adalah teknik pengembangbiakan tanaman yg sangat cocok


utk di tanam di dalam pot. Di samping karena qualitas buahnya terjaga sama spt induknya juga
nantinya pohon tumbuh tidak terlalu tinggi. Pohon yg dikembangbiakan dg teknik cangkok tidak
akan mempunyai akar tunggang.(Ansown, 1989). Beberapa tanaman tertentu memilki
kemampua untuk memperanyak diri dengan pencangkokan yang terjadi secara alami, yaitu
sulur dan anakan terutama pad tanaman yang berbentuk roset (Wahyuni, Sri, 1998).

Cabang pilihan yang akan dicangkok dikelupas kulit cabangnya kirakira 7 cm. Kambium
pada cabang dikerik hingga bersih sampai bagian yang dikerik tidak lagi terasa licin tapi kasar.
Pengelupasan kulit cabang ini dimaksudkan untuk memutus aliran hara dari batang ke cabang
sehingga akar dapat terbentuk pada cabang yang dicangkok. Kemudian pada ujung potongan
kulit cabang atas, pasta Rooton F dioleskan. Pengolesan tersebut dimaksudkan untuk
mendorong pertumbuhan akar.

(Wahid, 2000).

2.4.1 Keuntungan mencangkok

a. Cepat berbuah
b. Sifat sama dengan induknya
c. Pohon tidak terlalu tinggi

2.4.2 Kerugian mencangkok

a. Pohon kurang kuat


b. Berumur pendek

BAB III

METEDOLOGI
3.1 Lokasi Praktikum

Praktikum Dasar-Dasar Agronomi dengan materi pembelajaran “ Perbanyakan Vegetatif


Tanaman Dengan Cara Cangkok “ dilaksanakan di Laboraturium Produksi Fakultas Pertanian
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur, Jalan Rungkut Madya. Pada tanggal
15 September 2015. Pada pukul 07.00 WIB sampai dengan pukul 08.40 WIB.

3.2 Daftar Alat dan Bahan

3.2.1 Daftar Alat

No Nama Alat Spesifikasi Jumlah

1 Pisau Standart 1 unit


2 Gunting Standart 1 unit
3 Cetok / Sendok Tanah Standart 1 unit
4 Selang dan Infus Air Standart 1 unit

3.2.2 Daftar Bahan

No Nama Bahan Spesifikasi Jumlah

1 Karung Plastik Standart Secukupnya


2 Tanah Humus / Kompos Bahan Organik Secukupnya
3 Tali Rafia Plastik Standart Secukupnya

3.3 Prosedur Pelaksanaan Praktikum

a. Memilih batang atau cabang yang cukup dewasa namun tidak terlalu tua dan tidak teralu
muda, berumur kurang lebih satu tahun, subur dan kuat pertumbuhannya.
b. Batang atau cabang yang telah dipilih disayat atau dikupas kulitnya sekeliling batang
selebar kurang lebih 2 sampai 3 cm tergantung jenis tanaman dan besarnya batang atau
cabang.
c. Penyayatan dilakukan sedemikian rupa, sehingga lapisan kambium hilang dan terlihat
bagian kayu.
d. Hasil penyayatan dibiarkan selama 2 hari agar luka mongering dan kambium pada
batang kering. Dikeringkan 2 sampai 3 minggu pada tanaman yang bergetah.
e. Perlakuan selanjutnya disekeliling luka ditutupi dengan tanah humus dan dibalut dengan
sabut kelapa atau pembalit yang lainnya.
f. Menjaga kelembabannya dengan cara disiram dengan air, bias dengan cara sistem
tetesan atau infus.
g. Apabila akar telah keluar kira-kira 2 bulan setelah dilakukan pencangkok’an, maka
cangkok siap dipotong.
h. Pemotongan dilakukan tepat dibawah pembalut dan dipotong dengan gergaji ayau
dengan pisau yang kuat dan tajam.

Gambar 3.1 : Metode Cangkok

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Tabel 3.1 : Hasil Dan Gambar Pengamatan Cangkok.


NO KOMODITAS TAHAP HASIL KETERANGAN

Pengupasan
o Pengup
asa kulit
sebagai
perakar
an baru.

( Gambar 3.2 )

o Penyiap
Penimbunan

an
media
MANGGA MADU

tumbuh
akar
baru.

( Gambar 3.3 )
1
Pembalutan

o Pembal
utan di
ikat
dengan
kuat.

( Gambar 3.4 )

o Perakar
Pemotongan

an
sudah
cukup
umur
dan
ukuran

( Gambar 3.5 )
o Pemang
kasan
daun
mengur
angi
pengua
pan.

( Gambar 3.6 )

4.2 Keterampilan Mencangkok

Pada kegiatan praktikum dasar-dasar agronomi dengan materi perbanyakan cara


cangkok dilakukan proses pencangkok’an di tanaman pohon mangga. Tanaman mangga
merupakan satu diantara banyak tanaman buah yang memenuhi syarat untuk dilakukan
pencangkok’an, tanaman mangga memiliki kandungan kambium yang relative lebih banyak dan
mudah untuk dilakukan pencangkok’an dibandingkan dengan tanaman buah lainnya.

