Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM TFPB

BIOTEKNOLOGI PROTEKSI: BIOPESTISIDA


Fakultas Pertanian UMY
Semester Genap Tahun 2019/2020

ACARA II : Aplikasi Jamur untuk Biopestisida

I. IDENTITAS MAHASISWA
Nama : Siti Durrotul Manihah
No. Mahasiswa : 20180210059
Golongan : B1
Kelompok :2
Hari/Tanggal : Senin, 29 Juni 2020

II. TUJUAN
1. Menguji efektifitas inokulum jamur Metarrhizium sp., pada medium beras, jagung, dedak
dan bekatul sebagai Biopestisida, untuk mengendalikan hama Kumbang Badak, yang
ditunjukkan dengan nilai mortalitas dan efikasinya.
2. Menguji efektifitas inokulum jamur Beauveria bassiana pada medium beras, jagung,
dedak dan bekatul sebagai Biopestisida, untuk mengendalikan Wereng, yang ditunjukkan
dengan nilai mortalitas dan efikasinya.

III. ALAT DAN BAHAN


Alat : Bahan :
- Gelas ukur - Inokulum Spicaria sp., Beauveria bassiana
- Timbangan - Aquadest
- Cawan timbang - Deterjen
- Sprayer - Wereng
- Beaker gelas
IV. CARA KERJA

A. Bioassay Inokulum jamur Metharrizium sp. pada Kumbang Badak

kain kasa

Menimbang 20 g inokulum
jamur Metharrizium sp. , Dilarutkan dlm 100 Dihomogenkan
diikat dg kain kasa ml air, diamkan 15 (diremas)
menit

Aplikasikan pada Masukkan dalam Menambahkan


hama kumbang sprayer, -atur nozzle- detergen 1%
badak

Inkubasi Mumifikasi/mati
B. Bioassay Inokulum jamur Beauveria bassiana pada Wereng

kain kasa

Menimbang 20 g inokulum
Dilarutkan dlm 100 Dihomogenkan
jamur Beauveria bassiana ,
diikat dg kain kasa ml air, diamkan 15 (diremas)
menit
Aplikasikan pada Masukkan dalam Menambahkan
hama wereng sprayer, -atur nozzle- detergen 1%

Inkubasi Mumifikasi/mati

V. HASIL PENGAMATAN

A. Hasil Bioassay inokulum jamur Metarhizium sp.–Kumbang


badak dan inokulum jamur Beauveria bassiana -Wereng

Infeksi jamur Metarhizium Infeksi jamur Beauveria


sp. pada hama kumbang bassiana. pada hama
badak. wereng.

B. Efektifitas Inokulum jamur


Metarhizium sp.– Kumbang
badak dan inokulum jamur
Beauveria bassiana pada Wereng

1. Data hasil pengamatan jumlah hama yg mati dan hidup :


Total ulat yang diuji: 10 ekor
Metarhizium dg Ul Hari 1 Hari 2 Hari 3 Hari 4 Hari 5 Hari 6 Hari 7 Jumlah
KumbangBadak M H M H M H M H M H M H M H M H
Media Beras 1  0  10  2  8  4  6  7  3  8 2 9 1 10 0 10 0
2  0  10  1  9  2 8   4  6  5  5 7 3 8 2 8 2
3  0  10  2  8  3  7  4  6  6  4 8 2 9 1 9 1
K  1 0 10 1 9 1 9
 0  10  0  10  0  10  0  10  0 0

Media Jagung 1  0  10  2  8  5  5  8  1  10 0 10 0 10 0 10 0


2  0  10  2  8  4  6  7  3  9 1 10 0 10 0 10 0
3  0  10  2  8  3  7  5  5  7  3 8 2 9 1 9 1
K  1 0 10 0 10 0 10
 0  10  0  10  0  10  0  10  0 0

Media Dedak 1  0  10  1  9  2 8   4  6  5  5 7 3 7 3 7 3


2  0  10  1  9  2 8   4  6  5  5 7 3 8 2 8 2
3  0  10  2  8  3  7  4  6  6  4 8 2 9 1 9 1
K  0  10  0  10  0  10  0  10  1  9 1 9 2 8 2 8

Media Bekatul 1  0  10  1  9  2 8   4  6  5  5 8 2 8 2 8 2


2  0  10  2  8  3  7  5  5  7 3 8 2 9 1 9 1
3  0  10  1  9  2 8   4  6  5  5 7 3 8 2 8 2
K  1 1 9 1 9 1 9
 0  10  0  10  0  10  0  10  0 0
Ket: (M) Mati; (H) Hidup; (K) Kontrol

