Anda di halaman 1dari 57

LAPORAN 3 KEGIATAN PRAKTIKUM

Materi :
1. Gerak
2. Gelombang
3. Sifat Cahaya, Lensa Cembung dan Cermin Cekung

Disusun oleh :
LAILA FITRIANI
856235549

Tutor Pembimbing :
ROSI SUSANTI, S.Pd, M.Si

POKJAR UJUNG GADING UPBJJ PADANG


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TERBUKA
TAHUN 2021
LAPORAN 3 KEGIATAN PRAKTIKUM

GERAK

Disusun oleh :
LAILA FITRIANI
856235549

Tutor Pembimbing :
ROSI SUSANTI, S.Pd, M.Si

POKJAR UJUNG GADING UPBJJ PADANG


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TERBUKA
TAHUN 2021
LEMBAR DATA
DATA MAHASISWA

Nama : LAILA FITRIANI


NIM/ID Lainnya : 856235549
Program Studi : PRATIKUM IPA DI SD
Nama Sekolah : UT PADANG

DATA TUTOR (PGSD)/INSTRUKTUR (PGSM)

FOTO

Nama(Gelar) : ROSI SUSANTI, S.Pd, M.Si


Nip/Id Lainnya : 14003750
Instansi Asal :
Nomor Hp : 081267825894
Alamat Email : rosisingkarak@gmail.com
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama Mahasiswa : Laila Fitriani


NIM : 856235549
Program Studi : S1 PGSD

Dengan ini menyatakan bahwa Laporan Kegiatan Praktikum ini merupakan hasil karya saya
sendiri dan saya tidak melakukan plagiarisme atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak
sesuai dengan etika yang berlaku dalam keilmuan. Atas pernyataan ini saya siap menerima
tindakan/sanksi yang diberikan kepada saya apabila dikemudian hari ditemukan pelanggaran
akademik dalam karya saya ini atau ada klaim atas karya saya ini.

Ujunggading, 23 November 2021


Yang membuat pernyataan

Laila Fitriani
PRAKTIKUM PERCOBAAN 1
GERAK LURUS BERATURAN (GLB)

A. Judul
Gerak Lurus Beraturan (GLB)

B. Tujuan Percobaan
Mengetahui gerak lurus beraturan

C. Alat dan Bahan


1. Katrol gantung tunggal
2. Stop watch
3. Penggaris
4. Beban gantung 100gr (2 buah)
5. Statif dan klem
6. Benang kasur
7. Plastisin
8. Beban tambahan

D. Landasan Teori
Gerak lurus beraturan adalah gerak benda titik yang membuat lintasan berbentuk
garis lurus dengan sifat bahwa jarak yang ditempuh tiap satu satuan waktu tetap baik besar
maupun arah. Pada gerak lurus beraturan, rata-rata sama dengan sesaat yang tetap baik besar
maupun arah. Dengan perkataan lain: Kecepatan rata-rata pada gerak lurus beraturan tak
tergantung ada interval (jangka) waktu yang dipilih. Percepatan pada gerak lurus beraturan
adalah , sebab tetap, berarti pada gerak lurus berarturan tidak ada percepatan (Sarojo, 2002 :
37-39).
GLB pengertiannya adalah gerak lurus yang memiliki kecepatan tetap, dan tidak
adanya percepatan pada objek. Sehingga nilai percepatan pada objek yang mengalami GLB
adalah nol (a = 0). Sedangkan pada sisi GLBB, benda akan mengalamu perubahan
kecepatan. Jadi sebuah benda bisa dikatakan mengalami GLB jika punya ciri-ciri seperti
berikut ini:
1. Berada pada sebuah lintasan yang berupa garis lurus atau masih dapat dianggap
sebagai lintasan yang lurus
2. Kecepatan benda tetap atau konstan
3. Tidak Mempunyai percepatan (a=0)
4. Pada kecepatan berbanding lurus dengan perpindahan dan berbanding terbalik
dengan waktu

Berikut Rumus GLB:

Ket :
v = kecepatan (km/jam atau m/s)
s = perpindahan, atau biasanya juga disebut sebagai jarak tempuh (km atau m)
t = selang waktu atau waktu tempuh (jam, sekon)

E. Prosedur Percobaan
1. Rakitlah alat dan bahan.
2. Usahakan agar beban tambahan m tertinggal di ring pembatas bila M1 turun dan M2
naik
3. Tandai ketinggian beban tambahan (m) mula-mula sama tinggi dengan titik A
4. Ukur panjang BC
5. Biarkan sistem bergerak m + M1 turun dan M2 naik. Catat waktu yang diperlukan M1
untuk bergerak dari B ke C
6. Ulangi percobaan sampai 5 kali dengan jarak BC yang berbeda-beda (tinggi A tetap, B
tetap, C berubah)
7. Catat datanya pada tabel di bawah ini
F. Hasil Pengamatan
Pengamatan GLB

No Jarak BC s (m) Waktu t (Sek)


1 0,1 0,20
2 0,15 0,28
3 0,2 0,36
4 0,25 0,44
5 0,3 0,52

G. Pertanyaan dan Jawaban


1. Buatlah grafik hubungan antara jarak (s) sebagai fungsi waktu (t) berdasarkan data
percobaan GLB (S sumbu vertikal dan t sumbu horizontal)!
Jawab :

2. Hitunglah kecepatan benda berdasarkan grafik di atas!


Jawab :
Percobaan 1:
V = S = 0,1 m

t 0,2 s =0,5 m/s

Percobaan 2:
V = S = 0,14 m

t 0,28 s =0,5 m/s


Percobaan 3:
V = S = 0,18 m

t 0,36 s =0,5 m/s

Percobaan 4 :
V = S = 0,22 m

t 0,44 s =0,5 m/s

Percobaan 5:
V = S = 0,26 m

t 0,52 s =0,5 m/s

3. Buatlah kesimpulannya!
Jawab:
Gerak lurus beraturan (GLB) adalah gerak suatu benda yang lintasannya berupa garis
lurus dengan kecepatan tetap atau konstan dengan beban yang sama beratnya, semakin
dekat jaraknya, semakin cepat pula waktu yang diperlukan atau suatu benda yang
lintasannya berupa garis lurus dan kecepatanya tetap (untuk setiap selang waktu yang
sama benda menempuh jarak yang sama)

H. Pembahasan
Dari praktikum yang dilakukan dapat diketahui bahwa kecepatan yang diperoleh
memiliki nilai yang sama yaitu 0,5 m/s. Hal tersebut membuktikan bahwa gerak lurus
beraturan merupakan gerak benda yang lintasannya berupa garis lurus dan kecepatanya tetap
(untuk setiap selang waktu yang sama benda menempuh jarak yang sama). Dapat juga
disimpulkan, bahwa semakin besar jaraknya, maka semakin besar waktu yang diperlukan.
Kemudian, dapat dilihat bahwa grafik hubungan antara jarak sebagai fungsi waktu pada
percobaan GLB merupakan grafik linier.
I. Kesimpulan
Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa gerak
lurus beraturan (GLB) adalah gerak suatu benda yang lintasannya berupa garis lurus dengan
kecepatan tetap.

J. Daftar Pustaka
Rumanta, M. (2019). Praktikum IPA di SD. Jakarta: PT. Prata Sejati Mandiri

K. Saran dan Masukan


Setiap pengamatan harus dilakukan dengan teliti untuk mendapatkan hasil yang
maksimal, dan pada saat melakukan pratikum alat dan bahannya di persiapkan terlebih
dahulu agar proses pratikum berjalan dengan lancar.

