Anda di halaman 1dari 102

LAPORAN III KEGIATAN PRAKTIKUM (LKP) IPA DI SD

MODUL 4,5,6 dan 7

NAMA : RAHMAD ARIWIBOWO


NIM : 856728859

UPBJJ PALEMBANG
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TERBUKA
TAHUN 2020
LEMBAR DATA

DATA MAHASISWA

Rahmad Ariwibowo
Nama :
856728859
NIM/ID Lainnya :
PGSD BI
Program Studi :

Nama Sekolah : Universitas Terbuka

DATA TUTOR

Nama : Dr. Ir. John Bimasri, M.Si

Instansi Asal : Universitas Musi Rawas

No.HP : 08127107403

Alamat email : jbimasri1966@gmail.com


LEMBAR KESEDIAAN MELAKSANAKAN PRAKTIKUM SECARA TATAP MUKA

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Rahmad Ariwibowo


Mahasiswa/Tutor/Instruktur* : Dr.Ir. Jhon Bimasri, M.Si
Program Studi/Bidang Ilmu : PGSD BI
Nama Sekolah/Instansi : Universitas Terbuka Pokjar Lubuk Linggau
Judul-judul praktikum : 1. Gaya listrik statis
2. gaya magnet
3. gaya gesek
4. gaya pegas
5. gaya berat
6. perpaduan gaya
7. GLB
8. GLBB
9. Titik lebur es
10. perubahan wujud padat menjadi gas, sebaliknya
11. perubahan wujud cair menjadi gas
12. percobaan jenis-jenis gelombang
13. percobaan sifat gelombang
14. percobaan gelombang stasioner
15. percobaan getaran benda oleh pegas
16. percobaan getaran benda pada ayunan
17. percobaan benda bergetar sebagai sumber bunyi
18. percobaan resonansi bunyi
19. pemantulan cahaya
20. pembiasan cahaya
21. difraksi, interferensi, dan dispense
22. lensa cembung, cermin cekung
23. bintik buta
24. iris (pupil) mata

dengan ini menyatakan bahwa saya melaksanakan praktikum dengan tanpa paksaan
dari pihak mana pun, telah melaksanakan protokol Covid19 sesuai aturan yang berlaku dan
tidak akan menuntut pihak mana pun dalam terjadi sesuatu yang tidak diinginkan sehubungan
pelaksanaan kegiatan praktikum dimaksud secara tatap muka.
Demikian lembar pernyataan kesediaan ini dibuat dengan sesungguhnya untuk dapat
dipergunakan dengan semestinya.

Mengetahui, Yang Membuat Pernyataan,


PJB BLBA UPBJJ-UT ……

Rahmad Ariwibowo
NIP. NIM.856728859
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama Mahasiswa : Rahmad Ariwibowo


NIM : 856728859
Program Studi : PGSD BI

Dengan ini menyatakan bahwa Laporan Kegiatan Praktikum ini merupakan hasil karya saya
sendiri dan saya tidak melakukan plagiarisme atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak
sesuai dengan etika yang berlaku dalam keilmuan. Atas pernyataan ini saya siap menerima
tindakan/sanksi yang diberikan kepada saya apabila dikemudian hari ditemukan pelanggaran
akademik dalam karya saya ini atau ada klaim atas karya saya ini.

Lubuklinggau,
November 2020
Yang membuat pernyataan

Rahmad Ariwibowo
MODUL 4 MEKANIKA

KEGIATAN PRAKTIKUM 1

A. JUDUL PERCOBAAN
Gaya Listrik Statis

B. TUJUAN

1. Untuk mengetahui adanya gaya listrik statis.


2. Untuk membuktikan adanya gaya listrik statis dengan menggunakan rambut kering

C. ALAT DAN BAHAN :


1. Sisir plastik
2. Penggaris
3. Potongan-potongan kertas kecil

D. LANDASAN TEORI
Gaya listik adalah tarikan/dorongan yang ditimbulkan oleh benda-benda yang bermuatan
listrik. Ada 2 jenis muatan litrsik, yaitu : muatan listrik positif dan muatan listrik negative.
Kekekalan muatan listrik menyatakan bahwa jika sejumlah muatan listrik dengan jenis
tertentu dihasilkan dalam suatu proses, maka sejumlah listrik bermuatan lawan jenisnya
dihasilkan, sehingga jumlah muatan neto suatu system terisolasi adalah nol.

E. CARA KERJA

1. Isilah lembar kerja sesuai dengan petunjuk


2.. Sisir rambut kering yang agak tebal dengan sisir plastik
3. Kemudian dekatkan sisir plastik itu ke potongan – potongan kertas kecil
4. amati apa yang terjadi
F.HASIL PENGAMATAN

Tabel Hasil Pengamatan

No Alat Bahan Ket


Rambut
Mengandung
1. Sisir Plastik √ muatan listrik

Keterangan :
√ = Mengandung muatan listrik

G. PERTANYAAN-PERTANYAAN
Pertanyaan: :
Pada kegiatan tersebut, gaya apakah yang menyebabkan potongan kertas tertarik oleh sisir
plastik yang digosokkan dengan rambut kering?
Jawab:
Pada kegiatan tersebut, gaya yang menyebabkan potongan kertas tertarik oleh sisir plastik
yang digososkkan pada rambut kering adalah gaya listrik statis

H. PEMBAHASAN

· Pada uji muatan listrik statis, sisir plastik yang digosokan ke rambut, kain, dan kulit,
kemudian didekatkan dengan potongan-potongan kertas kecil, maka yang terjadi adalah
potongan-potongan kertas akan tertarik kearah sisir plastik tersebut. Hal ini disebabkan
karena sisir plastik sudah mengandung/bermuatan listrik. Akan tetapi, tarikan tersebut hanya
berlangsung sementara (sebentar) hal itu terjadi karena sisir plastik menjadi tidak bermuatan
listrik lagi.

I. KESIMPULAN

Setelah melakukan percobaan, dapat kita simpulkan bahwa terdapat gaya listrik ststis pada
sisir dan penggaris plastik. Benda-benda plstik (sisir dan penggaris) dapat menarik potongan-
potongan kertas . Semua itu disebabkan karena benda plastik bermuatan gaya listrik statis,
jika benda tersebut disisirkan ke rambut yang kering atau digosok-gosokan ke kain atau ke
kulit. Namun gaya listrik statis itu hanya sementara. Sehingga dapat kita simpulkan bahwa
gaya listrik ststis tidak dapat kita raba atau di rasakan tetapi dapat kita lihat.

J. DAFTAR PUSTAKA
Rumanta, M. (2019). Praktikum IPA di SD. Jakarta: PT. Prata Sejati Mandiri.

K. KESULITAN YANG DIALAMI : SARAN DAN MASUKAN


1. Kesulitan
Alat yang kurang lengkap sehingga harus ke tempat yang ada lengkap alatnya.
2. Saran :

✓ Untuk mendapatkan hasil yang sesuai dan memuaskan lakukanlah percobaan dengan
teliti.
✓ Untuk mencapai praktikum yang lebih baik, waktu harus dipergunakan dengan
sebaik-baiknya.

L.FOTO/VIDEO PRAKTIKUM
Alat dan bahan; sisir dan potongan
kertas

Tahap Awal / Pembukaan

Proses mendekatkan sisir pada


potongan kertas, setelah sisir di
gosokkan/disisir kan pada rambut

Proses Kegiatan

Pencatatan hasil praktikum

Tahap akhir

KEGIATAN PRAKTIKUM 2
A. JUDUL PERCOBAAN
Gaya Magnet

B. TUJUAN

1. Untuk mengetahui bahwa magnet dapat menarik benda-benda tertentu


2. Untuk mengetahui jenis-jenis yang dapat ditarik magnet

C. ALAT DAN BAHAN


a. Magnet batang
b. Jarum jahit
c.Alumunium
d. Seng
e. Seutas Benang jahit
f. Potongan plastik
g. Potongan kertas
h. Statif
i. Isolatif plastik

D. LANDASAN TEORI
Magnet berasal dari kata “magnesia” yang artinya nama sebuah daerah kecil di Asia.
Dahulu, di tempat itulah orang pertama kali menemukan batu yang mampu menarik besi.
Batu itu kemudian di namakan magnet. Magnet tersebut tergolong magnet alam. Setelah
manusia menguasai teknologi, maka dibuat magnet buatan. Berbagai benda dapat ditarik oleh
magnet tersebut. Tetapi hanya benda-benda tertentu yang mampu ditarik oleh magnet.
Magnet mempunyai sifat-sifat antara lain :
1. Mampu menarik benda-benda tertentu
Magnet dapat menarik benda-benda yang terbuat dari logam tertentu, seperti besi, nikel,
dan kobalt. Sedangkan benda lain tidak dapat ditarik oleh magnet karena tidak
mengandung salah satu dari logam tersebut.
2. Kekuatan gaya magnet
Gaya magnet mampu menembus penghalang, yaitu benda nonmagnetik. Gaya tarik
magnet masih berpengaruh terhadap benda magnetis dibalik penghalang tersebut. Namun
jika penghalang itu terlalu tebal, maka pengaruh magnet bisa hilang. Dengan demikian,
kekuatan gaya tarik magnet dipengaruhi oleh ketebalan penghalang antara magnet dan
benda magnetis. Selain itu juga dipengaruhi oleh jarak magnet dengan benda magnetis.
3. Magnet mempunyai dua kutub, yaitu kutub utara dan kutub selatan. Dua kutub yang
senama
akan tolak-menolak dan dua kutub yang berbeda akan tarik-menarik.
4. Magnet digunakan pada berbagai macam peralatan mulai dari yang sederhana sampai
yang
rumit.
5. Membuat magnet
Selain magnet alam, terdapat juga magnet buatan. Ada beberapa cara membuat magnet
buatan, yaitu :a. Cara induksi. Benda magnetis yang menempel pada magnet dapat
menjadi bersifat seperti magnet. Benda ini dapat menarik benda-benda magnetis lainnya.
Sifat kemagnetan tersebut hanya berlangsung sementara. Jika benda dilepaskan dari
magnet. Maka sifat kemagnetannya akan hilang. b. Cara gosokan Pembuatan magnet
dapat dilakukan dengan cara menggosok-gosokkan besi atau baja dengan kutub sebuah
magnet. Semakin banyak gosokan yang dilakukan, semakin kuat sifat kemagnetan dari
besi atau baja tersebut. Sifat kemagnetan ini juga bersifat sementara.c. Cara aliran listrik
Magnet dapat juga dibuat dengan cara mengalirkan arus listrik. Arus listrik dapat
menimbulkan medan magnet. Magnet yang terjadi karena dialiri arus listrik disebut
elektromagnetik. Sifat kemagnetan benda yang dialiri arus listrik berlangsung sementara.
Jika arus listrik putus, sifat kemagnetan benda akan hilang.

E. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Isilah lembar kerja sesuai dengan petunjuk!
2. Dekatkan magnet batang dengan bahan yang tersedia tetapi tidak sampai bersentuhan
3. Amati apa yang terjadi
4. Masukan data dalam tabel pengamatan

F. HASIL PENGAMATAN

Tabel 4.1
Hasil Pengamatan gaya magnet
No Magnet Bahan Tertarik / Tidak tertarik
1 Magnet Jarum jahit Tertarik
2 Magnet Aluminium Tidak tertarik
3 Magnet Seng Tertarik
4 Magnet Benang jahit Tidak tertarik
5 Magnet Plastik Tidak tertarik
6 Magnet Kertas Tidak tertarik

G. PERTANYAAN-PERTANYAAN
Mengapa benda-benda logam yang kecil dapat ditarik oleh magnet batang?
Jawab:
Karena benda-benda kecil tersebut mengandung sifat magnetis, sehingga jika didekatkan
dengan magnet batang, maka akan tertarik emndekati magnet tersebut.

H. PEMBAHASAN
Untuk mengetahui bahan-bahan apa saja yang bisa/ttidak tertarik oleh magnet, maka kita
lakukan percobaan diatas. Hasil data pengamatan tersebut dapat kita ketahui bahwa jarum
jahit dan seng tertarik oelh magnet. Sedangkan alumunium, benang jahit, plastik, dan kertas
tidak tertarik oleh magnet. Jarum jahit dan seng tertarik mendekati magnet yang kita
dekatkan.

I. KESIMPULAN
Setelah kita melakukan percobaan dan mengetahui hasilnya, maka dapat kita simpulkan
bahwa magnet dapat menarik benda-benda tertentu yang terbuat dari besi, nikel, kobalt yang
disebut benda magnetik. Sedangkan benda-benda yang lain tidak tertarik oleh magnet dan
disebut benda nonmagnetik.

J. DAFTAR PUSTAKA

Rumanta, M. (2019). Praktikum IPA di SD. Jakarta: PT. Prata Sejati Mandiri.

K. KESULITAN YANG DIALAMI : SARAN DAN MASUKAN


1. Kesulitan
Alat yang kurang lengkap sehingga harus ke tempat yang ada lengkap alatnya.
2. Saran :

✓ Untuk mendapatkan hasil yang sesuai dan memuaskan lakukanlah percobaan


dengan teliti.
✓ Untuk mencapai praktikum yang lebih baik, waktu harus dipergunakan dengan
sebaik-baiknya.

L. FOTO/VIDEO
Persiapan alat dan bahan

Tahap Awal / Pembukaan

Proses Kegiatan
Pencatatan hasil praktikum

Tahap Akhir
KEGIATAN PRAKTIKUM 3

A. JUDUL PERCOBAAN
Gaya Gesek

B. TUJUAN

Untuk mengetahui adanya gaya gesek suatu benda (balok)

C. ALAT DAN BAHAN


1. kereta
2. Neraca pegas 2 buah
3. Balok kayu / benda lainnya

D. LANDASAN TEORI
Gaya gesek adalah gaya yang berarah melawan gerak benda atau arah kecenderungan
benda akan bergerak. Gaya gesek muncul apabila dua buah benda bersentuhan. Benda-benda
yang dimaksud di sini tidak harus berbentuk padat, melainkan dapat pula berbentuk cair,
ataupun gas. Gaya gesek antara dua buah benda padat misalnya adalah gaya gesek statis dan
kinetis, sedangkan gaya antara benda padat dan cairan serta gas adalah gaya Stokes.

E. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Letakan sebuah balok kayu/lainnya di atas meja.
2. Kaitkan ujung neraca pegas pada balok (seperti Nampak pada gambar)
3. Tariklah neraca pegas ke kanan perlahan-lahan, dan catat penunjukan pada skala neraca
pegas (saat balok mulai bergerak).
4. Tarik terus balok bergerak dan catat berapa gaya yang diperlukan untuk bergerak.

F. HASIL PENGAMATAN

1. Tabel Hasil Pengamatan

No Keadaan balok Penunjukkan neraca pegas (Newton)


1 Sebelum bergerak 0
2 Saat akan bergerak 2,5
3 Sesudah bergerak 1

G. PERTANYAAN-PERTANYAAN
Pertanyaan:
Pada percobaan tersebut, kenapa balok di atas meja hanya dapat ditarik dengan gaya tertentu?
Jawab:
Pada percobaan tersebut, balok diatas meja hanya dapat ditarik dengan gaya gesek karena
semakin besar/luas benda yang bergesekan semakin besar pula gaya gesek yang ditimbulkan
berarti gerak benda semakin terhambat.
H. PEMBAHASAN
Keadaan balok sebelum bergerak neraca pegas menunjukkan di angka 0 N kemudian
pada saat bergerak, neraca menunjukkan angka 2,5 N dan setelah bergerak neraca
menunjukkan angka 1 N. Gaya gesek pada saat benda diam adalah 0 dan gaya gesek sebelum
bergerak lebih besar dibandingkan dengan sesudah bergerak. Hal ini disebabkan benda diam
yang akan bergerak mengalami gaya gesek yang lebih besar dibandingkan dengan benda
yang sudah bergerak dan sedang bergerak.

I. KESIMPULAN
Gaya gesek pada saat benda diam adala 0 dan gaya gesek seblum bergerak lebih besar
dibandingkan dengan sesudah bergerak. Gaya gesek yang bekerja pada saat benda diam
adalah gaya gesek statis dan gaya gesek yang bekerja pada saat benda bergerak adalah gaya
gesek kinetis.

J. DAFTAR PUSTAKA
Rumanta, M. (2019). Praktikum IPA di SD. Jakarta: PT. Prata Sejati Mandiri.

K. KESULITAN YANG DIALAMI : SARAN DAN MASUKAN


1. Kesulitan
Alat yang kurang lengkap sehingga harus ke tempat yang ada lengkap alatnya.
2. Saran

✓ Untuk mendapatkan hasil yang sesuai dan memuaskan lakukanlah percobaan


dengan teliti.
✓ Untuk mencapai praktikum yang lebih baik, waktu harus dipergunakan dengan
sebaik-baiknya.
L. FOTO/VIDEO

Tahap Awal / Pembukaan

Proses Kegiatan

Tahap Akhir
KEGIATAN PRAKTIKUM 4 GAYA

A. JUDUL PERCOBAAN : Gaya Pegas

B. TUJUAN PERCOBAAN :
Menjelaskan konsep Gaya Pegas

C. ALAT DAN BAHAN


1. Karet gelang
2. Penggaris
3. Beban
4. Statif

D. LANDASAN TEORI
Gaya pegas adalah gaya yang timbul karena pegas. Gaya pegas timbul karena ada
sifat elastik. Sifat elastik pada benda apabila diubah bentuknyakemudian dilepas, benda
tersebut akan kembali kebentuk semula. Padahal pada kenyataannya, pegas biasanya
dihasilkan oleh benda berbahan logam dan tidak memiliki kelenturan. Namun akibat
gaya yang dihasilkan, benda tersebut bisa memiliki sifat elastis.
Salah satu contoh sederhana yang biasa dilihat dalam kehidupan sehari-hari adalah
gerakan peer. Sistem kerja dari peer tersebutlah yang membuat jam bisa berputar dan
menunjukkan waktu yang sesuai.

E. PROSEDUR PERCOBAAN
a. Ambil seutas karet gelang, gantungkan salah satu ujungnya pada statif
b. Gantungkan pula sebuah beban pada ujung karet yang satu lagi.
c. Tariklah beban kebawah, kemudian lepaskan. Amati apa yang terjadi ?

