Anda di halaman 1dari 109

LAPORAN KEGIATAN PRAKTIKUM IPA DI SD

DI SUSUN OLEH :

NAMA : WAHYU LESTARI


NIM : 855721624
SEMESTER/ KELAS : I (SATU)/ A
MASA REGISTRASI : 2021.1
POKJAR : ADEEBA KOTABUMI SELATAN

UPBJJ-UT BANDAR LAMPUNG


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS TERBUKA
TAHUN 2021
LEMBAR DATA

DATA MAHASISWA

Nama : WAHYU LESTARI


NIM/ID Lainnya : 855721624
Program Studi : Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Nama Sekolah : UNIVERSITAS TERBUKA

DATA TUTOR (PGSD)/INSTRUKTUR (PGSM)

Nama(Gelar) : Siti Romandiyah, M.Pd


Nip/Id Lainnya : 19770805 200212 2004
Instansi Asal : SMKN 03 Kotabumi
Nomor Hp : 085269834763
Alamat Email : Romandiyah1977@gmail.com
LEMBAR KERJA (LAPORAN) PRAKTIKUM IPA SD
PDGK4107 MODUL 1
CIRI-CIRI MAKHLUK HIDUP

KEGIATAN PRAKTIKUM 1
A. JUDUL PERCOBAAN 1 :
Gerak Pada Tumbuhan
B. TUJUAN PERCOBAAN
 Mengamati gerak seismonasti
 Mengamati gerak niktinasi
 Mengamati gerak geotropism negative pada tumbuhan
C. ALAT DAN BAHAN
1. Seismonasti dan Niktinasi
 Tanaman putri malu dalam pot 2 buah.
 Kotak dari karton warna hitam atau kardus dilapisi kertas hitam 1
buah.
 Stop watch atau jam tangan 1 buah.
 Alat-alat tulis dan penggaris.
2. Geotropisme
 Pot berukuran kecil 2 buah.
 Tanah yang subur.
 Biji kacang merah secukupnya.
 Air secukupnya.
D. LANDASAN TEORI
Tumbuhan sebagai mahluk hidup juga melakukan gerak. Namun, gerak yang
dilakukan oleh tumbuhan tidak seperti yang dilakukan oleh hewan maupun manusia.
Gerakan pada tumbuhan sangat terbatas. Gerakan yang dilakukan oleh tumbuhan
hanya dilakukan pada bagian tertentu. Misalnya bagian ujung tunas, bagian ujung
akar, ataupun pada bagian lembar daun tertentu (Ferdinand, 2003 dalam Rumanta,
2019).
Gerak yang disebabkan rangsangan gaya gravitasi disebut geotropisme.
Karena gerak akar diakibatkan oleh rangsangan gaya tarik bumi (gravitasi) dan arah
gerak menuju arah datangnya rangsangan, maka gerak tumbuh akar disebut
geotropisme positif. Sebaliknya gerak organ tumbuhan lain yang menjauhi pusat bumi
disebut geotropisme negatif (Campbell, 2004 dalam Rumanta, 2019). Nasti adalah
gerak bagian tumbuhan yang tidak dipengaruhi oleh rangsang. Gerak ini disebabkan
oleh adanya perubahan tekanan turgor akibat pemberian rangsang. Karena tidak
dipengaruhi oleh arah sehingga tidak ada nasti positif atau negatif.
Macam-macam gerak nasti:
a) Seismonasti
Seismonasti adalah gerak pada tumbuhan karena adanya rangsangan berupa
getaran. Daun putri malu saat disentuh akan menutup, reaksi menutupnya daun putri
malu dikarenakan adanya perubahan tekanan turgor akibat pemberian rangsang.
Dengan jenis sentuhan yang berbeda, maka reaksi daun putri malu pun berbeda-beda.
Jika disentuh secara halus, daun putri malu menutup secara perlahan mulai dari
pangkal daun sampai ujung daun. Saat disentuh dengan sentuhan sedang, daun
langsung menutup dari pangkal daun hingga tengah disusul dengan bagian ujung.
Sedangkan jika disentuh dengan sentuhan kasar, daun dan tangkai langsung menutup
sekaligus.
b) Niktinasi
Niktinasti (rangsang berupa gelap), merupakan gerak tidur pada tumbuhan
yang disebabkan karena keadaan gelap. Proses niktinasti banyak terjadi pada
tumbuhan berdaun majemuk. Niktinasti terjadi karena sel-sel motor di persendian
tangkai daun (anak-anak daun majemuk) atau pulvinus memompa ion K+ dari satu
bagian ke bagian lainnya sehingga menyebabkan perubahan tekanan turgor. Contoh
niktinasti adalah pada daun lamtoro dan Cassia corymbosa yang melipat kebawah
pada saat malam hari.
E. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Seismonasti
a. Menyediakan alat dan bahan yang diperlukan seperti pot yang berisi
tanaman putri malu, lembar kerja, alat-alat tulis, dan penggaris.
b. Pot putri malu, sebaiknya disiapkan beberapa hari sebelumnya,
sehingga ketika akan dilakukan percobaan pot tersebut dalam keadaan
segar. Caranya carilah tanaman putrid malu ukuran sedang
selanjutnya ambil tanaman tersebut dengan menyodoknya dengan
skop atau alat ke dalam pot tanpa mengganggu bagian akarnya.
c. Letakkan pot putri malu yang telah disiapkan, selanjutnya lakukan
sentuhan halus hingga sentuhan papling kasar terhadap daun-daun
putri malu tersebut dengan pena atau penggaris.
d. Catatlah hasil pengamatan pada lembar kerja ( Tabel 1.1 )
2. Niktinasti
a. Menyediakan dua buah pot tanaman putri malu, kemudian
memberikan tanda A pada pot pertama dan tanda B pada pot kedua.
b. Meletakkan pot A di tempat terang/terbuka.
c. Menyimpan pot B di atas meja dan menutupnya dengan menggunakan
kotak karton atau kardus yang kedap cahaya dengan hati-hati agar
tidak menyentuhnya.
d. Membiarkan pot B tertutup selama lebih kurang setengah jam (30
menit).
e. Setelah ditutup lebih kurang setengah jam, membuka dengan hati-hati
(tidak menyentuh tanamannya).
f. Mengamati apa yang terjadi dengan daun putri malu pada pot B dan
membandingkan dengan daun putri malu pada pot A.
g. Catatlah hasil pengamatan pada lembar kerja ( Tabel 1.2 )
3. Geotropisme negatif
a. Membuat dua buah pot tanaman kacang merah. Caranya tanamlah 3
biji kacang merah dalam setiap pot ukuran kecil (atau botol air
kemasan yang dipotong dan diberi lubang di bagian alasnya) 1-2
minggu sebelum percobaan dimulai. Pembuatan pot tanaman kacang
merah ini sebaiknya dilakukan di tempat terbuka sehingga tanaman
yang dihasilkan berdiri dengan tegak.
b. Berikan label A pada pot pertama dan label B pada pot kedua.
c. Letakkan pot B secara horizontal (arah mendatar), sedangkan pot A
dibiarkan berdiri (vertical) dan simpanlah keduanya di tempat
terbuka.
d. Pengamatan dilakukan setiap pagi dan sore selama 1 minggu.
e. Catatlah hasil pengamatan pada lembar kerja ( Tabel 1.3 )
F. HASIL PENGAMATAN
Berikut adalah tabel hasil pengamatan gerak seismonasti :
Tabel 1.1
Hasil pengamatan seismonasti
Jenis sentuhan
No. pada daun putri Reaksi daun putri malu Keterangan
malu
1. Halus Daun menutup perlahan Waktu cukup lama
2. Sedang Seluruh daun menutup Waktu agak cepat
3. Kasar Seluruh daun dan tangkai Waktunya cepat
menutup

Berikut adalah tabel hasil pengamatan gerak niktinasti :


Tabel 1.2
Hasil pengamatan niktinasti

Reaksi daun putri malu


No. Pot putri malu
Mula-mula ½ jam kemudian
1. Disimpan di tempat
Membuka Tetap membuka
terang
2. Ditutup dengan
penutup yang kedap Membuka Menutup
cahaya

Berikut adalah tabel hasil pengamatan gerak geotropism negatif :


Tabel 1.3
Hasil pengamatan geotropisme negatif

Jenis Pengamatan hari ke-


Keterangan
pot
1 2 3 4 5 6 7
A 0,5 1 1,5 2 3,5 4 8 Batang tumbuh tegak
Batang tumbuh
B 0,3 0,8 1,2 1,5 2,5 3,5 6,5 membelok mengikuti
cahaya matahari

G. PERTANYAAN-PERTANYAAN
1) Sebutkan dua jenis tanaman lain yang dapat melakukan niktinasi ! jelaskan
alasan anda memilihnya !
2) Apa perbedaan antara niktinasi dengan seismonasti pada percobaan yang
telah anda lakukan ? Jelaskan!
3) Pada percobaan geotropisme yang telah anda lakukan sebenarnya anda juga
sekaligus telah membuktikan adanya gerak fototropisme. Mengapa ? Jenis
fototropisme apakah yang terjadi? Jelaskan !
JAWABAN
1) Tanaman lain yang melakukan niktinasi adalah pohon turi, karena apabila
hari mulai gelap daunnya akan mengatup dan pohon lamtoro, karena daunnya
akan melipat ke bawah menjelang malam hari. Alasan pengamat memilihnya
karena antara fakta dan teori yang ada mengenai kedua pohon tersebut adalah
benar, bahwa kedua pohon itu melakukan niktinasi.
2) Niktinasi adalah gerak pada nasti yang disebabkan oleh suasana yang gelap
sedangkan seismonasti adalah gerak yang disebabkan oleh rangsangan
mekanis berupa sentuhan atau tekanan.
3) Geotropisme adalah gerak tropisme yang disebabkan oleh rangsangan gaya
gravitasi bumi, sedangkan fototropisme adalah adaptasi tumbuhan untuk
mengarahkan tajuknya ke arah cahaya matahari yang mana sangat penting
bagi keberlangsungan proses fotosintesis.
Pada percobaan yang telah dilakukan pada geotropisme juga terjadi
fototropisme karena arah tumbuh batang menuju ke arah cahaya matahari.
Jenis fototropisme yang terjadi adalah fototropisme positif karena arah
tumbuh batang menuju sumber rangsang cahaya
H. PEMBAHASAN
Berdasarkan data hasil pengamatan, gerak seismonasti, gerak niktinasti dan
gerak geotropisme negatif pada tumbuhan.
1. Seismonasti
Seismonasti adalah sebuah pergerakan pada tumbuhan karena adanya rangsangan
berupa getaran. Pada daun putri malu akan menutup bila disentuh. Perlakuan
sentuhan yang berbeda, pengaruhnya juga berbeda. Apabila sentuhan halus,
proses menutupnya perlahan. Bila disentuh dengan sedang, reaksinya agak cepat
menutup. Dan jika disentuh dengan kasar akan dengan cepat menutup daun dan
tangkainya. Reaksi ini terjadi akibat perubahan tiba-tiba dalam keseimbangan air
yang terjadi pada bantal daun yang kehilangan tekanan air sehingga daun maupun
tangkai mengatup.
2. Niktinasti
Niktinasi (nyktos = malam) merupakan sebuah pergerakan nasti yang disebabkan
oleh suasana gelap, sehingga dapat disebut juga gerak tidur. Selain karena
suasana gelap, gerak tidur daun-daun tersebut dapat terjadi akibat perubahan
tekanan turgor di dalam persendian daun. Pengamatan niktinasti pada tumbuhan
putri malu, perbandingannya adalah dengan menyimpan putri malu di tempat
terbuka maka daun putri malu akan tetap terbuka dan putri malu yang berada di
tempat kedap cahaya, daun-daun putri malu tersebut mulai mengatup. Hal-hal
yang menyebabkannya sama seperti yang terjadi pada saat gerak tidur pada
tumbuhan putri malu.
3. Geotropisme negatif
Geotropisme adalah sebuah pergerakan bagian tumbuhan karena pengaruh
gravitasi bumi. Jika arah geraknya menuju rangsang disebut geotropisme positif,
contohnyanya gerakan akar menuju tanah. Apabila arah geraknya menjauhi
rangsang disebut geotropisme negatif, contohnya gerak tumbuh batang menjauhi
tanah. Pada pengamatan percobaan, pot A mengalami pertumbuhan batang secara
normal menuju ke atas. Pada pot B yang diletakkan horizontal pertumbuhan
batang membelok dari horizontal menuju arah vertikal secara bertahap selama 7
hari. Hal ini terjadi akibat gerak tumbuh batang menjauhi tanah.
I. KESIMPULAN
Seismonasti adalah sebuah pergerakan pada tumbuhan yang dipengaruhi oleh
rangsang berupa getaran. Niktinasti adalah sebuah pergerakan pada tumbuhan yang
dipengaruhi oleh rangsang berupa gelap. Sedangkan geotropisme adalah sebuah
pergerakan pada tumbuhan yang dipengaruhi oleh gravitasi bumi.
J. DAFTAR PUSTAKA
https://www.ilmiahku.com/2019/04/laporan-praktikum-gerak-pada-tumbuhan.html (
Diakses pada hari kamis, 29 April 2021)
Rumanta, M. dkk. (2020). Praktikum IPA di SD. Tangerang Selatan: Universitas
Terbuka
K. KESULITAN YANG DIALAMI: SARAN DAN MASUKAN
Pengamat sangat berharap agar pada saat praktikum dilakukan diberikan
waktu yang lebih panjang, sehingga pengamatan dapat dilakukan secara efektif dan
efisien.
L. FOTO/VIDEO PRAKTIKUM
1. Seismonasti
Tahapan Foto Deskripsi
Gambar 1.1

Gambar 1.1
Tanaman putri malu
Tahap Awal / Pembukaan
tetap didalam tanah dan
ada yg didalam pot

Gambar 1.2

Gambar 1.2
Proses kegiatan
Proses Kegiatan 1 seismonasti mulai dari
sentuhan halus, sedang
dan sangat kasar.

2 3
Gambar 1.3 Gambar 1.3
Tahap akhir dari
Tahap Akhir
kegiatan seismonasti
adalah apabila putri
malu disentuh dengan
halus sampai kasar
makan akan terjadi
rangsangan gerak
disetiap sentuhannya.
2. Niktinasi

Tahapan Foto Deskripsi


Gambar 1.4
Gambar 1.4
Alat-alat yang telah
Tahap Awal / Pembukaan disiapkan dalam praktik
gerak pada tumbuhan
(Niktinasi)

Gambar 1.5

Gambar 1.5
Proses kegiatan
niktinasi pada putri
malu, pada kegiatan
Proses Kegiatan
tersebut ada putri malu
yang diletakkan di pot
dan ada yang masih
ditanah.

Gambar 1.6
Gambar 1.6
Tahap akhir dari
Tahap Akhir kegiatan niktinasi, yaitu
putri malu yang terbuka
hasilnya tetap akan
terbuka daun-daunnya,
sedangkan putri malu
yang ditutup atau kedap
cahaya hasilnya daun-
daunnya akan menutup.
3. Geotropisme

Tahapan Foto Deskripsi


Gambar 1.7
Gambar 1.7
Alat-alat yang telah
Tahap Awal / disiapkan dalam
Pembukaan praktik gerak pada
tumbuhan
(Geotropisme)

Gambar 1.8

Gambar 1.8
Proses kegiatan
geotropisme Pot A
Proses Kegiatan dibiarkan berdiri
(vertical) dan pot B
diletakkan mendatar
(horizontal)

Gambar 1.9 Gambar 1.9


Kegiatan akhir pada
Tahap Akhir geotropisme adalah pot
A pertumbuhannya
tumbuh berdiri ke atas,
sedangkan pot B
pertumbuhannya
membelok dari
horizontal ke arah
vertical.
LEMBAR KERJA (LAPORAN) PRAKTIKUM IPA SD
PDGK4107 MODUL 1
PERTUMBUHAN, PERKEMBANGAN, DAN PERKEMBANGBIAKAN MAKHLUK
HIDUP
KEGIATAN PRAKTIKUM 2
A. JUDUL PERCOBAAN 1 :
Perkembangbiakan tumbuhan (Struktur Bunga)
B. TUJUAN PERCOBAAN
Mengamati struktur bunga sepatu
C. Alat dan Bahan
1. Loup 1 buah
2. Pinset 1 buah
3. Pisau 1 buah
4. Bunga kembang sepatu 1 buah
D. LANDASAN TEORI
Tumbuhan merupakan salah satu penopang hidup manusia yang sangat
penting. Di samping itu, tumbuhan juga memiliki peranan yang sangat penting untuk
perkembangan mahluk hidup. Setiap tumbuhan memiliki akar, batang, daun dan
bunga. Masing-masing memiliki fungsi utama dalam pertumbuhan sebuah tumbuhan.
Bunga adalah bagian tanaman yang mengandung struktur alat perkembangbiakan
generatif.
Berdasarkan tipenya, bunga dibagi menjadi bunga tunggal dan bunga
majemuk. Pada bunga tunggal, satu tangkai hanya mendukung satu bunga, sedangkan
pada bunga majemuk, satu tangkai mendukung banyak bunga. Pada umumnya bunga
memiliki 4 organ utama, yaitu: kelopak (kaliks), mahkota (corola), benang sari
(andresium) dan putik (gynesium). Benang sari terdiri dari tangkai sari (filament),
putik (stigma), tangkai putik (style), dan bakal buah (ovary) (Nugroho,2006).
Berdasarkan kelengkapan bagian bunga, bunga dapat digolongkan kedalam bunga
lengkap, yaitu bunga yang memiliki keempat organ bunga (kelopak, mahkota, benang
sari dan putik); dan bunga tak lengkap, yaitu bunga yang tidak memiliki salah satu
atau lebih organ bunga tersebut.
E. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Mengamati bagian-bagian bunga dengan tanpa merusaknya, perhatikan bagian
kelopak, mahkota, benang sari, putik, dan dasar bunganya.
2. Mengambil gambar dari hasil pengamatan dan melengkapi dengan keterangan
gambar.
3. Mengamati bagian kelopak. Mencatat bentuk dan warna kelopak yang diamati.
4. Mengamati pula mahkota bunga. Mencatat bentuk dan warnanya.
5. Menyingkirkan bagian mahkota bunga untuk mengamati benang sari. Menghitung
jumlah benang sari yang ada. Mencatat hasil pengamatan. Dengan menggunakan
kaca pembesar mengamati bagian kepala sari (anthera). Mengamati pula serbuk
sari yang bentuknya mirip debu pada kepala sari.
6. Mengamati bagian putik yang biasanya terletak di bagian tengah bunga. Mencatat
bagaimana bentuk putik bunga tersebut. Memperhatikan bagian ovarium, tangkai
putik dan kepala putiknya.
7. Membuat gambar struktur putik, meliputi ovarium, tangkai putik dan kepala
putik.
F. HASIL PENGAMATAN

Gambar 2.1 Gambar 2.2


Morfologi Bunga Sepatu Sayatan Vertikal Bunga Sepatu
G. PERTANYAAN-PERTANYAAN
1. Berapa buah benang sari bunga sepatu yang anda amati?
2. Apa fungsi benang sari dan putik? Jelaskan!
Jawaban
1. Ada 108 buah benang sari dan 5 kepala putik.
2. Benang sari berfungsi sebagai alat perkembangbiakan jantan, sedangkan putik
sebagai alat perkembangbiakan betina. Jika tidak ada benang sari atau putik,
tidak akan terjadi proses pembuahan, yang diawali proses penyerbukan
dimana menempel dna jatuhnya benang sari ke kepala putik.
H. PEMBAHASAN
1. Kelopak bunga adalah bagian bunga paling besar yang warnanya hijau serta
fungsinya untuk melindungi bunga sepatu saat kuncup. Bentuknya panjang dna
ujungnya lancip.
2. Mahkota bunga adalah bagian bunga yang terletak di dalam kelopak bunga, besar
dan indah, tersusun bertumpuk-tumpuk. Mahkota bunga bentuknya bundar dan
lebar, berwarna merah.
3. Benang sari adalah bagian dari bunga yang terletak di mahkota bunga. Benang
sari bentuknya panjang dan kecil, dan ujungnya terdapat kepala sari. Warnanya
merah kekuningan dan fungsinya sebagai alat perkembangbiakan jantan. Benang
sari tidak melekat pada mahkota bunga, dan terdapat serbuk sari pada kepala sari.
4. Putik adalah bagian dari bunga dan terdapat di dalam mahkota bunga. Bentuknya
bundar berwarna merah dan fungsinya sebagai alat perkembangbiakan betina.
5. Bunga disayat secara vertical
Saat disayat secara vertikal, terdapat ovarium yang nantinya akan berkembang
menjadi buah. Selain ovarium juga terdapat ovulum yang berisi gamet betina yang
setelah dibuahi gamet jantan akan berkembang menjadi embrio. Ovulum melekat
pada dinding ovarium melalui sebuah tangkai.
I. KESIMPULAN
Bunga sepatu memiliki struktur bunga lengkap, tapi tidak bisa melakukan
perkembangan secara generative. Hal ini disebabkan letak putik berada diatas benang
sari, sehingga sulit terjadi penyerbukan dan pembuahan. Bunga sepatu
dikembangbiakkan dengan cara vegetative buatan, yaitu stek batang dan mencangkok.
J. DAFTAR PUSTAKA
https://pdfcoffee.com/laporan-praktikum-bunga-2-pdf-free.html diakses pada: Kamis,
29 April 2021
https://www.ilmiahku.com/2019/05/laporan-praktikum-perkembangbiakan-
tumbuhan.html diakses pada: Kamis, 29 April 2021
Rumanta, M. dkk, (2020). Praktikum IPA di SD. Tangerang Selatan: Universitas
Terbuka.
K. KESULITAN YANG DIALAMI: SARAN DAN MASUKAN
Perhitungan benang sari sebaiknya menggunakan alat bantu, hal ini karena
ukurannya yang sangat kecil.
L. FOTO/VIDEO PRAKTIKUM

