Anda di halaman 1dari 12

TUGAS 2

PENDIDIKAN IPS DI SD

Materi :

1. Esensi Kurikulum IPS SD Berdasarkan KTSP 2006 Kelas Tinggi


2. Isu dan Masalah Sosial Budaya dalam Pembelajaran IPS SD

Disusun oleh :
Laila Fitriani
856235549

Tutor Pembimbing :
Eti Siska Putri, M. Pd

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR (PGSD)


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
POKJAR UJUNG GADING UPBJJ PADANG
UNIVERSITAS TERBUKA
TAHUN 2021
SOAL

1. Kembangkan satu essay reflektive yang mengambarkan kedalaman pemahaman anda

tentang Esensi kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) IPS SD kelas Tinggi, dan

anda jelaskan apa yang melatar belakangi kita mempelajari materi kuliah tentang Esensi

kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) IPS SD kelas Tinggi, lalu apa manfaat kita

sebagai guru dalam mempelajari materi tersebut, Untuk mengembangkan essay tersebut

anda diwajibkan membaca dan mencantumkan referensi. (SKOR 30).

2. berkaca pada materi modul 4 tentang isu dan masalah sosial budaya dalam pembelajaran
IPS SD, bahwa kompetensi yang diharapkan setelah mempelajari modul ini diharapkan
saudara memiliki kemampuan dalam menjelaskan trend globalisasi beserta pengaruhnya
terhadap pembelajaran IPS, mengidentifikasi masalah-masalah sosial yang timbul dari
keragaman budaya, mengidentifikasi masalah-masalah lingkungan dan pendidikan
lingkungan, mengidentifikasi masasalah-masalah hukum dan ketertiban dan
mengidentifikasi masalah-masalah kesadaran hukum dan pendidikan keasadaran hukum,
untuk mencapai kompetensi yang diharapkan tersebut, silahkan saudara pilih salah satu
isu dan masalah sosial yang bersifat trend globalisasi yang terjadi sekarang ini, lalu anda
jelaskan dan identifikasi berdasarkan kompetensi yang harapkan tersebut (SKOR 30)
3. coba anda berikan salah satu contoh yang mengambarkan keterkaitan globalisasi dengan
keragaman budaya dalam konteks pembelajaran IPS SD (SKOR 20)
4. jelaskan kenapa di dalam pembelajaran IPS SD perlu peserta didik kita mempelajari
masalah-masalah-hukum? (SKOR 20)

Ket.
1. kerjakan dengan jujur (TIDAK BOLEH COPY PASTE DI INTERNET)
2. harus memiliki referensi minimal 3 rujukan
Jawab :

1. Pemahaman tentang Esensi kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) IPS SD


kelas Tinggi :
Menurut pemahaman saya tentang Esensi Kurikulum Tingkat Pendidikan (KTSP) IPS SD
Kelas Tinggi adalah mengembangkan kemampuan untuk memahami berbagai fenomena
sosial, menganalisis permasalahan dan memahami pengertian terkait dengan peristiwa,
fakta, konsep, generalisasi, nilai, sikap, kemampuan analisis dan keterampilan intelektual,
personal dan sosial. Yang diharapkan peserta didik dapat memahami esensi pembahasan
dan mampu mengembangkan lebih jauh untuk topik yang dibahas. Guru memberikan
contoh isu-isu sosial atau kejadian yang terjadi dilingkungan terdekat mereka sehingga
peserta didik lebih memahami apa-apa saja yang terjadi dilingkungan mereka sehingga
pemahaman peserta didik semakin luas serta mereka memperoleh pengertian yang lebih
jelas dalam mengembangkan kemampuan berpikir siswa.
Kurikulum IPS SD mengalami perubahan dari waktu ke waktu. Perubahan tersebut
terjadi karena tuntutan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kebutuhan
dalam kehidupan. Perkembangan tiap kurikulum tersebut merupakan penyempurnaan dari
kurikulum sebelumnya. Dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) IPS SD
kelas Tinggi yang di bahas di dalamnya adalah pembelajaran pada kelas V dan VI di
Sekolah Dasar mengenai tingakat kognitif C4, C5 dan C6.

