Anda di halaman 1dari 63

LAPORAN KEGIATAN PRAKTIKUM

OLEH:

SRI SUHARNI

856225752

TUTOR:

YOSMED HIDAYAT, S.Si.,M.Si

UPBJJ-UT PADANG

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TERBUKA

TAHUN 2021
LEMBAR DATA

DATA MAHASISWA

Nama : SRI SUHARNI


NIM/ID lainnya : 856225752
Program Studi : PGSD BI
Nama Sekolah : UNIVERSITAS TERBUKA

DATA TUTOR (PGSD)/INSTRUKTUR (PGSM)

Nama (Gelar) : YOSMED HIDAYAT. S.Si.,M.Si


Nip/Id Lainnya : 14004515
Instansi Asal :
Nomor Hp : 081374857262
Alamat Email : Yosmedhidayat04@gmail.com

LEMBAR KESEDIAAN MELAKSANAKAN PRAKTIKUM


SECARA TATAP MUKA

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama Mahasiswa : Sri Suharni


Tutor : Yosmed Hidayat. S.Si.,M.Si
Program Studi/Bidang Ilmu : PGSD BI
Nama Sekolah/Instansi : Universitas Terbuka
Judul-judul praktikum : Gerak Lurus Beraturan (GLB)
Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB)
Jenis-jenis gelombang
Sifat pemantulan gelombang
Pemantulan cahaya
Pembiasan cahaya
Lensa cembung dan cermin cekung
Titik Lebur Es
Konduksi
Pemuaian benda gas

*pilih salah satu

dengan ini menyatakan bahwa saya melaksanakan praktikum dengan tanpa paksaan dari
pihak mana pun, telah melaksanakan protokol Covid19 sesuai aturan yang berlaku dan tidak
akan menuntut pihak mana pun dalam terjadi sesuatu yang tidak diinginkan sehubungan
pelaksanaan kegiatan praktikum dimaksud secara tatap muka.

Demikian lembar pernyataan kesediaan ini dibuat dengan sesungguhnya untuk dapat
dipergunakan dengan semestinya.

Yang Membuat Pernyataan

Sri Suharni
856225752

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA


Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama Mahasiswa : Sri Suharni


NIM : 856225752
Program Studi : PGSD BI

Dengan ini menyatakan bahwa Laporan Kegiatan Praktikum ini merupakan hasil karya saya
sendiri dan saya tidak melakukan plagiarisme atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak
sesuai dengan etika yang berlaku dalam keilmuan. Atas pernyataan ini saya siap menerima
tindakan/sanksi yang diberikan kepada saya apabila dikemudian hari ditemukan pelanggaran
akademik dalam karya saya ini atau ada klaim atas karya saya ini.

Padang Panjang, 10 Mei 2021


Yang membuat pernyataan

Sri Suharni
85625752

LAPORAN KEGIATAN PRATIKUM


GERAK LURUS BERATURAN (GLB)

DAN

GERAK LURUS BERUBAH BERATURAN (GLBB)

OLEH:

SRI SUHARNI

856225752

UPBJJ-UT PADANG

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TERBUKA

TAHUN 2021

A. JUDUL PERCOBAAN
1. Gerak Lurus Beraturan (GLB)
2. Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB)
B. TUJUAN PERCOBAAN
1. Mengetahui Gerak Lurus Beraturan (GLB)
2. Mengetahui Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB)
C. ALAT DAN BAHAN
1. Katrol gantung tunggal
2. Stop watch
3. Penggaris
4. Beban gantung 100gr (2 buah)
5. Statif dan klem
6. Benang kasur
7. Plastisin
8. Beban tambahan
D. LANDASAN TEORI
Gerak Lurus Beraturan (GLB) adalah gerak suatu benda yang lintasannya berupa
garis lurus dengan kecepatan tetap. Kecepatan suatu benda yang bergerak lurus adalah
tetap bila dalam selang waktu, jarak di tempuh dan arahnya sama. Kecepatan dapat di
tulis dengan persamaan :
s m m
v= dimana v = Kecepatan benda ( atau )
t detik sekon
s = jarak yang di tempuh benda (m)
t = waktu yang di perlukan (detik/sekon)

Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB) adalah gerak yang lintasannya berupa garis
lurus dan kecepatannya selalu berubah secara tetap (beraturan) serta mempunyai percepatan
tetap. Besaran-besaran yang terdapat pada GLBB adalah :
vt = v0 ± a.t
vt 2 = V02 ± 2 a s
1 2
S = v0t ± at
2
ds
v =
dt
dv
a = = konstan
dt
Dimana :
m
vt = kecepatan sesaat benda ( )
sek
m
v0 = kecepatan awal benda ( )
sek
s = jarak yang di tempuh benda (m)
m
a = percepatan benda ( )
sek
E. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Gerak Lurus Beraturan (GLB)
a. Rakitlah alat dan bahan
b. Usahakan agar beban tambahan m tertinggal di ring pembatas bila M1 turun dan
M2 naik
c. Tandai ketinggian beban tambahan (m) mula-mula sama tinggi dengan titik A
d. Ukur panjang BC
e. Biarkan sistem bergerak m= M1 turun dan M2 naik. Catat waktu yang diperlukan
M1 untuk bergerak dari B ke C
f. Ulangi percobaan sampai 5 kali dengan jarak BC yang berbeda-beda (tinggi A
tetap, B tetap, C tetap)
2. Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB)
a. Rakitlah alat dan bahan
b. Tentukan dan ukur jarak AB dan BC usahakan (AB > BC)
c. Biarkan sistem bergerak (M1 dan m) turun dan M2 naik, usahakan agar beban
tambahan m tertinggal di ring pembatas B
d. Ukur waktu yang di butuhkan (M1 + m) dari A ke B (tAB) dan M1 untuk bergerak
dari B ke C (tBC)
e. Lakukan percobaan sampai 5x dengan jarak AB (titik A tetap, C tetap, B
berubah) dan catat datanya pada tabel.
F. HASIL PENGAMATAN
1. Gerak Lurus Beraturan (GLB)
Tabel pengamatan
No. Jarak BC s (m) Waktu t (sekon)
1 0,3 1,44
2 0,25 1,32
3 0,20 1,12
4 0,15 1
5 0,05 0,41
2. Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB)
Tabel pengamatan
No Beban (gr) SAB (cm) tAB (sek)
1 10 30 1,91
2 10 25 1,81
3 10 20 1,41
4 10 15 1,12
5 10 10 1

G. PERTANYAAN-PERTANYAAN
1. Buatlah grafik hubungan antara jarak (s) sebagai fungsi waktu (t) berdasarkan data
percobaan GLB (s sumbu vertikal dan t sumbu horizontal).
Jawaban :

2. Hitunglah kecepatan benda berdasarkan grafik diatas!


Jawaban :
Karena GLB maka berdasarkan grafik di atas kecepatannya adalah konstan/tetap yaitu

s
v= atau kecepatan = jarak tempuh : waktu
t
Percobaan 1 Percobaan 2
s s
V= V=
t t
0,3 m 0,25 m
= =
1,44 s 1,32 s
m m
= 0,21 = 0,19
s s

Percobaan 3 Percobaan 4
s s
V= V=
t t
0,20 m 0,15 m
= =
1,12 s 1s
m m
= 0,18 = 0,15
s s

Percobaan 5
s
V=
t
0,05 m
=
0,41 s
m
= 0,12
s

3. Buatlah kesimpulannya!
Jawaban :
Kesimpulannya adalah gerak lurus beraturan (GLB) adalah gerak suatu benda
yang lintasannya berupa garis lurus dengan kecepatan tetap atau konstan dengan
beban yang sama beratnya, semakin dekat jaraknya, semakin cepat pula waktu yang
diperlukan.
4. Buatlah grafik hubungan antara jarak AB (SAB) sebagai fungsi waktu (tAB) pada
percobaan GLBB!
Jawaban :
5. Hitunglah percepatan benda berdasarkan grafik diatas!
Jawaban :
Percobaan 1 Percobaan 2
s s
V = V =
t t
30 cm 25 cm
= =
1,91 s 1,81 s
cm cm
= 15,71 = 13,81
s s

Vt = V0 + at Vt = V0 + at
15,71 = 0 + a. 1,91 13,81 = 0 + a. 1,81
a = 15,71 / 1,91 a = 13,81 / 1,81
a = 8,23 cm/s2 a = 7, 63 cm/s2

Percobaan 3 Percobaan 4
s s
V = V =
t t
20 cm 15 cm
= =
1,41 s 1,12 s
cm cm
= 14,18 = 13,39
s s

Vt = V0 + at Vt = V0 + at
14,18 = 0 + a. 1,41 13,39 = 0 + a. 1,12
a = 14,18/ 1,41 a = 13,39/ 1,12
a = 10,06 cm/s2 a = 11,95 cm/s2

