Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN KEGIATAN PRAKTIKUM

MANDIRI 2
MODUL 4 KP 3 PESAWAT SEDERHANA

SULISTRI
856221486

UNIT PROGRAM BELAJAR JARAK JAUH (UPBJJ) BAWAN


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TERBUKA
2020
LAPORAN PRAKTIKUM IPA

A. Judul Percobaan
Percobaan Katrol
Percobaan Tuas

B. Tujuan Percobaan
1. Percobaan Katrol
a. Menjelaskan manfaat dari katrol
b. Menentukan keuntungan mekanik (KM) pada katrol
2. Percobaan Tuas
a. Menjelaskan manfaat dari tuas
b. Menentukan keuntungan mekanik (KM) pada tuas

C. Alat Dan Bahan


1. Percobaan Katrol
a. Katrol tetap
b. Katrolbergerak
c. Neraca pegas 0-500 gram
d. Beban 200 gram, 100 gr, 50gr, 20 gr (Masing-masing dua buah).
e. Benang secukupnya atau senar plastik
f. Statif atau penggantung katrol
2. Percobaan Tuas
a. Penggaris ukuran panjang 30-100 cm
b. Statif/ penyangga untuk menggantungkan penggaris
c. Benang secukupnya
d. Beban antara 10 gram sampai dengan 200 gram masing- masing satu buah
e. Klip kertas sebagai pengganti beban
D. Landasan Teori
Pesawat Sederhana
Pesawat sederhana digunakan untuk memudahkan pekerjaan manusia dalam
kehidupan sehari-hari. Ada pesawat yang dikategorikan rumit ada pula pesawat
sederhana. Konsep utama dari pesawat sederhana adalah segala jenis alat bantu yang
memaksimalkan manusia dalam menyelesaikan suatu kegiatan. Kehadiran pesawat
sederhana sangat berguna agar manusia tidak kesusahan dan hanya mengandalkan
tenaga saja. Beberapa manfaat dari pesawat sederhana antara lain menghemat tenaga
yang dikeluarkan manusia, mempercepat penyelesaian suat pekerjaan, memudahkan
manusia dalamberaktivitas baik itu dalam jarak pendek maupun jarak jauh,
mempersingkat waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan beberapa kegiatan
dalam satu waktu. Defenisi pesawat sederhana menurut para ahli yaitu:
1. Haryanto
Menurut Haryanto, pesawat sederhana merupakan alat bantu untuk melakukan
beberapa pekerjaan agar menjadi lebih ringan. Pesawat sederhana tidak selalu
identik dengan waktu yang singkat. Terkadang ada alat yang justru membutuhkan
waktu yang lama. Sebab, konsep utamanya bukan soal waktu melainkan
kemudahan.
2. Archimedes
Konsep pesawat sederhana tercetus dari Archimedes, seorang filsuf asal Yunani.
Dalam pandangannya, pesawat sederhana sebagai alat mekanik yang dapat
memindahkan suatu benda. Archimedes memaparkan tiga jenis pesawat
sederhana yaitu pengungkit, katrol dan sekrup.
3. Galileo Galilei
Pengertian pesawat sederhana juga dikemukakan oleh Fisikawan Italia, Galileo
Galilei. Pesawat sederhana merujuk pada alat-alat yang tidak memiliki
kemampuan untuk menghasilkan energi tetapi hanya mengubahnya saja.

Terdapat enam jenis pesawat sederhana yang dapat dimanfaatkan oleh


manusia yaitu:
1. Katrol
Katrol adalah salah satu jenis salah satu pesawat sederhana yang berputar.
Katrol biasanya digunakan untuk menderek mobil yang terbalik, timba air sumur,
serta crain pada pembangun gedung bertingkat. Katrol terbagi atas beberapa jenis
antara lain katrol tetap, katrol bergerak dan katrok majemuk (gabungan katrol tetap
dan bergerak) seperti yang terlihat pada gambar berikut:

Katrol Tetap Katrol Bergerak

Katrol Majemuk
2. Tuas
Tuas atau pengungkit adalah sebuah batang yang menghasilkan gaya karena
berputar di atas poros atau tumpuan. Tuas atau pengungkit termasuk pesawat
sederhana yang digunakan untuk mengungkit benda yang berat. Pada pengungkit
terdapat 3 bagian yaitu titik kuasa (K), titik tumpu (T), dan titik beban (B). Titik
kuasa adalah tempat dimana kita memberikan gaya untuk mengangkat. Titik tumpu
adalah tempat untuk bertumpu. Titik beban adalah tempat dimana beban yang
berat terletak (Hendro Darmodjo dan Jenny R.E Kaligis, 1992: 53).
Menurut Collins Gem (1994: 104), pengungkit dibagi menjadi tiga
golongan, yaitu:
a. Golongan 1.
Titik tumpu (T) berada di antara titik beban(B) dan titik kuasa (K). Contohnya
gunting, linggis, palu pencabut paku, tang, dan mainan jungkat-jungkit.
b. Golongan 2.
Titik beban (B) berada di tengah, di antara titik tumpu (T) dan titik kuasa (K).
Contohnya gerobak dorong, alat pembuka tutup botol minuman, alat pemecah
kemiri, alat pengambil gorengan.