F. HASIL PENGAMATAN
Karet gelang yang diberi beban bila ditarik ke bawah selama beberapa kali akan
bergerak kembali ke atas. Hal ini di sebabkan oleh kelenturan dan gaya dorong yang
ada pada karet gelang yang menimbulkan gaya pegas.
G. PERTANYAAN-PERTANYAAN
-
H. PEMBAHASAN
Dari hasil pengamatan gaya yang terjadi adalah gaya pegas, karena karet gelang
tersebut kembali ke bentuk semula (karet gelang merupakan benda yang elastic). Bila
suatu benda di kenai sebuah gaya dan kemudian gaya tersebut di hilangkan, maka benda
akan kembali ke bentuk semula, berarti benda itu adalah benda elastic. Namun pada
umumnya benda bila dikenai gaya tidak dapat di kembalikan kebentuk semula
walaupun gaya yang bekerja sudah hilang. Benda seperti ini disebut benda plastis. Jadi
benda elastic yang kembali kebentuk semula mempunyai gaya pegas sedangkan benda
plastis tidak mempunyai gaya pegas.

I. KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan ,ternyata semakin besar gaya yang
bekerja pada suatu pegas ,maka semakin besar pula pertambahan panjangnya. Hal ini
juga dipengaruhi oleh besarnya massa benda yang mempengaruhi besarnya gaya tarik
pegas. Dimana gaya tarik pegasnya berbanding lurus dengan massa benda.Besarnya
konstanta pegas tergantung dari pada jenis pegas yang bekerja.

J. DAFTAR PUSTAKA

Rumanta, maman dkk, (2019). Praktikum IPA di SD. Tangerang Selatan : Universitas
Terbuka
K. KESULITAN YANG DIALAMI: SARAN DAN MASUKAN

1. Dukungan universitas terhadap kegiatan praktikum masih bersifat dukungan moril.


2. Fasilitas yang menunjang praktikum tidak lengkap, banyak peralatan yang tidak
dimiliki.

3. Pada tahap pelaksanaan praktikum sangat sulit membagi waktu antara aktivitas
harian dan pelaksanaan praktikumnya.

SARAN DAN MASUKAN


1. Mahasiswa harus melakukan dan menyiapkan segala sesuatunya secara mandiri dan
harus mencari informasi sebanyak-banyaknya dari berbagai sumber.

2. Kita harus pandai melakukan improvisasi terhadap peralatan yang akan digunakan
untuk praktikum dan juga harus memiliki relasi yang Linier agar dapat meminjam
peralatan daripada beli dan hanya digunakan beberapa kali saja.

3. Kita harus membagi waktu dengan baik agar pelaksanaan praktikum dapat
dilaksanakan dengan maksimal.

L. FOTO/VIDEO PRAKTIKUM

Foto tersebut merupakan foto alat dan


bahan yang digunakan

Tahap Awal / Pembukaan

Proses percobaan

Proses Kegiatan

Hasil percobaan yang dilakukan

Tahap Akhir
KEGIATAN PRAKTIKUM 5

A. JUDULPERCOBAAN : Gaya Berat

B. TUJUAN PERCOBAAN :
Untuk mengetahui adanya gaya berat pada benda untuk bergerak.

C. ALAT DAN BAHAN


1. Karet gelang
2. Penggaris
3. Beban sebagai ukuran
4. Statif

D. LANDASAN TEORI
Gaya berat (gaya gravitasi) adalah suatu gaya yang bersifat menarik suatu benda
menuju benda lain.Segala benda dapat jatuh ke bumi kareba bumi menarik benda
tersebut. gaya tarik bumi dinamakan gaya gravitasi bumi. Benda jatuh bebas disebabkan
oleh gaya gravitasi bumi.

E. PROSEDUR PERCOBAAN
a. Ambil seutas karet gelang, gantungkan salah satu ujungnya pada statif
b. Ukur panjang karet gelang mula –mula.
c. Gantungkan pula beban pada ujung karet yang satu lagi.
d. Ukur panjang karet gelang sekarang
e. Ulangi mengukuran panjang karet gelang setiap pengganti beban yang lebih besar ( 5
macam beban).
f. Tulislah hasil pengukuran pada tabel 3.4.
F. HASIL PENGAMATAN

Tabel 4.3 Pengamatan Gaya Berat


Panjang Karet gelang mula-mula 5 cm

No Massa Beban (gr) Panjang Karet Gelang (cm)


1 10 5
2 20 10
3 30 15
4 40 20
5 50 25

G. PERTANYAAN-PERTANYAAN
- Mengapa panjang karet gelang bertambah sesuai dengan bertambahnya beban yang
digantungkan?
Jawaban :
karena semakin besar/berat benda, maka gaya gravitasinya juga semakin besar. Sehingga
semakin besar gaya gravitasi buminya, maka gaya tarik bumi juga semakin besar yang
menyebabkan panjang karet semakin panjang.

H. PEMBAHASAN

Setiap benda mempunyai gaya berat (gravitasi). Besar gaya gravitasinya


tergantung berat benda tersebut. Setelah kita melakukan percobaan di atas, maka dapat
kita ketahui bahwa semakin berat beban yang kita gantungkan, maka semakin panjang
karet gelangnya. Semua itu disebabkan karena gaya gravitasi yang terdapat pada benda
tersebut juga semakin besar, jika beban yang digantungkan juga besar.

I. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengamatan selama percobaan diketahui bahwa panjang karet
gelang akan bertambah seiring dengan bertambahnya berat beban yang digantungkan.

J. DAFTAR PUSTAKA
Rumanta, maman DKK (2019). Praktikum IPA di SD. Tangerang Selatan : Universitas
Terbuka
K. KESULITAN YANG DIALAMI: SARAN DAN MASUKAN

1. Dukungan universitas terhadap kegiatan praktikum masih bersifat dukungan moril.


2. Fasilitas yang menunjang praktikum tidak lengkap, banyak peralatan yang tidak
dimiliki.

3. Pada tahap pelaksanaan praktikum sangat sulit membagi waktu antara aktivitas
harian dan pelaksanaan praktikumnya.

SARAN DAN MASUKAN


1. Mahasiswa harus melakukan dan menyiapkan segala sesuatunya secara mandiri dan
harus mencari informasi sebanyak-banyaknya dari berbagai sumber.

2. Kita harus pandai melakukan improvisasi terhadap peralatan yang akan digunakan
untuk praktikum dan juga harus memiliki relasi yang Linier agar dapat meminjam
peralatan daripada beli dan hanya digunakan beberapa kali saja.

3. Kita harus membagi waktu dengan baik agar pelaksanaan praktikum dapat
dilaksanakan dengan maksimal.
L. FOTO/VIDEO PRAKTIKUM

Foto tersebut merupakan foto alat dan


bahan yang digunakan

Tahap Awal / Pembukaan

Proses kegiatan percobaan

Proses Kegiatan

Tahap Akhir
KEGIATAN PRAKTIKUM 6

A. JUDULPERCOBAAN : Perpaduan Gaya

B. TUJUAN PERCOBAAN :
1. Untuk mengetahui gaya apa saja yang terdapat pada benda yang bergerak.
2. Gaya apa saja yang mempengaruhi benda yang bergerak..

C. ALAT DAN BAHAN


1. Kereta
2. Neraca pedas 2 buah

D. LANDASAN TEORI
Perpaduan gaya adalah macam-macan gaya yang terdapat dalam suatu percobaan
tertentu. Pengalaman sehari-hari menunjukkan bahwa gaya yang dilakukan pada suatu
benda dilakukan oleh benda lain.
Berdasarkan Hukun Newton dapat dinyatakan : Bilamana suatu benda melakukan gaya
pada benda lain, benda kedua melakukan gaya yang sama, tetapi berlawanan arah
terhadap benda yang pertama.

E. PROSEDUR PERCOBAAN
a. Ambillah sebuah balok kayu yang cukup ringan dan dua buah neraca pegas yang
sama.
b. Hubungkan kedua ujung balok masing-masing dengan neraca pegas dengan keadaan.
c. Catatlah besar gaya pada masing-masing neraca pegas.
F. HASIL PENGAMATAN

Tabel 4.4 Pengamatan


Perpaduan Gaya

Penunjukkan Besar gaya oleh neraca pegas


No.
1 (Newton) 2 (Newton)
1 1 0,5
2 2 1
3 3 1,5
4 4 2
5 5 2,5

G. PERTANYAAN-PERTANYAAN
1. Pada kegiatan A, gaya apaka yang menyebabkan potongan kertas tertarik oleh sisir
plastik yang digosokkan pada rambut kering ?
Jawaban :
Gaya listrik statis.
2. Pada kegiatan B, mengapa benda-benda logam yang kecil dapat ditarik oleh magnet
batang ?
Jawaban :
karena benda-benda tersebut mengandung logam dan bersifat magnetis.
Pada kegiatan C, kenapa balok diatas meja hanya dapat ditarik dengan gaya tertentu ?
Jawaban :
Balok di atas meja hanya dapat ditarik karena terjadinya gaya gesek antara balok
kayu dengan permukaan meja.
3. Pada kegiatan D, a pa yang menyebabkan benda yang digantung pada karet
gelang bila ditarik kebawah akan kembali ke atas ?
Jawaban :
Karena adanya gaya pegas.
4. Pada kegiatan E, mengapa panjang karet gelang bertambah sesuai dengan
bertambahnya beban yang digantungkan ?
Jawaban :
karena semakin berat suatu beban/benda yang digantungkan maka semakin besar
pula gaya yang terjadi pada karet gelang tersebut.
H. PEMBAHASAN
Jika suatu benda ditarik oleh dua gaya yang berbeda besarannya, maka besarnya
gaya yang ditimbulkan juga berbeda. Sesuai dengan tabel hasil pengamatan perpaduan
gaya diketahui bahwa apabila dua gaya telah bekerja pada balok, namun balok tetap
diam, maka resultan dua gaya yang bekerja pada balok tersebut adalah nol. Hal ini terjadi
karena dua gaya bekerja saling berlawanan arah sehingga benda berada dalam keadaan
seimbang.

I. KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan Bahwa setiap 2 benda yang bekerja
memiliki dua gaya yaitu gaya aksi dan reaksi.

J. DAFTAR PUSTAKA

Rumanta, maman DKK (2019). Praktikum IPA di SD. Tangerang Selatan : Universitas
Terbuka

K. KESULITAN YANG DIALAMI: SARAN DAN MASUKAN

1. Dukungan universitas terhadap kegiatan praktikum masih bersifat dukungan moril.


2. Fasilitas yang menunjang praktikum tidak lengkap, banyak peralatan yang tidak
dimiliki.

3. Pada tahap pelaksanaan praktikum sangat sulit membagi waktu antara aktivitas
harian dan pelaksanaan praktikumnya.

SARAN DAN MASUKAN


1. Mahasiswa harus melakukan dan menyiapkan segala sesuatunya secara mandiri dan
harus mencari informasi sebanyak-banyaknya dari berbagai sumber.

2. Kita harus pandai melakukan improvisasi terhadap peralatan yang akan digunakan
untuk praktikum dan juga harus memiliki relasi yang Linier agar dapat meminjam
peralatan daripada beli dan hanya digunakan beberapa kali saja.

3. Kita harus membagi waktu dengan baik agar pelaksanaan praktikum dapat
dilaksanakan dengan maksimal.
L. FOTO/VIDEO PRAKTIKUM

Foto tersebut merupakan foto alat dan


bahan yang digunakan

Tahap Awal / Pembukaan

Proses pelaksanaan percobaan

Proses Kegiatan

Hasil Pengamatan percoabaan yang


sudah dilakukan.

Tahap Akhir
KEGIATAN PRAKTIKUM 7

1. GERAK LURUS BERATURAN (GLB)

A. JUDUL PERCOBAAN
Gerak Lurus Beraturan

B. TUJUAN PERCOBAAN
1. Menghitung kecepatan benda
2. Menghitung percepatan benda
3. Membuat grafik hubungan antara jarak dan waktu
4. Membuat grafik hubungan antara keceptan dan waktu

C. ALAT DAN BAHAN


1. Katrol gantung tunggal
2. Stop watch
3. Penggaris
4. Beban gantung 100 gr (2 buah)
5. Statif dan klem
6. Benang kasur
7. Plastisin
8. Beban tambahan

D. LANDASAN TEORI
Gerak lurus beraturan adalah gerak benda titik yang membuat lintasan berbentuk garis lurus
dengan sifat bahwa jarak yang ditempuh tiap satu satuan waktu tetap baik besar maupun arah.
Pada gerak lurus beraturan, rata-rata sama dengan sesaat yang tetap baik besar maupun arah.
Dengan perkataan lain: Kecepatan rata-rata pada gerak lurus beraturan tak tergantung ada
interval (jangka) waktu yang dipilih. Percepatan pada gerak lurus beraturan adalah , sebab
tetap, berarti pada gerak lurus berarturan tidak ada percepatan (Sarojo, 2002 : 37-39).
Ciri-Ciri Gerak Lurus Beraturan (GLB)
Suatu benda dikatan bergerak lurus beraturan jika menunjukan ciri-ciri sebagai berikut ini
:
• Pada sebuah lintasannya berupa garis lurus atau masih bisa dianggap sebagai lintasan yang
lurus.
• Pada kecepatan suatu bendanya tetap atau konstan.
• Tidak memiliki percepatan (a=0)
• Pada panjang lintasan yang ditempuh sama dengan luas grafik v-vs-t
• Pada suatu kecepatannya berbanding lurus dengan perpindahan dan berbanding terbalik
dengan waktu.
Rumus Gerak Lurus Beraturan (GLB)
S=vxt
V = s/t
Keterangan:
V=Kecepatan
s=Jarak
t =Waktu

E. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Rakitlah alat dan bahan.
2. Usahakan agar beban tambahan m tertinggal di ring pembatas bila M1 turun dan
M2 naik
3. Tandai ketinggian beban tambahan (m) mula-mula sama tinggi dengan titik A
4. Ukur panjang BC
5. Biarkan sistem bergerak m + M1 turun dan M2 naik. Catat waktu yang diperlukan
M1 untuk bergerak dari B ke C
6. Ulangi percobaan sampai 5 kali dengan jarak BC yang berbeda-beda (tinggi A
tetap, B tetap, C berubah)
7. Catat datanya pada tabel di bawah ini

F. HASIL PENGAMATAN :

Tabel 4.5 Pengamatan GLB


No Jarak BC s (cm) Waktu t (sek)
1 4 0,35
2 6 0.45
3 8 0,55
4 10 0,65
5 12 0,75

G. PERTANYAAN-PERTANYAAN
1. Buatlah grafik hubungan antara jarak (s) sebagai fungsi waktu (t) berdasarkan data
percobaan GLB (S sumbu vertical dan t sumbu horizontal).
Jawab:
14
12
10
jarak (s)

8
6
Jarak (s)
4
2
0
0.35 0.45 0.55 0.65 0.75

waktu (t)

2. Hitunglah kecepatan benda berdasarkan grafik di atas!


Jawab:
Rumus : V = S/T
Percobaan 1 Percobaan 2 Percobaan 3
V= 4/0,35 V= 6/0,45 V= 8/0,55

=11,42cm/s =13,33cm/s = 14,54cm/s

Percobaan 4 Percobaan 5
V= 10/0,65 V= 12/0,65
= 15,38cm/s =16,00cm/s

3. Buatlah kesimpulannya?
Jawab:
Gerak lurus beraturan (GLB) adalah gerak suatu benda yang lintasannya berupa garis
lurus dengan kecepatan tetap atau konstan dengan beban yang sama beratnya, semakin
dekat jaraknya, semakin cepat pula waktu yang diperlukan.

H. PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil percobaan yang saya lakukan bahwa dengan beban yang sama beratnya,
semakin dekat jaraknya, semakin cepat pula waktu yang diperlukan.

I. KESIMPULAN
Dari hasil percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa Gerak lurus beraturan
(GLB) adalah gerak suatu benda yang lintasannya berupa garis lurus dengan kecepatan tetap
atau konstan. Dengan beban yang sama beratnya, makin dekat jaraknya makin cepat pula
waktu yang diperlukan.

J. DAFTAR PUSTAKA
Rumanta, dkk. Pratikum IPA di SD. PT Gramedia: Universitas Terbuka

K. KESULITAN YANG DIALAMI : SARAN DANMASUKAN


1. SARAN
Secara keseluruhan tidak ada kesulitan yang dialami, tapi mengalami sedikit kendala
pada saat mencari alat dan bahan.
2. MASUKAN
Untuk masukannya semoga kedepan alat dan bahan sudah disediakan.
L. FOTO/VIDEO PRAKTIKUM

NO Foto Keterangan
1

Foto tersebut merupakan foto alat


dan bahan yang digunakan

Tahap Awal / Pembukaan

Foto tersebut merupakan tahap


proses kegiatan

Proses Kegiatan
3

Foto tersebut merupakan tahap akhir


dan mencari kesimpulan

Tahap Akhir
KEGIATAN PRAKTIKUM 8

A. JUDUL PERCOBAAN
Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB)

B. TUJUAN PERCOBAAN
1. Menghitung kecepatan benda
2. Menghitung percepatan benda
3. Membuat grafik hubungan antara jarak dan waktu
4. Membuat grafik hubungan antara keceptan dan waktu

C. ALAT DAN BAHAN


1. Katrol gantung tunggal
2. Stop watch
3. Penggaris
4. Beban gantung 100 gr (2 buah)
5. Statif dan klem
6. Benang kasur
7. Plastisin
8. Beban tambahan

D. LANDASAN TEORI
GLBB adalah gerak suatu benda pada lintasan lurus dengan percepatan linear tetap dengan
kecepatan (percepatan positif), maka kecepatannya semakin lama semakin cepat yang disebut
dengan GLBB dipercepat. Sebaliknya apabila percepatan berlawanan arah maka kecepatannya
semakin lama semakin lambat dan akhirnya berhenti. Hal tersebut dinamakan GLBB diperlamabat.

E. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Menyusun alat.
2. Tentukan dan ukur jarak Ab dan BC (usahakan AB > BC)
3. Biarkan sistem bergerak (M1 dan m) turun dan M2 naik, usahakan agar beban tambahan m
tertinggal di ring pembatas B
4. Ukur waktu yang dibutuhkan (M1 + m) dari A ke B (tAB) dan M1 untuk bergerak dari B ke C
(tBC)
5. Lakukan percobaan sampai 5 x dengan jarak AB (titik A tetap, C tetap, B berubah) dan catat
datanya pada tabel.
F. HASIL PENGAMATAN :

Tabel 4.6 Pengamatan GLBB


No Beban (gr) SAB (cm) TAB (sek) SBC (cm) tBC (sek)
1 100 10 0,35 9 0,32
2 100 12 0,43 7 0,25
3 100 14 0,54 5 0,16
4 100 16 0,69 3 0,10
5 100 18 0,78 1 0,06

G. PERTANYAAN-PERTANYAAN
1. Buatlah Grafik hubungan antara jarak AB (SAB) sebagai fungsi waktu t (AB) pada
percobaan GLBB.
Jawab:

20
18
16
14
12
Jarak

10
8 jarak(SAB)
6
4
2
0
0.35 0.43 0.54 0.69 0.78
waktu

2. Hitunglah percepatan benda berdasarkan grafik GLBB! Jawab:


a. a1 = Vt - Vo
= 10/0,35 – 9/0,32
= 28,57 – 28,12
= 0,45 m/s2
b. a2 = Vt - Vo
= 12/0,43 – 7/0,25
= 27,90 – 28
= - 0,1 m/s2

c. a3 = Vt - Vo
= 14/0,54 – 5/0,16
= 25,92 – 31,25
= -5,33 m/s2
d. a4 = Vt- Vo
= 16/0,96 – 3/0,10
= 23,18 – 30
= -6,28 m/s2
e. a5 = Vt- Vo
= 18/0,78 – 1/0,06
= 23,07 – 16,6
= 6.47 m/s2

3. Buatlah kesimpulannya! Jawab:


Gerak lurus berubah beraturan (GLBB) adalah gerak lurus pada arah mendatar dengan
kecepatan yang berubah setiap saat, ini dikarenakan adanya percepatan yang tetap. Dengan kata
lain benda yang melakukan gerak dari keadaan diam atau mulai dengan kecepatan awal akan
berubah kecepatannya karena ada percepatan (a=t) atau perlambatan (a= -).
Jadi, ciri GLBB adalah dari waktu ke waktu kecepatan benda berubah, semakin lama semakin
cepat/lambat. Sehingga gerakan benda dari waktu ke waktu mengalami
percepatan/perlambatan. Untuk nilai percepatan positif (+) maka dikatakan dengan gerakan
mengalami percepatan.

4. Jelaskan perbedaan grafik itu dengan grafik pada percobaan (S fungsi t). Jawab:
Perbedaan grafik GLB dengan Grafik GLBB yaitu Grafik GLB berupa garis lurus, karena
kecepatan suatu benda yang bergerak lurus adalah tetap bila dalam selang waktu jarak tempuh
dan arahnya sama. Sedangkan grafik GLBB berupa garis lurus tetapi berubah-ubah,
dikarenakan mengalami percepatan yang tetap/konstan.

H. PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil percobaan yang saya lakukan bahwa Benda yang melakukan gerak dari keadaan
diam atau mulai dengan kecepatan awal akan berubah kecepatannya karena ada percepatan

I. KESIMPULAN
Dari hasil percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa Benda yang melakukan gerak
dari keadaan diam atau mulai dengan kecepatan awal akan berubah kecepatannya karena ada
percepatan serta gerak yang lintasannya berupa garis lurus dan kecepatannya selalu berubah secara
tetap (beraturan) serta mempunyai percepatan tetap.

J. DAFTAR PUSTAKA
Rumanta, dkk. Pratikum IPA di SD. PT Gramedia: Universitas Terbuka

K. KESULITAN YANG DIALAMI : SARAN DANMASUKAN


1. SARAN
Secara keseluruhan tidak ada kesulitan yang dialami, tapi mengalami sedikit kendala pada saat
mencari alat dan bahan.

2. MASUKAN
Untuk masukannya semoga kedepan alat dan bahan sudah disediakan.

L. FOTO/VIDEO PRAKTIKUM

NO Foto Keterangan
1

Foto tersebut merupakan foto alat


dan bahan yang digunakan

Tahap Awal / Pembukaan

Foto tersebut merupakan tahap


proses kegiatan

Proses Kegiatan
3

Foto tersebut merupakan tahap akhir


dan mencari kesimpulan

Tahap Akhir
MODUL 5
KEGIATAN PRAKTIKUM 1
KALOR PERUBAHAN WUJUD ZAT DAN PERPINDAHANNYA PADA SUATU ZAT

A. JUDUL PERCOBAAN
Titik Lebur Es

B. TUJUAN PERCOBAAN

1. menguji bahwa titik lebur es adalah 0°C


2. menguji bahwa titik didih air adalah 100°C

C. ALAT DAN BAHAN


1. Es batu 1 kg 2-3 buah.
2. Thermometer 2 buah.
3. Bejana kaca 2 buah.
4. Pengaduk/sendok kecil 2 buah.
5. Bunsen/lampu spiritus 2 buah.
6. Kasa 2 buah.
7. Tripot 2 buah.
8. Static 2 buah

D. LANDASAN TEORI

Sebagaimana pada diagram /grafik proses mencairnya es -25 °C menjadi air, terdapat proses di
mana suhu es tidak mengalami kenaikan walaupun pemanasan masih berlangsung. Pada garis 0°C
↔0°C terjadi proses peleburan dengan energi laten (tersembunyi).
Titik didih adalah suhu dimana suatu zat mendidih, sedangkan titik lebur adalah suhu dimana zat
padat melebur. Pada zat cair seperti air dan alkohol mempunyai titik didih yang berbeda, titik didih air
100°C sedangkan alkohol 78°C, sedangakan tembaga mendidih di suhu 1.187°C. Titik didih suatu zat
dapat naik dengan cara menaikan tekanan dan menambahkan ketidakmurnian pada zat tersebut, begitu
pula sebaliknya.
Titik lebur suatu zat dapat berubah-ubah dipengaruhi oleh tekanan udara,dan ketidakmurnian zat.
Apabila tekanan udara luar berubah-ubah, maka titik lebur zat juga akan mengalami perubahan. Hal ini
dapat ditunjukkan bahwa pada tekanan udara lebih dari 76 cmHg es akan melebur di bawah suhu 0oC,
sedangkan dengan penambahan ketidakmurnian zat titik lebur zat akan menurun.

E. PROSEDUR PERCOBAAN
Perhatikan rangkaian gambar dan petunjuk kegiatan di bawah ini:
1. Isilah bejana kaca dengan bongkahan es yang telah dihancurkan.
2. Panaskan bejana dengan nyala api yang kecil dan aduklah pelan-pelansecara terus
menerus sampai mencapai suhu 100°C.
3. Perhatikan perubahan bongkahan es dalam bejana dan perhatikan juga perubahan
suhu yang tertera pada termometer.
4. Catat setiap ada perubahan suhu dan perubahan wujud pada kertas kerja.

4. HASIL PENGAMATAN :

1. suhu es sebelum dipanaskan berdasarkan percobaan yang dilakukan maka suhu es


dalam bejana adalah 0°C
2. tabel 5.1 Kenaikan Suhu
Tabel 5.1 Kenaikan Suhu

No. 2 menit Kenaikan Suhu pada Keterangan


ke suhu termometer
1 1 1° 1° Tidak mengalami kenaikan
suhu
2 2 1° 2° Tidak mengalami kenaikan
suhu
3 3 1° 3° Tidak mengalami kenaikan
suhu
4 4 1° 4° Tidak mengalami kenaikan
suhu
5 5 5° 9° Mengalami kenaikan suhu
6 6 12° 21° Mengalami kenaikan suhu
7 7 11° 32° Mengalami kenaikan suhu
8 8 8° 40° Mengalami kenaikan suhu
9 9 8° 48° Mengalami kenaikan suhu
10 10 7° 55° Mengalami kenaikan suhu
11 11 7° 62° Mengalami kenaikan suhu
12 12 6° 68° Mengalami kenaikan suhu
13 13 6° 74° Mengalami kenaikan suhu
14 14 4° 78° Mengalami kenaikan suhu
15 15 4° 82° Mengalami kenaikan suhu
16 16 3° 85° Mengalami kenaikan suhu
17 17 3° 88° Mengalami kenaikan suhu
18 18 3° 91° Mengalami kenaikan suhu
19 19 3° 94° Suhu air meningkat, keluar
gelembung air
20 20 3° 97° Timbul suara air mendidih
21 21 3° 100° Titik didih air maksimum

G. PERTANYAAN-PERTANYAAN

1. Benarkah perubahan wujud es menjadi air dikarenakan adanya pemanasan?


Jawab:
Benar, suhu semakin naik, es akan semakin cepat mencair.
2. Saat thermometer menunjukan skala 0°C, pemanasan masih berlangsung terus, apakah yang terjadi
pada peristiwa ini?
Jawab :
Pada saat termomether menunjukan skala 0°C pemanasan masih berlangsung, maka yang terjadi
adalah peristiwa dimana es mulai mengalami perubahan atau peleburan dari bentuk es menjadi cair.
3. Mengapa bongkahan es dan air suhunya tetap 0°C walau terjadi pemanasan terus menerus?
Jawab :
Bongkahan es tetap memiliki suhu 0°C karena masuk pada fase titik cair.
4. Kapan suhu air dapat berubah menjadi suhu 100°C?
Jawab :
pada saat suhu tersebut menyerap panas maka suhu itu akan naik sampai temperature 100°c.

H. PEMBAHASAN

Kami mengisi bejana kaca dengan bongkahan es yang telah dihancurkan kemudian bejana
tersebut dipanaskan dengan nyala api dari Bunsen. Setelah itu diamati setiap perubahan suhu pada
bongkahan es dalam bejana kaca tersebut tiap 2 menit sekali. Dan hasil pengamatan tertuang pada
tabel 5.1.
Perubahan wujud es menjadi cair dikarenakan adanya proses pemanasan. Saat thermometer
menunujukkan skala 0° C, pemanasan masih berlangsung terus. Yang terjadi pada proses ini adalah
bahwa es semakin mencair.
Pada 2 menit ke 21 pada suhu 100° C, dimana pada suhu ini mencapai titik didih air maksimum.

I. KESIMPULAN

a. Titik lebur es pada suhu 0°C


b. Titik didih air maksimum 100° C, namun kadang sebelum 100 ° C sudah
mendidih. Hal ini karena pengaruh suhu udara lingkungan. Bila semakin tinggi/panas
cuacanya maka akan lebih cepat mendidih.
.
J. DAFTAR PUSTAKA
Rumanta, M. (2019). Praktikum IPA di SD. Tangerang : Universitas Terbuka

K. KESULITAN YANG DIALAMI : SARAN DAN MASUKAN


Kesulitan :
Secara keseluruhan tidak ada kesulitan yang di alami karena bahan-bahan yang menjadi media
percobaan mudah didapat karena dilingkungan sekitar tempat tinggal kita. Jadi lebih memudahkan
kita melakukan percobaan.

Saran :
Sudah bagus, hanya kurang terasa pratikumnya karena menggunakan tuweb dalam pengerjaannya.

L. FOTO/VIDEO PRAKTIKUM

Alat tulis yang digunakan


untuk mencatat hasil Praktikum

Tahap Awal

Alat dan bahan:


1. Es batu

2. bejana kaca
Tahap Proses :

Suhu naik dan air sudah mulai mendidih

Tahap akhir:
Pencatatan hasil percobaan
KEGIATAN PRAKTIKUM 2
PERUBAHAN WUJUD PADAT MENJADI GAS DAN SEBALIKNYA

A. JUDUL PERCOBAAN
Perubahan wujud padat menjadi gas dan sebaliknya

B. TUJUAN
1. menguji bahwa benda padat dapat Iangsung menjadi gas;
2. menguji bahwa benda gas dapat langsung menjadi cair.

C. ALAT DAN BAHAN


1. Yodium kristal secukupnya.
2. Kapur barus secukupnya.
3. Parafin secukupnya.
4. Tabung reaksi 3 buah.
5. Penjepit tabung 3 buah.
6. Bunsen/lampu spiritus 2 buah.

D. LANDASAN TEORI
Benda (zat) wujud padat bisa langsung berubah menjadi gas pada suhu kamar tanpa mengalami
wujud cair terlebih dahulu. Sebaliknya, gas (uap) dapat Iangsung didinginkan menjadi padat tanpa
mengalami wujud cair terlebih dahulu.
Sublimasi adalah perubahan wujud dari padat ke gas tanpa mencair terlebih dahulu.
Misalkan es yang langsung menguap tanpa mencair terlebih dahulu. Pada tekanan normal, kebanyakan
benda dan zat memiliki tiga bentuk yang berbeda pada suhu yang berbeda-beda. Pada kasus ini transisi
dari wujud padat ke gas membutuhkan wujud antara. Namun untuk beberapa antara, wujudnya bisa
langsung berubah ke gas tanpa harus mencair. Ini bisa terjadi apabila tekanan udara pada zat tersebut
terlalu rendah untuk mencegah molekul-molekul ini melepaskan diri dari wujud padat.

E. PROSEDUR PERCOBAAN
Rangkailah alat dan bahan yang telah disediakan seperti tampak pada gambar dibawah ini
1. Masukkan beberapa butir salah satu Kristal ke dalam sebuah tabung reaksi
2. Panas tabung reaksi tersebut dengan Bunsen atau lampu spiritus
3. Amati apa yang terjadi dengan Kristal yang ada di dasar tabung
4. Perhatikan gambar dibawah ini

F. HASIL PENGAMATAN
Tabel 5.2
No Kristal Mencair dulu Ya Langsung menguap Keterangan
atau tidak Ya atau tidak
1. Yodium Tidak Tidak Menguap –
mencair
2. Kapur barus Ya Tidak Mencair –
menguap
3. Parafin Tidak Ya Mengkristal
– menguap
G. PERTANYAAN-PERTANYAAN
1. Apa yang terjadi jika uap/gas tersebut kemudian didinginkan?
2. Bagaimana dengan salju yang ada di atmosfer?

Jawaban :
1. Jika uap atau gas tersebut didinginkan maka akan membeku.
2. Salju yang ada di atmosfer wujudnya tetap salju (kumpulan gas atau awan yang mencapai
titik jenuh dan mengkristal. Bila turun ke bumi akan berupa butiran –butiran es/bunga salju).

H. PEMBAHASAN
Bahan-bahan berupa Kristal seperti yodium, kapur barus, paraffin dimasukkan ke dalam tabung
reaksi yang berbeda-beda. Lalu masing-masing tabung reaksi dipanaskan diatas Bunsen. Hasilnya
ditulis pada table 5.2.

I. KESIMPULAN
• Yodium, kapur barus, dan paraffin termasuk benda padat
• Yodium apabila dipanasi akan mengkristal lalu menguap
• Kapur barus bila dipanasi akan mencair dulu baru kemudian menguap
• Paraffin jika dipanasi akan akan mengkristal timbul bau menyengat lalu menguap
• Benda dapat langsung berubah menjadi gas pada suhu kamar tanpa melalui proses mencair
dulu.

J. DAFTAR PUSTAKA
Rumanta, M. (2019). Praktikum IPA di SD. Jakarta: PT. Prata Sejati Mandiri.

K. KESULITAN YANG DIALAMI :


Kesulitan :
Ada peralatan atau bahan yang waktu praktek belum tersedia, jadi harus dicari terlebih dahulu

Saran :
Sudah bagus, hanya kurang terasa pratikumnya karena menggunakan tuweb dalam
pengerjaannya.
L. FOTO/VIDEOPRAKTIKUM

1. Tahap awal :
Menyiapkan alat dan bahan

Tahap proses

2. Tahap akhir:
Pencatatan hasil praktikum
KEGIATAN PRAKTIKUM 3
PERUBAHAN WUJUD CAIR MENJADI GAS

A. JUDUL PERCOBAAN
Perubahan wujud cair menjadi gas

B. TUJUAN
a. Menguji perubahan zat cair menjadi wujud gas
b. Menguji perubahan zat gas menjadi wujud cair

C. ALAT DAN BAHAN


a. Tabung reaksi 2 buah
b. Gabus penutup 2 buah
c. Pipa plastik kecil (1/2 inci) 1 meter
d. Thermometer 1 buah
e. Bunsen/ lampu spiritus 1 buah
f. Bejana 1 buah
g. Ketel uap 1 buah
h. Tripot 1 buah

D. LANDASAN TEORI
Benda cair akan menjadi gas bila dipanaskan sampai mencapai lebih dari titik didih. Sebaliknya,
gas akan menjadi cair apabila didiginkan. Untuk memahami perubahan wujud cair menjadi gas dan
sebaliknya dapat dilakukan percobaan penguapan dan pendinginan.

E. PROSEDUR PERCOBAAN

1. Ambil air secukupnya ke dalam ketel uap atau teko, kemudian tutup rapat dengan gabus yang
telah dilengkapi pipa plastic dan thermometer
2. Hubungkan pipa plastik dengan tabung reaksi sebagai penampung uap air
3. Masukkan tabung reaksi ke dalam bejana yang telah diisi dengan air dingin
4. Panasi air dalam ketel uap sampai mendidih
5. Amati pergerakan uap air melalui pipa yang mengalir ke tabung reaksi
6. Perhatikan rangkaian dibawah ini

F. HASIL PENGAMATAN
Tabel 5.2

No Kristal Mencair dulu Langsung Keterangan


Ya atau tidak menguap Ya
atau tidak
1. Yodium Tidak Tidak Menguap – mencair
2. Kapur barus Ya Tidak Mencair – menguap
3. Parafin Tidak Ya Mengkristal -
menguap
G. PERTANYAAN-PERTANYAAN
1. Apa yang terjadi jika uap/gas tersebut kemudian didinginkan?
2. Bagaimana dengan salju yang ada di atmosfer?

Jawaban :
1. Jika uap atau gas tersebut didinginkan maka akan membeku.
2. Salju yang ada di atmosfer wujudnya tetap salju (kumpulan gas atau awan yang
mencapai titik jenuh dan mengkristal. Bila turun ke bumi akan berupa butiran –butiran
es/bunga salju).

H. PEMBAHASAN
Bahan-bahan berupa Kristal seperti yodium, kapur barus, paraffin dimasukkan ke dalam tabung
reaksi yang berbeda-beda. Lalu masing-masing tabung reaksi dipanaskan diatas Bunsen. Hasilnya
ditulis pada tabel 5.2.

I. KESIMPULAN
• Yodium, kapur barus, dan paraffin termasuk benda padat
• Yodium apabila dipanasi akan mengkristal lalu menguap
• Kapur barus bila dipanasi akan mencair dulu baru kemudian menguap
• Paraffin jika dipanasi akan akan mengkristal timbul bau menyengat lalu menguap
• Benda dapat langsung berubah menjadi gas pada suhu kamar tanpa melalui proses mencair
terlebih dahulu.

J. DAFTAR PUSTAKA
Rumanta, M. (2019). Praktikum IPA di SD. Jakarta: PT. Prata Sejati Mandiri.

K. KESULITAN YANG DIALAMI :


Kesulitan :
Secara keseluruhan tidak ada kesulitan yang di alami karena bahan-bahan yang menjadi media
percobaan mudah didapat karena dilingkungan sekitar tempat tinggal kita. Jadi lebih
memudahkan kita melakukan percobaan.