Gambar 2.3
Bunga sepatu masih dalam kondisi
menempel pada tumbuhan induk

Gambar 2.3
Tahap awal/pembukaan
Gambar 2.4 Gambar 2.4
a. bagian bunga sepatu yang belum
disayat vertikal
Gambar
b. bunga sepatu yang telah disayat
vertikal
Gambar (a) Gambar (b)
Proses Kegiatan
Gambar 2.5 Gambar 2.5
Perhitungan benang sari dan putik

Tahap akhir
LEMBAR KERJA (LAPORAN) PRAKTIKUM IPA SD
PDGK4107 MODUL 2
EKOSISTEM
KEGIATAN PRAKTIKUM 3
A. JUDUL PERCOBAAN 1 :
Ekosistem Darat
B. TUJUAN PERCOBAAN
Membandingkan komponen-komponen yang terdapat pada ekosistem darat alami
dan buatan
C. ALAT DAN BAHAN
1. Seperangkat alat tulis
2. Loup/kaca pembesar
3. Barometer
4. Lingkungan sekitar
D. LANDASAN TEORI
Ekosistem merupakan suatu satuan fungsional dasar yang menyangkut
proses interaksi dari organisme dengan lingkungannya meliputi aliran energi,
rantai/jaring makanan, siklus biogeokimiawi, perkembangan dan pengendalian.
Secara struktural dalam suatu ekosistem terdapat komponen biotik yang
terdiri dari produsen (tumbuhan), konsumen (hewan) dan decomposer (pengurai,
serta komponen abiotic yang terdiri dari bahan anorganik, bahan organic dan kondisi
iklim. Dengan demikian ekosistem mempunyai jenis-jenis komponen yang saling
berinteraksi.
Ditinjau dari cara terbentuknya, terdapat dua jenis ekosistem yaitu ekoistem
alami misalnya hutan, padang rumput, laut, danau, padang pasir dan pasir, sedangkan
ekosistem buatan misalnya kolam ikan, sawah, ladang/kebun dan akuarium.
E. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Menentukan ekosistem darat alami di sekitar tempat tinggal
2. Mengamati komponen abiotik meliputi suhu udara, pencahayaan, angin dan
jenis/warna tanah
3. Menggunakan barometer untuk mengetahui suhu udara, untuk mengetahui
keadaan pencahayaan, angin, atau tanah menggunakan perkiraan saja
4. Mencatat data pada tabel dalam lembar kerja
5. Mengamati komponen biotik, meliputi makhluk hidup yang ada di sekitar
6. Mencatat jenis tumbuhan sebagai produsen yang ada dengan nama latinnya
7. Mencatat jenis hewan sebagai konsumen yang ada di ekosistem, baik yang
tetap maupun yang singgah, termasuk hewan-hewan yang berukuran kecil
8. Mengamati lebih teliti hewan-hewan kecil yang mungkin terdapat dalam
tanah/dekat permukaan atau pada sela-sela daun/batang, dengan
menggunakan kaca pembesar jika perlu.
9. Mencatat data pada lembar kerja.
10. Membuat kesimpulan umum tentang perbedaan pada kedua sistem tersebut.
F. HASIL PENGAMATAN
Berikut adalah tabel hasil pengamatan ekosistem darat:
Tabel 3.1
Komponen Abiotik Ekosistem Darat Alami
No Komponen abiotik Kondisi/Keadaan
1. Tekanan udara 75 cmHg
2. Pencahayaan Kurang
3. Angin Sepoi-sepoi
4. Tanah Hitam subur
5. Suhu udara 250C

Tabel 3.2
Komponen Biotik Ekosistem Darat Alami
No Jenis Tumbuhan Jenis Hewan Pengurai
1. Putri malu Semut Bakteri
2. Rumput teki Kupu-kupu Bakteri
3. Pohon waru Jangkrik Bakteri
4. Pohon Cabe Kadal Bakteri
5. Pohon kopi Lalat Bakteri

Tabel 3.3
Komponen Abiotik Ekosistem Darat Buatan
No Komponen abiotik Kondisi/Keadaan
1. Tekanan udara 75 cmHg
2. Pencahayaan Panas dan sangat terang
3. Angin Sepoi-sepoi
4. Tanah Kecoklatan, bersih tercangkul
5. Suhu udara 290C
Tabel 3.4
Komponen Biotik Ekosistem Darat Buatan
No Jenis Tumbuhan Jenis Hewan Pengurai
1. Pohon Jagung Belalang Bakteri
2. Rumput tulangan Semut Bakteri
3. Pohon manga Ulat Bakteri
4. Rumput jagungan Capung Bakteri
5. Pohon kelapa Burung Bakteri

G. PERTANYAAN-PERTANYAAN
1. Menurut pendapat anda ekosistem manakah yang mempunyai jenis komponen
biotic lebih banyak? Mengapa demikian? Jelaskan secara singkat!
Jawaban:
Ekosistem alami memiliki komponen biotic lebih banyak karena pada
ekosistem buatan komponen biotik yang cenderung merugikan akan ditebang,
dicabut atau dihilangkan demi komponan lain terutama tanaman yang
dianggap menguntungkan manusia
H. PEMBAHASAN
Berdasarkan data hasil pengamatan ekosistem darat :
Ekosistem adalah suatu tempat atau kawasan yang didalamnya ada unsur
Biotik (Hidup) dan Abiotik (Tak hidup) terjadi sebuah hubungan timbale balik antara
unsur-unsur tersebut yang membentuk sistem ekologi. Oleh karena itu ekosistem
adalah suatu struktural dari lingkungan serta ekosistem dapat terjadi secara alami dan
juga buatan.
I. KESIMPULAN
Dari percobaan dapat disimpulkan bahwa ekosistem darat alami dan buatan
memiliki komponen abiotik yang sama. Sedang penyusun komponen biotic
ekosistem darat alami lebih lengkap dibandingkan ekosistem darat buatan. Ekosistem
darat alami terjadi tanpa campur tangan manusia dan telah membentuk
keseimbangan. Ekosistem darat buatan terjadi karena campur tangan manusia
cenderung memiliki komponen biotik yang homogen.
J. DAFTAR PUSTAKA
http://dziks0508.blogspot.com/2016/02/laporan-praktikum-ekosistem-darat.html
diakses pada : Kamis 29 April 2021
https://www.ilmiahku.com/2019/05/laporan-praktikum-ekosistem-darat.html diakses
pada : Kamis 29 April 2021
Rumanta, M. dkk, (2020).Praktikum IPA di SD. Tangerang Selatan: Universitas
Terbuka
K. KESULITAN YANG DIALAMI: SARAN DAN MASUKAN
Perlu alat bantu untuk melihat komponen biotik yang berukuran sangat-sangat kecil.
L. FOTO/VIDEO PRAKTIKUM

Gambar 3.1
tanah yang ada pada ekosistem alami
berwarna gelap
Gambar 3.1
Komponen abiotik ekosistem darat alami
Gambar 3.2

Gambar 3.2
Merupakan contoh komponen biotik
ekosistem darat alami yang berisi
makhluk hidup yang beragam
A B
Komponen biotik ekosistem darat alami

Gambar 3.3
tanah yang ada pada ekosistem alami
berwarna kecoklatan
Gambar 3.3
Komponen abiotik ekosistem darat buatan
Gambar 3.4
Gambar 3.4
Merupakan contoh komponen biotic
ekosistem darat buatan yang berisi
makhluk hidup yang homogen atau
sejenis, hanya sedikit makhluk hidup
A B yang tidak sejenis.
Komponen biotic ekosistem darat buatan
LEMBAR KERJA (LAPORAN) PRAKTIKUM IPA SD
PDGK4107 MODUL 2
PENCEMARAN LINGKUNGAN

KEGIATAN PRAKTIKUM 4
A. JUDUL PERCOBAAN 2 :
Pengaruh Deterjen Terhadap Perkecambahan
B. TUJUAN PERCOBAAN
Mengamati pengaruh deterjen terhadap perkecambahan kacang hijau.
C. ALAT DAN BAHAN
1. Neraca analitik/ sendok teh 1 buah
2. Gelas kimia 600 ml 10 buah
3. Kertas saring/tissue secukupnya
4. Kertas timah secukupnya atau kardus
5. Mistar dengan skala mm 1 buah
6. Kertas untuk label secukupnya
7. Gelas kimia 1000 ml 1 buah
8. Air ledeng secukupnya
9. Deterjen serbuk 1 gram
D. LANDASAN TEORI
Perkecambahan merupakan tahap awal perkembangan suatu tumbuhan,
khususnya pada tumbuhan berbiji. Dalam tahap perkembangan, embrio didalam biji
yang semula berada pada kondisi dorman mengalami sejumlah perubahan fisiologi
yang menyebabkan tumbuhan berbiji berkembang menjadi tumbuhan muda.
Tumbuhan muda ini dikenal dengan kecambah.
Perkecambahan diawali dengan penyerapan air dari lingkungan sekitar biji,
baik tanah, udara, maupun media lainnya. Perubahan yang teramati adalah
membesarnya ukuran biji yang disebut tahap imbibisi (berarti “minum”). Biji yang
menyerap air dari lingkungan sekelilingnya baik dari tanah maupun udara (dalam
bentuk embun/ uap air, efek yang terjadi adalah membesarnya ukuran biji karena sel-
sel embrio membesar) dan biji melunak. Proses ini murni fisik kehadiran air
kehadiran air didalam sel mengaktifkan sejumlah enzim perkecambahan awal.
Fitohormon asam absisat menurun kadarnya, sementara giberelin meningkat.
Faktor-faktor yang mempengaruhi perkecambahan biji antara lain:
1. Faktor internal :
a. Gen
b. Hormon
2. Faktor eksternal :
3. Air 8. Ketinggian tempat
4. Cahaya 9. O2
5. Suhu 10. CO2
6. Nutrisi 11. Kelembapan
7. Ph Angin.
Deterjen adalah campuran berbagai bahan, yang digunakan untuk membantu
pembersihan dan terbuat dari bahan-bahan turunan minyak bumi. Dibanding dengan
sabun, deterjen mempunyai keunggulan antara lain mempunyai daya cuci yang lebih
baik serta tidak terpengaruh oleh kesadahan air. Detergen merupakan garam Natrium
dari asam sulfonat.
E. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Sediakan larutan deterjen 100%, 50%, 25%, 12,50%, 6,25%, 3,10% serta
control yang berupa air ledeng/PDAM. Lalu simpan cairan dengan gelas
kimia yang telah diberi label sebagai berikut :
a. Label I = 100%
b. Label II = 50%
c. Label III = 25%
d. Label IV = 12,50 %
e. Label V = 6,25%
f. Label VI = 3,1%
g. Label kontrol = air ledeng/PDAM
2. Cara menyediakan larutan
Cara membuat larutan untuk setiap konsentrasi pada praktikum ini dapat
dilihat pada cara menyediakan larutan pada percobaan 1: Pengaruh deterjen
terhadap pertumbuhan akar bawang merah (Allium cepa)
3. Sediakan enam gelas kimia lain, beri label kontrol, I, II, III, IV, V dan VI.
Masing-masing diberi lingkaran kertas saring/ kertas tissue
4. Masukkan kacang hijau ke dalam air pada gelas kimi. Buanglah kacang yang
mengapung, sementara kacang hijau yang tenggelam yang digunakan dalam
percobaan ini.
5. Dari kacang hijau terpilih, ambil 10 butir lalu rendam dalam larutan I, 10
butir dalam larutan II, 10 butir dalam larutan III, 10 butir dalam larutan IV,
10 butir dalam larutan VI dan 10 butir dalam larutan kontrol (air
ledenga/PDAM). Biarkan rendaman selama lima menit.
6. Aturlah kacang hijau dalam gelas kimia dengan label yang sesuai. Atur yang
baik agar hilum mengarah ke bawah.
7. Isilah gelas kimia yang telah diisi kacang hijau tersebut dengan larutan yang
berlabel sama, kira-kira 100 mL.
8. Tutup ke tujuh gelas tadi dengan kertas timah atau kardus sehingga tidak ada
cahaya yang masuk.
9. Lakukan pengamatan setelah 24 jam dan 48 jam. Pada setiap pengamatan,
ukurlah panjang akar dengan mistar dari luar gelass piala. Kacang hijau yang
tidak tumbuh akarnya dianggap memiliki panjang akar = 0 mm. Jika
pengamatan dua hari (48) jam tidak tumbuh akarnya (0 mm), dianggap
kacang hijau mati. Catatlah hasil pengamatan pada lembar kerja table.2.10.
10. Buatlah grafik rata-rata pertumbuhan kecambah per konsentrasi setelah 24
jam dan 48 jam dengan menggunakan warna berbeda. Misal 24 jam dengan
warna merah, 48 jam dengan warna biru.
F. HASIL PENGAMATAN
Tabel 4.1
Pengaruh deterjen terhadap perkecambahan

Konsentrasi Larutan Deterjen


No. Hari ke-1 (24 jam)
100% 50% 25% 12,5% 6,25% 3,1% Kontrol
1 0,5 cm 0,2 cm - 0,5 cm - 0,5 cm 1 cm
2 0,3 cm 0,1 cm - 0,3 cm - 1 cm 1,5 cm
3 0,2 cm - - 0,2 cm - 1,5 cm
4 - - - - - - -
5 - - - - - - -
6 - - - - - - -
7 - - - - - - -
8 - - - - - - -
9 - - - - - - -
10 - - - - - - -
Jumlah 1,1 cm 0,3 cm 0 1,1 cm 0 1,5 cm 4 cm
Rata- 0,03 0,11
0,11 cm 0 0 0,15 cm 0,4 cm
rata mm cm
Konsentrasi Larutan Deterjen
No. Hari ke-2 (48 jam)
100% 50% 25% 12,5% 6,25% 3,1% Kontrol
1 1 cm 0,5 cm 0,3 cm 1 cm - 1 cm 4 cm
2 0,5 cm 0,5 cm - 0,5 cm - 1,5 cm 3 cm
3 0,5 cm - - 0,5 cm - 2 cm
4 - - - - - - -
5 - - - - - - -
6 - - - - - - -
7 - - - - - - -
8 - - - - - - -
9 - - - - - - -
10 - - - - - - -
Jumlah 2 cm 1 cm 0,3 cm 2 cm 0 2,5 cm 9 cm
Rata- 0,03
0,2 cm 0,1 cm 0,2 cm 0 0,25 cm 0,9 cm
rata cm
Grafik 4.1
Grafik rata-rata pertumbuhan kecambah per konsentrasi pada 24 jam dan 48 jam.

1
0.9
Panjang kecambah kacang hijau

0.8
0.7
0.6
0.5 48 Jam

0.4 24 Jam

0.3
0.2
0.1
0
100% 50% 25% 12,5% 6,25% 3,1% KONTROL

G. PERTANYAAN-PERTANYAAN
1) Apa fungsi larutan 0 (kontrol) ?
2) Apa kesimpulan anda bila pada larutan 0 (kontrol) ada kacang hijau yang
mati ?
3) Mengapa pertumbuhan kacang hijau di dalam gelas piala harus ditutup
dengan kertas timah atau kardus ?
JAWABAN
1) Fungsi larutan 0 (kontrol) adalah sebagai pembanding antara konsentrasi
larutan deterjen dan sebagai bukti bahwa larutan 0 (kontrol) adalah larutan
yang paling baik dalam pertumbuhan karena tidak mengandung deterjen.
2) Jika pada larutan 0 (kontrol) ada kacang hijau yang mati, mungkin kacang
hijau tersebut bukan bibit unggul.
3) Karena untuk mengurangi intensitas cahaya terhadap pertumbuhan kacang
hijau. Kacang hijau yang mendapatkan cahaya yang cukup, ukurannya lebih
kecil, jaringan mesofilnya juga lebih kecil, dan pertumbuhannya akan lebih
lambat dari kacang hijau yang tidak mendapat cahaya.
H. PEMBAHASAN
Berdasarkan data hasil pengamatan Pengaruh deterjen terhadap perkecambahan :
Pada hari pertama larutan deterjen dengan konsentrasi 100% rata-rata panjang
akar kecambah 0,11 cm dan ada 7 biji yang tidak mengalami perkecambahan.
Larutan 50% rata-rata panjangnya 0,1 cm, larutan 25% 0,03 cm, untuk larutan 12,5%
0,11 cm, untuk larutan 6,25% rata-rata panjang 0 cm, larutan 3,1% panjangnya 0,15
cm. Sementara pada larutan kontrol, dengan menggunakan air sumur sebagai
pembanding, panjang akar mencapai 0,4 cm.
Dihari kedua, setelah 48 jam semua kacang hijau mengalami pertambahan
panjang pada akarnya dari semua jenis larutan. Dimulai dari larutan 100% yang pada
hari pertama 0,11 cm menjadi 0,2 cm. Larutan 50% dari 0,1 cm menjadi 0,1 cm dan
pada larutan 25% panjangnya 0,03 cm. Larutan 12,5% yang semula 0,11 cm menjadi
0,2 cm, dengan larutan 6,25% tetap sama 0 cm. Sedangkan larutan 3,1% panjangnya
0,25 cm dari 0,15 cm. Dan untuk larutan kontrol menjadi 0,9 cm.
I. KESIMPULAN
Dari percobaan dapat disimpulkan bahwa kecambah pada kadar konsentrasi
tertentu (rendah) masih bisa mengalami pertumbuhan walaupun ada hambatan,
tetapi pada konsentrasi tinggi kecambah tumbuh namun tidak mengalami
pertumbuhan dan pada akhirnya akan mati.
J. DAFTAR PUSTAKA
http://ikerachmawatirohali.blogspot.com/2019/04/laporan-praktikum-ipa-
pengaruh-deterjen.html (Diakses pada hari jumat, 29 April 2021)
https://www.ilmiahku.com/2019/05/Laporan-Praktikum-Pengaruh-Deterjen-
Terhadap-Perkecambahan.html (Diakses pada hari jumat, 29 April 2021)
Rumanta, M. dkk, (2020). Praktikum IPA di SD. Tangerang Selatan :
Universitas Terbuka.
K. KESULITAN YANG DIALAMI: SARAN DAN MASUKAN
Pengamat sangat berharap agar pada saat praktikum dilakukan diberikan
waktu yang lebih panjang, sehingga pengamatan dapat dilakukan secara efektif dan
efisien.
L. FOTO/VIDEO PRAKTIKUM

1. Pengaruh deterjen terhadap perkecambahan

Tahapan Foto Deskripsi


Gambar 4.1
Gambar 4.1
Alat dan bahan-bahan
Tahap Awal / yang disiapkan dalam
Pembukaan praktek pengaruh
deterjen terhadap
perkecambahan

Gambar 4.2
Gambar 4.2
Proses kegiatan
pengaruh deterjen
Proses Kegiatan terhadap
perkecambahan pada
hari pertama (1) dan
1 2
hari kedua (2).

