PESAWAT SEDERHANA
Disusun oleh :
LAILA FITRIANI
856235549
Tutor Pembimbing :
ROSI SUSANTI, S.Pd, M.Si
FOTO
Dengan ini menyatakan bahwa Laporan Kegiatan Praktikum ini merupakan hasil karya saya
sendiri dan saya tidak melakukan plagiarisme atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak
sesuai dengan etika yang berlaku dalam keilmuan. Atas pernyataan ini saya siap menerima
tindakan/sanksi yang diberikan kepada saya apabila dikemudian hari ditemukan pelanggaran
akademik dalam karya saya ini atau ada klaim atas karya saya ini.
Laila Fitriani
PRAKTIKUM PERCOBAAN 1
KATROL
A. Judul :
Katrol
B. Tujuan Percobaan
1. Menjelaskan manfaat dari katrol
2. Menentukan keuntungan mekanik (KM) pada katrol
D. Landasan Teori
Katrol merupakan roda yang dapat berputar pada porosnya yang berguna sebagai alat
pengangkat atau penarik benda. Prinsip kerja katrol sama dengan pengungkit, yaitu memiliki
tiga titik, antara lain titik tumpu (TT), titik beban (TB), dan titik kuasa (TK). Berdasarkan
jenisnya, ada empat macam katrol, yaitu katrol tetap, katrol bebas atau lepas, katrol
berganda, dan blok katrol.
1. Katrol Tetap
Katrol tetap merupakan katrol yang posisinya tidak berubah. Katrol tetap hanya
berfungsi untuk mengubah arah gaya. Katrol tetap memudahkan kamu melakukan
pekerjaan.Dalam kehidupan sehari-hari, sering kamu temui penggunaan katrol tetap
pada sumur timba, tiang bendera, dan sangkar burung.
2. Katrol bebas
Katrol bebas adalah katrol yang dapat bergerak bebas atau dipindah-
dipindahkan. Sedangkan bebannya digantungkan pada katrolnya. Kuasa yang
diperlukan pada katrol bebas untuk mengangkat beban lebih kecil daripada katrol
tetap.Gaya yang digunakan untuk mengangkat beban hanya setengahnya, misal beban
yang diangkat beratnya 100 kg, maka hanya dibutuhkan kuasa sebesar 50 kg. Katrol
bebas biasa digunakan oleh pekerja pabrik, pelabuhan, atau pedagang grosir untuk
memudahkan pekerjaannya.
3. Katrol Berganda
Katrol berganda atau majemuk merupakan perpaduan antara katrol tetap dan
katrol bebas yang dihubungkan dengan tali. Beban dikaitkan pada katrol bebas.
Sedangkan salah satu ujung tali diikat pada penopang katrol tetap. Ujung tali yang lain
ditarik. Akibat tarikan itu beban dan katrol bebas akan terangkat.
E. Prosedur Percobaan
1. Melakukan kalibrasi untuk beban yang akan digunakan (200gr, 100gr, 50gr, dan 20gr)
dengan menggunakan neraca pegas. Kemudian memeriksa apakah skala pada pegas
menunjukkan keterbacaan yang sama dengan nilai beban yang tertera dan
memasukkan hasil kalibrasi ke dalam tabel pada lembar pengamatan.
2. Susun alat dan bahan percobaan seperti gambar berikut. Setelah beban A tergantung,
catat skala yang terdapat pada pegas. Kemudian bandingkan dengan masa beban A.
3. Kemudian melakukan langkah kedua dengan mengganti beban pada A secara
berurutan dari 100gr sampai dengan 400gr.
4. Selanjutnya lakukan kegiatan praktikum menggunakan katrol bergerak dan katrol
tetap.
5. Catatlah skala pegas pada B untuk setiap beban yang digantungkan pada katrol
bergerak di A.
6. Lakukan kegiatan pada langkah keemapat dan lima dengan mengganti beban A dari
100 gram sampai 400 gram.
F. Hasil Pengamatan
Tabel 4.7.
Data Hasil Kalibrasi
NO Beban Data Hasil Kalibrasi
1 20 gram 0,25 N
2 50 gram 0,36 N
3 100 gram 1,26 N
4 150 gram 1,89 N
5 200 gram 2,56 N
Skala pada pegas: 0-8 N Perbandingan dengan massa A berdasarkan dengan data hasil
pengamatan dapat dibandingkan antara beban dengan hasil kalibrasi yaitu 100 : 1
H. Pembahasan
Dilakukan kalibrasi untuk beban 20 gram, 50 gram, 100 gram, 150 gram, dan 200
gram dengan menggunakan neraca pegas skala 0,8 N. Hasil kalibrasi seperti pada data hasil
pengamatan kemudian pada beban A diganti secara berurutan mulai dari 100 gram hingga
400 gram, lalu dicatat perubahan skala pegas pada B untuk setiap beban yang digantungkan
pada katrol bergerak di A secara bergantian sesuai urutan beban.