Percobaan 5
s
V =
t
10 cm
=
1s
cm
= 10
s

Vt = V0 + at
10 = 0 + a. 1
a = 10/ 1
a = 10 cm/s2

6. Buatlah kesimpulannya!
Jawaban :
Gerak lurus berubah beraturan (GLBB) adalah gerak lurus pada arah mendatar dengan
kecepatan yang berubah setiap saat, ini dikarenakan adanya percepatan yang tetap.
Dengan kata lain benda yang melakukan gerak dari keadaan diam atau mulai dengan
kecepatan awal akan berubah kecepatannya karena ada percepatan (a=t) atau
perlambatan (a= -).
GLBB memiliki ciri-ciri seperti dari waktu ke waktu kecepatan benda berubah,
semakin lama semakin cepat/lambat. Sehingga gerakan benda dari waktu ke waktu
mengalami percepatan/perlambatan. Untuk nilai percepatan positif (+) maka
dikatakan dengan gerakan mengalami percepatan.
7. Jelaskan perbedaan grafik GLB dengan Grafik GLBB?
Jawaban :
Grafik GLB berupa garis lurus, karena kecepatan suatu benda yang bergerak lurus
adalah tetap bila dalam selang waktu jarak tempuh dan arahnya sama. Sedangkan
grafik GLBB berupa garis lurus tetapi berubah-ubah, dikarenakan mengalami
percepatan yang tetap/konstan.
H. PEMBAHASAN
1. Gerak Lurus Beraturan (GLB)
Dari percobaan pengamatan yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa Gerak
Lurus Beraturan adalah gerak suatu benda yang lintasannya berupa garis lurus dengan
kecepatan tetap. Kecepatan suatu benda yang bergerak lurusw adalah tetap bila
dalams elanfg waktu jarak tempuh dan selang waktunya sama.
Berdasarkan hasil pratikum GLB (Gerak Lurus Beraturan) yang telah kami
lakukan Rabu, 5 Mei 2021, bahwa waktu yang diperlukan untuk jarak 0,3 m adalah
104 detik, jarak 0,25 m adalah 92 detik, jarak 0,20 m adalah 82 detik, jarak 0,15 m
adalah 71 detik, jarak 0,05 m adalah 41 detik. Pada gerak lurus beraturan (GLB) suatu
benda, semakin jauh jaraknya maka semakin lama waktu yang dibutuhkan untuk
bergerak. Dengan beban yang sama beratnya, makin dekat jaraknya makin cepat pula
waktu yang diperlukan.
2. Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB)
Dari percobaan pengamatan yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa Gerak
Lurus Berubah Beraturan (GLBB) adalah gerak yang lintasannya berupa garis lurus
dan kecepatannya selalu berubah secara tetap (beraturan) serta mempunyai percepatan
tetap.
Berdasarkan hasil pratikum GLBB (Gerak Lurus Berubah Beraturan) yang telah
kami lakukan Rabu, 5 Mei 2021, bahwa waktu yang ditempuh pada jarak 30 cm
adalah 1,91 sekon, waktu yang ditempuh pada jarak 25 cm adalah 1,81 sekon, waktu
yang ditempuh pada jarak 20 cm adalah 141 sekon, waktu yang ditempuh pada jarak
15 cm adalah 1,12 sekon, dan waktu yang ditempuh pada jarak 10 cm adalah 1 sekon.
Jadi, benda yang melakukan gerak dari keadaan diam atau mulai dengan kecepatan
awal akan berubah kecepatannya karena ada percepatan.
I. KESIMPULAN
Gerak Lurus Beraturan (GLB) adalah gerak suatu benda yang lintasannya berupa
garis lurus dengan kecepatan tetap atau konstan dengan beban yang sama beratnya,
semakin dekat jaraknya semakin cepat pula waktu yang di perlukan.
Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB) adalah gerak lurus pada arah mendatar
dengan kecapatan yang berubah setiap saat, di karenakan adanya percepatan yang tetap.
Dengan kata lain benda yang melakukan gerak dari keadaan diam atau mulai dengan
kecepatan awal akan berubah kecepatannya karena ada percepatan dan perlambatan.
J. DAFTAR PUSTAKA
Rumanta, Maman dkk. 2020. Praktikum IPA di SD. Tangerang Selatan:Universitas
Terbuka
K. KESULITAN YANG DI ALAMI: SARAN DAN MASUKAN
1. Kesulitan yang dialami adalah dalam perhitungan waktu baik pada GLB maupun
GLBB
2. Dalam pengambilan dokumentasi, karena waktu yang di butuhkan benda untuk
bergerak sangat sedikit.
3. Bagi peneliti selanjutnya agar lebih hati-hati dan teliti dalam menghitung waktu.
L. FOTO/VIDEO PRAKTIKUM

Alat dan Bahan

Awal Percobaan

Saat Percobaan
Akhir Percobaan

LAPORAN KEGIATAN PRATIKUM

JENIS-JENIS GELOMBANG

OLEH:
SRI SUHARNI

856225752

UPBJJ-UT PADANG

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TERBUKA

TAHUN 2021

A. JUDUL PERCOBAAN
Percobaan Jenis-Jenis Gelombang
B. TUJUAN PERCOBAAN
Mengamati bentuk dan jenis gelombang transversal dan gelombang longitudinal
C. ALAT DAN BAHAN
1. Slinki
2. Kabel listrik, panjang 5 m, ɸ = 0.5 cm
3. Benang kasur panjang 3 m
4. Karet gelang
D. LANDASAN TEORI
Gelombang dapat didefenisikan sebagai getaran yang merambat melalui medium
yang dapat berupa zat padat, cair, dan gas. Gelombang terjadi karena adanya sumber
getaran yang bergerak terus-menerus. Medium pada proses perambatan gelombang tidak
selalu ikut berpindah tempat bersama dengan rambatan gelombang. Misalnya bunyi yang
merambat melalui medium udara, maka partikel-partikel udara akan bergerak osilasi
(lokal) saja.
Gelombang merupakan fenomena perambatan energi, yang dapat di kelompokkan
berdasarkan arah rambat dan medium perambatannya. Berdasarkan arah rambatnya,
gelombang di bedakan menjadi gelombang longitudinal dan gelombang transversal.
Sedangkan medium perambatannya gelombang di bedakan menjadi gelombang mekanik
dan gelombang elektromagnetik. Selain itu sifat-sifat umum gelombang dapat di bedakan
menjadi 5 yaitu dapat di biaskan, dapat di pantulkan, dapat di lenturkan, dapat di
padukan dan dapat dikutubkan, sedangkan karakteristik gelombang dapat di bedakan
yaitu periodik, terjadi karena getaran, merambat dan dapat di nyatakan dalam bentuk
persamaan.
E. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Ambil slinki, rentangkan di atas lantai yang licin. Ikat salah satu ujung slinki pada
tiang yang cukup kokoh untuk menahannya atau di[egang oleh teman anda. Ujung
yang lain dipegang sendiri.
2. Usiklah ujung slinki yang anda pegang itu dengan cara menggerakan ujung slinki
dengan cepat ke kiri lain ke kanan seperti pada gambar berikut.

Amatilah gelombang yang terjadi pada slinki. Apa yang terjadi pada ujung slinki?
Apa yang merambat pada slinki?
3. Usik lagi ujung slinki berulang-ulang seperti langkah 2. Amati arah getar (arah
usikan) dan arah rambat gelombang. Gelombang yang terjadi ini disebut gelombang
transversal. Bagaimana arah getar dan arah gelombang tersebut?
4. Ikatkan karet gelang tersebut di tengah-tengah slinki. Lalu usik lagi ujung slinki yang
anda pegang berulang-ulang. Amatilah karet gelang tersebut, ketika gelombang
berjalan, ikut pindahkah karet gelang tersebut? Adakah energi yang merambat melalui
pegas? Jika ada, darimanakah asalnya?
5. Lakukan percobaan dari langkah a sampai dengan d sekali lagi. Kali ini slinki di ganti
dengan kabel listrik. Samakah hasilnya dengan menggunakan slinki. Jika ada
perbedaannya, sebutkan!
6. Ambil slinki, rentangkan di atas lantai yang licin ikat salah satu ujung pada tiang ynag
cukup kokoh atau dipegang dengan anda. Ujung yang lain dipegang sendiri. Usiklah
ujung slinki yang anda pegang berulang-ulang dengan cara menggerakan ujung slinki
dengan cepat ke belakang lain kedepan seperti gambar di berikut.

Amati arah getar (arah usikan) dan arah rambat gelombang-gelombang yang terjadi di
sebut gelombang longitudinal. Bagaimanakah arah getar dan arah rambat gelombang
longitudinal tersebut?
7. Apa perbedaan antara gelombang transversal dengan gelombang longitudinal?