L. Foto Pratikum
Dilakukan oleh Kelompok 2 Praktikum IPA
Mengukur dan mencatat waktu pada percobaan GLB
PRAKTIKUM PERCOBAAN 2
GERAK LURUS BERUBAH BERATURAN (GLBB)

A. Judul
Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB)

B. Tujuan Percobaan
Untuk mengetahui gerak lurus berubah beraturan (GLBB)

C. Alat dan Bahan


1. Katrol gantung tunggal
2. Stop watch
3. 3 Penggaris
4. Beban gantung 100 gr (2 buah)
5. Statif dan klem
6. Benang kasur
7. Plastisin
8. Beban tambahan

D. Landasan Teori

GLBB adalah gerak suatu benda pada lintasan lurus dengan percepatan linear tetap
dengan kecepatan (percepatan positif), maka kecepatannya semakin lama semakin cepat
yang disebut dengan GLBB dipercepat. Sebaliknya apabila percepatan berlawanan arah
maka kecepatannya semakin lama semakin lambat dan akhirnya berhenti. Hal tersebut
dinamakan GLBB diperlamabat.

Perbedaan utama GLBB dan GLB (Gerak Lurus Beraturan) adalah GLB tidak
mempunyai percepatan sedangkan GLBB mempunyai percepatan (a). Nilai a (+) pada
GLBB disebut percepatan sedangkan nilai a (-) pada GLBB disebut perlambatan. Secara
umum ada tiga variabel dari Gerak Lurus Berubah Beraturan, yaitu perpindahan (S),
Kecepatan (V), dan Percepatan (a). Pada GLBB, perpindahan memiliki dua rumus utama
yaitu:

Ket :
Δx / S = perpindahan (m)
Vo = kecepatan awal benda (m/s)
a = percepatan/ perlambatan (m/s2)
t = waktu benda bergerak (s)
v = kecepatan akhir benda (m/s)

Sedangkan kecepatan juga memiliki dua rumus utama yaitu:

Persamaan (5) dan (6) adalah hasil gabungan dari persamaan (1), (2) dengan (3) (4)

E. Prosedur Percobaan

1. Menyusun alat.

2. Tentukan dan ukur jarak Ab dan BC (usahakan AB > BC)

3. Biarkan sistem bergerak (M1 dan m) turun dan M2 naik, usahakan agar beban tambahan
m tertinggal di ring pembatas B
4. Ukur waktu yang dibutuhkan (M1 + m) dari A ke B (tAB) dan M1 untuk bergerak dari
B ke C (tBC)

5. Lakukan percobaan sampai 5 x dengan jarak AB (titik A tetap, C tetap, B berubah) dan
catat datanya pada tabel.

F. Hasil Pengamatan

No Beban (gr) 𝑺𝑨𝑩 (cm) 𝒕𝑨𝑩 (sek) 𝑺𝑩𝑪 (cm) 𝑺𝑩𝑪 (sek)

1 100 0,13 0,41 0,14 0,42


2 100 0,18 0,42 0,18 0,44
3 100 0,21 0,45 0,20 0,48
4 100 0,23 0,48 0,22 0,50
5 100 0,25 0,50 0,24 0,52

G. Pertanyaan dan Jawaban


1. Buatlah grafik hubungan antara jarak AB (SAB) sebagai fungsi waktu (tAB) pada
percobaan GLBB!
Jawab :
2. Hitunglah percepatan benda berdasarkan grafik di atas
Jawab :
Percobaan 1 :

Percobaan 2 :

Percobaan 3:
Percobaan 4:

Percobaan 5:

3. Buatlah kesimpulannya!
Jawab:
Kesimpulan : Gerak lurus berubah beraturan (GLBB) adalah gerak lurus pada arah
mendatar dengan kecepatan yang berubah setiap saat, ini dikarenakan adanya percepatan
yang tetap. Dengan kata lain bendayang melakukan gerak dari keadaan diam atau mulai
dengan kecepatan awal akan berubah kecepatannya karena ada percepatan (a= +) atau
perlambatan (a = -). Jadi, ciri GLBB adalah dari waktu ke waktu kecepatan benda
berubah, semakin lama semakin cepat/lambat. Sehingga gerakan benda dari waktu ke
waktu mengalami percepatan/perlambatan. Untuk nilai percepatan positif (+) maka
dikatakan dengan gerakan mengalami percepatan.
4. Jelaskan perbedaan grafik itu dengan grafik percobaan GLBB (S fungsi t)!
Jawab:
Perbedaan grafik GLB dengan Grafik GLBB.
Pada grafik GLB terlihat bahwa semakin besar jarak maka waktu yang diperlukan
akan semakin lama, tetapi kecepaan konstan. Grafik GLB merupakan grafik linier.
Sedangkan pada grafik GLBB terlihat bahwa semakin besar jarak maka waktu yang
diperlukan akan semakin lama, tetapi kecepatan selalu berubah disetiap saat dan
perubahan kecepatan tersebut di setiap saat selalu sama, tetap atau konstan. Grafik GLBB
yang terbentuk merupakan kurva.

H. Pembahasan
Dari praktikum yang telah dilakukan, dapat diketahui kecepatan yang diperoleh
memiliki nilai yang berbeda. Tetapi masing-masing percobaan memiliki nilai percepatan
yang sama/tetap yaitu 1 m/s2. Hal ini membuktikan bahwa gerak lurus berubah beraturan
dalah suatu gerak lurus yang memiliki kecepatan selalu berubah disetiap saat dan
mempunyai percepatan tetap. Selanjutnya, diketahui bahwa grafik hubungan antara jarak
sebagai fungsi waktu pada percobaan GLBB berbentuk kurva.

I. Kesimpulan
Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB) adalah gerak yang lintasannya berupa garis
lurus dan kecepatannya selalu berubah secara tetap atau beraturan serta mempunyai
percepatan tetap.

J. Daftar Pustaka
Rumanta, M. (2019). Praktikum IPA di SD. Jakarta: PT. Prata Sejati Mandiri.

K. Saran dan Masukan


Setiap pengamatan harus dilakukan dengan teliti untuk mendapatkan hasil yang
maksimal, dan pada saat melakukan pratikum alat dan bahannya di persiapkan terlebih
dahulu agar proses pratikum berjalan dengan lancar.
L. Foto Pratikum
Dilakukan oleh Kelompok 2 Praktikum IPA
Mengukur dan mencatat waktu pada percobaan GLBB
LAPORAN 3 KEGIATAN PRAKTIKUM

GELOMBANG

Disusun oleh :
LAILA FITRIANI
856235549

Tutor Pembimbing :
ROSI SUSANTI, S.Pd, M.Si

POKJAR UJUNG GADING UPBJJ PADANG


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TERBUKA
TAHUN 2021
LEMBAR DATA
DATA MAHASISWA

Nama : LAILA FITRIANI


NIM/ID Lainnya : 856235549
Program Studi : PRATIKUM IPA DI SD
Nama Sekolah : UT PADANG

DATA TUTOR (PGSD)/INSTRUKTUR (PGSM)

FOTO

Nama(Gelar) : ROSI SUSANTI, S.Pd, M.Si


Nip/Id Lainnya : 14003750
Instansi Asal :
Nomor Hp : 081267825894
Alamat Email : rosisingkarak@gmail.com
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama Mahasiswa : Laila Fitriani


NIM : 856235549
Program Studi : S1 PGSD

Dengan ini menyatakan bahwa Laporan Kegiatan Praktikum ini merupakan hasil karya saya
sendiri dan saya tidak melakukan plagiarisme atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak
sesuai dengan etika yang berlaku dalam keilmuan. Atas pernyataan ini saya siap menerima
tindakan/sanksi yang diberikan kepada saya apabila dikemudian hari ditemukan pelanggaran
akademik dalam karya saya ini atau ada klaim atas karya saya ini.

