Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN KEGIATAN PRAKTIKUM IPA

MODUL 4

PENGARUH DETERGEN TERHADAP PERKECAMBAHAN

Disusun Oleh:

1. SYAIFUL UMAM ( 857723092 )


2. ANIK WIJAYANTI ( 857727534 )
3. PATMI ( 857724009 )

UPBJJ SEMARANG
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TERBUKA
TAHUN 2021

PENGARUH DETERJEN TERHADAP PERKECAMBAHAN

I. TUJUAN
1. Mengamati pengaruh deterjen terhadap perkecambahan kacang hijau.

II. DASAR TEORI


Perkecambahan atau germinasi ditandai dengan keluarnya bakal akar atau
radikal dari kulit biji. Selama proses ini berlangsung terjadi mobilisasi cadangan
makanan dari jaringan penyimpanan atau keping biji kebagian vegetatifya itu sumbu
pertumbuhan embrio atau lembaga. Selama proses perkecambahan, bahan makanan
cadangan diubah menjadi bentuk yang dapat digunakan, baik untuk tumbuhan
maupun manusia (Astawan, 2008).

III. ALAT DAN BAHAN


1. Deterjen Serbuk
2. Biji Kacang Hijau
3. Gelas Plastik 7
4. Air secukupnya
5. Kertas untuk label secukupnya
6. Kertas
7. Karet
8. Spidol
9. Sendok Makan
10. Mangkuk
11. Teko
12. Mistar
13. Timbangan

IV. CARA KERJA / PROSEDUR KERJA


1. Menimbang deterjen serbuk sebanyak 1 gram.
2. Menyediakan larutan deterjen 100%, 50%, 25%, 12,50%, 6,25%, 3,10% serta
kontrol yang berupa air ledeng/PDAM. Lalu simpan cairan dengan gelas kimia
yang telah diberi label sebagai berikut.
a) Label I = 100%
b) Label II = 50%
c) Label III = 25%
d) Label IV = 12,5%
e) Label V = 6,25%
f) Label VI = 3,10%
g) Label kontrol = air ledeng/PDAM

3. Cara menyediakan larutan


a) Melarutkan, satu gram deterjen serbuk ke dalam air ledeng/PDAM hingga
1000 mL. Kemudian beri label 100%.
b) Mengambil 400 mL larutan deterjen 100%, lalu ditambahkan air
ledeng/PDAM hingga 1000 mL. Kemudian beri label 50%.
c) Mengambil 400 mL larutan deterjen 50%, lalu ditambahkan air ledeng/PDAM
hingga 1000 mL. Kemudian beri label 25%.
d) Mengambil 400 mL larutan deterjen 25%, lalu ditambahkan air ledeng/PDAM
hingga 1000 mL. Kemudian beri label 12,50%.
e) Mengambil 400 mL larutan deterjen 12,50%, lalu ditambahkan air
ledeng/PDAM hingga 1000 mL. Kemudian beri label 6,25%.
f) Mengambil 400 mL larutan deterjen 6,25%, lalu ditambahkan air
ledeng/PDAM hingga 1000 mL. Kemudian beri label 3,10%.
4. Memasukkan kacang hijau ke dalam air pada gelas kimia (Gelas Plastik).
5. Dari kacang hijau terpilih, mengambil 10 butir lalu rendam dalam larutan I, 10
butir dalam larutan II, 10 butir dalam larutan III, 10 butir dalam larutan IV, 10
butir dalam larutan V, 10 butir dalam larutan VI, dan 10 butir dalam larutan
kontrol (air ledeng/PDAM). Biarkan selama lima menit.
6. Mengatur kacang hijau dalam gelas plastik dengan label yang sesuai.
7. Mengisi gelas kimia yang telah diisi kacang hijau tersebut dengan larutan yang
berlabel sama, kira-kira 100 mL
8. Menutup ketujuh gelas tadi dengan kertas sehingga tidak ada cahaya yang dapat
masuk.
9. Melakukan pengamatan setelah 24 jam dan 48 jam. Pada setiap pengamatan,
mengukur panjang akar dengan mistar dari luar gelas piala. Kacang hijau yang
tidak tumbuh akarnya dianggap memiliki panjang akar = 0 mm. Jika pada
pengamatan dua hari (48 jam) tidak tumbuh akarnya (0 mm), dianggap kacang
hijau mati. Mencatat hasil pengamatan pada lembar kerja
10. Membuat grafik rata-rata pertumbuhan kecambah per konsentrasi setelah 24 jam
dan 48 jam dengan menggunakan warna yang berbeda. Misal 24 jam dengan
warna merah, 48 jam dengan warna hitam.