F. HASIL PENGAMATAN
a. Slinki direntangkan diatas lantai yang licin,salah satu ujungnya dipegang sendiri dan
ujung yang lain dipegang teman. Lalu slinki diusik ujungnya dengan cara
menggerakkan ujung slinki dengan cepat kekiri lalu kekanan sehingga terjadi
rambatan pada slinki yang membentuk gelombang. Gelombang adalah gerakan
merambat pada suatu benda yang diberi energi.
b. Percobaan dilakukan beberapa kali sampai dapat diamati dan dilihat arah
usikan dan rambat gelombangnya. Ternyata arah usikan tegak lurus dengan arah
rambatannya. Hal demikian disebut gelombang transversal, yakni gelombang yang
arah getarannya tegak lurus pada arah rambatan gelombangnya.
c. Percobaan kedua diberi karet gelang ditengah-tengah slinki lalu ujung slinki yang
dipegang diusik secara berulang-ulang, ternyata karet gelang tersebut ikut berpindah
bersama gelombang, dan juga karet gelang berpindah karena adanya energi yang
merambat melalui slinki. Energi ini berasal dari usikan slinki (pada saat ujung slinki
digerakkan)
d. Percobaan ketiga, slinki diganti dengan kabel listrik. Langkahnya sama yaitu diberi
usikan diujung kabel, sedang ujung yang lain diikatkan pada tiang atau dipegang salah
seorang teman. Ternyata hasilnya berbeda dengan slinki. Bedanya adalah pada kabel
listrik tidak muncul gelombang. Pada saat diberi gelang dibagian tengah kabel,
ternyata karet gelang tidak berubah atau berpindah, berarti tidak ada energi pada kabel
listrik tersebut.
e. Percobaan kali ini slinki direntangkan diatas lantai,salah satu ujungnya
diikat pada tiang atau dipegang sendiri. Lalu ujung slinki diusik atau digerakkan
berulang-ulang dengan cepat kebelakang dan kedepan Pada percobaan ini diamati
arah usikan dan rambatannya (gelombang).Ternyata arah usikan searahdengan arah
rambatannya. Maka gelombang ini dinamakan Gelombang Longitudinal.
G. PERTANYAAN-PERTANYAAN
1. Apakah perbedaan gelombang transversal dan longitudinal?
Jawab :
Gelombang transversal  adalah gelombang yang memiliki arah rambat tegak lurus
dengan arah getarnya. Contoh gelombang transversal adalah gelombang pada tali.
Gelombang longitudinal adalah gelombang yang memiliki arah getar sejajar dengan
arah rambatnya contohnya adalah gelombang pada slinki yang digerakkan maju
mundur.
H. PEMBAHASAN
Slinki direntangkan diatas lantai yang licin,salah satu ujungnya dipegang sendiri dan
ujung yang lain dipegang teman.Lalu slinki diusik ujungnya dengan cara menggerakkan
ujung slinki dengan cepat kekiri lalu kekanan sehingga terjadi rambatan pada slinki yang
membentuk gelombang. Gelombang adalah gerakan merambat pada suatu benda yang
diberi energi.
Percobaan dilakukan beberapa kali sampai dapat diamati dan dilihat arah usikan dan
rambat gelombangnya.Ternyata arah usikan tegak lurus dengan arah rambatannya.Hal
demikian disebut gelombang transversal,yakni gelombang yang arah getarannya tegak
lurus pada arah rambatan gelombangnya.
Percobaan kedua diberi karet gelang ditengah-tengah slinki lalu ujung slinki yang
dipegang diusik secara berulang-ulang,ternyata karet gelang tersebut ikut berpindah
bersama gelombang,dan juga karet gelang berpindah karena adanya energi yang
merambat melalui slinki. Energi ini berasal dari usikan slinki (pada saat ujung slinki
digerakkan ).
Percobaan ketiga, slinki diganti dengan kabel listrik. Langkahnya sama yaitu diberi
usikan diujung kabel,sedang ujung yang lain diikatkan pada tiang atau dipegang salah
seorang teman. Ternyata hasilnya berbeda dengan slinki. Bedanya adalah pada kabel
listrik tidak muncul gelombang. Pada saat diberi gelang dibagian tengah kabel,ternyata
karet gelang tidak berubah atau berpindah,berarti tidak ada energi pada kabel listrik
tersebut.
Percobaan kali ini slinki direntangkan diatas lantai,salah satu ujungnya diikat pada
tiang atau dipegang sendiri. Lalu ujung slinki diusik atau digerakkan berulang-ulang
dengan cepat kebelakang dan kedepan,

Pada percobaan ini diamati arah usikan dan rambatannya (gelombang).Ternyata arah
usikan searah dengan arah rambatannya. maka gelombang ini dinamakan Gelombang
Longitudinal. Gelombang longitudinal Adalah gelombang yang memiliki arah getar
sejajar dengan arah rambatnya contohnya adalah gelombang pada slinki yang digerakkan
maju mundur. Gelombang transversal Adalah gelombang yang memiliki arah rambat
tegak lurus dengan arah getarnya. Contoh gelombang transversal adalah gelombang pada
tali.

I. KESIMPULAN
Gelombang transfersal adalah gelombang yang arah getarannya tegak lurus
dengan arah rambatannya. Gelombang longitudinal adalah gelombang yang arah
getarannya searah dengan arah rambatannya. Perbedaan antara gelombang transversal
dan gelombang longitudinal terletak pada arah rambatannya yaitu bila transversal tegak
lurus sedangkan longitudinal searah rambatannya.
J. DAFTAR PUSTAKA
Rumanta, Maman dkk. (2020). Praktikum IPA di SD. Tangerang Selatan: Universitas
Terbuka.
K. KESULITAN YANG DI ALAMI : SARAN DAN MASUKAN
Praktikan kesulitan dalam mencari slinki dan benang kasur. Sebaiknya Praktikum ini
dilakukan dengan sabar dan lebih teliti agar hasil yang di harapkan lebih maksimal.
L. FOTO/VIDEO PRAKTIKUM
Dokumentasi

Proses merentangkan slinki di atas lantai yang


licin. Ujung di pegang teman dan ujungnya lagi
di pegang teman yang lain.

Proses mengusik dan mengamati arah


gelombang

Proses percobaan pemberian karet gelang di


tengan kemudian di usik

Proses percobaan slinki di ganti dengan kabel, di


rentangkan di atas lantai yang licin.

Proses percobaan yang dilakukan usik kabel di


lantai licin dan memperhatikan gelombangnya.
LAPORAN KEGIATAN PRATIKUM

SIFAT PEMANTULAN GELOMBANG


OLEH:

SRI SUHARNI

856225752

UPBJJ-UT PADANG

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TERBUKA

TAHUN 2021

A. JUDUL PERCOBAAN
Sifat Pemantulan Gelombang
B. TUJUAN PERCOBAAN
Mengamati sifat pemantulan gelombang
C. ALAT DAN BAHAN
1. Slinki
2. Benang Kasur
3. Kerikil
D. LANDASAN TEORI
Jika gelombang melalui suatu hambatan/rintangan misalnya benda padat, maka
gelombang tersebut akan dipantulkan. Pemantulan gelombang pada ujung tetap akan
mengalami perubahan bentuk/fase. Akan tetapi pemantulan gelombang pada ujung bebas
tidak mengubah bentuk/fase.
Berdasarkan Arah Getar dan Arah Rambatnya, Gelombang dibagi menjadi dua, yaitu :
Gelombang Transversal adalah gelombang yang arah getarnya tegak lurus dengan arah
rambatannya. Gelombang longitudinal adalah gelombang yang arah rambatnya sejajar
dengan arah getarannya. Bentuk getarannya berupa rapatan dan renggangan.
Pemantulan gelombang (Refleksi) terjadi pada saat sebuah gelombang yang
merambat dalam suatu media sampai di bidang batas medium tersebut dengan media
lainnya. Dengan demikian, pemantulan (refleksi) sebuah gelombang adalah bidang batas
antara dua medium yang berbeda. Contoh lainnya adalah pemantulan gelombang pada
tali. Pada saat gelombang tali sampai di ujung tali (batas antara tali dan medium lain),
maka gelombang tersebut akan dipantulkan kembali ke dalam tali itu.
E. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Menjatuhkan kerikil diatas permukaan air yang ada didalam bak cucian. Kemudian
mengamati gelombang yang terjadi dipermukaan air. Bagaimana bentuk
gelombangnya, kemudian memperhatikan sisi bak yang dikenai gelombang. Dan
menentukan apakah ada gelombang yang dipantulkan.
2. Mengikat ujung slinki pada tiang dimana ujung tidak boleh bergeser.
3. Kemudian memegang dan menggetarkan ujung slinki yang lain cukup satu kali
sampai membentuk ½ gelombang.