Ujunggading, 23 November 2021


Yang membuat pernyataan

Laila Fitriani
PRAKTIKUM PERCOBAAN 1
JENIS GELOMBANG

A. Judul
Percobaan Jenis Gelombang

B. Tujuan Percobaan
Mengamati bentuk dan jenis gelombang transversal dan gelombang longitudinal

C. Alat dan Bahan


1. Slinki
2. Kabel listrik, Panjang 5 m, ɸ = 0,5 cm
3. Benang Kasur Panjang 3 m
4. Karet gelang

D. Landasan Teori
Gelombang dapat didefenisikan sebagai getaran yang merambat melalui medium
yang dapat berupa zat padat, cair, dan gas. Gelombang terjadi karena adanya sumber getaran
yang bergerak terus-menerus. Medium pada proses perambatan gelombang tidak selalu ikut
berpindah tempat bersama dengan rambatan gelombang. Misalnya bunyi yang merambat
melalui medium udara, maka partikel-partikel udara akan bergerak osilasi (lokal) saja.

Jenis Gelombang Berdasarkan Arah Getar


1. Gelombang longitudinal, adalah gelombang yang arah getarnya berimpit atau sejajar
dengan arah rambatnya.
2. Gelombang transfersal. adalah gelombang yang arah getarnya tegak lurus terhadap arah
rambatnya.

Berdasarkan Amplitudo
1. Gelombang berjalan, adalah gelombang yang memiliki amplitudo tetap di setiap titik
yang dilalui gelombang
2. Gelombang diam/berdiri, adalah gelombang yang memiliki amplitudo berubahubah.
Berdasarkan Zat Perantara
1. Gelombang mekanik, adalah gelombanng yang memerlukan medium dalam
perambatannya.
2. Gelombang elektromagnetik, adalah gelombang yang tanpa memerlukan medium dalam
perambatannya.

Sifat Gelombang
Pemantulan Gelombang (Refleksi) Pemantulan gelombang adalah perubahan arah
rambat gelombang ke arah medium asalnya (dipantulkan) saat mengenai dinding
penghalang. Hukum pemantulan gelombang:
1. Sudut datang gelombang sama dengan sudut pantul gelombang.
2. Gelombang datang, gelombang pantul, dan garis normal terletak dalam satu bidang
datar.
Pembiasan gelombang diartikan sebagai pembelokan arah rambat gelombang. Hukum
pembiasan gelombang: "Perbandingan sinus sudut datang dengan sinus sudut bias
merupakan bilangan tetap." Secara umum dituliskan sebagai berikut:

E. Prosedur Percobaan
1. Ambil slinki, merentangkan diatas lantai yang licin. Kemudian mengikat salah satu
ujung slinki pada tiang yang cukup kokoh untuk menahannya atau dipegang oleh salah
satu teman atau anggota kelompok. Ujung yang lainnya di pegang sendiri.
2. Usikan ujung slinki yang sedang di pegang dengan cara menggerakan ujung slinki
dengan cepat kekiri dan kekanan seperti gambar.
3. Amati gelombang yang terjadi pada slinki. (a) Menyelidiki apa yang terjadi pada slink
dan apa gelombang itu? Usikan lagi ujung slinki berulang-ulang seperti langkah (b).
Mengamati arah getar (arah usikan) dan arah rambat gelombang. Gelombang yang
terjadi ini disebut gelombang tranversal. Kemudian mengamati bagaimana arah getar
dan arah rambat gelombang tranversal tersebut.
4. Ikatkan karet gelang ditengah-tengah slinki. Lalu mengusikkan lagi ujung slinki yang
sedang dipegang secara berulang-ulang. Kemudian mengamati karet gelang tersebut
ketika gelombang berjalan, apakah ikut berindah karet gelang tersebut? Adakah energy
yang merambat melalui pegas? Dan darimana asalnya?
5. Lakukan percobaan dari langkah (1) sampai dengan langkah (5) sekali lagi. Kemudian
slinki diganti kabel listrik. Menyamakan hasilnya dengan menggunakan slinki.
Menyebutkan perbedaannya jika ada.
6. Ambil slinki, merentangkan diatas lantai yang licin serta mengikatkan salah satu
ujungnya pada tiang yang kokoh dan ujung yang lain dipegang sendiri. Kemudian
mengusikan ujung slinki yang sedang dipegang secara berulang-ulang dengan cara
menggerakan ujung slinki dengan cepat kebelakang dan kedepan. Amati arah getar
(arah usikan) dan arah rambat gelombang-gelombang yang terjadi adalah gelombang
longitudinal.
7. Apa perbedaan antara gelombang transfersal dan gelombang longitudinal

F. Hasil Pengamatan
Pada percobaan yang dilakukan pada saat slinki diusik dengan cara menggerakgerakkan
ujung slinki,terlihat adanya suatu rambatan atau gelombang

G. Pertanyaan dan Jawaban


1. Apakah perbedaan gelombang antara gelombang transversal dan gelombang
longitudinal?
Jawab:
Gelombang transversal Adalah gelombang yang memiliki arah rambat tegak lurus
dengan arah getarnya. Contoh gelombang transversal adalah gelombang pada tali. Arah
getar gelombang adalah vertikal, sedangkan arah rambatnva horizontal sehingga arah
getar dan arah rambatnva satins. Gelombang longitudinal Adalah gelombang yang
memiliki arah getar sejajar dengan arah rambatnya contohnya adalah gelombang pada
slinki yang digerakkan maju mundur.
H. Pembahasan
Berikut pembahasannya sesuai dengan pengamatan yang telah saya lakukan :
Slinki direntangkan diatas lantai yang licin,salah satu ujungnya dipegang sendiri dan
ujung yang lain dipegang teman.Lalu slinki diusik ujungnya dengan cara menggerakkan
ujung slinki dengan cepat kekiri lalu kekanan sehingga terjadi rambatan pada slinki yang
membentuk gelombang. Gelombang adalah gerakan merambat pada suatu benda yang diberi
energi. Percobaan dilakukan beberapa kali sampai dapat diamati dan dilihat arah usikan dan
rambat gelombangnya. Ternyata arah usikan tegak lurus dengan arah rambatannya.Hal
demikian disebut gelombang transversal,yakni gelombang yang arah getarannya tegak lurus
pada arah rambatan gelombangnya.
Percobaan kedua diberi karet gelang ditengah-tengah slinki lalu ujung slinki yang
dipegang diusik secara berulang-ulang,ternyata karet gelang tersebut ikut berpindah bersama
gelombang,dan juga karet gelang berpindah karena adanya energi yang merambat melalui
slinki.Energi ini berasal dari usikan slinki (pada saat ujung slinki digerakkan ).
Percobaan ketiga, slinki diganti dengan kabel listrik. Langkahnya sama yaitu diberi
usikan diujung kabel,sedang ujung yang lain diikatkan pada tiang atau dipegang salah
seorang teman.Ternyata hasilnya berbeda dengan slinki.Bedanya adalah pada kabel listrik
tidak muncul gelombang.Pada saat diberi gelang dibagian tengah kabel,ternyata karet gelang
tidak berubah atau berpindah,berarti tidak ada energi pada kabel listrik tersebut.
Percobaan kali ini slinki direntangkan diatas lantai, salah satu ujungnya diikat pada
tiang atau dipegang sendiri.Lalu ujung slinki diusik atau digerakkan berulang-ulang dengan
cepat kebelakang dan kedepan,seperti 6. pada gambar berikut: Pada percobaan ini diamati
arah usikan dan rambatannya (gelombang). Ternyata arah usikan searah dengan arah
rambatannya.Maka gelombang ini dinamakan Gelombang Longitudinal. Perbedaan antara
gelombang transfersal dengan gelombang longitudinal adalah pada arah rambatannya yaitu
bila transfersal tegak lurus sedangkan longitudinal searah rambatannya.
I. Kesimpulan
Gelombang longitudinal adalah gelombang yang arah getarannya searah dengan arah
rambatannya. Perbedaan antara gelombang transfersal dan gelombang longitudinal terletak
pada arah rambatannya yaitu bila transfersal tegak lurus sedangkan longitudinal searah
rambatannya.