Tahap Akhir Gambar 4.3 Gambar 4.3


Tahap akhir dari
kegiatan pengaruh
deterjen terhadap
perkecambahan.
LEMBAR KERJA (LAPORAN) PRAKTIKUM IPA SD
PDGK4107 MODUL 3
UJI MAKANAN

KEGIATAN PRAKTIKUM 5
A. JUDUL PERCOBAAN 1 :
Uji Karbohidrat
B. TUJUAN PERCOBAAN
Mengidentifikasi bahan makanan yang mengandung karbohidrat.
C. ALAT DAN BAHAN
1. Piring plastik 1 buah
2. Pipet 1 buah
3. Pisang 1 iris kecil
4. Apel 1 iris kecil
5. Nasi 2-3 butir
6. Telur rebus (bagian putihnya) 1 iris kecil
7. Tahu putih 1 iris kecil
8. Margarin seujung sendok
9. Biskuit 1 potong kecil
10. Tepung terigu 1 sendok kecil
11. Gula pasir 1 sendok kecil
12. Kentang 1 iris kecil
13. Kalium iodide 0,1 M 10 ml/ betadine
D. LANDASAN TEORI
Untuk memiliki tubuh sehat dan tumbuh normal, setiap orang memerlukan
zat makanan seperti: karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral dan air.
Kandungan zat dalam makanan dapat diidentifikasi dalam suatu pengujian sederhana
namun jumlah kandungan setiap zat makanan dalam bahan makanan hanya dapat
diidentifikasi dengan cara yang kompleks. Karbohidrat merupakan senyawa yang
terdiri atas unsur karbon (C), hidrogen (H), dan oksigen (O) yang umumnya dikenal
sebagai senyawa gula.
Ada 3 (tiga) golongan karbohidrat yaitu :
a. Golongan Monosakarida
Merupakan golongan karbohidrat yang terdiri dari satu satuan gula, rumus kimia:
C6H12O6. Contoh: glukosa, fruktosa, dan galaktosa. Contoh pada makanan
adalah: madu dan rasa manis pada air buah.
b. Golongan Disakarida
Merupakan golongan karbohidrat yang terdiri dari dua satuan gula, rumus kimia:
(C6H12O6)2.
c. Golongan Polisakarida
Merupakan golongan karbohidrat yang terdiri dari banyak satuan gula, rumus
kimia: (C6H12O6)n. Contoh: amilium (pati/zat tepung). Contoh pada bahan
makanan adalah: semua makanan yang mengandung zat tepung (amilium),
misalnya nasi (beras), roti (terigu), ubu, keladi, sagu. Pada buah-buahan
misalnya : alpukat, durian, nangka, mangga manalagi (harum manis).
Untuk mengetahui amilum dalam bahan makanan dapat diuji dengan pemberian
larutan lugol. Amilium yang ditetesi larutan lugol akan memperlihatkan perubahan
warna larutan lugol dalam bahan makanan menjadi berwarna biru tua (biru ke hitam-
hitaman). Jadi bahan makanan yang mengandung amilium jika ditetesi dengan larutan
lugol, maka bagian yang ditetesi akan berwarna biru-ungu atau biru ke hitam-hitaman.
Untuk membantu agar warna dapat diidentifikasi secara jelas, maka usahakan
memilih bahan makanan yang berwarna putih. Selain itu demi keamanan dalam
penggunaan larutan lugol, maka yang perlu diperhatikan adalah jangan terlalu pekat
dalam mencampur larutan karena larutan lugol beracun dan dapat membuat iritasi
kulit.
E. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Semua pengamatan harus dicatat dan atau digambar langsung dalam lembar kerja
yang diperuntukkan bagi percobaan ini.
2. Susun semua makanan dan beri nama bahan-bahan makanan yang akan diuji
diatas piring plastik.
3. Tetesi satu-persatu bahan makanan dengan dua sampai tiga tetes larutan yodium
dalam KI/lugol. Perhatikan dan catat perubahan warna pada bagian makanan
yang ditetesi larutan yodium. Catatlah bahan yang diuji manakah yang
menunjukkan warna ungu-biru setelah ditetesi larutan yodium.
4. Catat semua hasil pengamatan ke dalam lembar kerja dan buatlah kesimpulan
tentang zat-zat manakah yang mengandung amilum.
F. HASIL PENGAMATAN
Berikut adalah tabel hasil pengamatan uji karbohidrat :
Tabel 5.1
Hasil pengamatan uji karbohidrat
Warna Keterangan
Sebelum Sesudah
No. Bahan Makanan
diberi diberi
yodium yodium
1 Pisang Kekuningan Ungu Mengandung amilum
kebiruan
2 Apel Putih Coklat Tidak mengandung
amilum
3 Nasi Putih Ungu / Mengandung amilum
hitam
4 Telur rebus (bagian putih) Putih Putih Tidak mengandung
kuning amilum
5 Tahu putih Putih Coklat Tidak mengandung
amilum
6 Margarin Kuning Kuning Tidak mengandung
amilum
7 Biskuit Coklat Hitam Mengandung amilum
8 Tepung terigu Putih Biru hitam Mengandung amilum
9 Gula pasir Putih Coklat Tidak mengandung
amilum
10 Kentang Kuning Hitam Mengandung amilum

G. PERTANYAAN-PERTANYAAN
1. Perhatikan bahan makanan nasi, tepung terigu, kentang dan gula pasir, setelah
diberi larutan yodium, apakah semuanya menunjukan warna biru ungu? Jika
tidak, mengapa. Bukankah semua bahan makanan tersebut termasuk golongan
karbohidrat? Jika ya, jelaskan mengapa?
Jawab: Tidak, karena dari bahan-bahan makanan tersebut di atas setelah ditetesi
dengan larutan yodium tidak semuanya berubah warna menjadi biru, ungu, atau
hitam. Ada beberapa yang coklat, putih kekuningan, dan ada pula yang tetap
seperti warna semula.
2. Mengapa ada bahan makanan yang berwarna ungu biru dan ada pula yang tidak
setelah ditetesi larutan yodium?
Jawab : Karena dari bahan makanan terssebut ada yang mengandung karbohidrat
dan ada pula yang tidak mengandung karbohidrat.
3. Berdasarkan uji yang telah dilakukan bahan makanan manakah yang termasuk
sumber karbohidrat ?
Jawab: Pisang, nasi, biskuit, tepung terigu, dan kentang.
4. Apa simpulan dari kegiatan praktikum di atas?
Jawab: Kita dapat mengetahui bahan-bahan yang mengandung amilum dan yang
tidak, dan kita tahu bahan yang mengandung amilum itu tidak semua sama
kandungan amilumnya dari bahan yang satu dengan yang lainnya. Ketika bahan
yang mengandung amilum warnya berubah menjadi Biru keunguan.
H. PEMBAHASAN
Berdasarkan data hasil pengamatan uji karbohidrat :
Kegiatan praktikum kali ini menggunakan larutan yodium / betadine yang
digunakan untuk mengetahui kandungan makanan. Betadine digunakan untuk
menguji apakah suatu makanan mengandung karbohidrat (amilum) atau tidak. Jika
makanan yang kita tetesi betadine menghitam, maka makanan tersebut mengandung
karbohidrat. Jika semakin hitam berarti makanan tersebut banyak mengandung
karbohidratnya. Sesuai pernyataan di atas di peroleh hasil pengujian sebagai berikut :
1) Uji Pisang
Pisang yang diiris kecil di tetesi dengan betadine dan menghasilkan warna
ungu kebiruan. Artinya pisang mengandung karbohidrat (amilum).
2) Apel
Apel yang diiris kecil ditetesi dengan betadine berubah warna menjadi cokelat.
Artinya apel tidak mengandung karbohidrat (amilum).
3) Nasi
2-3 butir nasi yang ditetesi dengan betadine berubah warna ungu pekat /
menjadi biru kehitaman. Artinya nasi mengandung karbohidrat (amilum).
4) Telur Rebus (bagian putihnya)
Putih telur yang diiris kecil ditetesi dengan betadine menghasilkan warna putih
kekuning-kuniangan. Artinya putih telur tidak mengandung karbohidrat
(amilum).
5) Tahu Putih
Tahu yang diiris kecil ditetesi dengan betadine berubah warna menjadi putih
kecokelatan. Artinya tahu tidak mengandung karbohidrat (amilum).
6) Margarin
Margarin yang ditetesi dengan betadine tidak berubah warna. Artinya
margarine tidak mengandung karbohidrat.
7) Biskuit
Biskuit yang dipotong kecil ditetesi dengan betadine berubah warna menjadi
hitam. Artinya biskuit mengandung karbohidrat (amilum).
8) Tepung terigu
Tepung yang ditetesi dengan betadine berubah warna menjadi biru kehitaman.
Artinya tepung kanji mengandung karbohidrat (amilum).
9) Gula pasir
Gula pasir yang ditetesi dengan betadine berubah warna menjadi cokelat.
Artinya gula pasir tidak mengandung karbohidrat (amilum).
10) Kentang
Kentang yang diiris kecil ditetesi dengan betadine berubah warna menjadi
hitam . Artinya tepung kanji mengandung karbohidrat (amilum).
I. KESIMPULAN
Setelah melakukan uji karbohidrat dengan menggunakan contoh bahan-bahan
makanan ( pisang, apel, nasi, telur rebus-putihnya, tahu, margarine, biskuit, tepung
terigu, gula pasir, dan kentang) yang ditetesi dengan larutan yodium/betadine maka ada
beberapa bahan yang teridentifikasi mengandung karbohidrat dan ada pula yang tidak
mengandung karbohidrat seperti sebagai berikut :
a) Yang mengandung karbohidrat : pisang, nasi, biskuit, tepung terigu, dan kentang.
b) Yang tidak mengandung karbohidrat : apel, telur rebus (putihnya), tahu, margarin,
dan gula pasir.
J. DAFTAR PUSTAKA
Rumanta, M. dkk, (2020). Praktikum IPA di SD. Tangerang Selatan: Universitas
Terbuka
K. KESULITAN YANG DIALAMI: SARAN DAN MASUKAN
Dalam praktikum ini pengamat menemukan kesulitan dalam menemukan
kalium iodida.
L. FOTO/VIDEO PRAKTIKUM

Tahapan Foto Deskripsi


Gambar 5.1

Gambar 5.1
Tahap Awal / Bahan-bahan yang
Pembukaan digunakan dalam uji
karbohidrat

Gambar 5.2

Gambar 5.2
Proses saat
Proses Kegiatan
makanan ditetesi
betadine

Gambar 5.3 Gambar 5.3


Tahap Akhir Hasil akhir setelah
diberikan betadine
A. JUDUL PERCOBAAN 2 :
Uji Lemak
B. TUJUAN PERCOBAAN
Mengidentifikasi bahan makanan yang mengandung lemak.
C. ALAT DAN BAHAN

1. Lumpang porselin / piring plastik 1 buah


2. Pipet 1 buah
3. Kemiri 2 butir
4. Wortel 1 buah
5. Seledri 1 tangkai
6. Biji jagung kering 1 genggam
7. Singkong kering 1 iris
8. Kacang tanah yang dikupas kering 3-5 butir
9. Pepaya 1 potong kecil
10. Santan 1-3 sendok the
11. Minyak goreng 5 mL
12. Susu 1-3 sendok the
13. Air 5 mL
D. LANDASAN TEORI
Lemak merupakan senyawa yang terdiri atas unsur karbon, hidrogen dan oksigen
dengan struktur yang berbeda dari karbohidrat. Lemak dapat dijumpai pada berbagai
bahan makanan yang berasal dari tumbuhan.
Bahan makanan yang berasal dari hewan yang mengandung lemak adalah
daging, jerohan, krim, susu, mentega dan sebagainya. Sedangkan bahan makanan yang
berasal dari tumbuhan yang mengandung lemak adalah minyak goreng, margarine,
kacang tanah, kemiri dan lain-lain. Bahan makanan sumber lemak jika dipegang terasa
licin dan jika ditempelkan pada kertas akan terlihat meninggalkan bekas minyak pada
kertas tersebut. Apabila bekas air pada kertas akan hilang setelah beberapa saat karena
air akan menguap sehingga kertas akan kering kembali maka bekas minyak tidak akan
hilang dari kertas karena minyak tidak menguap.
1. Struktur Kimia Lemak
Lemak atau lipida tersusun oleh C, H, dan O, dan kadang-kadang fosforus (P) serta
nitrogen (N). Lemak merupakan ester dari asam lemak dengan gliserin yang
membentuk trigliserida, yaitu zat yang tersusun oleh satu senyawa gliserol dan tiga
senyawa asam lemak. Berdasar komposisi kimianya, lemak dibedakan menjadi tiga
macam yaitu lemak sederhana, lemak campuran, dan derivat lemak. Berdasarkan
ikatan kimianya, asam lemak dibedakan menjadi dua, yaitu asam lemak jenuh dan
asam lemak tidak jenuh.

2. Sumber Lemak

Lemak nabati adalah lemak tumbuhan yang dapat diperoleh dari kelapa, zaitun,
kemiri, berbagai jenis tanaman kacang, dan buah avokado. Lemak hewani adalah
lemak hewan yang dapat diperoleh dari keju, lemak daging, mentega, susu, ikan
basah, minyak ikan, dan telur.

3. Fungsi Lemak

Di dalam tubuh kita lemak berfungsi penting antara lain:

a) Sebagai pelindung tubuh dari pengaruh suhu rendah

b) Sebagai pelarut vitamin A, D, E, dan K

c) Sebagai pelindung alat-alat tubuh yang vital ( antra lain jantung dan lambung),
yaitu sebagai bantalan lemak

d) Sebagai penghasil energi tertinggi

e) Sebagai salah satu bahan penyusun membran sel

f) Sebagai salah satu bahan penyusun hormon dan vitamin (khusus untuk sterol)

g) Sebagi salah satu bahan penyusun garam empedu, asam kholat dan hormon
seks.

4. Metabolisme Lemak

Asam lemak bersenyawa kembali dengan gliserol membentuk lemak, dan selanjutnya
diangkut oleh pembuluh getah bening usus atau pembuluh kil menuju ke pembuluh
getah bening kiri pembuluh dada terus ke pembuluh balik bawah selangka.
Selanjutnya lemak disimpan dijaringan adiposa ( jaringan lemak). Hal ini terjadi
apabila masih ada glukosa yang dipergunakan sebagi sumber energi. Jika dibutuhkan,
lemak akan diangkut ke hati dalam bentuk senyawa lesitin.
E. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Buatlah 2 buah kertas coklat sampul buku yang telah dipotong-potong dengan
ukuran 5 x 5 cm.
2. Ambil pipet, isap minyak dengan pipet dan teteskan di atas salah satu kertas
coklat. (boleh dioleskan menggunakan jari tangan)
3. Biarkan tersebut selama sekitar 10 menit. Sesudah itu periksa dengan menghadap
cahaya. Amatilah dan catat keadaan permukaan kertas tersebut. Apakah
meninggalkan bekas? Catatan: gunakan hasil ini sebagai pembanding untuk
bahan yang mengandung minyak atau tidak.
4. Ambilah sepuluh kertas coklat yang sama seperti, berilah nomor dan mana, jenis
bahan makanan yang diuji.
5. Haluskanlah kemiri, usap-usap di atas kertas coklat kira-kira sepuluh kali dan
bersihkan sisa kemiri. Biarkanlah sekitar 5-10 menit.
6. Sembari menunggu waktu, kerjakan hal serupa untuk kesembilan bahan makanan
lain (margarine, seledri, wortel, biji jagung kering, singkong kering, kacang tanah
kering, papaya, santan, dan susu). Termasuk margarine oleskan ke kertas coklat
dan biarkan 10 menit.
7. Setelah 10 menit, amati kertas cokelat satu persatu. Pergunakanlah lampu atau
senter ke arah bekas usapan dari bahan-bahan makanan yang diuji. Kertas
manakah yang meninggalkan bekas noda minya? Catatlah hasil pengamatan pada
tabel di lembar kerja.
F. HASIL PENGAMATAN
Berikut adalah tabel hasil pengamatan uji lemak :
Tabel 5.2
Hasil pengamatan uji karbohidrat
Meninggalkan Keterangan
No. Bahan yang di uji bekas noda minyak
Ya Tidak
1 Kemiri √ Mengandung lemak
2 Margarin √ Mengandung lemak
3 Wortel √ Tidak mengandung lemak
4 Seledri √ Tidak mengandung lemak
5 Biji jagung kering √ Tidak mengandung lemak
6 Singkong kering √ Tidak mengandung lemak
7 Kacang tanah kering √ Mengandung lemak
8 Pepaya √ Tidak mengandung lemak
9 Santan √ Mengandung lemak
10 Susu √ Tidak mengandung lemak
11 Minyak √ Mengandung lemak

G. PERTANYAAN-PERTANYAAN
1. Rabalah/usaplah tetesan bahan makanan kemiri, seledri, dan papaya.
Bagaimanakah terasanya bekas usapan/tetesan tersebut di tangan anda?
Jawab : bekas usapan kemiri di kertas coklat terasa licin dan bekas usapan
seledri dan papaya tidak dak terdapat noda seperti minyak kembali kering
seperti kertas coklat biasa.
2. Ketika bekas usapan/tetesan tersebut diterangi atau disorot dengan
lampu/senter, bagaimana terlihatnya?
Jawab : setelah 10 menit didiamkan bekas kemiri terlihat transparan,
sedangkan bekas seledri dan papaya tidak terlihat transparan.
3. Berdasarkan uji yang telah dilakukan manakah bahan makan sumber lemak?
Jawab: Bahan yang mengandung lemak: kemiri, margarine, kacang tanah
kering, santan, dan minyak goreng. Bahan yang tidak mengandung lemak:
wortel, seledri, biji jagung kering, singkong kering, papaya, dan susu .
H. PEMBAHASAN
Berdasarkan data hasil pengamatan uji lemak :
1. Kemiri
Kemiri yang di haluskan dan di usap-usapkan pada kertas coklat dan didiamkan
sampai 10 menit dan kertas dilihat menggunakan lampu/senter ternyata
meninggalkan noda transparan pada kertas, artinya kemiri mengandung lemak.
2. Margarin
Margarin yang di oleskan/diusapkan pada kertas coklat dan didiamkan sampai 10
menit kemudian setelah 10 menit kertas dilihat menggunakan lampu/senter
ternyata meninggalkan noda transparan pada kertas, artinya margarin
mengandung lemak.
3. Wortel
Wortel yang diiris halus kemudian diusap-usapkan pada kertas coklat dan
didiamkan sampai 10 menit kemudian, setelah 10 menit kertas dilihat
menggunakan lampu/senter ternyata tidak meninggalkan noda transparan pada
kertas, artinya wortel tidak mengandung lemak.
4. Seledri
Seledri yang diiris halus kemudian diusap-usapkan pada kertas coklat dan
didiamkan sampai 10 menit kemudian, setelah 10 menit kertas dilihat
menggunakan lampu/senter ternyata tidak meninggalkan noda transparan pada
kertas, artinya seledri tidak mengandung lemak.
5. Biji Jagung kering
Biji jagung kering yang diiris halus kemudian diusap-usapkan pada kertas coklat
dan didiamkan sampai 10 menit kemudian, setelah 10 menit kertas dilihat
menggunakan lampu/senter ternyata tidak meninggalkan noda transparan pada
kertas, artinya biji jagung kering tidak mengandung lemak.
6. Singkong
Singkong kering yang diiris halus kemudian di usap-usapkan pada kertas coklat
dan didiamkan sampai 10 menit kemudian, setelah 10 menit kertas dilihat
menggunakan lampu/senter ternyata tidak meninggalkan noda transparan pada
kertas, artinya singkong kering tidak mengandung lemak.
7. Kacang tanah kering
Kacang tanah kering yang diiris halus kemudian di usap-usapkan pada kertas
coklat dan didiamkan sampai 10 menit kemudian, setelah 10 menit kertas dilihat
menggunakan lampu/senter ternyata meninggalkan noda transparan pada kertas,
artinya kacang tanah kering mengandung lemak.
8. Pepaya
Pepaya yang diiris kecil kemudian diusap-usapkan pada kertas coklat dan
didiamkan sampai 10 menit kemudian, setelah 10 menit kertas dilihat
menggunakan lampu/senter ternyata tidak meninggalkan noda transparan pada
kertas, artinya pepaya tidak mengandung lemak.
9. Santan
Santan yang diteteskan/diusap-usapkan pada kertas coklat dan didiamkan sampai
10 menit kemudian, setelah 10 menit kertas dilihat menggunakan lampu/senter
ternyata meninggalkan noda transparan pada kertas, artinya santan mengandung
lemak.
10. Susu
Susu yang ditetskan/diusap-usapkan pada kertas coklat dan didiamkan sampai 10
menit kemudian, setelah 10 menit kertas dilihat menggunakan lampu/senter
ternyata tidak meninggalkan noda transparan pada kertas, artinya susu tidak
mengandung lemak.
11. Minyak goreng
Minyak goreng diteteskan/diusap-usapkan pada kertas coklat dan didiamkan
sampai 10 menit kemudian, setelah 10 menit kertas dilihat menggunakan
lampu/senter ternyata meninggalkan noda transparan pada kertas, artinya minyak
goreng mengandung lemak.
I. KESIMPULAN
Pada praktikum uji lemak dengan menggunakan contoh bahan-bahan makanan
(kemiri, margarin, wortel, seledri, biji jagung kering, singkong kering, kacang tanah
kering, papaya, santan, susu, dan minyak goreng), maka ada beberapa bahan yang
teridentifikasi mengandung lemak dan ada pula yang teridentifikasi tidak mengandung
lemak seperti sebagai berikut:

1. Bahan yang mengandung lemak : kemiri, margarin, kacang tanah kering, santan,
dan minyak goreng.

2. Bahan yang tidak mengandung lemak : wortel, seledri, biji jagung kering,
singkong kering, papaya, dan susu.

J. DAFTAR PUSTAKA
Rumanta, M. dkk, (2020).Praktikum IPA di SD. Tangerang Selatan: Universitas
Terbuka.
K. KESULITAN YANG DIALAMI: SARAN DAN MASUKAN
Dalam praktikum ini pengamat menemukan kesulitan dalam menghaluskan
biji jagung dan singkong kering, sehingga agak sulit ketika ditetesi pada kertas.
L. FOTO/VIDEO PRAKTIKUM

Tahapan Foto Deskripsi


Gambar 5.4
Gambar 5.4
Alat dan bahan-
Tahap Awal /
bahan yang
Pembukaan
digunakan dalam uji
lemak

Gambar 5.5
Gambar 5.5
Proses saat
makanan dihaluskan
Proses Kegiatan
dan meneteskan
makanan ke kertas
coklat.

