Anda di halaman 1dari 10

ANALISIS SOSIAL EKONOMI DAERAH ALIRAN SUNGAI (TEKANAN

PENDUDUK TERHADAP LAHAN) DI KABUPATEN TULANG BAWANG


(Laporan Praktikum Pengelolaan DAS dan Konservasi Tanah & Air)

Oleh :

Monica f prahamesti
2014151043

JURUSAN KEHUTANAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2022
I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Daerah aliran sungai (DAS) adalah daerah yang dibatasi oleh punggung punggung
gunung/pegunungan dimana air hujan yang jatuh di daerah tersebut akan mengalir
menuju sungai utama pada suatu titik/stasiun yang ditinjau. Wilayah daratan
tersebut dinamakan daerah tangkapan air (DTA atau catchment area) yang
merupakan suatu ekosistem dengan unsur utamanya yang terdiri atas sumber daya
alam (tanah, air dan vegetasi) dan sumber daya manusia sebagai pemanfaat
sumber daya alam (Triatmodjo, 2008).

Pengelolaan DAS merupakan upaya manusia dalam mengatur hubungan timbal


balik antara sumberdaya alam dengan manusia di dalam DAS dan segala
aktivitasnya, agar terwujud kelestarian dan keserasian ekosistem serta
meningkatnya kemanfaatan sumberdaya alam bagi manusia secara berkelanjutan
(Jariyah, 2020).

Pengelolaan DAS dapat dilihat dari kinerjanya yaitu dari tata air, penggunaan
lahan, sosial ekonomi dan kelembagaan. Hal tersebut dapat diketahui dengan
melakukan monitoring dan evaluasi kinerja DAS (Monev DAS) (Hidayat et al.,
2014; Jariyah & Pramono, 2011; Firdaus, 2015). Monitoring dan evaluasi
(monev) DAS sendiri adalah kegiatan pengamatan dan analisis data dan fakta
yang dilakukan secara sederhana, praktis, terukur, dan mudah dipahami terhadap
kriteria dan indikator kinerja DAS dari aspek/kriteria pengelolaan lahan, tata air,
sosial, ekonomi, dan kelembagaan, sehingga “status” atau “tingkat kesehatan”
suatu DAS dapat ditentukan.
1.2.Tujuan Praktikum

Tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut


1. Menganalisis sosial ekonomi suatu DAS
2. Mengetahui tekanan penduduk di kabupaten Tulang bawang
II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian DAS

Daerah Aliran Sungai (DAS) adalah suatu wilayah daratan yang secara topografik
dibatasi oleh punggung-punggung gunung yang menampung dan menyimpan air
hujan untuk kemudian menyalurkannya ke laut melalui sungai utama. Wilayah
daratan tersebut dinamakan daerah tangkapan air (DTA atau catchment area) yang
merupakan suatu ekosistem daerah unsur utamanya terdiri atas sumberdaya alam
(tanah, air, dan vegetasi) dan sumberdaya manusia sebagai pemanfaat sumberdaya
alam (Asdak, 2010).

DAS tersusun atas beberapa komponen utama yaitu air, vegetasi, tanah dan
manusia. Semua komponen tersebut saling berinteraksi dan saling mempengaruhi
satu dengan lainnya. Dalam sistem DAS, keempat komponen tersebut saling
mempengaruhi dalam memproses air hujan untuk menghasilkan output berupa
debit. Apabila salah satu dari keempat komponen tersebut terganggu maka
komponen yang lainnya akan terpengaruh, peristiwa ini dapat mempengaruhi
besar kecilnya debit sungai (Arsyad 2010).

2.2. Aspek sosial ekonomi

Sosial Ekonomi dan Kelembagaan Kriteria sosial ekonomi dan kelembagaan DAS
didekati dengan tiga sub kriteria, yaitu tekanan penduduk terhadap lahan, tingkat
kesejahteraan masyarakat dan kelembagaan DAS. Tekanan terhadap lahan
diprediksi melalui parameter rata-rata luas lahan pertanian per keluarga petani.
Kesejahteraan penduduk diprediksi melalui parameter Persentase keluarga miskin
dalam DAS atau rata-rata tingkat pendapatan per kapita per tahun. Sedangkan
kelembagaan DAS dilihat dari kondisi keberadaan dan penegakan norma
konservasi hutan dan lahan oleh masyarakat DAS (Permenhut No 60 Tahun
2014).

2.3. Tekanan penduduk

Tekanan penduduk adalah sebuah dorongan dari desa akibat terjadinya kepadatan
penduduk yang melampaui daya dukung lahan, sehingga kebutuhan pangan tidak
tercukupi dan terjadinya kerusakan lingkungan serta bencana alam. Tekanan
penduduk pada dasarnya terjadi di daerah-daerah yang memiliki kepadatan
penduduk agraris yang besar dalam tiap-tiap km2nya dan tekanan penduduk
jarang terjadi pada daerah-daerah yang memiliki sedikit penduduk agrarisnya.
Meningkatnya pertumbuhan penduduk terhadap lahan, sementara luas lahan
terbatas menyebabkan terbatasnya pula kemampuan suatu daerah untuk
mendukung kehidupan yang disebut dengan daya dukung lahan dan keadaan ini
menyebabkan meningkatnya tekanan penduduk terhadap lahan (Soemarwoto,
1983).
III. METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1. Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilakukan pada hari Sabtu, 16 April 2022 pukul 13.00 – 15.50 WIB
di rumah masing-masing secara online melalui aplikasi Zoom Meeting yang
dipandu oleh dosen beserta asisten dosen.

3.2. Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam praktikum adalah laptop dan alat tulis. Sedangkan
bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah sumber refrensi dari berbagai
media dan juga data resmi dari situs Kabupaten Tulang Bawang.

3.3. Cara Kerja

Cara kerja pada praktikum ini adalah sebagai berikut :


1. Mencari data jumlah KK petani dan luas lahan pertanian melalui data yang
tersedia di BPS pada kabupaten yang telah ditemukan
2. melakukan perhitungan tekanan penduduk dengan melakukan pembagian
jumlah luas lahan pertanian dengan jumlah KK petani.
3. menentukan milai, kelas dan sector dari hasil perhitungan.
.
DAFTAR PUSTAKA

Asdak, Chay. 2010. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Air Sungai. Gadjah
Mada University Press. Yogyakarta.

Hidayat, L., Susanto, S., Sudira, P., & Jayadi, R. 2014. Penilaian Kinerja
Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Berbasis Model Hidrologi Elementer
Kasus : Daerah Tangkapan Air Waduk Mrica. JURNAL AGRITECH. 34(3) :
337–346.

Jariyah, N.A. 2020. ANALISIS ASPEK SOSIAL EKONOMI UNTUK


MENDUKUNG PENGELOLAAN DAS MOYO, KABUPATEN
SUMBAWA, NUSA TENGGARA BARAT). Jurnal faloak. 4(2) : 95-114.

Peraturan Mentri Kehutanan Nomor 60 Tahun 2014 tentang Kriteria Penetapan


Klasifikasi Daerah Aliran Sungai.

Soemarwoto, Otto. 1983. Ekologi Lingkungan Hidup dan Pembangunan.


Djambatan. Bandung.

Anda mungkin juga menyukai