Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH PROBLEMATIKA REKAYASA BUDIDAYA TANAMAN

(PASCA PANEN)

PENANGANAN PASCA PANEN KOMODITAS

WORTEL(Daucus carota L.)

Oleh :
Kelompok 5
Ananda Elmanisa Ramadhani – 20180210117
Muhammad Naufal Fadhillah – 20180210118
Sefa Falahudin – 20180210122
Dyah Rahmawati Suseno – 20180210128
Ratna Andriani – 20180210140

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2019
A. Kasus

Bapak Suwarno yang berasal dari Boyolali berjualan di Pasar Sentral Gamping yang
terletak di Jalan Wates KM 5, Ambarketawang, Gamping, Sleman. Setiap hari ia mengangkut
berbagaihasil panen yang berasal dari Magelang khususnya di daerah Lereng Merbabu
termasuk komoditas wortel. Penanganan pascapanen wortel yang dilakukan Bapak Suwarno
dimulai dengan pembersihan manual menggunakan tangan atau sikat, pencucian dengan air,
dan dimasukan ke dalam keranjang dengan berat 30 kg lalu diangkut menggunakan mobil
pick up bersama dengan komoditas lainnya. Pengangkutan dilakukan siang hari sekitar jam
12 dengan perjalanan 1,5 jam. Pada proses pengangkutan terlihat terjadi kerusakan fisik,
terdapat bagian yang pecah dan lebam pada wortel, di musim penghujan ini wortel seringkali
mengalami pembusukan, dalam waktu 2 hari. Agar wortel tidak mengalami penurunan
kualitas bahkan busuk pada saat proses pemasaran ke konsumen. bagaimana cara penanganan
pascapanen yang baik untuk wortel?

B. Tinjauan Pustaka

Wortel (Daucus carota L.) merupakan tumbuhan jenis sayuran umbi yang biasanya
berwarna kuning kemerahan atau jingga kekuningan dengan tekstur serupa kayu (Malasari
2005). Bagian yang dapat dimakan dari wortel adalah bagian umbi atau akarnya. Cadangan
makanan tanaman ini disimpan di dalam umbi. Kulit umbi wortel tipis dan jika dimakan
mentah terasa renyah dan agak manis (Makmun 2007). Wortel merupakan tanaman khas
dataran tinggi dengan ketinggian 1.200- 1.500 m dpl untuk pertumbuhan terbaiknya. Suhu
yang cocok untuk tanaman ini sekitar 22-24°C dengan kelembaban dan sinar matahari yang
cukup. Persyaratan tanah yang sesuai untuk tanaman ini yaitu subur, gembur dan banyak
mengandung humus, tata udara dan tata airnya berjalan baik (tidak menggenang). Wortel
dapat tumbuh baik pada pH antara 5,5-6,5 dan untuk hasil optimal diperlukan pH 6,0-6,8.
Keunggulan tanaman ini adalah tanaman ini dapat ditanam sepanjang tahun,baik pada musim
kemarau maupun musim hujan. Batangnya pendek dan berakar tunggang yang fungsinya
berubah menjadi bulat dan memanjang. Namun, suhu udara tetap perlu diperhatikan, karena
jika suhu udara terlalu tinggi seringkali menyebabkan umbi kecil-kecil dan berwarna pucat
atau kusam, sedangkan jika suhu udara terlalu rendah maka umbi yang terbentuk adalah
panjang kecil (Mulyahati, 2005).

2
Dalam taksonomi tumbuhan, wortel diklasifikasikan sebagai berikut:

1. Kingdom : Plantae
2. Divisi : Spermatophyta
3. Sub-Divisi :Angiospermae
4. Klas :Dicotyledonae
5. Ordo :Umbelliferales
6. Famili : Umbelliferae (Apiaceae)
7. Genus :Daucus
8. Spesies : Daucus carrotaL.

Nama Inggris wortel adalah carrot dan memiliki beberapa cultivar, diantaranya
adalah kuroda, pusaka, ideal, red judy, dan red sky ( Susila, Anas. D, 2006 ).
1. Pemanenan Wortel
a. Umur Panen
Ciri-ciri tanaman wortel sudah saatnya dipanen adalah sebagai berikut:
 Tanaman wortel dapat dipenen setelah berumur ± 3 bulan sejak sebar
benih atau tergantung varietasnya. Varietas ideal pemanenan pada
umur 100-120 hari setelah tanam.
 Ukuran umbi telah maksimal dan tidak terlalu tua. Panen yang terlalu
tua dapat menyebabkan umbi menjadi keras dan berkatu, sehingga
kualitasnya rendah atau tidak laku dipasarkan. Demikian pula panen
terlalu awal hanya akan menghasilkan umbi berukuran kecil-kecil,
sehingga produksinya menurun.

