Anda di halaman 1dari 10

TUGAS praktikum ipa

PENCEMARAN LINGKUNGAN
(PENGARUH DETERJEN TERHADAP PERKECAMBAHAN)

NAMA :RIA ERINDA PUTRI


NIM :856476309
UPBJJ-UT : PELALAWAN

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TERBUKA
TAHUN 2022
LEMBAR DATA

DATA MAHASISWA

Nama : RIA ERINDA PUTRI


NIM/ID Lainnya : 856476309
Program Studi : PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
: SD Negeri 011 Desa bukit
Nama Sekolah
gajah______________________________________

DATA TUTOR (PGSD)/INSTRUKTUR (PGSM)

Nama(Gelar) : Syahrial, M.Pd FOTO


Nip/Id Lainnya : 197106262000121001
Instansi Asal : SMA N 1 PANGKALAN KERINCI
Nomor Hp :
Alamat Email :

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA


Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama Mahasiswa : RIA ERINDA PUTRI


NIM : 856476309
Program Studi : Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Dengan ini menyatakan bahwa laporan praktikum ipa ini merupakan hasil karya saya sendiri dan saya
tidak melakukan plagiarisme atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika yang
berlaku dalam keilmuan. Atas pernyataan ini saya siap menerima tindakan/sanksi yang diberikan kepada
saya apabila dikemudian hari ditemukan pelanggaran akademik dalam karya saya ini atau ada klaim atas
karya saya ini.

ukui 12 MEI 2022


Yang membuat pernyataan

RIA ERINDA PUTRI

A. JUDUL PERCOBAAN
Judul percobaan adalah pencemaran lingkungan (pengaruh deterjen terhadap
perkecambahan kacang hijau).

B. TUJUAN PERCOBAAN

Tujuan percobaan adalah mengamati pengaruh deterjen terhadap perkecambahan kacang


hijau.

C. ALAT DAN BAHAN

Alat dan bahan pada percobaan ini adalah :


 Sendok teh 1 buah
 Gelas plastik 6 buah
 Gelas kaca 7 buah
 Kapas secukupnya
 Plastik hitam secukupnya
 Mistar 1 buah
 Kertas label secukupnya
 Teko plastik 1 buah
 Corong plastik 1 buah
 Mangkuk plastik 1 buah
 Deterjen 1 gram
 Air sumur secukupnya
 Biji kacang hijau secukupnya

D. LANDASAN TEORI

Pertumbuhan terhambat karena energi metabolik yang seharusnya digunakan


tumbuh digunakan untuk bertahan hidup pada kondisi lingkungan yang tidak
menguntungkan. Sesuai dengan pernyataan Warren (1971) dalam Rejeki dkk. (2006)
bahwa organisme akuatik memiliki adaptasinya sendiri untuk mempertahankan
kondisi internal mereka untuk hidup dan tumbuh. Deterjen yang digunakan pada
penelitian ini merupakan jenis Linier Alkilbenzen Sulfonat (LAS) yang merupakan
deterjen ionik. Deterjen ionik merupakan agen pelarut yang kuat dan cenderung
membuat denaturasi protein, yang pada akhirnya merusak aktivitas dan fungsi protein
(Wikipedia, 2011).

Deterjen termasuk dalam golongan polutan toksik yang berupa bahan-bahan


yang tidak alami dan dapat mengakibatkan terganggunya pertumbuhan, tingkah laku,
dan karakteristik morfologi berbagai organisme akuatik (Effendi, 2003). Diduga juga
karena deterjen yang digunakan dalam penelitian ini adalah deterjen ionik yang
merupakan agen pelarut yang kuat sehingga sebagian dinding sel terlarut oleh
deterjen. Terlarutnya dinding sel ini akan berakibat pada terhambatnya pertumbuhan
Sargassum sp. Sesuai dengan pernyataan Haslam (1995) dalam Effendi (2003) yang
menjelaskan
bahwa surfaktan berinteraksi dengan sel dan membran sel sehingga menghambat
pertumbuhan sel. Lobban and Harisson (1994) menjelaskan bahwa dinding sel
penting untuk pertumbuhan sel dan proses perkembangan contohnya untuk
pembentuk poros dalam zigot dan percabangan tumbuhan. Jika dinding sel terlalu
lemah, perkembangan kemungkinan tidak mungkin terjadi.

