Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM TFPB

BIOTEKNOLOGI PROTEKSI: BIOPESTISIDA


Fakultas Pertanian UMY
Semester Genap Tahun 2019/2020

ACARA II : Aplikasi Jamur untuk Biopestisida

I. IDENTITAS MAHASISWA
Nama : Sefa Falahudin
No. Mahasiswa : 20180210122
Golongan : C1
Kelompok :3
Hari/Tanggal : Selasa, 30 Juni 2020
II. TUJUAN
1. Menguji efektifitas inokulum jamur Metarrhizium sp., pada medium beras,
jagung, dedak dan bekatul sebagai Biopestisida, untuk mengendalikan hama
Kumbang Badak, yang ditunjukkan dengan nilai mortalitas dan efikasinya.
2. Menguji efektifitas inokulum jamur Beauveria bassiana, pada medium beras,
jagung, dedak dan bekatul sebagai Biopestisida, untuk mengendalikan hama
Wereng, yang ditunjukkan dengan nilai mortalitas dan efikasinya.

III. ALAT DAN BAHAN

Alat : Bahan :
 Gelas Ukur  Inokulum B. bassiana
 Timbangan  Inokulum Metharrhizium sp.
 Cawan Petri  Larva Kumbang Badak
 Sprayer  Wereng
 Gelas Beaker
IV. CARA KERJA (Bahannya metharizium, beuveria, target kumbang badak
(langsung), wereng(dipadi)
A. Bioassay Inokulum jamur Metharrizium sp. pada Kumbang Badak

Inokulum jamur larutan diremas - remas


metarhizium 20g ditimbang Dilarutkan dalam 100 ml hingga jamur terpisah dari
dengan dimasukkan ke kain air, diamkan 15 menit media, diamkan selama 1
kasa yang diikat jam hingga mengendap.

Diaplikasikan langsung ke Nozzle diatur dengan setting


Ditambahkan 1% deterjen
hama larva Kumbang Badak paling lembut(embun)

B. Bioassay Inokulum jamur Beauveria bassiana pada Wereng

Inokulum jamur Beauveria larutan diremas - remas


bassiana 20g ditimbang Dilarutkan dalam 100 ml air, hingga jamur terpisah dari
dengan dimasukkan ke kain diamkan 15 menit media, diamkan selama 1 jam
kasa yang diikat hingga mengendap.

Diaplikasikan langsung ke Nozzle diatur dengan setting


Ditambahkan 1% deterjen
hama wereng paling lembut(embun)
V. HASIL PENGAMATAN

A. Hasil Bioassay inokulum jamur Metarhizium sp.–Kumbang badak

B. Efektifitas inokulum jamur Beauveria bassiana pada Wereng


1. Data hasil pengamatan jumlah hama yg mati dan hidup :
Total ulat yang diuji: 10 ekor

Metarhizium dg Ul Hari 1 Hari 2 Hari 3 Hari 4 Hari 5 Hari 6 Hari 7 Jumlah


KumbangBadak M H M H M H M H M H M H M H M H
Media Beras 1  1 9 1 1 0 1 0
 0 0  2  8  4  6  7  3  8 2 0 0
2  1 7 3 8 2 8 2
 0 0  1  9  2 8   4  6  5  5
3  1 8 2 9 1 9 1
 0 0  2  8  3  7  4  6  6  4
K  1  1  1  1  1 0 1 1 9 1 9
 0 0  0 0  0 0  0 0  0 0 0

Media Jagung 1  1  1 1 0 1 0 1 0
 0 0  2  8  5  5  8  1 0 0 0 0 0
2  1 1 0 1 0 1 0
 0 0  2  8  4  6  7  3  9 1 0 0 0
3  1 8 2 9 1 9 1
 0 0  2  8  3  7  5  5  7  3
K  1  1  1  1  1 0 1 0 10 0 1
 0 0  0 0  0 0  0 0  0 0 0 0

Media Dedak 1  1 7 3 7 3 7 3
 0 0  1  9  2 8   4  6  5  5
2  1 7 3 8 2 8 2
 0 0  1  9  2 8   4  6  5  5
3  1 8 2 9 1 9 1
 0 0  2  8  3  7  4  6  6  4
K  1  1  1  1 1 9 2 8 2 8
 0 0  0 0  0 0  0 0  1  9