Berikut ini adalah kriteria wortel yang dipanen umur muda atau “Baby
Carrot” dapat dilakukan dengan kriteria sebagai berikut:
 Umur panen sekitar 50-60 hari setelah tanam.
 Ukuran umbi sebesar ibu jari tangan, panjangnya antara 6-10 cm dan
diameternya sekitar 1-2 cm.
b. Waktu Pemanenan
Menurut (Cahyono, 2006), waktu panen wortel dalam hari (pagi, siang,
atau sore) berpengaruh terhadap kualitas umbi yang dipanen. Waktu yang baik

3
untuk melakukan pemanenan adalah pada pagi hari antara pukul 07.00–10.00
atau pada sore hari antara pukul 15.00–18.00, pada saat cuaca cerah atau tidak
hujan. Air hujan yang membasahi umbi wortel akan menyebabkan wortel
cepat rusak.
c. Teknik Pemanenan
Menurut (Hanum, 2008), cara pemanenan wortel dilakukan dengan
mencabut umbi beserta akarnya. Tanah sebaiknya digemburkan terlebih
dahulu, hal ini bertujuan untuk memudahkan pencabutan wortel. Tanaman
yang baik dan dipelihara secara intensif dapat menghasilkan umbi antara 20-
30 ton/hektar.
2. Masalah Yang Muncul Saat PascapanenWortel
Penanganan pascapanen adalah tahapan kegiatan sejak pemanenan hingga siap
dipasarkan dilanjutkan. Periode setelah panen memiliki batasan waktu yang singkat,
yaitu selama cadangan makanan masih cukup mampu mendukung proses
metabolisme seperti respirasi. Proses penanganan pasca panen meliputi proses grading
dan sortasi, pembersihan, trimming dan pengemasan.
Dalam penanganan panen dan pascapanen produk hortikultura memerlukan
waktu yang lama untuk sampai ketangan konsumen, sehingga dalam waktu
penanganan ini dapat terjadi kerusakan yang disebabkan oleh berbagai faktor. Berikut
ini faktor yang menyebabkan kerusakan pada saat pasca panen.
a. Kerusakan Fisik
Kerusakan fisik adalah kerusakan yang terjadi karena perlakuan-
perlakuan fisik. Buah mempunyai kandungan air antara 80-95% sehingga
sangat rentan terhadap kerusakan fisik. Kerusakan fisik dapat terjadi pada
seluruh tahapan, mulai dari kegiatan sebelum panen, pemanenan,
penanganan, grading, pengemasan, transportasi, penyimpanan, dan
pemasaran. Kerusakan yang umum terjadi adalah memar, terpotong,
adanya tusukan tusukan, bagian yang pecah, lecet dan abrasi. Kerusakan
fisik juga memacu kerusakan baik fisiologis maupun patologis (serangan
mikroorganisme pembusuk).
b. Gangguan Patologis
Gangguan patologis adalah gangguan yang disebabkan oleh
mikroorganisme seperti jamur dan bakteri. Sayuran dan buah banyak

4
mengandung air dan nutrisi yang sangat baik untuk pertumbuhan
mikroorganisme. Menurut (Hanum, 2008) adanya mikroorganisme
pembusuk pada buah dan sayuran adalah merupakan faktor pembatas
utama di dalam memperpanjang masa simpan buah dan sayuran.
Mikroorganisme pembusuk yang menyebabkan susut pasca panen buah
dan sayuran secara umum disebabkan oleh jamur dan bakteri. Infeksi awal
dapat terjadi selama pertumbuhan dan perkembangan produk tersebut
masih dilapangan akibat adanya kerusakan mekanis selama operasi
pemanenan, atau melalui kerusakan fisiologis akibat dari kondisi
penyimpanan yang tidak baik. Pembusukan pada buah-buahan umumnya
sebagai akibat infeksi jamur sedangkan pada sayur-sayuran lebih banyak
diakibatkan oleh bakteri.
c. Pengaruh Buruk Lingkungan
Suhu adalah faktor sangat penting yang paling berpengaruh terhadap
laju kemunduran dari komoditi pascapanen. Setiap peningkatan 10oC laju
kemunduran meningkat dua sampai tiga kali. Komoditi yang dihadapkan
pada suhu yang tidak sesuai dengan suhu penyimpanan optimal,
menyebabkan terjadinya berbagai kerusakan fisiologis. Suhu juga
berpengaruh terhadap peningkatan produksi etilen, penurunan O2 dan
peningkatan CO2 yang berakibat buruk terhadap komoditi.
Perkecambahan spora dan laju pertumbuhan mikroorganisme lainnya
sangat dipengaruhi oleh suhu.

C. Analisis Masalah
Dari kasus yang dilihat, didapatkan analisis masalah berupa waktu pengiriman,
macam komoditas saat pengiriman dan pendistribusian.