E. PROSEDUR PERCOBAAN

Prosedur percobaan atau cara kerja pada praktikum ini adalah :


1. Praktikan menyediakan larutan deterjen 100%, 50%, 25%, 12,5%, 6,25%, 3,10%
serta kontrol yang berupa air sumur. Lalu praktikan letakkan cairan tersebut dalam
gelas plastik sesuai dengan yang telah diberi label sebagai berikut :
Label 1 = 100%. Label 2 = 50%. Label 3 = 25%. Label 4 = 12,5%. Label 5 = 6,25%.
Label 6 = 3,1 % dan Label kontrol = Air sumur
2. Cara meyediakan larutan
a. Praktikan melarutkan satu gram deterjen serbuk kira-kira 1/5 sendok teh (1 gram
= 0,2 sdt) ke dalam air sumur hingga 1000 ml, lalu diberi label 100%.
b. Kemudian praktikan mengambil 500 ml larutan deterjen 100%, lalu ditambahkan
air sumur hingga 1000 ml, lalu diberi beri label 50%.
c. Kemudian praktikan mengambil 500 ml larutan deterjen 50%, lalu ditambahkan
air sumur hingga 1000 ml, lalu diberi beri label 25%.
d. Kemudian praktikan mengambil 500 ml larutan deterjen 25%, lalu ditambahkan
air sumur hingga 1000 ml, lalu diberi beri label 12,5%.
e. Kemudian praktikan mengambil 500 ml larutan deterjen 12,5%, lalu
ditambahkan air sumur hingga 1000 ml, lalu diberi beri label 6,25%.
f. Kemudian praktikan mengambil 500 ml larutan deterjen 6,25%, lalu
ditambahkan air sumur hingga 1000 ml, lalu diberi beri label 3,1%.
3. Kemudian praktikan menyediakan tujuh gelas kaca dengan memberi label masing-
masing, label 100%, label 50%, label 25%, label 12,5%, label 6,25%, label 3,1% dan
label kontol, masing-masing gelas praktikan beri kapas di dalamnya.
4. Praktikan memasukkan kacang hijau secukupnya ke dalam wadah/mangkok lalu
diberi air, kacang hijau yang mengapung praktikan buang dan kacang hijau yang
tenggelam menjadi kacang hijau terpilih digunakan dalam percobaan ini.
5. Dari kacang hijau terpilih, praktikan mengambil 10 butir lalu direndam ke dalam
larutan label 100%, 10 butir lalu direndam ke dalam larutan label 50%, 10 butir lalu
direndam ke dalam larutan label 25%, 10 butir lalu direndam ke dalam larutan label
12,5%, 10 butir lalu direndam ke dalam larutan label 6,25%, 10 butir lalu direndam
ke dalam larutan label 3,1% dan 10 butir lalu direndam ke dalam larutan label
kontrol. Lalu praktikan tunggu rendaman kacang hijau tersebut di masing-masing
label selama lima menit.
6. Praktikan mengatur kacang hijau ke dalam gelas kaca sesuai dengan label dari larutan.
7. Kemudian praktikan mengisi gelas kaca yang telah diisi kecang hijau tersebut
dengan larutan yang berlabel sama, kira-kira 100 ml.
8. Praktikan menutup gelas kaca tadi dengan plastik hitam sehingga tidak ada cahaya
yang bisa masuk.
9. Praktikan melakukan pengamatan setelah 24 jam dan 48 jam. Pada setiap
pengamatan, praktikan melakukan pengukuran panjang akar dengan mistar dari luar
gelas kaca. Kacang hijau yang tidak tumbuh akarnya dianggap memiliki panjang
akar 0 mm. Jika
pada pengamatan dua hari (48 jam) tidak tumbuh akarnya 0 mm, dianggap kacang
hijau mati. Praktikan mencatat hasil pengamatan pada lembar kerja seperti pada
tabel
2.10 pada modul halaman 2.26.
10. Praktikan membuat grafik rata-rata pertumbuhan kecambah per konsentrasi setelah
24 jam dan 48 jam seperti grafik 2.2 pada modul halaman 2.27 dengan
menggunakan warna yang berbeda antara pengamatan 24 jam dan 48 jam.

