Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN KEGIATAN PRAKTIKUM

PENCEMARAN LINGKUNGAN

NAMA : ASMIATI
NIM : 858443804
PROGRAM STUDI : BI. PGSD
SEMESTER :I
KELAS :A

UPBJJ SAMARINDA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TERBUKA
TAHUN 2022
A. Judul Percobaan
Pengaruh detergen pada perkecambahan.

B. Tujuan Percobaan
Mengamati pengaruh detergen terhadap perkecambahan kacang hijau

C. Alat dan Bahan


1) Gelas plastik sebanyak 7 buah
2) Gelas ukur 200 mL
3) Kertas timah secukupnya
4) Kapas
5) Penggaris dengan skala mm 1 buah
6) Sendok teh sebanyak 1 buah
7) Spidol
8) Kertas untuk label secukupnya
9) Air ledeng secukupnya
10) Detergen serbuk 1 gram

D. Landasan Teori
Pencemaran adalah masuk atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi dan/
atau komponen lain ke dalam air atau udara. Pencemaran juga bisa berarti berubahnya
tatanan air atau udara oleh kegiatan manusia dan proses alam, sehingga kualitas air/ udara
menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya. Pencemaran
lingkungan dapat dikategorikan menjadi pencemaran air, udara, tanah, logam berat, dan
suara. Salah satu pencemaran air adalah penggunaan deterjen.
Menurut Anshori (2017), deterjen adalah campuran berbagai bahan, yang
digunakan untuk membantu pembersihan dan terbuat dari bahan-bahan turunan minyak
bumi. Pada umumnya deterjen mengandung surfaktan, builder, filler dan aditif. Bahan
kimia yang digunakan pada deterjen dapat menimbulkan dampak negatif baik terhadap
kesehatan maupun lingkungan. Dua bahan terpenting dari pembentuk deterjen yakni
surfaktan dan builders, diidentifikasi mempunyai pengaruh langsung dan tidak langsung
terhadap manusia dan lingkungannya. Selain kandung fosfat dalam deterjen dapat
berguna bagi tumbuhan kandungan senyawa petrokimia, bahan buangan berupa deterjen
di alam air akan mengganggu lingkungan karena alasan sebagai berikut :
a. Deterjen yang menggunakan bahan non-fosfat akan menaikkan pH air sampai sekitar
10,5 - 11.
b. Bahan antiseptik yang ditambahkan ke dalam deterjen juga mengganggu kehidupan
mikroorganisme didalam air bahkan dapat mematika.
c. Ada sebagian bahan deterjen yang tidak dapat dipecah (didegragasi) oleh
mikroorganisme yang ada didalam air keadaan ini sudah barang tentu merugikan
lingkungan. (Wisnu, 1995)
Menurut Sitompul (1995), pertumbuhan adalah suatu konsep yang universal dalam
bidang biologi dan merupakan resultant dari intergnasi berbagai reaksi biokimia,
peristiwa biofisik dan peroses fisiologis yang berintraksi dalam tubuh tanaman bersama
dengan faktor luar. Semua organisme hidup pada berbagai fase dalam perjalanan
hidupnya mempunyai kemampuan melakukan perubahan ukuran, bentuk dan jumlah
pada kondisi-kondisi tertentu, seperti tinggi batang, jumlah daun dan berat tumbuhan.
Pertumbuhan tanaman dipengaruhi oleh faktor eksternal/lingkungan dan faktor internal.
Perkecambahan benih dapat diartikan sebagai dimulainya proses pertumbuhan
embrio dari benih yang sudah matang. Benih dapat berkecambah bila tersedia faktor-
faktor pendukung selama terjadinya proses perkecambahan. Perkecambahan merupakan
proses metobolisme biji hingga dapat menghasilkan pertumbuhan dari komponen
kecamba (Plumula dan Radikula). Definisi perkecambahan adalah jika sudah dapat
dilihat atribut perkecambahannya, yaitu plumula dan radikula dan keduanya tumbuh
normal dalam jangka waktu tertentu (Taiz and Zeiger, 2002).