Latar belakang kita mempelajari materi kuliah tentang Esensi kurikulum tingkat
satuan pendidikan (KTSP) IPS SD kelas Tinggi :
Latat belakang mempelajari esensi kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) IPS SD
kelas tinggi adalah agar kita bisa lebih memahami, pengembangan dari setiap perubahan
kurikulum serta cara atau proses pembelajaran yang lebih baik atau efektif untuk
diaplikasikan pada pembelajaran IPS di SD kelas tinggi. Peningkatan mutu pendidikan
sangat diperlukan bagi semua pihak terutama dalam memperbaiki kualitas pembelajaran
di kelas. Usaha untuk meningkatkan kualitas pendidikan diantaranya adalah dengan
menyusun kurikulum pendidikan yang dijalankan dalam proses pembelajaran.
Sebagaimana tercantum dalam Undang – Undang (UU) No. 20 Tahun 2003 Pasal 35
yang menyebutkan bahwa pengembangan kurikulum merupakan bagian dari penjabaran
Standar Nasional Pendidikan. Dari dasar hukum yang ada, pemerintah selanjutnya
mengembangkan pendidikan berdasarkan sebuah acuan tertentu yang berupa kurikulum
Kurikulum 2006 atau dikenal dengan Model KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan) yakni model umum yang berisi kerangka acuan dan model kurikulum
lengkap yang lansung diaplikasikan ke dalam satuan pendidikan. Kurikulum 2006 atau
KTSP merupakan modifikasi dari model kurikulum yang sudah ada. Kurikulum ini
memuat berupa standar isi dan standar kompetensi. Standar isi adalah ruang lingkup
materi dan tingkat kompetensi yang dituangkan dalam kriteria tentang tamatan,
kompetensi bahan kajian, kompetensi mata pelajaran, dan silabus pembelajaran yang
harus dipenuhi oleh peserta didik pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu.
Standar kompetensi adalah perilaku yang dapat diukur dan/diobservasikan untuk
menunjukan ketercapaian kompetensi dasar tertentu yang menjadi acuan mata pelajaran.
Sedangkan yang menjadi Standar Kompetensi Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial
SD/MI, antara lain:
 Kemampuan memahami identitas diri dan keluarga, serta sikap saling menghormati
daam kemajemukan keluarga.
 Kemampuan mengenal lingkungan rumah dan peristiwa penting di lingkungan
keluarganya.
 Kemampuan memahami peristiwa penting dalam keluarga secara kronologis
 Kemampuan memahami kedudukan dan peran anggota keluarga
 Kemampuan mengenal lingkungan dan melaksankan kerjasama di sekitar rumah
dan sekolah.
 Kemampuan memahami jenis pekerjaan dan penggunaan uang
 Kemampuan memahami sejarah, kenampakan alam, dan keragaman suku bangsa di
lingkungan kabupaten/kota dan provinsi
 Kemampuan memahami sumber daya alam, kegiatan ekonomi, dan kemajuan
teknologi di lingkungan kabupaten/kota dan provinsi.
 Kemapuan mendeskripsikan kejayaan masa lau,keragaman kenampakan alam dan
suku bangsa, serta kegiatan ekonomi di Indonesia
 Kemampuan memahami perjuangan bangsa Indonesia dalam meraih kemerdekaan.
 Kemampuan memahami kenampakan alam dan keadaan sosial negara tetangga
(Asia Tenggara), Asia, dan dunia.
 Kemampuan memahami peranan bangsa Indonesia di era globalisasi.