Beauveria sp. Ul Hari 1 Hari 2 Hari 3 Hari 4 Jumlah


dg Wereng M H M H M H M H M H
Media Beras 1  0  10  2  8  8  1 10 0 10 0
2  0  10  2  8  7  3 10 0 10 0
3  0  10  2  8  5  5 9 1 9 1
K  0  10  0  10  0  10 0 10 0 10
Media Jagung 1  0  10  2  8  7  3 10 0 10 0
2  0  10  1  9  4  6 8 2 8 2
3  0  10  2  8  4  6 9 1 9 1
K  0  10  0  10  0  10 1 9 1 9
Media Dedak 1  0  10  1  9  4  6 7 3 7 3
2  0  10  1  9  4  6 8 2 8 2
3  0  10  2  8  4  6 9 1 9 1
K  0  10  0  10  0  10 2 8 2 8
Media Bekatul 1  0  10  1  9  4  6 8 2 8 2
2  0  10  2  8  5  5 9 1 9 1
3  0  10  1  9  4  6 8 2 8 2
K  0  10  0  10  0  10 1 9 1 9
Ket: (M) Mati; (H) Hidup; (K) Kontrol
2. Rumus :
a. Mortalitas
b
M = x 100 %
a

Ket.
M = Mortalitas
b = Jumlah serangga yang mati
a = Jumlah serangga yang digunakan
b. Kecepatan kematian

T1N1+T2N2+…TnNn
n
Ket.
V=
V = Kecepatan kematian
T = Waktu pengamatan
N =Jumlah serangga yang mati
n = Jumlah serangga yang diujikan
c. Efikasi (%)
Ca−Ta
EI = x 100 %
Ca
Ket.
EI = Efikasi Inokulum
Ta = Jumlah hama target yang hidup dalam toples perlakuan sesudah aplikasi pada hari
ke -5
Ca = Jumlah hama target yang hidup dalam toples kontrol sesudah aplikasi pada hari ke-5

3. Perhitungan :
a. Silahkan dihitung Mortalitas, Kecepatan Kematian, Efikasi Kumbang Badak diinfeksi
Metarhizium sp. sesuai rumusnya
 Mortalitas
10
Media Beras U 1= ( )
10
x 100 %=100 %

8
U 2= ( )
10
x 100 %=80 %

9
U 3= ( )
10
x 100 %=90 %

Media Jagung U 1= ( 1010 ) x 100 %=100 %


10
U 2=( ) x 100 %=100 %
10
9
U 3=( ) x 100 %=90 %
10

Media Dedak U 1=( 107 ) x 100 %=70 %


8
U 2=( ) x 100 %=80 %
10
9
U 3=( ) x 100 %=90 %
10

Media Bekatul U 1=( 108 ) x 100 %=80 %


9
U 2=( ) x 100 %=90 %
10
8
U 3=( ) x 100 %=80 %
10

 Kecepatan kematian
Media beras U1 = 0 + 4 + 12 + 28 + 40 + 54 + 70 / 10 = 20,8
U2,U3…dst
Media Jagung U1 = 0 + 4 + 15 + 48 + 50 + 60 + 70 / 10 = 23,1
Media dedak U1 = 0 + 4 + 12 + 28 + 40 + 54 + 70 / 10 = 15,23
Media Bekatul U1 = 0 + 2 + 6 + 16 + 25 + 48 + 56 / 10 = 15,3
 Efikasi (%)
Media beras U1 = (9-0)/9 x 100% = 100%
U2,U3…dst
Media jagung U1 = (10-0)/10 x100% =100%
Media dedak U1= (8-3)/8x100% = 62,5%
Media bekatul U1= (9-2)/9x100% =77,78%

 Jamur Metarhizium sp.


Mortalitas :
Media Ul Mortalitas
u1 100
Media beras u2 80
u3 90
Rata-rata   90
Media Ul Mortalitas
u1 100
Jagung u2 100
u3 90
Rata-rata   96.66667
Media Ul Mortalitas
u1 70
Dedak u2 80
u3 90
Rata-rata   80
Media Ul Mortalitas
u1 80
Bekatul u2 90
u3 80
Rata-rata   83.33333
Kecepatan kematian :
Media Ul V
u1 20.8
Media beras u2 14.7
u3 17
Rata-rata   17.5
Media Ul  
u1 23.1
Jagung u2 21.9
u3 17.9
Rata-rata   20.96666667
Media Ul  
u1 14
Dedak u2 14.7
u3 17
Rata-rata   15.2333333
Media Ul  
u1 15.3
Bekatul u2 17.9
u3 14.7
Rata-rata   15.96666667