Media Bekatul 1  1 8 2 8 2 8 2
 0 0  1  9  2 8   4  6  5  5
2  1 8 2 9 1 9 1
 0 0  2  8  3  7  5  5  7 3
3  1 7 3 8 2 8 2
 0 0  1  9  2 8   4  6  5  5
K  1  1  1  1  1 1 9 1 9 1 9
 0 0  0 0  0 0  0 0  0 0
Ket: (M) Mati; (H) Hidup; (K) Kontrol
Beauveria sp. Ul Hari 1 Hari 2 Hari 3 Hari 4 Jumlah
dg Wereng M H M H M H M H M H
Media Beras 1  0  10  2  8  8  1 10 0 10 0
2  0  10  2  8  7  3 10 0 10 0
3  0  10  2  8  5  5 9 1 9 1
K  0  10  0  10  0  10 0 10 0 10
Media Jagung 1  0  10  2  8  7  3 10 0 10 0
2  0  10  1  9  4  6 8 2 8 2
3  0  10  2  8  4  6 9 1 9 1
K  0  10  0  10  0  10 1 9 1 9
Media Dedak 1  0  10  1  9  4  6 7 3 7 3
2  0  10  1  9  4  6 8 2 8 2
3  0  10  2  8  4  6 9 1 9 1
K  0  10  0  10  0  10 2 8 2 8
Media Bekatul 1  0  10  1  9  4  6 8 2 8 2
2  0  10  2  8  5  5 9 1 9 1
3  0  10  1  9  4  6 8 2 8 2
K  0  10  0  10  0  10 1 9 1 9
Ket: (M) Mati; (H) Hidup; (K) Kontrol

2. Rumus :
Mortalitas (%) Kecepatan Kematian Efikasi (%)
(Ekor/hari)
b V= Ca−Ta
x 100 % EI = x 100 %
a T 1 N 1+T 2 N 2+ T 3 N 3+ … .TnNn Ca
Keterangan : n Keterangan :
b : Jumlah seragga mati Keterangan : EI : Efikasi Inokulum
a : Jumlah serangga yang V : Kecepatan kematian Ta: Jumlah hama target yg
digunakan (10) T : Waktu pengamatan hidup dalam toples
N : Jumlah serangga yang perlakuan sesudah
Mati aplikasi pada hari ke-5
n : Jumlah serangga yang Ca: Jumlah hama target yang
diujikan (10) hidup dalam toples
kontrol sesudah aplikasi
pada hari ke-5

3. Perhitungan :

a. Kumbang Badak diinfeksi Metarhizium sp. (Medium Dedak)


1) Mortalitas
 Ulangan 1
= b/a x 100%
= 7/10 x 100%
= 0.7 x 100%
= 70%
 Ulangan 2
= b/a x 100%
= 8/10 x 100%
= 0.8 x 100%
= 80%
 Ulangan 3
= b/a x 100%
= 9/10 x 100%
= 0.9 x 100%
= 90%
 Rata-rata
= U1 + U2 + U3 / 3
= 70% + 80% + 90% / 3
= 80%

2) Kecepatan Kematian
 Ulangan 1
T 1 N 1+T 2 N 2+ T 2 N 2+… . TnNn
V=
n
1 X 0+ 2 x 1+3 x 1+ 4 x 2+ 5 x 1+6 x 2+7 x 0
=
10
0+2+3+8+ 5+ 12+ 0
=
10
=3
 Ulangan 2
T 1 N 1+T 2 N 2+ T 2 N 2+… . TnNn
V=
n
1 x 0+2 x 1+3 x 1+4 x 2+5 x 1+6 x 2+7 x 1
=
10
0+2+3+8+ 5+ 12+ 7
=
10
= 3,7
 Ulangan 3
T 1 N 1+T 2 N 2+ T 2 N 2+… . TnNn
V=
n
1 x 0+2 x 2+3 x 1+4 x 1+5 x 2+6 x 2+7 x 1
=
10
0+4 +3+ 4+10+12+7
=
10

