Anda di halaman 1dari 14

RHIZOBIUM PADA TANAMAN LEGUMINOSAE

(Laporan Praktikum Bioteknologi Kehutanan)

Oleh :

Monica F Prahamesti
2014151043

JURUSAN KEHUTANAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2021
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Organisme dan lingkungan memiliki hubungan erat dan tidak terpisahkan serta
saling mempengaruhi satu sama lain. Satuan yang mencakup semua organisme di
dalam suatu daerah yang saling mempengaruhi dengan lingkungan fisiknya
sehingga arus energi mengarah ke struktur makanan, keanekaragaman biotik dan
daur bahan di dalam sistem disebut ekologi atau ekosistem. Hutan merupakan
suatu ekosistem, yaitu sebuah kawasan yang ditumbuhi oleh berbagai macam
tumbuhan yaitu pohon, anak pohon, semak, rumput dan jenis vegetasi lantai
lainnya. Hutan dapat kita temukan diberbagai daerah baik di kawasan tropis
maupun beriklim dingin, di dataran rendah dan di pegunungan (Agil, 2021).

Indonesia merupakan negara tropis yang kaya akan keanekaragaman mikro


organisme antara lain bakteri rhizobium yang dapat bersimbiosis dengan tanaman
leguminosa. Bakteri tersebut dapat dimanipulasi dan ditingkatkan peranannya,
sehingga menjadi suatu produk bioteknologi yang dapat memberikan nilai tambah
berupa peningkatan produktivitas tanaman. Adanya bakteri ini menyebabkan
terbentuknya nodul/bintil akar yang mampu memfiksasi nitrogen bebas dari udara
sehingga dapat mensuplai kebutuhan tanaman akan unsur N tersedia. Hasil
simbiosis ini mampu meningkatkan produksi hijauan tanaman (Fuskhah, 2014).

Penelitian Fuskhah et al. (1997) menunjukkan penggunaan inokulum rhizobium


20-60 g/kg benih dengan pemupukan fosfor dapat meningkatkan produksi bahan
kering centro dan juga meningkatkan aktifitas nitrogenase bintil akarnya. Namun
kondisi media tanam salin menyebabkan terganggunya fungsi fisiologis baik pada
tanaman maupun kebanyakan mikroorganisme tanah. Penelitian Fuskhah et al.,
(2003) menunjukkan bahwa tingkat salinitas yang tinggi menurunkan aktivitas
nitrogenase nodul akar kaliandra merah.

1.2 Tujuan Praktikum

Tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut

1. Untuk mengetahui apakah rhizobium itu?

2. Untuk mengetahui apakah tanaman Leguminosae itu?

3. Untuk mengetahui dimanakah rhizobium tumbuh


II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Karakteristik bakteri rhizobium

Bakteri Rhizobium adalah salah satu contoh kelompok bakteri yang mampu
menyediakan hara bagi tanaman. Apabila bersimbiosis dengan tanaman legum,
kelompok bakteri ini akan menginfeksi akar tanaman dan membentuk bintil akar
di dalamnya. Rhizobium hanya dapat memfiksasi nitrogen atmosfer bila berada di
dalam bintil akar dari mitra legumnya. Peranan Rhizobium terhadap pertumbuhan
tanaman khususnya berkaitan dengan ketersediaan nitrogen bagi tanaman
inangnya (Sari, 2015).

Bakteri Rhizobium merupakan mikroba yang mampu mengikat nitrogen bebas


yang berada di udara menjadi ammonia (NH3) yang akan diubah menjadi asam
amino yang selanjutnya menjadi senyawa nitrogen yang diperlukan tanaman
untuk tumbuh dan berkembang, sedangkan Rhizobium sendiri memperoleh
karbohidrat sebagai sumber energi dari tanaman inang (Sari, 2015).