Gambar 5.6 Gambar 5.6


Tahap Akhir Gambar setiap
kertas yang sudah
diberikan atau
ditetesi bahan
makanan dan
gambar kertas yang
sudah didiamkan
selama 10 menit
dan disenteri
LEMBAR KERJA (LAPORAN) PRAKTIKUM IPA SD
PDGK4107 MODUL 4
GERAK

KEGIATAN PRAKTIKUM 6
A. GERAK LURUS BERATURAN
A. JUDUL PERCOBAAN 1 :
Gerak Lurus Beraturan (GLB)
B. TUJUAN PERCOBAAN
a. Mengetahui gerak lurus beraturan (GLB)
b. Untuk mengetahui hubungan antara kecepatan, jarak dan waktu pada gerak lurus
beraturan
C. ALAT DAN BAHAN
a. Katrol gantung tunggal
b. Stop watch
c. Penggaris
d. Beban gantung 100gr (2 buah)
e. Statif dan klem
f. Benang kasur
g. Plastisin
h. Beban tambahan
D. LANDASAN TEORI
Gerak lurus beraturan adalah gerak benda titik yang membuat lintasan
berbentuk garis lurus dengan sifat bahwa jarak yang ditempuh tiap satu satuan waktu
tetap baik besar maupun arah. Pada gerak lurus beraturan, rata-rata sama dengan
sesaat yang tetap baik besar maupun arah. Dengan perkataan lain: Kecepatan rata-
rata pada gerak lurus beraturan tak tergantung ada interval (jangka) waktu yang
dipilih. Percepatan pada gerak lurus beraturan adalah , sebab tetap, berarti pada gerak
lurus berarturan tidak ada percepatan.
E. PROSEDUR PERCOBAAN
Isilah lembar kerja sesuai dengan petunjuk !
a. Rakitlah alat dan bahan.
b. Usahakan agar beban tambahan m tertinggal di ring pembatas bila M1 turun dan
M2 naik
c. Tandai ketinggian beban tambahan (m) mula-mula sama tinggi dengan titik A
d. Ukur panjang BC
e. Biarkan sistem bergerak m + M1 turun dan M2 naik. Catat waktu yang diperlukan
M1 untuk bergerak dari B ke C
f. Ulangi percobaan sampai 5 kali dengan jarak BC yang berbeda-beda (tinggi A
tetap, B tetap, C berubah)
g. Catat datanya pada tabel di bawah ini
F. HASIL PENGAMATAN
Tabel 6.1
Hasil Pengamatan GLB
No Jarak BC s (m) Waktu t (Sekon)
1. 0,50 1
2. 0,75 2
3. 1,00 3
4. 1,25 4
5. 1,5 5

G. PEMBAHASAN
Dengan beban yang sama beratnya, semakin dekat jarak yang ditempuh,
maka semakin cepat pula waktu yang diperlukan.
H. KESIMPULAN
Gerak lurus beraturan (GLB) adalah gerak suatu benda yang lintasannya
berupa garis lurus dengan kecepatan tetap. Dengan beban yang sama beratnya, makin
dekat jaraknya makin cepat pula waktu yang diperlukan.

B. GERAK LURUS BERUBAH BERATURAN


A. JUDUL PERCOBAAN 2 :
Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB)
B. TUJUAN PERCOBAAN
a. Untuk mengetahui gerak lurus berubah beraturan (GLBB).
b. Untuk mengetahui hubungan antara kecepatan, jarak dan waktu pada gerak lurus
berubah beraturan.
C. ALAT DAN BAHAN
a. Katrol gantung tunggal
b. Stop watch
c. Penggaris
d. Beban gantung 100 gr (2 buah)
e. Statif dan klem
f. Benang kasur
g. Plastisin
h. Beban tambahan
D. LANDASAN TEORI
GLBB adalah gerak suatu benda pada lintasan lurus dengan percepatan
linear tetap dengan kecepatan (percepatan positif), maka kecepatannya semakin
lama semakin cepat yang disebut dengan GLBB dipercepat. Sebaliknya apabila
percepatan berlawanan arah maka kecepatannya semakin lama semakin lambat dan
akhirnya berhenti. Hal tersebut dinamakan GLBB diperlamabat.
E. PROSEDUR PERCOBAAN
Isilah lembar kerja sesuai dengan petunjuk!
a. Menyusun alat.
b. Tentukan dan ukur jarak Ab dan BC (usahakan AB > BC)
c. Biarkan sistem bergerak (M1 dan m) turun dan M2 naik, usahakan agar beban
tambahan m tertinggal di ring pembatas B
d. Ukur waktu yang dibutuhkan (M1 + m) dari A ke B (tAB) dan M1 untuk
bergerak dari B ke C (t BC)
e. Lakukan percobaan sampai 5 x dengan jarak AB (titik A tetap, C tetap, B
berubah) dan catat datanya pada tabel.
F. HASIL PENGAMATAN
Tabel 6.2
Hasil Pengamatan GLBB
No. Beban sAB (cm) tAB (sekon) sBC (cm) TBC (sekon)
1. 50 25 0,4 175 1.1
2. 50 56 0,6 144 1,0
3. 50 77 0,7 123 0,9
4. 50 100 0,8 100 0,8
5. 50 127 0,9 73 0,7

G. PEMBAHASAN
Benda yang melakukan gerak dari keadaan diam atau mulai dengan
kecepatan awal akan berubah kecepatannya karena ada percepatan.
H. KESIMPULAN
Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB) adalah gerak yang lintasannya
berupa garis lurus dan kecepatannya selalu berubah secara tetap (beraturan) serta
mempunyai percepatan tetap.
I. PERTANYAAN-PERTANYAAN
1. Grafik hubungan antar jarak (s) sebagai fungsi waktu (t) berdasarkan data
percobaan GLB (S sumbu vertical dan sumbu horizontal).
Jawaban :

Gambar 6.1
Grafik Gerak Lurus Beraturan

2. Hitunglah kecepatan benda berdasarkan grafik di atas!


Jawaban :
v_1=s_1/t_1 =(0,25 m)/(1 s)=0,25m/s
𝑣_2 = 𝑠_2/𝑡_2 = (0,50 𝑚)/(2 𝑠) = 0,25 𝑚/𝑠
𝑣_3 = 𝑠_3/𝑡_3 = (0,75 𝑚)/(3 𝑠) = 0,25 𝑚/𝑠
𝑣_4 = 𝑠_4/𝑡_4 = (1, 00 𝑚)/(4 𝑠) = 0,25 𝑚/𝑠
𝑣_5 = 𝑠_5/𝑡_5 = (1,25 𝑚)/(5 𝑠) = 0,25 𝑚/𝑠
3. Buatlah kesimpulannya?
Jawaban :kesimpulan yang di peroleh adalah gerak lurus beraturan (GLB) adalah
gerak suatu benda yang lintasannya berupa garis lurus dengan kecepatan
tetap atau konstan dengan beban yang sama beratnya, semakin dekat
jaraknya, semakin cepat pula waktu yang diperlukan.
4. Pada kegiatan E Mengapa panjang karet gelang bertambah sesuai dengan
bertambahnya beban yang digantungkan?
Jawaban:

Gambar 6.2
Grafik Gerak Lurus Berubah Beraturan
5. Hitunglah percepatan benda berdasarkan grafik di atas!
Jawaban :
1
𝑠 = 𝑣0 . 𝑡 + 𝑎𝑡 2
2
1 2
𝑠 = 0 + 𝑎𝑡
2
1 2
𝑠 = 𝑎𝑡
2
𝑠
𝑎=2 2
𝑡
𝑠1 25 𝑐𝑚
𝑎1 = 2 2 = 2 = 312,5 𝑐𝑚/𝑠 2 = 3,125 𝑚/𝑠 2
𝑡1 (0,4 )𝑠 2
𝑠2 56 𝑐𝑚
𝑎2 = 2 2 = 2 = 311,1 𝑐𝑚/𝑠 2 = 3,111 𝑚/𝑠 2
𝑡2 (0,6)𝑠 2
𝑠3 77 𝑐𝑚
𝑎3 = 2 2 = 2 = 314,3 𝑐𝑚/𝑠 2 = 3,143 𝑚/𝑠 2
𝑡3 (0,7 )𝑠 2
𝑠4 100 𝑐𝑚
𝑎4 = 2 2 = 2 = 312,5 𝑐𝑚/𝑠 2 = 3,125 𝑚/𝑠 2
𝑡4 (0,8 )𝑠 2
𝑠5 127 𝑐𝑚
𝑎5 = 2 2 = 2 = 313,5 𝑐𝑚/𝑠 2 = 3,135 𝑚/𝑠 2
𝑡5 (0,9 )𝑠 2
6. Buatlah kesimpulannya?
Jawaban:Kesimpulan yang diperoleh adalah gerak lurus berubah beraturan
(GLBB) adalah gerak lurus pada arah mendatar dengan kecepatan yang
berubah setiap saat, ini dikarenakan adanya percepatan yang tetap. Dengan
kata lain benda yang melakukan gerak dari keadaan diam atau mulai
dengan kecepatan awal akan berubah kecepatannya karena ada percepatan
(a=t) atau perlambatan (a= -). Jadi, ciri GLBB adalah dari waktu ke waktu
kecepatan benda berubah, semakin lama semakin cepat/lambat.Sehingga
gerakan benda dari waktu ke waktu mengalami
percepatan/perlambatan.Untuk nilai percepatan positif (+) maka dikatakan
dengan gerakan mengalami percepatan.
7. Jelaskan perbedaan grafik itu dengan grafik GLB (s fungsi t)
Jawaban :Grafik GLB berupa garis lurus, karena kecepatan suatu benda yang
bergerak lurus adalah tetap bila dalam selang waktu jarak tempuh dan
arahnya sama. Sedangkan grafik GLBB berupa garis lengkung,
dikarenakan mengalami percepatan yang tetap/konstan.

J. DAFTAR PUSTAKA
https://www.ilmiahku.com/2019/05/laporan-praktikum-gerak.html diakses Rabu
26 Mei 2021
Rumanta, M. dkk, (2020). Praktikum IPA di SD. Tangerang Selatan: Universitas
Terbuka.
K. KESULITAN YANG DIALAMI: SARAN DAN MASUKAN
Terkadang pengamat beban yang sudah berhenti bergerak dan penghitung
waktu tidak sesuai saat menghentikan stop watch.
L. FOTO PRAKTIKUM
GERAK LURUS BERATURAN
Tahapan Foto Deskripsi

Gambar 6.3
Tahap Awal /
Penyiapan alat dan
Pembukaan
bahan

Gambar 6.3

Gambar 6.4
Menata alat dan bahan
percobaan sesuai
Proses Kegiatan
dengan langkah kerja
untuk gerak lurus
beraturan

Gambar 6.4

Tahap Akhir
Gambar 6.5
Mengamati waktu
yang diperlukan dan
mencatatnya dalam
lembar kerja

Gambar 6.5
GERAK LURUS BERUBAH BERATURAN
Tahapan Foto Deskripsi

Gambar 6.6
Tahap Awal /
Penyiapan alat dan
Pembukaan
bahan

Gambar 6.6

Gambar 6.7
Menata alat dan bahan
percobaan sesuai
Proses Kegiatan
dengan langkah kerja
untuk gerak lurus
berubah beraturan

Gambar 6.7

Tahap Akhir
Gambar 6.8
Mengamati waktu
yang diperlukan dan
mencatatnya dalam
lembar kerja
Gambar 6.8
LEMBAR KERJA (LAPORAN) PRAKTIKUM IPA SD
PDGK4107 MODUL 6
JENIS DAN BENTUK GELOMBANG

KEGIATAN PRAKTIKUM 7
A. JUDUL PERCOBAAN 1 :
Percobaan Jenis-jenis Gelombang
B. TUJUAN PERCOBAAN
Mengamati bentuk dan jenis gelombang transversal dan gelombang longitudinal.
C. ALAT DAN BAHAN
1. Slinki
2. Kabel listrik, panjang 5 m, ɸ = 0,5 cm.
3. Benang kasur panjang 3 m
4. Karet gelang
D. LANDASAN TEORI
Gelombang dapat didefinisikan sebagai getaran yang merambat melalui
medium yang dapat berupa zat padat, cair, dan gas. Gelombang terjadi karena adanya
sumber getaran yang bergerak terus-menerus. Medium pada proses perambatan
gelombang tidak selalu ikut berpindah tempat bersama dengan rambatan gelombang.
Misalnya bunyi yang merambat melalui medium udara, maka partikel-partikel udara
akan bergerak osilasi (lokal) saja.
E. PROSEDUR PERCOBAAN

1. Ambil slinki, rentangkan di atas lantai yang licin. Ikat salah satu ujung slinki
pada tiang yang cukup kokoh untuk menahannya atau di[egang oleh teman anda.
Ujung yang lain dipegang sendiri.
2. Usiklah ujung slinki yang anda pegang itu dengan cara menggerakan ujung slinki
dengan cepat ke kiri lain ke kanan seperti pada gambar berikut.
3. Amatilah gelombang yang terjadi pada slinki. Apa yang terjadi pada ujung
slinki? Apa yang merambat pada slinki?
4. Usik lagi ujung slinki berulang-ulang seperti langkah 2. Amati arah getar (arah
usikan) dan arah rambat gelombang. Gelombang yang terjadi ini disebut
gelombang transversal. Bagaimana arah getar dan arah gelombang tersebut?
5. Ikatkan karet gelang tersebut di tengah-tengah slinki. Lalu usik lagi ujung slinki
yang anda pegang berulang-ulang. Amatilah karet gelang tersebut, ketika
gelombang berjalan, ikut pindahkah karet gelang tersebut? Adakah energi yang
merambat melalui pegas? Jika ada, darimanakah asalnya?
6. Ambil slinki, rentangkan di atas lantai yang licin ikat salah satu ujung pada tiang
ynag cukup kokoh atau dipegang dengan anda. Ujung yang lain dipegang sendiri.
Usiklah ujung slinki yang anda pegang berulang-ulang dengan cara menggerakan
ujung slinki dengan cepat ke belakang lain kedepan seperti gambar di berikut.
Amati arah getar (arah usikan) dan arah rambat gelombang-gelombang yang
terjadi di sebut gelombang longitudinal. Bagaimanakah arah getar dan arah
rambat gelombang longitudinal tersebut?
7. Apa perbedaan antara gelombang transversal dengan gelombang longitudinal?
F. HASIL PENGAMATAN
1. Apabila diusik ke kanan dan kekiri maka rambatan gelombang sama ke kanan
dan kekiri/ gelombang transversal.
2. Apabila di slinki di ikat karet maka karet akan berpindah saat bergetar lalu ke
tempat semula.
3. Apabila slinki di gerakan maju mundur maka rambatan gelombang lurus /
longitudinal.
G. PERTANYAAN-PERTANYAAN
Apakah perbedaan gelombang antara gelombang transversal dan gelombang
longitudinal?
Jawaban :
Gelombang transversal Adalah gelombang yang memiliki arah rambat tegak lurus
dengan arah getarnya. Contoh gelombang transversal adalah gelombang pada tali.
Arah getar gelombang adalah vertikal, sedangkan arah rambatnya horizontal
sehingga arah getar dan arah rambatnva satins. Gelombang longitudinal Adalah
gelombang yang memiliki arah getar sejajar dengan arah rambatnya contohnya
adalah gelombang pada slinki yang digerakkan maju mundur.
H. PEMBAHASAN
Berdasarkan data hasil pengamatan jenis-jenis gelombang :
1. Slinki direntangkan diatas lantai yang licin,salah satu ujungnya dipegang sendiri
dan ujung yang lain dipegang teman.Lalu slinki diusik ujungnya dengan cara
menggerakkan ujung slinki dengan cepat kekiri lalu kekanan sehingga terjadi
rambatan pada slinki yang membentuk gelombang. Gelombang adalah gerakan
merambat pada suatu benda yang diberi energi.
2. Percobaan dilakukan beberapa kali sampai dapat diamati dan dilihat arah usikan
dan rambat gelombangnya.Ternyata arah usikan tegak lurus dengan arah
rambatannya.Hal demikian disebut gelombang transversal,yakni gelombang
yang arah getarannya tegak lurus pada arah rambatan gelombangnya.
3. Percobaan kedua diberi karet gelang ditengah-tengah slinki lalu ujung slinki
yang dipegang diusik secara berulang-ulang,ternyata karet gelang tersebut ikut
berpindah bersama gelombang,dan juga karet gelang berpindah karena adanya
energi yang merambat melalui slinki.Energi ini berasal dari usikan slinki (pada
saat ujung slinki digerakkan ).
4. Percobaan ketiga,slinki diganti dengan kabel listrik.Langkahnya sama yaitu
diberi usikan diujung kabel,sedang ujung yang lain diikatkan pada tiang atau
dipegang salah seorang teman.Ternyata hasilnya berbeda dengan slinki.Bedanya
adalah pada kabel listrik tidak muncul gelombang.Pada saat diberi gelang
dibagian tengah kabel,ternyata karet gelang tidak berubah atau berpindah,berarti
tidak ada energi pada kabel listrik tersebut.
5. Percobaan kali ini slinki direntangkan diatas lantai,salah satu ujungnya diikat
pada tiang atau dipegang sendiri.Lalu ujung slinki diusik atau digerakkan
berulang-ulang dengan cepat kebelakang dan kedepan,seperti pada gambar
berikut: Pada percobaan ini diamati arah usikan dan rambatannya
(gelombang).Ternyata arah usikan searah dengan arah rambatannya.Maka
gelombang ini dinamakan Gelombang Longitudinal.
I. KESIMPULAN
Dari percobaan dapat disimpulkan bahwa :
1. Gelombang transfersal adalah gelombang yang arah getarannya tegak lurus
dengan arah rambatannya.
2. Gelombang longitudinal adalah gelombang yang arah getarannya searah
dengan arah rambatannya.
3. Perbedaan antara gelombang transfersal dan gelombang longitudinal terletak
pada arah rambatannya yaitu bila transfersal tegak lurus sedangkan
longitudinal searah rambatannya.
J. DAFTAR PUSTAKA
Rumanta, M. dkk, (2020).Praktikum IPA di SD. Tangerang Selatan: Universitas
Terbuka
K. KESULITAN YANG DIALAMI: SARAN DAN MASUKAN
Kesulitan yang dialami dalam praktik ini adalah mengamati getaran pada
gelombang.
L. FOTO/VIDEO PRAKTIKUM