Saran :
Sudah bagus, hanya kurang terasa pratikumnya karena menggunakan tuweb dalam
pengerjaannya.
L. FOTO/VIDEO PRAKTIKUM

1. Tahap persiapan
Menyiapkan alat/bahan

2. Tahap proses

3. Tahap akhir
Pencatatan hasil praktikum
MODUL 6
KEGIATAN PRAKTIKUM I
JENIS DAN BENTUK GELOMBANG

1. PERCOBAAN JENIS – JENIS GELOMBANG

A. JUDUL PERCOBAAN
Percobaan Jenis – Jenis Gelombang

B. TUJUAN PERCOBAAN
Mengamati bentuk dan jenis gelombang tranversal dan gelombang longitudinal

C. ALAT DAN BAHAN

1. Slinki
2. Kabal listrik panjang 5 m ɸ = 0,5 cm
3. Benang kasur panjang 3 m
4. Karet gelang

D. LANDASAN TEORI
Dikutip dari Oscillations and Waves: An Introduction, Second Edition (2018), gelombang dapat
diartikan sebagai getaran yang merambat atau gangguan yang menyebarkan energi oleh getaran.
Medium perambatan gelombang dapat berupa zat padat, cair, dan gas. gelombang memiliki berbagai
jenis berdasarkan arah getar, amplitudo dan zat perantara. Sementara, sifat-sifat gelombang adalah
dapat dipantulkan, dibiaskan, mengalami interferensi dan difraksi yang dijelaskan sebagai berikut:
Jenis Gelombang Berdasarkan Arah Getar: Gelombang longitudinal, adalah gelombang yang arah
getarnya berimpit atau sejajar dengan arah rambatnya. Gelombang transfersal adalah gelombang
yang arah getarnya tegak lurus terhadap arah rambatnya.
Berdasarkan Amplitudo: Gelombang berjalan, adalah gelombang yang memiliki amplitudo tetap di
setiap titik yang dilalui gelombang. Gelombang diam/berdiri, adalah gelombang yang memiliki
amplitudo berubah-ubah.
Berdasarkan Zat Perantara: Gelombang mekanik, adalah gelombanng yang memerlukan medium
dalam perambatannya. Gelombang elektromagnetik, adalah gelombang yang tanpa memerlukan
medium dalam perambatannya.

E. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Ambil slinki, rentangkan diatas lantai yang licin. ikat salah satu ujung slinki pada tiang yang
cukup kokoh untuk menahannya atau dipegang oleh salah satu teman. Ujung yang lainnya di
pegang sendiri.
2. Usilah ujung slinki yang sedang di pegang dengan cara menggerakan ujung slinki dengan
cepat kekiri dan kekanan
Amati gelombang yang terjadi pada slinki. apa yang terjadi pada ujung slinki apa gelombang
itu?
3. Usikan lagi ujung slinki berulang-ulang seperti langkah (b). amati arah getar (arah usikan) dan
arah rambat gelombang. Gelombang yang terjadi ini disebut gelombang tranversal.
Bagaimanakah arah getar dan arah rambat gelombang tranversal itu?
4. Ikatkan karet gelang ditengah-tengah slinki. Lalu usik lagi ujung slinki yang anda pegang
secara berulang-ulang. Amati karet gelang tersebut ketika gelombang berjalan ikut
berpidahkah karet gelang tersebut? Adakah energi yang merambat melalui pegas? Jika ada dari
manakah asalnya
5. Lakukan percobaan dari langkah a sampai dengan langkah d sekali lagi. Kali ini slinki diganti
kabal listrik. Samakah hasilnya dengan menggunakan slinki. Jika ada perbedaannya sebutkan!.
6. Ambil slinki rentangkan diatas lantai yang licin ikat salah satu ujung pada tiang yang cukup
kokoh atau dipegang dengan teman anda. Ujung yang lainya dipegang sendiri. Usiklah ujung
sliki yang anda pegang berulang-ulang dengan cara mengerakkan ujung slinki dengan cepat ke
belakang lain ke depan
Amati arah getar (arah usikan) dan arah rambat gelombang-gelomang yang terjadi disebut
gelombang longitudinal. Bagaimanakah arah getar dan arah rambat gelombang longitudinal
tersebut
7. Apa perbedaan gelombang tranversal dan gelombang longitudinal?

F. HASIL PENGAMATAN :
1. Yang terjadi pada ujung slinki gerakan ayunan kekiri dan kekanan. Yang merambat pada slinki
adalah gelombang. Gelombang itu adalah gangguan periodik yang bergerak menjauhi.
2. Arah getar gelombang transversal adalah getaran yang menghasilkan lintasan lingkaran dengan
periode gelombang dan tidak mengalami pergeseran permanen. Sedangkan arah rambat
gelombang tranversal adalah sama dengan gelombang pada permukaan air yang bergerak dalam
lintas lingkaran dengan molekul- molekul yang berurutan mencapai puncak lintasan masing-
masing pada waktu – waktu yan berbeda dan mempunyai bentuk – bentuk bukit dan lembah.
3. Karet gelang ikut Berpindah karena ada dari usikan yang di lakukan dan merambat sesuai
dengan arah rambatan gelombang, serta ada energi yang merambat melalui pegas. Energi yang
merambat melalui pegas asalnya dari slinki yang kita ayunkan ke kiri dan kekanan.
4. Menggunakan kabal listrik Sama, perbedaan yang ada yaitu pada slinki bisa menggunakan gaya
pegas.
5. Arah rambat dan arah getar pada gelombang lungitudinal terjadi karena partikel- partikel
individual medium bergetar searah dengan arah rambatan gelombang.
6. Perbedaan gelombang transversaldan gelombang longitudinal adalah Gelombang tranversal
merupakan gelombang di mana segmen – segmen individual bergetar tegak lurus pada arah
rambata gelombang. Sedangkan gelombang lungitudinal gelombang dimana partikel – partikel
idividual medium bergetar searah dengan rambatan gelombang.

G. PERTANYAAN-PERTANYAAN
-
H. PEMBAHASAN
Pada kegiatan a,b sampai f telah ditentukan perbedaan yang mendasar antara gelombang tranversal
dan gelombang lungitudinal, Pada gelombang tranversal itu terjadi dimana segmen – segmen
idividual yang bergetar tegak lurus pada arah rambatan gelombang sedang gelombang lungitudinal
itu terjadi dimana partikel- partikel idividual medium bergetar seara dengan arah rambatan
gelombang. Benda – benda yang bergetar searah sebagai sumber gelombang yang merambat keluar
dari sumbert itu. Gelombang mengakut dari suatu tempat ke tempat lain. Gelombang dapat
membentuk pulsa (bukit atau lembah tunggal) atau membentuk kontinu (banyak bukit dan lembah
tersambung).

I. KESIMPULAN
Gelombang adalah bentuk dari getaran yang merambat pada suatu medium. Pada gelombang yang
merambat adalah gelombangnya, bukan zat medium perantaranya. Satu gelombang dapat dilihat
panjangnya dengan menghitung jarak antara lembah dan bukit (gelombang tranversal) atau
menhitung jarak antara satu rapatan dengan satu renggangan (gelombang longitudinal). Cepat
rambat gelombang adalah jarak yang ditempuh oleh gelombang dalam waktu satu detik. Jenis-Jenis
Gelombang :
a. Gelombang Transversal
Gelombang transversal adalah gelombang yang arah rambatannya tegak lurus dengan arah
rambatannya. Satu gelombang terdiri atas satu lembah dan satu bukit, misalnya seperti riak
gelombang air, benang yang digetarkan, dsb.
b. Gelombang Longitudinal
Gelombang logitudinal adalah gelombang yang merambat dalam arah yang berimpitan dengan
arah getaran pada tiap bagian yang ada. Gelombang yang terjadi berupa rapatan dan renggangan.
Contoh gelombang longitudinal seperti slingki / pegas yang ditarik ke samping lalu dilepas.

J. DAFTAR PUSTAKA
Rumanta, dkk. Pratikum IPA di SD. PT Gramedia: Universitas Terbuka

K. KESULITAN YANG DIALAMI : SARAN DANMASUKAN


a. SARAN
Secara keseluruhan tidak ada kesulitan yang dialami, tapi mengalami sedikit kendala pada saat
mencari alat dan bahan.
b. MASUKAN
Untuk masukannya semoga kedepan alat dan bahan sudah disediakan.
L. FOTO/VIDEO PRAKTIKUM

NO Foto Keterangan
1
Foto tersebut merupakan foto alat
dan bahan yang digunakan

Tahap Awal / Pembukaan

2
Memberikan usikan pada slinki

Foto tersebut merupakan tahap


proses kegiatan

Memberikan usikan pada kabel listrik

Proses Kegiatan
3

Foto tersebut merupakan tahap akhir


dan mencari kesimpulan

Tahap Akhir
MODUL 6
KEGIATAN PRAKTIKUM 2
JENIS DAN BENTUK GELOMBANG

1. PERCOBAAN SIFAT PEMANTULAN GELOMBANG

A. JUDUL PERCOBAAN
Percobaan Sifat Pemantulan Gelombang

B. TUJUAN PERCOBAAN
Mengamati sifat pemantulan gelombang

C. ALAT DAN BAHAN


1. Slinki
2. Benang kasur
3. Kerikil

D. LANDASAN TEORI
Sifat Pemantulan Gelombang adalah Ketika gelombang menabrak penghalang atau berada pada
ujung dari medium rambatnya, sebagian gelombang akan dipantulkan. Sudut yang dibentuk
gelombang datang terhadap permukaan pantulan sama dengan sudut yang dibuat oleh gelombang
pantulnya, sesuai dengan hukum pemantulan. Sudut datang dijelaskan sebagai sudut yang dibuat
oleh gelombang datang terhadap garis tegak lurus permukaan pantul. Sementara itu, sudut pantul
adalah sudut yang dibentuk gelombang yang telah dipantulkan. Hukum pemantulan ini berlaku
untuk semua jenis gelombang.

E. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Lakukan percobaan tersebut dikolam, di Bak air atau di bejana yang berisi air, jatuhkan kerikil
di atas permukaan air, kemudian amato gelombang yang terjadi di permukaan air. Bagaimanakah
bentuk gelombangnya? Perhatikan sisi-sisi kolam, bak atau bejana yang dikenai gelombang.
Adakah gelombang yang dipantulkan?
2. Rentangkan slinki sejauh 1.5 m. Ikat salah satu ujungnya pada tiang yang kokoh atau dipegang
teman anda, ujung yang satu ini harus tetap pada tempat yang tidak bergeser (disebut ujung
terikat)
3. Ujung slinki lainnya anda pegang. getarkan satu kali sehingga membentuk setengah panjang
gelombang.
Diamati perambatan setengah gelombang (denyut) sampai gelombang tersebut hilang. Jika pola
perambatan gelombang tersebut belum teramati dengan jelas, getarkan lagi ujung slinki tersebut
dapatkah gelombang dipantulkan. Bagaimana fase gelombang pantul dibandingkan dengan
gelombang asalnya.
4. Ujung slinki yang terikat atau dipegang teman anda sekarang ikat dengan benang yang
panjangnya + 1,5 m. Ikatkan ujung benang yang jauhnya 1,5 m dari ujung slinki ke tiang yang
kokoh atau dipegang teman anda, ternyata ujung slinki dapat bergerak bebas. Oleh karena itu
kita sebut slinki ujung bebas
5. Getarkan ujung slinki yang anda pegang satu kali sehingga membentuk setengah panjang
gelombang seperti percobaan 2 langkah 2. Amati perambatan setengah panjang gelombang ini.
Dengan ujung bebas ini bagaimana fase gelombang pantul dibandingkan dengan gelombang
asalnya?

F. HASIL PENGAMATAN :
1. Bak air diisi air hampir penuh lalu dijatuhkan kerikil pada permukaan air,ternyata terjadi
gelombang dipermukaan yang bentuknya searah dengan arah rambatannya.Jika diperhatikan
gelombang yang mengenai sisi bak air maka dipantulkan kearah datangnya gelombang.
2. Diamati perambatan setengah gelombang sampai gelombang tersebut menghilang. Jika belum
dapat diamati, getarkan lagi ujung slinki. Ternyata yang terjadi adalah gelombang tersebut
dipantulkan kembali. Dan fase gelombang pantul sama dengan gelombang asalnya.
3. Percobaan dengan slinki yang terikat-ikat dengan benang yang panjangnya + 1,5 m. ternyata
ujung slinki dapat bergerak bebas. Oleh karena itu disebut slinki ujung besar. fase gelombang
pantul dibandingkan gelombang asalnya adalah sama.

G. PERTANYAAN-PERTANYAAN
-
H. PEMBAHASAN
Pada saat kerikil dijatuhkan ke atas air yang berada didalam bak gelombang yang dihasilkan mirip
gelombang transversal dimana arah gelombang tegak lurus dengan arah rambatannya. Dan dibagian
pinggir/sisi bak yang dikenai gelombang, gelombng dipantulkan kembali. Pada slinki yang salah
satu ujungnya diikat kuat pada tiang dan digetarkan ujung lainnya dengan tangan sampai
membentuk ½ gelombang, ternyata gelombang dpat dipantulkan dan fase gelombang berlawanan
arah dengan gelombang aslnya. Sementara pada slinki yang salah satu ujungnya diikat dengan
longgar/tali panjangnya 150cm, sehingga slinki dapat bergerak bebas ternyata fase gelombang
pantul dan gelombang asalnya adalah sama.

I. KESIMPULAN
1. Salah satu sifat gelombang adalah dapat dipantulkan.
2. Fase gelombang pantul dengan gelombang asal adalah sama.
3. Gelombang yang terjadi di air dapat dipantulkan kembali
4. Ujung slinki yang terikat kuat, gelombang datang dan gelombang pantulnya fase gombang
berlawanan arah.
5. Ujung slinki yng terikat bebas, gelombang dating sama dengan gelombang pantulnya.

J. DAFTAR PUSTAKA
Rumanta, dkk. Pratikum IPA di SD. PT Gramedia: Universitas Terbuka

K. KESULITAN YANG DIALAMI : SARAN DANMASUKAN


a. SARAN
Secara keseluruhan tidak ada kesulitan yang dialami, tapi mengalami sedikit kendala pada saat
mencari alat dan bahan.
b. MASUKAN
Untuk masukannya semoga kedepan alat dan bahan sudah disediakan.
L. FOTO/VIDEO PRAKTIKUM

NO Foto Keterangan
1

Foto tersebut merupakan foto alat


dan bahan yang digunakan

Tahap Awal / Pembukaan

Foto tersebut merupakan tahap


proses kegiatan

Proses Kegiatan

Foto tersebut merupakan tahap akhir


dan mencari kesimpulan

Tahap Akhir
KEGIATAN PRAKTIKUM 1
JENIS DAN BENTUK GELOMBANG
PERCOBAAN 3

A. JUDUL PERCOBAAN : percobaan Gelombang Stasioner


B. TUJUAN PERCOBAAN :
1. Mengamati gelombang stasioner.
2. Menjelaskan pengertian gelombang stasioner.
3. Menjelaskan hal-hal yang menimbulkan gelombang stasioner.
4. Menjelaskan pengaruh tegangan terhadap pajang gelombang.

C. ALAT DAN BAHAN


1. Catu daya
2. Pewaktu ketik atau bel listrik
3. Benang kasur, panjang 1,5 m
4. Beban gantung 75 gram, 100 gram, 125 gram

D. LANDASAN TEORI
Gelombang stasioner yaitu perpaduan ataupun super posisi dari dua gelombang
yang identik tetapi berlawanan arah. Sebagai contoh gelombang tali yang diikat di salah
satu ujungnya, lalu ujung yang lain kita ayunkan naik turun.
Besar amplitudo gelombang stasioner akan berubah-ubah di antara nilai
maksimum dan nilai minimumnya. Titik yang amplitudonya maksimum disebut juga
perut dan titik dengan amplitudo minimum disebut simpul. Gelombang stasioner ada dua
jenis yaitu gelombang stasioner pada ujung tetap dan stasioner ujung bebas.
Gelombang memiliki bagian-bagian yang berbeda-beda, perhatikan gambar
berikut:

Gelombang stasioner memiliki parameter yang sama dengan gelombang


berjalan, namun terdapat perbedaan pada simpangan, fase dan beda fasenya karena
gelombang ini memiliki amplitudo dan fase yang berbeda dalam setiap
perambatannya
E. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Rangakai alat dan bahan dimodul
2. Hidupkan catu gaya, geser pewaktu ketik kearah control meja perlahan-lahan sampai
timbul gelombal stasioner pada tali
3. Ukur panjang gelombang pada tali tersebut.
4. Matikan catu daya, Ganti atau tambahkan beban hingga menjadi 100 gram. Hitung
tenganangan tali (T) dengan beban 100 gr tersebut.
5. Hidupkan catu gaya, geser-geser perwaktu sehingga timbul kembali gelombang
stasioner pada tali itu
6. Matikan catu daya, ganti atau tambahakan beban (T) sehingga menjadi 125 gram,
htung tegangan tali dengan beban 125 gram.
7. Hidupkan catu daya, geser-geser perwaktu ketik hinga timbul kembali gelombang
stasioner pada tali itu
8. Bandingakn pajang gelombang stasioner,bandingakan hubungan pajang gelombang
dengan tangan tali.

F. HASIL PENGAMATAN
Pada srangkaian diujicobakan / dinyalakan maka akan terjadi gelombang pada tali yaitu
tali bergetar naik Pada saat rangkaian diuji cobakan / dinyalakan maka akan terjadi
gelombang pada tali yaitu tali bergetar naik turun.

G. PERTANYAAN-PERTANYAAN
1. Jika sebuah batu dilemparkan kekolam,anda akan melihatgelombang berjalan di
permukaan air, apakah yang berjalan di permukaan air seperti yanganda lihat?
Jelaskan !
Jawaban :
Batu yang dilemparkan ke kolam menyebabkan terjadinya gelombang dipermukaan
air.Gelombang ini merupakan gelombang transversal,karena arah getarannya tegak
lurus terhadap arah rambatannya.
2. Cahaya juga merupakan gelombang, dari jenis gelombang elektromagnetik.
Berdasarkan sifat gelombang itu, apa yangdirambatkan oleh cahaya ?
Jawaban:
Cahaya merupakan gelombang elektromagnetik,maka cahaya merambatkan partikel-
partikel yang bermuatan positif dan negatif dengan frekuensi gelombang pendek dan
gelombangnya bergerak lurus kesemua arah.
3. Perhatikan gambar berikut?