E. Prosedur Percobaan
1. Sediakan larutan deterjen 100%, 50%, 25%, 12,5%, 6,25%, 3,1% serta kontrol yang
berupa air ledeng/ PDAM. Lalu simpan cairan dengan gelas plastik yang telah diberi
label sebagai berikut :
a) Label I = 100 %
b) Label II = 50 %
c) Label III = 25 %
d) Label IV = 12,5 %
e) Label V = 6,25 %
f) Label VI = 3,1 %
g) Label kontrol = (air ledeng/PDAM)
2. Cara menyediakan larutan.
a. Dilarutkan 1 gram deterjen serbuk ke dalam air ledeng/ PDAM sebanyak
200mL. Kemudian dituang larutan deterjen sebanyak 100 mL pada gelas
Label 100%.

b. Diambil 100 mL sisa larutan deterjen 100% tadi, lalu tambahkan air ledeng/
PDAM hingga 200mL. Kemudian dituang larutan deterjen sebanyak 100 mL
pada gelas Label 50%.

c. Diambil 100 mL sisa larutan deterjen 50% tadi, lalu tambahkan air ledeng/P
DAM hingga 200mL. Kemudian dituang larutan deterjen sebanyak 100 mL
pada gelas Label 25%.
d. Diambil 100 mL sisa larutan deterjen 25% tadi, lalu tambahkan air
ledeng/PDAM hingga 200mL. Kemudian dituang larutan deterjen sebanyak
100 mL pada gelas Label 12,5%.
e. Diambil 100 mL sisa larutan deterjen 12,5% tadi, lalu tambahkan air
ledeng/PDAM hingga 200mL. Kemudian dituang larutan deterjen sebanyak
100 mL pada gelas Label 6,25%.
f. Diambil 100 mL sisa larutan deterjen 6,25% tadi, lalu tambahkan air
ledeng/PDAM hingga 200mL. Kemudian dituang larutan deterjen sebanyak
100 mL pada gelas Label 3,1%.
3. Direndam kacang hijau kedalam air selama 15 menit. Dibuang kacang yang
mengapung, dan kacang hijau yang tenggelam akan digunakan dalam
percobaan.
4. Disiapkan tisu yang telah dilipat menyesuaikan ukuran gelas plastik sebanyak 7
buah.
5. Dimasukkan tisu masing-masing ke dalam gelas plastik yang telah berisi larutan
deterjen dan larutan kontrol sampai seluruh permukaan tisu terendam dan
menyentuh dasar gelas.
6. Diambil sebanyak 10 butir kacang hijau yang telah direndam, lalu direndam ke
dalam gelas label I, 10 butir ke dalam gelas label II, 10 butir ke dalam gelas
label III, 10 butir ke dalam gelas label IV, 10 butir ke dalam gelas label V, 10
butir ke dalam gelas label VI dan 10 butir ke dalam gelas larutan kontrol (air
ledeng/ PDAM). Dibiarkan rendaman selama 5 menit.
7. Dibuang larutan air kontrol dan deterjen pada 7 buah gelas sampai tidak tersisa.
8. Diatur kacang hijau dalam gelas platik dengan baik agar hilum mengatah ke
bawah.
9. Ditutup ketujuh gelas tadi dengan keresek hitam, sehingga tidak ada cahaya
yang dapat masuk.
10. Dilakukan pengamatan setelah 24 jam dan 48 jam.
11. Pada setiap pengamatan, diukur panjang akar dengan penggaris. Kacang hijau
yang tidak tumbuh akarnya dianggap memiliki panjang akar = 0 mm. Jika pada
pengamatan dalam dua hari (48jam) tidak terjadi pertumbuhan akar (0mm),
maka kacang hijau dianggap mati.
12. Dicatat hasil pengamatan yang telah dilakukan pada lembar pengamatan.
13. Dibuat grafik rata-rata pertumbuhan kecambah per konsentrasi setelah 24 jam dan
48 jam dengan menggunakan warna yang berbeda.
F. Hasil Pengamatan
Tabel 1. Pengaruh Deterjen Terhadap Tumbuhan
Konsentrasi Larutan Deterjen (cm)
No. Hari ke-1 (24 jam)
100 12,5 6,25 Kontrol
50% 25% 3,1%
% % %
1 1 2 4 4 15 20 16
2 1 2 0 3 18 27 24
3 1 0 3 4 21 22 21
4 0 0 3 4 20 13 6
5 0 0 3 8 25 10 13
6 1 0 3 8 10 18 28
7 1 1 2 14 15 13 20
8 0 0 1 5 20 10 20
9 0 2 2 11 14 15 23
10 1 0 2 9 8 20 24
Jumlah 6 7 23 70 166 168 195
Rata-
0.6 0.7 2.3 7 16.6 16.8 19.5
rata
Konsentrasi Larutan Deterjen (mm)
No.
100 50% 25% 12,5 6,25 3,1% Kontrol
% % %
1 2 3 9 10 32 37 55
2 2 6 0 5 35 43 62
3 2 0 6 10 38 50 50
4 0 1 5 5 35 42 20
5 1 1 6 20 35 38 30
6 2 1 3 11 30 53 48
7 2 1 5 18 35 40 46
8 0 0 3 15 33 39 30
9 0 2 2 18 31 43 60
10 1 0 4 18 35 45 60
Jumlah 12 15 43 130 339 430 461
Rata- 1.2 1.5 4.3 13 33.9 43 46.1
rata
50