Tahapan Foto Deskripsi


Gambar 7.1

Gambar 7.1
Tahap Awal /
Alat dan bahan
Pembukaan
praktek gelombang

Gambar 7.2

Gambar 7.2
Proses Kegiatan Proses praktik jenis-
jenis gelombang

Gambar 7.3
Tahap Akhir
Gambar 7.3
Hasil akhir praktik
jenis-jenis
gelombang

A. JUDUL PERCOBAAN 2 :
Percobaan Sifat Pemantulan Gelombang
B. TUJUAN PERCOBAAN
Mengamati sifat pemantulan gelombang
C. ALAT DAN BAHAN
1. Slinki
2. Benang kasur
3. kerikil
D. LANDASAN TEORI
Jika gelombang melalui suatu hambatan/rintangan misalnya benda padat,
maka gelombang tersebut akan dipantulkan. Pemantulan gelombang pada ujung tetap
akan mengalami perubahan bentuk/fase. Akan tetapi pemantulan gelombang pada
ujung bebas tidak mengubah bentuk/fase.
E. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Menjatuhkan kerikil diatas permukaan air yang ada didalam bak cucian.
Kemudian mengamati gelombang yang terjadi dipermukaan air. Bagaimana
bentuk gelombangnya, kemudian memperhatikan sisi bak yang dikenai
gelombang. Dan menentukan apakah ada gelombang yang dipantulkan.
2. Mengikat ujung slinki pada tiang dimana ujung tidak boleh bergeser.
3. Kemudian memegang dan menggetarkan ujung slinki yang lain cukup satu kali
sampai membentuk ½ gelombang. Setelah itu mengamati perambatan ½
gelombang sampai gelombang hilang. Apakah gelombang dapat dipantulkan?
Mengamati bagaimana fase gelombang pantul dan gelombang asalnya.
4. Mengikat ujung slinki yang sebelumnya terikat pada tiang dengan benang yang
panjangnya 150cm sehingga ujung slinki dapat bergerak bebas.
5. Memegang ujung slinki yang lain dengan tangan, kemudian menggetarkannya
sampaimembentuk setengah gelombang. Setelah itu mengamati perambatan
setengah panjajng gelombang, bagaimana fase gelombang pantul dibanding
gelombang asalnya.
F. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
Bak air diisi air hampir penuh lalu dijatuhkan kerikil pada permukaan
air,ternyata terjadi gelombang dipermukaan yang bentuknya searah dengan arah
rambatannya. Jika diperhatikan gelombang yang mengenai sisi bak air maka
dipantulkan kearah datangnya gelombang.
Slinki direntangkan sejauh 1.5 m salah satu ujungnya diikatkan pada tiang
(dijaga tetap dan tidak bergeser) ujung yang lain dipegang. Lalu digetarkan satu kali
sehingga membentuk gelombang. Diamati perambatan setengah gelombang sampai
gelombang tersebut menghilang. Jika belum dapat diamati, getarkan lagi ujung
slinki. Ternyata yang terjadi adalah gelombang tersebut dipantulkan kembali. Dan
fase gelombang pantul sama dengan gelombang asalnya.
Percobaan dengan slinki yang terikat-ikat dengan benang yang panjangnya
+1,5 m. Ikatkan ujung benang yang jauhnya 1,5 m dari ujung slinki ke tiang, ternyata
ujung slinki dapat bergerak bebas. Oleh karena itu disebut slinki ujung besar.
G. KESIMPULAN
Dari percobaan dapat disimpulkan bahwa :
1. Salah satu sifat gelombang adalah dapat dipantulkan.
2. Fase gelombang pantul dengan gelombang asal adalah sama.
H. DAFTAR PUSTAKA
Rumanta, M. dkk, (2020).Praktikum IPA di SD. Tanggerang Selatan: Universitas
Terbuka
I. KESULITAN YANG DIALAMI: SARAN DAN MASUKAN
Kesulitan yang dialami dalam praktikum ini adalah mengamati rambatan pada
gelombang.
J. FOTO/VIDEO PRAKTIKUM

Tahapan Foto Deskripsi


Gambar 7.4

Gambar 7.4
Tahap Awal /
Alat dan bahan
Pembukaan
praktek gelombang

Gambar 7.5

Gambar 7.5
Proses praktik sifat
Proses Kegiatan
pemantulan
gelombang

Gambar 7.6
Tahap Akhir
Gambar 7.6
Hasil akhir praktik
sifat pemantulan
gelombang

A. JUDUL PERCOBAAN 3 :
Percobaan Gelombang Stasioner
B. TUJUAN PERCOBAAN
1. Mengamati gelombang stasioner
2. Menjelaskan pengertian gelombang stasioner
3. Menjelaskan hal-hal yang menimbulkan gelombang stasioner
4. Menjelaskan pengaruh tegangan terhadap panjang gelombang.
C. ALAT DAN BAHAN
1. Catu daya
2. Pewaktu ketik atau bel listrik
3. Benang kasur, panjang 1,5 m
4. Beban gantung 75 gram, 100 gram, 125 gram.
D. LANDASAN TEORI
Gelombang stasioner yaitu perpaduan ataupun super posisi dari dua
gelombang yang identik tetapi berlawanan arah. Sebagai contoh gelombang tali yang
diikat di salah satu ujungnya, lalu ujung yang lain kita ayunkan naik turun.
Besar amplitudo gelombang stasioner akan berubah-ubah di antara nilai
maksimum dan nilai minimumnya. Titik yang amplitudonya maksimum disebut juga
perut dan titik dengan amplitudo minimum disebut simpul. Gelombang stasioner ada
dua jenis yaitu gelombang stasioner pada ujung tetap dan stasioner ujung bebas.
E. PROSEDUR PERCOBAAN

1. Rangkai alat dan bahan dimodul

2. Hidupkan catu daya, geser pewaktu ketik kearah control meja perlahan-lahan
sampai timbul gelombal stasioner pada tali.

3. Ukur panjang gelombang pada tali tersebut.

4. Matikan catu daya, Ganti atau tambahkan beban hingga menjadi 100 gram.
Hitung tegangan tali (T) dengan beban 100 gr tersebut.

5. Hidupkan catu daya, geser-geser perwaktu sehingga timbul kembali gelombang


stasioner pada tali itu.

6. Matikan catu daya, ganti atau tambahkan beban (T) sehingga menjadi 125 gram,
htung tegangan tali dengan beban 125 gram.

7. Hidupkan catu daya, geser-geser perwaktu ketik hinga timbul kembali


gelombang stasioner pada tali itu

8. Bandingkan panjang gelombang stasioner, bandingakan hubungan panjang


gelombang dengan tangan tali.

F. HASIL PENGAMATAN
Pada saat rangkaian diujicobakan / dinyalakan maka akan terjadi gelombang
pada tali yaitu tali bergetar naik turun.
Tabel Pengamatan 7.1
No. Massa Beban Gaya Tegang Tali Panjang Gelombang
1 75 gram 0,075 x 9,8 = 0,735 N 38 cm
2 100 gram 0,15 x 9,8 = 0,98 N 44 cm
3 125 gram 0,125 x 9,8 = 0,225 N 49 cm

G. PERTANYAAN-PERTANYAAN

1. Jika sebuah batu dilemparkan ke kolam, anda akan melihat gelombang


berjalan di permukaan air. Apakah yang berjalan di permukaan air seperti
yang anda lihat ? jelaskan ?

Jawaban : Batu yang dilemparkan ke kolam menyebabkan terjadinya


gelombang dipermukaan air. Gelombang ini merupakan gelombang
transversal,karena arah getarannya tegak lurus terhadap arah rambatannya.

2. Cahaya juga merupakan gelombang; dari jenis gelombang electromagnet.


Berdasarkan sifat gelombang itu, apa yang dirambatkan oleh cahaya ?

Jawaban : Cahaya merupakan gelombang elektromagnetik, maka cahaya


merambatkan partikel-partikel yang bermuatan positif dan negatif dengan
frekuensi gelombang pendek dan gelombangnya bergerak lurus kesemua arah.

3. Perhatikan gambar berikut .

Seutas tali salah satu ujungnya dikaitkan pada sebuah garputala. Ujung yang
lain dari tali diikatkan dengan bang, kemudian garputala digetarkan terus-
menerus. Gambarkan bentuk gelombang yang terjadi pada tali tersebut.

Jawaban : Bentuk gelombang yang terjadi pada tali adalah sebagai berikut :
4. Mengapa jika tegangan tali diubah, pewaktu ketik harus digeser untuk
menimbulkan gelombang ?

Jawaban : Hal itu dilakukan untuk menjaga elastisitas tali yang bisa
menimbulkan gelombang dengan daya tertentu.

5. Pada setiap penambahan beban, anda memperoleh panjang gelombang yang


berbeda panjangnya. Berubah jugakah frekuensi gelombang itu ? jelaskan
jawaban anda itu ?

Jawaban : Jika panjang gelombang berbeda, maka frekuansinya tetap atau


sama.

6. Dalam percobaan melde berlaku :

1 T
𝑓= √µ
λ

Carilah frekuensi gelombang (sama dengan frekuensi pada pewaktu ketik) dari
hasil percobaan Melde yang telah anda lakukan.

Jawaban :

Diketahui:
𝑚1 = 75 gram =0,075 kg
𝑚2 = 100 gram =0,15 kg
𝑚3 = 125 gram =0,125 kg
𝑇1 = 0,735 N
𝑇2 = 0,98 N
𝑇3 = 0,225 N
𝜆1 = 38 cm = 0,38 m
𝜆1 = 44 cm = 0,44 m
𝜆1 = 49 cm = 0,49 m
𝑙 = 1,5 m
Ditanya:𝑓1 , 𝑓2 dan 𝑓3
Penyelesaian:
1 𝑇 𝑚
𝑓= √ →𝜇=
𝜆 𝜇 𝑙

1 𝑇
𝑓= √
𝜆 𝑚/𝑙

1 𝑇𝑙
𝑓= √
𝜆 𝑚

1 𝑇1 𝑙 1 0,735 𝑁 × 1,5 𝑚
𝑓1 = √ = √ = 10 𝐻𝑧
𝜆1 𝑚1 0,38 𝑚 0,075 𝑘𝑔

1 𝑇2 𝑙 1 0,98 𝑁 × 1,5 𝑚
𝑓2 = √ = √ = 9 𝐻𝑧
𝜆2 𝑚2 0,44 𝑚 0,1 𝑘𝑔

1 𝑇2 𝑙 1 1,225 𝑁 × 1,5 𝑚
𝑓2 = √ = √ = 8 𝐻𝑧
𝜆2 𝑚2 0,49 𝑚 0.125 𝑘𝑔

H. PEMBAHASAN
Berdasarkan data hasil pengamatan gelombang stasioner :
Semakin besar gaya tegang tali, maka semakin kecil panjang gelombangnya.
I. KESIMPULAN
Dari percobaan dapat disimpulkan bahwa :
Gelombang stasioner terjadi karena perpaduan antara gelombang datang dan
gelombang pantul yang memiliki frekuensi dan panjang gelombang yang sama.
Kemudian, cepat rambat dipengaruhi banyak faktor termasuk tegangan tali dan
panjang tali. Jika tegangan tali ditambah maka cepat rambat akan bertambah alias
berbanding lurus, tetapi jika panjang tali ditambah maka cepat rambat akan berkurang
alias berbanding terbalik.
J. DAFTAR PUSTAKA
Rumanta, M. dkk, (2020).Praktikum IPA di SD. Tangerang Selatan: Universitas
Terbuka.
K. KESULITAN YANG DIALAMI: SARAN DAN MASUKAN
Kesulitan yang dialami dalam pengamatan ini adalah membandingkan panjang
gelombang pada setiap bebannya.
L. FOTO/VIDEO PRAKTIKUM

Tahapan Foto Deskripsi


Gambar 7.7

Gambar 7.7
Alat dan bahan
Tahap Awal /
praktek
Pembukaan
gelombang
stasioner

Gambar 7.8

Gambar 7.8
Proses praktik
Proses Kegiatan
gelombang
stasioner

Gambar 7.9

Tahap Akhir Gambar 7.9


Hasil akhir
praktik
gelombang
stasioner
LEMBAR KERJA (LAPORAN) PRAKTIKUM IPA SD
PDGK4107 MODUL 7
OPTIK

KEGIATAN PRAKTIKUM 8
A. JUDUL PERCOBAAN 1 :
SIFAT CAHAYA
B. TUJUAN PERCOBAAN
Setelah melakukan percobaan ini diharapkan mahasiswa dapat:
 Dapat menjelaskan sifat-sifat cahaya
 Dapat menjelaskan sifat-sifat bayangan yang dihasilkan oleh cermin
 Dapat menjelaskan sifat-sifat bayangan yang dihasilkan oleh lensa
 Dapat menentukan fokus cermin cekung
 Menentukan fokus lensa cembung.
C. ALAT DAN BAHAN
1. Alat dan bahan untuk percobaan pemantulan cahaya
a. Cermin datar (3x6 cm2)
b. Cermin cembung
c. Cermin cekung
d. Lampu senter
e. Busur derajat
f. Kertas putih
g. Lilin
h. Layar (tabir kertas)
i. Celah cahaya
2. Alat dan bahan untuk percobaan pembiasan cahaya
a. Lampu senter
b. Celah cahaya
c. Balok kaca
d. Kertas putih
e. Busur derajat
f. Lensa cembung
g. Lensa cekung
h. Layar
i. Lilin
j. Penggaris panjang
D. LANDASAN TEORI
1.Sifat-sifat Cahaya
a. Cahaya Merambat Lurus
Cahaya yang dipancarkan oleh sebuah sumber cahaya merambat ke segala
arah.Bila medium yang dilaluinya homogen, maka cahaya lurus.Bukti cahaya
merambat lurus tampak pada berkas cahaya matahari yang menembus masuk ke
dalam ruangan yang gelap.
b. Cahaya dapat Dipantulkan
Pemantulan cahaya ada dua jenis yaitu pemantulan baur (pemantulan
difusi) dan pemantulan teratur.Pemantulan baur merupakan pemantulan yang
terjadi apabila cahaya mengenai permukaan yang kasar atau tidak rata.Pada
pemantulan ini, sinar pantulnya tidak beraturan.Sedangkan pemantulan teratur
terjadi bila cahaya mengenai permukaan yang licin, rata, dan mengkilap, misalnya
cermin.Sinar pantulnya memiliki arah yang teratur.
Berdasarkan bentuk permukaannya cermin dibedakan menjadi tiga macam
yaitu cermin datar, cermin cembung, dan cermin cekung.
c. .Cahaya Mampu Menembus Benda Bening
Peristiwa menembusnya cahaya pada bening dapat dilihat pada saat
menerawang plastik bening, gelas kaca, atau benda-benda bening lainnya ke arah
sinar lampu. Sinar tersebut dapat terlihat karena cahaya dapat menembus benda
bening. Jika cahaya mengenai benda yang gelap (tidak bening) misalnya pohon,
tangan, mobil, maka akan membentuk bayangan.
d. Cahaya Dapat Diuraikan
Penguraian cahaya (dispersi) merupakan penguraian cahaya putih menjadi
cahaya yang memiliki bermacam-macam warna.Contohnya pelangi, yang terjadi
akibat dari cahaya matahari yang diuraikan oleh titik-titik air hujan.
e. Cahaya Dapat Dibiaskan
Peristiwa pembelokkan arah rambatan cahaya setelah melewati medium
rambatan yang berbeda disebut pembiasan.
Jika cahaya datang dari zat yang kurang rapat ke zat ayng lebih rapat maka
cahaya akan dibiaskan mendekati garis normal. Misalnya cahaya dari udara ke air.
Sebaliknya jika cahaya datang dari zat yang lebih rapat ke zat yang kurang rapat,
maka cahaya akan dibiaskan menjauhi garis normal. Misal cahaya dari air ke
udara. Contoh pembiasan cahaya yaitu pensil yang dimasukkan ke air akan terlihat
bengkok, dasar kolam terlihat dangkal.Untuk menghitung indeks bias suatu
medium maka dapat dihitung dengan persamaan
𝑐𝑜
𝑛=
𝑐
Dimana n adalah indeks bias absolut, 𝑐𝑜 kecepatan cahaya dalam ruang
hampa dan c kecepatan cahaya dalam suatu medium.
Jika terjadi pembiasan pada medium yang berbeda kerapatannya maka
berlaku.
𝑛1 sin 𝑖 = 𝑛2 sin 𝑟
Dengan i adalah sudut datang dan r adalah sudut bias.
E. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Percobaan pemantulan cahaya pada cermin datar.
 Menyusun lampu senter dan celah cahaya di depan cermin datar

 Menyalakan lampu senter dan mengamati dengan baik jalannya berkas cahaya

pada saat sebelum dan sesudah mengenai cermin datar.


 Menggambarkan jelannya berkas sinar pada langkah (2), sehingga tampak

sudut datang dan sudut pantulnya.


 Ukurlah bedar sudut datang (i) dan besar sudut pantul tersebut.

 Meletakkan sebuah benda (dalam hal ini lilin) di depan cermin daar dan

mengamati bayangannya selama benda itu digeser-geser di depan cermin datar.


 Mencatat bagaimana sifat-sifat bayangan yang dibentuk oleh cermin datar

tersebut.
2. Percobaan pemantulan cahaya pada cermin cembung.
 Menyusun semua alat.

 Menyalakan lilin dan mengamati dengan baik jalannya berkas cahaya pada saat

sebelum dan sesudah mengenai cermin cembung.


 Menggambar jalannya berkas sinar pada langkah (2), sehingga nampak sudut

datang dan sudut pantul serta bayangan yang terbentuk.


 Mencatat bagaimana sifat-sifat bayangan yang dibentuk oleh cermin cembung

tersebut
3. Percobaan pemantulan cahaya pada cermin cekung
 Menyusun alat dan bahan.
 Menyalakan lilin dan mengamati dengan baik jalannya berkas cahaya pada saat

sebelum dan sesudah mengenai cermin cekung.


 Menggambarkan jalannya berkas sinar pada langkah (2), sehingga tampak

sudut datang dan sudut pantulnya serta bayangan yang terbentuk.


 Mencatat bagaimana sifat-sifat bayangan yang dibentuk oleh cermin cekung

tersebut.
 Mengatur jarak benda atau letak layar agar pada Iayar terbentuk bayangan yang

jelas dan tajam. Selanjutnya ukur jarak benda dan jarak bayangan.
 Jika benda di depan cermin cekung terus digeser menjauhi cermin, maka pada

jarak tertentu bayangan benda akan menghilang (tidak tampak). Ukur jarak
benda dan cermin cekung pada keadaan tersebut (s).
4. Percobaan pembiasan cahaya
 Menyusun lampu senter, celah dan balok kaca

 Menyalakan lampu senter dan mengamati dengan baik jalannya berkas sinar

pada saat sebelum dan sesudah menembus balok kaca.


 Menggambarkan jalannya berkas sinar tersebut, sehingga tampak sudu datang

dan sudut biasnya. Kemudian mengukur besar sudut datang dan sudu bias
tersebut.
 Menggunakan lensa cembung untuk mengamati sebuah huruf pada buku

dengan jarak yang relative dekat antara lensa dan huruf. Kemudian menggeser
lensa berlahan-lahan menjahui huruf tersebut ampai bayangan huruf menjadi
sangat besar dan kabur atau tidak tampak. Mengukur jarak huruf ke lensa pada
saat tersebut dan mencatat bagaimana sifat-sifat bayangan yang dibentuk oleh
lensa cembung tersebut.
 Menyusun lensa cembung, layar, lilin dan penggaris panjang.

 Mengatur leak lilin dan lensa cembung agar diperoleh bayangan nyala lilin

paling ajam pada tabir. Mengukur jarak benda (s) dan jarak bayangan (s’) dan
mencata sifat-sifat bayangan yang terbentuk lensa cembung tersebut.
 Menggunakan lensa cekung untuk mengamati huruf pada buku, dengan jarak

yang relatife dekat. Kemudian menggeser lensa secara perlahan menjahui huruf
tersebut. Mencatat bagaimana sifat-sifat bayangan yang dibenuk oleh lensa
cekung tersebut.
F. HASIL PENGAMATAN
1. Pemantulan cahaya pada cermin datar
a. Menggambar jalannya berkas sinar pada cermin datar

b. Besar sudut datang (i) dan sudu pantul (r)


No i (Derajat) r (Derajat)
1 30 30
2 35 35
3 40 40
4 45 45
5 50 50
c. Sifat bayangan yang dibentuk oleh cermin datar
 Tinggi benda sama dengan tinggi bayanagan

 Jarak benda ke cermin sama dengan jarak bayangan ke cermin.

 Tegak.

 Maya.

 Sama besar.

