Anda di halaman 1dari 16

PROBLEMATIKA REKAYASA BUDIDAYA TANAMAN

HASIL OBSERVASI LAPANGAN

TANAMAN TUMPANG SARI LAHAN SURJAN

Disusun oleh :
1. Mohammad Zaini (20170210143)
2. Dwi Antapurba (20170210145)
3. Nafi Akhlisa Fiqri (20170210146)
4. Mutiara Indah Lestari (20170210147)

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2018

1
I. KASUS

Pak Suyahman adalah seorang petani yang memiliki lahan sistem surjan di daerah
Bulurejo dengan luas lahan yang dimiliki 500 m x 3 m, beliau menanam dengan
sistem polikutur kemangi dan cabai. Sebelum melakukan penanaman beliau
melakukan pengolahan lahan dengan membajak menggunakan traktor karena
sebelumnya lahan digunakan untuk tanaman bawang merah, ketika selesai tanam Pak
Suyahman melakukan pemeliharaan tanaman hanya sesuai keinginannya dan
beberapa waktu kemudian Kemangi yang di tanam terkena penyakit jamur yang
mengakibatkan menjadi layu dan cabai terkena penyakit bulai daun, sehingga
menyebabkan produktivitas panennya menurun. Upaya apakah yang harus dilakukan
agar tanaman pak Suyahman yang terkena penyakit dapat diatasi sehingga
produktivitas panen pak Suyahman tersebut dapat mengalami peningkatan?

II. IDENTIFIKASI KASUS

1. Persiapan lahan yang dilakukan untuk menanam kemangi dan cabai

2. Pemeliharaan tanaman yang dilakukan pak Suyahman tidak mengacu terhadap


GAP (Good Agriculture Practice)

3. Penanggulangan penyakit layu fusarium pada kemangi dan bulai daun pada cabai.

1
III. TINJAUAN PUSTAKA

A. KEMANGI
Tanaman herba ini awalnya diperkenalkan di India dan sekarang telah
menyebar di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Di setiap kemangi memiliki nama
khusus. Kemangi dikenal dengan nama daerah Saraung (Sunda), Lampes (Jawa
Tengah), Kemangeh (Madura), Uku-uku (Bali), Lufe-lufe (Ternate), Hairy Basil
(Inggris) (Voight, 1995).
Kemangi (Ocimum sanctum) adalah spesies basil yang paling terbesar di
seluruh dunia, baik dalam bentuk segar ataupun untuk produksi minyak esensial.
Diantara genus Ocimum L., kemangi merupakan salah satu spesies yang menarik
karena aroma dan rasanya. Herbal ini digunakan oleh orang Asia sebagai obat dan
bahan masakan dari generasi ke generasi. Minyak dari tumbuhan ini juga digunakan
secara luas pada industri farmasi dan industri parfum (Kicel, 2005). Tanaman
kemangi tumbuh dengan baik dari dataran rendah sampai dataran tinggi. Kemampuan
kemangi untuk beradaptasi di berbagai ketinggian menyebabkan tanaman ini mudah
dibudidayakan di berbagai topografi (Voight, 1995).
Kemangi merupakan tanaman semak semusim dengan tinggi 30-150 cm,
batangnya berkayu, segi empat, beralur, bercabang, dan memiliki bulu berwarna
hijau. Daunnya tunggal dan berwarana hijau, bersilang, berbentuk bulat telur,
ujungnya runcing, pangkal tumpul, tepi bergerigi, dan pertulangan daun menyirip.
Bunga majemuk berbentuk tandan memiliki bulu tangkai pendek berwana hijau,
mahkota bunga berbentuk bulat telur dengan warna keunguan. Buah berbentuk kotak
dan berwarna coklat tua, bijinya berukuran kecil, tiap buah terdiri dari empat biji
yang berwarna hitam, akarnya tunggang dan berwarna putih kotor (Depkes RI, 2001).

Sebelum menanam cabai hendaknya tanah digarap lebih dahulu, supaya


tanah-tanah yang padat bisa menjadi longgar, sehingga pertukaran udara di dalam
tanah menjadi baik, gas-gas oksigen dapat masuk ke dalam tanah, gas-gas yang

2
meracuni akar tanaman dapat teroksidasi, dan asam-asam dapat keluar dari
tanah. Selain itu, dengan longgarnya tanah maka akar tanaman dapat bergerak
dengan bebas meyerap zat-zat makanan di dalamnya (Anonim, 1992).

