Disusun oleh :
1. Mohammad Zaini (20170210143)
2. Dwi Antapurba (20170210145)
3. Nafi Akhlisa Fiqri (20170210146)
4. Mutiara Indah Lestari (20170210147)
1
I. KASUS
Pak Suyahman adalah seorang petani yang memiliki lahan sistem surjan di daerah
Bulurejo dengan luas lahan yang dimiliki 500 m x 3 m, beliau menanam dengan
sistem polikutur kemangi dan cabai. Sebelum melakukan penanaman beliau
melakukan pengolahan lahan dengan membajak menggunakan traktor karena
sebelumnya lahan digunakan untuk tanaman bawang merah, ketika selesai tanam Pak
Suyahman melakukan pemeliharaan tanaman hanya sesuai keinginannya dan
beberapa waktu kemudian Kemangi yang di tanam terkena penyakit jamur yang
mengakibatkan menjadi layu dan cabai terkena penyakit bulai daun, sehingga
menyebabkan produktivitas panennya menurun. Upaya apakah yang harus dilakukan
agar tanaman pak Suyahman yang terkena penyakit dapat diatasi sehingga
produktivitas panen pak Suyahman tersebut dapat mengalami peningkatan?
3. Penanggulangan penyakit layu fusarium pada kemangi dan bulai daun pada cabai.
1
III. TINJAUAN PUSTAKA
A. KEMANGI
Tanaman herba ini awalnya diperkenalkan di India dan sekarang telah
menyebar di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Di setiap kemangi memiliki nama
khusus. Kemangi dikenal dengan nama daerah Saraung (Sunda), Lampes (Jawa
Tengah), Kemangeh (Madura), Uku-uku (Bali), Lufe-lufe (Ternate), Hairy Basil
(Inggris) (Voight, 1995).
Kemangi (Ocimum sanctum) adalah spesies basil yang paling terbesar di
seluruh dunia, baik dalam bentuk segar ataupun untuk produksi minyak esensial.
Diantara genus Ocimum L., kemangi merupakan salah satu spesies yang menarik
karena aroma dan rasanya. Herbal ini digunakan oleh orang Asia sebagai obat dan
bahan masakan dari generasi ke generasi. Minyak dari tumbuhan ini juga digunakan
secara luas pada industri farmasi dan industri parfum (Kicel, 2005). Tanaman
kemangi tumbuh dengan baik dari dataran rendah sampai dataran tinggi. Kemampuan
kemangi untuk beradaptasi di berbagai ketinggian menyebabkan tanaman ini mudah
dibudidayakan di berbagai topografi (Voight, 1995).
Kemangi merupakan tanaman semak semusim dengan tinggi 30-150 cm,
batangnya berkayu, segi empat, beralur, bercabang, dan memiliki bulu berwarna
hijau. Daunnya tunggal dan berwarana hijau, bersilang, berbentuk bulat telur,
ujungnya runcing, pangkal tumpul, tepi bergerigi, dan pertulangan daun menyirip.
Bunga majemuk berbentuk tandan memiliki bulu tangkai pendek berwana hijau,
mahkota bunga berbentuk bulat telur dengan warna keunguan. Buah berbentuk kotak
dan berwarna coklat tua, bijinya berukuran kecil, tiap buah terdiri dari empat biji
yang berwarna hitam, akarnya tunggang dan berwarna putih kotor (Depkes RI, 2001).
2
meracuni akar tanaman dapat teroksidasi, dan asam-asam dapat keluar dari
tanah. Selain itu, dengan longgarnya tanah maka akar tanaman dapat bergerak
dengan bebas meyerap zat-zat makanan di dalamnya (Anonim, 1992).
c. Toksin dan enzim yang dihasilkan oleh jamur ini dapat mengganggu
fermeabilitas membran plasma sel tanaman dan merusak dinding sel
pembuluh kayu akibatnya fungsi pembuluh kayu menjadi terganggu.
3
d. Cendawan ini merupakan patogen tanah (soil inhabitant), dan dapat bertahan
hidup dalam tanah lebih dari 10 tahun tanpa tanaman inang, dalam bentuk
klamidospora. Tanah yang sudah terinfeksi sukar dibebaskan kembali dari
jamur ini
f. Cendawan dapat disebarkan oleh percikan-percikan air hujan, air irigasi yang
membawa tanah terinfeksi dan benih terinfeksi.
B. CABAI
Tanaman cabai (Capsicum annum L) berasal dari dunia tropika dan subtropika
Benua Amerika, khususnya Colombia, Amerika Selatan, dan terus menyebar ke
Amerika Latin. Bukti budidaya cabai pertama kali ditemukan dalam tapak galian
sejarah Peru dan sisaan biji yang telah berumur lebih dari 5000 tahun SM didalam
gua di Tehuacan, Meksiko. Penyebaran cabai ke seluruh dunia termasuk negara-
negara di Asia, seperti Indonesia dilakukan oleh pedagang Spanyol dan Portugis
(Dermawan, 2010).
Cabai merupakan tanaman perdu dari famili terong-terongan yang memiliki
nama ilmiah Capsicumsp. Cabai berasal dari benua Amerika tepatnya daerah Peru
dan menyebar ke negara-negara benua Amerika, Eropa dan Asia termasuk Negara
Indonesia. Cabai mengandung kapsaisin, dihidrokapsaisin, vitamin (A, C), damar, zat
warna kapsantin, karoten, kapsarubin, zeasantin, kriptosantin, clan lutein. Selain itu,
juga mengandung mineral, seperti zat besi, kalium, kalsium, fosfor, dan niasin. Zat
aktif kapsaisin berkhasiat sebagai stimulan. Jika seseorang mengonsumsi kapsaisin
terlalu banyak akan mengakibatkan rasa terbakar di mulut dan keluarnya air
4
mata.Selain kapsaisin, cabai juga mengandung kapsisidin. Khasiatnya untuk
memperlancar sekresi asam lambung dan mencegah infeksi sistem pencernaan. Unsur
lain di dalam cabai adalah kapsikol yang dimanfaatkan untuk mengurangi pegal-
pegal, sakit gigi, sesak nafas, dan gatal-gatal.