 Kiri dan kanan terbalik

2. Pemantulan cahaya pada cermin cembung


a. Gambar jalannya berkas sinar pada cermin cembung

b. Sifat bayangan yang dibentuk oleh cermin cembung


 Maya.
 Sama tegak.
 Bayanagan lebih kecil dari pada bendanya
 Bayangan terbenuk dibelakang cermin
3. Pemantulan cahaya pada cermin cekung
a. Gambar jalannya berkas sinar pada cermin cekung

b. Sifat bayangan yang dibentuk oleh cermin cekung benda berada di ruang 2
 Nyata
 Terbalik
 Diperbesar
 Bayangan berada di ruang III
c.
No. Jarak Benda (cm) Jarak Bayangan (cm)
1 10 15
2 9 18
3 8,5 20
4 8 24
d.
No. Jarak Benda (cm) Jarak Bayangan (cm)
1 30 7,5
2 60 6,6
3 120 6,3
4 300 6,1
4. Pembiasan cahaya
a. Gambar jalannya berkas sinar pada balok kaca

No i (Derajat) r (Derajat)
1 60 35
2 50 30
3 45 28
4 40 25
b. Sifat bayangan yang dibentuk oleh lensa cembung benda di ruang I
 Maya
 Tegak
 Diperbesar
 Bayangan mulai kabur (tidak jelas ) pada jarak 10 cm
c.
No. Jarak Benda (cm) Jarak Bayangan (cm)
1 15 30
2 18 22,5
3 20 20
4 30 15
Sifat-sifat bayangan yang dibentuk oleh lensa cembung
 Untuk percobaan no 1 bayangan nyata, terbalik dan diperbesar
 Untuk percobaan no 2 bayangan nyata, terbalik dan diperbesar
 Untuk percobaan no 3 bayangan nyata, terbalik dan sama besar
 Untuk percobaan no 4 bayangan nyata, terbalik dan diperkecil
d. Sifat-sifat bayangan yang dibentuk oleh lensa cekung
 Maya
 Tegak
 Diperkecil
G. PERTANYAAN-PERTANYAAN
1. Pada saat bayangan benda menghilang (tidak tampak) dalam cermin cekung,
berarti bayangan yang dibentuk oleh cermin cekung ada di jauh tak berhingga
(s’=~) dengan menggunakan persamaan (7.5) pada landasan teori tentukan jarak
focus cermin cekung tersebut!
1 1 1
Jawaban :𝑓 = 𝑠 + 𝑠′
1 1 1
= +
𝑓 5 𝑐𝑚 ~
1 1
= +0
𝑓 5 𝑐𝑚
1 1
=
𝑓 5 𝑐𝑚
𝑓 = 5 𝑐𝑚
2. Agar cermin cekung yang memiliki jarak focus 10 cm dapat membentuk bayangan
pada jarak dua kali jarak bendanya, dimanakah benda harus diletakkan dari cermin
cekung tersebut?
1 1 1
Jawaban :𝑓 = 𝑠 + 𝑠′
1 1 1
= +
10 𝑐𝑚 𝑠 2𝑠
1 2 1
= +
10 𝑐𝑚 2𝑠 2𝑠
1 3
=
10 𝑐𝑚 2 𝑠
2𝑠 = 10 𝑐𝑚 × 3
30 𝑐𝑚
𝑠=
2
𝑠 = 15 𝑐𝑚
Jadi benda harus diletakkan 15 cm dari cermin
3. Dengan menggunakan persamaan (7.2) dan (7.3) pada landasan teori tentukan
indeks bias kaca dan kecepatan rambat cahaya dalam balok kaca dari hasil
kegiatan II.
Jawaban : diketahui indek bias udara = 1
Maka dengan rumus 𝑛1 sin 𝑖 = 𝑛2 sin 𝑟
𝑛1 sin 𝑖
𝑛2 =
sin 𝑟
diperoleh
No i (Derajat) r (Derajat) 𝑛2
1 60 35 1,50
2 50 30 1,53
3 45 28 1,51
4 40 25 1,52
Rerata nilai 𝑛2 1,51
Jadi indeks bias balok kaca berkisar 1,51
Untuk menghitung kecepatan rambat cahaya dalam balok dapat
𝑐𝑜
menggunakan persamaan 𝑛 =
𝑐

𝑐 = 𝑛 × 𝑐𝑜
= 1,51 × 3 × 108 𝑐𝑚/𝑠
= 4,53 × 108 𝑐𝑚/𝑠
4. Agar lensa cembung yang memiliki jarak focus 20 cm dapat membentuk
bayangan nyata pada jarak setengah kali jarak bendanya, dimanakah benda harus
diletakkan terhadap lensa cembung tersebut?
1 1 1
Jawaban :𝑓 = 𝑠 − 𝑠′
1 1 1
= −
20 𝑐𝑚 𝑠 0.5𝑠
1 1 2
= −
20 𝑐𝑚 𝑠 𝑠
1 1
=−
20 𝑐𝑚 𝑠
𝑠 = −20 𝑐𝑚
𝑠 = −20 𝑐𝑚
Benda diletakkan 20 cm dari lensa cembung
H. PEMBAHASAN
1. Percobaan pemantulan cahaya pada cermin datar
Pembentukan bayangan oleh cermin datar adalah dibentuk oleh
perpotongan perpanjangan dari sinar-sinar pantul.Perhatikan pembentukan
bayangan oleh Cermin datar berikut :Proses pembentukan bayangan :
a. Benda di depan cermin datar.
b. Berlaku hukum pemantulan.
c. Sinar datang pertama (biru muda) melalui ujung benda dan mengenai cermin,
akan dipantulkan oleh cermin, sinar pantul diperpanjang putus-putus (biru
muda).
d. Sinar datang kedua (merah) melalui ujung benda dan mengenai cermin, akan
dipantulkan olehcermin, sinar pantul diperpanjang putus-putus (merah).
e. Perpotongan perpanjangan sinar pantul pertama dan kedua (biru muda dan
merah putus-putus) berpotongan, dan itu merupakan bayangan ujung benda.
f. Sinar ke tiga (kuning) melalui pangkal benda dan mengenai cermin, akan
dipantulkan olehcermin, sinar pantul diperpanjang putus-putus (kuning),
merupakan bayangan pangkal benda.
g. Terbentuklah bayangan benda oleh cermin datar.
2. Percobaan pembiasan cahaya
Pada percobaan pembiasan cahaya, balok kaca memiliki prinsip kerja yaitu
jika balok kaca diberikan sinar datang maka cahaya tersebut akan dibiaskan dan
dipantulkan, karena memiliki dua bidang batas, yaitu pemantulan dan pembiasan
ketika memasuki kaca dan pembiasan ketika keluar kaca.
I. KESIMPULAN
Bayangan yang dihasilkan oleh cermin datar bersifat tegak, maya, sama
besar.serta kiri dan kanan terbalik. Bayangan yang dihasilkan oleh cermin cembung
bersifat maya, sama tegak dan diperkecil. Bayangan yang dihasilkan cermin cekung
bergantung pada letak benda, jika benda berada di ruang I maka sifat bayangan maya
tegak dan diperbesar.Jika benda berada di ruang II maka nyata, terbalik dan
diperbesar.Dan jika bayangan nyata, terbalik dan diperkecil.
Sedangkan untuk lensa cembung bayangan yang dihasilkan bergantung letak benda.
Benda di ruang I bayangan yang dihasilkan nyata, terbalik dan diperbesar, benda di
ruang II bayangan yang dihasilkan nyata, terbalik dan diperbesar dan Benda di
ruang III bayangan yang dihasilkan nyata, terbalik dan diperkecil. Untuk lensa
cekung bayangan yang dihasilkan bersifat maya tegak diperkecil.
Hubungan antara fokus lensa/cermin , jarak benda dan bayangan adalah
1 1 1
= +
𝑓 𝑠 𝑠′
Dimana
𝑓 = 𝑓𝑜𝑘𝑢𝑠 𝑙𝑒𝑛𝑠𝑎
𝑠 = 𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑏𝑒𝑛𝑑𝑎
𝑠 ′ = 𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑏𝑎𝑦𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛
J. DAFTAR PUSTAKA
https://www.ilmiahku.com/2019/05/laporan-praktikum-sifat-cahaya.htmldiakses pada:
Selasa, 8 Juni 2021.
https://pdf.wecabrio.com/kegiatan-praktikum-sifat-cahaya.pdf diakses pada: Selasa, 8
Juni 2021.
Rumanta, M. dkk, (2020).Praktikum IPA di SD. Tangerang Selatan: Universitas
Terbuka.
K. KESULITAN YANG DIALAMI: SARAN DAN MASUKAN
Terkadang bayangan yang dihasilkan oleh lensa maupun cermin terlihat kabur
sehingga sulit untuk diukur.
L. FOTO/VIDEO PRAKTIKUM
Tahapan Foto Deskripsi

Gambar 8.1
Tahap Awal /
Penyiapan alat dan
Pembukaan
bahan

Gambar 8.1

Gambar 8.2
Pemantulan
Proses Kegiatan
cahaya dan
pembiasan cahaya

Gambar 8.2

Tahap Akhir
Gambar 8.3
Mengamati waktu
yang diperlukan
dan mencatatnya
dalam lembar kerja
Gambar 8.3
LEMBAR KERJA (LAPORAN) PRAKTIKUM IPA SD
PDGK4107 MODUL 7
OPTIK

KEGIATAN PRAKTIKUM 9
A. JUDUL PERCOBAAN 2 :
LENSA CEMBUNG DAN CERMIN CEKUNG
B. TUJUAN PERCOBAAN
Setelah melakukan percobaan ini diharapkan mahasiswa dapat:
1. Menentukan jarak titik api (f) lensa cembung.
2. Menentukan kekuatan lensa cembung (P).
3. Menentukan jarak titik api (f) cermin cekung.
C. ALAT DAN BAHAN
1. Meja optik lengkap
2. Lensa cembung
3. Cermin cekung
D. LANDASAN TEORI
Dalam kehidupan sehari-hari dua alat optik yaitu cermin dan lensa banyak kita
jumpai, baik itu lensa cembung, lensa cekung, cermin datar, cermin cembung,
maupun cermin cekung. Cermin merupakan benda optis yang tidak tembuscahaya
yang memantulkan hamper semua cahaya yang datang. Sedangkan lensa adalah
piranti optis yang dibatasi oleh dua permukaan bidang bola atau salah satu bidang
batasnya bidang datar. Pada percobaan ini digunakan lensa cembung dan cermin
cekung.
Titik api lensa positif (cembung) merupakan titik potong berkas sinar bias jika
sumber cahaya berada jauh tak terhingga. Sedangkan titik api cermin cekung
merupakan titik potong berkas sinar pantul, jika sumber cahaya berada jauh tak
terhingga. Prasyarat “jauh tak terhingga” dapat juga dipenuhi asalkan berkas sinar
yang menuju ke lensa atau cermin merupakan berkas yang sejajar. Jarak titik api (f)
dapat ditentukan dari hubungan,
1 1 1
= 𝑠 + 𝑠′
𝑓
Dengan,
𝑓 =jarak titik api (m)
𝑠 =jarak benda (m)
𝑠 ′ =jarak bayangan (m)
Sedangkan keakuratan lensa (P) dinyatakan dengan,
1
𝑃=
𝑓
Dalam hal ini f harus dinyatakan dalam satuan meter dan satuan kekuatan lensa
adalah dioptrik.
E. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Percobaan Lensa Cembung
 Menyusun lensa pada dudukannya dan meletakkan di antara layar dan sumber

cahaya.
 Menyalakan sumber cahaya, kemudian mengatur posisi benda dan lensa agar

pada layar terbentuk bayangan yang paling tajam.


 Mengukur jarak benda (s) dan jarak bayangan (s’)

 Mengulangi percobaan beberapa kali dengan kedudukan benda yang berbeda.

2. Percobaan Cermin Cekung


 Menyusun alat

 Menyalakan sumber cahaya dan mengatur kedudukan benda dan layar agar

pada layar terbentuk bayangan paling tajam.


 Mengukur jarak benda (s) dan jarak bayangan (s’)

 Mengulangi percobaan beberapa kali dengan kedudukanbenda yang berbeda.

F. HASIL PENGAMATAN
1. Lensa Cembung
No. Jarak benda s (cm) Jarak bayangan s’ (cm)
1 7,0 17,6
2 7,5 17,0
3 8,0 13,6
4 8,5 12,0
5 9 10,9
2. Cermin Cekung
No. Jarak benda s (cm) Jarak bayangan s’ (cm)
1 15 7,5
2 18 7,0
3 20 6,6
4 24 6,3
5 28 6

G. PERTANYAAN-PERTANYAAN
1. Tentukan jarak focus (f) lensacembung yang anda gunakan dalam percobaan!
Jawaban :
1 1 1 𝑠×𝑠′
dengan menggunakan persamaan 𝑓 = 𝑠 + 𝑠′ → 𝑓 = 𝑠+𝑠′ maka diperoleh,

No. Jarak benda s (cm) Jarak bayangan s’ (cm) Focus f (cm)


1 7,0 17,6 5,00
2 7,5 17,0 5,20
3 8,0 13,6 5,04
4 8,5 12,0 4,98
5 9 10,9 4,93
Rerata besarnya f 5,03
Jadi focus yang lensa cembung yang digunakan sebesar 5,03cm
2. Tentukan kekuatan lensa (P) yang anda pergunakan dalam percobaan!
Jawaban :
1
𝑃=
𝑓
1 1
𝑃= = = 19,9 𝑑𝑖𝑜𝑝𝑡𝑟𝑖
5,03 𝑐𝑚 0,0503 𝑚
Jadi kekuatan lensa (P) yang dipergunakan sebesar 19,7 dioptri.
3. Tentukan jarak focus (f) cermin cekung yang anda gunakan dalam percobaan!
Jawaban :
1 1 1 𝑠×𝑠′
Dengan menggunakan persamaan𝑓 = 𝑠 + 𝑠′ → 𝑓 = 𝑠+𝑠′ maka diperoleh,

No. Jarak benda s (cm) Jarak bayangan s’ (cm) Focus f (cm)


1 15 7,6 5,04
2 18 7 5,04
3 20 6,6 4,96
4 24 6,3 4,99
5 28 6 5,34
Rerata besarnya f 5,07
Jadi fokus yang lensa cembung yang digunakan sebesar 5,07 cm.
H. PEMBAHASAN
Pada lensa cembung terdapat bayangan yang terbentuk dari lensa cembung,
bayangan itu bersifat maya. Bayangan maya yang dibentuk oleh lensa cembung
selalu tegak terhadap benda dan pada bayangan nyata yang terbentuk dari lensa
cembung bayangannya akan terbalik terhadap bendanya.
Pada cermin cekung bayangan yang dibentuk akan sama tegak dengan
bendanya apabila jarak benda lebih kecil dari jarak fokus. Bayangan yang nyata akan
terbalik terhadap bendanya. Sedangkan bayangan maya terjadi apabila benda
ditempatkan pada jarak yang lebih kecil dari jarak fokus di depan cermin cekung.
I. KESIMPULAN
Dari hasil praktikum tersebut akhirnya dapat ditarik kesimpulan bahwa:
1. Pada percobaan lensa cembung, jarak benda ( s ) dan jarak bayangan benda
s’dihubungkan dengan jarak fokus (f) berlaku rumus = 1/s’ + 1/s = 1/f
2. Bayangan yang dibentuk oleh lensa cembung bersifat maya apabila benda Semua
bayangan maya yang dibentuk lensa cembung selalu tegak terhadap bendanya dan semua
bayangan nyata yang dibentuk lensa cembung pasti terbalik terhadap bendanya.
3. Pada percobaan cermin cekung, jarak benda( s) dengan jarak bayangan benda (s’)
dihubungkan dengan jarak fokus ( f ) berlaku rumus 1/f = 1/s + 1/ s’ .
4. Bayangan yang dibentuk oleh cermin cekung akan sama tegak dengan bendanya
jika jarak benda lebih kecil dari jarak fokus. Bayangannya nyata selalu terbalik
terhadap bendanya. Bila suatu benda ditempatkan pada jarak lebih kecil dari
jarak focus didepan cermin cekung bayangan maya. Bayangan Nampak
dibelakang cermin dengan jarak bayangan( s’ ) negatif.
5. Cermin cekung, jari-jari kelengkungan dan jarak fokusnya positif ,sedangkan
jarak bayangan dapat bernilai positif ataupun negatif , bergantung letak
bendanya. Bentuknya bayangan lebih kecil sifat cermin mengumpulkan cahaya.
J. DAFTAR PUSTAKA
https://www.ilmiahku.com/2019/05/Laporan-Praktikum-Lensa-Cembung-dan-
Cermin-Cekung.htmldiakses Rabu, 9 Juni 2021.
Rumanta, M. dkk, (2020).Praktikum IPA di SD. Tangerang Selatan: Universitas
Terbuka.
K. KESULITAN YANG DIALAMI: SARAN DAN MASUKAN
Terkadang bayangan yang dihasilkan oleh lensa maupun cermin terlihat kabur
sehingga sulit untuk diukur.
L. FOTO/VIDEO PRAKTIKUM
Tahapan Foto Deskripsi

Tahap Gambar 9.1


Awal / Penyiapan alat dan
Pembukaan bahan

Gambar 9.1

Gambar 9.2
a
a. percobaan pada
Proses
lensa cembung
Kegiatan
b.percobaan pada
cermin cekung

b
Gambar 9.2

Tahap
Gambar 9.3
Akhir
Menghitung jarak
benda dan jarak
bayangan dan
menuliskannya
dalam lembar kerja
Gambar 9.3
LEMBAR KERJA (LAPORAN) PRAKTIKUM IPA SD
PDGK4107 MODUL 8
LISTRIK DAN MAGNET

KEGIATAN PRAKTIKUM 10
A. JUDUL PERCOBAAN 1 :
Percobaan Arus dan Tegangan Listrik
B. TUJUAN PERCOBAAN
 Menjelaskan aliran arus dalam suatu rangkaian listrik.
 Menjelaskan pengaruh tegangan terhadap suatu rangkaian
C. ALAT DAN BAHAN
1) Baterai 1,5 volt 3 buah.
2) Kabel penjepit secukupnya (merah dan hitam).
3) Bola lampu 2,5 volt – 3,6 volt/0,007A 3 buah.
4) AVO meter 1 buah.
5) Dudukkan baterai 3 buah.
D. LANDASAN TEORI
1. Arus listrik
Arus listrik adalah banyaknya muatan listrik yang disebabkan dari pergerakan
elektron-elektron, mengalir melalui suatu titik dalam sirkuit listrik tiap satuan
waktu. Arus listrik dapat diukur dalam satuan Coulomb/detik atau Ampere.
Contoh arus listrik dalam kehidupan sehari-hari berkisar dari yang sangat lemah
dalam satuan mikroAmpere ( ) seperti di dalam jaringan tubuh hingga arus yang
sangat kuat 1-200 kiloAmpere (kA) seperti yang terjadi pada petir. Dalam
kebanyakan sirkuit arus searah dapat diasumsikan resistansi terhadap arus listrik
adalah konstan sehingga besar arus yang mengalir dalam sirkuit
bergantung pada voltase dan resistansi sesuai dengan hukum Ohm. Arus listrik
merupakan satu dari tujuh satuan pokok dalam satuan internasional. Satuan
internasional untuk arus listrik adalah Ampere (A). Secara formal satuan Ampere
didefinisikan sebagai arus konstan yang, bila dipertahankan, akan
menghasilkan gaya sebesar 2 x 10-7 Newton/meter di antara dua penghantar lurus
sejajar, dengan luas penampang yang dapat diabaikan, berjarak 1 meter satu sama
lain dalam ruang hampa udara.
2. Tegangan listrik(kadang disebut sebagai Voltase)
Tegangan listrik adalah perbedaan potensial listrik antara dua titik dalam
rangkaian listrik, dan dinyatakan dalam satuan volt. Besaran ini mengukur energi
potensial dari sebuah medan listrik yang mengakibatkan adanya aliran listrik
dalam sebuah konduktor listrik. Tergantung pada perbedaan potensial listriknya,
suatu tegangan listrik dapat dikatakan sebagai ekstra rendah, rendah, tinggi atau
ekstra tinggi. Secara definisi tegangan listrik menyebabkan obyek bermuatan
listrik negatif tertarik dari tempat bertegangan rendah menuju tempat bertegangan
lebih tinggi. Sehingga arah arus listrik konvensional didalam suatu konduktor
mengalir dari tegangan tinggi menuju tegangan rendah.
E. PROSEDUR PERCOBAAN
1) Percobaan arus listrik:
a. Menyusun 3 buah baterai secara seri! Kemudian membuat gambar
rangkaiannya.
b. Menghubungkan kabel merah pada kutub (+) dan kabel hitam pada kutub (-).
c. Salah satu ujungnya kabel merah dan hitam yang telah terpasang bola lampu
(memilih saah satu dari bola lampu 2,5 volt – 5,6 volt). Jika lampu menyala
menandakan adanya aliran arus listrik dari kutub (+) menuju kutub (-). Tetapi
jika belum menyala langgsung memeriksa sebabanya.
d. Mencatat besarnya arus listrik yang mengalir dalam rangkaian dengan
menggunakan amperemeter yang dipasang secara seri, tetapi jika tersedia
AVO meter, nyala lampu sudah cukup membuktikan adanya arus yang
mengalir.
e. Lalu menyusun rangkaiannya seperti gambar berikut.