1. Penyakit Yang Menyerang Tanaman Kemangi Pak Suyahman

Gambar 1. Peyakit layu fusarium pada kemangi (Fusarium oxysporum)

Layu karena jamur/fungi yaitu Fusarium oxysporum merupakan salah satu


jenis jamur/fungi yang dapat menyebabkan layu pada tanaman. Karakteristik
jamur ini adalah:

a. Fusarium oxysporum menghasilkan spora untuk berkembangbiak. Sporanya


ada dua macam, yaitu mikrokonidia dan makrokonidia. Mikrokonidianya
bersel satu, tidak berwarna, bentuk lonjong atau bulat telur. Makrokonidianya
berbentuk bulat sabit, tidak berwarna, bersekat dua atau tiga. Biasanya di
bagian pangkal batang bawah akan terlihat miselium jamur berwarna putih.

b. Cendawan biasanya menyerang bagian akar dan batang tanaman,


mengakibatkan rusaknya terhambatnya pembuluh kayu, hal ini akan
mengganggu pengangkutan air sehingga mengakibatkan kelayuan secara
keseluruhan pada tanaman.

c. Toksin dan enzim yang dihasilkan oleh jamur ini dapat mengganggu
fermeabilitas membran plasma sel tanaman dan merusak dinding sel
pembuluh kayu akibatnya fungsi pembuluh kayu menjadi terganggu.

3
d. Cendawan ini merupakan patogen tanah (soil inhabitant), dan dapat bertahan
hidup dalam tanah lebih dari 10 tahun tanpa tanaman inang, dalam bentuk
klamidospora. Tanah yang sudah terinfeksi sukar dibebaskan kembali dari
jamur ini

e. Cendawan masuk ke dalam jaringan akar atau batang melalui luka-luka


karena pemindahan bibit, karena pembumbunan atau luka karena serangga
atau nematoda, selain itu juga dapat masuk melalui ujung akar. Jamur
berkembang sebentar dalam jaringan parenkim, lalu menetap dan berkembang
dalam berkas pembuluh.

f. Cendawan dapat disebarkan oleh percikan-percikan air hujan, air irigasi yang
membawa tanah terinfeksi dan benih terinfeksi.

B. CABAI

Tanaman cabai (Capsicum annum L) berasal dari dunia tropika dan subtropika
Benua Amerika, khususnya Colombia, Amerika Selatan, dan terus menyebar ke
Amerika Latin. Bukti budidaya cabai pertama kali ditemukan dalam tapak galian
sejarah Peru dan sisaan biji yang telah berumur lebih dari 5000 tahun SM didalam
gua di Tehuacan, Meksiko. Penyebaran cabai ke seluruh dunia termasuk negara-
negara di Asia, seperti Indonesia dilakukan oleh pedagang Spanyol dan Portugis
(Dermawan, 2010).
Cabai merupakan tanaman perdu dari famili terong-terongan yang memiliki
nama ilmiah Capsicumsp. Cabai berasal dari benua Amerika tepatnya daerah Peru
dan menyebar ke negara-negara benua Amerika, Eropa dan Asia termasuk Negara
Indonesia. Cabai mengandung kapsaisin, dihidrokapsaisin, vitamin (A, C), damar, zat
warna kapsantin, karoten, kapsarubin, zeasantin, kriptosantin, clan lutein. Selain itu,
juga mengandung mineral, seperti zat besi, kalium, kalsium, fosfor, dan niasin. Zat
aktif kapsaisin berkhasiat sebagai stimulan. Jika seseorang mengonsumsi kapsaisin
terlalu banyak akan mengakibatkan rasa terbakar di mulut dan keluarnya air

4
mata.Selain kapsaisin, cabai juga mengandung kapsisidin. Khasiatnya untuk
memperlancar sekresi asam lambung dan mencegah infeksi sistem pencernaan. Unsur
lain di dalam cabai adalah kapsikol yang dimanfaatkan untuk mengurangi pegal-
pegal, sakit gigi, sesak nafas, dan gatal-gatal.
Cabai atau lombok termasuk dalam suku terong-terongan (Solanaceae) dan
merupakan tanaman yang mudah ditanam di dataran rendah ataupun di dataran tinggi.
Tanaman cabai banyak mengandung vitamin A dan vitamin C serta mengandung
minyak atsiri capsaicin, yang menyebabkan rasa pedas dan memberikan kehangatan
panas bila digunakan untuk rempah-rempah (bumbu dapur). Cabai dapat ditanam
dengan mudah sehingga bisa dipakai untuk kebutuhan sehari-hari tanpa harus
membelinya di pasar ( Harpenas, 2010).
Sebelum menanam cabai hendaknya tanah digarap lebih dahulu, supaya
tanah-tanah yang padat bisa menjadi longgar, sehingga pertukaran udara di dalam
tanah menjadi baik, gas-gas oksigen dapat masuk ke dalam tanah, gas-gas yang
meracuni akar tanaman dapat teroksidasi, dan asam-asam dapat keluar dari
tanah. Selain itu, dengan longgarnya tanah maka akar tanaman dapat bergerak
dengan bebas meyerap zat-zat makanan di dalamnya (Anonim, 1992).