Seutas tali yangujungnya diikatkan pada sebuah garputala. Ujung yang lainnya dari tali
di ikatkan pada bang, kemudian garputala digetarkan terus menerus. Gambarkan
bentuk gelombangyangterjadi pada tali tersebut!
Jawaban :
Bentuk gelombang yang buat oleh tali sebagai berikut

4. Mengapa jika tegangan tali diubah, pewaktu ketik harus di geser untuk menimbulkan
gelombang?
Jawaban :
hal itu dilakukan untuk menjaga elastisitas tali yang bisa menimbulkan gelombang
dengan daya tertentu.
5. Pada setiap penambahan beban. Anda memperoleh panjang gelombang yangberbeda
panjangnya. Berubah jugakah frekuensi gelombangitu? Jelaskan jawaban anda !
Jawaban :
Jika panjang gelombang berbeda, maka frekuansinya tetap atau sama
6. Dalam percobaan melde berlaku

1 𝑇
𝑓= √
𝜆 𝜇

Carilah frekuensi gelombang (sama dengan frekuensi pada pewaktu ketik) dari hasil
percobaan Melde yang telah anda lakukan
Jawaban :
1) T =

H. PEMBAHASAN
1. Catudaya dipasang pada tegangan 6 volt. Massa beban gantung yang digunakan 75
gram.Tegangan tali sama dengan massa beban dibagi panjang tali yaitu:
𝑀 75 𝑔𝑟𝑎𝑚
𝑇= = = 50
𝑙 1,5 𝑚
2. pada saat catudaya dihidupkan pewaktu detik digeser ke arah katrol meja secara
perlahan sampai timbul gelombang stasioner pada tali, ternyata muncul gelombang
stasioner terlihat berjalan, karena ada energi dari catudaya dan terjadi perpaduan
gelombang pada gelombang stasioner.
3. Panjang gelombang dapat diukur pada tali tersebut yaitu:
2𝑙
λ= 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑛 = 1,2,3
𝑛
2𝑙 2𝑥 1.5 3
λ= = = =3
𝑛 1 1
4. Catudaya diamati beban ditambah menjadi 100 gram. Maka tegangan
talinya adalah:
𝑀 100 𝑔𝑟𝑎𝑚
𝑇= = = 68
𝑙 1,5 𝑚

5. Catudaya dihidupkan,pewaktu ketik digeser hingga timbul kembali gelombang


tali.Maka panjang gelombang (λ2) dapat dihitung:
2𝑙 2𝑥 1.5 3
λ= = = = 1,5
𝑛 2 2

6. Beban ditambah menjadi 125 gr.Tegangan tali pada massa tersebut adalah:
𝑀 125 𝑔𝑟𝑎𝑚
𝑇= = = 68
𝑙 1,5 𝑚

7. Catudaya dihidupkan hingga timbul gelombang pada tali maka panjang


gelombangmya 3(λ3) adalah:
2𝑙 2𝑥 1.5 3
λ= = = =1
𝑛 3 3

8. Perbandingan panjang gelombang λ1,λ2 dan λ3 = 3 : 1,5 : 1

I. KESIMPULAN
Cepat rambat dipengaruhi banyak faktor termasuk tegangan tali dan panjang tali.Jika
tegangan tali ditambah maka cepat rambat akan bertambah alias berbanding
lurus.Namun jika panjang tali ditambah maka cepat rambat akan berkurang alias
berbanding terbalik

J. DAFTAR PUSTAKA
Rumanta, maman DKK (2019). Praktikum IPA di SD. Tangerang Selatan : Universitas
Terbuka

K. KESULITAN YANG DIALAMI: SARAN DAN MASUKAN

1. Kesulitan
Dalam penelitian gelombang stasioner tidak ada kesulitan yang berarti sebab semua
alat dan bahan menggunakan KIT IPA yang sudah di fasilitasi dari pengelola SALUT
SILAMPARI UT Lubuk linggau, hanya saja waktu pelaksanaan yang sangat sedikit.
2. Saran dan Masukan
Sudah bagus, hanya kurang terasa pratikumnya karena menggunakan tuweb dalam
pengerjaannya. Dan kedepannya semoga untuk praktikum bisa di jadwalkan 1 hari 1
praktikum
L. FOTO/VIDEO PRAKTIKUM

Gambar alat tulis dan modeul sebagai


persiapan awal penunjang pelaksanaan
percobaan

Tahap Awal / Pembukaan

Gambar rangkaian alat percobaan


gelombang stasioner

Proses Kegiatan

Pengamatan benang yang akan bergetar


menunjukkan gelombang stasioner

Tahap Akhir
KEGIATAN PRAKTIKUM 2
GETARAN DAN BUNYI
Percobaan 1. Percobaan getaran benda oleh pegas

A. JUDUL PERCOBAAN: Percobaan getaran benda oleh pegas

B. TUJUAN PERCOBAAN
1. Mengukur periode dan frekuensi getaran
2. Menyelidiki pengaruh massa terhadap frekuens

C. ALAT DAN BAHAN


1. Pegas
2. Benda 3 buah (100 gram, 200 gram, 300 gram)
3. Statis
4. Klem penjepit
5. Stopwatch

D. LANDASAN TEORI
Selain pada pegas, gerak yang dilakukan pada bandul sebuah jam juga termasuk
gerak harmoni. Jika sebuah benda dengan massa m digantung pada seutas tali. Pada
awalnya benda berada pada titik kesetimbangan(titik A) kemudian benda ditarik ke
bawah sehingga benda berada di titik B dengan sudut simpangan yang kecil sebesar.
Kemudian benda dilepaskan sehingga diperoleh gerak harmoni dengan lintasan B-
A-C-A-B. Gerak yang berlangsung sepanjang lintasan ini disebut satu getaran. Demikian
pula dengan waktu yang dibutuhkan untuk satu getaran disebut periode (T) dan jumlah
getaran yang terjadi dalam satu sekon disebut frekuensi (f).

E. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Mengukur getaran benda oleh pegas.
a. Gantungkan pegas pada statis. Gantungkan benda 100 gram di ujung bawah pegas
tersebut.

Gambar. Rangkaian percobaan mengukurgetaran benda oleh pegas


b. Tarik benda ke bawah sejauh lebih kurang 5 cm, lalu lepaskan. Ukur waktu pegas
tersebut bergetar selama 20 getaran dengan menggunakan stopwatch. Catat hasil
pengamatan di lembar kerja. Ulangi pengukuran sampai 5 kali. Carilah nilai rata-
rata untuk periode dan frekuensi.

2. Menyelidiki pengaruh massa terhadap frekuensi


a. Lakukan percobaan seperti nomor 1, dengan benda 150 gram. Lakukan sebanyak 5
kali, catat hasilnya pada lembar kerja. Ulangi percobaan dengan benda 200 gram,
250 gram, 300 gram.
b. Bandingkan nilai dari percobaan dengan massa 100 gram sampai dengan 300
gram. Berpengaruhkah massa benda terhadap frekuensi, jelaskan! Bergantung apa
sajakah frekuensi tersebut?

F. HASIL PENGAMATAN

Hasil pengamatan mengukur getaran benda pada pegas


Percobaan Waktu 20 getaran Periode (sekon) Frekuensi
ke (sekon) (hertz)
1 12,88 0,644 1,56
2 12,96 0,648 1,55
3 13,03 0,651 1,54
4 13,08 0,654 1,53
5 13,17 0,658 1,52
T = 0,65 sekon
F = 1,54 HZ

Hasil pengamatan pengaruh massa terhadap frekuensi


Massa Percobaan Waktu 20 Periode Frekuensi Hertz
benda ke getaran (sekon) (hertz)
(gram) (sekon)
150 1 14,55 0,73 1,37 1,37
2 14,65 0,73 1,37 1,37
3 14,68 0,74 1,37 1,37
4 14,67 0,73 1,37 1,37
5 14,63 0,73 1,37 1,37
200 1 12,86 0,64 1,55 1,55
3 12,40 0,62 1,61 1,61
2 12,73 0,64 1,55 1,55
4 12,89 0,64 1,55 1,55
5 13,08 0,65 1,52 1,52
250 1 12,25 0,61 1,64 1,64
3 12,04 0,60 1,67 1,67
2 11,94 0,60 1,67 1,67
4 11,10 0,56 1,79 1,79
5 10,87 0,54 1,85 1,85
300 1 10,68 0,53 1,89 1,89
3 10,06 0,56 1,79 1,79
2 9,58 0,48 2,09 2,09
4 9,38 0,46 2,17 2,17
5 8,17 0,40 2,50 2,50
G. PERTANYAAN-PERTANYAAN
-
H. PEMBAHASAN

Berdasarkan tabel diatas, getaran benda pada pegas dengan massa benda yang
sama, dan waktu getaran yang sama pula yaitu 20 kali serta periodenya juga sama
meskipun terdapat selisih waktu yang sangat kecil namun dianggap sama.Sedangkan
getaran benda pada pegas pada massa benda yang berbeda,maka akan menghasilkan
waktu dan frekwensi yang berbeda pula

I. KESIMPULAN

Getaran benda yang terjadi pada pegas adalah getaran bolak balik yang melewati
titik keseimbangan dan akan kembali lagi ke titik awal/semula serta berlangsung secara
periodik

J. DAFTAR PUSTAKA
Rumanta, maman DKK (2019). Praktikum IPA di SD. Tangerang Selatan : Universitas
Terbuka

K. KESULITAN YANG DIALAMI: SARAN DAN MASUKAN


1. Kesulitan
Dalam percobaan ini tidak ada kesulitan yang berarti sebab semua alat dan bahan
menggunakan KIT IPA yang sudah di fasilitasi dari pengelola SALUT SILAMPARI UT
Lubuk linggau, hanya saja waktu pelaksanaan yang sangat sedikit.
2. Saran dan Masukan
Sudah bagus, hanya kurang terasa pratikumnya karena menggunakan tuweb dalam
pengerjaannya. Dan kedepannya semoga untuk praktikum bisa di jadwalkan 1 hari 1
praktikum
L. FOTO/VIDEO PRAKTIKUM

Gambar alat tulis dan modeul sebagai


persiapan awal penunjang pelaksanaan
percobaan

Tahap Awal / Pembukaan

Gambar kegiatan pengamatan pegas

Proses Kegiatan

Tabel hasil pengamatan getaran pada


benda pegas

Tahap Akhir
KEGIATAN PRAKTIKUM 2
GETARAN DAN BUNYI
Percobaan 2. Percobaan getaran beban pada ayunan (Bandul sederhana)

A. JUDUL PERCOBAAN: Percobaan getaran beban pada ayunan (Bandul sederhana)

B. TUJUAN PERCOBAAN : Menghitung berapa periode dan frekuensi pada bandul


sederhana.

C. ALAT DAN BAHAN


1. Bandul besi
2. Tiang gantungan
3. Benang
4. Stopwatch

D. LANDASAN TEORI
Periode adalah selang waktu yang diperlukan oleh suatu benda untuk melakukan
satugetaran lengkap. Getaran adalah gerakan bolak-balik yang ada di sekitar titik
keseimbangan dimana kuat lemahnya dipengaruhi besar kecilnya energi yang diberikan.
Satu getaran frekuensiadalah satu kali gerak bolak-balik penuh.

E. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Gantungkan bandul dengan seutas benang pada tiang yang tingginya kira-kira 1,5 m.
2. Tariklah beban dari kedudukan seimbang (0) dengan tangan kiri, sehingga
menyimpang kira-kira 10 (titik A).
3. Siapkan stopwatch di tangan kanan, jalankan stopwatch bersamaan dengan
melepaskan beban dari titik A. Amati apa yang terjadi.
4. Berilah hitungan 1 pada saat beban kembali ke A untuk pertama kalinya, hitungan 2
untuk keduakalinya, demikian seterusnya. Pada saat kitungan ke-10 matikan
stopwatch dan catat hasilnya.
5. Isikan hasil pengamatan padabtabel 6.3 di lembar bkerja, dengan menggati beban 20
grm sampai 100 gram
6. Perhatikan tabel 6.3 Apakah periode dan frekuensi bandul dipengaruhi oleh beban?
7. Lakukan seperti percobaan 1-4 dengan menggati panjang tali yangberbeda-beda,
massa tetap yaitu 60 gram. Catatlah hasil pengamatan pada lembar pengamatan.
8. Perhatikan tabvel 6.4 Apakah periode dan frekuensi dipengaruhi oleh panjang tali?
9. Buatlah grafik T terhadap ℓ1 linierkah? Sebutkan hubuangan antar periode (TT)
dengan panjang tali (ℓ1).
F. HASIL PENGAMATAN

Tabel 6.3
Hasil pengamatan
Panjang tali(f) = 100 cm (tetap)

Beban (gr) 10 T (s) T periode (s) f frekuensi (Hz)


20 22,33 10 : 2,23 223,3 : 0,45
30 23,09 10 : 2,31 230,9 : 0,43
40 23,08 10 : 2,31 230,8 : 0,43
50 23,40 10 : 2,34 234,0 : 0,43
60 23,33 10 : 2,33 233,3 : 0,43
70 22,79 10 : 2,28 227,9 : 0,44
80 22,82 10 : 2,28 228,2 : 0,44
90 22,80 10 : 2,28 228,0 : 0,43
100 22,79 10 : 2,28 227,9 : 0,44
Tabel 6.4
Massa beban (m) = 150 gram (tetap)

Beban tali (l ) (cm) 10 T T periode Frekuensi


(s) (s)
100 21,56 10 : 2,16 215,6 : 0,46
80 19,28 10 : 1,93 192,8 : 0,52
70 16,78 10 : 1,68 167,8 : 0,59
60 17,05 10 : 1,71 170,5 : 0,58
50 15,47 10 : 1,55 154,7 : 0,58

40 14,46 10 : 1,45 144,6 : 0,69


30 12,30 10 : 1,23 123,0 : 0,81
20 10,99 10 : 1,10 109,9 : 0,90
10 6,83 10 : 0,68 68,3 : 1,47

G. PERTANYAAN-PERTANYAAN
-
H. PEMBAHASAN
Beban / bandul digantungkan pada seutas benang di tiang setinggi +1,5 m.
kemudian benda ditarik dari kedudukan setimbang (0) dengan tangan kiri
dan sudut. penyimpangan 100 (titik A) selanjutnya dilepas dan dihitung
kembalinya ke titik A selama 10 hitungan dan dicatat waktunya. Percobaan ini
dilakukan berulang-ulang dengan mengganti beban. Dari hasil tabel 6.2
menunjukan bahwa periode dan frekuensi tidak terlalu berubah secara signifikan
meskipun beban di tambah.
Pada percobaan kedua menggunakan beban yang sama yaitu 150 gr dengan
mengubah panjang tali dari 20 cm sampai 150 cm. Dari hasil tabel 6.3 menunjukan
bahwa periode dan frekuensi berubah menjadi lebih cepat tiap tali di perpendek.

I. KESIMPULAN
Periode dan frekuensi bandul tidak dipengaruhi oleh beban, dari hasil
pengamatan perubahan periode dan frekuensi pada tali tidak berubah secara
signifikan. Sementara pada percobaan kedua Periode dan frekuensi bandul
dipengaruhi oleh panjang tali, setiap kali tali di perpendek maka periode dan
frekuensi menjadi lebih cepat.

J. DAFTAR PUSTAKA

Rumanta, maman DKK (2019). Praktikum IPA di SD. Tangerang Selatan : Universitas
Terbuka

K. KESULITAN YANG DIALAMI: SARAN DAN MASUKAN


1. Kesulitan
Dalam percobaan getaran beban pada ayunan (bandul sederhana)tidak ada kesulitan
yang berarti sebab semua alat dan bahan menggunakan KIT IPA yang sudah di fasilitasi
dari pengelola SALUT SILAMPARI UT Lubuk linggau, hanya saja waktu pelaksanaan
yang sangat sedikit.
2. Saran dan Masukan
Sudah bagus, hanya kurang terasa pratikumnya karena menggunakan tuweb dalam
pengerjaannya. Dan kedepannya semoga untuk praktikum bisa di jadwalkan 1 hari 1
praktikum

L. FOTO/VIDEO PRAKTIKUM

Gambar alat tulis dan modeul sebagai


persiapan awal penunjang pelaksanaan
percobaan

Tahap Awal / Pembukaan

Pelaksanaan percobaan getaran pada


ayunan (bandul)

Proses Kegiatan

Tabel hasil pengamatan

Tahap Akhir
PERCOBAAN BENDA BERGETAR SEBAGAI SUMBER BUNYI

A. JUDUL PERCOBAAN

Percobaan benda bergetar sebagai sumber bunyi

B. TUJUAN
a. Menjelaskan penyebab timbulnya bunyi
b. Menjelaskan cara perambatan bunyi

C. ALAT DAN BAHAN


a. Balon karet 1 buah
b. Karet gelang 1 buah
c. Kaleng bekas/kaleng susu 1 buah
d. Serbuk besi
e. Mistar plastik 30 cm 1 buah

D. LANDASAN TEORI
Getaran adalah suatu gerak bolak-balik di sekitar kesetimbangan. Disini maksudnya adalah
keadaan dimana suatu benda berada pada posisi diam jika tidak ada gaya yang bekerja pada benda
tersebut. Getaran mempunyai amplitudo (jarak simpangan terjauh dengan titik tengah) yang sama.

E. PROSEDUR PERCOBAAN

a. Letakkan mistar plastik di atas meja, dengan salah satu tepinya menonjol 15 cm. getarkan
ujungnya dengan cara menarik ke atas, kemudian dilepas. Apakah bagian mistar yang bergetar
mengeluarkan bunyi?
b. Ulangi langkah 1 tersebut dengan panjang mistar 10 cm, amatilah apakah getaran mistar
menimbulkan bunyi? Lakukan untuk panjang mistar yang menonjol 5 cm, 20 cm, dan 25 cm.
manakah yang lebih cepat getarannya? Berdasarkan percobaan tersebut apakah benda yang
bergetar dapat menimbulkan bunyi?

F. HASIL PENGAMATAN

No Panjang mistar Menimbulkan Keterangan


yang menonjol bunyi
(cm) Ya Tidak
1 25 √ Getaran lebih pelan dan bunyinya
. juga hampir tidak terdengar
2 20 √ Getaran lebih banyak dari yang
. mistar 15 cm, tetapi hampir tidak
mengeluarkan bunyi
3 15 √ Getaran lebih banyak dari yang
. mistar 10 cm, bunyi lebih sedikit
4 10 √ Getaran lebih banyak dari yang
. mistar 5 cm, bunyi lebih sedikit
5 5 √ Getaran sedikit (lebih kerap) tetapi
. bunyi lebih nyaring

G. PERTANYAAN-PERTANYAAN

1. apakah mistar bergetar mengeluarkan bunyi?