Surtiningsih, et al. (2009) menjelaskan karakteristik bakteri Rhizobium secara


makroskopis adalah warna koloni putih susu, tidak transparan, bentuk koloni
sirkuler, konveks, semitranslusen, diameter 2 - 4 mm dalam waktu 3 - 5 hari pada
agar khamir-manitol-garam mineral. Secara mikroskopis sel bakteri Rhizobium
berbentuk batang, aerobik, Gram negatif dengan ukuran 0,5 - 0,9 x 1,2 - 3 µm,
bersifat motil pada media cair, umumnya memiliki satu flagella polar atau
subpolar. Untuk pertumbuhan optimum dibutuhkan temperatur 25 - 30°C, pH 6 -
7 (kecuali galur-galur dari tanah masam)
2.2. Potensi bakteri rhizobium

Salah satu usaha meningkatkan penambatan nitrogen adalah inokulasi


menggunakan strain Rhizobium yang sesuai dan efektif. Penelitian yang
dilakukan oleh Suharjo (2001) dalam Surtiningsih, et al. (2009) menyatakan
bahwa pemberian isolat Rhizobium dapat meningkatkan tinggi tanaman kedelai.
Selanjutnya dari hasil penelitian Kurniaty, et al. (2013) menunjukkan bahwa
inokulasi Rhizobium memberikan pengaruh yang nyata terhadap pertumbuhan
tinggi, diameter dan jumlah nodul akar bibit Kaliandra umur 5 bulan di
persemaian

Tanaman legum (kacang-kacangan) merupakan mitra yang lebih besar sedangkan


Rhizobium adalah mitra yang lebih kecil, sering disebut ‘mikrosimbion’. Apabila
bintil menua setelah suatu periode fiksasi nitrogen, mulai terjadi pembusukan
jaringan dengan membebaskan bentuk aktif Rhizobium ke dalam tanah yang
biasanya berfungsi sebagai sumber inokulum bagi tumbuh-tumbuhan budi daya
berikutnya dari spesies legum tertentu (Sari, 2015).

Bakteri Rhizobium secara umum termasuk golongan heterotrof, yaitu sumber


energinya berasal dari oksidasi senyawa-senyawa organik seperti sukrosa dan
glukosa. Dengan demikian, untuk mendapatkan senyawa organik tersebut, bakteri
membutuhkan tanaman inang. Bentuk simbiosis antara tanaman legum dengan
Rhizobium adalah simbiosis mutualisme, karena bakteri dalam bersimbiosis
menginfeksi tanaman dan tanaman menanggapinya dengan membentuk bintil
(nodul) (Sari, 2015).

2.3. Tanaman leguminosae

Leguminosae atau famili polong-polongan merupakan salah satu famili tumbuhan


dikotil yang terpenting dan terbesar. Famili ini terdiri dari berbagai bentuk
perawakan seperti pohon, perdu, semak dan herba. Daun terletak berseling atau
berhadapan, bertipe majemuk, uni atau bifoliate (Cercidoideae, Papilionideae,
umumnya Caesalpinioideae, kadang Detarioideae), paripinnate (Detarioideae),
imparipinate (Dialioideae), umumnya berdaun penumpu atau berupa duri
(Rahmanita, 2019). Banyak tumbuhan budidaya penting termasuk dalam famili
ini, dengan berbagai macam kegunaan biji, buah (polong), bunga, kulit kayu,
batang, daun, umbi, hingga akarnya digunakan manusia. Adapaun
pemanfaatannya sebagai bahan makanan, minuman, bumbu masak, zat pewarna,
pupuk hijau, pakan ternak dan bahan pengobatan dapat diproduksi. Semua
tumbuhan anggota famili ini memiliki satu kesamaan yang jelas yaitu buahnya
berupa polong.