1. Penyakit bulai daun yang menyerang tanaman cabai Pak Suyahman

Penyakit virus kuning (Pepper Yellow Leaf Curl Virus– Bulai) yang umum
disebut penyakit bulai cabai disebabkan oleh virus Gemini. Patogen juga
dapat menyerang tanaman tomat serta tanaman lain yang termasuk dalam
Solanaceae dan Cucurbitaceae. Penyakit ditularkan melalui vektor kutu
kebul (Bemicia tabaci). Kerusakan yang ditimbulkan sangat Vervariasi,

5
tergantung kondisi lokasi pertanaman dan stadia tanaman saat Terinfeksi.
Semakin awal tanaman terinfeksi virus, semakin besar kehilangan hasil yang
disebabkannya. Gejala yang timbul pada cabai besar berupa menguningnya
daun tanaman, daun mengecil dan keriting, tanaman menjadi kerdil, bunga
rontok yang berakibat tanaman tidak menghasilkan buah. Pada cabai rawit
gejala yang timbul adalah menguningnya seluruh daun dan tanaman dapat
menjadi kerdil bila infeksi terjadi sejak awal pertumbuhan tanaman,
sehingga tanaman bisa tidak menghasilkan (gagal panen).

6
IV. ANALISIS KASUS

A. Persiapan Lahan Yang Dilakukan Untuk Menanam Kemangi Dan Cabai

Pembersihan lahan yang dilakukan Pak Suyahman biasanya menggunakan


racun, pestisida (Gramason dan rundap) dengan cara di semprotkan pada gulma
yang ada pada lahanya dan pada saat semua gulma kering maka dilakukan
pegolahan tanah dengan cara di bajak menggunakan traktor dan dibuat bedengan
lalu diberikan pupuk dasar kotoran sapi dan di tunggu sampai 15 hari.

Setelah selesai pengolahan lahan maka di buat ditanami dengan melubangi


menggunakan jari dengan Jarak tanam 30 cm2 (cabai) dan 40x25cm (kemangi),
jarak Antar gundukam 50cm, Waktu tanam Cabai sore kemarau.

B. Pemeliharaan Tanaman Yang Dilakukan Pak Suyahman Tidak Mengacu


Terhadap Gap (Good Agriculture Practice)

Pengairan 1 minggu 2x dengan menggunakan desel yang di alirkan kelahan


dan dilakukan penyemprotan pada tanaman pada waktu pagi atau sore, setelah
melakukan penanaman pada hari ke-10 maka diberikan Pemupukan Za
dosis1tanaman 1 sendok teh (10gram)/tanaman dengan banyak tanaman 2400 dalam
1 lahan. dan tiap 1 minggu 1x diberi 1 sedok Za / tanaman dan pupuk Hydro (warna
ijo). Pupuk Za dicairkan untuk pemupukan selanjutnya diantara umur tanaman 1
bulan dengan cara disemprot dengan Dosis pupuk 250gr (1gegam dicairkan kemudian
disiram). 25 bedeng (kondisi irit) dicaitkan karna ingin irit/sedang hemat2.

Gulma yang ada pada tanaman cabai dan kemangi dibersihkan secara manual
dengan di cabut menggunakan tanagan pada saat Pak Suyahman ada di lahan gulma-
gulma tersebut berupa yaitu: Rumput, Bayam dan Jamur Hama, dan hama yang ada
pada tanaman cabai dan kemangi berupa Nyamuk ijo, Ulat daun cabai (Semprot

7
pestisida), Penyakit kuning bulai pada cabai tidak bisa di atasi menurut Pak
Suyahman akan tetapi dilakun penyemprotan peptisida, kemangi layu akibat jamur
pengendaliannya fungisida (amistartop)

C. Penanggulangan Penyakit layu Pada Kemangi Dan Bulai Daun Pada Cabai

Penyakit kuning bulai pada cabai tidak bisa di atasi menurut Pak Suyahman
akan tetapi dilakukan penyemprotan peptisida dan penyakit layu pada kemangi yang
menurutnya akibat jamur beliau pengendaliannya menngunakan fungisida yang
berupa (amistartop) ternyata ketika kelompok kami memperhatikan ternyata
kemangi tersebut terkena panyakit layu fusarium (Fusarium oxysporum).