V. HASIL PENGAMATAN
A. Hasil Pengamatan Pengaruh Deterjen Terhadap Perkecambahan

Konsentrasi Larutan Deterjen


Hari Ke-1 (24 Jam)
NO 100
50% 25% 12,5% 6,25% 3,1% Kontrol
%
1 0 0 0,3 0,2 0,4 1 1
2 0 0,1 0,4 0,3 0.2 0,5 1
3 0 0 0,1 0,3 0.3 0,5 1
4 0 0,1 0,3 0,2 0,4 0,4 0,5
5 0 0 0,1 0,2 0.3 0,5 1
6 0 0,1 0,1 0,2 0,3 0.5 0.4
7 0 0,1 0,2 0,2 0,3 0,5 0,6
8 0 0 0 0,3 0.2 0,5 0,5
9 0 0 0 0,4 0,3 0,4 0,5
10 0 0,1 0,2 0,2 0,3 0.4 0,5
Jumlah 0 0,5 1,7 2,5 3,0 5,0 6,0
0 0,1 0,21 0,25 0,3 0,5 0,6
Rata-rata

Konsentrasi Larutan Deterjen


Hari Ke-2 (24 Jam)
NO 100
50% 25% 12,5% 6,25% 3,10% Kontrol
%
1 0,1 0,2 0,5 0,5 1 0,6 1,5
2 0,1 0,2 0,4 0,6 0,8 0,8 2
3 0 0,3 0,5 0,9 0,6 1 1,8
4 0 0,2 0,5 0,3 0,6 1 1,8
5 0,2 0,2 0,6 0,5 0,6 1 2
6 0,1 0,1 0,6 0,8 0,8 0,9 1,4
7 0,2 0 0,7 0,5 0,7 0,5 1,6
8 0,1 0,2 0,4 0,7 0,7 0,7 1,9
9 0,1 0,1 0,5 0,6 0,7 0,7 2
10 0,1 0 0,3 0,6 0,5 0,8 2
Jumlah 1 1,5 5,0 6,0 7,0 0,8 50
Rata-
0,1 0,3 0,5 0,6 0,7 0,8 1,8
rata

B. Grafik Rata-Rata Pertumbuhan


Grafik Perkecambahan
6

5 5

3 3.2

2
1.7 1.8
1 1.18 1.06 1.18
0.16 0.19 0.34 0.56
0.17 0.21
00.1
100% 50% 25% 12,50% 6,25% 3,10% Kontrol

24 JAM 48 JAM

Hasil Pengamatan Hari Ke-1 (24 JAM)

Hasil Pengamatan Hari Ke-2 (24 JAM)