Leguminosae pernah dikenal dengan nama Fabaceae serta Papilionaceae. Nama


yang terakhir ini kurang tepat, dan sekarang dipakai sebagai nama salah satu sub
familinya. Dalam dunia pertanian tumbuhan anggota famili ini seringkali disebut
sebagai tanaman legum (legume). Sekitar 13.000 anggota Famili Leguminosae
adalah bersifat kosmopolitan dalam distribusinya dan banyak yang merupakan
tumbuhan penting. Sekitar 90% anggota Famili Leguminosae menunjukkan
gerakan daun, tapi beberapa ada yang sangat sensitif sehingga pergerakannya
sangat cepat yaitu daunnya akan melipat dengan hitungan detik jika ada gangguan
misalnya Mimosa pudica (Kingsley, 2003).

Anggota famili ini juga dikenal karena kemampuannya mengikat (fiksasi)


nitrogen bebas langsung dari udara (tidak melalui cairan tanah) karena
bersimbiosis dengan bakteri tertentu pada akar atau batangnya. Jaringan yang
mengandung bakteri simbiotik ini biasanya menggelembung dan membentuk
bintil (Kumalasari, 2013).
III. METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan pada hari jum’at 1 oktober 2021 pukul 15.00 sampai
dengan selesai, bertempat di desa gisting, kabupaten tanggamus.

3.2 Alat dan Bahan

Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah cangkul sedangkan bahan yang
digunakan pada praktikum ini adalah tanaman Leguminosae.

3.3 Prosedur Kerja

Prosedur kerja pada praktikum ini adalah sebagai berikut :

1. Disiapkan alat- alat yang akan digunakan dalam praktikum.

2. Dicari tanaman Leguminosae.

3. Digali tanah sekitar tumbuhan dengan cangkul agar mudah untuk mencabutnya
lalu cabut tumbuhannya.

4. Diamati bintil akar yang ada pada akar tumbuhan tersebut.


IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. HASIL

Hasil dari praktikum ini adalah sebagai berikut :

Table 1. Pengamatan rhizobium pada pada tanaman

No Jenis Tumbuhan Jenis Bakteri Warna Bintil Manfaat


Inang Akar Rhizobium
Pada Inang
Tanaman
1 Kacang tanah Rhizobium sp Coklat Menambat
(Arachis hypogaea) N2
2 Putri malu (Mimosa Rhizobium sp Coklat Menambat
pudica) kemerahan N2

4.2. PEMBAHASAN

Bakteri Rhizobium hanya dapat bersimbiosis pada tumbuhan leguminosa dan


setiap spesies bakteri Rhizobium hanya efektif bersimbiosis dengan spesies
tumbuhan yang khas, dengan demikian hubungannya bersifat spesifik. Infeksi
dengan bakteri lain selalu gagal atau hanya menghasilkan sedikit bintil
(Pamungkas, 2018).

Nitrogen merupakan komponen utama penyusun asam amino yang terletak di


dalam protein sehingga nitrogen dapat berperan dalam menyediakan energi untuk
pertumbuhan tanaman. Hal ini sesuai dengan pendapat Arimurti (2000) bahwa
kemampuan Rhizobium dalam menambat nitrogen dari udara dipengaruhi oleh
besarnya bintil akar dan jumlah bintil akar (Fitriana, 2015).

Rhizobium dapat tumbuh dengan baik pada pH 5-7, namun suhu optimum
pertumbuhannya yaitu pada pH 7 dan pertumbuhan paling rendah pada pH 3.
Pada banyak spesies legume, proses nodulasinya terhambat pada tanah asam. pada
kondisi demikian dapat dikatakan ketersediaan kalsium bertanggung jawab pada
fenomena demikian ini. Dikatakan bahwa pada awal infeksi sangat sensitif
terhadap ketersediaan kalsium, sedang setelah mulai pertumbuhan nodule tidak
dipengaruhi oleh menurunnya konsentrasi kalsium. pH tanah sangat berpengaruh
terhadap pertumbuhan tanaman dan pemfiksasian N2, dan pH tanah yang baik
berkisar antara 6-7 (Sari, 2018).