F. HASIL PENGAMATAN

Tabel 2.10 Pengaruh deterjen terhadap tumbuhan

Konsentrasi Larutan Deterjen


No Hari ke 1 (24 Jam) dalam mm
100% 50% 25% 12,5% 6,25% 3,1% Kontrol
1 0 0 0 5 0 10 0
2 0 0 0 3 0 5 0
3 0 0 0 3 2 3 5
4 0 0 0 0 3 3 5
5 0 0 0 0 0 0 5
6 0 0 0 0 0 0 5
7 0 0 0 0 0 0 5
8 0 0 0 0 0 0 0
9 0 0 0 0 0 0 0
10 0 0 0 0 0 0 0
Jumlah 0 0 0 11 5 21 25
Rata-rata 0 0 0 1,1 0,5 2,1 2,5

Konsentrasi Larutan Deterjen


No Hari ke 2 (48 Jam) dalam mm
100% 50% 25% 12,5% 6,25% 3,1% Kontrol
1 0 5 30 30 0 15 0
2 0 5 0 30 0 10 0
3 0 0 0 25 5 10 10
4 0 0 0 0 5 10 10
5 0 0 0 0 0 0 15
6 0 0 0 0 0 0 20
7 0 0 0 0 0 0 20
8 0 0 0 0 0 0 0
9 0 0 0 0 0 0 0
10 0 0 0 0 0 0 0
Jumlah 0 10 30 85 10 45 75
Rata-rata 0 1 3 8,5 1 4,5 7,5
9

Panjang Kecambah Kacang Hijau


8
7
6
5
(mm)

4 24 jam
3 48 jam
2
1
0
02040 60 80 100 120
Konsentrasi (%)

Grafik :
Grafik rata-rata pertumbuhan kecambah per konsentrasi pada 24 jam dan 48 jam.

G. PEMBAHASAN

Pada laporan praktikum ini berisi tentang hasil percobaan yang telah praktikan
lakukan yaitu tentang pengaruh deterjen terhadap perkecambahan kacang hijau yang
berhubungan dengan pencemaran lingkungan dan hasil pengamatannya praktikan
tuangkan ke tabel 2.10 seperti yang dicontohkan pada modul halaman 2.26.

Praktikan melakukan percobaan tentang melakukan pengamatan pengaruh


deterjen terhadap perkecambahan kacang hijau yang berhubungan dengan pencemaran
lingkungan ini dengan mengacu pada prosedur percobaan yang ada di modul hanya ada
beberapa alat dan bahan praktikan sesuaikan dengan yang ada dan mudah didapatkan.

Awalnya praktikan menyiapkan semua alat dan bahan yang dibutuhkan dalam
kegiatan praktikum ini yaitu sendok teh 1 buah, gelas plastik 6 buah, gelas kaca 7
buah, kapas secukupnya, plastik hitam secukupnya, mistar 1 buah, kertas label
secukupnya, teko plastik 1 buah, corong plastik 1 buah, mangkuk plastik 1 buah,
deterjen 1 gram, air sumur secukupnya dan biji kacang hijau secukupnya. Kemudian
praktikan melarutkan satu gram deterjen serbuk kira-kira 1/5 sendok teh (1 gram = 0,2
sdt) ke dalam air sumur hingga 1000 ml, lalu diberi label 100%. Kemudian praktikan
mengambil 500 ml larutan deterjen 100%, lalu ditambahkan air sumur hingga 1000
ml, lalu diberi beri label 50%. Kemudian praktikan mengambil 500 ml larutan
deterjen 50%, lalu ditambahkan air sumur hingga 1000 ml, lalu diberi beri label 25%.
Kemudian praktikan mengambil 500 ml larutan deterjen 25%, lalu ditambahkan air
sumur hingga 1000 ml, lalu diberi beri label 12,5%. Kemudian praktikan mengambil
500 ml larutan deterjen 12,5%, lalu ditambahkan air sumur hingga 1000 ml, lalu
diberi beri label 6,25%. Kemudian praktikan mengambil 500 ml larutan deterjen
6,25%, lalu ditambahkan air sumur hingga 1000 ml, lalu diberi beri label 3,1%.
Setelah larutan deterjen sudah selesai, kemudian praktikan menyediakan tujuh
gelas kaca dengan
memberi label masing-masing, label 100%, label 50%, label 25%, label 12,5%, label
6,25%, label 3,1% dan label kontol, masing-masing gelas praktikan beri kapas di
dalamnya.

Praktikan memasukkan kacang hijau secukupnya ke dalam wadah/mangkok


lalu diberi air, kacang hijau yang mengapung praktikan buang dan kacang hijau yang
tenggelam menjadi kacang hijau terpilih digunakan dalam percobaan ini. Dari kacang
hijau terpilih, praktikan mengambil 10 butir lalu direndam ke dalam larutan label
100%, 10 butir lalu direndam ke dalam larutan label 50%, 10 butir lalu direndam ke
dalam larutan label 25%, 10 butir lalu direndam ke dalam larutan label 12,5%, 10
butir lalu direndam ke dalam larutan label 6,25%, 10 butir lalu direndam ke dalam
larutan label 3,1% dan 10 butir lalu direndam ke dalam larutan label kontrol. Lalu
praktikan tunggu rendaman kacang hijau tersebut di masing-masing label selama lima
menit. Praktikan mengatur kacang hijau ke dalam gelas kaca sesuai dengan label dari
larutan. Kemudian praktikan mengisi gelas kaca yang telah diisi kecang hijau tersebut
dengan larutan yang berlabel sama, kira-kira 100 ml. Praktikan menutup gelas kaca
tadi dengan plastik hitam sehingga tidak ada cahaya yang bisa masuk.