c. Golongan 3.
Titik kuasa (K) terletak di antara titik beban (B) dan titik tumpu (T).
Contohnya sekop, stapler (jekrekan), penjepit roti, dan pinset.

3. Bidang Miring
Bidang miring adalah suatu lereng yang mengurangi usaha yang
dibutuhkan untuk menggerakkan objek. Misalnya mengangkat kotak secara
horizontal lebih mudah daripada mengangkatnya secara vertikal. Panjang lintasan
akan lebih jauh, tetapi membutuhkan usaha yang lebih kecil untuk
menggerakkannya. Alat yang menggunakan prinsip bidang miring seperti jalan
yang dibuat berliku-liku, papan yang dimiringkan, baji, sekrup, paku, pisau, dan
pahat. Berikut ini adalah salah satu contoh bidang miring.
4. Roda
Roda dikelompokkan ke dalam beberapa kategori yakni roda sepusat, roda
setali dan roda bersinggungan. Roda berporos berupa sebuah engkol (pemutar)
yang disambungkan ke poros. Misalnya pada tombol pintu yang berfungsi sebagai
roda untuk memudahkan dalam memutar poros di dalam daun pintu itu, poros akan
berputar dan pengunci dapat terbuka. Gir (roda yang bergerigi) pada roda berporos
akan saling mengait dan memindahkan gaya dan gerakan. Gir tersebut dapat
mengubah gaya, laju, arah, dan gerak benda 29 (Steve Setford, 1997: 81). Contoh
alat yang menggunakan prinsip roda berporos seperti roda sepeda, kursi roda, roda
mobil, roda pesawat terbang, engsel pintu, dan gerobak. Berikut adalah salah satu
contoh roda berporos.

5. Sekrup
Pada dasarnya, sekrup dibuat dari jenis pesawat sederhana lain yakni bidang
miring. Sekrup menggunakan silinder sebagai tempat dililitkannya bidang miring
sehingga wujud sekrup mirip dengan model spiral. Fungsi dari sekrup adalah
mengikat dan menyatukan dua buah benda. Berkat adanya lilitan bidang miring,
sekrup dapat dimasukkan di antara dua benda dan ditarik kembali untuk
memisahkan. Berikut adalah salah satu contoh sekrup.
6. Baji
Baji adalah suatu pesawat sederhana, secara teknis terdiri dari dua bidang
miring, yang digunakan untuk memisahkan dua objek, atau bagian-bagian objek,
dengan penerapan gaya, tegak lurus terhadap permukaan miring, yang dihasilkan
oleh pengubahan gaya yang diberikan pada bagian ujung yang lebar. Baji pendek
dengan sudut lebar membutuhkan gaya yang lebih besar daripada baji panjang
dengan sudut yang lebih kecil. Baji telah digunakan bahkan sejak zaman batu.
Contoh penggunaan prinsip baji antara lain adalah kapak, kuku,
dan gigi. Pisau kadang dapat digunakan sebagai baji, walaupun secara fundamental
lebih menerapkan fungsi pemotongan. Berikut adalah salah satu contoh baji.
E. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Percobaan Katrol
a. Lakukan kalibrasi untuk beban yang akan digunakan (200 gr, 100 gr, 50 gr,
dan 20 gr) dengan menggunakan neraca pegas seperti pada gambar. Periksa
apakah skala pada pegas menunjukkan keterbacaan yang sama dengan nilai
beban yang tertera. Memasukkan data hasil kalibrasi Anda ke dalam tabel pada
lembar pengamatan di akhir modul ini.

Gambar: Kalibrasi beban


b. Susun alat dan bahan percobaan seperti gambar berikut:

Setelah beban A tergantung, catatlah skala yang terdapat pada pegas.


Kemudian bandingkan dengan masa beban A.
c. Kemudian lakukan langkah (b) dengan mengganti beban pada A secara
berurutan dari 100 gr sampai dengan 400 gr.
d. Selanjutnya lakukan kegiatan praktikum menggunakan katrol bergerak dan
katrol tetap seperti pada gambar.
e. Catatlah skala pegas pada B untuk setiap beban yang digantungkan pada katrol
bergerak di A.
f. Lakukan kegiatan pada langkah (d) dan (e) dengan mengganti beban A dari
100 gram sampai 400 gram.