Cabai atau lombok termasuk dalam suku terong-terongan (Solanaceae) dan
merupakan tanaman yang mudah ditanam di dataran rendah ataupun di dataran tinggi.
Tanaman cabai banyak mengandung vitamin A dan vitamin C serta mengandung
minyak atsiri capsaicin, yang menyebabkan rasa pedas dan memberikan kehangatan
panas bila digunakan untuk rempah-rempah (bumbu dapur). Cabai dapat ditanam
dengan mudah sehingga bisa dipakai untuk kebutuhan sehari-hari tanpa harus
membelinya di pasar ( Harpenas, 2010).
Sebelum menanam cabai hendaknya tanah digarap lebih dahulu, supaya
tanah-tanah yang padat bisa menjadi longgar, sehingga pertukaran udara di dalam
tanah menjadi baik, gas-gas oksigen dapat masuk ke dalam tanah, gas-gas yang
meracuni akar tanaman dapat teroksidasi, dan asam-asam dapat keluar dari
tanah. Selain itu, dengan longgarnya tanah maka akar tanaman dapat bergerak
dengan bebas meyerap zat-zat makanan di dalamnya (Anonim, 1992).
Penyakit virus kuning (Pepper Yellow Leaf Curl Virus– Bulai) yang umum
disebut penyakit bulai cabai disebabkan oleh virus Gemini. Patogen juga
dapat menyerang tanaman tomat serta tanaman lain yang termasuk dalam
Solanaceae dan Cucurbitaceae. Penyakit ditularkan melalui vektor kutu
kebul (Bemicia tabaci). Kerusakan yang ditimbulkan sangat Vervariasi,
5
tergantung kondisi lokasi pertanaman dan stadia tanaman saat Terinfeksi.
Semakin awal tanaman terinfeksi virus, semakin besar kehilangan hasil yang
disebabkannya. Gejala yang timbul pada cabai besar berupa menguningnya
daun tanaman, daun mengecil dan keriting, tanaman menjadi kerdil, bunga
rontok yang berakibat tanaman tidak menghasilkan buah. Pada cabai rawit
gejala yang timbul adalah menguningnya seluruh daun dan tanaman dapat
menjadi kerdil bila infeksi terjadi sejak awal pertumbuhan tanaman,
sehingga tanaman bisa tidak menghasilkan (gagal panen).
6
IV. ANALISIS KASUS
Gulma yang ada pada tanaman cabai dan kemangi dibersihkan secara manual
dengan di cabut menggunakan tanagan pada saat Pak Suyahman ada di lahan gulma-
gulma tersebut berupa yaitu: Rumput, Bayam dan Jamur Hama, dan hama yang ada
pada tanaman cabai dan kemangi berupa Nyamuk ijo, Ulat daun cabai (Semprot
7
pestisida), Penyakit kuning bulai pada cabai tidak bisa di atasi menurut Pak
Suyahman akan tetapi dilakun penyemprotan peptisida, kemangi layu akibat jamur
pengendaliannya fungisida (amistartop)
C. Penanggulangan Penyakit layu Pada Kemangi Dan Bulai Daun Pada Cabai
Penyakit kuning bulai pada cabai tidak bisa di atasi menurut Pak Suyahman
akan tetapi dilakukan penyemprotan peptisida dan penyakit layu pada kemangi yang
menurutnya akibat jamur beliau pengendaliannya menngunakan fungisida yang
berupa (amistartop) ternyata ketika kelompok kami memperhatikan ternyata
kemangi tersebut terkena panyakit layu fusarium (Fusarium oxysporum).
8
V. PENYELESAIAN KASUS
a. Pengolahan tanah
b. Penanaman
9
Penyiraman dilakukan pada waktu pagi atau sore 0.5 L/ tanaman setiap
hari, untuk tanaman kemangi diperlukan pemangkasan pada saat mucul bunga
karena untuk mendapatkan hasil yang berkualitas unggul kita harus terlebih
dahulu membuang hasil yang berkualitas buruk atau tidak baik jadi hasil yang
akan kita dapat akan memuaskan atau mengutungkan.
b. Pemupukan.
1. Gulma
10
Gulma yang ada pada tanaman cabai dan kemangi dapat diatasi saat
penyiangan oleh Pak Suyahman dengan cara mencabut menggunakann
tangan
11
Menanam varietas cabe yang tahan akan virus gemini. maksudnya tanaman
yang memiliki ketahanan secara genetik terhadap serangan virus gemini, sehingga
tanaman tidak mudah terjangkit penyakit bulai. Tanaman dapat diperoleh dari hasil
persilangan berkali-kali hingga didapat bibit unggul.
12
KESIMPULAN
13
DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI. Profil kesehatan Indonesia 2001 Menuju Indonesia sehat 2010. Jakarta:
Departemen Kesehatan RI. 2002:40
Kicel, 2005. Jenis kandungan kimia yang terkandung dalam kemangi. UGM Press,
Yogyakarta.
Rismunandar. 1983. Bertanam Sayur – sayuran. Terate. Bandung
Voigt, R., 1995, Buku Pelajaran Teknologi farmasi, Diterjemahkan oleh Soendani N.
S., UGM Press, Yogyakarta.
https://www.scribd.com/doc/296498832/makalah-tentang-tanaman-kemangi
14
LAMPIRAN
15