Setelah itu mengamati perambatan ½ gelombang sampai gelombang hilang. Apakah


gelombang dapat dipantulkan? Mengamati bagaimana fase gelombang pantul dan
gelombang asalnya.
4. Mengikat ujung slinki yang sebelumnya terikat pada tiang dengan benang yang
panjangnya 150cm sehingga ujung slinki dapat bergerak bebas.
5. Memegang ujung slinki yang lain dengan tangan, kemudian menggetarkannya sampai
membentuk setengah gelombang. Setelah itu mengamati perambatan setengah
panjajng gelombang, bagaimana fase gelombang pantul dibanding gelombang
asalnya.
F. HASIL PENGAMATAN
Pada saat kerikil dijatuhkan ke atas air yang berada didalam bak gelombang yang
dihasilkan mirip gelombang transversal dimana arah gelombang tegak lurus dengan arah
rambatannya. Dan dibagian pinggir/sisi bak yang dikenai gelombang, gelombang
dipantulkan kembali. Pada slinki yang salah satu ujungnya diikat kuat pada tiang dan
digetarkan ujung lainnya dengan tangan sampai membentuk ½ gelombang, ternyata
gelombang dapat dipantulkan dan fase gelombang berlawanan arah dengan gelombang
aslinya. Sementara pada slinki yang salah satu ujungnya diikat dengan longgar/tali
panjangnya 150cm, sehingga slinki dapat bergerak bebas ternyata fase gelombang pantul
dan gelombang asalnya adalah sama.
G. PERTANYAAN-PERTANYAAN
1. Jika sebuah batu dilemparkan ke kolam, Anda akan melihat gelombang berjalan
di permukaan air. Apakah yang berjalan di permukaan air seperti yang Anda
lihat? Jelaskan!
Jawaban:
Batu yang dilemparkan ke kolam menyebabkan terjadinya gelombang di permukaan
air. Gelombang ini merupakan gelombang transversal, karena arah getarannya tegak
lurus dengan arah rambatannya yang membentuk seperti bukit dan lembah.

H. PEMBAHASAN
a. Percobaan di bejana berisi air
Gelombang yang terbentuk pada permukaan air adalah gelombang mekanik
yang memerlukan medium dalam perambatannya. Dan juga termasuk
gelombang transversal yang bentuk arah getarnya tegak lurus dengan arah
rambatannya. Jika diamati gelombang yang mengenai sisi bak air akan
dipantulkan kembali ke arah datangnya gelombang.
b. Percobaan menggerakkan slinki ke arah atas-bawah dengan salah satu ujung terikat
Hasil yang diperoleh ternyata gelombang tersebut dipantulkan kembali.
Pemantulan gelombang pada ujung tetap/terikat akan mengalami perubahan bentuk
atau fase (berlawanan arah).
c. Percobaan menggerakkan slinki ke arah atas-bawah dengan salah satu ujung
disambung dengan tali (ujung bebas).
Hasil yang diperoleh ternyata pemantulan gelombang pada ujung bebas tidak
mengubah bentuk atau fasenya (sama).
I. KESIMPULAN
Sifat pemantulan gelombang adalah:
1. Salah satu sifat gelombang adalah dapat dipantulkan.
2. Fase gelombang pantul dengan gelombang asal adalah sama.
3. Gelombang yang terjadi di air dapat dipantulkan kembali
4. Ujung slinki yang terikat kuat, gelombang datang dan gelombang
pantulnya fase gelombang berlawanan arah.
5. Ujung slinki yang terikat bebas, gelombang datang = gelombang pantulnya.
J. KESULITAN YANG DI ALAMI : SARAN DAN MASUKAN

Praktikan kesulitan dalam mencari slinki dan benang kasur. Sebaiknya Praktikum ini
dilakukan dengan sabar dan lebih teliti agar hasil yang di harapkan lebih maksimal.

K. DAFTAR PUSTAKA
Rumanta, Maman dkk. (2020). Praktikum IPA di SD. Tangerang Selatan: Universitas
Terbuka

L. FOTO/VIDEO PRAKTIKUM
Dokumentasi

Slinki yang di ikatkan dengan pada tiang


yang kokoh

Slinki yang di ikat dengan tali

Menjatuhkan kerikil diatas permukaan


air yang ada didalam bak cucian

LAPORAN KEGIATAN PRATIKUM

PEMANTULAN CAHAYA
OLEH:

SRI SUHARNI

856225752

UPBJJ-UT PADANG

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TERBUKA

TAHUN 2021

A. JUDUL PERCOBAAN
Pemantulan cahaya
B. TUJUAN PERCOBAAN
1. Mengetahui hasil dari pemantulan cermin datar
2. Mengetahui hasil dari pemantulan cermin cekung
3. Mengetahui hasil dari pemantulan cermin cembung
C. ALAT DAN BAHAN
1. Cermin datar (3x6 cm2)
2. Cermin cembung
3. Cermin cekung
4. Lampu senter
5. Busur derajat
6. Kertas putih
7. Lilin
8. Layar (tabir kertas
9. Celah cahaya
D. LANDASAN TEORI
Salah satu sifat cahaya adalah cahaya dapat dipantulkan melalui cermin datar,
cermin cekung dan cermin cembung. Cermin datar adalah cermin yang memiliki bagian
pemantul cahaya yang datar. Cermin ini merupakan cermin yang paling sering kita
gunakan dalam kehidupan sehari-hari.
Cermin cekung adalah cermin yang memiliki bagian pemantul cahaya berupa
cekungan. Cermin cekung biasa digunakan sebagai reflector (benda yang memantulkan
cahaya) misalnya pada senter, lampu sepeda, lampu mobil dan alat kerja dokter.
Sifat pemantulan pada cermin cekung :
1. Bayangan yang dihasilkan adalah bayangan nyata atau maya
2. Memantulkan berkas cahaya (kovergen)
Ada 3 sinar istimewa yang dapat digunakan untuk menentukan letak bayangan
sebuah benda yang berada di depan cermin cekung yaitu:
1. Sinar datang sejajar sumbu utama akan dipantulkan melalui titik focus
2. Sinar datang melalui titik fokus akan dipantulkan sejajar sumbu utama
3. Sinar datang menuju pusat kelengkungan akan dipantulkan kembali.
Cermin cembung adalah cermin yang memiliki bagian pemantul cahaya yang
berbentuk cembung, biasa digunakan untuk kaca spion kendaraan. Sifat pemantulan pada
cermin cembung:
1. Bayangan yang dihasilkan adalah bayangan maya yang diperkecil
2. Menyebarkan berkas cahaya (divergen
Peristiwa pemantulan pada cermin cembung mempunyai 3 sinar istimewa yaitu:
1. Sinar datang sejajar sumbu utama, akan dipantulkan seolah-olah dari titik fokusnya.
2. Sinar datang seolah-olah menuju titik fokus akan dipantulkan sejajar sumbu utama.
3. Sinar datang seolah-olah menuju pusat kelengkungan cermin akan dipantulkan
seolah-olah sinar datang dari titik tersebut.
Dari pemantulan tersebut, bayangan yang dihasilkan akan berbeda-beda. Ada
bayangan yang sama dengan benda, lebih kecil dari benda ataupun sama dengan benda
tersebut. Sifat-sifat dari ketiga jenis cermin tersebut pun akan berbeda dari cermin datar,
cermin cembung, dan cermin cekung.
E. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Percobaan pemantulan cahaya pada cermin datar
a. Susun lampu senter dan celah cahaya didepan cermin datar seperti gambar
dibawah ini!

b. Nyalakanlah lampu senter dan mengamati dengan baik jalannya berkas cahaya
pada saat sebelum dan sesudah mengenai cermin datar.
c. Gambarkanlah jalannya berkas sinar pada langkah (2), sehingga tampak sudut
datang dan sudut pantulnya.
d. Ukurlah besar sudut datang (i) dan besar sudut pantul (r) tersebut.
e. Letakkan sebuah benda (dalam hal ini lilin) didepan cermin datar dan mengamati
bayangan selama benda itu digeser-geserkan didepan cermin datar.
f. Catatlah bagaimana sifat-sifat bayangan yang dibentuk oleh cermin datar tersebut.