Tujuan kurikulum IPS bertumpu pada tujuan yang lebih tinggi. Secara hirarki,
tujuan pendidikan nasional padatataran operasional dijabarkan dalam tujuan institusional
tiap jenis dan jenjang pendidikan. Selanjutnya pencapaian tujuan institusional inisecara
praktis dijabarkan dalam tujuan kurikuler atau tujuan mata pelajaran pada setiap bidang
studi dalam kurikulum, termasuk bidang studi IPS. Akhirnya tujuan kurikuler secara
praktis operasional dijabarkan dalam tujuanin struksional atau tujuan pembelajaran.
Jadi yang melatar belakangi kita mempelajari materi matakuliah tentang Esensi
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) IPS SD kelas Tinggi adalah sekarang ini
berbagai masalah sering terjadi dilingkungan sekitar kita, maka mata pelajaran IPS salah
satu mata pelajaran yang diberikan yang mengkaji peristiwa, fakta, konsep, dan
generalisasi yang berkaitan dengan isu-isu sosial agar peserta didik dapat menjadi lebih
baik atau menjadi warga negara yang baik.
Kemampuan tersebut tentu sangat penting dimiliki oleh guru, agar dapat menyajikan dan
mengembangkan suatu topik dengan memulai dari peristiwa atau isu-isu sosial yang
paling dekat yaitu dilingkungan kita sendiri. Kemudian membantu peserta didik
mengembangkan peristiwa, fakta, konsep dan generalisasi contohnya di sekitar kita
supaya pembelajaran yang kita berikan menjadi bermakna. Sehingga peserta didik merasa
mendapat bimbingan dan pengarahan. Ini merupakan salah satu faktor agar dapat
diciptakan suasana belajar yang kondusif dan hubungan interaksi dalam pembelajaran
lebih hidup, dengan sasaran akhir mendapatkan hasil belajar sesuai dengan yang
diharapkan.

Manfaat kita sebagai guru dalam mempelajari Esensi kurikulum tingkat satuan
pendidikan (KTSP) IPS SD kelas Tinggi :
Manfaat kita sebagai guru dalam mempelajari Esensi kurikulum tingkat satuan
pendidikan (KTSP) IPS SD kelas Tinggi adalah agar kita mampu untuk memahami
terlebih dahulu pembelajaran dengan sistim KTSP IPS di kelas tinggi. Kepentingan dari
KTSP yaitu memberikan pengertian dan pemahaman yang baik bagi guru untuk
menjalankan tugas sebagai pengajar yang baik di kelas. Pengajar yang baik merupakan
guru yang tidak hanya menguasai materi pelajaran namun juga mampu mengatur suasana
kelas menjadi kondusif untuk proses pembelajaran.
Oleh karena itu, manfaat KTSP adalah mendorong guru untuk lebih kreatif dalam
penyelenggaraan program pendidikan. Selain itu, guru juga berfungsi sebagai fasilitator
di dalam kelas untuk membantu proses pembelajaran. Kemudian yang paling penting
adalah mengubah paradigma mengajar dalam pembelajaran.
Dalam KTSP (2006) mata pelajaran IPS bertujuan agar peserta didik memiliki
kemampuan sebagai berikut :
1) Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan
lingkungannya
2) Memiliki kemampuan dasar untuk berfikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri,
memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sososial.
3) Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan.
4) Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerja sama dan berkomptensi dalam
masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global.

Melalui pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial yang diterapkan di Sekolah Dasar, peserta
didik akan di didik, dilatih, dibina dan dikembangkan kemampuan mental, emosional,
dan intelektualnya untuk menjadi warga negara yang bertanggung jawab, berketerampilan
dan berkepedulian sosial sesuai dengan nilai-nilai dan norma yang terkandung dalam
Pancasila. Agar tujuan ini tercapai, maka yang pertama kali harus di perhatikan adalah
tenaga pendidik yang sudah memahami Esensi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) IPS SD kelas Tinggi, sehingga mampu untuk membuat peserta didik mengerti
tentang pembelajarn IPS di SD dengan system KTSP IPS SD kelas Tinggi.

Jawab :