Setelah menunggu selama 24 jam, praktikan melakukan pengamatan dengan


membuka semua plastik hitam penutup gelas kaca dan praktikan mengamati
pertumbuhan dan perkembangan dari semua biji kacang hijau di masing-masing gelas
konsentrasi deterjen dan praktikan mencatat mana akar yang tumbuh dan dituangkan
ke tabel 2.10 seperti contoh pada modul halaman 2.26. Kemudian praktikan
menyimpan dan menutup kembali semua gelas kaca dengan plastik dan setelah 48
jam atau 2 hari praktikan kembali melakukan pengamatan dari semua biji kacang
hijau di masing-masing gelas konsentrasi deterjen dan praktikan mencatat mana akar
yang tumbuh dan makin panjang dan biji yang tidak tumbuh akar atau 0 mm dianggap
mati dan hasilnya praktikan masukkan ke tabel 2.10 seperti contoh pada modul
halaman
2.26. Praktikan membuat grafik rata-rata pertumbuhan kecambah per konsentrasi
setelah 24 jam dan 48 jam seperti grafik 2.2 pada modul halaman 2.27 dengan
menggunakan warna yang berbeda antara pengamatan 24 jam dan 48 jam.

H. KESIMPULAN

Setelah melakukan praktikum tentang percobaan tentang pengaruh deterjen


terhadap perkecambahan kacang hijau yang berhubungan dengan pencemaran
lingkungan dapat disimpulkan bahwa seharusnya menurut teori semakin rendah
persentase deterjen dalam air, perkecambahan kacang hijau akan berlangsung dengan
baik. Namun sebaliknya, persentase deterjen semakin tinggi perkecambahan terhambat.
Tetapi pada praktikum ini ada beberapa kejadian yang tidak sesuai dengan teori,
kemungkinan disebabkan kesalahan dari praktikan atau human error. Seperti yang
terjadi pada larutan kontrol seharusnya pertumbuhan dari perkecambahan kacang hijau
akan berlangsung paling baik dibandingkan dengan yang ada dilarutan deterjen tetapi
pada percobaan ini terjadi kejadian sebaliknya.
I. PERTANYAAN-PERTANYAAN

1. Apa fungsi larutan 0 (kontrol)?


Jawab : Fungsi larutan kontrol adalah sebagai pembanding dengan
konsentrasi larutan deterjen dan sebagai bukti bahwa larutan kontrol
merupakan larutan yang paling baik untuk pertumbuhan karena tidak
mengandung deterjen.

2. Apa kesimpulan anda bila pada larutan 0 (kontrol) ada kacang hijau
yang mati? Jawab : Jika pada larutan kontrol ada kacang hijau yang
mati, menandakan bahawa biji kacang hijau tersebut bukan merupakan
bibit yang unggul (mandul).

3. Mengapa pertumbuhan kacang hijau di dalam piala harus ditutup


dengan kertas timah?
Jawab : Pertumbuhan kacang hijau di dalam gelas piala harus ditutup
dengan kertas timah adalah untuk mengurangi intensitas cahaya.
Intensitas cahaya sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan kacang
hijau. Kacang hijau yang mendapatkan cahaya yang cukup, ukurannya
lebih kecil, jaringan mesofilnya juga lebih kecil, dan pertumbuhannya
akan lebih lambat dari kacang hijau yang tidak mendapat cahaya.

J. DAFTAR PUSTAKA

http://journal.unair.ac.id/download-fullpapers-13-21.pdf

Rumanta, Maman dkk. Praktikum IPA di SD. Modul 2 Hal. 2.11,


Tangerang Selatan, Universitas Terbuka, 2021.

K. KESULITAN YANG DIALAMI

Pada percobaan ini praktikan mengalami beberapa kesulitan antara


lain menyiapkan beberapa alat dan bahan yang dibutuhkan dalam
praktikum ini, seperti gelas kimia 600 ml, gelas kimia 1000 ml, kertas
saring, dan kertas timah.

L. OTO/VIDEO PERCOBAAN
L. Foto percobaan

Anda mungkin juga menyukai