Anda di halaman 1dari 29

Pengelolaan

Tanaman Terpadu

(PTT)
PADI
SAWAH
Penyusun
Samijan, Ekaningtyas Kushartanti, Tri Reni Prastuti, Syamsul Bahri

Design By
WAHYUDI H
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Tengah
2009
Pengelolaan Tanaman Terpadu
PADI SAWAH

Penyusun
Samijan
Ekaningtyas
Kushartanti
Tri Reni
Prastuti
Syamsul Bahri

Penanggung jawab
Dr. Ir. Kasdi Subagyono, MSc
Kepala BPTP Jawa Tengah

Design By
WAHYUDI H

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian


Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Tengah
2009
Kata Pengantar

Pendekatan Pengelolaan Tanaman Terpadu


(PTT) merupakan inovasi yang dianjurkan untuk
diterapkan oleh petani dalam rangka peningkatan
produktivitas, produksi dan pendapatan petani serta
sebagai upaya mewujudkan swasembada beras
berkelanjutan. Untuk itu, pendekatan PTT perlu
disosialisasikan, dipahami dan diterapkan oleh
petani.
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP)
Jawa Tengah sebagai unit kerja Badan Penelitian dan
Pengembangan (Litbang) Pertanian di Jawa Tengah
berkewajiban menyebarluaskan pemahaman PTT
kepada berbagai pihak terkait terutama penyuluh
pertanian dan petani.
Buku PTT Padi Sawah ini dibuat dengan
penyajian sederhana, diharapkan dapat sebagai
Buku Petunjuk Praktis PTT padi sawah oleh para
ketua kelompoktani dan anggotanya. Sebagai
referensi buku ini adalah Buku Panduan Umum PTT
Padi Sawah Badan Litbang Pertanian.
Saya menyampaikan penghargaan dan terima
kasih kepada Tim Penyusun Buku PTT Padi Sawah
ini.

Ungaran,Oktober 2009
Kepala BPTP Jateng,

i
Dr. Ir. Kasdi Subagyono, MSc.

ii
Daftar Isi

halaman

Pengantar.................................................................i
Daftar Isi.................................................................ii
Pengertian PTT........................................................1
Komponen Teknologi PTT.........................................2
A. Komponen Teknologi Dasar.................................4
B. Komponen Teknologi Penunjang.........................5
A.1. Varietas unggul Baru.....................................6
A.2. Benih Bermutu dan Berlabel.........................7
A.3. Peningkatan Populasi Tanaman....................8
A.4. Pemupukan Berimbang (1)...........................9
A.4. Pemupukan Berimbang (2).........................11
A.5. Pengendalian Hama Penyakit.....................12
A.6. Pupuk Organik...........................................14
B. Komponen Teknologi Penunjang
B.1. Pengolahan Tanah Tepat...........................15
B.2. Tanam Bibit Muda (<21 hari)....................16
B.3. Tanam 1-3 bibit per lubang.......................17
B.4. Pengairan Berselang..................................18
B.5. Penyiangan dengan Landak/Gosrok...........19
B.6. Panen Tepat Waktu..................................20
B.7. Deskripsi Beberapa VUB............................21
Referensi.............................................................22
Pengertian PTT
Merupakan cara budidaya padi yang baik, untuk
memperoleh hasil dan keuntungan yang lebih tinggi,
dengan menerapkan beberapa teknologi tepat lokasi,
secara TERPADU

Pengertian TERPADU :
Terdapat kesesuaian antara teknologi dengan kondisi
lahan yang ada
Terdapat kesesuaian antara teknologi yang
diterapkan dengan kemampuan petani
Ada keterkaitan antara satu teknologi dengan
teknologi lainnya