=4
 Rata-rata
= U1 + U2 + U3 / 3
= 3+3.7+4/3
= 3,57

3) Efikasi
 Ulangan 1
Ca−Ta
EI = x 100 %
Ca
9−5
= x 100 %
9
= 44,44%
 Ulangan 2
Ca−Ta
EI = x 100 %
Ca
9−5
= x 100 %
9
= 44,44%
 Ulangan 3
Ca−Ta
EI = x 100 %
Ca
9−4
= x 100 %
9
= 55,55%
 Rata-rata
= U1+U2+U3/3
= 44.44%+44.44%+55.55%/3
= 48.14%

b. Wereng diinfeksi Beauveria sp. sesuai rumusnya


1) Mortalitas
 Ulangan 1
= b/a x 100%
= 7/10 x 100%
= 0.7 x 100%
= 70%

 Ulangan 2
= b/a x 100%
= 8/10 x 100%
= 0.8 x 100%
= 80%
 Ulangan 3
= b/a x 100%
= 9/10 x 100%
= 0.9 x 100%
= 90%
 Rata-rata
= U1 + U2 + U3 / 3
= 70% + 80% + 90% / 3
= 80%

2) Kecepatan Kematian
 Ulangan 1
T 1 N 1+T 2 N 2+ T 2 N 2+… . TnNn
V=
n
1 X 0+ 2 x 1+3 x 3+4 x 4
=
10
0+2+9+16
=
10
= 2,7
 Ulangan 2
T 1 N 1+T 2 N 2+ T 2 N 2+… . TnNn
V=
n
1 x 0+2 x 1+3 x 3+ 4 x 4
=
10
0+2+9+16
=
10
= 2,7
 Ulangan 3
T 1 N 1+T 2 N 2+ T 2 N 2+… . TnNn
V=
n
1 x 0+2 x 2+3 x 2+ 4 x 5
=
10
0+4 +6+20
=
10

=3
 Rata-rata
= U1 + U2 + U3 / 3
= 2,7+2,7+3/3
= 2,8

3) Efikasi
 Ulangan 1
Ca−Ta
EI = x 100 %
Ca
8−3
= x 100 %
8
= 62,5%
 Ulangan 2
Ca−Ta
EI = x 100 %
Ca
8−2
= x 100 %
8
= 75%
 Ulangan 3
Ca−Ta
EI = x 100 %
Ca
8−1
= x 100 %
8
= 87,5%

 Rata-rata
= U1+U2+U3/3
= 62,5%+75%+87,5%/3
= 75%

Hasil perhitungan dicantumkan pada tabel ini :

Aplikasi Rata-Rata

Metarhizium sp. dg Mortalitas (%) Kecepatan  Efikasi (%)


Kumbang Badak Kematian (ekor/hr)
Beras 90 3,9 63,33
Jagung 96,6 3,7 86,7
Dedak 80 3,57 48.14
Bekatul 83,33 3,7 56,66
Beauveria sp. dg Wereng      
Beras 96,67 3 96,67
Jagung 90 2,9 88,9
Dedak 80 2,7 75
Bekatul 83,33 2,8 81,47

C. PEMBAHASAN
A. Efektifitas Inokulum jamur Metharrizium sp. pada media beras, jagung, dedak,
bekatul untuk mengendalikan Larva Kumbang Badak.

Metarhizium adalah salah satu jamur patogen serangga yang dikenal sebagai
jamur green muscardine karena mempunyai konidia (spora) berwarna hijau.
Metharrizium mempunyai miselium yang bersekat koniia bersel satu berwarna hialin
dan berbentuk bulat, konidia berukuran Panjang 4-7 µm dan lebar 1,43-3,3 µm.
Selain dipengaruhi oleh lingkungan, keefektifan jamur Metharrizium juga
dipengaruhi oleh media pertumbuhannya. Jamur Metharrizium memerlukan media
dengan kandungan gula/glukosa dan protein yang tinggi [ CITATION IGA17 \l 1033 ].

Metharrizium menyerang Oryctes rhinoceros dengan menginfeksi dan


menimbulkan penyakit. Jamur Metharrizium masuk melalui kulit, maka larva instar
ketiga lebih rentan karena aktif bergerak. Jamur Metharrizium menyebabkan
kematian larva paling tinggi sampai 4 minggu setelah infeksi yaitu sebesar 63,09%.
Setelah 6 minggu infeksi semua larva mengalami kematian [ CITATION Agu05 \l 1033 ].

Perbanyakan massal dapat dilakukan dengan menggunakan media buatan yang


berisi nutrisi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan Metarhizium sp. Media dedak,
beras, serbuk gergaji dan sekam padi. dapat digunakan sebagai media perbanyakan
Metarhizium sp. Pemilihan media yang digunakan sangat menentukan keberhasilan
perbanyakan dan pengendalian hama di lapangan[ CITATION Dew17 \l 1033 ].