Panjang kecambah kacang hijau


45

40

35

30

25

20
100% 50% 25% 12.50% 6.25% 3.10% Kontrol

Konsentrasi
Hari ke-1 (24 jam) Hari ke-2 (24 jam)

G. Pertanyaan-Pertanyaan
1. Apa fungsi larutan 0 (kontrol)?
Jawab :
Fungsi larutan 0 (kontrol), yaitu sebagai pembanding dengan konsentrasi larutan
deterjen dan sebagai bukti bahwa larutan 0 (kontrol) merupakan larutan yang paling
baik dalam pertumbuhan, karena tidak mengandung deterjen.
2. Apa kesimpulan anda bila pada larutan 0 (kontrol) ada kacang hijau yang mati?
Jawab :
Jika pada larutan 0 (kontrol) ada kacang hijau yang mati, maka kacang hijau tersebut
bukan merupakan bibit yang unggul atau ada kerusakan pada bibit tersebut.
3. Mengapa pertumbuhan kacang hijau di dalam gelas piala harus ditutup dengan
kertas timah ?
Jawab :
Untuk mengurangi intensitas cahaya, maka pertumbuhan kacang hijau di dalam
gelas harus ditutup menggunakan kertas timah atau keresek hitam. Hal ini
dikarenakan intensitas cahaya sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan kacang
hijau. Kacang hijau yang mendapatkan cahaya yang cukup, ukuran dan jaringan
mesofilnya lebih kecil, dan pertumbuhannya akan lebih lambat dari kacang hijau
yang tidak mendapat cahaya.