2. Percobaan Tuas
a. Susunlah penggaris dan statif/ penyangga seperti gambar.

Gantungkan penggaris dengan lengan-lengan yang panjang, sehingga dalam


keadaan seimbang. Dalam hal ini anggaplah titik nol (0) berada ditengah-
tengah penggaris (misal, jika panjang penggaris 30, maka titik sumbu nol pada
angka 15).
b. Gantunglah beban 100 gram pada lengan kiri (A) dan 20 gram pada lengan
kanan (B). Atur kedudukan penggaris supaya tetap dalam keadaan setimbang.
c. Catatlah jarak OR dan OE pada tabel di lembar pengamatan.
d. Ulangi langkah (b) dan (c) untuk melengkapi tabel tersebut.
F. HASIL PENGAMATAN
1. Percobaan Katrol
No. Beban Data Hasil Kalibasi
1. 200 gr 2N
2. 100 gr 1N
3. 50 gr 0,6 N
4. 20 gr 0,25 N

Skala pada pegas: 0-5 N. Perbandingan dengan massa A berdasarkan dengan data
hasil pengamatan dapat dibandingkan antara beban dengan hasil kalibrasi yaitu:
100:1
No. Massa Skala pada Pegas
1. 100 gr 0,5 N
2. 200 gr 1N
3. 300 gr 2N
4. 400 gr 3N

Skala pada pegas 0-8 N


2. Perobaan Tuas
No. Lengan Beban Jarak OR Jarak OE Beban Kuasa
1. 100 gr 3 cm 11,5 cm 20 gr

G. PERTANYAAN- PERTANYAAN
a. Percobaan Katrol
1. Jika saat kalibrasi beban 100 gram, skala pegas menunjukkan 20 skala kecil,
maka satu skala kecil sama dengan masa beban ... gram.
Jawab:
Jika saat kalibrasi beban 100 gram, skala pegas menunjukkan 20 skala kecil
maka:
100 gram = 20 skala kecil
1 skala kecil = 100 : 20
1 skala kecil = 5 gram
Jadi satu skala kecil sama dengan massa beban seberat 5 gram
2. Dari langkah (b), keuntungan mekanik yang didapat dari katrol tetap adalah ....
Jawab:
Keuntangan mekanik yang didapat dari katrol tetap adalah dalam menarik
beban keatas dengan menggunakan katrol tetap lebih mudah dan lebih ringan
dibandingkan jika menarik beban secara langsung.
3. Pada langkah (d), keuntngan mekanik dari penggunaan katrol bergerak
adalah..
Jawab:
Keuntungan mekanik dari penggunaan katrol bergerak adalah kuasa yang
diperlukan pada katrol bergerak untuk mengangkat beban lebih kecil dari pada
kuasa yang diperlukan pada katrol tetap.
4. Mana yang lebih menguntungkan penggunaan katrol tetap atau katrol
bergerak? Berikan alasan Anda dengan singkat dan jelas mengapa hal ini
terjadi!
Jawab:
Katrol lebih menguntungkan adalah kartol tetap, karena katrol ini dapat selalu
berubah-ubah posisinya.
b. Percobaan Tuas
1. Jika massa di A lebih besar dari massa di B, maka panjang OR dibandingkan
OE akan … (berikan alasan anda dengan singkat dan jelas mengapa hal ini
terjadi!)
Jawab:
Massa A lebih besar dari massa B, maka panjang OR dibandingkan OE akan
lebih pendek OR dikarenakan beban yang digantung lebih berat.
2. Berdasarkan hasil percobaan yang anda lakukan, maka:
Beban x lengan beban =.... x ....
Jawab:
Beban x Lengan beban = 10 x 20 = 200 gram
3. Sebutkan 2 contoh persawat sederhana yang menggunakan asas tuas!
Jawab:
1. Golongan 1 : jungkit-jungkit, gunting, palu, linggis, pencabut paku.
2. Golongan 2 : alat pemecah buah / biji, saat kita mendorong gerobak pasir.
3. Golongan 3 : sekop.
H. PEMBAHASAN
1. Katrol
Berdasarkan hasil percobaan pada pesawat sederhana menggunakan katrol
adalah pada saat dilakukan kalibrasi untuk beban 20 gram maka hasil kalibrasinya
0,25N dengan menggunakan neraca pegas 0-10 N. jika menggunakan beban 50
gram maka kalibrasinya 0,5 N. pada beban 100 gram diperoleh hasil kalibrasinya
1 N dan beban 200 gram data kalibrasinya 2 N. Pada katrol bergerak dan katrol
tetap massa 100 gr dengan hasil kalibrasinya 0,5 N, massa 200 gr data hasil
kalibrasinya 2 N, massa 300 gr data hasil kalibrasinya 3 N dan massa 400 gr data
hasil kalibrasinya 4 N.
2. Tuas
Berdasarkan hasil percobaan pada pesawat sederhana menggunakan tuas
adalah untuk memperoleh keadaan yang setimbang pada tuas maka langkah awal
menyetel alat seperti tuas (rol) dengan panjang 30 cm maka titik sumbu nol pada
angka 15 cm. Mula-mula menggantungkan beban seberat 100 gram pada lengan
A (sebelah kiri) dan pada lengan B (sebelah kanan) seberat 20 gram. Kemudian
dengan mengeser posisi beban yang berat 100 gram agar beban dalam keadaan
setimbang. Setelah keadaan beban setimbang, dilakukan pengukuran pada jarak
antara lengan beban kiri ke titik tumpu dan jarak antara lengan beban kanan titik
tumpu dengan hasil dengan lenggan beban 20 dan antara lengan beban kiri ke
titik tumpu adalah 3 cm. Sedangkan beban kuasa jaraknya adalah 11,5 cm.