VI. PEMBAHASAN
Dari percobaan yang telah dilakukan, diperoleh data sebagai berikut: pada hari
pertama larutan deterjen dengan konsentrasi 100% rata-rata panjang akar kecambah 0
cm dan ada 8 biji yang tidak mengalami perkecambahan. Larutan 50% rata-rata
panjangnya 0,1 cm, larutan 25% 0,2 cm, untuk larutan 12,5% 0,2.5 cm, dan 6,25%
rata-rata panjang akarnya yaitu 0,3 cm. Dan larutan 3,10% panjangnya 0,5 cm.
Sementara pada larutan kontrol, dengan menggunakan air PDAM /ledeng sebagai
pembanding, panjang akar mencapai 0,6 cm.
Dihari kedua, setelah 48 jam semua kacang hijau mengalami pertambahan
panjang pada akarnya dari semua jenis larutan. Dimulai dari larutan 100% yang pada
haripertama 0 cm menjadi 0,1 cm. Larutan 50% dari 0,1 cm menjadi 0,3 cm dan pada
larutan 25% panjangnya 0,5 cm. Larutan 12,5% yang semula 0,2.5 cm menjadi 0,6
cm begitu juga dengan larutan 6,25% menjadi 0,7 cm. Sedangkan larutan 3,1%
panjangnya 0,8 cm. Dan untuk larutan control menjadi 1,8 cm.
Perkecambahan adalah proses awal biji kering untuk memulai pertumbuhan
menjadi tanaman. Perkecambahan melibatkan empat proses yaitu imbibisi, forma
sisistem enzim, pembukaan pertumbuhan dan pertumbuhan biji hingga muncul dari
permukaan tanah. Organ pertama yang muncul dari proses perkecambahan adalah
radikula atau akar embrionik. Dalam praktikum ini dilakukan persiapan dengan
mensortir biji dengan cara perendaman di dalam air. Biji yang rusak biasanya akan
terapung di permukaan air.
Dalam percobaan ini, mengamati proses perkecambahan biji kacang hijau
dilakukan dengan dua perlakuan yaitu dengan menggunakan air deterjen dan air
PDAM/ledeng. Berdasarkan hasil penelitian ditunjukkan bahwa perlakuan dengan air
PDAM/ledeng yang menghasilkan pertumbuhan akar yang lebih baik ditandai dengan
bertambahnya akar biji kacang hijau, sedangkan dengan air deterjen biji kacang hijau
dapat tumbuh ditandai dengan hasil pengamatan, tetapi dengan konsentrasi air
deterjen yang rendah baik daripada konsentrasi air deterjen yang tinggi.

VII. KESIMPULAN
Dari hasil penenlitian dapat disimpulkan bahwa semakin rendah persentase deterjen
dalam air, perkecambahan kacang hijau akan berlangsung dengan baik. Namun
sebaliknya, persentase deterjen semakin tinggi perkecambahan terhambat.

VIII. JAWABAN PERTANYAAN


1. Apa fungsi larutan 0 (kontrol) ?
Fungsi larutan kontrol adalah sebagai perbandingan dengan konsentrasi larutan
deterjen dan sebagai bukti bahwa larutan kontrol merupakan larutan yang paling
baik untuk perkecambahan hijau.

2. Apa kseimpulan Anda bila pada larutan 0 (kontrol) ada kacang hijau yang mati ?
Jika pada larutan kontrol terdapat kacang hijau yang mati, menndakan bahawa biji
kacang hijau tersebut bukan merupakan bibit yang unggul.
3. Mengapa pertumbuhan kacang hijau di dalam gelas piala harus ditutup dengan
kertas timah ?
Untuk mengurangi intensitas cahaya , karena intensitas cahaya sangat
berpengaruh terhadap pertumbuhan kacang hijau. Kacang hijau yang
mendapatkan cahaya yang cukup, ukurannya lebih kecil, jaringan mesofilnya juga
lebih kecil, dan pertumbuhannya akan lebih lambat dari kacang hijau yang tidak
mendapat cahaya.

IX. DAFTAR PUSTAKA


Astawan, Made. 2008. Sehat dengan Hidangan Kacang dan Biji-bijian. Depok:
Penebar Swadaya.
Rumanta, M. 2019. Praktikum IPA di SD. Jakarta: PT. Prata Sejati Mandiri.

Bangsri, 28 Oktober 2021


Praktikan 1 Praktikan 2

Syaiful Umam Patmi


857723092 857724009

Praktikan 3

Anik Wijayanti
857727534

Anda mungkin juga menyukai