Jawab :
Ya, mistar yang ditarik ke atas dan dilepaskan akan mengeluarkan bunyi
2. manakah yang lebih cepat getarnya?
Jawab :
Yang lebih cepat getarannya adalah mistar yang tonjolannya 5 cm.

H. PEMBAHASAN
Mistar plastik yang diletakan diatas meja dan salah satu tepinya ditonjolkan melebihi bibir
meja, kemudian ujung mistar digetarkan dan dilakukan sebanyak 5 kali dengan panjang tonjolan
yang berbeda. Mistar yang lebih pendek (tonjolannya) lebih cepat getarannya, sedangkan yang
lebih panjang lebih lambat sehingga mempengaruhi bunyi yang dihasilkan

I. KESIMPULAN
Semakin pendek tonjolan mistar yang ditarik keatas dan dilepaskan maka bunyinya akan
semakin keras, semakin panjang tonjolan mistar maka getarannya akan lambat dan bunyinya akan
hilang.
1.Getaran dapat menimbulkan bunyi.
2.Bunyi merambat melalui udara
J. DAFTAR PUSTAKA
Rumanta, M. (2019). Praktikum IPA di SD. Jakarta: PT. Prata Sejati Mandiri.

K. KESULITAN YANG DIALAMI :


Kesulitan :
Secara keseluruhan tidak ada kesulitan yang di alami karena bahan-bahan yang menjadi media
percobaan mudah didapat karena dilingkungan sekitar tempat tinggal kita. Jadi lebih
memudahkan kita melakukan percobaan.

Saran :
Sudah bagus, hanya kurang terasa pratikumnya karena menggunakan tuweb dalam
pengerjaannya.

L. FOTO/VIDEOPRAKTIKUM

1. Alat dan bahan


2. Panjang mistar yang menonjol 5 cm

3. Panjang mistar yang menonjol 10 cm

3.

4. Panjang mistar yang menonjol 15 cm

5. Panjang mistar yang meonjol 20 cm 6. Panjang mistar yang menonjol 25 cm


KEGIATAN PRAKTIKUM 2
GETARAN DAN BUNYI
Percobaan 4. Percobaan resonansi bunyi
A. JUDUL PERCOBAAN : Percobaan Resonansi Bunyi
B. TUJUAN PERCOBAAN
1. Mengamati resonansi pada ayunan bandul
2. Menjelaskan syarat terjadinya resonansi
3. Mengukur panjangkolom udara dengan tabung resonansi
4. Menghitung cepat rambat bunyi di udara.

C. ALAT DAN BAHAN


1. Tali (benang kasur atau sejenisnya)
2. Batang kayu/batang bambu/batng logam lentur dan lemah dengan panjang 50 cm
3. Beban 3 buah masing-masing 300 gram
4. Termometer
5. Bejana berisi air/ember.
6. Tabung kaca setinggi bejana atau pipa atau lampu neon.
7. Garputala atau seendok.
8. Mistar.

D. LANDASAN TEORI
Resonansi merupakan suatu fenomena dimana sebuah sistem yang bergetar
dengan amplitudo yang maksimum akibat adanya impuls gaya yang berubah-ubah yang
bekerja pada impuls tersebut. Kondisi seperti ini dapat terjadi bila frekuensi gaya yang
bekerja tersebut berimpit atau sama dengan frekuensi getar yang tidak diredamkan dari
sistem tersebut.
Banyak contoh dari peristiwa resonansi yang dihadapi dalam kehidupan sehari-
hari, antara lain : bila berdekatan dengan sebuah gelas dan dibangkitkan suatu nada (
frekuensi ) yang besarnya sama dengan frekuensi alam gelas itu sendiri maka gelas itu
akan bergetar ( berbunyi) sekeras-kerasnya. Bila nada (frekuensi) tadi dibunyikan cukup
keras dan secara terus-menerus maka getar gelas akan semakin diperkeras sehingga
gelas dapat pecah. Dengan suara, orang dapat menghancurkan suatu benda. Juga
peristiwa keruntuhan pesawat terbang yang kecepatannya mendekati kecepatan
menjalar bumi berdasar atas peristiwa resonansi.
Getar pesawat yang disebabkan oleh gerak mesin – mesinnya yang diteruskan
pada udara sebagai bunyi, tidak dapat dengan cepat ditinggalkan (atau meninggalkan)
pesawat terbang karena kecepatan pesawat terbang tidak berbeda banyak dengan
kecepatan menjalar bumi. Akibatnya ialah getar badan pesawat terbang diperkeras
dengan cepat sekali sehingga pesawat terbang runtuh karena hal tersebut. Dengan
kecepatan agak di atas kecepatan menjalar bumi, pesawat terbang dapat terbang

E. PROSEDUR PERCOBAAN

1. Rangkaikan alat-alat seperti pada modul.


Gambar 6.17
Rangkaian percobaan resonansi ayunan bandul

Panjang bandul A dibuat sama panjang dengan bandul B (50 cm). Bandul C dibuat
lebih panjang daripada bandul A.
2. Getarkan bandul A dengan cara menarik bandul A ke samping selama 5 cm tegak
lurus batang D. Setelah ditarik kesamping kemudian lepaskan, biarkan bandul
berayun-ayun.
3. Amati bandul B dan bandul C dalam waktu yang agak lama. Apakah bandul tersebut
beresonansi (ikut ayunan). Jika ada, bandul apakah yang ikut beresonansi?
4. Getarkan lagi bandul A tersebut. Amati kecepatan getaran bandul yang beresonansi
dan bandul yang Anda gertarkan (bandul A). makin lama gerak bandul A, makin cepat
atau makin lambat? Gerak bandul beresonansi makin cepat atau makin lambatkah?
Bandingkan kecepatan geataran kedua bandul tersebut?
5. Berdasarkan hasil pengamatan pada langkah di depan, bagaimanakah hubungan
getar bandul A dengan bandul getar yang beresonansi tersebut?

Gambar 6.18
Bandul ditarik ke samping sejauh ± 5 cm

F. HASIL PENGAMATAN
Resonansi Ayunan Bandul.

Tabel 6.6 Pengamatan Resonansi Ayunan Bandul

No. Bandul A Bandul B Bandul C


1. Digerakan sebentar Beresonansi cepat Beresonansi lambat
2. Digerakan agak Resonansi makin Resonansi makin
lama lambat lambat
G. PERTANYAAN-PERTANYAAN
1. Jelaskan pengertian dari periode dan frekuensi?
Jawab :
a. Periode adalah waktu yang dibutuhkan oleh suatu gelombang penuh untuk
melewati suatu titik tertentu.
b. Frekuensi adalah jumlah gelombang yang melewati suatu titik tiap satuan waktu
(biasanya per sekon).
2. Bagaimana hubungan antara periode dan frekuensi?
Jawab :
Frekuensi merupakan hasil kali antara, periode dengan waktu getaran
3. Faktor apa yang mempengaruhi periode dan frekuensi pada
a. Pegas
b. bandul getaran
Jawab :
a. Faktor yang mempengaruhi periode dan frekuensi pada pegas adalah massa benda
(m).
b. Faktor yang mempengaruhi periode dan frekuensi pada bandul ayunan adalah
panjang tali dan massa benda.
4. Beberapa pegas berbeda elastisitasnya (kelentingannya) masing-masing
digantungkan pada sebuah statis menggunakan beban yang sama. Jika semua pegas
itu digetarkan akan samakah frekuensinya? Jelaskan!
Jawab :
Beberapa pegas yang berbeda elastisitasnya (kelentingannya) masing-masing
digantungkan pada sebuah statis. Pada masing-masing pegas tersebut digantungkan
benda yang massanya sama. Jika semua pegas itu digetarkan maka frekuensinya
berbeda-beda karena elastisitas pegas mempengaruhi periode, waktu gatar dan
panjang gelombang.

5. Sebuah bandul yang diayunkan sehingga berayun dari A-B-C kembali lagi ke A dan
seterusnya.
a. Dapatkah ayunan bandul di atas disebut getaran?
b. Jika anda harus mengukur waktu ayunan bandul seperti di atas, bagaimanakah
cara yang baik dalam mengukur waktu ayunan tersebut?
Jawab :
a. Bandul pada ayunan dapat disebut getaran, karena bandul yang satu akan
menggerakan bandul yang lainnya.
b. Cara yang baik dalam mengukur waktu ayunan adalah tangan kiri memegang
stopwatch sementara tangan kanan mengayunkan bandul. Pada hitungan ketiga
stopwatch dihidupkan bersamaan tangan kanan mengayunkan bandul.

6. Masing-masing pegas dalam gambar (a) dan (b) sama dalam segala hal begitu juga
dengan masa bebannya. Jika pada gambar (a) dan (b) digetarkan, akan samakah
frekuensi getarannya? Jelaskan
Jawab :
Frekuensi getaran yang ditimbulkan berbeda karena rangkaian percobaannya juga
berbeda.
7. Jelaskan benda yang bagaimanakah yang dapat menimbulkan bunyi?
Jawab :
Bunyi ditimbulkan oleh getaran suatu benda.
8. Bunyi yang sampai di telinga pendengar melalui medium apa?
Jawab :
Medium yang bisa menyampaikan bunyi ke telinga pendengar adalah melalui
perambatan udara.
9. Berdasarkan eksperimen anda:
a. Jelaskan pengerian resonansi!
b. Jelaskan syarat-syarat terjadinya resonansi!
Jawab :
a. Resonansi adalah peristiwa turut bergetarnya suatu benda karena pengaruh
getaran benda lain.
b. Syarat terjadinya resonansi adalah jika bunyi tersebut terdengar lebih keras dari
bunyi aslinya
10. Jika resonansi 1 terjadi pada kolom 25 cm, perkirakan panjang kolom resonansi 2.
Jawab :
Panjang pada resonansi kedua = 35 cm.
11. Dalam suatu percobaan di ruang tertutup, ternyata suhu udara pada saat itu adalah
7oC. Hitunglah cepat rambat bunyi pada tempat tersebut!
Jawab :
Dalam percobaan ruang tertutup, ternyata suhu udara pada saat itu adalah 70C. Maka
cepat rambat bunyi pada tempat tersebut adalah
V = 331 x 0,160128 = 53,062 m/s
H. PEMBAHASAN
Kami merangkai alat seperti pada gambar 6.17. Panjang bandul A dan B adalah 30
cm. Bandul C + 50 cm. Bandul A digerakan dengan cara menarik ke samping sejauh 5 cm
tegak lurus dengan mistar, lalu dilepaskan. Maka bandul B dan C berayun (beresonansi).
Bandul A digerakan lagi dengan mengamati yang lebih lama, ternyata makin lama
bandul A berayun, makin lama pula resonansi pada bandul B dan C dan makin lambat,
melambat pula resonansinya.

I. KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan diatas dapat disimpulkan bahwa :
1. Resonansi adalah peristiwa ikut bergetarnya suatu benda oleh pengaruh getaran
benda yang lain.
2. Syarat terjadinya resonansi adalah jika bunyi tersebut terdengar keras dibandingkan
dengan bunyi asalnya.

J. DAFTAR PUSTAKA

Rumanta, maman DKK (2019). Praktikum IPA di SD. Tangerang Selatan : Universitas
Terbuka

K. KESULITAN YANG DIALAMI: SARAN DAN MASUKAN


1. Kesulitan
Dalam penelitian resonansi bunyi tidak ada kesulitan yang berarti sebab semua alat
dan bahan menggunakan KIT IPA yang sudah di fasilitasi dari pengelola SALUT
SILAMPARI UT Lubuk linggau, hanya saja waktu pelaksanaan yang sangat sedikit.
2. Saran dan Masukan
Sudah bagus, hanya kurang terasa pratikumnya karena menggunakan tuweb dalam
pengerjaannya. Dan kedepannya semoga untuk praktikum bisa di jadwalkan 1 hari 1
praktikum
L. FOTO/VIDEO PRAKTIKUM

Gambar alat tulis dan


modeul sebagai
persiapan awal
penunjang
pelaksanaan
percobaan

Tahap Awal / Pembukaan

Pelaksanaan
percobaan resonansi
dengan ayunan bandul

Proses Kegiatan

Tabel hasil
pengamatan

Tahap Akhir
MODUL 7 OPTIK

KEGIATAN PRAKTIKUM 1

A. JUDUL PERCOBAAN
Percobaan Pemantulan cahaya
B. TUJUAN
Setelah melakukan percobaan ini diharapkan mahasiswa dapat:

1. Menjelaskan sifat-sifat cahaya.


2. Menjelaskan sifat-sifat bayangan yang dihasilkan oleh cermin.
3. Menjelaskan sifat-sifat bayangan yang dihasilkan oleh lensa.
4. Menentukan focus cermin cekung.
5. Menentukan foku lensa cembung.

C. LANDASAN TEORI

Salah satu sifat cahaya adalah cahaya dapat dipantulkan melalui cermin datar, cermin
cekung dan cermin cembung. Cermin datar adalah cermin yang memiliki bagian pemantul cahaya yang
datar. Cermin ini merupakan cermin yang paling sering kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari.
Cermin cekung adalah cermin yang memiliki bagian pemantul cahaya berupa cekungan. Cermin cekung
biasa digunakan sebagai reflector (benda yang memantulkan cahaya) misalnya pada senter, lampu
sepeda, lampu mobil dan alat kerja dokter. Cermin cembung adalah cermin yang memiliki bagian
pemantul cahaya yang berbentuk cembung, biasa digunakan untuk kaca spion kendaraan.
Dari pemantulan tersebut, bayangan yang dihasilkan akan berbeda-beda. Ada bayangan
yang sama dengan benda, lebih kecil dari benda ataupun sama dengan benda tersebut.
Sifat-sifat dari ketiga jenis cermin tersebut pun akan berbeda dari cermin datar, cermin
cembung, dan cermin cekung.

D. ALAT DAN BAHAN

1. Cermin datar (3x6 cm2)


2. Cermin cembung
3. Cermin cekung
4. Lampu senter
5. Busur derajat
6. Kertas putih
7. Lilin
8. Layar (tabir kertas)
9. Celah cahaya
E. CARA KERJA

1. Percobaan pemantulan cahaya pada cermin datar.

a. Menyusun lampu senter dan celah cahaya didepan cermin datar.


b. Menyalakan lampu senter dan mengamati dengan baik jalannya berkas cahaya pada saat
sebelum dan sesudah mengenai cermin datar.
c. Menggambarkan jalannya berkas sinar pada langkah (2), sehingga tampak sudut datang dan
sudut pantul.
d. Mengukur besar sudut datang (i) dan besar sudut pantul (t) tersebut.
e. Meletakan sebuah benda (dalam hal ini lilin) didepan cermin datar dan mengamati bayangan
selama benda itu digeser-geserkan didepan cermin datar.
f. Mencatat bagaimana sifat-sifat bayangan yang dibentuk oleh cermin datar tersebut.

2. Percobaan pemantulan cahaya pada cermin cembung.

a. Menyusun semua alat.


b. Menyalakan lilin dan mengamati dengan baik jalannya berkas cahaya pada saat sebelum dan
sesudah mengenai cermin cembung.
c. Menggambar jalannya berkas sinar pada langkah (2), sehingga nampak sudut datang dan sudut
pantul serta bayangan yang terbentuk.
d. Mencatat bagaimana sifat-sifat bayangan yang dibentuk oleh cermin cembung tersebut

3. Percobaan pemantulan cahaya pada cermin cekung

a. Menyusun alat dan bahan.


b. Menyalakan lilin dan mengamati dengan baik jalannya berkas cahaya pada saat sebelum dan
sesudah mengenai cermin cekung.
c. Menggambarkan jalannya berkas sinar pada langkah (2), sehingga tampak sudut datang dan
sudut pantulnya serta bayangan yang terbentuk.
d. Mencatat bagaimana sifat-sifat bayangan yang dibentuk oleh cermin cekung tersebut.
e. Mengatur jarak benda atau letak layar agar pada Iayar terbentuk bayangan yang jelas dan tajam.
Selanjutnya ukur jarak benda dan jarak bayangan.
f. Jika benda di depan cermin cekung terus digeser menjauhi cermin, maka pada jarak tertentu
bayangan benda akan menghilang (tidak tampak). Ukur jarak benda dan cermin cekung
g. pada keadaan tersebut (s).
F. HASIL PENGAMATAN

1. percobaan pemantulan cahaya pada cermin datar

a. gambar jalannya berkas sinar pada cermin datar

b. besar sudut datang (i) dan sudut pantul (r)

No. i (derajat) r (derajat)


1. 30o 30o
2. 45o 45o
3. 55o 55o
4. 60o 60o
5. 75o 75o

c. Sifat bayangan yang dibentuk oleh cermin datar;

a. Tinggi benda sama dengan tinggi bayangan


b. Jarak benda ke cermin sama dengan jarak bayangan ke cermin.
c. Tegak.
d. Maya.
e. Sama besar.

2. Pemantulan cahaya pada cermin cembung

Sifat bayangan yang dibentuk oleh cermin cembung :

a. Maya.
b. Sama tegak.
c. Bayangan lebih kecil dari pada bendanya

Tabel pengamatan jarak benda dan jarak bayangan


No. Jarak benda (cm) Jarak bayangan (cm)

1. 5 cm -8 cm

2. 8 cm -5 cm

3. 10 cm -4 cm

4. 20 cm -2 cm
3. Pemantulan cahaya pada cermin cekung

Sifat bayangan yang dibentuk oleh cermin cekung :

a. Maya
b. Sama banyak
c. Bayangan dua kali atau lebih besar dari pada bendanya

Tabel pengamatan jarak benda dan jarak bayangan


No. Jarak benda (cm) Jarak bayangan (cm)

1. 5 cm 8 cm

2. 8 cm 5 cm

3. 10 cm 4 cm

4. 20 cm 2 cm

H. Pembahasan

Pada pemantulan cahaya pada cermin datar, sinar datang kemudian memantul pada cermin.
Setelah dipantulkan, cermin tersebut juga menghasilkan sinar pantul. Sehingga, sinar datang dan sinar
pantul pada cermin datar adalah sama. Pada cermin datar, bayangan yang dihasilkan sama dengan
bendanya, baik itu dari bentuknya, ukurannya, maupun posisinya
Pada pemantulan cahaya pada cermin cembung, bayangan yang dihasilkan lebih kecil dari
pada bendanya.
Pada pemantulan cahaya pada cermin cekung, bayangan yang dihasilkan akan menjadi 2
kali lebih besar daripada bendanya.