2) Percobaan 2 tegangan listrik


a. Membuat rangkaian seperti gambar dibawah ini.
b. Kemudian membuat rangkaian seperti gambar berikut.

c. Melanjutkan dengan membuat rangakian seperti gambar berikut.

d. Melakukan hal yang sama pada langkah a, b, dan c dengan melakukan 3 buah
baterai yang dirangkai secara seri.
e. Mengapa pada percobaan b, c dan d nyala lampu berbeda.
F. HASIL PENGAMATAN
Lampu Konduktor
No. Bahan
Menyala Tidak Ya Tidak
1 Kawat besi √ - √ -
2 Kawat tembaga √ - √ -
3 Sendok perak √ - √ -
4 Kayu - √ - √
5 Karet penghapus - √ - √
6 Grafit (mata pensil) √ - √ -
7 Kertas - √ - √
8 Tas plastic - √ - √
9 Air keran - √ - √
10 Air garam √ - √ -

G. PERTANYAAN-PERTANYAAN
1. Dari hasil pengamatan, jelaskan pengertian arus listrik dan tegangan listrik.
Jawab : arus listrik adalah sebuah aliran yang terjadi akibat banyaknya muatan
listrik yang mengalir dari satu titik ke titik lain dalam suatu rangkaian tiap satuan
waktu. Sedangkan tegangan listrik adalah dorongan atau tenaga untuk
memungkinkan terjadinya aliran arus listrik.
2. Mengapa pada percobaan 1, baterai disusun secara seri ?
Jawab : pada percobaan 1, baterai disusun secara seri agar nyala lampu bersinar
terang.
3. Jelaskan hubungan antara arus listrik dengan tegangan listrik !
Jawab :
 I = V/R
 R = V/I
 V = I.R
 I = arus listrik (ampere)
 V = tegangan listrik (volt)
 R = hambatan listrik (ohm)
4. Tentukanlah mana yang lebih tahan lama dengan menggunakan 3 buah baterai
yang disusun secara seri atau paralel ? mengapa demikian ?
Jawab : yang lebih lama adalah parallel karena muatan listrik yang mengalir lebih
sedikit sehingga menyebabkan nyala lampu redup.
5. Dari hasil percobaan 1 dan 2, buatlah kesimpulan anda tentang :
 Arus listrik.
 Tegangan listrik.
Jawab : besarnya arus listrik selalu berbanding lurus dengan besarnya tegangan
listrik. Sedangkan tegangan listrik berbanding lurus antara arus listrik dengan
hambatan listrik.
H. PEMBAHASAN
1. Percobaan arus listrik
 Menyusun rangkaian listrik dangan 3 baterai secara seri:
 Menghubungkan kabel merah dengan kutub (+) dan kabel hitam dengan
kutub (-).
 Salah satu ujung kabel merah dan hitam dipasang bola lampu. Ternyata
lampu menyala. Hal ini menandakan adanya aliran listrik dari kutub positif
menuju kutub negative.
 Nyala lampu menunjukkan adanya arus yang mengalir.
2. Percobaan tegangan listrik
 Rangkaian listrik seperti gambar dibawah ini:

Saklar (s) ditutup, lampu tidak menyala. Karena rangkaian tersebut tidak
ada tegangan listrik.
 Membuat rangkaian listrik

Saklar (s) ditutup ternyata lampu menyala agak terang karena muatan
listrik yang mengalir lebih besar.
 Membuat rangkaian listrik

Setelah saklar ditutup ternyata lampu menyala lebih terang karena muatan
listrik yang mengalir lebih besar lagi. Hal ini disebabkan karena jumlah
baterai lebih banyak.
 Membuat rangkaian seri dengan 3 buah baterai:

Setelah saklar ditutup, lampu menyala sangat terang karena jumlah baterai
banyak, sehingga muatan listrik yang mengalir juga besar.
I. KESIMPULAN
 Besarnya arus listrik selalu berbanding lurus dengan besarnya tegangan listrik
dan berbanding terbalik dengan besarnya hambatan.
 Tegangan listrik berbanding lurus antara arus listrik dengan hambatan listrik.
J. DAFTAR PUSTAKA
Rumanta, M. dkk, (2020). Praktikum IPA di SD. Tangerang Selatan: Universitas
Terbuka.
K. KESULITAN YANG DIALAMI: SARAN DAN MASUKAN
Dalam praktikum ini pengamat menemukan kesulitan dalam menyusun
rangkainnya.
L. FOTO/VIDEO PRAKTIKUM
Tahapan Foto Deskripsi
Gambar 10.1

Tahap Awal / Gambar 10.1


Pembukaan Alat dan bahan

Gambar 10.2

Gambar 10.2
Proses rangkaian
Proses Kegiatan
arus listrik pada
beberapa bahan.

Tahap Akhir Gambar 10.3 Gambar 10.3


Tahap akhir praktik
arus listrik dan
tegangan listrik
LEMBAR KERJA (LAPORAN) PRAKTIKUM IPA SD
PDGK4107 MODUL 1
SIMBIOSIS

KEGIATAN PRAKTIKUM 11
A. JUDUL PERCOBAAN 1 :
Simbiosis Parasitisme
B. TUJUAN PERCOBAAN
Mengidentifikasi simbiosis Parasitisme dilingkungan sekitar.
C. ALAT DAN BAHAN
1. Seperangkat alat tulis
2. Lembar Pengamatan
3. Lingkungan sekitar
D. LANDASAN TEORI
Simbiosis adalah Suatu bentuk hubungan yang sangat erat antara satu spesies
makhluk hidup dengan spesies makhluk hidup lainnya yang hidup bersama dalam
suatu habitat tertentu yang disebut simbiosis. Ada 3 jenis simbiosis yang ada di alam,
yaitu simbiosis parasitisme, komensalisme, dan mutualisme. Simbiosis parasitisme
adalah suatu hubungan diantara dua spesies (organisme), dimana satu spesies
mendapatkan keuntungan, sedangkan spesies lainnya (sering disebut inang) atau
dirugikan.
E. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan.
2. Mengamati lingkungan sekitar.
3. Mengidentifikasi beberapa simbiosis yang terjadi antara hewan dengan
tumbuhan, antara hewan dengan hewan atau tumbuhan dengan tumbuhan.
4. Menemukan setidaknya 5 hubungan yang terjadi.
5. Menuliskan hasil identifikasi pada lembar kerja ( Tabel 11.1)
6. Menganalisis mahluk hidup mana yang dirugikan dan mana yang diuntungkan.
7. Menentukan jenis keuntungan dan kerugian apa yang terjadi pada simbiosis
tersebut.
8. Menuangkan hasil pengamatan pada tabel 11.1
F. HASIL PENGAMATAN
Tabel 11.1
Hasil Pengamatan simbisis Paratisme
Pihak Yang Dirugikan Pihak yang Diuntungkan
Jenis Hubungan Jenis Jenis
No Jenis
Simbiosis Mahluk Mahuk Jenis Keuntungan
Kerugian
Hidup Hidup
1. Pohon Mangga Pohon Pohon mangga Benalu Benalu yang hidup pada
dan Benalu mangga di rugikan pohon mangga
karena mendapat keuntungan
makanan nya karna menyerap
di rampas oleh makanan dari pohon
benalu mangga
2. Kucing dan kutu Kucing Kucing Kutu Kutu yang hidup di
dirugikan rambut kucing mendapat
karena keuntungan dengan
darahnya di menyerap darah manusia
hisap oleh
kutu
3. Bunga dan ulat Bunga Di makan Ulat Mendapatkan makanan
daunnya
4. Lalat pada sapi Sapi Gatal dan Lalat Menghisap darah
penyakit kulit
5. Jagung dan Jagung Di makan Belalang Mendapatkan makanan
belalang daunnya

G. PERTANYAAN-PERTANYAAN
1. Apakah hubungan antara anjing dan kutu anjing merupakan hubungan
paratisme?Jelaskan!
Jawaban: Hubungan antara kutu anjing dan anjing merupakan hubungan
parasitisme, karena kutu anjing diuntungkan dengan cara menghisap darah anjing.
Sedangkan anjing dirugikan karena darahnya berkurang dan menderita gatal-gatal
(penyakit kulit)
2. Diantara hubungan parasitisme yang anda temukan, adakah yang menyebabkan
kematian pada inangnya? Jelaskan!
Jawaban : Tidak ada, hal ini karena parasit berupaya mendapatkan keuntungan
dari inang yang dirugikan. Jika inangnya mati maka parasit tersebut tidak
mendapatkan keuntungan misal berupa makanan sehingga dapat menyebabkan
kematian pula pada parasit tersebut.
H. PEMBAHASAN
Simbiosis parasitisme adalah hubungan dua individu berbeda spesies yang
pada dasarnya hanya menguntungkan sepihak saja dan pihak lainnya dirugikan.
Kerugian yang dialami dari pihak yang untung ada berbagai macam. Kerugian bagi
satu mahluk adalah keuntungan bagi mahluk hidup yang lain. Dalam simbiosis
parasitisme ini, parasit tidak akan membunuh inangnya karena apabila inangnya
mati, maka parasite itu juga akan mati karena kekurangan sumber makanan.
I. KESIMPULAN
Pada simbiosis parasitisme selalu terdapat mahluk hidup yang diuntungkan dan
mahluk hidup yang dirugikan.
J. DAFTAR PUSTAKA
http://dziks0508.blogspot.com/2016/02/laporan-praktikum-simbiosimutualisme-
darat.htmldiakses pada: Senin 3 Mei 2021
https://www.ilmiahku.com/2019/05/laporan-praktikum-simbiosis darat.htmldiakses
pada: Senin 3 Mei 2021
Rumanta, M. dkk, (2020). Praktikum IPA di SD. Tangerang Selatan: Universitas
Terbuka.
K. KESULITAN YANG DIALAMI: SARAN DAN MASUKAN
Mengidentifikasi simbiosis parasitisme dimana kerugian atau keuntungan
yang nampak sangat kecil.
L. FOTO PRAKTIKUM
Hasil Pengamatan Simbiosis Parasitisme

Gambar 11.1
Pengamatan simbiosis parasitisme pada
pohon manga dan benalu

Gambar 11.1 Pohon mangga dan benalu

Gambar 11.2
Pengamatan simbiosis parasitisme pada
kucing dan kutu kucing

Gambar 11.2 Kucing dan kutu kucing

Gambar 11.3
Pengamatan simbiosis parasitisme pada
bunga dan hewan ulat

Gambar 11.3 Bunga dan ulat

Gambar 11.4
Pengamatan simbiosis parasitisme pada
sapi dan lalat

Gambar 11.4 Sapi dan Lalat

Gambar 11.5
Pengamatan simbiosis parasitisme pada
pohon jagung dan hewan belalang
Gambar 11.5 Pohon jagung dan belalang
LEMBAR KERJA (LAPORAN) PRAKTIKUM IPA SD
PDGK4107 MODUL 3
MAKANAN

KEGIATAN PRAKTIKUM 12
A. JUDUL PERCOBAAN 1 :
Pencernaan Makanan
B. TUJUAN PERCOBAAN
Mengurutkan bagian dari sistem pencernaan
C. ALAT DAN BAHAN
1. Gambar sistem pencernaan
2. Alat tulis
D. LANDASAN TEORI
Makanan atau zat yang ada di luar tubuh kita tersusun dari molekul – molekul
yang sangat kompleks. Agar makanan dapat dipergunakan oleh tubuh, maka diperlukan
adanya proses yang dapat menyederhanakan molekul – molekul tersebut untuk diserap
dan dipergunakan oleh tubuh. Proses pencernaan makanan terbagi menjadi dua, yaitu
pencernaan kimiawi dan pencernaan mekanik. Percernaan kimiawi melibatkan peran
enzim dalam proses mengolah makanan. Sedangkan pencernaan mekanik merupakan
proses menghancurkan makanan menggunakan otot – oto dan alat bantu. Alat
pencernaan terdiri dari mulut, esofagus, lambung, usus halus,usus besar, rectum, anus
dan organ – organ lain yang berperan dalam pencernaan seperti hati, empedu dan
kelenjar pancreas.
E. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Memperhatikan gambar sistem pencernaan yang terdapat pada lembar kerja.
2. Mengurutkan sistem pencernaan tersebut mulai dari mulut.
3. Menuliskan bagian-bagian sistem pencernaan pada lembar kerja.
4. Membuat kesimpulan.
F. HASIL PENGAMATAN
Hasil Pengamatan

G. PERTANYAAN-PERTANYAAN
1. Sebutkan bagian-bagian dari sistem pencernaan yang menghasilkan enzim!
2. Enzim apa saja yang dihasilkan oleh organ-organ tersebut?
3. Enzim-enzim tersebut dapat mengubah zat apa saja menjadi zat apa saja?
Uraikan dan jelaskan!
Jawaban
1. Sistem pencernaan yang menghasilkan enzim adalah lambung dan usus halus.
2. Lambung menghasilkan enzim pepsin dan renin. Sedangkan usus halus
menghasilkan enzim amylase, tripsin dan lipase.
3. a) Enzim pepsin berfungsi mengubah protein menjadi pepton; b) renin
berfungsi mengendapkan protein susu; c) enzim tripsin berfungsi protein
menjadi asam amino; d) enzim amilase berfungsi zat tepung menjadi menjadi
gula (glukosa); dan e) enzim lipase berfungsi mengubah lemak menjadi asam
lemak.
H. PEMBAHASAN
Sistem pencernaan manusia terdiri dari 6 organ utama, yaitu:
1. Mulut
Mulut adalah bagian pertama dari sistem pencernaan. Makanan masuk ke
dalam tubuh pertama kali melalui mulut kemudian dicerna didalam mulut dengan
cara dikunyah.
2. Kerongkongan
Kerongkongan adalah lorong yang akan dilewati makanan sebelum memasuki
lambung. Di dalam kerongkongan makanan tidak mengalami proses pencernaan
lebih lanjut.
3. Lambung
Lambung merupakan organ pencernaan yang sangat penting. Lambung
terletak pada perut bagian kiri. Lambung terdiri dari 3 bagian, yaitu: Bagian atas
(kardiak), Bagian tengah (fundus) dan Bagian bawah (pylorus). Lambung
berfungsi menyimpan makanan dan cairan yang tertelan, untuk mencampur
makanan dan cairan pencernaan.
4. Usus halus
Di dalam usus halus makanan mengalami pencernaan secara kimiawi dan
penyerapan sari-sari makanan. Enzim-enzim yang terdapat dalam usus halus
yang dihasilkan oleh pancreas antara lain: Enzim amylase (Amylase berfungsi
menguraikan zat tepung menjadi zat gula (glukosa)), Enzim tripsin (Tripsin
berfungsi menguraikan protein menjadi asam amino), dan Enzim lipase (Lipase
berfungsi mengubah lemak menjadi asam lemak). Untuk mencerna lemak
dibantu oleh cairan empedu yang dihasilkan oleh hati.
5. Usus besar
Di dalam usus besar terjadi pencernaan sisa-sisa makanan yang tidak dapat
tercerna oleh organ sebelumnya. Sisa-sisa makanan tersebut akan mengalami
pembusukan dengan bantuan bakteri Escherichia Coli.
6. Anus
Anus adalah saluran terakhir dalam sistem pencernaan. Anus merupakan
saluran pembuangan.
I. KESIMPULAN
Berdasarkan pemaparan di atas mengenai pencernaan makanan, maka pencernaan
terbagi menjadi dua macam, yaitu pencernaan mekanik dan percernaan kimiawi. Sistem
pencernaan manusia terdiri dari Mulut, Kerongkongan, Lambung, Usus halus, Usus
besar, dan Anus.
J. DAFTAR PUSTAKA
Rumanta, M. dkk, (2020). Praktikum IPA di SD. Tangerang Selatan: Universitas
Terbuka.
K. KESULITAN YANG DIALAMI: SARAN DAN MASUKAN
Dalam praktikum ini pengamat menemukan kesulitan ketika mengamati
gambar sistem pencernaan yang tidak begitu jelas.
LEMBAR KERJA (LAPORAN) PRAKTIKUM IPA SD
PDGK4107 MODUL 4
MEKANIKA ( GAYA )

KEGIATAN PRAKTIKUM 13
1. Gaya Listrik Statis
A. JUDUL PERCOBAAN 1 :
Gaya Listrik Statis
B. TUJUAN PERCOBAAN :
Mengamati mengenai gaya listrik statis.
C. ALAT DAN BAHAN
1. Sisir plastik
2. Rambut seseorang yang agak tebal dan kering.
3. Potong-potongan kertas kecil.
D. LANDASAN TEORI
Gaya listrik adalah tarikan/dorongan yang ditimbulkan oleh benda-benda
yang bermuatan listrik. Terdapat dua jenis muatan listrik yaitu muaan listrik positif
dan muatan listrik negatif. Kekekalan muatan listrik menyatakan bahwa jika sejumlah
muatan listrik dengan jenis tertentu dihasilkan dalam suatu proses, maka sejumlah listrik
bermuatan lawan jenisnya dihasilkan, sehingga jumlah muatan neto dalam suatu system
terisolasi adalah nol.
E. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Sisirlah rambut kering yang agak tebal dengan sisir plastik.
2. Kemudian dekatkan sisir plastik ke potongan-potongan kertas kecil
3. Amati yang terjadi!
F. HASIL PENGAMATAN

No Keadaan sisir Keadaan kertas


1 Netral sebelum digosok rambut Diam tak bergerak
2 Sesudah digosok ke rambut Bergerak/tertarik kearah sisir

G. PEMBAHASAN
Dalam mengetahui adanya gaya listik statis, maka dilakukan percobaan
dengan sisir plastik, rambut kering dan agak tebal dan potongan-potongan kertas.
Setelah digosokkan atau disisir rambut yang agak tebal dengan sisir plastik, kemudian
didekatkan dengan potongan-potongan kertas, maka yang terjadi adalah potongan-
potongan kertas akan tertarik kearah sisir plastik tersebut. Hal itu disebabkan karena
sisir plastik sudah mengandung /bermuatan gaya kelistrikan. Adanya gaya kelistrikan
inilah yang membuat benda plastik dapat menarik potongan-potongan kertas atau
benda-benda kecil lainnya. Akan tetapi, tarikan tersebut hanya berlangsung sementara
(sebentar), hal itu terjadi karena benda plastik menjadi tidak bermuatan listrik lagi.
H. KESIMPULAN
Sisir plastik setelah digunakan untuk menyisir rambut kering, lalu didekatkan
pada potongan kertas kecil-kecil, maka kertas tersebut akan tertarik dan menempel
pada sisir. Hal ini terjadi karena gesekan sisir dengan rambut mampu menghasilkan
gaya listrik statis. Gaya listrik statis inilah yang menyebabkan potongan kertas
tertarik dan menempel pada ketas.

2. Gaya Magnet
A. JUDUL PERCOBAAN 2 :
Gaya Magnet
B. TUJUAN PERCOBAAN
1. Untuk mengetahui bahwa magnet dapat menarik benda-benda tertentu
2. Untuk mengetahui jenis-jenis benda yang dapat ditarik magnet
C. ALAT DAN BAHAN
1. Magnet batang
2. Jarum jahit
3. Alumunium
4. Seng
5. Seutas benang jahit
6. Potongan plastik
7. Potongan kertas
8. Statif
9. Isolasi plastic
D. LANDASAN TEORI
Magnet berasal dari kata “magnesia” yang artinya nama sebuah daerah kecil
di Asia. Dahulu, di tempat itulah orang pertama kali menemukan batu yang mampu
menarik besi.Batu itu kemudian di namakan magnet.Magnet tersebut tergolong
magnet alam.Setelah manusia menguasai teknologi, maka dibuat magnet
buatan.Berbagai benda dapat ditarik oleh magnet tersebut.Tetapi hanya benda-benda
tertentu yang mampu ditarik oleh magnet.Magnet mempunyai sifat-sifat antara lain :
1. Mampu menarik benda-benda tertentu
Magnet dapat menarik benda-benda yang terbuat dari logam tertentu, seperti
besi, nikel, dan kobalt. Sedangkan benda lain tidak dapat ditarik oleh magnet
karena tidak mengandung salah satu dari logam tersebut.
2. Kekuatan gaya magnet
Gaya magnet mampu menembus penghalang, yaitu benda nonmagnetik.Gaya
tarik magnet masih berpengaruh terhadap benda magnetis dibalik penghalang
tersebut.Namun jika penghalang itu terlalu tebal, maka pengaruh magnet bisa
hilang. Dengan demikian, kekuatan gaya tarik magnet dipengaruhi oleh ketebalan
penghalang antara magnet dan benda magnetis. Selain itu juga dipengaruhi oleh
jarak magnet dengan benda magnetis.
3. Magnet mempunyai dua kutub, yaitu kutub utara dan kutub selatan. Dua kutub
yang senama akan tolak-menolak dan dua kutub yang berbeda akan tarik-menarik.
4. Magnet digunakan pada berbagai macam peralatan mulai dari yang sederhana
sampai yang rumit.
E. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Dekatkan magnet batang dengan bahan yang tersedia tetapi tidak sampai
bersentuhan
2. Amati apa yang terjadi
3. Masukan data dalam tabel
F. HASIL PENGAMATAN
Tabel 13.1
Hasil Pengamatan Gaya Magnet
No. Magnet Bahan Tarik/Tak tertarik
1. Magnet Jarum jahit Tertarik
2. Magnet Almunium Tertarik
3. Magnet Seng Tertarik
4. Magnet Benang jahit Tak tertarik
5. Magnet Plastic Tak tertarik
6. Magnet Kertas Tak tertarik

G. PEMBAHASAN
dalam mengetahui bahan-bahan apa saja yang bisa/tidak tertarik oleh magnet,
maka dilakukan percobaan seperti diatas. Hasil dari data pengamatan tersebut dapat
diketahui bahwa jarum jahit dan seng tertarik oleh magnet.S edangkan aluminiun,
benang jahit, plastik, dan kertas tidak tertarik oleh magnet. Jarum jahit dan seng
tertarik mendekati magnet yang didekatkan .
H. KESIMPULAN
Setelah kita melakukan percobaan dan mengetahui hasilnya, maka dapat kita
simpulkan bahwa magnet dapat menarik benda-benda tertentu yang terbuat dari besi,
nikel dan kobalt yang disebut benda magnetik. Sedangkan benda-benda yang lain
tidak tertarik oleh magnet dan disebut benda nonmagnetik.