1. Waktu pengiriman
Waktupengiriman dari petani ke pasar yaitu pada siang hari di jam 12 dan
sampai ke pasar jam 2 siang, dimana waktu tersebut tidak cocok untuk komoditas apa
pun, karena kualitas tanaman hortikultura bergantung pada suhu sekitar, semakin
tinggi suhu maka semakin tinggi laju respirasi yang terjadisehingga kualitas produk
akan menurun.
2. Macam komoditas saat pengiriman

5
Saat pengangkutan banyak terjadi kerusakan mekanis berupa memar, retak
atau pecah. Hal tersebut dikarenakan dalam sekali pengangkutan terdapat beberapa
komoditas dengan ukuran yang berbeda.
3. Pendistribusian
Hal yang seharusnya diperhatikan saat pendistrbusian salah satunya adalah
pengemasan perkomoditas, dikarenakan dalam satu kendaraan mengangkut berbagai
macam komoditas dengan ukuran dan kemasan yang berbeda sehingga
mengakibatkan adanya jarak antar komoditas. Jarak antar komoditas tersebut
mengakibatkan adanya benturan atau gesekan yang terjadi saat pengiriman, disamping
itu semua komoditas tidak ditutupi sehingga terpapar sinar matahari langsung yang
mengakibatkan naiknya suhu dan meningkatnya laju respirasi yang menyebabkan
penurunan kualitas produk.

D. Penyelesaian Masalah
Hal yang dapat dilakukan untuk menyelesaikan masalah penanganan pasca panen
komoditas wortel yaitu:

1. Pengubahan Waktu Pengiriman


Waktu pengiriman terjadi pada jam 12 dan sampai ke pasar pada jam 2 siang,
waktu tersebut bisa meningkatkan suhu produk sehingga laju respirasi menignkat dan
bisa menurunkan kualitas produk. Penyelesaian yang bisa dilakukan dengan
mengubah waktu pengiriman menjadi dini hari sekitar jam 2 sampai 5 pagi hari,
karena saat waktu tersebut suhu lingkungan terbilang rendah, sehingga bisa menekan
laju repirasi yang terjadi, dan bisa mempertahankan kualitas produk.
2. Penggunaan Komoditas Yang Sama
Memar yang terjadi diakibatkan oleh gesekan antar komoditas yang berbeda,
sehingga kualitas produk menurun dan tidak bisa dipasarkan. Penyelesaian yang bisa
dilakukan adalah mengangkut komoditas yang sama dalam satu kendaraan untuk
meminimalisir benturan atau gesekan antar komoditas, dan bila komoditas yang
diangkut sama, maka ukuran dari kemasan dan komoditas sama maka penyimpanan
dalam kendaraan lebih tertata rapi.
3. Pengemasan Saat Pendistribusi
Pengemasan saat pendistribusian menjadi masalah dalam pendistribuasian dari
petani ke pasar, karena komoditas yang diangkut berbeda maka ukuran kemasan nya

6
pun beda. Kemasan yang berbeda itulah yang menyebabkan luka memar, gesek dan
lebam, disamping itu masalah saat pendistribusian yang lain adalah produk tidak
dilindungi, sehingga produk terkena sinar matahari langsung. Penyelesaian masalah
yang bisa dilakukan dengan pemberian koran diatas anyaman bambu sebagai wadah
untuk wortel tersebut, agar wortel tidak terluka karena anyaman bambu yang tajam.
Penyelesaian yang lain dengan mengisi tempat kosong diantara wadah wortel, agar
wadah wortel tidak berguncang saat pendistribusian. Penyelesaian yang lain dengan
memberi perlindungan diatas produk saat pendistribusian, bisa dengan pemberian
terpal, atau dengan kertas koran disetiap wadah agar suhu produk bisa terjaga.

E. Kesimpulan
Berdasarkan kasus yang telah dianalisis, maka dapat diambil kesimpulan bahwa
untuk meningkatkan produktifitas dan untuk mengurangi kerusakan fisik yaitu
denganpengubahan waktu pengiriman yaitu pada dini hari sekitas jam 2 sampai jam 5
pagi. Pada saat pengankutan dilakukan dengan komoditas yang sama dalam satu
kendaraan untuk meminimalisir benturan, gesekan, dan memar antar komoditas.
Selain itu juga pada pengemasan bisa dilakukan dengan pemberian koran diatas
anyaman bambu sebagai wadah untuk wortel dan saat pendistribusian bisa ditutupi
dengan terpal.

7
F. Daftar Pustaka

Malasari. 2005. Sifat Fisik dan Organoleptik nugget Ayam dengan Penambahan Wortel
(Daucus carota L.) [skripsi]. Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor.
Makmun C. 2007. Wortel Komoditas Ekspor yang Gampang Dibudidayakan.
Hortikultura: 32.
Mulyahati, A. 2005. Saluran tataniaga wortel di kawasan Agropolitan Cianjur [skripsi].
Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
Susila, Anas D. 2006. Panduan Budidaya Tanaman Sayuran. Bogor : IPB Bogor.
Cahyono. 2006. Analisis Ekonomi dan Teknik Bercocok Tanam Sayuran.
Yogyakarta: Kanisius.
Hanum, C. 2008. Teknik Budidaya Tanaman. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional.

8
LAMPIRAN

UKURAN TIDAK
Luka Fisik SERAGAM

Luka Fisik Pengemasan

Pendistribusian

Anda mungkin juga menyukai