Efikasi (%)
Media Ul EI
u1 100
Media beras u2 77.77778
u3 88.88889
Rata-rata   88.88889
Media Ul  
u1 100
Jagung u2 100
u3 90
Rata-rata   96.66667
Media Ul  
u1 62.5
Dedak u2 75
u3 87.5
Rata-rata   75
Media Ul  
u1 77.77778
Bekatul u2 88.88889
u3 77.77778
Rata-rata   81.48148

b. Silakan dihitung Mortalitas, Kecepatan Kematian, Efikasi Wereng diinfeksi Beauveria sp.
sesuai rumusnya

Rata-rata Mortalitas U1= (100+ 100+ 90) / 3 = 96,67%

Rata2 Kec. Kematian U1= (6,8 + 6,5+5,6) / 3 = 6,27

Rata2 Efikasi U1= (100+ 100+90) / 3=96,67%


U2,U3,dst….

Hasil perhitungan dicantumkan pada tabel ini :

Aplikasi Uji Toksisitas Media


    Beras Jagung Dedak Bekatul
Metarhizium sp. dg Kumbang
Badak Mortalitas (%) 90 96,67 80 83,33
kecepatan
  kematian 17,5 20,97 15,23 15,97
  Efikasi (%) 88,89 96,67 75 81,48
Beauveria sp. dg Wereng Mortalitas (%) 96,67 90 80 83,33
kecepatan
  kematian 6,27 5,43 4,67 4,9
  Efikasi (%) 96,67 88,89 75 81,48

VI. PEMBAHASAN

Oryctes rhinoceros Linnaeus atau dikenal sebagai kumbang badak merupakan hama
utama yang menyerang perkebunan kelapa. Pengendalian yang umum dilakukan adalah
pengendalian secara mekanis yaitu dengan membongkar batang pohon kelapa sawit yang
menjadi tempat bereproduksi dari kumbang badak. Selain itu dilakukan dengan pemberian
insektisida sintetis seperti Marshal dan Penallty yang berbahan aktif sipermetrin dan fipronil.
Namum cara-cara tersebut memiliki kelemahan yaitu pengendalian secara mekanis
membutuhkan jumlah tenaga kerja yang banyak sementara secara kimia akan mencemari
lingkungan dan berbahaya terhadap biota disekitarnya dan efek samping atau residu dari
insektisida kimia dapat menyebabkan hama menjadi resisiten. Oleh karena itu, perlu menerapkan
sistem pengendalian hayati yaitu memanfaatkan agen hayati untuk megendalikan atau menekan
populasi dari kumbang badak.

Agen hayati yang paling efektif adalah Metarhizium anishopliae dan Beauveria
bassiana. Berdasarkan hasil penelitian penelitian Mulyono (2007) mencoba jamur Metarhizium
anisopliae yang diinfeksikan terhadap larva Oryctes rhinoceros dengan konsentrasi 108 ,
menyebabkan tingkat kematian larva mencapai 81,61%. Kemudian hasil peneltian Inta, R.
(2016) pengujian Metarhizium anisoplae terhadap mortalitas larva kumbang tanduk (Oryctes
rhinoceros) dengan dosis 1,81 x 108 konidia/ml yang dilakukan pada laboratorium mencapai
mortalitas sebesar 94%. Jamur entomopatogen dianggap efektif dan memiliki cara perbanyakan
yang sederhana serta memiliki peran penting yang dapat menyebabkan tingginya mortalitas
serangga dan aman untuk serangga non target (Subramaniam et al. 2009).

Berdasarkan tabel hasil perhitungan, jamur Metarhizium sp. lebih efektif inokulum pada
media jagung, sedangkan jamur Beauvaria bassiana terbaik pada inokulum beras. Metarhizium
sp. inokulum jagung menunjukkan nilai mortalitas 96,67%, kecepatan kematian 20,97 ekor/hari
dan efikasi 96,67%. Pada jamur Beauvaria bassiana inokulum beras menunjukkan nilai
mortalitas 96,67%, dengan kecepatan kematian terbaik pada inokulum beras sebesar 6,2
ekor/hari dan efikasi terbaik pada media beras sebesar 96,33%. Hal tersebut sesuai dengan
pernyataan Ihsan dan Octriana (2009), beras merupakan media pembawa yang lebih efektif
digunakan sebagai media pembawa B. bassiana dibandingkan jagung. Beras megandung
berbagai nutrient seperti karbohidrat, protein,lipid dan asam nukleat.