J. Daftar Pustaka
Rumanta, M. (2019). Praktikum IPA di SD. Jakarta: PT. Prata Sejati Mandiri.

K. Saran dan Masukan


Setiap pengamatan harus dilakukan dengan teliti untuk mendapatkan hasil yang
maksimal, dan pada saat melakukan pratikum alat dan bahannya di persiapkan terlebih
dahulu agar proses pratikum berjalan dengan lancar.

L. Foto Pratikum

FOTO PRAKTIKUM
PRAKTIKUM PERCOBAAN 2
GELOMBANG STASIONER

A. Judul
Gelombang Stasioner

B. Tujuan Percobaan
1. Mengamati gelombang stasioner
2. Menjelaskan pengertian gelombang stasioner
3. Menjelaskan hal-hal yang menimbulkan gelombang stasioner
4. Menjelaskan pengaruh tegangan terhadap Panjang gelombang

C. Alat Dan Bahan


1. Catudaya
2. Pewaktu ketik atau bel listrik
3. Benang Kasur, Panjang 1,5 m
4. Beban gantung 75 gram 100 gram, 125 gram

D. Landasan Teori
Ada dua jenis gelombang stasioner, yaitu :
1. Gelombang stasioner ujung bebas
Contoh gelombang stasioner ujung bebas adalah superposisi gelombang padasutas tali
dimana salah satu ujungnya di kaitkan dengan sebuah cincin yang dapat bergerak bebas.
Pada gelombang jenis ini, gelombang pantul tidakmengalami pembalikan fase Gambar:
Rambatan gelombang pada tali ujung bebas seperti di bawah ini.

Gambar: Rambatan Gelombang Pada Tali Ujung Bebas


Jika ujung lain tali tersebut kita getarkan terus menerus, maka gambar di atas akan
terjadi pola superposisi gelombang

2. Gelombang stasioner ujung tetap


Contoh gelombang stasioner ujung tetap adalah superposisi gelombang padaseutas tali
dimana salah satu ujungnya di ikatkan pada tiang sehingga tidakdapat bergerak bebas.
Pada gelombang jenis ini, gelombang pantul mengalamipembalikan fase sebesar ½ .
Perhatikan gambar berikut ini!

Gambar : Rambatan Gelombang Pada Tali Ujung Terika

E. Prosedur Percobaan
1. Rangkailah alat dan bahan
2. Hidupkan catudaya geser pewaktu ketik kea rah katrol meja perlahan-lahan sampai
timbul gelombang stasioner pada tali. Amati gelombang stasioner tersebut
3. Ukur Panjang gelombang pada tali tersebut
4. Matikan catudaya . ganti atau tambahkan beban sehingga menjadi 100 gram.
5. Hitung tegangan tali dengan beban 100 gram tersebut.
6. Hidupkan catudaya . geser-geser pewaktu ketik sehingga timbul Kembali
7. gelombang stasioner pada tali itu. Ukur Panjang gelombang pada tali tersebut
8. Matikan catudaya. Ganti atau tambahkan beban sehingga menjadi 125 gram. Hitunglah
tegangan tali dengan beban 125 gram
9. Hidupkan catudaya. Geser-geser pewaktu ketik sehingga timbul Kembali
gelombangstasioner pada tali tersebut. Ukur Panjang gelombang pada tali tersebut
10. Bandingkan Panjang gelombang stasioner. Bandingkan hubungan Panjang gelombang
dengan tegangan tali.

F. Hasil Pengamatan
Pada saat rangkaian diujicobakan / dinyalakan maka akan terjadi gelombang pada tali
yaitu tali bergetar naik turun.

G. Pertanyaan-Pertanyaan
1. Jika sebuah batu dilemparkan ke kolam, anda akan melihat gelombang berjalan
dipermukaan air. Apakah yang berjalan dipermukaan air seperti yang anda lihat? Jelaskan
!
Jawab:
Batu yang dilemparkan ke kolam menyebabkan terjadinya gelombang dipermukaan air.
Gelombang ini merupakan gelombang transversal,karena arah getarannya tegak lurus
terhadap arah rambatannya. Cahaya juga merupakan gelombang, dari jenis gelombang
electromagnet.

2. Berdasarkan sifat gelombang itu, apa yang dirambatkan oleh cahaya?


Jawab:
Cahaya merupakan gelombang elektromagnetik,maka cahaya merambatkan partikel-
partikel yang bermuatan positif dan negatif dengan frekuensi gelombang pendek dan
gelombangnya bergerak lurus kesemua arah.

3. Perhatikan gambar berikut


Jawab:
Bentuk gelombang yang buat oleh tali

4. Mengapa jika tegangan tali diubah, pewaktu ketik harus digeser untuk menimbulkan
gelombang?
Jawab:
Hal itu dilakukan untuk menjaga elastisitas tali yang bisa menimbulkan gelombang
dengan daya tertentu.

5. Pada setiap penambahan beban, anda akan memperoleh Panjang gelombang yang berbeda
panjangnya. Berubah jugakah frekuensi gelombang itu?
Jawab:
Jika panjang gelombang berbeda, maka frekuansinya tetap atau sama.

H. Pembahasan
1. Catudaya dipasang pada tegangan 6 volt. Massa beban gantung yang digunakan 75 gram.
Tegangan tali sama dengan massa beban dibagi panjang tali yaitu: T = 50
2. Catudaya diamati beban ditambah menjadi 100 gram. Maka tegangan talinya adalah: T =
68.
3. Beban ditambah menjadi 125 gr. .Tegangan tali pada massa tersebut adalah 83.
4. Perbandingan panjang gelombang λ1,λ2 dan λ3 = 3 : 1,5 : 1.

H. Kesimpulan
Dalam fisika, gelombang stasioner, juga dikenal sebagai gelombang berdiri, adalah
gelombang yang berosilasi dalam waktu tetapi amplitudo puncaknya tidak bergerak di ruang
udara.

I. Daftar Pustaka
Rumanta, M. (2019). Praktikum IPA di SD. Jakarta: PT. Prata Sejati Mandiri.

J. Saran dan Masukan


Setiap pengamatan harus dilakukan dengan teliti untuk mendapatkan hasil yang
maksimal, dan pada saat melakukan pratikum alat dan bahannya di persiapkan terlebih
dahulu agar proses pratikum berjalan dengan lancar.
LAPORAN 3 KEGIATAN PRAKTIKUM

SIFAT CAHAYA

Disusun oleh :
LAILA FITRIANI
856235549

Tutor Pembimbing :
ROSI SUSANTI, S.Pd, M.Si

POKJAR UJUNG GADING UPBJJ PADANG


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TERBUKA
TAHUN 2021
LEMBAR DATA
DATA MAHASISWA

Nama : LAILA FITRIANI


NIM/ID Lainnya : 856235549
Program Studi : PRATIKUM IPA DI SD
Nama Sekolah : UT PADANG

DATA TUTOR (PGSD)/INSTRUKTUR (PGSM)

FOTO

Nama(Gelar) : ROSI SUSANTI, S.Pd, M.Si


Nip/Id Lainnya : 14003750
Instansi Asal :
Nomor Hp : 081267825894
Alamat Email : rosisingkarak@gmail.com
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama Mahasiswa : Laila Fitriani


NIM : 856235549
Program Studi : S1 PGSD

Dengan ini menyatakan bahwa Laporan Kegiatan Praktikum ini merupakan hasil karya saya
sendiri dan saya tidak melakukan plagiarisme atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak
sesuai dengan etika yang berlaku dalam keilmuan. Atas pernyataan ini saya siap menerima
tindakan/sanksi yang diberikan kepada saya apabila dikemudian hari ditemukan pelanggaran
akademik dalam karya saya ini atau ada klaim atas karya saya ini.