I. Kesimpulan
1. Katrol
a. Katrol adalah salah satu jenis salah satu pesawat sederhana yang berputar
b. Katrol terbagi atas 3 jenis yaitu katrol tetap, katrol bergerak dan katrol
majemuk
c. Semakin jauh jarak beban dengan katrol semakin kecil gaya yang diperlukan.
2. Tuas
a. Tuas atau pengungkit adalah sebuah batang yang menghasilkan gaya karena
berputar di atas poros atau tumpuan
b. Ada tiga titik penting yang perlu diketahui dalam menggunakan pengungkit,
yaitu titik kuasa (K), titik tumpu (T), dan titik beban (B)
c. Jika massa A lebih besar dari pada massa di B maka panjang OR dan OE
tidak akan seimbang.
J. Daftar Pustaka
Rumanta, Maman,dkk.2019. Praktikum IPA di SD. Tanggerang Selatan: Universitas
Terbuka.
https://www.ilmiahku.com/2019/05/Laporan-Praktikum-Katrol.html. (Diakses pada
tanggal 13 November 2020)
https://www.ilmiahku.com/2019/05/Laporan-Praktikum-Tuas.html. (Diakses pada
tanggal 13 November 2020)

K. Kesulitan Yang Dialami


1. Kesulitan
Rasanya tidak ada kesulitan dalam melakukan praktikum katrol dan tuas ini.
2. Saran dan Masukan
a. Semoga hasil praktikum ini dapat bermanfaat bagi pembaca yang akan
melakukan praktikum selanjutnya tentang pesawat sederhana.
b. Sebaiknya dalam melakukan praktikum selalu mengikuti petunjuk atau
prosedur kerja, agar praktikum yang dilakukan menjadi lebih terarah.
c. Sebelum melakukan praktikum sebaiknya memeriksa kelengkapan alat dan
bahan, agar pelaksanaan praktikum menjadi lancar.
FOTO PRAKTIKUM
1. Percobaan Katrol
a. Neraca Pegas
Foto Kegiatan Deskripsi Foto
1. Tahap Awal

Mempersiapkan alat dan bahan

2. Proses Kegiatan

Mencobakan pegas dengan beban 200 gr

Mengujikan pegas dengan beban 20 gr


3. Tahap Akhir
Hasil kalibrasi pada beban 200 gr

Hasil kalibrasi pada beban 20 gr

b. Katro tetap
Foto Kegiatan Deskripsi Foto
1. Tahap Awal

Mempersiapkan alat dan bahan

2. Proses Kegiatan

Mencobakan katrol tetap dengan beban


400 gr
Mencobakan katrol pada beban 300 gr

3. Tahap Akhir

Hasil percobaan kalibrasi pada beban 400


gr

Data hasil kalibrasi beban 300 gr

c. Percobaan pada katrol tetap dan bergerak (katrol majemuk)


Foto Kegiatan Deskripsi Foto
1. Tahap Awal

Mempersiapkan alat dan bahan


2. Proses Kegiatan

Mencobakan katrol majemuk dengan


beban 300 gr

Mencobakan katrol majemuk pada beban


100 gr

3. Tahap Akhir

Hasil percobaan kalibrasi pada beban 300


gr

Data hasil kalibrasi beban 100 gr


2. Percobaan menggunakan tuas
Foto Kegiatan Deskripsi Foto
1. Tahap Awal

Mempersiapkan alat dan bahan

2. Proses Kegiatan

Menguji cobakan tuas dengan dantungan


beban 100 gr dan 20 gram

3. Tahap Akhir

Hasil percobaan

Anda mungkin juga menyukai