1
Komponen Teknologi PTT
Komponen yang diterapkan dalam PTT
di kelompokkan menjadi 2 bagian :

A
Komponen
Teknologi Dasar

B
Komponen
Teknologi Penunjang
Komponen teknologi dasar merupakan komponen
yang memiliki peranan penting dalam peningkatan
hasil. Komponen ini sangat dianjurkan untuk
diterapkan semua
Komponen teknologi penunjang merupakan
komponen yang memiliki peranan dalam mendukung
dan memantapkan penerapan komponen teknologi
dasar.
Komponen ini sebaiknya diterapkan berdasarkan
pemilihan komponen dasar serta disesuaikan
kemudahan (kesesuaian) dengan kondisi setempat
A. Komponen Teknologi Dasar
Ada 6 komponen teknologi dasar yang sangat
dianjurkan untuk diterapkan :

Varietas unggul baru;


Benih bermutu dan berlabel;
Peningkatan populasi tanaman
dengan sistem tanam jajar legowo;

Pemupukan berimbang tepat lokasi;


Pengendalian OPT melalui PHT;
Pemberian pupuk organik.

4
B. Komponen Teknologi Penunjang
Ada 6 komponen teknologi penunjang yang
sebaiknya juga diterapkan semua :

Pengolahan tanah tepat;


Tanam bibit muda (< 21 hari);
Tanam 1-3 bibit per lubang;
Pengairan berselang;
Penyiangan dengan landak / gasrok;
Panen tepat waktu.

5
A. KOMPONEN TEKNOLOGI DASAR
A.1. Varietas Unggul Baru
Dasar pemilihan varietas unggul baru :
a. Memiliki potensi hasil tinggi
b. Memiliki ketahanan terhadap hama atau
penyakit tertentu
c. Memiliki ketahanan terhadap cekaman kondisi
lingkungan tertentu
d. Memiliki sifat khas tertentu
e. Mengikuti permintaan pasar
Catatan :
Sebaiknya hindari penggunaan varietas yang
sama dalam waktu yang lama

6
A.2. Benih Bermutu dan Berlabel
Kriteria pemilihan benih bermutu :
a. Benih harus berlabel
b. Memiliki daya tumbuh baik (> 95%)
Disamping bermutu, benih juga perlu :
a. Diseleksi melalui perambangan menggunakan
larutan garam atau pupuk ZA 3%
b. Diberi perlindungan pestisida (bahan aktif
Fipronil) untuk mengantisipasi hama penggerek
batang
Prinsip persemaian untuk menghasilkan bibit yang
baik :
a. Gunakan pupuk organik 2 kg/m2 untuk
persemaian
b. Buat persemaian berukuran 1/25 dari luas areal
tanam dengan penyebaran benih diperjarang
A.3. Peningkatan Populasi
Tanaman
Salah satu cara dalam meningkatkan hasil dapat
dilakukan dengan sistem tanam jajar legowo 2:1 :
Tujuan sistem tanam jajar legowo :
a. Merekayasa seolah-olah semua barisan
tanaman seperti tanaman pinggir galengan
b. Meningkatkan populasi tanaman s/d 30%
c. Memudahkan pemeliharaan tanaman
(pemupukan, penyiangan, pengamatan hama
penyakit)
Prinsip sistem tanam jajar legowo :
a. Menghilangkan 1 baris dan disisipkan ke dalam
barisan sebelahnya (kanan)
b. Menambahkan tanaman di sela-sela barisan
sebelahnya (kiri)

Legowo 2:1 populasi meningkat + 30%


A.4. Pemupukan Berimbang
Spesifik & Tepat Lokasi (1)
Acuan penerapan pemupukan dapat menggunakan :
A. Rekomendasi pemupukan berdasarkan
Permentan No. 04/OT.140/4/2007 :
(Telah tersedia untuk setiap kecamatan di seluruh
Indonesia)