I.Kesimpulan

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Salah satu sifat cahaya adalah dapat dipantulkan
2. Bayangan yang dihasilkan oleh cermin datar sama dengan bendanya
3. Bayangan yang dihasilkan oleh cermin cembung lebih kecil dari pada bendanya
4. Bayangan yang dihasilkan oleh cermin cekung 2 kali lebih besar daripada bendanya

J. DAFTAR PUSTAKA
Rumanta, M. (2019). Praktikum IPA di SD. Jakarta: PT. Prata Sejati Mandiri.
K. Kesulitan yang dialami : Saran dan Masukan
3. Kesulitan
Alat yang kurang lengkap sehingga harus ke tempat yang ada lengkap alatnya.
4. Saran

• Untuk mendapatkan hasil yang sesuai dan memuaskan lakukanlah percobaan dengan
teliti.
• Untuk mencapai praktikum yang lebih baik, waktu harus dipergunakan dengan sebaik-
baiknya.
L.FOTO/VIDEO PRAKTIKUM

Tahap Awal / Pembukaan

Proses Kegiatan

Mengisi tabel praktikum

Tahap Akhir
MODUL 7

A. JUDUL PERCOBAAN
Pembiasan Cahaya

B. TUJUAN
Mengamati pembiasan cahaya

C. ALAT DAN BAHAN


1. Lampu senter
2. Celah cahaya
3. Balok kaca
4. Lilin
5. Busur derajat
6. Kertas putih
.
D. LANDASAN TEORI
Lensa adalah benda transparan yang mampu membelokkan atau membiaskan berkas-berkas
cahaya yang melewatinya, sehingga jika suatu benda berada di depan lensa, maka bayangan dari
benda tersebut akan terbentuk. Lensa umumnya tersebut dari kaca atau plastik. Lensa memiliki dua
permukaan di mana bentuk permukaannya ada yang cembung, cekung atau datar. Bentuk permukaan
cembung memiliki permukaan yang melengkung keluar. Bentuk permukaan cekung memiliki
permukaan yang cekung ke dalam. Dan bentuk permukaan datar memiliki permukaan yang datar.
Berdasarkan bentuk permukaan ini,maka ada lensa yang kedua lensanya memiliki permukaan yang
cembung,lensa yang kedua permukaannya cekung,dan ada yang memiliki salah satu permukaannya
yang cekung dan yang lain permukaannya cembung (cekung-cembung atau cembung- cekung),dan
cekung atau datar.
Sifat sebuah lensa adalah jika sebuah berkas cahaya yang sejajar dengan sumbu melalui lensa itu
, maka berkas cahaya itu berkumpul ke sebuah titik focus dan membentuk sebuah bayangan nyata
dititik tersebut. Cahaya mempunyai sifat dapat dibiaskan, yaitu pembelokan cahaya sehubungan
dengan perubahan kelajuan cahaya rambat dari satu medium ke medium yang lain. Pembiasan
cahaya dapat terjadi pada lensa. Lensa adalah benda bening yang dibatasi oleh dua bidang lengkung
atau satu bidang lengkung dan satu bidang datar.

E. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Susunlah lampu senter, celah dan balok kaca seperti gambar 7.4
2. Nyalakan lamou senter dan amati dengan baik jalannya berkas sinar pada saat sebelum dan
sesudah menembus balok kaca
3. Gambarlah jalannya berkas sinar tersebut
4. Pergunakan lensa cembung untuk mengamati sebuah huruf pada buku dengan jarak yang relatif
dekat antara lensa dengan huruf
5. Susunlah lensa cembung, layar, lilin, dan penggaris panjang
6. Atur letak lilin dan lensa cembung agar diperoleh bayangan nyata lilin paling tajam pada tabir
7. Pergunakan sebuah lensa cekung untuk mengamati huruf pada buku anda, dengan jarak yang
relatif dekat.
F. HASIL PENGAMATAN

a. Gambar jalannya berkas sinar pada balok kaca

No Sudut datang (i) Sudut bias (r)

1. 75o 60o
2. 60o 45o
3. 45o 30o
4. 30o 15o

b. Sifat bayang yang dibentuk oleh lensa cembung


• Nyata
• Terbalik
• Diperkecil

c. Tabel pengamatan
No Jarak Benda (cm) Jarak Bayangan (cm)

1 3 cm 2 cm
2 2 cm 2 cm
3 2 cm 3 cm
4 1,5 cm 2 cm

d. Sifat- sifat bayangan yang dibentuk lensa cekung


• Nyata
• Terbalik
• Diperbesar

G. PERTANYAAN-PERTANYAAN
3. Sebutkan dua jenis tanaman lain yang dapat melakukan niktinasti ! jelaskan alasan anda
memilihnya !
4. Apa perbedaan antara niktinasti dan seismonasti pada percobaan yang telah anda lakukan ?
Jelaskan!
5. Pada percobaan geotropisme yang telah anda lakukan sebenarnya anda juga sekaligus telah
membuktikan adanya gerak fototropisme. Mengapa ? Jenis fototropisme apakah yang terjadi
? Jelaskan!

Jawaban :
3. Dua jenis tanaman lain yang dapat melakukan niktinasti adalah : Pohon Turi dan Pohon
Lamtoro. Alasan pengamat memilih kedua tanaman tersebut adalah karena di sekitar rumah
pengamat terdapat beberapa pohon tersebut dan pengamat telah melakukan pengamatan pada
kedua jenis tanaman tersebut dan ternyata fakta yang ada sesuai dengan teori yang ada.

4. Perbedaan antara niktinasti dan seismonasti pada percobaan yang telah dilakukan, gerak
niktinasti gerak menutupnya daun karena pengaruh gelap, sedangkan gerak seismonnasti
gerak padatumbuhan karena disebabkan olehgetaran/sentuhan.
5. Pada percobaan geotropisme yang telah dilakukan juga sekaligus membuktikan adanyaa
gerak fototropisme. Geotropisme adalah gerak tropisme yang disebabkan oleh rangsangan
gaya gravitasi bumi. Geotropisme positif, jika responnya menuju ke atas bumi. Sedangkan
fototropisme adalah gerak tropisme yang disebabkan oleh rangsangan berupa cahaya
matahari. Pada percobaan geotropisme yang dilakukan, kedua gerak geotropisme dan
fototropisme terjadi bersamaan,, karena pada percobaaan gerak pada batang menjahui pusat
bumi (geotropisme negatif), dan geraknya berbelok menuju cahaya matahari
(fototropismepositif).

H. PEMBAHASAN
Pada percobaan praktikum pembiasan cahaya peristiwa pembelokan arah rambat cahaya yang
terjadi ketika cahaya melewati bidang batas antara dua medium yang berbeda. Pembiasan terjadi
apabila sinar datang membentuk sudut tertentu cahaya datang tidak tegaklurus terhadap bidang

batas (sudut datang lebih kecil dari 90O) terhadap bidang batas. Sifat bayang yang dibentuk oleh
lensa cembung, Nyata, Terbalik, Diperkecil Sifat- sifat bayangan yang dibentuk lensa cekung
Nyata, Terbalik, Diperbesar.

I. KESIMPULAN
Dalam peristiwa pembiasaan cahaya kecepatan dan panjang gelombang berubah, tetapi frekuensi
tetap. Perbandingan kecepatan cahaya dengan ruang hampa (c’) dengan kecepatan cahaya suatu
medium (c) disebut indeks absolut medium tersebut

J. DAFTAR PUSTAKA
Rumanta, dkk. Pratikum IPA di SD. PT Gramedia: Universitas Terbuka

K. KESULITAN YANG DIALAMI :

1. SARAN
Untuk Pratikum ini belum ada kesulitan.
2. MASUKAN
Semoga praktikum bisa dilakukan secara tatap muka.
L. FOTO/VIDEOPRAKTIKUM

Foto tersebut merupakan Alat


dan bahan yang digunakan

Tahap Awal/ Pembukaan


Foto tersebut merupakan tahap
proses kegiatan

Proses Kegiatan

Foto tersebut merupakan


tahap akhir

Tahap Akhir
MODUL 7
OPTIK
KEGIATAN PRAKTIKUM 1. SIFATCAHAYA
Percobaan 3. percobaan difraksi, interferensi, dan dispersi
A. JUDUL PERCOBAAN: Percobaan difraksi, interferensi, dan dispersi

B. TUJUAN PERCOBAAN
Untuk menentukan fokus lensa cembung dan cekung serta menjelaskan sifat-sifat cahaya.

C. ALAT DAN BAHAN

1. Lampu TL

2. Kisi disfraksi.

D. LANDASAN TEORI
Cahaya merupakan gelombang elektromagnetik dengan spektrum yang terbatas
(spektrum optik atau spektrum tampak), dimana pada spektrum tertentu tersebut
gelombang elektromagnetik dapat terlihat yang kemudian kita sebut sebagai cahaya.
Tidak ada batasan yang eksak mengenai spektrum optik tersebut, akan tetapi mata
normal manusia dapat menerima/merasakan gelombang elektromagnetik dengan
panjang gelombang antara 400 sampai 700 nm (yang kita sebut sebagai cahaya tampak).
Interferensi cahaya merupakan penjumlahan superposisi dua gelombang cahaya
atau lebih yang dapat menimbulkan terbentuknya gelombang lain. Interferensi cahaya
pada celah ganda terjadi karena adanya beda fase cahaya dari cahaya yang melalui kedua
celah tersebut. Ketika sebuah sumber cahaya yang sama persis frekeuensi dan panjang
gelombangnya melewati dua buah celah, maka akan terjadi superposisi yang
menyebabkan munculnya garis-garis gelap dan terang pada layar.

Karena superposisi gelombangnya memiliki sudut interferensi, persamaannya


dapat ditulis sebagai: Perhatikan gambar diatas, jika sudut nya sangat kecil
( ) sehingga nilai sebesar y/l, maka persamaannya menjadi:
Untuk pita terang:

Untuk pita gelap:


Di mana:
d = jarak antar celah (m)
θ = sudut interferensi
m = orde (0,1,2,…)
𝜆 = panjang gelombang (m)
y = jarak pita orde-m ke terang pusat (m)
l = jarak celah ke layar (m)

E. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Susun lampu TL, penggaris panjang dan kisi.

Gambar. 7.6

Susunan percobaan difraksi, interferensi, dan dispersi

2. Setelah lampu TL dinyalakan, lakukan pengamatan dengan menggunakan kisi 3000


celah atau d=1/300 cm, jika yang dipilih warna ,ungu, ukurlah jarak warna ungu yang
dilihat di lampu TL, catat orde atau warna ungu ke berapa dari lampu TL yang anda
amati tersebut. Ukur jarak kisi ke lampu TL.

F. HASIL PENGAMATAN

Untuk kisi 3000 celah atau d=1/300 cm warna ungu yang diperoleh jarak kisi 80 cm dari
layar maka jarak warna ungu 8,6 cm (kiri) dan 8,5 cm (kanan). Dan pada jarak kisi 100
cm dari layar maka jarak warna ungu 10,8 cm (kiri) dan 11,2 cm (kanan).

G. PERTANYAAN-PERTANYAAN

1. Sebutkan warna-warna cahaya yang dipancarkan oleh lampu TL?

Jawab :

Warna-warna cahaya yang dipancarkan oleh lampu TL adalah Merah, biru, kuning
dan violet atau ungu

2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan peristiwa disfraksi, interferensi dan dispersi?

Jawab :

Difraksi adalah penyebaran gelombang, contohnya cahaya, karena adanya


halangan. Semakin kecil halangan, penyebaran gelombang semakin besar, Dispersi
adalah peristiwa penguraian cahaya polikromarik (putih) menjadi cahaya-cahaya
monokromatik (me, ji, ku, hi, bi, ni, u) pada prisma lewat pembiasan atau
pembelokan. Hal ini membuktikan bahwa cahaya putih terdiri dari harmonisasi
berbagai cahaya warna dengan berbeda-beda panjang gelombang sedangkan
Interferensi adalah interaksi antar gelombang didalam suatu daerah. Interferensi
dapat bersifat membangun dan merusak. Bersifat membangun jika beda fase kedua
gelombang sama sehingga gelombang baru yang terbentuk adalah penjumlahan dari
kedua gelombang tersebut.

H. PEMBAHASAN
Cahaya adalah energi berbentuk gelombang elekromagnetik yang kasat mata
dengan panjang gelombang sekitar 380–750 nm. Pada bidang fisika, cahaya adalah
radiasi elektromagnetik, baik dengan panjang gelombang kasat mata maupun yang tidak.
Cahaya adalah paket partikel yang disebut foton.
Kedua definisi di atas adalah sifat yang ditunjukkan cahaya secara bersamaan
sehingga disebut "dualisme gelombang-partikel". Paket cahaya yang disebut spektrum
kemudian dipersepsikan secara visual oleh indera penglihatan sebagai warna. Bidang
studi cahaya dikenal dengan sebutan optika, merupakan area riset yang penting pada
fisika modern. Cahaya mempunyai 4 besaran dalam optika klasik:
1. Intensitas
2. Frekuensi atau panjang gelombang
3. Polarisasi
4. Fasa
dan sifat optik fisis:
1. Interferensi
2. Difraksi
3. Dispersi
4. Polarisasi
Difraksi adalah penyebaran gelombang, contohnya cahaya, karena adanya
halangan. Semakin kecil halangan, penyebaran gelombang semakin besar. Dispersi
adalah peristiwa penguraian cahaya polikromarik (putih) menjadi cahaya-cahaya
monokromatik (me, ji, ku, hi, bi, ni, u) pada prisma lewat pembiasan atau
pembelokan. Hal ini membuktikan bahwa cahaya putih terdiri dari harmonisasi
berbagai cahaya warna dengan berbeda-beda panjang gelombang.
Interferensi adalah interaksi antar gelombang didalam suatu daerah.
Interferensi dapat bersifat membangun dan merusak. Bersifat membangun jika
beda fase kedua gelombang sama sehingga gelombang baru yang terbentuk adalah
penjumlahan dari kedua gelombang tersebut.

I. KESIMPULAN
1. Difraksi adalah penyebaran gelombang, contohnya cahaya, karena adanya halangan.
Semakin kecil halangan, penyebaran gelombang semakin besar. Dispersi adalah
peristiwa penguraian cahaya polikromarik (putih) menjadi cahaya-cahaya
monokromatik (me, ji, ku, hi, bi, ni, u) pada prisma lewat pembiasan atau
pembelokan. Hal ini membuktikan bahwa cahaya putih terdiri dari harmonisasi
berbagai cahaya warna dengan berbeda-beda panjang gelombang.
2. Interferensi adalah interaksi antar gelombang didalam suatu daerah. Interferensi
dapat bersifat membangun dan merusak. Bersifat membangun jika beda fase kedua
gelombang sama sehingga gelombang baru yang terbentuk adalah penjumlahan dari
kedua gelombang tersebut.
3. Cahaya adalah energi berbentuk gelombang elekromagnetik yang kasat mata dengan
panjang gelombang sekitar 380–750 nm. Pada bidang fisika, cahaya adalah radiasi
elektromagnetik, baik dengan panjang gelombang kasat mata maupun yang tidak.
Cahaya adalah paket partikel yang disebut foton.

J. DAFTAR PUSTAKA

Rumanta, maman DKK (2019). Praktikum IPA di SD. Tangerang Selatan : Universitas
Terbuka

K. KESULITAN YANG DIALAMI: SARAN DAN MASUKAN


1. Kesulitan
Dalam percobaan ini tidak ada kesulitan yang berarti sebab semua alat dan bahan
menggunakan KIT IPA yang sudah di fasilitasi dari pengelola SALUT SILAMPARI UT
Lubuk linggau, hanya saja waktu pelaksanaan yang sangat sedikit.
2. Saran dan Masukan
Sudah bagus, hanya kurang terasa pratikumnya karena menggunakan tuweb dalam
pengerjaannya. Dan kedepannya semoga untuk praktikum bisa di jadwalkan 1 hari 1
praktikum
L. FOTO/VIDEO PRAKTIKUM

Gambar alat tulis dan


modeul sebagai
persiapan awal
penunjang
pelaksanaan
percobaan

Tahap Awal / Pembukaan

Pelaksanaan
percobaan difraksi,
interferensi, dan
dispersi dengan lampu
Tl

Proses Kegiatan

hasil pengamatan
pembiasan warna dari
lampu Tl

Tahap Akhir
MODUL 7
Percobaan praktikum 2
Lensa Cembung dan Cermin Cekung

A. KEGIATAN PRAKTIKUM
Lensa cembung dan cermin cekung

B. TUJUAN
Setelah melakukan kegiatan dalam percobaan ini diharapkan anda dapat;
1) Menentukan jarak titik api (f) lensa cembung
2) Menentukan kekuatan lensa cembung (p)
3) Menentukan jarak titik apai (f) cermin cekung

C. ALAT DAN BAHAN


1. Meja optik lengkap
2. Lensa cembung
3. Cermin cekung
4. Layar
5. Sumber cahaya (lilin atau lampu)

D. LANDASAN TEORI
Lensa adalah medium transparan yang dibatasi oleh dua permukaan bias paling sedikit satu
diantaranya lengkung sehingga terjadi dua kali pembiasan sebelum keluar dari lensa. Garis hubung
antara pusat kelengkungan kedua permukaan disebut sumbu utama. Bayangan yang dibuat oleh
permukaan pertama merupakan benda untuk permukaan kedua. Permukaan kedua akan membuat
bayangan akhir. Terdapat dua jenis lensa, yaitu lensa cembung dan lensa cekung. Pada lensa cembung
(lensa positif) sinar dapat mengumpul (konvergen) dan pada lensa cekung (lensa negatif) sinar dapat
menyebar atau konvergen (Sarojo, 2011).

Lensa cembung memiliki tiga sinar istimewa yaitu:


a) Sinar yang datang sejajar sumbu utama akan dibiaskan melalui titik fokus f. Perhatikan gambar
berikut!

Gambar Berkas Sinar Istimewa I

b) Sinar yang datang melalui titik fokus pasif f akan dibiaskan sejajar dengan sumbu utama.

Gambar Berkas Sinar Istimewa II

c) Sinar yang datang melalui titik pusat optik (O) akan diteruskan (tidak dibiaskan)
Gambar Berkas Sinar Istimewa III
(Sunaryono, 2010)

Seperti halnya pada lensa cembung, untuk menggambarkan bayangan pada lensa cekung pun dapat
digunakan perjalanan tiga sinar istimewanya. Tiga sinar istimewa pada lensa cekung adalah sebagai
berikut:
a) Sinar datang sejajar dengan sumbu utama akan dibiaskan seolah-olah dari titik fokus f, perhatikan
gambar berikut:

Gambar Berkas Sinar Istimewa I

b) Sinar datang menuju titik fokus pasif f2 akan akan dibiaskan sejajar dengan sumbu utama.