3. Gaya Gesek
A. JUDUL PERCOBAAN 3 :
Gaya Gesek
B. TUJUAN PERCOBAAN
Untuk mengetahui pengaruh permukaan bidang
C. ALAT DAN BAHAN
1. Kereta
2. Neraca pegas 2 buah
3. Balok kayu
D. LANDASAN TEORI
Gaya gesek adalah gaya yang berarah melawan gerak benda atau arah
kecenderungan benda akan bergerak. Gaya gesek muncul apabila dua buah benda
bersentuhan.Benda-benda yang dimaksud di sini tidak harus berbentukpadat,
melainkan dapat pula berbentuk cair, ataupun gas.
Gaya gesek dapat merugikan dan juga bermanfaat. Panas pada porosyang
berputar, engsel pintu dan sepatu yang aus adalah contoh kerugian yang disebabkan
oleh gaya gesek. Akan tetapi tanpa gaya gesek manusia tidak dapat berpindah tempat
karena gerakan kakinya hanya akan menggelincir di atas lantai. Tanpa adanya gaya
gesek antara ban mobil dengan jalan, mobil hanya akan slip dan tidak membuat
mobil dapat bergerak. Tanpa adanya gaya gesek juga tidak dapat tercipta parasut.
E. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Letakkan sebuah balok kayu diatas meja.
2. Kaitkan ujung neraca pegas pada balok
3. Tariklah neraca pegas ke kanan perlahan – lahan dan catat penunjukan pada skala
neraca pegas
4. Tarik terus sampai balok bergerak dan catat berapa gaya yang diperlukan untuk
bergerak.
F. HASIL PENGAMATAN
Tabel 13.2
Hasil Pengamatan Gaya Gesek
No. Keadaan Balok Penunjukkan neraca pegas (Newton)
1. Sebelum bergerak 0
2. Saat akan bergerak 0,5
3. Sesudah bergerak 0,1

G. PEMBAHASAN
Ketika balok kayu ditarik oleh neraca pegas dengan gaya yang kecil, balok
kayu belum bergerak karena adanya gaya gesek antara kubus dan permukaan meja
yang melawan gaya tarik. Pada saat dibandingkan, lebih mudah mana menarik balok
kayu yang permukaannya kasar atau yang permukaanya halus, ternyata balok kayu
yang permukaanya halus atau beroda lebih mudah ditarik dari pada balok kayu yang
permukaanya kasar.
H. KESIMPULAN
Gaya gesek terdapat pada dua benda yang saling bersentuhan.Gaya gesek
memiliki arah berlawanandengan arah gerak benda.Gaya gesek makin besar jika
permukaan benda yang bersentuhan kasar dan gaya gesek berkurang jika permukaan
benda yang bersentuhan licin.

4. Gaya Pegas
A. JUDUL PERCOBAAN 4: Gaya Pegas
B. Tujuan Percobaan
Untuk mengetahui pengaruh massa pada pertambahan panjang pegas
C. Alat dan Bahan
1. Karet gelang
2. Penggaris
3. Beban 20 gram
4. Statif
D. LANDASAN TEORI
Gaya pegas adalah gaya yang timbul karena pegas bergerak ingin kembali
keposisi awal meskipun diberi gaya luar atau pengganggu .Gaya pegas timbul karena
ada sifat elastik. Sifat elastik pada benda apabila diubah bentuknya kemudian
dilepas, benda tersebut akan kembali kebentuk semula. namun untuk pegas yang
sifatnya aus tidak dapat kembali ke posisi semula.
E. PROSEDUR PENELITIAN
a. Ambil seutas karet gelang, gantungkan salah satu ujungnya pada statif
b. Gantungkan pula beban pada ujung karet
c. Tariklah beban kebawah, kemudian lepaskan. Amati apa yang terjadi
F. HASIL PENGAMATAN
Setelah ditarik ke bawah, karet gelang akan bergerak ke bawah dan atas
secara beberapa kali, setelah beberapa saat karet gelang kembali ke posisi semula.
G. PEMBAHASAN
Dari pengamatan gaya yang dilakukan adalah gaya pegas, karena karet
gelang tersebut kembali ke bentuk semula (karet gelang merupakan benda yang
elastic). Bila suatu benda di kenai sebuah gaya dan kemudian gaya tersebut di
hilangkan, maka benda akan kembali ke bentuk semula, berarti benda itu adalah
benda elastis. Namun pada umumnya benda bila dikenai gaya tidak dapat di
kembalikan kebentuk semula walaupun gaya yang bekerja sudah hilang. Benda
seperti ini disebut benda plastis. Jadi benda elastis yang kembali kebentuk semula
mempunyai gaya pegas sedangkan benda plastis tidak mempunyai gaya pegas.
H. KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan ,ternyata semakin besar gaya
yang bekerja pada suatu pegas ,maka semakin besar pula pertambahan
panjangnya.Hal ini juga dipengaruhi oleh besarnya massa benda yang mempengaruhi
besarnya gaya tarik pegas.Dimana gaya tarik pegasnya berbanding lurus dengan
massa benda.Besarnya konstanta pegas tergantung dari pada jenis pegas yang
bekerja.

5. Gaya Berat
A. JUDUL PERCOBAAN 5: Gaya Berat
B. TUJUAN PERCOBAAN
Untuk mengetahuai Konsep dan Peranan gaya berat.
C. ALAT DAN BAHAN
1. Karet gelang
2. Penggaris
3. Beban berbagai ukuran
4. Statif
D. LANDASAN TEORI
Gaya berat (gaya gravitasi) adalah suatu gaya yang bersifat menarik suatu
benda menuju benda lain.Segala benda dapat jatuh ke bumi kareba bumi menarik
benda tersebut. gaya tarik bumi dinamakan gaya gravitasi bumi. Benda jatuh bebas
disebabkan oleh gaya gravitasi bumi.
E. PROSEDUR PENELITIAN
1. Ambil seutas karet gelang, gantungkan salah satu ujungnya pada statif.
2. Ukur panjang karet gelang mula-mula.
3. Gantungkan pula sebuah beban pada ujung karet yang satunya lagi.
4. Ukur panjang karet gelang sekarang.
5. Ulangi mengukur panjang karet gelang setiap penggantian beban yang lebih besar
(5 macam beban) .
6. Tulislah hasil pengukuran pada tabel.
F. HASIL PENGAMATAN
Tabel 13.3
Hasil Pengamatan Gaya Berat dengan panjang karet mula-mula 18 cm
No. Massa Beban (gr) Panjang Karet Gelang (cm)
1. 100 21,5
2. 200 23,0
3. 300 24,5
4. 400 26,0
5. 500 28,0

G. PEMBAHASAN
Setelah dilakukan percobaan, maka dapat diketahui bahwa semakin berat
beban yang kita gantungkan, maka semakin panjang karet gelangnya. Semua itu
disebabkan karena gaya gravitasi yang terdapat pada benda tersebut juga semakin
besar, jika beban yang digantungkan juga besar.
H. KESIMPULAN
Setiap benda mempunyai gaya berat (gravitasi). Besar gaya gravitasinya
tergantung berat benda tersebut.

6. Perpaduan Gaya
A. JUDUL PERCOBAAN 6:
Perpaduan Gaya
B. TUJUAN PERCOBAAN
1. Untuk mengetahui gaya apa saja yang terdapat pada benda yang bergerak.
2. Gaya apa saja yang mempengaruhi benda yang bergerak.
C. ALAT DAN BAHAN
1. Karet gelang
2. Neraca pegas 2 buah
D. LANDASAN TEORI
Macam – macam gaya yang terdapat pada suatu percobaan, bilamana suatu
benda mealakukan gaya pada benda lain benda kedua melakukan gaya yang sama
,tetapi berlawanan arah. Pengalaman sehari-hari menunjukkan bahwa gaya yang
dilakukan pada suatu benda dilakukan oleh benda lain. Berdasarkan Hukun Newton
dapat dinyatakan :“Bilamana suatu benda melakukan gaya pada benda lain, benda
kedua melakukan gaya yang sama, tetapi berlawanan arah terhadap benda yang
pertama.”
E. PROSEDUR PENELITIAN
1. Ambilah senuah balok yan cukup ringan dan 2 buah neraca yang sama
2. Hubungkan kedua ujung balok masing – masing dengan necara
3. Catat besar gayapada masing – masing gaya pegas
F. HASIL PENGAMATAN
Tabel 13.4
Hasil Pengamatan Perpaduan Gaya
No. Petunjuk Besar Gaya Oleh Neraca Pegas
1 (Newton) 2 (Newton)
1. 1 1
2. 2 2
3. 3 3
4. 4 4
5. 5 5

G. PEMBAHASAN
apabila suatu benda ditarik oleh dua gaya yang berbeda besarannya sama
maka benda berada dalam keadaan diam ,sehingga jika gaya yang diberikan berbeda
maka besarnya gaya yang ditimbulkan juga berbeda.
H. KESIMPULAN
Bahwa setiap 2 benda yang bekerja memiliki dua gaya yaitu gaya aksi dan
reaksi.
G. PERTANYAAN-PERTANYAAN
1. Pada percobaan A Gaya apakah yang menyebabkan potongan kertas tertarik oleh sisir
plastik yang digosokkan dengan rambut kering?
Jawaban : Gaya listrik statis yang ditimbulkan oleh sisir yang digosok ke rambut yang
kering.
2. Pada percobaan B Mengapa benda-benda logam yang kecil dapat ditarik oleh magnet
batang ?
Jawaban :Karena benda-benda kecil tersebut mengandung sifat megnetis,
sehingga jika didekatkan dengan magnet batang, maka akan tertarik
mendekati magnet tersebut.
3. Pada percobaan C Kenapa balok di atas meja hanya dapat ditarik dengan gaya
tertentu?
Jawaban : Balok diatas meja hanya dapat ditarik dengan gaya gesek karena semakin
besar/luas benda yang bergesekan semakin besar pula gaya gesek yang
ditimbulkan berarti gerak benda semakin terhambat.
4. Pada kegiatan D, Apa yang menyebabkan benda yang digantung pada karet gelang
bila ditarik ke bawah kembali ke atas?
Jawaban : Karena pengaruh dari berat benda dan sifat elastis dari karet
5. Pada kegiatan E Mengapa panjang karet gelang bertambah sesuai dengan
bertambahnya beban yang digantungkan?
Jawab: karena semakin besar/berat benda, maka gaya gravitasinya juga semakin
besar. Sehingga semakin besar gaya gravitasi buminya, maka gaya tarik
bumi juga semakin besar yang menyebabkan panjang karet semakin
panjang.
H. DAFTAR PUSTAKA
http://dziks0508.blogspot.com/2016/04/praktikum-ipa-gaya-pegas.html diakses pada
Rabu 26 Mei 2021
http://mozhasefhany.blogspot.com/2011/08/gaya-berat.html diakses pada Rabu 26 Mei
2021
http://mozhasefhany.blogspot.com/2011/08/perpaduan-gaya.html diakses pada Rabu 26
Mei 2021
http://vievalavieda.blogspot.com/2015/06/laporan-praktikum-ipa-di-sd-modul-4-kp.html
diakses pada Rabu 26 Mei 2021
https://www.ilmiahku.com/2019/05/Laporan-Praktikum-Gaya-Pegas.html diakses pada
Rabu 26 Mei 2021
Rumanta, M. dkk, (2020). Praktikum IPA di SD. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka.
I. KESULITAN YANG DIALAMI: SARAN DAN MASUKAN
Pada percobaan A Sisir yang digosok tidak terlalu lama sulit menarik
potongan-potongan kertas, sehingga perlu digosok lebih lama.
Pada percobaan B jika benda yang akan ditarik oleh magnet berukuran besar
maka menyulitkan pengamatan.
Pada percobaan C kesulitan yang dialami saat melihat neraca pegas setelah
benda bergerak hal ini karena gerakkannya cukup cepat.
Pada percobaan D sebaiknya menggunakan karet gelang yang dalam kondisi
bagus, beban 20 gram dapat menyebabkan terputusnya karet jika tertarik terlalu
kencang sedang kondii karet tidak bagus.
Pada percobaan E sebaiknya menggunakan karet gelang yang dalam kondisi
bagus, beban dengan ukuran berbeda dapat menyebabkan terputusnya karet jika
tertarik terlalu kencang sedang kondii karet tidak bagus.
Pada percobaan F sebagiknya menggunakan neraca yang elastisitasnya
bersifat sama.

J. FOTO PRAKTIKUM
GAYA LISTRIK STATIS
Tahapan Foto Deskripsi
Gambar 13.1
Penyiapan alat dan
bahan

Tahap Awal /
Pembukaan

Gambar 13.1
Gambar 13.2
Sisir di gosokkan pada
rambut

Proses Kegiatan

Gambar 13.2
Gambar 13.3
Potongan-potongan
kertas tertarik kearah
Tahap Akhir
sisir

Gambar 13.3
GAYA MAGNET
Tahapan Foto Deskripsi
Gambar 13.4
Penyiapan alat dan
bahan

Tahap Awal /
Pembukaan

Gambar 13.4
Gambar 13.5
a dan b
Mendekatkan
beberapa benda
dengan magnet batang

a
Proses Kegiatan

b
Gambar 13.5
Gambar 13.6
Tahap Akhir Beberapa benda
tertarik dan beberapa
yang lain tidak
tertarik. Hasil
pengamatan dicatat
Gambar 13.6
GAYA GESEK
Tahapan Foto Deskripsi
Gambar 13.7
Penyiapan alat dan
bahan
Tahap Awal /
Pembukaan

Gambar 13.7
Gambar 13.8
Menarik balok dengan
gaya 0,5 N
Proses Kegiatan

Gambar 13.8
Gambar 13.9
Tahap Akhir Memperhatikan besar
gaya setelah gaya luar
dihilangkan, mencatat
hasil pengamatan

Gambar 13.9
GAYA PEGAS
Tahapan Foto Deskripsi
Gambar 13.10
Penyiapan alat dan

Tahap Awal / bahan

Pembukaan

Gambar 13.10
Gambar 13.11
Menarik beban ke
bawah
Proses Kegiatan

Gambar 13.11
Gambar 13.12
Tahap Akhir
Memperhatikan
gerakan yang terjadi

Gambar 13.12
GAYA BERAT
Tahapan Foto Deskripsi
Gambar 13.13
Penyiapan alat dan
bahan dan
Tahap Awal / menghitung panjang
Pembukaan karet sebelum di beri
beban

Gambar 13.13
Gambar 13.14
a dan b
Menghitung panjang
karet setelah diberi
beban

Proses Kegiatan

b
Gambar 13.14
Gambar 13.15
Tahap Akhir
Mencatat hasil
pengamatan

Gambar 13.15
GAYA PERPADUAN GAYA
Tahapan Foto Deskripsi
Gambar 13.16
Penyiapan alat dan
bahan
Tahap Awal /
Pembukaan

Gambar 13.16
Gambar 13.17
Memberikan gaya
pada satu neraca
dilanjutkan dengan
Proses Kegiatan
mengubah-ubah besar
gaya yang diberikan

Gambar 13.17
Gambar 13.18
Tahap Akhir
Mencatat hasil
pengamatan

Gambar 13.18
LEMBAR KERJA (LAPORAN) PRAKTIKUM IPA SD
PDGK4107 MODUL 8
LISTRIK DAN MAGNET

KEGIATAN PRAKTIKUM 14
A. JUDUL PERCOBAAN 1 :
Percobaan Bentuk Medan Magnet
B. TUJUAN PERCOBAAN
Menunjukkan bentuk medan magnet sebuah magnet batang dengan serbuk-
serbuk besi.
C. ALAT DAN BAHAN
1. Karton putih 1 lembar
2. Magnet batang 1 buah
3. Serbuk-serbuk besi secukupnya.
D. LANDASAN TEORI
Magnet atau magnit adalah suatu obyek yang mempunyai suatu medan
magnet. Kata magnet (magnit) berasal dari bahasa Yunani magnítis líthos yang berarti
batu Magnesian. Magnesia adalah nama sebuah wilayah di Yunani pada masa lalu
yang kini bernama Manisa (sekarang berada di wilayah Turki) di mana terkandung
batu magnet yang ditemukan sejak zaman dulu di wilayah tersebut. Pada saat ini,
suatu magnet adalah suatu materi yang mempunyai suatu medan magnet. Materi
tersebut bisa dalam berwujud magnet tetap atau magnet tidak tetap. Magnet yang
sekarang ini ada hampir semuanya adalah magnet buatan.
Magnet selalu memiliki dua kutub yaitu: kutub utara (north/ N) dan kutub
selatan (south/ S). Walaupun magnet itu dipotong-potong, potongan magnet kecil
tersebut akan tetap memiliki dua kutub.
Magnet dapat menarik benda lain. Beberapa benda bahkan tertarik lebih kuat dari
yang lain, yaitu bahan logam. Namun tidak semua logam mempunyai daya tarik yang
sama terhadap magnet. Besi dan baja adalah dua contoh materi yang mempunyai daya
tarik yang tinggi oleh magnet. Sedangkan oksigen cair adalah contoh materi yang
mempunyai daya tarik yang rendah oleh magnet.
E. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Letakan sebuah magnet batang di atas meja
2. Peganglah selembar kertas karton putih di atas meja tersebut.
3. Taburkan serbuk besi secara merata di atas karton, kemudian ketuklah karton itu
secara perlahan beberapa kali.
4. Amatilah dan gambarkan pola yang dibentuk serbuk besi itu.
5. Dari hasil percobaan itu buatlah kesimpulan medan magnet.
F. HASIL PENGAMATAN

Gambar di atas merupakan hasil percobaan medan magnet, jika digambarkan lebih
jelas maka bentuk serbuk besi adalah sebagai berikut:

G. PERTANYAAN-PERTANYAAN
1. Apa yang dimaksud dengan magnet?
Jawab:
 Magnet atau magnit adalah suatu obyek yang mempunyai suatu medan
magnet. Kata magnet (magnit) berasal dari bahasa Yunani magnítis
líthos yang berarti batu Magnesian.
 Magnet ialah sejenis logam yang juga dikenali dengan nama besi berani.
Magnet mempunyai medan magnet dan dapat menarik butir-butir besi lain ke
arahnya.
2. Apakah sebuah magnet selalu memiliki kutub utara dan kutub selatan? Jelaskan!
Jawab:
Ya, magnet selalu memiliki 2 kutub yaitu kutub utara dan selatan. Hal ini
dibuktikan dengan malkukan percobaan menggunakan sebuah magnet batang dan
serbuk-serbuk besi. Serbuk-serbuk besi terlihat begitu jelas menempel pada ujung-
ujung magnet. Hal ini menunjukan bahwa pada ujung-ujung magnet terdapat gaya
tarik magnet yang paling kuat yang disebut kutub magnet yaitu kutub utara da
selatan
3. Sebutkan 3 macam aturan untuk melukis garis-garis medan magnetik!
Jawab:
Tiga macam aturan untuk melukis garis-garis medan magnet,
 Berupa garis-garis putus
 Arahnya menuju ke kutub lainnya.
 Berada disekitar ujung-ujung magnet.
4. Gambarkanlah garis-garis medan magnet dari pasangan magnet batang berikut.

Jawab:

H. PEMBAHASAN
Medan magnet adalah ruang di sekitar magnet tempat magnet lain atau benda
lain yang dapat dipengaruhi magnet mengalami gaya magnet. Jika Anda meletakkan
kertas putih di atas sebuah magnet dan menaburkan garis-garis gaya magnet dari
magnet tersebut. Garis-garis gaya magnet selalu keluar dari kutub utara magnet dan
masuk ke kutub selatan magnet. Sementara dalam magnet, garis-garis gaya magnet
memiliki arah dari kutub selatan magnet ke kutub utara magnet. Garis-garis tersebut
tidak pernah saling berpotongan. Kerapatan garis-garis gaya magnet menunjukkan
kekuatan medan magnet. Jika dua kutub yang tidak sejenis saling berhadapan akan
diperoleh garis-garis gaya magnet yang saling berhubungan. Jika dua kutub yang
sejenis dan saling berhadapan akan diperoleh garis-garis gaya magnet yang menekan
dan saling menjauhi.
I. KESIMPULAN
Setelah melakukan percobaan, dapat disimpulkan bahwa kutub magnet yang
sama apabila didekatkan akan saling tolak- menolak, apabila kutup yang berbeda di
dekatkan akan tarik menarik. Magnet kutub utara akan selalu tertarik ke magnet
kutub selatan.
J. DAFTAR PUSTAKA
Rumanta, M. dkk, (2020). Praktikum IPA di SD. Tangerang Selatan: Universitas
Terbuka.
K. KESULITAN YANG DIALAMI: SARAN DAN MASUKAN
Dalam praktikum ini pengamat menemukan kesulitan dalam mengamati pola
yang dibentuk oleh serbuk besi.
L. FOTO/VIDEO PRAKTIKUM
Tahapan Foto Deskripsi
Gambar 14.1

Tahap Awal / Gambar 14.1


Pembukaan Alat dan bahan

Gambar 14.2
Gambar 14.2
Proses pengamatan
Proses Kegiatan pada serbuk besi
yang dibawahnya
diletakkan magnet

Gambar 14.3 Gambar 14.3


Tahap Akhir
Tahap akhir serbuk
besi yang
membentuk pola.

Anda mungkin juga menyukai