Urea
250-350 kg/ha
Sp36 Phonska
50-100 kg/ha ATAU 300-400 kg/ha
Kcl Urea
50-100 kg/ha 150-250 kg/ha
Waktu pemupukan :
I : umur 0-14 hari
II : umur 21-28 hari
III : umur 35- primordia
Apabila digunakan pupuk kandang 2 ton/ha :
Urea : bisa dikurangi 25 kg/ha
SP36 : bisa dikurangi 50 kg/ha
KCl : bisa dikurangi 20 kg/ha
Apabila digunakan kompos jerami 2 ton/ha :
Urea : bisa dikurangi 8 kg/ha
KCl : bisa dikurangi 20 kg/ha
A.4. Pemupukan Berimbang
Spesifik & Tepat Lokasi (2)
B. Rekomendasi pemupukan berdasarkan
Potensi Hasil setempat :
Pupuk Awal (0-14 hari setelah tanam) :

Potensi Hasil Setempat


Pupuk (ton/ha) Gabah Kering Giling
Kondisi lahan
(kg/ha)
5 6 7 8
Urea Semua 50 65 75 100
Kebiasaan
65 75 90 100
tinggi
SP36
Kebiasaan
85 100 125 135
kurang
Jerami tdk
40 50 60 60
kembali
KCl
Jerami
0 20 30 40
kembali
Gejala
ZA 75 100 100 125
kekurangan S

Pupuk susulan urea ke-2 dan ke-3 mengacu Bagan


Warna Daun (BWD) :

Pemberian Urea (kg/ha) setiap potensi hasil


Skala BWD
5 6 7 8
BWD < 3 50 65 75 100
BWD = 3,5 65 75 90 100
BWD < 4 85 100 125 135

11
A.5. Pengendalian Hama Penyakit
Secara Terpadu
Prinsip dasar pengendalian hama penyakit
secara terpadu, dengan melaksanakan :
a. Identifikasi secara pasti jenis dan populasi
hama penyakit
b. Memperkirakan tingkat kerusakan/ serangannya
c. Menguasai teknik-teknik pengendaliannya
Beberapa teknik dan tahapan pengendalian
hama penyakit secara terpadu :
a. Kenali varietas yang tahan terhadap
hama/ penyakit tertentu
b. Upayakan tanaman sehat sejak dari bibit
c. Kendalikan secara bertahap dengan :
Fisik dan mekanis
Hayati (parasit & predator)
Semi kimia (feromon)
Pestisida kimiawi

12
13
A.6. Pupuk Organik
Manfaat penggunaan pupuk organik :
a. Memperbaiki kondisi fisik, kimia dan biologi tanah
b. Menyehatkan tanaman
c. Mengurangi penggunaan pupuk
kimia Beberapa sumber pupuk organik :
a. Pupuk kandang (kotoran hewan)
b. Limbah pertanian (misalnya jerami padi,
sisa tanaman lainnya)
c. Limbah non pertanian tertentu (sekam padi,
serbuk gergaji)
Kandungan hara setiap 1 ton pupuk organik
(pupuk kandang) :
12,5 kg Urea
25,0 kg SP36
10,0 kg Kcl

14
B. KOMPONEN TEKNOLOGI
PENUNJANG
B.1. Pengolahan Tanah Tepat
Pengolahan tanah tepat :
a. Disesuaikan dengan kondisi tanah dan
ketersediaan pengairan
b. Olah tanah sempurna dilakukan dengan 2 kali
pembajakan dan 1 kali perataan
c. Olah tanah singkat hanya apabila tenaga
dan waktu tidak memungkinkan
Beberapa prinsip dasar pentingnya dilakukan
pengolahan tanah sempurna dalam konsep
PTT adalah :
a. Bertujuan untuk membenamkan dan melapukkan
jerami, gulma dan bahan organik lain
b. Bertujuan untuk meratakan tanah agar bisa selalu
tergenang air sehingga dapat mempercepat
proses pelapukan

15
c. Bertujuan untuk menekan pertumbuhan gulma
dan menghindari terganggunya pertumbuhan
tanaman padi akibat pengolahan tanah yang
kurang sempurna

B.2. Tanam Bibit Muda (< 21 hari)


Manfaat pentingnya tanam bibit muda :
a. Tanaman akan lebih cepat beradaptasi
dengan lingkungan ('Nglilir')
b. Perakaran tanaman lebih dalam
sehingga tahan terhadap kerebahan
Meningkatkan persentase gabah isi
Meningkatkan peluang tercapainya potensi hasil dari suatu varietas