Ujunggading, 23 November 2021


Yang membuat pernyataan

Laila Fitriani
PRAKTIKUM PERCOBAAN 1
PEMANTULAN CAHAYA

A. Judul
Pemantulan Cahaya

B. Tujuan Percobaan
Setelah melakukan percobaan ini diharapkan mahasiswa dapat :
1. Menjelaskan sifat-sifat cahaya.
2. Menjelaskan sifat-sifat bayangan yang dihasilkan oleh cermin.
3. Menjelaskan sifat-sifat bayangan yang dihasilkan oleh lensa.
4. Menentukan focus cermin cekung.
5. Menentukan fokus lensa cembung.

C. Alat dan Bahan


1. Cermin datar (3x6 cm2)
2. Cermin cembung
3. Cermin cekung
4. Lampu senter
5. Busur derajat
6. Kertas putih
7. Lilin
8. Layar (tabir kertas)
9. Celah cahaya

D. Landasan Teori
Pemantulan cahaya adalah proses perubahan arah rambat cahaya ke sisi ‘medium’
asalnya, setelah menumbuk antarmuka dua medium. Secara sederhana, pemantulan cahaya
adalah proses terpacarnya kembali cahaya dari permukaan benda yang terkena cahaya.
Ditinjau dari segi arah sinar pantul atau bentuk permukaan benda yang memantulkan
cahaya, terdapat dua jenis pemantauan yaitu:
1. Pemantulan Teratur (Specular Reflection)
Apabila benda-benda seperti cermin datar, air yang tenang disinari dengan sinar
matahari maka sinar-sinar dipantulkan dalam arah yang sama sehingga tampak berkilau,
pemantulan ini dinamakan pemantulan teratur. Pemantulan teratur adalah pemantulan
yang terjadi karena bekas sinar datang jatuh pada permukaan halus atau rata. Pada
permantulan teratur, cahaya akan dipantulkan ke satu arah. Pemantulan cahaya pada
permukaan rata diamati pertama kali oleh Willebrord Snellius dan dikenal sebagai
Hukum Snellius. Sinar yang berasal dari sumber cahaya disebut sinar datang, sinar yang
dipantulkan oleh cermin datar disebut sinar pantul, dan garis yang tegak lurus dengan
cermin disebut garis normal. Hukum Pemantulan Cahaya Poin penting hukum
pemantulan cahaya atau Hukum Snellius yaitu:
a) Sinar datang, garis normal, dan sinar pantul terletak pada satu bidang datar.
b) Sudut datang (i) sama dengan sudut pantul (r)

2. Pemantulan Difus atau Pemantulan Baur (Diffuse Reflection)


Pemantulan difus atau pemantaua baur adalah pemantulan cahaya ke segala arah
yang terjadi karena bekas sinar datang jatuh pada permukaan kasar atau tidak rata.

Salah satu sifat cahaya adalah cahaya dapat dipantulkan melalui cermin cekung dan
cermincembung. Cermin cekung adalah cermin yang memiliki bagian pemantul cahaya
berupacekungan. Cermin cekung biasa digunakan sebagai reflector (benda yang
memantulkan cahaya)misalnya pada senter, lampu sepeda, lampu mobil dan alat kerja
dokter.
Sifat pemantulan pada cermin cekung :
1. Bayangan yang dihasilkan adalah bayangan nyata atau maya
2. Memantulkan berkas cahaya (kovergen)
Sinar– sinar istimewa pada cermin cekung
Ada 3 sinar istimewa yang dapat digunakan untuk menentukan letak bayangan sebuah
bendayang berada di depan cermin cekung yaitu:
1. Sinar datang sejajar sumbu utama akan dipantulkan melalui titik fokus
2. Sinar datang melalui titik fokus akan dipantulkan sejajar sumbu utama
3. Sinar datang menuju pusat kelengkungan akan dipantulkan kembali

Sedangkan cermin cembung adalah cermin yang memiliki bagian pemantul cahaya
yang berbentuk cembung, biasa digunakan untuk kaca spion kendaraan.
Sifat pemantulan pada cermin cembung :
1. Bayangan yang dihasilkan adalah bayangan maya yang diperkecil
2. Menyebarkan berkas cahaya (divergen). Peristiwa pemantulan pada cermin
cembung mempunyai 3 sinar istimewa yaitu:
a. Sinar datang sejajar sumbu utama, akan dipantulkan seolah-olah dari titik
fokusnya
b. Sinar datang seolah-olah menuju titik fokus akan dipantulkan sejajar sumbu
utama
c. Sinar datang seolah-olah menuju pusat kelengkungan cermin akan
dipantulkan seolah-olah sinar datang dari titik tersebut.
M : perbesaran bayangan
h’: tinggi bayangan bendah : tinggi benda
s’ : jarak bayangan benda ke cermins : jarak benda ke cermin

E. Prosedur Percobaan
1. Percobaan pemantulan cahaya pada cermin datar.
a. Menyusun lampu senter dan celah cahaya didepan cermin datar seperti gambar
dibawah ini
b. Menyalakan lampu senter dan mengamati dengan baik jalannya berkas cahaya pada
saatsebelum dan sesudah mengenai cermin datar.
c. Menggambarkan jalannya berkas sinar pada langkah (2), sehingga tampak sudut
datang dan sudut pantul.
d. Mengukur besar sudut datang (i) dan besar sudut pntul (t) tersebut
e. Meletakan sebuah benda (dalam hal ini lilin) didepan cermin datar dan mengamati
bayanganselama benda itu digeser-geserkan didepan cermin datar.
f. Mencatat bagaimana sifat-sifat bayangan yang dibentuk oleh cermin datar tersebut.
2. Percobaan pemantulan cahaya pada cermin cembung.
a. Menyusun semua alat seperti gambar dibawah ini,
b. Menyalakan lilin dan mengamati dengan baik jalannya berkas cahaya pada saat
sebelum dansesudah mengenai cermin cembung.
c. Menggambar jalannya berkas sinar pada langkah (2), sehingga Nampak sudut
datang dan sudut pantul serta bayangan yang terbentuk.
d. Mencatat bagaimana sifat-sifat bayangan yang dibentuk oleh cermin cembung
tersebut.

3. Percobaan pemantulan cahaya pada cermin cekung


a. Menyusun alat seperti Gambar dibawah ini.
b. Menyalakan lilin dan mengamati dengan baik jalannya berkas cahaya pada saat
sebelum dansesudah mengenai cermin cekung.
c. Menggambarkan jalannya berkas sinar pada langkah (2), sehingga tampak sudut
datang dan sudut pantulnya serta bayangan yang terbentuk.
d. Mencatat bagaimana sifat-sifat bayangan yang dibentuk oieh cermin cekung
tersebut.
e. Mengatur jarak benda atau letak iayar agar pada Iayar terbentuk bayangan yang
jelas dan tajam.Selanjutnya ukur jarak benda dan jarak bayangan.
f. Jika benda di depan cermin cekung terus digeser menjauhi cermin, maka pada jarak
tertentu bayangan benda akan menghilang (tidak tampak). Ukur jarak benda dan
cermin cekung padakeadaan tersebut (s).
F. Hasil Pengamatan
1. Percobaan Pemantulan Cahaya Pada Cermin Datar
Hasil Pengamatan :
No i (derajat) r (derajat)
1 45 45
2 50 50
3 55 55
4 60 60

Sifat bayangan yang dibentuk oleh cermin datar


1) Tinggi benda sama dengan tinggi bayanagan
2) Jarak benda kecermin sama dengan jarak bayangan ke cermin
3) Tegak
4) Maya
5) Sama besar

2. Percobaan Pemantulan Cahaya Pada Cermin Cembung


Sifat bayangan yang dibentuk oleh cermin cembung
1) Maya
2) Sama tegak
3) Bayanagan lebih kecil dari pada bendanya
Hasil pengamatan :
No Jarak Benda (cm) Jarak Bayangan (cm)
1 5 cm 8 cm
2 8 cm 5 cm
3 10 cm 4 cm
4 20 cm 2 cm
3. Percobaan Pemantulan Cahaya Pada Cermin Cekung
Sifat bayangan yang di bentuk
1) Maya
2) Sama banyak
3) Bayangan dua kali atau lebih besar dari pada bendanya
Hasil Pengamatan
No Jarak Benda (cm) Jarak Bayangan (cm)
1 6 cm 7 cm
2 9 cm 5 cm
3 11 cm 5 cm
4 20 cm 2 cm

G. Pembahasan
Jika seberkas cahaya mengenai sebuah cermin datar, maka cahaya tersebut akan
dipantulkan secara teratur. Peristiwa pemantulan cahaya pada cermin datar dapat
menyebabkan pembentukan bayangan benda di dalam cermin.

H. Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil pengamatan yang telah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan
bahwa salah satu sifat cahaya adalah dapat dipantulkan, bayangan yang dihasilkan oleh
cermin datar sama dengan bendanya, bayangan yang dihasilkan oleh cermin cembung lebih
kecil dari pada bendanya, dan bayangan yang dihasilkan oleh cermin cekung 2 kali lebih
besar daripada bendanya.

I. Daftar Pustaka
Rumanta, M. (2019). Praktikum IPA di SD. Jakarta: PT. Prata Sejati Mandiri.

J. Saran dan Masukan


Setiap pengamatan harus dilakukan dengan teliti untuk mendapatkan hasil yang
maksimal, dan pada saat melakukan pratikum alat dan bahannya di persiapkan terlebih
dahulu agar proses pratikum berjalan dengan lancar.
PRAKTIKUM PERCOBAAN 2
PEMBIASAN CAHAYA

A. Judul
Pembiasan Cahaya

B. Tujuan Percobaan
Mengamati pembiasan cahaya

C. Alat dan Bahan


1) Lampu senter
2) Celah cahaya
3) Balok kaca
4) Kertas putih
5) Busur derajat
6) Lensa cembung
7) Lensa cekung
8) Layar(tabir kertas)
9) Lilin
10) Penggaris Panjang (100cm)

D. Landasan Teori
Hukum pembiasan cahaya dicetuskan oleh matematikawan asal Belanda, Willebrord
Snellius. Itulah sebabnya, hukum pembiasan cahaya biasa disebut hukum Snellius. adapun
pernyataan hukum Snellius adalah sebagai berikut :
1. Sinar datang, garis normal, dan sinar bias terletak satu bidang datar.
2. Pembagian antara sinus sudut datang sudut bias menghasilkan suatu nilai yang disebut
indeks bias.
Indeks bias merupakan besaran yang menunjukkan perbandingan kecepatan cahaya di ruang
vakum dan di dalam medium. Secara matematis, dirumuskan sebagai berikut :
Ket :
n = indeks bias medium;
c = kecepatan cahaya di ruang vakum = 3 x 108 m/s;
cm = kecepatan cahaya di dalam suatu medium.
Jelas bahwa pembelokan cahaya disebabkan oleh adanya kecepatan cahaya dari medium
udara ke medium yang berbeda, misalnya air.

E. Prosedur Percobaan
1. Susunlah lampu senter, celah dan balok kaca
2. Nyalakan lampu senter dan amati dengan baik jalannya berkas sinar pada saat sebelum
dan sesudah menembus balok kaca
3. Gambarkanlah jalannya sinar tersebut, sehingga tampak sudut dating dan sudut biasnya.
4. Kemudian ukur besar sudut dating dan sudut bias tersebut.
5. Pergunakanlah lensa cembung untuk mengamati sebuah huruf pada buku dengan jarak
yang relative deka tantara lensa dan huruf. Kemudian geserkan lensa perlahan lahan
menjauhi huruf tersebut sampai bayangan huruf menjadi sangat besar dan kabur atau
tidak tampak. Ukur jarak huruf lensa pada saat tersebut dan catat bagaimana sifat-sifat
bayangan yang dibentuk oleh lensa cembung tersebut.
6. Susunlah lensa cembung, layar, lilin dan penggaris
7. Aturlah letak lilin dan lensa cembung agar diperoleh bayangan nyala lilin paling tajam
pada tabir. Ukur jarak benda (s) dan jarak bayangan (s’), catat sifat-sifat bayangan yang
dibentuk lensa cembung tersebut.
8. Pergunakanlah sebuah lensa cekung untuk mengamati huruf pada buku anda, dengan
jarak yang relative dekat. Catat bagaimana sifat-sifat bayangan yang dibentuk oleh lensa
cekung tersebut
F. Hasil Pengamatan
a) Sifat bayangan yang dibentuk oleh lensa cembung : nyata, terbalik, diperkecil
b) Sifat bayang yang dibentuk lensa cembung : nyata , terbalik, diperbesar
c) Sifat bayang yang dibentuk lensa cembung : nyata , tegak, diperbesar
d) Sifat bayang yang dibentuk lensa cembung : nyata , terbalik, diperbesa

Hasil Pengamatan Lensa Cembung :


No Jarak benda (s) Jarak bayangan (ss)
1 3 cm 2,5 cm
2 2 cm 2 cm
3 2 cm 3 cm
4 1 cm 1,5 cm

G. Pembahasan
Indeks bias antara medium lensa dan udara jelas berbeda, itulah mengapa lensa mampu
membiaskan cahaya yang masuk ke dalamnya. Contohnya saja bagi penderita rabun jauh
atau rabun dekat. Setelah memakai kacamata, para penderita bisa melihat kembali pada jarak
normal karena bayangan yang dibentuk oleh benda tepat jatuh di retina.

H. Kesimpulan
Dari hasil Pengamatan dapat disimpulkan bahwa jika cahaya datang dari medium kurang
rapat (indeks bias kecil) contohnya udara ke arah medium rapat (indeks bias besar)
contohnya air, maka arah rambat cahaya akan belok mendekati garis normal, sehingga sudut
datang (r) < sudut bias (i). Jika cahaya datang dari medium rapat (indeks bias besar) ke
medium kurang rapat (indeks bias kecil), maka arah rambat cahaya akan dibelokkan
menjauhi garis normal, sehingga sudut datang (r) > sudut bias (i).

I. Daftar Pustaka
Rumanta, M. (2019). Praktikum IPA di SD. Jakarta: PT. Prata Sejati Mandiri.
J. Saran dan Masukan
Setiap pengamatan harus dilakukan dengan teliti untuk mendapatkan hasil yang
maksimal, dan pada saat melakukan pratikum alat dan bahannya di persiapkan terlebih
dahulu agar proses pratikum berjalan dengan lancar.
PRAKTIKUM PERCOBAAN 3
PERCOBAAN DIFRAKSI, INTERFERENSI, DAN DISPERSI

A. Judul
Percobaan Difraksi, Interferensi, Dan Dispersi

B. Tujuan Percobaan
Mengamati difraksi, interferensi dan dispersi

C. Alat dan Bahan


1. Lampu TL
2. Kisi difraksi

D. Landasan Teori
Cahaya merupakan gelombang elektromagnetik dengan spektrum yang terbatas
(spektrum optik atau spektrum tampak), dimana pada spektrum tertentu tersebut gelombang
elektromagnetik dapat terlihat yang kemudian kita sebut sebagai cahaya. Tidak ada batasan
yang eksak mengenai spektrum optik tersebut, akan tetapi mata normal manusia dapat
menerima/merasakan gelombang elektromagnetik dengan panjang gelombang antara 400
sampai 700 nm (yang kita sebut sebagai cahaya tampak).

Gelombang cahaya memiliki karakteristik utama, yaitu:


1. Dispersi Cahaya
Dispersi merupakan pembiasan cahaya putih (cahaya polikromatik) menjadi
komponennya yaitu cahaya monokromatik. Dispersi akan terjadi saat cahaya putih
melewati medan pembias.