1. Mortalitas (%)

Mortalitas merupakan persentase jumlah kematian larva setelah


diaplikasikan dengan jamur Metharizium[ CITATION Agu05 \l 1033 ]. Untuk
menghitung motalitas dengan cara menghitung larva kumbang badak yang
mati setelah aplikasi dan dihitung pada hari terakhir pengamatan.

Dari hasil perhotungan mortalitas dapat diketahui bahwa persentasi


mortalitas pada perlakuan media jagung yaitu sebesar 96,6% adalah paling
tinggi. Sedangkan pada media dedak menghasilkan persentase mortalitas
paling rendah yaitu sebesar 80%. Hal ini membuktikan bahwa media jagung
adalah media paling baik untuk pertumbuhan jamur Metharrizium.

Jamur yang mempunyai viabilitas dan jumlah spora yang tinggi akan
memberikan persentase mortalitas paling tinggi. Hal ini dikarenakan spora
berkecambah dan dengan mudah melakukan penetrasi ke dalam tubuh
serangga yang akhirnya menyebabkan kematian terhadap larva [ CITATION
Agu05 \l 1033 ].

Tingginya persentase mortalitas pada media jagung dikarenakan jagung


sendiri memiliki kandungan nutrisi sebagai berikut ; Kalori 361 kal, Protein 9
gram, Lemak 4,50 gram, Karbohidrat 72 gram, Air 13,50%, Serat 2,70%, Ca 9
mg, P 380 mg dan Fe 4,60 mg. Jamur Metharrizium membutuhkan substrat
dengan kandungan protein dan gula yang tinggi hal tersebut berkaitan dengan
bertahannya viabilitas konidia dan kemampuan membunuh inangnya
[ CITATION Bud16 \l 1033 ].

2. Kecepatan Kematian (ekor/hr)

Pengamatan untuk mengetahui kecepatan kematian larva O. rhinoceros


dilakukan perhitungan dari hari pertama sampai hari terakhir pengamatan.
Dari hasil perhitungan kecepatan kematian menunjukan pada perlakuan media
beras menghasilkan kecepatan kematian tertinggi yaitu 3.9 (ekor/hari).
Sedangkan media dedak menghasilkan kecepatan kematian terendah yaitu
3.57 (ekor/hari).

Kecepatan kematian tidak lepas dari kemampuan jamur untuk


mempenetrasi larva yang dipengaruhi oleh kemampuan jamur untuk tumbuh
dan berkembang membentuk miselia [ CITATION Agu05 \l 1033 ]. Tingginya
kecepatan kematian pada media beras dikarenakan beras memiliki kandungan
amilopektin dan protein yang terdapat pada media beras dapat merangsang
Metharrizium menghasilkan enzim khinitase, peningkatan enzim khinitase
dapat mendegradasi kutikula dan kitin serangga sehingga serangga lebih
mudah mati [ CITATION NiS12 \l 1033 ].
3. Efikasi (%)

Efikasi merupakan uji kemampuan jamur Metharrizium yang digunakan


untuk mengendalikan larva kumbang badak dengan cara membandingkannya
dengan control. Semakin tinggi persentase efikasi menunjukan bahwa
semakin efektif jamur tersebut [ CITATION Agu05 \l 1033 ].

Dari hasil perhitungan efikasi menunjukan pada perlakuan media jagung


menghasilkan efikasi tertinggi yaitu 86,7%. Sedangkan media dedak
menghasilkan persentase efikasi terendah yaitu 48.14%. Tingginya efikasi
pada media jagung disebabkan media jagung memiliki kandungan protein
yang tinggi [ CITATION Bud16 \l 1033 ].

B. Efektifitas Inokulum jamur Beauveria bassiana pada media beras, jagung, dedak,
bekatul untuk mengendalikan Wereng

Jamur Beauveria bassiana adalah cendawan mikroskopik dengan struktur


somatic berbentuk benang-benang halus (hifa septal), spora dan hifanya tidak
berpigmen atau hialin. Kumpulan spora (miselium) berwarna putih dengan ukuran
spora hanya sekita 2-3 mikron [ CITATION TPu18 \l 1033 ].