2. Percobaan pemantulan cahaya pada cermin cembung


a. Susun semua alat seperti gambar dibawah ini!

b. Nyalakanlah lilin dan mengamati dengan baik jalannya berkas cahaya pada saat
sebelum dansesudah mengenai cermin cembung.
c. Gambarkanlah jalannya berkas sinar pada langkah (2), sehingga Nampak sudut
datang dan sudut pantul serta bayangan yang terbentuk.
d. Catatlah bagaimana sifat-sifat bayangan yang dibentuk oleh cermin cembung
tersebut.
3. Percobaan pemantulan cahaya pada cermin cekung
a. Susunlah alat seperti Gambar dibawah ini.
b. Nyalakanlah lilin dan mengamati dengan baik jalannya berkas cahaya pada saat
sebelum dan sesudah mengenai cermin cekung.
c. Gambarlah jalannya berkas sinar pada langkah (2), sehingga tampak sudut datang
dan sudut pantulnya serta bayangan yang terbentuk.
d. Catat bagaimana sifat-sifat bayangan yang dibentuk oieh cermin cekung tersebut.
e. Aturlah jarak benda atau letak iayar agar pada Iayar terbentuk bayangan yang
jelas dan tajam.Selanjutnya ukur jarak benda dan jarak bayangan.
f. Jika benda di depan cermin cekung terus digeser menjauhi cermin, maka pada
jarak tertentu bayangan benda akan menghilang (tidak tampak). Ukur jarak benda
dan cermin cekung pada keadaan tersebut (s).
F. HASIL PENGAMATAN
1. Percobaan pemantulan cahaya pada cermin datar
a. Gambar jalannya berkas sinar pada cermin datar

b. Besar sudut datang (i) dan sudut pantul (r)


NO i ( derajat ) r (derajat )
1 45 45
2 60 60
3 90 90
4 120 120

c. Sifat bayangan yang dibentuk oleh cermin datar antara lain:


1) Tinggi benda sama dengan tinggi bayanagan
2) Jarak benda kecermin sama dengan jarak bayangan ke cermin
3) Tegak
4) Maya
5) Sama besar

2. Percobaan pemantulan cahaya pada cermin cembung.


a. Gambar jalannya berkas sinar pada cermin cembung.

b. Sifat bayangan yang dibentuk oleh cermin cembung


1) Maya.
2) Sama tegak.
3) Bayangan lebih kecil dari pada bendanya
c. Hasil pengamatan
No. Jarak benda Jarak bayangan Sifat bayangan
1 2 cm 7,2 cm Nyata, terbalik, diperbesar
2 3 cm 3,7 cm Nyata, terbalik, diperkecil
3 4 cm 2,7 cm Nyata, terbalik, diperkecil

3. Percobaan pemantulan cahaya pada cermin cekung


a. Gambar jalannya berkas sinar pada cermin cekung.
b. Sifat bayangan yang di bentuk
1) Maya
2) Sama Banyak
3) Bayangan dua kali atau lebih besar dari pada bendanya
c. Hasil Pengamatan

No Sifat bayangan
Jarak benda (cm) Jarak bayangan (cm)
.
1. 6 cm 9 cm Maya, tegak, diperbesar

2. 9 cm 6 cm Maya, tegak, diperbesar

3. 12 cm 4 cm Maya, tegak, diperbesar

4. 18 cm 3 cm Maya, tegak, diperbesar

G. PERTANYAAN-PERTANYAAN
1. Pada saat bayangan menghilang (tidak tampak) dalam cermin cekung, berarti
bayangan yang di bentuk cermin cekung ada di jauh tak berhingga (s’ = ~). Dengan
menggunakan landasan teori, tentukan jarak focus cermin cekung tersebut!
Jawaban:
Jarak fokus = jarak benda dari cermin cekung tersebut /
1
S = f sehingga = 0, dan s’ = ~
s'
2. Agar cermin cekung yang memiliki jarak focus 10 cm dapat membentuk bayangan
pada jarak dua kali jarak bendanya, dimanakah benda harus di letakkan dari cermin
cekung tersebut?
Jawaban:
F = 10 cm
Si = 2 So
1 1 1
= -
So f Si
1 1 1
= 10 - 2 So
So
1 1 1
+ =
So 2 So 10
3 1
So
= 5 , maka 3 x 5 = So dan So = 15 cm

3. Agar lensa cembung yang memiliki jarak focus 20 cm dapat membentuk bayangan
nyata pada jarak setengah kali jarak bendanya, dimanakah benda harus di letakkan
terhadap lensa cembung tersebut?
Jawaban:
F = 20 cm
1
M= kali
2
S = ….?
f
M=
s−f
1 20
=
2 s−20
s−20= 40
s = 40 + 20 = 60 cm

H. PEMBAHASAN
Pada pemantulan cahaya pada cermin datar, sinar datang kemudian memantul pada
cermin. Setelah dipantulkan, cermin tersebut juga menghasilkan sinar pantul. Sehingga,
sinar datang dan sinar pantul pada cermin datar adalah sama. Pada cermin datar,
bayangan yang dihasilkan sama dengan bendanya, baik itu dari bentuknya, ukurannya,
maupun posisinya. Pada pemantulan cahaya pada cermin cembung, bayangan yang
dihasilkan lebih kecil dari pada bendanya. Pada pemantulan cahaya pada cermin cekung,
bayangan yang dihasilkan akan menjadi 2 kali lebih besar daripada bendanya.
I. KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Salah satu sifat cahaya adalah dapat dipantulkan
2. Bayangan yang dihasilkan oleh cermin datar sama dengan bendanya
3. Bayangan yang dihasilkan oleh cermin cembung lebih kecil dari pada bendanya
4. Bayangan yang dihasilkan oleh cermin cekung 2 kali lebih besar daripada bendanya
J. DAFTAR PUSTAKA
Rumanta, Maman dkk. (2020). Praktikum IPA di SD. Tangerang Selatan: Universitas
Terbuka
K. KESULITAN YANG DI ALAMI: SARAN DAN MASUKAN
Praktikan kesulitan dalam mengukur pemantulan bayangan menggunakan busur
derajat, sehingga harus teliti agar mendapatkan hasil yang akurat, dan juga karena kurang
lengkapnya alat dan bahan untuk praktikum.
L. FOTO/VIDEO PRAKTIKUM

Alat dan bahan

Pemantulan cermin
datar

Pemantulan cermin
cembung

Pemantulan cermin
cekung
LAPORAN KEGIATAN PRATIKUM

PEMBIASAN CAHAYA

OLEH:

SRI SUHARNI
856225752

UPBJJ-UT PADANG

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TERBUKA

TAHUN 2021

A. JUDUL PERCOBAAN
Pembiasan Cahaya
B. TUJUAN PERCOBAAN
Mengetahui hasil pembiasan cahaya pada balok kaca, lensa cembung dan lensa cekung
C. ALAT DAN BAHAN
1. Lampu senter.
2. Celah cahaya.
3. Balok kaca.
4. Kertas putih.
5. Busur derajat.
6. Lensa cembung.
7. Lensa cekung.
8. Layar (tabir kertas).
9. Lilin
10. Penggaris panjang (100 cm).
D. LANDASAN TEORI
Mungkin kita pernah memperhatikan salah satu dari beberapa peristiwa berikut,
dasar kolam yang airnya jernih tampak lebih dangkal, pensil yang dicelupkan dalam air
kelihatan bengkok, menggunakan lup dapat melihat benda-benda kecil menjadi lebih
besar dan jelas.

Semua peristiwa tersebut disebabkan karena adanya pembiasan cahaya (refraksi),


yaitu peristiwa membeloknya arah perambatan cahaya, pada saat melalui dua medium
yang berbeda.

Indeks bias mutlak suatu bahan ialah perbandingan kecepatan cahaya di ruang
hampa dengan kecepatan cahaya di bahan tersebut. Indeks bias relatif merupakan
perbandingan indeks bias dua medium berbeda. Indeks bias relatif medium kedua
terhadap medium pertama ialah perbandingan indeks bias antara medium kedua dengan
indeks bias medium pertama. Pembiasan cahaya menyebabkan kedalaman semu dan
pemantulan sempurna.
Arah pembiasan cahaya dibedakan menjadi dua macam yaitu :
1. Mendekati garis normal
Cahaya akan dibiaskan mendekati garis normal jika cahaya merambat dari
medium optik kurang rapat ke medium optik lebih rapat, contohnya cahaya merambat
dari udara ke dalam air.
2. Menjauhi garis normal
Cahaya dibiaskan menjauhi garis normal jika cahaya merambat dari medium
optik lebih rapat ke medium optik kurang rapat, contohnya cahaya merambat dari
dalam air ke udara atau dari kaca ke udara. Pembiasan cahayanya tampak seperti
gambar di bawah ini

E. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Susunlah lampu senter, celah dan balok kaca seperti gambar dibawah ini :

2. Nyalakan lampu senter dan amati dengan baik jalannya berkas sinar pada saat
sebelum dan sesudah menembus balok kaca.
3. Gambarkanlah jalannya berkas sinar tersebut, sehingga tampak sudut datang dan
biasnya. Kemudian ukur besar sudut datang dan sudut bias tersebut.
4. Pergunakanlah lensa cembung untuk mengamati sebuah huruf pada buku dengan
jarak yang relative dekat antara lensa dan huruf. Kemudian huruf menjadi sanat besar
dan kabur atau tidak tampak. Ukur jarak huruf ke lensa pada saat tersebut dan catat
bagaimana sifat- sifat bayangan yang dibentuk oleh lensa cembung tersebut.
5. Susunlah lensa cembung, layar, lilin dan penggaris panjang

6. Atur letak lilin dan lensa cembung agar diperoleh bayangan nyala lilin paling tajam
pada tabir. Ukur jarak benda (s) dan jarak bayangan (s ), dan catat sifat-sifat
bayangan yang dibentuk lensa cembung tersebut.