Jamur Metharizium sp. dan Beauveria bassiana keduanya menunjukkan kefektivan yang
baik pada media inokulum jamur Metarhizium sp. dengan media jagung dan Beauvaria bassiana
dengan media beras. Namun, hasil pengamatan inokulum pada praktikum ini berbeda dengan
praktikum sebelumnya, yang mana media jagung sebagai media inokum terbaik pada kedua
jamur tersebut. Menurut (Suprayogi dkk, 2015 ; Surtikanti & Yasin 2009) besarnya viabilitas dan
jumlah spora dapat menaikkan tingkat virulensi jamur. Dalam praktikum ini, jagung lebih efektif
dalam perbanyakan inokulum Metarhizium sp dengan pengaplikasian pada kumbang badak dan
Beauvaria bassiana efektif pada media beras degan pengaplikasian pada hama wereng.

Pada tabel hasil perhitungan juga menunujukkan bahwa urutan media efektif pada jamur
Metarhizium dan B, bassiana memiliki nilai yang tidak terlalu jauh. Urutan media paling efektif
jamur Metarhizium sp. yaitu dimulai dari media jagung, beras, bekatul dan terakhir dedak.
Sedangkan pada jamur B.bassiana urutan media paling efektif yaitu dari beras, jagung, bekatul
kemudian dedak. Hal tersebut karena setiap media memiliki kandungan nutrisi yang berbeda.
Penelitian Herlinda et al (2008), media jagung giling merupakan media yang baik untuk
pertumbuhan jamur. Menurut Gusnawaty et al (2013), pemilihan media yang digunakan sangat
menentukan keberhasilan perbanyakan dan pengendalian hama di lapangan.

VII. KESIMPULAN

Dari hasil yang diperoleh dapat simpulkan bahwa :

1. Jamur Metarhizium sp. pada media jagung memiliki tingkat virulensi yang tinggi dilihat
dari angka mortalitas, kecepatan kematian dan efikasinya.
2. Jamur Beauvaria bassiana pada media beras memiliki tingkat virulensi yang tinggi
dilihat dari angka mortalitas, kecepatan kematian dan efikasinya.

DAFTAR PUSTAKA

Gusnawaty, HS., M, Taufik., & E, Wahyudin. (2013). Uji Efektivitas Beberapa Media untuk
Perbanyakan Agens Hayati Gliocladium sp. Jurnal Agroteknos, 3(2),73-78. ISSN: 2087-
7706.
Herlinda S, Mulyati SI, & Suwandi. (2008). Jamur Entomopatogen Berformulasi Cair sebagai
Bioinsektisida untuk Pengendali Wereng Coklat. Agritrop27(3), 119– 126.
Ihsan, Farihul & Liza Octriana. (2009). Teknik Pegujian Efektivitas Jamur Entomopatogen
Beauveria bassiana pada Media Pembawa Substrat Beras dan jagung untuk
Megendalikan Lalat Buah Semiplapang. Buletin Teknik Pertanian 14(2): 62-64.
Inta R. (2016). Uji Patogenitas Jamur Metarhizium anisopliae terhadap Mortalitas Larva Oryctes
rhinoceros L. Skripsi. Program Studi FMIPA. Universitas Negeri Semarang, Semarang.
Mulyono.( 2007). Kajian Patogenisitas Cendawan Metarhizium anisopliae terhadap Hama
Oryctes rhinoceros L. Tanaman Kelapa pada Berbagai Waktu Aplikasi. Tesis. Program
Studi Magister. Universitas sebelas Maret, Surakarta.
Subramaniam MSR, Babu A, Pradeepa N. (2010). A new report of entomopathogen,
Lecanicillium lecanii infecting larvae of the tea thrips, Scirtothrips bispinosus (Bagnall). J
Biosci. 1(3): 146-148
Suprayogi, Marheni, S. Oemry. (2015). Uji Efektivitas Jamur Entomopatogen Beauveria
bassiana dan Metarhizium anisopliae terhadap Kepik Hijau (Nezara viridula L.)
(Hemiptera ; Pentatomidae) pada Tanaman Kedelai (Glicyne max L.) at Screen House.
Jurnal Online Agroteknologi. Vol. 3(1) : 320-327.

Yogyakarta, 30 Juni 2020


Asisten, Praktikan,

(..................................) (Siti Durrotul Manihah)

Anda mungkin juga menyukai