Media merupakan tempat yang digunakan mikroorganisme untuk tumbuh dan


berkembang. Untuk mempercepat pertumbuhan mikroorganisme bisa digunakan
media alternatif. Dengan pertimbangan bahwa kandungan nutrisi dalam beras jagung,
bekatul dan kompos mampu digunakan oleh APH (Agensi Pengendali Hayati)
sehingga dapat mendukung pertumbuhan APH dan tidak menurunkan potensinya
sebagai APH [ CITATION Nia16 \l 1033 ].
1. Mortalitas (%)
Mortalitas merupakan persentase jumlah kematian larva setelah diaplikasikan
dengan jamur B. bassiana[ CITATION Agu05 \l 1033 ]. Untuk menghitung motalitas
dengan cara menghitung wereng yang mati setelah aplikasi dan dihitung pada hari
terakhir pengamatan.

Dari hasil perhotungan mortalitas dapat diketahui bahwa persentasi mortalitas


pada perlakuan media beras yaitu sebesar 96,67% adalah paling tinggi. Sedangkan
pada media dedak menghasilkan persentase mortalitas paling rendah yaitu sebesar
80%. Hal tersebut dikarenakan beras media yang efektif digunakan pertumbuhan
jamur B. bassiana [ CITATION Bud16 \l 1033 ]. Selain itu beras juga mengandung
beberapa nutrisi seperti protein, karbohidrat, asam nukleat dan lipid. Karbohidrat
yang terkandung dalam beras mencapai 75-90%. Apabila melalui pemanasan
dengan dikukus, maka karbohidrat yang terkandung didalamnya akan pecah
menjadi senyawa sederhana amilopektin dan glukosa. Kandungan amilopektin
dan protein yang terdapat pada media beras dapat merangsang B. bassiana
menghasilkan enzim khinitase, peningkatan enzim khinitase dapat mendegradasi
kutikula dan kitin serangga sehingga serangga lebih mudah mati [ CITATION
NiS12 \l 1033 ].

2. Kecepatan Kematian (ekor/hari)

Pengamatan untuk mengetahui kecepatan kematian hama wereng dilakukan


perhitungan dari hari pertama sampai hari terakhir pengamatan. Dari hasil
perhitungan kecepatan kematian menunjukan pada perlakuan media beras
menghasilkan kecepatan kematian tertinggi yaitu 3 (ekor/hari). Sedangkan media
dedak menghasilkan kecepatan kematian terendah yaitu 2.7 (ekor/hari).

Kecepatan kematian tidak lepas dari kemampuan jamur untuk mempenetrasi


larva yang dipengaruhi oleh kemampuan jamur untuk tumbuh dan berkembang
membentuk miselia [ CITATION Agu05 \l 1033 ]. Tingginya kecepatan kematian pada
media beras dikarenakan beras memiliki kandungan amilopektin dan protein yang
terdapat pada media beras dapat merangsang B. bassiana menghasilkan enzim
khinitase, peningkatan enzim khinitase dapat mendegradasi kutikula dan kitin
serangga sehingga serangga lebih mudah mati [ CITATION NiS12 \l 1033 ].

3. Efikasi (%)

Efikasi merupakan uji kemampuan jamur B.bassiana yang digunakan untuk


mengendalikan hama wereng dengan cara membandingkannya dengan control.
Semakin tinggi persentase efikasi menunjukan bahwa semakin efektif jamur
tersebut [ CITATION Agu05 \l 1033 ].

Dari hasil perhitungan efikasi menunjukan pada perlakuan media beras


menghasilkan efikasi tertinggi yaitu 96,67%. Sedangkan media dedak
menghasilkan persentase efikasi terendah yaitu 75%. Tingginya efikasi pada
media beras dikarenakan beras memiliki kandungan amilopektin dan protein yang
terdapat pada media beras dapat merangsang B. bassiana menghasilkan enzim
khinitase, peningkatan enzim khinitase dapat mendegradasi kutikula dan kitin
serangga sehingga serangga lebih mudah mati [ CITATION NiS12 \l 1033 ].

C. Bandingkan efektifitas jamur Metharrizium sp.dg jamur Beauveria bassiana pada


media yang sama.

Dilihat dari hasil sidik ragam rerata, efektifitas jamur Meharrizium dan Beauveria
bassiana disetiap media tidak terlalu signifikan atau tidak berbedanyata. Perbedaanya
hanya terletak pada hasil yang tertingginya, dimana pada media beras jamur Beauveria
bassiana mendapatkan mortalitas, kecepatan kematian dan efikasi tertinggi. Hal tersebut
dikarenakan media beras sangat sesuai untuk berkembangan jamur B. bassiana [ CITATION
Far09 \l 1033 ]. Selain itu juga dikarenakan beras memiliki kandungan amilopektin dan
protein yang terdapat pada media beras dapat merangsang B. bassiana menghasilkan
enzim khinitase, peningkatan enzim khinitase dapat mendegradasi kutikula dan kitin
serangga sehingga serangga lebih mudah mati [ CITATION NiS12 \l 1033 ].
Dari data tersebut dapat diketahui bahwa efektifitas jamur entomopatogen selain
dipengaruhi oleh lingkungan dipengaruhi juga kandungan nutrisi media perbanyakannya
semakin tersediannya nutrisi yang dibutuhkan oleh jamur tersebut maka semakin tinggi
efektifitasnya.