Proses pencangkok’an tanamna pohon mangga dilakukan pada tanggal 15 september


2015, estimasi pertumbuhan hasil cangkok sekitar dua sampai tiga bulan ( 30 s/d 60 hari ).
Praktikum perbanyakan cangkok ini dilakukan pada puncak musim kemarau dengan suhu
lingkungan yang rrelatif kering dan panas.

Proses pencangkokan yang baik dengan hasil yang optimal maka dilakukan dengan
proses hati-hati dimulai dari pengupasan atau penyayatan pada cabang tanaman mangga yang
sebelumnya telah dilakukan seleksi dan pemilihan dengan kriteria cabang tanaman yang lurus
menjulang keatas, memiliki ukuran yang sedang dan berumur tidak terlalu muda atau terlalu tua.
Proses selanjutnya yang dilakukan adalah menyiapkan tanah humus atau kompos sebagai
media pertumbuhan akar baru yang akan dibalutkan pada kupasan bagian cabanga tanaman
mangga, pembalutan tanah humus pada cabang cangkok dilakukan dengan berimbang serta
diikat mengelilingi balutan dibungs karung plastic rapat untuk mencegah pergeseran posisi
pelekatan tanah humus. Proses selanjutnya yakni melakukan penyiraman secara rutin pada
balutan cangkok untuk menjaga suhu, kelembaban, serta lingkungan tumbuh perakaran. Teknik
penyiraman pencangkokan dapat dilakukan dengan beberapa variasi seperti penggunaan
selang model infus untuk menyalurkan air pada balutan cangkokan dengan rutin dan tercukupi.
Pencangkokan cabang tanaman mangga akan menumbuhkan perakaran baru melalui proses
penumpukan makanan atau hormom pertumbuhan berupa aoksin hasil fotosintat di klorofil daun.
Pada cabang cangkokan tanaman mangga yang sudah siap untuk di potong ditandakan dengan
munculnya perakaran baru pada balutan karung plastik berupa tonjolan-tonjolan akar.

4.3 Perlakuan Hasil Pencangkokan

Pada hasil cabang tanaman mangga yang telah berhasil dilakukan pencangkokan maka cabang
tanaman mangga dilakukan pemotongan dengan cara memotong bagian bawah balutan tanah
humus yang dibungkus dengan karung plastik sebelumnya. Hasil cangkokan yang telah
dipotong sebenarnya masih menghisilkan akar-akar adventif sehingga belum dapat melakukan
penyerapan nutrisi hara secara optimal pada tanah lapang, sehingga setelah dipotong maka
hasil cangkokan di diamkan terlebih dahulu bebrapa sekitar empat belas hari ( 2 minggu )
ditempatkan dibawah naungan pohon besar yang teduh serta dilakukan rogesan atau
pemangkasan daun sampai habis dan pada cabang keil yang diperkirakan tidak produktif,
perlakuan ini dilakukan dengan tujuan mengurangi penguapan cangkok’an yang masih sebagai
tanamna muda untuk menghindari kekeringan dan kematian permanen. Setelah cangkokan
didiamkan dibawah teduh sinar matahari maka akan muncul tunas-tunas baru dan bersemi daun
muda sebagai pertanda awal kehidupan sebagai tanaman muda. Tanamn muda yang telah
bersemi dapat dipindah ke dalam pot atau polybag sebagai langkah adaptasi tanaman dan
menumbuhkan perakaran serabut untuk menyerap nutrisi hara secara optimal sebelum nantinya
ditanam di lahan sesungguhnya dan menjadi tanaman pohon mangga baru.
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan praktikum perbanyakan cangkok dapat di tari


kesimpulan bahwa perbanyakan tanaman dengan cara cangkok merupakan teknik
perkembangbiakan dan perbanyakan tanaman yang paling popular dilakukan dan relative lebih
mudah. Perbanyakan dengan cara cangkok akan memberikan hasil yang maksimal apabila
dilakukan dengan cara yang baik dan benar dalam perawatan masa proses pencangkokan.
Tanaman hasil cangkok akan memiliki sifat keunggulan yang relative sama dengan sifat yang
dimiliki induknya atau tanaman utama yang dicangkok, oleh karenanya sebelum mencangkok
dilakukan pemilihan tanaman pohon mannga yang sudah dipastikan memiliki keunggulan baik
dari segi rasa, ketahanan tanaman, serta kualitas dan kuantitas produktivitas.

5.2 Saran

Pada praktikum dasar-dasar agronomi dengan materi perbanyakan tanaman denga cara cangkok
dibutuhkan daya kreatifitas, keuletan serta keterampian yang baik dan didukung dengan
peralatan yang memadai, tak lupa faktor pendukung berupa iklim yakni cuaca yang juga
mempengaruhi suhu dan kelembaban balutan cangkokan dan lingkungan pertumbuhan akar
baru. Perlatan serta bahan-bahan pendukung proses cangkok seperti infus penyiraman, pisau,
karung plastik, dan beberapa pupu serta hormone pertumbuhan akar atau ZPT / Rotone F akan
sangat mempengaruhi tingkat pertumbuhan akar dan meningkatkan daya pertumbuhan pada
cangkok.

Anda mungkin juga menyukai