7. Pergunakanlah sebuah lensa cekung untuk mengamati huruf pada buku, dengan
jarak yang relative dekat. Kemudian geserkan lensa secara perlahan-lahan menjauhi
huruf tersebut. Catat bagaimana sifat-sifat bayangan yang dibentuk oleh lensa
cekung tersebut.
F. HASIL PENGAMATAN
a. Gambar jalannya berkas sinar pada balok kaca

No Sudut datang (i) Sudut bias (r)


1 50° 50°
2 40° 40°
3 30° 30°
4 20° 20°

b. Hasil Pengamatan Pembiasan lensa cembung


No Jarak benda (cm) Jarak bayangan (cm)
1 25 100
2 30 60
3 40 44
4 45 35

c. Sifat bayangan yang di bentuk oleh lensa cembung


1. Bersifat nyata
2. Bersifat terbalik
3. Diperbesar
d. Sifat bayangan yang di bentuk oleh lensa cekung
1. Maya
2. Tegak
3. Bayangan tereduksi

G. PEMBAHASAN
Lensa cembung disebut juga lensa konvergen atau lensa positif merupakan lensa
yang memiliki bagian tengah lebih tebal daripada bagian ujungnya. Ada 3 buah sinar
istimewa pada lensa cembung, yaitu :
1. Sinar datang sejajar sumbu utama (SU) akan dibiaskan melalui titi api (fokus/f)

2. Sinar datang melalui titik api (f) akan dibiaskan sejajar sumbu utama (SU)

3. Sinar datang melalui titik pusat optik lensa (O) tidak dibiaskan melainkan diteruskan.
Lensa cembung bayangan yang dibentuk pun :
a. Bersifat nyata
b. Bersifat terbalik
c. Diperbesar
Lensa cekung (disebut juga lensa divergen atau lensa negatif) adalah lensa yang
memiliki bagian tengan lebih tipis daripada bagian ujungnya. Pembentukan bayangan
perhatikan gambar berikut:

Lensa cekung bersifat divergen atau menyebarkan cahaya. Pembentukan bayangan


pada Lensa cekung mempunyai titik api (fokus) yang dinyatakan dengan negatif. Agar
lebih mudah memahami pembentukan bayangan yang terjadi, maka perhatikan bagian-
bagian lensa cekung di bawah ini:

Tiga berkas cahaya/sinar istimewa pada lensa cembung


1. Sinar datang sejajar sumbu utama (SU) akan dibiaskan seolah-olah dari titik api (f1)
2. Sinar datang seolah-olah menuju titik api (f2) akan dibiaskan sejajar sumbu utama
(SU)

3. Sinar datang melalui titik pusat optik lensa (O) tidak dibiaskan melainkan diteruskan

Lensa cekung hanya dapat membentuk satu macam bayangan, yaitu bayangan maya
dari benda yang terletak di depan lensa dengan sembarang penempatan.

Sifat bayangan yang terjadi:


1. Maya (di depan lensa)
2. Tegak
3. Diperkecil
H. KESIMPULAN
Sifat bayangan pada lensa cembung:
1. Nyata
2. Terbalik
3. Diperbesar
Sifat bayangan pada lensa cekung:
1. Maya
2. Tegak
3. Bayangan tereduksi
I. DAFTAR PUSTAKA
Rumanta, Maman dkk. (2020). Praktikum IPA di SD. Tangerang Selatan: Universitas
Terbuka
J. FOTO/VIDEO PRAKTIKUM

Jalannya berkas sinar pada


balok kaca

Proses Pengamatan Lensa


cembung

Proses Pengamatan Lensa


cekung

Proses Pengamatan
pembiasan lensa cembung
LAPORAN KEGIATAN PRATIKUM

LENSA CEMBUNG DAN CERMIN CEKUNG

OLEH:

SRI SUHARNI

856225752
UPBJJ-UT PADANG

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TERBUKA

TAHUN 2021

A. JUDUL PERCOBAAN
Lensa Cembung dan Cermin Cekung
B. TUJUAN PERCOBAAN
1. Menentukan jarak titik api (f) lensa cembung
2. Menentukan kekuatan lensa cembung (P)
3. Menentukan jarak titik api (f) cermin cekung
C. ALAT DAN BAHAN
1. Meja optik
2. Lensa cembung
3. Cermin cekung
4. Layar
5. Sumber cahaya (lilin atau lampu)
D. LANDASAN TEORI
Dalam kehidupan sehari-hari dua alat optik yaitu cermin dan lensa banyak kita
jumpai, baik itu lensa cembung, lensa cekung, cermin datar, cermin cembung, maupun
cermin cekung. Cermin merupakan benda optis yang tidak tembus cahaya yang
memantulkan hamper semua cahaya yang datang. Sedangkan lensa adalah piranti optis
yang di batasi oleh dua permukaan bidang bola atau salah satu bidang batasnya bidang
datar. Pada percobaan ini di gunakan lensa cembung dan cermin cekung.
Titik api lensa positif (cembung) merupakan titik potong berkas sinar bias jika
sumber cahaya berada jauh tak terhingga. Sedangkan titik api cermin negatif (cekung)
merupakan titik potong berkas sinar pantul jika sumber cahaya berada jauh tak terhingga.
Persyaratan “jauh tak terhingga” dapat terpenuhi bila berkas sinar yang menuju ke
lensa atau cermin merupakan berkas yang sejajar. Jarak titik api (f) dapat di tentukan dari
hubungan :
1 1 1
= +
f s s'
dengan :
f = jarak titik api (m)
s = jarak benda (m)
s’ = jarak bayangan (m)
sedangkan keakuratan lensa (P) dinyatakan dengan :
1
P=
F
Dalam hal ini f harus dinyatakan dalam satuan meter dan satuan kekuatan lensa
adalah dioptri
E. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Percobaan Lensa Cembung
a. Susunlah lensa pada dudukannya dan letakan diantara layar dan sumber cahaya
b. Nyalakan sumber cahaya kemudian aturlah posisi benda dan lensa agar pada layar
terbentuk bayangan yang paling tajam
c. Ukurlah jarak benda ( s ) dan jarak bayangan ( s’ )
d. Ulangi percobaan beberapa kali dengan kedudukan benda yang berbeda.
2. Percobaan Cermin Cekung
a. Susunlah alat sesuai dengan percobaan cermin cekung
b. Nyalakanlah sumber cahaya dan aturlah kedudukan benda dan layar agar pada
layar terbentuk bayangan paling tajam.
c. Ukurlah jarak benda ( s ) dan jarak bayangan ( s’ )
d. Ulangi percobaan beberapa kali dengan kedudukan yang berbeda.
F. HASIL PENGAMATAN
1. Hasil pengamatan Lensa cembung
No. Jarak benda Jarak bayangan
1 25 13
2 28 10
3 13 25
4 33 5
5 5 33

Data percobaan lensa cembung f = 10 cm

No F S S’ 1 1 1 1 1
f s s'
+
s s'
1 10 25 13 0,1 0,04 0,07 0,11
cm 6
2 10 28 10 0,1 0,03 0,10 0,13
cm
3 10 13 25 0,1 0,07 0,04 0,11
cm
4 10 22 16 0,1 0,04 0,06 0,10
cm
5 10 20 18 0,1 0,05 0,05 0,10
cm

2. Hasil pengamatan cermin cekung


No Jarak benda (cm) Jarak bayangan (cm)
1 3 15 cm
cm
2 4 15 cm
cm
3 5 15 cm
cm
4 6 15 cm
cm
5 7 15 cm
cm

G. PERTANYAAN-PERTANYAAN
1. Tentukan jarak (f) lensa cembung yang anda gunakan dalam percobaan ?
Jawaban: jarak fokusnya (f) adalah 10 cm
2. Tentukan kekuatan lensa (P) yang anda pergunakan dalam percobaan ?
1 1
Jawaban: Kekuatan lensa P = = = 0,1 dioptri
f 10
3. Tentukan jarak fokus (f) cermin cekung yang anda digunakan!
Jawaban: fokus 5 cm
H. PEMBAHASAN
1. Lensa cembung
1
Fokus yang diperoleh pada saat percobaan dengan menggunakan rumus =
f

1 1
+ dari 5 kali percobaan hasilnya menunjukkan kesesuaian teori tersebut. Dengan
s s'

1 1
rata rata adalah 0,10 tiap percobaan. Untuk mengetahui kita dapat menjumlahkan
f f
perbandingan antara jarak benda dengan perbandingan jarak bayangan. Ada sedikit
jarak fokus yang didapatkan dari percobaan tersebut. Hal itu terjadi karena kurang nya
ketelitian peneliti saat melakukan penelitian.
2. Cermin cekung
Dari percobaan yang telah kami lakukan, di dapatkan bahwa titik fokus berada
pada jarak 5 cm. Jika cermin cekung diletakkan lebih dekat atau lebih jauh dari 5 cm,
maka bayangan akan tetap tertangkap oleh layar putih, tetapi bayangan tersebut tidak
tajam dan cenderung buyar. Bayangan akan tajam jika fokusnya berada pada jarak 5
cm.