D. KESIMPULAN

Dari hasil yang diperoleh dapat simpulkan bahwa :

1) Uji efektifitas inokulum jamur Metarrhizium sp., pada medium beras, jagung,
dedak dan bekatul sebagai Biopestisida, untuk mengendalikan hama Kumbang
Badak, dapat diketahui bahwa inoculum pada media jagung mendapatkan
efektivitas paling tinggi yaitu; mortalitas 96,6%, kecepatan kematian 3,7
(ekor/hari) dan efikasi 86,7%. Hal tersebut dikarenakan media jagung mengandun
nutrisi yang sesuai untuk pertumbuhan jamur Metarrhizium.
2) Uji efektifitas inokulum jamur Beauveria bassiana, pada medium beras, jagung,
dedak dan bekatul sebagai Biopestisida, untuk mengendalikan hama Wereng,
dapat diketahui bahwa inoculum pada media beras mendapatkan efektivitas paling
tinggi yaitu; mortalitas 96,67%, kecepatan kematian 3 (ekor/hari) dan efikasi
96,67%. Hal tersebut dikarenakan media jagung mengandun nutrisi yang sesuai
untuk pertumbuhan jamur B. bassiana.

DAFTAR PUSTAKA

INDRAYANI, I. (2017). POTENSI JAMUR Metarhizium anisopliae (METSCH.) SOROKIN UNTUK


PENGENDALIAN SECARA HAYATI HAMA URET TEBU Lepidiota stigma
(COLEOPTERA: SCARABAEIDAE) . Perspektif, 24 - 32 .

Ni Siluh Putu Nuryanti, L. W. (2012). PENAMBAHAN BEBERAPA JENIS BAHAN NUTRISI PADA
MEDIA PERBANYAKAN UNTUK MENINGKATKAN VIRULENSI BEAUVERIA
BASSIANA TERHADAP HAMA WALANG SANGIT. J. HPT Tropika, 64 – 70.

Nia Rulinggar P. M, T. M. (2016). FORMULASI Streptomyces sp. DAN Trichoderma sp. BERBAHAN
DASAR MEDIA BERAS JAGUNG, BEKATUL DAN KOMPOS. Plumula, 30-38.

Novianti, D. ( 2017). EFEKTIVITAS BEBERAPA MEDIA UNTUK PERBANYAKAN JAMUR


Metarhizium anisopliae. Sainmatika, 81-88.
Nurwibawanto, B. R. (2016). KUALITAS CENDAWAN Metarhizium anisopliae (Metsch) PADA
BERBAGAI MEDIA DAN LAMA PENYIMPANAN TERHADAP Tenebrio molitor. JEMBER:
(Skripsi). PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS
JEMBER.

Octriana, F. I. (2009). TEKNIK PENGUJIAN EFEKTIVITAS JAMUR ENTOMOPATOGEN Beauveria


bassianaPADA MEDIA PEMBAWA SUBSTRAT BERAS DAN JAGUNG UNTUK
MENGENDALIKANLALAT BUAH SEMILAPANG. Buletin Teknik Pertanian, 62-64.

Prabowo, A. A. (2005). PENGENDALIAN HAMA KELAPA LARVA KUMBANG BADAK (Oryctes


rhinoceros L.) INSTAR III DENGAN Metharhizium anisopliae, Metch. YANG
DITUMBUHKAN PADA BERBAGAI MACAM DEDAK GANDUM. Planta tropika, 23-28.

T. Purwaningsih, B. A. (2018). Efektifitas aplikasi Beauveria bassiana sebagai upaya pengendalian


wereng batang coklat dan walang sangit pada tanaman padi di Desa Campursari Kecamatan Bulu
Kabupaten Temanggung. J. Agro Complex , 12-18.

Yogyakarta, 6 Juli 2020

Asisten, Praktikan,

(Irham Luthfi) (Sefa Falahudin)

Anda mungkin juga menyukai