Gambar Berkas Sinar Istimewa II

c) Sinar datang melalui pusat lensa O akan diteruskan

Gambar Berkas Sinar Istimewa III


E. PROSEDUR PERCOBAAN
1. PERCOBAAN LENSA CEMBUNG
a) Susunlah lensa pada dudukannya dan letakkan di antara layar dan sumber cahaya
b) Nyalakanlah sumber cahaya, kemudian aturlah posisi benda dan layar agar pada layar terbentuk
bayangan yang paling tajam
c) Ukurlah jarak benda (s) dan jarak bayangan (s’)
d) Ulangi percobaan beberapa kali dengan kedudukan benda yang berbeda]

2. PERCOBAAN CERMIN CEKUNG


a) Susunlah alat
b) Nyalakanlah sumber cahaya dan aturlah kedudukan benda dan layar agar pada layar terbentuk
bayangan paling tajam
c) Ukurlah jarak benda (s) dan jarak bayangan (s’)
d. Ulangi percobaan beberapa kali dengan kedudukan benda yang berbeda

F. HASIL PERCOBAAN

1. LENSA CEMBUNG

2. CERMIN CEKUNG
G. JAWABAN PERTANYAAN

H. PEMBAHASAN
Pada pemantulan cahaya pada cermin datar, sinar datang kemudian memantul pada cermin.
Setelah dipantulkan, cermin tersebut juga menghasilkan sinar pantul. Sehingga, sinar datang dan sinar
pantul pada cermin datar adalah sama. Pada cermin datar, bayangan yang dihasilkan sama dengan
bendanya, baik itu dari bentuknya, ukurannya, maupun posisinya
Pada pemantulan cahaya pada cermin cembung, bayangan yang dihasilkan lebih kecil dari pada
bendanya.
Pada pemantulan cahaya pada cermin cekung, bayangan yang dihasilkan akan menjadi 2
kali lebih besar daripada bendanya

I. KESIMPULAN

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Salah satu sifat cahaya adalah dapat dipantulkan
2. Bayangan yang dihasilkan oleh cermin datar sama dengan bendanya
3. Bayangan yang dihasilkan oleh cermin cembung lebih kecil dari pada bendanya
4. Bayangan yang dihasilkan oleh cermin cekung 2 kali lebih besar daripada bendanya

J. DAFTAR PUSTAKA
Rumanta, M. (2019). Praktikum IPA di SD. Jakarta: PT. Prata Sejati Mandiri.

K. Kesulitan yang dialami : Saran dan Masukan


1. Kesulitan
Alat yang kurang lengkap sehingga harus ke tempat yang ada lengkap alatnya.
2. Saran

✓ Untuk mendapatkan hasil yang sesuai dan memuaskan lakukanlah percobaan dengan
teliti.
✓ Untuk mencapai praktikum yang lebih baik, waktu harus dipergunakan dengan sebaik-
baiknya.
L.FOTO/VIDEO PRAKTIKUM

Tahap Awal / Pembukaan

Proses Kegiatan

Mengisi tabel praktikum

Tahap Akhir
KEGIATAN PRAKTIKUM
PERCOBAAN BINTIK BUTA

A. Judul praktikum

Percobaan bintik buta

B. Tujuan praktikum

a. Mengetahui bagaimana bayangan benda jika mengenai bintik buta.


b. Menentukan jarak benda yang adda lihat yang bayangannya tepat mengenai bintik buta.

C. Landasan dasar teori

Benda yang terkena cahaya akan membiaskan cahayanya melalui kornea dan diteruskan ke
aqeus humor, pupil, lensa mata, vitrous humor, kemudian retina. Cahaya yang masuk ke bagian
bintik kuning retina akan mengenai sel-sel batang dan kerucut. Sel kerucut sebagai fotoreseptor
yang peka cahaya akan menangkap rangsang dan mengubahnya menjadi impuls yang
dihantarkan ke saraf optik ke otak besar bagian belakang (lobus oksipitalis). Pada lobus
oksipitalis ini terjadi asosiasi berupa kesan melihat benda. Pembiasan cahaya dari suatu benda
akan membentuk bayangan benda jika cahaya tersebut jatuh di bagian bintik kuning pada retina,
karena cahaya yang jatuh pada bagian ini akan mengenai sel-sel batang dan kerucut yang
meneruskannya ke saraf optik dan saraf optik meneruskannya ke otak sehingga terjadi kesan
melihat. Sebaliknya, bayangan suatu benda akan tidak nampak, jika pembiasan cahaya dari
suatu benda tersebut jatuh di bagian bintik buta pada retina

D. Alat dan bahan yang digunakan

1. Gambar A dan B
2. Table pengamatan
3. Alat tulis dan penggaris

E. Cara kerja

a. Percobaan Bintik buta 1


1. Siapkan alat dan bahan, table pengamatan dan alat tulis
2. Tutup mata kiri anda dengan jari-jari tangan.
3. Peganglah gambar yang tersedia dengan jarak lebih kurang 60 cm dari mata anda.
4. Pusatkan pandangan mata anda pada tanda positif (+) selanjutnya secara perlahan-lahan
dekatkan gambartersebut ke bagian mata anda dengan pandangan mata kanan anda tetap
terfokus pada tanda (+) tersebut.
5. Pada jarak berapa dari mata anda tanda bundaran hitam (•) pada gambar tersebut tampak
dalam pandangan mata anda?
6. Catat hasil pengamatan anda pada lembar pengamatan
b. Percobaan Bintik buta 2
1. Perhatikan gambar yang telah disiapkan
2. Tutup mata kiri anda dengan jari tangan, dan dengan mata kanan anda, pandanglahtanda
positif (+) secara tajam, jarak gambar mulai dengan 60 cm dari mata anda.
3. Secara perlahan-lahan, dekatkanlah gambar tersebut kearah muka anda, sementara
pandangan anda tetep tertuju pada tanda (+).
4. Pada jarak berapa dari mata, garis pendek tampak menghilang dari pandangan anda?
5. Catatlah semua pengamatan pada lembar pengamatan.
F. Data pengamatan

Hasil pengamatan
Tabel hasil pengamatan bintik buta ke-1

No Jarak gambar A Dengan focus pada tanda positif Ket


dari mata anda (+) maka tanda bundaran hitam
mata anda
1 60 cm Tampak jelas
2 30 cm Tampak jelas
3 15 cm Tampak jelas
4 6 cm Buram
5 5 cm Buram hampir tidak terlihat Pada jarak 5 cm tanda (•) hampir
tidak nampak oleh mata
6 3 cm Tidak terlihat

Tabel hasil pengamatan bintik buta 2

No Jarak gambar A Dengan focus pada tanda positif (+)


dari mata anda maka :
Garis pendek Garis pendek
tampak menyatu
dengan garis
panjang *)
1 60 cm Tampak jelas
2 20 cm Tampak buram
3 10 cm Buram
4 5 cm Hampir tdk √
tampak

G. Pertanyaan dan jawaban

1. Pada percobaan bintik buta 1, mengapa tanda (•) menghilang dari pandangan anda pada
jarak tertentu?
Jawab :

Pada percobaan 1 tanda titik mengilang karena focus mata kita ke tanda (+), semakin dekat jarak
focus maka tanda (•) akan hilang.

2. Pada percobaan bintik buta 2, mengapa kedua garis (pendek dan panjang) tampak menyatu?
Pada jarak berapa dari mata anda? Jelaskan?
Jawab :

Pada percobaaan 2 antara garis panjang dan garis pendek tampak menyatu karena focus benda
sangat dekat dengan mata kita, kira-kira pada jarak 5 cm kedua garis tersebut menyatu.

H. Pembahasan:

Pada percobaan 1, pada jarak 60 cm, focus mata masih baik dan tanda (+) terlihat jelas. Jarak
pandang semakin dekat maka tanda (•) akan semakin hilang karena pandangan focus ke tanda
(+). Dan pada percobaan 2 pada jarak 60 cm pandangan masih baik dan tanda masih tampak
jelas, setelah jarak 5 cm garis akan tampak menyatu.

I. Kesimpulan
Jarak pandang semakin dekat maka focus mata (penglihatan) akan semakin buram bahkan tidak
tampak.

J. Daftar pustaka
Rumanta, maman dkk. 2019. Praktikum IPA di SD. Tangerang-Selatan: Universitas Terbuka.
K. KESULITAN YANG DIALAMI :
Kesulitan :
Secara keseluruhan tidak ada kesulitan yang di alami karena bahan-bahan yang menjadi media
percobaan mudah didapat karena dilingkungan sekitar tempat tinggal kita. Jadi lebih
memudahkan kita melakukan percobaan.

Saran :
Sudah bagus, hanya kurang terasa pratikumnya karena menggunakan tuweb dalam
pengerjaannya.

L.FOTO/VIDEOPRAKTIKUM

1. Alat dan bahan

2. Kegiatan praktikum

Jarak 60 cm
Jarak 30 cm

Jarak 15 cm

Jarak 6 cm
MODUL 7
KEGIATAN PRAKTIKUM MATA

A. JUDUL PERCOBAAN
Iris ( Pupil) Mata

B. TUJUAN PERCOBAAN :
1. Untuk mengetahui reaksi pupil mata manusia pada cahaya redup dan terang.
2. Mengetahui reaksi pupil mata kucing pada cahaya redup dan terang.

C. ALAT DAN BAHAN


5. lilin
6. Korek Api
7. Senter
8. Kucing
9. Tabel pengamatan
10. Alat tulis

D. LANDASAN TEORI
Pupil atau anak mata ini merupakan pembukaan di tengah mata. Cahaya masuk lewat pupil
serta diteruskan dengan melalui lensa mata, yang memusatkan bayangan ke retina. Letak pupil
mata tersebut berada di belakang retina bagian tengah. Pupil ini merupakan pusat daerah transparan
(warna hitam). Pupil ini berupa lingkaran hitam pada bola mata manusia, yang merupakan tepat
lewatnya cahaya itu ke dalam mata.
Fungsi pupil adalah untuk memungkinkan cahaya masuk ke mata sehingga dapat
difokuskan pada retina untuk memulai proses penglihatan. Pada umumnya pupil akan terlihat bulat
sempurna, berukuran sama dan berwarna hitam. Warna hitam yang terjadi karena cahaya yang
melewati pupil diserap oleh retina dan tidak dipantulkan kembali (dalam pencahayaan normal).
Pada saat cahaya pupil itu menjadi kecil, cahaya yang masuk ke mata itu menjadi berkurang saat
lingkungan terang.Ukuran pupil tersebut dikendalikan oleh otot. Apabila perlu banyak cahaya,
maka pupil membesar. Apabila cahaya tersebut bertambah terang, maka pupil bertambah kecil.

E. PROSEDUR PERCOBAAN
d. Iris (pipil) mata pada manusia
1. Mintalah teman anda untuk bekerja berpasangan

2. masuklah kedalam ruangan yang teduh ( cahaya gelap )

3. Mintahlah teman anada untuk duduk berhadapan, kemudian suruhlah menutup mata dengan

kedua tangannya, ambil dan nyalakan lilin lebih kurang 10 cm dari mata kawan anda

tersebut. Selanjutnya mintalah kawan anda untuk membuka mata kiri. Selanjutnya amati

pupil matanya dengan cermat dan gamarlah hasilnya.


4. Matikan lilin dan suruhlah kawan anda membuka mata kakan. Kemudian perhatikan pula

bagaimana bentuk dan keadaan pupil mata teman anda tersebut dengan cermat bdan

gambarkan hasilnya. Tuangkan hasil pengamatan anda pada lembar kerja.

e. Iris (pupil) mata pada kucing

1. Ambillah seekor kucing, dan bwahlah keruangan yang teduh.

2. Amatilah pupilm mata kucing tersebut, selanjutnya gambarkan hasil pengamatan anda.

3. Ambilah sebuah senter, kemudian sorotkan senter tersebut kemata kucing ! coba anda

perhatikan pupil mata kucing tersebut, baik bentuk maupun ukurannya. Selanjutnya

gambarlah hasil pengamatan anda dalam tebel pada lembar kerja.

F. HASIL PENGAMATAN
a. Hasil pengamatan pada Masnusia

A. Bentuk pupil mata ketika lilin dinyalakan

B. Pupil mata ketika lilin di padamkan


Gambar bentuk pupil mata manusia ketika melihat
Dalam keadaan cahaya terang dan cahaya redup

b. Hasil pengamatan pada Kucing

A. Bentuk pupil mata kucing pada cahaya redup

B. Pupil mata kucing saat disorot senter (cahaya terang)

Gambar bentuk pupil kucing dalam cahaya redup dan terang


G. PERTANYAAN-PERTANYAAN
a. Pertanyaan pupil mata pada Manusia
1. Dari hasil pengamatan anda tersebut, mana yaang lebih besar, apakah pupil mata ketika lilin
dinyalakan ataukah ketika lilin dipadamkan ? jelaskan !
Jawaban :
Setelah lilin dipadamkan, pupil menjadi membesar (mencembung) karena Pupil membesar
ketika melihat ketempat yang gelap atau redup (Intensitas cahaya rendah), mengecil pada
tempat yang terang (Intensitas cahaya tinggi) dan pupil normal kembali ketika berada
ditempat yang tidak terlalu terang tidak juga terlalu gelap.
2. Apa pungsi pupil mata tersebut bagi penglihatan ? Jelaskan !
Jawaban :
Fungsi pupil adalah untuk memungkinkan cahaya masuk ke mata sehingga dapat difokuskan
pada retina untuk memulai proses penglihatan. Pada saat cahaya pupil itu menjadi kecil,
cahaya yang masuk ke mata itu menjadi berkurang saat lingkungan terang.Ukuran pupil
tersebut dikendalikan oleh otot. Apabila perlu banyak cahaya, maka pupil membesar.
Apabila cahaya tersebut bertambah terang, maka pupil bertambah kecil.

b. Pertanyaan pupil mata pada kucing


1. Dari hasil pengamatan Anda tersebut, bagaimana bentuk pupil mata kucing ketika di dalam
ruangan yang agak gelap? Mengapa demikian? Jelaskan!
Jawaban :
Pupil membesar ketika melihat ketempat yang gelap atau redup (Intensitas cahaya rendah),
mengecil pada tempat yang terang (Intensitas cahaya tinggi) dan pupil normal kembali
ketika berada ditempat yang tidak terlalu terang tidak juga terlalu gelap. Pupil akan
mengalami peristiwa refleks pupil jika diberikan rangsangan cahaya baik intensitasnya
tinggi ataupun rendah.
2. Bagaimana bentuk pupil mata kucing ketika disorot dengan senter? Jelaskan mengapa hal
itu terjadi !
Jawaban :
Pada saat mata kucing mendapat cahaya yang lebih terang, sistem bekerja berlawanan untuk
melindungi retina dan itu bisa membuat pupil mata kucing mengecil dan berubah menjadi
garis tipis. selain itu pada mata kucing ada sebuah lapisan yang tidak terdapat pada mata
manusia. Lapisan ini terletak dibelakang retina yang berfungsi sebagai penerima cahaya.
Pada saat cahaya jatuh dilapisan ini, langsung dipantulkan kembali dan otomatis cahaya
melewati retina sebanyak dua kali. Oleh karena itu kucing dapat melihat dengan mudah
walaupun gelap atau cahaya hanya sedikit. Sebab itu juga mata kucing menjadi bersinar
disaat gelap.

H. PEMBAHASAN
Pada mata manusia ketika lilin dinyalakan, bentuk pupil terlihat mengecil (memipih) dan
setelah lilin dipadamkan, pupil menjadi membesar (mencembung). Pada mata kucing pada cahaya
redup, bentuk pupil mata kucing terlihat normal dan pada keadaan gelap akan membesar dan
berbentuk bulat, sedangkan pada cahaya terang (disorot center) bentuknya akan mengecil dan
pipih.
Pupil membesar ketika melihat ketempat yang gelap atau redup (Intensitas cahaya rendah),
mengecil pada tempat yang terang (Intensitas cahaya tinggi) dan pupil normal kembali ketika
berada ditempat yang tidak terlalu terang tidak juga terlalu gelap. Pupil akan mengalami peristiwa
refleks pupil jika diberikan rangsangan cahaya baik intensitasnya tinggi ataupun rendah.
Kucing dapat melihat dengan mudah walaupun gelap atau cahaya hanya sedikit. Sebab itu
juga mata kucing menjadi bersinar di saat gelap. Lapisan yang terdapat pada mata kucing itu
disebut kristal tapetum lucidum yang dapat memantulkan cahaya. Alasan lain kenapamata kucing
bisa melihat dalam gelap adalah karena adanya sel-sel batang yang lebih banyak dibandingkan sel-
sel kerucut diretina mereka. Keistemawaan mata kucing selain bisa melihat dimalam hari, bola
mata kucing juga lebih besar daripada manusia. Jika manusia hanya sampai 160 derajat, mata
kucing bisa dengan mudah melihat hingga 187 Derajat. Oleh sebab itu kucing bisa dengan mudah
melihat ancaman yang ada.

I. KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan pada manusia mata kita mempunyai
kemampuan untuk berakomodasi, yaitu kemampuan lensa mata untuk mencembung dan
memipih dalam melihat benda pada jarak tertentu. Sedangkan pada kucing bentuk pupil mata
kucing mempunyai daya akomodasi sama seperti pupil mata manusia. Hanya bentuk dan kekuatan
akomodasinya saja yang berbeda.

J. DAFTAR PUSTAKA

Rumanta, maman dkk, (2019). Praktikum IPA di SD. Tangerang Selatan : Universitas Terbuka

K. KESULITAN YANG DIALAMI:

Dalam penelitian ini tidak ada kesulitan yang berarti dalan tahap pelaksanaan praktikum ini,
pelaksanaan praktikum dapat dilakukan dengan baik.

SARAN DAN MASUKAN


Sudah bagus, hanya kurang terasa pratikumnya karena menggunakan tuweb dalam
pengerjaannya. Dan kedepannya semoga untuk praktikum bisa di jadwalkan 1 hari 1
praktikum.
L. FOTO/VIDEO PRAKTIKUM

Foto tersebut merupakan foto alat dan


bahan yang digunakan

Tahap Awal / Pembukaan

Proses percobaan

Proses Kegiatan

Hasil percobaan yang dilakukan

Tahap Akhir

Anda mungkin juga menyukai