I. KESIMPULAN
Dari hasil praktikum tersebut akhirnya dapat ditarik kesimpulan bahwa:
1. Pada percobaan lensa cembung, jarak benda (s) dan jarak bayangan benda s’

1 1 1
dihubungkan dengan jarak fokus (f) berlaku rumus = + . Untuk percobaan
f s s'
Nomor 3 ada sedikit selisih yang tidak terlalu signifikan, tapi dari percobaan dapat
dibuktikan bahwa ada kesesuaian rumus dengan hasil percobaan. Bayangan yang
dihasilkan oleh lensa cembung adalah maya, sama banyak, dan bayangan lebih besar
dari pada benda.
2. Bayangan yang dibentuk oleh cermin cekung akan sama tegak dengan bendanya jika
jarak benda lebih kecil dari jarak fokus. Bayangannya nyata selalu terbalik terhadap
bendanya. Bila suatu benda ditempatkan pada jarak lebih kecil dari jarak fokus
didepan cermin cekung bayangan maya. Bayangan tampak dibelakang cermin dengan
jarak bayangan (s’) negatif.
3. Cermin cekung, jari-jari kelengkungan dan jarak fokusnya positif, sedangkan jarak
bayangan bisa positif bisa negatif, bergantung letak bendanya. Bentuk bayangan
lebih kecil sedangkan sifat cermin adalah mengumpulkan cahaya.
J. DAFTAR PUSTAKA
Rumanta, Maman dkk. 2020. Praktikum IPA di SD. Tangerang Selatan: Universitas
Terbuka

K. KESULITAN YANG DI ALAMI:SARAN DAN MASUKAN


Ketika melakukan percobaan menggunakan lensa cembung di tempat dengan cahaya
terang, bayangan tidak terlihat pada layar.
L. FOTO/VIDEO PRAKTIKUM

Alat dan bahan

Proses praktikum
lensa cembung
Proses praktikum
cermin cekung

LAPORAN KEGIATAN PRATIKUM

PERUBAHAN WUJUD ZAT

(TITIK LEBUR ES)


OLEH:

SRI SUHARNI

856225752

UPBJJ-UT PADANG

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TERBUKA

TAHUN 2021

A. JUDUL PERCOBAAN
Titik Lebur Es
B. TUJUAN PERCOBAAN
1. Menguji bahwa titik lebur es adalah 0° C
2. Menguji titik didih air adalah 100°C
C. ALAT DAN BAHAN
1. Es batu 1 kg 2-3 buah
2. Thermometer 2 buah
3. Bejana Kaca 2 buah
4. Pengaduk/sendok kecil 2 buah
5. Bunsen/lampu spiritus 2 buah
6. Kasa 2 buah
7. Tripot 2 buah
8. Static 2 buah
D. LANDASAN TEORI
Titik didih adalah suhu dimana suatu zat mendidih, sedangkan titik lebur adalah
suhu dimana zat padat melebur. Pada zat cair seperti air dan alkohol mempunyai titik
didih yang berbeda, titik didih air 100°C sedangkan alkohol 78°C, sedangakan tembaga
mendidih di suhu 1.187°C. Titik didih suatu zat dapat naik dengan cara menaikan
tekanan dan menambahkan ketidak murnian pada zat tersebut, begitu pula sebaliknya.
Titik lebur suatu zat dapat berubah-ubah dipengaruhi oleh tekanan udara, dan
ketidakmurnian zat. Apabila tekanan udara luar berubah-ubah, maka titik lebur zat juga
akan mengalami perubahan. Hal ini dapat ditunjukkan bahwa pada tekanan udara lebih
dari 76 cmHg es akan melebur di bawah suhu 0°C, sedangkan dengan penambahan
ketidakmurnian zat titik lebur zat akan menurun.
E. PROSEDUR PERCOBAAN
Perhatikan rangkaian gambar dan petunjuk kegiatan di bawah ini:
1. Isilah bejana kaca dengan bongkahan es yang telah dihancurkan.
2. Panaskan bejana dengan nyala api kecil dan aduklah pelan-pelan secara terus
menerus sampai mencapai suhu 100°C.
3. Perhatikan perubahan bongkahan es dalam bejana dan perhatikan juga perubahan
suhu yang tertera pada termometer.
4. Catat setiap ada perubahan suhu dan perubahan wujud pada kertas kerja.

F. HASIL PENGAMATAN
a. Suhu es sebelum di panaskan
Berdasarkan percobaan yang dilakukan maka suhu es dalam bejana sebelum di
panaskan adalah 0°C.
b. Kenaikan suhu es
No 2 Menit Kenaik Suhu pada Keterangan
Ke an thermometer
Suhu
1 1 1° 1° Tidak mengalami kenaikan suhu
2 2 1° 2° Tidak mengalami kenaikan suhu
3 3 1° 3° Tidak mengalami kenaikan suhu
4 4 1° 4° Tidak mengalami kenaikan suhu
5 5 5° 9° Mengalami kenaikan suhu
6 6 12° 21° Mengalami kenaikan suhu
7 7 11° 32° Mengalami kenaikan suhu
8 8 8° 40° Mengalami kenaikan suhu
9 9 8° 48° Mengalami kenaikan suhu
10 10 7° 55° Mengalami kenaikan suhu
11 11 7° 62° Mengalami kenaikan suhu
12 12 6° 68° Mengalami kenaikan suhu
13 13 6° 74° Mengalami kenaikan suhu
14 14 4° 78° Mengalami kenaikan suhu
15 15 4° 82° Mengalami kenaikan suhu
16 16 3° 85° Mengalami kenaikan suhu
17 17 1° 86° Mengalami kenaikan suhu
18 18 1° 87° Mengalami kenaikan suhu
19 19 0° 87° Titik Didih
20 20 0° 87° Titik Didih

G. PERTANYAAN-PERTANYAAN
1. Benarkah perubahan wujud es menjadi air di karenakan adanya pemanasan?
Berikan jawaban singkat dan jelas!
Jawaban:
Ya karena berubahnya fisik suatu zat dari kondisi padat menjadi cair, dari cair
menjadi uap, dan sebaliknya, ini tentunya tidak begitu saja terjadi tanpa ada yang
mempengaruhi yaitu kalori (panas).
2. Saat thermometer menunjukkan skala 0°C, pemanasan masih berlangsung terus!
Apakah yang terjadi pada peristiwa ini?
Jawaban:
Proses ini terjadi karena terdapat proses dimana suhu es tidak mengalami kenaikan
walaupun pemanasan masih berlangsung.
3. Mengapa bongkahan es dan air suhunya tetap 0°C walau terjadi pemanasan terus
menerus?
Jawaban:
Karena pada suhu tersebut terjadi proses peleburan dengan energy laten
(tersembunyi).
4. Kapan suhu air dapat berubah mencapai suhu 100°C?
Jawaban:
Pada saat suhu tersebut menyerap panas, maka suhu itu akan naik sampai
temperature 100°C
H. PEMBAHASAN
Perubahan wujud es menjadi air dikarenakan adanya proses pemanasan saat
thermometer menunjukkan skala 0°C. Pemanasan masih berlangsung terus, dan yang
terjadi pada proses ini adalah bahwa es semakin mencair pada menit ke 20 suhu
menujukkan pada 87°C, dimana suhu ini sudah mulai mendidih.
I. KESIMPULAN
Titik lebur es pada suhu 0°C. Titik didih air maksimum 100° C, namun kadang
sebelum 100°C sudah mendidih. Hal ini karena pengaruh suhu udara lingkungan. Bila
semalin tinggi/panas cuacanya maka akan lebib cepat mendidih.
J. DAFTAR PUSTAKA
Rumanta, Maman dkk. (2020). Praktikum IPA di SD. Tangerang Selatan: Universitas
Terbuka

K. KESULITAN YANG DIALAMI:SARAN DAN MASUKAN


Agar hasil lebih akurat, hendaknya praktikan melakukan percobaan dengan hati-hati dan
teliti.
L. FOTO/VIDEO PRAKTIKUM

