UPBJJ SEMARANG
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TERBUKA
TAHUN 2022
LEMBAR DATA
DATA MAHASISWA
Dengan ini menyatakan bahwa Laporan Kegiatan Praktikum ini merupakan hasil karya saya
sendiri dan saya tidak melakukan plagiarisme atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak
sesuai dengan etika yang berlaku dalam keilmuan. Atas pernyataan ini saya siap menerima
tindakan/sanksi yang diberikan kepada saya apabila dikemudian hari ditemukan pelanggaran
akademik dalam karya saya ini atau ada klaim atas karya saya ini.
Yulia Ratnasari
PERCOBAAN 1
A. JUDUL PERCOBAAN
Pengaruh Deterjen pada Perkecambahan
B. TUJUAN PERCOBAAN
Mengamati pengaruh deterjen terhadap perkecambahan kacang hijau.
D. LANDASAN TEORI
1. Perkecambahan Benih
Perkecambahan merupakan tahap awal perkembangan suatu tumbuhan,
khususnya pada tumbuhan berbiji. Dalam tahap perkembangan, embrio didalam biji
yang semula berada pada kondisi dorman mengalami sejumlah perubahan fisiologi
yang menyebabkan tumbuhan berbiji berkembang menjadi tumbuhan muda.
Tumbuhan muda ini dikenal dengan kecambah.
Perkecambahan diawali dengan penyerapan air dari lingkungan sekitar biji,
baik tanah, udara, maupun media lainnya. Perubahan yang teramati adalah
membesarnya ukuran biji yang disebut tahp imbibisi (berarti “minum”). Biji yang
menyerap air dari lingkungan sekelilingnya baik dari tanah maupun udara (dalam
bentuk embun/ uap air, efek yang terjadi adalah membesarnya membesarnya ukuran
biji karna sel-sel embrio membesar) dan biji melunak. Proses ini murni fisik
kehadiran air kehadiran air didalam sel mengaktivkan sejumlah enzim perkecambahan
awal. Fitohormon asam absisat menurun kadarnya, sementara giberelin meningkat.
Faktor-faktor yang mempengaruhi perkecambahan biji antara lain:
1. Faktor internal:
a) Gen
b) Hormon
2. Faktor eksternal:
a) Air
b) Cahaya
c) Suhu
d) Nutrisi
e) Ph
f) Ketinggian tempat
g) O2
h) CO2
i) Kelembapan
j) Angin
2. Deterjen
E. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Menyediakan larutan deterjen 100%, 50%, 25%, 12,50%, 6,25%, 3,10%, serta
kontrol berupa air ledeng. Lalu simpan cairan dengan gelas kimia yang telah
diberi label sebagai berikut.
a. Label 1 = 100%
b. Label II = 50%
c. Label III = 25%
d. Label IV = 12,5%
e. Label V = 6,25%
f. Label VI = 3,1%
g. Label Kontrol = air ledeng/PDAM
2. Cara menyediakan larutan :
a) Melarutkan 1 gr deterjen serbuk ke dalam air sumur hingga 100 ml dengan
menggunakan botol air mineral 1500ml. Kemudian mengambil 500ml dan
memasukkan ke dalam botol air mineral 600ml berlabel 100%
b) Menambahkan air 500ml kedalam botol air mineral 1500ml kemudian
mengambil 500ml dan memasukkan kedalam botol air mineral 600ml yang
berlabel 50%
c) Menambahkan air 500ml kedalam botol air mineral 1500ml kemudian
mengambil 500ml dan memasukkan kedalam botol air mineral 600ml yang
berlabel 25%
d) Menambahkan air 500ml kedalam botol air mineral 1500ml kemudian
mengambil 500ml dan memasukkan kedalam botol air mineral 600ml yang
berlabel 12,5%
e) Menambahkan air 500ml kedalam botol air mineral 1500ml kemudian
mengambil 500ml dan memasukkan kedalam botol air mineral 600ml yang
berlabel 6,25%
f) Menambahkan air 500ml kedalam botol air mineral 1500ml kemudian
mengambil 500ml dan memasukkan kedalam botol air mineral 600ml yang
berlabel 3,1%
3. Menyediakan tujuh gelas lain, kemudian memberi label kontrol, I, II, III, IV, V,
dan VI. Masing-masing diberi lingkaran kertas saring/kertas tissu.