16
B.3. Tanam 1-3 Bibit Per Lubang
Manfaat pentingnya tanam 1-3 :
a. Untuk mengurangi persaingan antar bibit
dalam 1 rumpun
b. Memaksimalkan pencapaian jumlah anakan
c. Memaksimalkan peluang tercapainya
potensi hasil suatu varietas
d. Dapat menghemat penggunaan benih
B.4. Pengairan Berselang
Manfaat pengairan berselang :
a. Memperbaiki kondisi udara di
daerah perakaran
b. Mengeluarkan gas-gas beracun
c. Meningkatkan efisiensi pemupukan
d. Meningkatkan persentase gabah isi
B.5. Penyiangan Dengan Landak/
Gasrok
Manfaat penyiangan menggunakan landak/
gasrok :
a. Mematikan gulma sampai ke perakaran
b. Memperbaiki kondisi udara di
daerah perakaran
c. Menghemat tenaga
d. Merangsang pertumbuhan tanaman
B.6. Panen Tepat Waktu
Panen padi sebaiknya dilakukan setelah sebagian
besar (90-95%) gabah telah bernas dan menguning
Beberapa hal yang perlu diperhatikan
pentingnya panen tepat waktu :
a. Panen yang terlalu awal akan lebih banyak
menghasilkan gabah hampa, gabah hijau dan
butir kapur
b. Panen yang terlalu lambat akan
menimbulkan lebih banyak gabah rontok dan
gabah patah waktu digiling
c. Perontokan padi sebaiknya dilakukan maksimal
1- 2 hari setelah panen dan haus segera dijemur
(dikeringkan)
Deskripsi Beberapa VUB
Umur Hasil
Varietas Sifat penting lainnya
(hari) (t/ha)
Inbrida
Ciherang 115-125 5,0-8,0 Tahan HDB III, IV
Cigeulis 115-125 5,0-8,0 Tahan WCk 2, 3, HDB IV,
Tahan WCk 2, agak tahan
Cibogo 115-125 7,0-8,1
WCk 3, HDB IV
Pepe 124 7,0-8,1 Tahan WCk 2, HDB III
Luk Ulo 112-119 5,0-8,0 Tahan blast, HDB
Agak tahan WCk 2, 3, HDB
Mekongga 116-125 6,0-8,4
IV
Tahan WCk1,2, HDB III, IV,
Inpari 1 108 7,3-10
VIII
Tahan WCk3, agak tahan
Inpari 2 115 5,8-7,3
tungro
Tahan WCk1,2 agak tahan
Inpari 3 110 6,0-7,5
HDB III
Tahan HDB III, IV agak tahan
Inpari 4 115 6,0-8,8
tungro
Inpari 5 Agak tahan WCk1,3 agak
115 5,7-7,2
Merawu tahan HDB III
Tahan WCk2, 3, tahan HDB
Inpari 6 Jete 118 6,8-12
III, IV, VII
Hibrida
Tahan WCk 2, agak tahan
Hipa 5 Ceva 114-129 8,0-10,0
HDB IV, VIII, tungro
Tahan WCk 2, agak tahan
Hipa 6 Jete 101-128 7,4-10,6
HDB IV, VIII, tungro

21
Referensi

Deptan, 2007. Petunjuk Teknis Lapang


Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Padi
Sawah Irigasi. Badan Litbang Pertanian.
BPTP Jawa Tengah, 2009. PTT Padi Sawah Inovasi
Sahabat Petani dalam rangka Mendukung
Jambore SLPTT di Donohudan Boyolali.
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian.
BB Padi, 2009. Deskripsi Varietas Padi. Balai
Besar Penelitian dan Pengembangan Padi
Sukamandi. Badan Litbang Pertanian.
Deptan, 2009. Pedoman Umum PTT Padi Sawah.
Badan Litbang Pertanian.

22

Anda mungkin juga menyukai