Alat dan Bahan

Awal Percobaan
Proses Percobaan

Akhir Percobaan

LAPORAN KEGIATAN PRATIKUM

PERPINDAHAN DAN PERTUKARAN PANAS PADA SUHU ZAT

(KONDUKSI)
OLEH:

SRI SUHARNI

856225752

UPBJJ-UT PADANG

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TERBUKA

TAHUN 2021

A. JUDUL PERCOBAAN
Konduksi
B. TUJUAN PERCOBAAN
Membuktikan bahwa kalor/panas dapat berpindah melalui cara konduksi
C. ALAT DAN BAHAN
1. Sebuah sendok dari logam
2. 200 mL air hangat
3. Sebuah gelas bening
D. LANDASAN TEORI
Konduksi panas atau konduksi termal adalah penjalaran kalor tanpa disertai
perpindahan bagian-bagian zat perantaranya. Penjalaran ini biasanya terjadi pada benda
padat. Konduksi terjadi dari benda yang bersuhu tinggi ke benda yang bersuhu rendah.
Benda suhunya tinggi akan melepaskan kalor, sedangkan zat yang suhunya rendah akan
menerima kalor, hingga tercapai kesetimbangan termal.
E. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Masukkan air hangat ke dalam gelas bening.
2. Masukkan sendok ke dalam gelas yang berisi air hangat.
3. Setelah beberapa saat peganglah ujung sendok dengan tangan.
4. Tetaplah memegang ujung sendok selama lebih kurang 2—3 menit.
5. Catatlah apa yang di rasakan.
F. HASIL PENGAMATAN
Beberapa saat setelah memegang sendok logam ujungnya dimasukkan ke dalam air
panas, kita akan merasakan panas. Panas yang kita rasakan itu merupakan perpindahan
panas secara konduksi. Pada perpindahan panas secara konduksi, partikel (bagian
terkecil) zat perantaranya tidak ikut berpindah. Jadi, perpindahan panas secara konduksi
yang berpindah hanya energi panasnya. Perpindahan panas secara konduksi umumnya
terjadi pada zat padat. Contoh konduksi adalah aluminium dan tembaga. sebenarnya
tembaga lebih cepat panas daripada aluminium. Namun, tembaga mahal sehingga yang
banyak digunakan adalah aluminium. dengan menggunakan bahan yang cepat menyerap
panas, diharapkan panas segera tersebar ke seluruh masakan. makin cepat panas tersebar,
berarti masakan makin cepat matang. Hal ini berarti makin menghemat bahan bakar.

G. PERTANYAAN-PERTANYAAN
1. Apa yang dirasakan setelah memegang sendok yang dimasukkan dalam air hangat?
Jawaban:
Lama kelamaan ujung sendok akan terasa hangat.
2. Mengapa ujung sendok yang dipegang terasa panas?
Jawaban:
Karena panas berpindah dari benda yang bersuhu tinggi ke benda yang bersuhu
rendah
3. Termasuk peristiwa apakah perpindahan panas pada percobaan ini? Mengapa disebut
demikian?
Jawaban:
Termasuk konduksi, karena panas berpindah tanpa diikuti dengan perpindahan zat
perantaranya.
H. PEMBAHASAN
Perpindahan kalor dengan cara konduksi adalah perpindahan panas dari zat padat.
Namun, zat padat ini tidak mengalami perpindahan. Jadi hanya panasnya saja yang
berpindah tanpa disertai perpindahan dari partikel-partikel zat padatnya.
Contoh perpindahan kalor secara konduksi:
Memasukkan sendok logam ke dalam gelas yang berisi air mendidih lama kelamaan
membuat seluruh sendok terasa panas.
I. KESIMPULAN
Peristiwa konduksi yang berpindah hanya energi kalornya saja sedangkan zat
perantaranya tidak ikut berpindah. Kalor akan berpindah dari benda bersuhu tinggi
menuju benda yang suhunya lebih rendah.
J. DAFTAR PUSTAKA
Rumanta, Maman dkk. (2020). Praktikum IPA di SD. Tangerang Selatan: Universitas
Terbuka
https://www.damaruta.com/2018/01/menyelidiki-perpindahan-panas-secara.html
K. KESULITAN YANG DIALAMI:SARAN DAN MASUKAN
Praktikan kesulitan dalam menemukan bahan konduksi yang ada pada modul 5, yaitu
Bunsen dan cakram konduksi, sehingga praktikan mencari alternative lain yaitu dengan
sendok logam yang di masukkan ke dalam gelas yang berisi air panas.

L. FOTO/VIDEO PRAKTIKUM

Alat dan Bahan

Awal percobaan

Proses Percobaan
Akhir Percobaan

LAPORAN KEGIATAN PRATIKUM

PERUBAHAN PANAS PADA SUATU ZAT

(PEMUAIAN BENDA GAS)


OLEH:

SRI SUHARNI

856225752

UPBJJ-UT PADANG

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TERBUKA

TAHUN 2021

A. JUDUL PERCOBAAN
Pemuaian Benda Gas
B. TUJUAN PERCOBAAN
Menguji pemuaian benda gas
C. ALAT DAN BAHAN
1. Botol minuman bekas 1 buah
2. Lilin 1 buah
3. Sedotan minum 1 buah
4. Baskom/ember 1 buah
5. Lilin mainan/malam secukupnya
D. LANDASAN TEORI
Suatu benda gas juga akan memuai jika terkena panas/dipanasi, seperti halnya benda
cair dan padat akan memuai jika terkena kalor atau panas. Hasil dari pemuaian benda gas
berupa gelembung-gelembung gas yang muncul pada permukaan air yang ada di dalam
baskom.
E. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Rakitlah alat dan bahan yang telah disiapkan.
2. Siapkan air dingin (bukan air es) dalam ember atau baskom.
3. Membuat rakitan sedotan minuman dengan lilin mainan yang ditempelkan pada
bagian penutup botol
4. Meletakkan ujung sedotan kedalam air pada baskom, dan mendekatkan ujung botol
sebelah kiri pada lilin yang telah dinyalakan sebelumnya
F. HASIL PENGAMATAN
No Cara Pertama Keterangan
Sebelum botol dipanaskan apa yang terlihat dalam Tidak ada
1
air
Setelah botol di panaskan, apa yang terlihat dalam Gelembung udara
2
air?
Kira-kira berapa lama setelah pemanasan timbul Kira-kira ±1 menit
3
gelembung air?

G. PERTANYAAN-PERTANYAAN
1. Coba jelaskan proses terjadinya ledakan balon dan ban kendaraan lengkap dengan
keterkaitanya antara volume suhu dan tekanan!
Jawaban:
Proses terjadinya ledakan balon atau ban kendaraan karena adanya pemuaian
gas yang melebihi titik yang maksimal. Pada balon yang meledak karena gas yang
ada didalam balon terkena panas sehingga memuai melebihi kapasitas gas yang ada
didalam, sehingga balon meledak. Sedangkan pada ban kendaraan yang meledak juga
hampir sama. Karena adanya gesekan antara kulit ban dengan jalan raya, maka gas
dalam kendaraan mengalami pemuaian dan jika melebihi pemuaiannya maka ban
akan meledak.
H. PEMBAHASAN
Dari percobaan diatas kita dapat mengetahui adanya pemuaian benda gas karena
adanya kalor atau pemanasan. Sebelum botol dipanaskan tidak ada terjadi apa-apa pada
air yang ada di dalam baskom, gelembung-gelembung gas baru akan muncul setelah
botol dipanaskan atau di dekatkan pada lilin yang menyala. Bahkan ± 1 menit
gelembung-gelembung akan muncul ketika botol terkena panas dari lilin yang menyala.
Semakin panas botol maka reaksi yang ditimbulkan dari air yang ada di dalam botol
semakin cepat bereaksi. Selain itu api pun akan merambat serta membakar bagian botol
yang telah dipanaskan. Adapun suhu air yang ada di dalam baskom tidak terjadi apa-apa
dalam artian tetap dingin dan tidak menimbulkan panas setelah gelembung-gelembung
bermunculan.
I. KESIMPULAN
Sebelum botol dipanaskan tidak ada terjadi apa-apa pada air yang ada di dalam
baskom, gelembung-gelembung gas baru akan muncul setelah botol dipanaskan atau di
dekatkan pada lilin yang menyala. Bahkan ± 1 menit gelumbung-gelembung akan
muncul ketika botol terkena panas dari lilin yang menyala. Ini lah bukti bahwa benda gas
juga dapat memuai apabila terkena kalor atau panas, seperti halnya benda cair dan padat
akan memuai apabila terkena kalor atau panas.
J. DAFTAR PUSTAKA
Rumanta, Maman dkk. (2020). Praktikum IPA di SD. Tangerang Selatan: Universitas
Terbuka

K. FOTO/VIDEO PRAKTIKUM

Awal percobaan

Proses Percobaan

Akhir Percobaan

Anda mungkin juga menyukai