8
V. PENYELESAIAN KASUS

A. Persiapan lahan yang dilakukan untuk menanam kemangi dan cabai

a. Pengolahan tanah

1. Pengolahan tanah di cangkul atau dibajak sampai hancur dan kemudian


dibuat bedengan memanjang .
2. Ratakan permukaan bedengan tadi sesudah itu buatlah lubang - lubang
berjarak 50 cm x 60 cm berbaris – baris untuk tanaman kemangi.
Sedangkan untuk tanaman cabai berjarak 70 cm2
3. masukkan pupuk kandang ke dalam lubang tadi 7 hari sebelum bibit
kemangi dipindahkan.
4. Usahakan bedengan - bedengan jangan terlindung oleh pohon - pohonan
rindang sebab tanaman kemangi dan cabai memerlukan tempat yang
terbuka.

b. Penanaman

Setelah bibit kemangi di persemaian berumur 1 bulan dicabut dan


ditanam pada lubang-lubang yang tersedia sedangkan cabai tumbuh kecambah
saat umur1 minggu dari penyemaian dan dapat di pindah ke laha ketika umur
3 minggu samapai 1 bulan untuk mendapatkan pertumbuhan yang baik,
sebelum penanaman disiram terlebih dahulu agar lubang lunak d an mudah
ditanami.

B. Pemeliharaan Tanaman Yang sesuai Gap (Good Agriculture Practice)

a. Penyiraman dan pemangkasan

9
Penyiraman dilakukan pada waktu pagi atau sore 0.5 L/ tanaman setiap
hari, untuk tanaman kemangi diperlukan pemangkasan pada saat mucul bunga
karena untuk mendapatkan hasil yang berkualitas unggul kita harus terlebih
dahulu membuang hasil yang berkualitas buruk atau tidak baik jadi hasil yang
akan kita dapat akan memuaskan atau mengutungkan.

Tanaman cabai tidak perlu adanya pemangkasan tetapi memerlukan


penyiraman yang cukup baik sebanyak 0.3 L/tanaman/hari sesuai
kebutuhannya pada musim kering akan tetapi Sistem terbaik dengan
melakukan penggenangan di sela bedengan/gondokan dua minggu sekali
sehingga air dapat meresap ke perakaran.

b. Pemupukan.

Kemangi perlu mendapat tambahan pupuk yang banyak mengandung


nitrogen, sepeni Urea. Unsur ini penting untuk merangsang pertumbuhan daun
kemangi secara terus-menerus. Pemupukan pertama dilakukan saat tanaman
berumur 3 minggu. Pemupukan kedua saat tanaman berumur 5 minggu. Setiap
kali memetik, berikan 3 g pupuk nitrogen per tanaman. Kebutuhan pupuk
Urea untuk tanaman kemangi ialah 150 kg/ha.

Sedangkan pemupukan tanaman caba diberikan pada 10-14 hari sekali.


Pupuk daun yang sesuai misalnya Complesal special tonic. Untuk bunga dan
buah dapat diberikan pupuk kemiral red pada umur 35 HST. Pemupukan dapat
juga melalui akar. Campuran 24, urea, TSP, KCL dengan perbandingan
1:1:1:1 dengan dosis 10 gr/tanaman. Pemupukan dilakukan dengan cara
ditugal atau dicukil tanah diantara dua tanaman dalam satu baris. Pemupukan
cara ini dilaksanakan pada umur 50-65 HST dan pada umur 90-115 HST.

C. Penanggulangan OPT Kemangi Dan Cabai

1. Gulma

10
Gulma yang ada pada tanaman cabai dan kemangi dapat diatasi saat
penyiangan oleh Pak Suyahman dengan cara mencabut menggunakann
tangan

2. Penyakit Layu Pada Kemangi Dan Bulai Daun Pada Cabai

a. Cara mengatasi layu fusarium (Fusarium oxysporum) pada kemangi

Penyelesaian untuk mengatasi layu fusarium pada tanaman kemangi


ialah dengan penggunaan fungisida, berdasarkan hasil wawancara kami
dengan Pak Karyanto, petani kemangi menggunakan fungisida dari Nasa,
berjenis Natural Glio. Natural Glio mampu menghancurkan inokulum
sumber infeksi penyakit tanaman, mencegah sumber infeksi penyakit
menyebar kembali dengan kolonisasi tanah oleh Natural GLIO, mampu
melindungi perkecambahan biji dan akar-akaran tanaman dari sumber infeksi
penyakit, aman terhadap lingkungan, manusia dan hewan.