Pertumbuhan bakteri rhizobium dipengaruhi oleh ketersediaan unsur hara pada


lingkungan perakaran dan tentunya akan berpengaruh pada fiksasi N2. Kelebihan
atau kekurangan unsur hara akan berdambak buruk terhadap pertumbuhan
rhizobium dan fiksasi N2 (Fitriana, 2015).
V. PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Kesimpulan dari praktikum ini adalah sebagai berikut :

1. Rhizobium adalah salah satu contoh kelompok bakteri yang mampu


menyediakan hara bagi tanaman

2. Leguminosae atau famili polong-polongan merupakan salah satu famili


tumbuhan dikotil yang terpenting dan terbesar. Famili ini terdiri dari berbagai
bentuk perawakan seperti pohon, perdu, semak dan herba.

3. Rhizobium dapat tumbuh dengan baik pada pH 5-7, namun suhu optimum
pertumbuhannya yaitu pada pH 7 dan pertumbuhan paling rendah pada pH 3.
DAFTAR PUSTAKA

Fitriana, D.A., dkk. 2015. PENGARUH DOSIS RHIZOBIUM SERTA MACAM


PUPUK KANDANG TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL
TANAMAN KACANG TANAH (Arachis hypogaea L.) VARIETAS
KANCIL. Jurnal Produksi Tanaman. 3(7) : 547-555.

Fuskhah, E., dkk. 2014. Uji Asosiasi Bakteri Rhizobium Terseleksi dengan
Leguminosa Pakan dalam Kondisi Tercekam Salin. Jurnal Agripet. 14(1) :
65-70.

Fuskhah, E., Karno, dan Kusmiyati, F., 2003. Efek Salinitas dan Pemberian
Fosfor terhadap Aktivitas Enzim Nitrogenase Nodul Akar Caliandra
Callothyrsus. Jurnal Pengembangan Peternakan Tropis. Special Edition.
ISSN. 0410-6320.

Fuskhah, E., Purbayant, E. D., Kusmiyati, F. dan Mulatsih, R. T., 1997. Efek
Inokulasi Rhizobium Sp dan Pemberian Fosfor terhadap Derajat Katalisis
Enzim Nitrogenase Nodul Akar Centrosema pubescens Benth. Majalah
Penelitian. Lambaga Penelitian Universitas Diponegoro. IX(34) : 19-25.

Kumalasari, Dyah I., Endah, D.A dan Erma, P. 2013. Pembentukan Bintil Akar
Tanaman Kedelai (Glycine max (L) Merril) dengan Perlakuan Jerami pada
Masa Inkubasi yang Berbeda. Jurnal Sains dan Matematika. 21 : 103-107.

Pamungkas, R., dan Mokhamad, I. 2018. ISOLASI BAKTERI Rhizobium DARI


TUMBUHAN LEGU. Jurnal Agroteknologi. 9(1) : 31-40.

Rahmanita, Ramadanil dan Moh. Iqbal. 2019. Jenis Tumbuhan Suku, Subfamili
Caesalpinioideae Di Areal Kampus Universitas Tadulako, Palu. Journal of
Science and Technology. 8(1) : 127-133.
Sari, R., dan Retno, P., 2015. Rhizobium: PEMANFAATANNYA SEBAGAI
BAKTERI PENAMBAT NITROGEN. Jurnal info teknis eboni. 12(1) : 51-
64.

Sari, E., Anggi, N., dkk. 2018. ISOLASI DAN KARAKTERISASI Rhizobium
DARI Glycine max L. DAN Mimosa pudica Linn. Jurnal Penelitian Biologi,
Botani, Zoologi dan Mikrobiologi. 3(2) : 55-62.

Stern, kingsley R. 2003. Introductory Plant Biology. McGraw Hill. New York.

Surtiningsih, T., Farida, dan T. Nurhariyati. 2009. Biofertilisasi Bakteri


Rhizobium pada Tanaman Kedelai (Glycine max(L) Merr.). Berk. Jurnal
Penel Hayati, 15(1) : 31–35.
LAMPIRAN
Gambar 1. Bintil akar pada putri malu

Gambar 2. Bintil akar pada kacang tanah.

Anda mungkin juga menyukai