I. Kesimpulan
Semakin jauh jarak beban dengan katrol semakin kecil gaya yang diperlukan.
J. Daftar Pustaka
Rumanta, M. (2019). Praktikum IPA di SD. Jakarta: PT. Prata Sejati Mandiri
FOTO PRAKTIKUM
PRAKTIKUM PERCOBAAN 2
TUAS
A. Judul :
Tuas
B. Tujuan Percobaan
1. Menjelaskan manfaat dari tuas
2. Menentukan keuntungan mekanik (KM) pada tuas
D. Landasan Teori
Tuas adalah sebuah batang yang dapat diputar di sekitar titik tumpu. Jika ujung tuas yang
satu diungkit ke bawah, maka ujung yang lain akan memberikan dorongan ke atas. Tuas
berfungsi sebagai alat pembesar gaya sehingga keuntungan menggunakan tuas adalah gaya
yang dihasilkan lebih besar daripada gaya yang dikeluarkan. Besarnya gaya yang dihasilkan
bergantung pada panjang lengan gaya dan panjang lengan beban. Makin besar
perbandingannya, makin besar pula gaya ungkit yang dihasilkan menggunakan tuas.
Tuas merupakan alat pengungkit. Tuas biasa terbuat dari kayu atau linggis. Sebuah tuas
terdiri atas tiga bagian utama, yaitu:
1. Titik tumpuan (TT) adalah titik di mana tempat batang tuas bertumpu.
2. Titik kuasa (TK) adalah titik di mana tempat mengumpulkan gaya.
3. Titik beban (TB) adalah titik di mana benda yang akan diangkat diletakkan.
Berdasarkan letak titik beban, titik tumpu, dan titik kuasanya, tuas dibagi menjadi tiga
jenis.
1) Tuas Jenis Pertama
Tuas jenis pertama merupakan tuas dengan titik tumpu berada di antara titik beban
dan titik kuasa.
Alat-alat yang termasuk dalam tuas jenis pertama di antaranya: gunting, jungkat-
jungkit, tang, linggis, timbangan, dan pemotong kuku.
2) Tuas Jenis Kedua
Sebuah tuas yang titik bebannya terletak di antara titik tumpu dan titik kuasa
disebut tuas jenis kedua. Beberapa alat yang termasuk tuas jenis kedua ini di
antaranya pisau pemotong kertas, gerobak beroda satu, pemecah kemiri, dan
pembuka botol.
3) Tuas Jenis Ketiga
Tuas jenis ketiga merupakan tuas yang posisi kuasa berada di antara titik tumpu dan
titik beban. Contoh peralatan yang termasuk tuas jenis ketiga antara lain lengan
kita, sekop pasir, pinset, penjepit roti, penjepit es, dan lain-lain.
E. Prosedur Percobaan
Susunlah penggaris dan statif atau penyangga seperti gambar 4.16 berikut ini:
F. Hasil Pengamatan
Jawaban :
1. Jika massa di A lebih besar dari massa di B, maka panjang OR dibandingkan OE
akan lebih pendek OR dikarenakan beban yang digantung lebih berat.
H. Pembahasan
Dari tabel di atas terlihat bahwa posisi OR dan OE berada pada kedudukan
setimbang pada jarak OR 14 cm dan OE pada jarak 7 cm. Beban 50 gram disebut titik kuasa
dan titik O sebagai titik tumpu dan beban 100 gram disebut titik beban. Jarak OR disebut
lengan kuasa dan jarak OE disebut lengan beban. Jadi pada percobaan penggaris yang kiri
dan kananya digantungkan beban dengan menggunakan tali memakai prinsip pengungkit
jenis pertama.
I. Kesimpulan
Jika massa A lebih besar dari pada massa di B maka panjang OR dan OE tidak akan
seimbang
J. Daftar Pustaka
Rumanta, M. (2019). Praktikum IPA di SD. Jakarta: PT. Prata Sejati Mandiri.
K. Saran dan Masukan
Setiap pengamatan harus dilakukan dengan teliti untuk mendapatkan hasil yang
maksimal, dan pada saat melakukan pratikum alat dan bahannya di persiapkan terlebih
dahulu agar proses pratikum berjalan dengan lancar.
L. Foto Pratikum
FOTO PRAKTIKUM