Natural GLIO bersifat Hiperparasit terhadap pathogen penyakit


tanaman, sehingga terjadi persaingan tempat hidup dan nutrisi. Natural
GLIO kandungannya bisa mengeluarkan zat antibiotik yaitu Gliovorin dan
Viridin yang akan mematikan pathogen penyebab penyakit tanaman dan
Natural Glio ini akan berkembang terus mengkolonisasi melindungi tanaman
dari gangguan pathogen.

b. Penyakit Bulai Daun Pada Cabai

Penyelesaianya untuk mengatasi penyakit bulai pada cabai, antara lain :

11
 Menanam varietas cabe yang tahan akan virus gemini. maksudnya tanaman
yang memiliki ketahanan secara genetik terhadap serangan virus gemini, sehingga
tanaman tidak mudah terjangkit penyakit bulai. Tanaman dapat diperoleh dari hasil
persilangan berkali-kali hingga didapat bibit unggul.

 Pemberian pupuk dasar yang kompleks dan seimbang.

 Menyemprotkan insektisida berbahan aktif abamektin atau dimetoat secara


berkala. Penyemprotan sebaiknya dilakukan sore hari saat hama thrips dan aphids
muncul kepermukaan.

 Pengunaan mulsa agar dapat memantulkan cahaya matahari dan menakuti


aphids serta thrips di siang hari.

 Melakukan rotasi tanam (pergiliran tanam) untuk membatasi siklus hidup


virus gemini

 Menyemprotkan antivirus tanaman berbahan hidroksibenzoat diawal tanam


guna meningkatkan daya tahan tanaman terhadap serangan virus.

12
KESIMPULAN

1. Persiapan lahan yang dilakukan untuk menanam kemangi dan cabai


meliputi Pengolahan tanah menggunakan cangkul dan penanaman
dengan bibit persemaian yang berumur 1 bulan

2. Pemeliharaan Tanaman Yang sesuai Gap (Good Agriculture Practice)


mulai darip penyirama, pemangkasan dan pemupukan.

3. Penanggulangan OPT Kemangi Dan Cabai dapat dilakukan pada


gulma diatasi dengan cara mencabut menggunakann tangan

4. Penyakit Layu Pada Kemangi ialah dengan menggunakan fungisida


dari Nasa, berjenis Natural Glio dan untuk bulai pada cabai diatasi
dengan menanam cabai dengan varietas yang tahan dengan bulai serta
pemeliharaan yang maksimal.

13
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 1992. Petunjuk Praktis Bertanam Sayuran. Kanisius. Yogyakarta

Depkes RI. Profil kesehatan Indonesia 2001 Menuju Indonesia sehat 2010. Jakarta:
Departemen Kesehatan RI. 2002:40

Djarwaningsih, T.1984. Jenis-jenis Cabai di Indonesia, dalam Penelitian Peningkatan


Pendayagunaan Sumber Daya Alam, hlm 232-235.

Harpenas, Asep & R. Dermawan. 2010.Budidaya Cabai unggul. Penebar Swadaya.


Jakarta.

Hewindati, Yuni Tri dkk. 2006. Hortikultura. Universitas Terbuka. Jakarta.

Kicel, 2005. Jenis kandungan kimia yang terkandung dalam kemangi. UGM Press,
Yogyakarta.
Rismunandar. 1983. Bertanam Sayur – sayuran. Terate. Bandung

Sunaryono, H., dan Rismunandar. 1984. Kunci Bercocok Tanam Sayur-sayuran


Penting Di Indonesia. CV. Sinar Baru. Bandung.

Tjahjadi, Nur. 1991. Bertanam Cabai. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.

Voigt, R., 1995, Buku Pelajaran Teknologi farmasi, Diterjemahkan oleh Soendani N.
S., UGM Press, Yogyakarta.
https://www.scribd.com/doc/296498832/makalah-tentang-tanaman-kemangi

14
LAMPIRAN

15

Anda mungkin juga menyukai