H. Pembahasan
Berdasarkan percobaan pengamatan yang telah dilakukan, pada hari pertama (24
jam) di larutan deterjen dengan konsentrasi 100% rata-rata panjang kecambah adalah 0,6
mm dan terdapat 4 biji kacang hijau yang tidak mengalami perkecambahan. Larutan 50%
rata-rata panjang kecambah adalah 0,7 mm dan terdapat 6 biji kacang hijau yang tidak
mengalami perkecambahan. Larutan 25% rata-rata panjang kecambah adalah 2,3 mm dan
terdapat 1 biji kacang hijau yang tidak mengalami perkecambahan. Larutan 12,5% rata-
rata panjang kecambah adalah 7 mm. Larutan 6,25% rata-rata panjang kecambah adalah
16,6 mm, dan larutan 3,1% rata-rata panjang kecambahnya adalah 16,8 mm. Sementara
pada larutan kontrol dengan menggunakan air pdam sebagai pembanding, panjang
kecambah mencapai 19,5 mm.
Pada hari kedua, setelah 48 jam pada larutan deterjen dengan konsentrasi 100% yang
pada hari pertama 0,6 mm menjadi 1,2 mm dan terdapat 3 biji kacang hijau yang tetap
tidak mengalami perkecambahan. Larutan 50% yang semula dari 0,7 mm menjadi 1,5
mm dan terdapat 3 biji kacang hijau yang tetap tidak mengalami perkecambahan, Larutan
25% yang semula dari 2,3 mm menjadi 4,3 mm dan terdapat 1 biji kacang hijau yang
tetap tidak mengalami perkecambahan. Larutan 12,5% yang semula dari 7 mm menjadi 13
mm dan mengalami pertumbuhan akar. Larutan 6,25% yang semula dari 16,6 mm
menjadi 33,9 mm dan mengalami pertumbuhan akar. Larutan 3,1% yang semula dari
16,8 mm menjadi 43 mm. Sedangkan untuk larutan kontrol mengalami pertambahan dari
yang semula 19,5 mm menjadi 46,1 mm.
Berdasarkan data yang telah diperoleh, dapat dilihat bahwa deterjen merupakan
bahan yang digunakan untuk membersihkan pakaian memiliki pengaruh terhadap
makhluk hidup yang ada lingkungan sekitar. Dari pencemaran lingkungan tersebut akan
menimbulkan banyak kerugian bagi makhluk hidup serta lingkungan. Pengaruh yang
ditimbulkan oleh deterjen sangat tergantung pada tingkat konsentrasinya.

I. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa
konsentrasi deterjen yang tinggi menyebabkan tanaman kecambah tidak dapat tumbuh
dengan baik. Sedangkan dalam konsentrasi yang rendah, tanaman kecambah bisa tumbuh
tetapi pertumbuhan tidak maksimal. Pertumbuhan kacang hijau di dalam gelas harus
ditutup agar dapat mengurangi intensitas cahaya. Karena intensitas cahaya sangat
berpengaruh terhadap pertumbuhan kacang hijau. Kacang hijau yang mendapatkan cahaya
yang cukup, ukurannya dan jaringan mesofilnya lebih kecil, dan pertumbuhannya akan
lebih lambat dari kacang hijau yang tidak mendapat cahaya.
J. Daftar Pustaka
Anshori, Muhammad. 2017. Pengaruh Deterjen Terhadap Pertumbuhan Bawang Merah.
Temanggung.
Rumanta, maman dkk. 2021. Praktikum IPA di SD. Tangerang-Selatan. Universitas
Terbuka
Sitompul dan Bambang Guritno. 1995. Analisis Pertumbuhan Tanaman. Hal. 06.
Yogyakarta: Gadjah Mada.

K. Kesulitan Yang Dialami


Pada praktikum ini mendapatkan kesulitan dalam mengukur panjang kecambah
karena bentuk akar yang melingkar atau tidak lurus dan wadah yang terlalu sempit.
Sebaiknya pada praktikum selanjutnya, dapat menggunakan wadah yang lebih lebar dan
rendah seperti mangkok agar memudahkan praktikan dalam mengamati dan mengukur
pertumbuhan kecambah.
L. Foto Praktikum

Tahap Awal :
Pemberian label pada gelas
dan ditutup aluminium foil

Proses Kegiatan :
Kacang hijau yang telah
direndam

Tahap Akhir :
Setelah 24 jam dan setelah 48 jam

Anda mungkin juga menyukai