2. Interferensi Cahaya
Interferensi cahaya merupakan penjumlahan superposisi dua gelombang cahaya
atau lebih yang dapat menimbulkan terbentuknya gelombang lain.Interferensi cahaya
pada celah ganda terjadi karena adanya beda fase cahaya dari cahaya yang melalui
kedua celah tersebut. Ketika sebuah sumber cahaya yang sama persis frekeuensi dan
panjang gelombangnya melewati dua buah celah, maka akan terjadi superposisi yang
menyebabkan munculnya garis-garis gelap dan terang pada layar.

3. Difraksi Cahaya
Difraksi merupakan pelenturan cahaya saat cahaya melalui celah sehingga cahaya
akan terpecah-pecah menjadi bagian-bagian yang lebih kecil dan memiliki sifat cahaya
yang baru.

E. Prosedur Percobaan
1. Susun lampu TL, penggaris panjang dan kisi.
2. Setelah lampu TL dinyalakan, lakukan pengamatan dengan menggunakan kisi 3000 celah
atau d=1/300 cm, jika yang dipilih warna ,ungu, ukurlah jarak warna ungu yang dilihat di
lampu TL, catat orde atau warna ungu ke berapa dari lampu TL yang anda amati tersebut.
Ukur jarak kisi ke lampu TL.

F. Hasil Pengamatan
Cahaya adalah energi berbentuk gelombang elekromagnetik yang kasat mata
dengan panjang gelombang sekitar 380–750 nm. Pada bidang fisika, cahaya adalah radiasi
elektromagnetik, baik dengan panjang gelombang kasat mata maupun yang tidak. Cahaya
adalah paket partikel yang disebut foton. Kedua definisi di atas adalah sifat yang
ditunjukkan cahaya secara bersamaan sehingga disebut "dualisme gelombangpartikel". Paket
cahaya yang disebut spektrum kemudian dipersepsikan secara visual oleh indera penglihatan
sebagai warna. Bidang studi cahaya dikenal dengan sebutan optika, merupakan area riset
yang penting pada fisika modern.
Cahaya mempunyai 4 besaran dalam optik klasik:
1. Intensitas
2. Frekuensi atau panjang gelombang
3. Polarisasi
4. Fasa
Dan sifat optik fisis :
1. Interferensi
2. Difraksi
3. Dispersi
4. Polarisas

G. Pertanyaan dan Jawaban


1. Sebutkan warna-warna cahaya yang dipancarkan oleh lampu TL?
Jawab:
Warna-warna cahaya yang dipancarkan oleh lampu TL adalah Merah, biru, kuning dan
violet atau ungu.

2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan peristiwa disfraksi, interferensi dan dispersi?
Jawab:
Difraksi adalah penyebaran gelombang, contohnya cahaya, karena adanya halangan.
Semakin kecil halangan, penyebaran gelombang semakin besar, Dispersi adalah peristiwa
penguraian cahaya polikromarik (putih) menjadi cahaya-cahaya monokromatik (me, ji,
ku, hi, bi, ni, u) pada prisma lewat pembiasan atau pembelokan. Hal ini membuktikan
bahwa cahaya putih terdiri dari harmonisasi berbagai cahaya warna dengan berbeda-beda
panjang gelombang sedangkan Interferensi adalah interaksi antar gelombang didalam
suatu daerah. Interferensi dapat bersifat membangun dan merusak. Bersifat membangun
jika beda fase kedua gelombang sama sehingga gelombang baru yang terbentuk adalah
penjumlahan dari kedua gelombang

H. Pembahasan
Seberkas cahaya sejajar yang mengenai celah sempit yang berada di depan layar, maka
pada layar tidak terdapat bagian yang terang dengan luas yang sama dengan luas celahnya,
melainkan terdapat terang utama yang kanan kirinya dikelilingi garis atau pita gelap dan
terang secara berselang-seling. Peristiwa ini disebut difraksi. Suatu alat optik yang terdiri
dari banyak sekali celah sempit pada jarak yang sama disebut kisi. Apabila sebuah sinar
tegak lurus mengenai sebuah kisi maka akan timbul difraksi.
I. Kesimpulan
Cahaya adalah gelombang, cahaya juga dapat dikatakan terdiri dari partikel yang disebut
foton. Arah getar cahaya tegak lurus terhadap arah rambatnya, jadi gelombang cahaya
dikategorikan sebagai gelombang transversal

J. Daftar Pustaka
Rumanta, M. (2019). Praktikum IPA di SD. Jakarta: PT. Prata Sejati Mandiri.

K. Saran dan Masukan


Setiap pengamatan harus dilakukan dengan teliti untuk mendapatkan hasil yang
maksimal, dan pada saat melakukan pratikum alat dan bahannya di persiapkan terlebih
dahulu agar proses pratikum berjalan dengan lancar.

L. Foto Praktikum
LAPORAN 3 KEGIATAN PRAKTIKUM

LENSA CEMBUNG DAN CERMIN CEKUNG

Disusun oleh :
LAILA FITRIANI
856235549

Tutor Pembimbing :
ROSI SUSANTI, S.Pd, M.Si

POKJAR UJUNG GADING UPBJJ PADANG


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TERBUKA
TAHUN 2021
LEMBAR DATA
DATA MAHASISWA

Nama : LAILA FITRIANI


NIM/ID Lainnya : 856235549
Program Studi : PRATIKUM IPA DI SD
Nama Sekolah : UT PADANG

DATA TUTOR (PGSD)/INSTRUKTUR (PGSM)

FOTO

Nama(Gelar) : ROSI SUSANTI, S.Pd, M.Si


Nip/Id Lainnya : 14003750
Instansi Asal :
Nomor Hp : 081267825894
Alamat Email : rosisingkarak@gmail.com
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama Mahasiswa : Laila Fitriani


NIM : 856235549
Program Studi : S1 PGSD

Dengan ini menyatakan bahwa Laporan Kegiatan Praktikum ini merupakan hasil karya saya
sendiri dan saya tidak melakukan plagiarisme atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak
sesuai dengan etika yang berlaku dalam keilmuan. Atas pernyataan ini saya siap menerima
tindakan/sanksi yang diberikan kepada saya apabila dikemudian hari ditemukan pelanggaran
akademik dalam karya saya ini atau ada klaim atas karya saya ini.

Ujunggading, 23 November 2021


Yang membuat pernyataan

Laila Fitriani
PRAKTIKUM PERCOBAAN
LENSA CEMBUNG DAN CERMIN CEKUNG

A. Judul
Lensa Cembung Dan Cermin Cekung

B. Tujuan Percobaan
Setelah melakukan kegiatan dalam percobaan ini diharapkan anda dapat
1. Menentukan jarak titik api (f) lensa cembung
2. Menentukan kekuatan lensa cembung (p)
3. Menentukan jarak titik apai (f) cermin cekung

C. Alat dan Bahan


1. Meja optik lengkap
2. Lensa cembung
3. Cermin cekung
4. Layar
5. Sumber cahaya (lilin atau lampu)

D. Landasan Teori
LENSA
Lensa adalah medium transparan yang dibatasi oleh dua permukaan bias paling sedikit
satu diantaranya lengkung sehingga terjadi dua kali pembiasan sebelum keluar dari lensa.
Garis hubung antara pusat kelengkungan kedua permukaan disebut sumbu utama. Bayangan
yang dibuat oleh permukaan pertama merupakan benda untuk permukaan kedua. Permukaan
kedua akan membuat bayangan akhir.
Terdapat dua jenis lensa, yaitu lensa cembung dan lensa cekung. Pada lensa cembung
(lensa positif) sinar dapat mengumpul (konvergen) dan pada lensa cekung (lensa negatif)
sinar dapat menyebar atau konvergen (Sarojo, 2011).
1. Lensa Cembung (Konveks)
Lensa cembung berfungsi untuk memfokuskan cahaya yang datang. Lensa
cembung (konveks) biasa disebut lensa positif. Disebut positif karena dapat
memfokuskan cahaya (konvergen). Terdapat tiga macam lensa cembung berdasarkan
geometri di kedua sisinya, yaitu:
a. cembung cembung (bikonveks)
b. cembung datar (planokonveks)
c. cembung cekung (konkaf-konveks)
Contoh pemanfaatan lensa cembung adalah digunakan untuk penderita rabun dekat atau
hipermetropi, kaca pembesar, lensa pada teropong, lensa pada mikroskop, lensa
periskop, lensa proyektor, dan lain sebagainya.