4. Memasukkan kacang hijau ke dalam air pada gelas kimia. Buanglah kacang yang
mengapung, sementara kacang hijau yang tenggelam yang digunakan dalam
penelitian ini.
5. Dari kacang hijau yang terpilih, ambil 10 butir lalu rendam dalam larutan I, 10
butir dalam larutan II, 10 butir dalam larutan III, 10 butir dalam larutan IV, 10
butir dalam larutan V, 10 butir dalam larutan VI, dan 10 butir dalam larutan
kontrol (air ledeng/PDAM). Biarkan rendaman selama 5 menit.
6. Mengatur kacang hijau dalam gelas kimia dengan label yang sesuai. Atur yang
baik agar hilium mengarah kebawah.
7. Mengisi gelas kimia yang telah diisi kacang hijau tersebut dengan larutan yang
berlabel sama, kira-kira 100 mL.
8. Menutup ke tujuh gelas kimia dengan kertas timah sehingga tidak ada cahaya
yang dapat masuk.
9. Melakukan pengamatan setelah 24 jam dan 48 jam. Pada setiap pengamatan,
diukur panjang akar dengan mistar dari luar gelas piala. Kacang hijau yang tidak
tumbuh akarnya dianggap memiliki panjang akar = 0 mm. Jika pada pengamatan
dua hari (48 jam) tidak tumbuh akarnya (0 mm), dianggap kacang hijau mati.
Kemudian mencatat hasil pengamatan pada lembar kerja Tabel 2.10
10. Membuat grafik rata-rat pertumbuhan kecambah per konsentrasi setelah 24 jam
dan 48 jam (Grafik 2.10) dengan menggunakan warna yang berbeda. Misal 24 jam
dengan warna merah, 48 jam dengan warna hitam.
F. PERTANYAAN-PERTANYAAN
1. Apa fungsi larutan 0 (Kontrol)?
2. Apa kesimpulan apabila pada latutan 0 (kontrol) ada kacang hijau yang mati?
3. Mengapa pertumbuhan kacang hijau di dalam gelas piala harus ditutup dengan
kertas timah ?
G. HASIL PENGAMATAN
Tabel 2.10
Pengaruh Deterjen Terhadap Tumbuhan
0
100% Hari ke - 1 Hari ke - 2
50% 25% 12,50% 6,25% 3,10% Kontrol
Konsentrasi
Grafik 2.2
Grafik Rata-Rata Pertumbuhan
Hari ke - 1
Kecambah Per Konsentrasi Pada Hari ke - 1
Hari ke - 2
H. PEMBAHASAN
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, pada hari pertama (24 jam) di
larutan deterjen dengan konsentrasi 100% rata-rata panjang akar kecambah adalah
0,07 cm dan terdapat 6 biji kacang hijau yang tidak mengalami perkecambahan.
Pada larutan 50% rata-rata panjangnya adalah 0,37 cm, larutan 25% rata-rata
panjangnya adalah 1,22 cm, larutan 12,5% rata-rata panjangnya adalah 1,64 cm,
larutan 6,25% rata-rata panjangnya adalah 2,96 cm, dan larutan 3,1% rata-rata
panjangnya adalah 3,68 cm. Sementara pada larutan kontrol, dengan menggunakan
air sumur sebagai pembanding, panjang akar mencapai 4,88 cm.
Pada hari kedua, setelah 48 jam terdapat 4 kacang hijau yang tidak
mengalami perkecambahan di larutan 100%. Tetapi semua kacang hijau mengalami
pertambahan panjang pada akarnya di semua jenis larutan. Dimulai dari larutan
100% yang pada hari pertama 0,07 cm menjadi 0,2 cm, larutan 50% dari 0,37 cm
menjadi 0,65 cm, dan larutan 25% dari 1,22 cm menjadi 1,54 cm. Larutan 12,5%
yang semula 1,64 cm menjadi 1,98 cm dan larutan 6,25% semula 2,96 cm menjadi
3,29 cm. Sedangkan larutan 3,1% panjang hari kedua menjadi 4,06 cm dari 3,68 cm.
Kemudian untuk larutan kontrol mengalami pertambahan sebanyak 0,48 cm menjadi
5,36 cm.
I. KESIMPULAN
J. JAWABAN PERTANYAAN
K. DAFTAR PUSTAKA
Rumanta, Maman. 2019. Praktikum IPA di SD. Banten. Universitas Terbuka.
https://www.youtube.com/watch?v=03byibq5f4Q