2. Lensa Cekung
Lensa cekung berfungsi untuk menyebarkan cahaya yang datang. Lensa cekung
(konkaf) juga disebut sebagai lensa negatif. Disebut negatif karena dapat menyebarkan
cahaya (divergen). Terdapat tiga macam lensa cekung berdasarkan geometri di kedua
sisinya, yaitu:
a. cekung cekung (bikonkaf)
b. cekung datar (planokonkaf)
c. cekung cembung (konveks -konkaf)
Contoh pemanfaatan lensa cekung adalah digunakan untuk penderita rabun jauh atau
miopi untuk memfokuskan cahaya yang masuk ke mata.
Lensa cembung memiliki tiga sinar istimewa yaitu:
1. Sinar yang datang sejajar sumbu utama akan dibiaskan melalui titik fokus f. Perhatikan
gambar berikut!

Gambar Berkas Sinar Istimewa I

2. Sinar yang datang melalui titik fokus pasif f akan dibiaskan sejajar dengan sumbu utama

Gambar Berkas Sinar Istimewa II

3. Sinar yang datang melalui titik pusat optik (O) akan diteruskan (tidak dibiaskan)

Gambar Berkas Sinar Istimewa III


Seperti halnya pada lensa cembung, untuk menggambarkan bayangan pada lensa cekung pun
dapat digunakan perjalanan tiga sinar istimewanya. Tiga sinar istimewa pada lensa cekung
adalah sebagai berikut:
1. Sinar datang sejajar dengan sumbu utama akan dibiaskan seolah-olah dari titik fokus f,
perhatikan gambar berikut:

Gambar Berkas Sinar Istimewa I

2. Sinar datang menuju titik fokus pasif f2 akan akan dibiaskan sejajar dengan sumbu
utama

Gambar Berkas Sinar Istimewa II

3. Sinar datang melalui pusat lensa O akan diteruskan

Gambar Berkas Sinar Istimewa III


CERMIN CEMBUNG
Cermin cembung memiliki muka cermin berbentuk cembung keluar seperti setengah
bola. Cermin cembung berfungsi untuk memantulkan dan kemudian menyebarkan cahaya
yang datang. Cermin cembung (konveks) biasa disebut cermin negatif karena bersifat
menyebarkan sinar cahaya (divergen).
Titik fokus cermin cembung berada dibelakang cermin sehingga bersifat maya dan
bernilai negatif.

Perhatikan gambar diatas, terdapat tiga sinar istimewa pada cermin cembung, yaitu:
1. setiap sinar datang yang sejajar dengan sumbu utama akan dipantulkan seolah-olah
berasal dari titik fokus di belakang lensa.
2. Setiap sinar datang yang menuju titik fokus di belakang lensa akan dipantulkan
menjadi sejajar dengan sumbu utama.
3. Setiap sinar datang yang menuju titik pusat cermin (R) akan dipantulkan kembali dari
R yang merupakan jari-jari kelengkungan cermin.

Contoh pemanfaatan cermin cembung adalah pada kaca spion kendaraan sehingga dapat
melihat dari arah yang lebih lebar dan pada cermin yang diletakkan di belokan jalan untuk
menghindari kecelakaan.
CERMIN CEKUNG
Cermin cekung memiliki muka cermin berbentuk cekungan kedalam seperti wajan
penggorengan. Cermin cekung berfungsi untuk memantulkan dan kemudian memfokuskan
cahaya yang datang. Cermin cekung (konkaf) biasa disebut cermin positif karena bersifat
memfokuskan sinar cahaya (konvergen).
Titik fokus cermin cekung berada didepan cermin sehingga bersifat real dan bernilai
positif.

Perhatikan gambar diatas, terdapat tiga sinar istimewa pada cermin cekung, yaitu:
1. Setiap sinar datang yang sejajar dengan sumbu utama akan dipantulkan munujui titik
fokus di depan lensa
2. Setiap sinar datang yang menuju titik fokus di depan lensa akan dipantulkan menjadi
sejajar dengan sumbu utama
3. Setiap sinar datang yang menuju titik pusat cermin (R) akan dipantulkan kembali dari R
yang merupakan jari-jari kelengkungan cermin

Contoh pemanfaatan cermin cekung adalah sebagai pengumpul sinar matahari pada
Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dan sebagai pemantul pada setiap lampu
sorot/senter sehingga cahaya yang dihasilkan tidak menyebar.
E. Prosedur Percobaan
1. Percobaan Lensa Cembung
a. Susunlah lensa pada dudukannya dan letakkan di antara layar dan sumber cahaya
b. Nyalakanlah sumber cahaya, kemudian aturlah posisi benda dan layar agar pada layar
terbentuk bayangan yang paling tajam
c. Ukurlah jarak benda (s) dan jarak bayangan (s’)
d. Ulangi percobaan beberapa kali dengan kedudukan benda yang berbeda

2. Percobaan Cermin Cekung


a. Susunlah alat seperti gambar
b. Nyalakanlah sumber cahaya dan aturlah kedudukan benda dan layar agar pada layar
terbentuk bayangan paling tajam
c. Ukurlah jarak benda (s) dan jarak bayangan (s’)d. Ulangi percobaan beberapa kali
dengan kedudukan benda yang berbeda

F. Hasil Pengamatan
Lensa Cembung
No Jarak Benda (cm) Jarak Bayangan (cm)
1 3 cm 2 cm
2 2 cm 2 cm
3 2 cm 3 cm
4 1 cm 2 cm

Lensa Cekung

No Jarak Benda (cm) Jarak Bayangan (cm)


1 5,5 cm 5 cm
2 4,5 cm 5 cm
3 4 cm 5,5 cm
4 1,5 cm 3 cm
G. Pertanyaan dan Jawaban
1. Tentukan jarak fokus (f) lensa cembung yang anda gunakan dalam percobaan
jawab:
Jarak fokus (f) lensa cembung ialah 1,5 cm

2. Tentukan kekuatan lensa (P) yang anda pergunakan dalam percobaan!


Jawab:
kekuatan lensa (p)

3. Tentukan jarak fokus (f) cermin cekung yang anda gunakan dalam percobaan!
Jawab:
Jarak fokus cermin cekung adalah 2,5 cm

H. Pembahasan
Bayangan yang dibentuk cermin cekung bergantung pada posisi benda diletakkan.
Sedangkan, bayangan yang dibentuk cermin cembung selalu bersifat maya, tegak,n
diperkecil. Bayangan yang dibentuk lensa cekung selalu bersifat maya, tegak, dan
diperkecil.

I. Kesimpulan
Cermin cembung (konveks) adalah cermin lengkung yang bagian luarnya dapat
memantulkan cahaya. Cermin cembung disebut juga cermin negatif dan cermin divergen,
karena cermin cekung menyebarkan sinar cahaya yang jatuh pada permukaannya. Cermin
cekung (konkaf) adalah cermin lengkung yang bagian dalamnya dapat memantulkan cahaya.
Cermin cekung disebut juga cermin positif atau cermin konvergen, karena sifat cermin
cekung yang mengumpulkan atau memusatkan sinar yang jatuh padanya.

J. Daftar Pustaka
Rumanta, M. (2019). Praktikum IPA di SD. Jakarta: PT. Prata Sejati Mandiri.
K. Saran dan Masukan
Setiap pengamatan harus dilakukan dengan teliti untuk mendapatkan hasil yang
maksimal, dan pada saat melakukan pratikum alat dan bahannya di persiapkan terlebih
dahulu agar proses pratikum berjalan dengan lancar.

L. Foto Praktikum

Anda mungkin juga menyukai