2. Globalisasi adalah suatu keadaan atau kondisi dimana isu dan masalah-masalah yang ada
menyangkut berbagai bangsa dan negara atau bahkan seluruh dunia (Nursid
Sumaatmadja, 2008). Menurut Tye dalam Nursid Sumaatmadja menyatakan pemahaman
terhadap globalisasi merupakan proses belajar tentang masalah-masalah dan isu-isu yang
melintasi batas-batas negara dan tentang sistem keterhubungan dalam lingkungan,
budaya, ekonomi, politik dan teknologi.
Contoh-contoh masalah dan isu yang sifatnya global sebagai berikut:
1. Krisis energy, baik persediaan kandungan minyak bumi yang tersisa, masalah harga
maupun penelitian tentang sumber sumber energy pengganti.
2. Jurang antara Negara kaya dan miskin.
3. Kepadatan penduduk yang mendorong urbanisasi serta terjangkitnya penyakit-
penyakit yang diakibatkan oleh kelaparan dan kemiskinan.
4. Populasi yang meliputi seluruh lingkungan bumi, seperti kerusakan hutan,
pencemaran akibat industrialisasi, pencemaran udara sampai lapisan ozon yang
semakin menipis.
5. Perang nuklir
6. Perdagangan internasional
7. Komunikasi
8. Perdagangan obat terlarang
9. Perbedaan ras dan etnik dalam masyarakat/ bangsa.

Globalisasi sebagai suatu proses bukan suatu fenomena baru karena proses globalisasi
sebenarnya telah ada sejak berabad-abad lamanya. Di akhir abad ke-19 dan awal abad ke-
20 arus globalisasi semakin berkembang pesat di berbagai negara ketika mulai ditemukan
teknologi komunikasi, informasi, dan transportasi. Loncatan teknologi yang semakin
canggih pada pertengahan abad ke-20 yaitu internet dan sekarang ini telah menjamur
telepon genggam (handphone) dengan segala fasilitasnya.
Bagi Indonesia, proses globalisasi telah begitu terasa sekali sejak awal dilaksanakan
pembangunan. Dengan kembalinya tenaga ahli Indonesia yang menjalankan studi di luar
negeri dan datangnya tenaga ahli (konsultan) dari negara asing, proses globalisasi yang
berupa pemikiran atau sistem nilai kehidupan mulai diadopsi dan dilaksanakan sesuai
dengan kondisi di Indonesia. Globalisasi secara fisik ditandai dengan perkembangan
kota-kota yang menjadi bagian dari jaringan kota dunia. Hal ini dapat dilihat dari
infrastruktur telekomunikasi, jaringan transportasi, perusahaan-perusahaan berskala
internasional serta cabang-cabangnya.
Pada abad ke-21, negara-negara berkembang harus mewaspadai adanya tren globalisasi di
segala bidang dengan kemajuan teknologi dan perkembangan dunia yang seolah-olah
membuat batas-batas negara dan kedaulatan negara menjadi kabur, bahkan dalam bidang
ekonomi dinyatakan kini dunia menjadi tanpa batas. Negara-negara berkembang,
termasuk Indonesia, harus mewaspadai globalisasi karena kekurang mampuan dalam
menghadapi persaingan dengan negara-negara maju. Negara-negara maju menguasai
dunia dengan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi didukung oleh sumber
daya manusia yang handal, sementara negara berkembang masih mengandalkan luas
wilayah, kekayaan alam, dan jumlah penduduk.
Arus globalisasi saat ini telah menimbulkan pengaruh terhadap perkembangan budaya
bangsa Indonesia. Derasnya arus informasi dan telekomunikasi ternyata menimbulkan
sebuah kecenderungan yang mengarah terhadap memudarnya nilai-nilai pelestarian
budaya. Perkembangan 3T (Transportasi, Telekomunikasi, dan Teknologi) mengkibatkan
berkurangnya keinginan untuk melestarikan budaya negeri sendiri Budaya Indonesia
yang dulunya ramah-tamah, gotong royong dan sopan berganti dengan budaya barat,
misalnya pergaulan bebas.

Contoh :
Perkembangan dalam dunia fashion adalah salah satu bukti adanya globalisasi. Kita tahu
beberapa kota yang menjadi kiblat dalam dunia fashion dunia, seperti halnya Paris,
Milan, dan Tokyo. Dengan adanya globalisasi, mode busana masyarakat Indonesia pun
mulai mengarah kesana. Gaya berpakaian remaja Indonesia yang dulunya menjunjung
tinggi norma kesopanan telah berubah mengikuti perkembangan zaman. Ada
kecenderungan bagi remaja putri di kota-kota besar memakai pakaian minim dan ketat
yang memamerkan bagian tubuh tertentu.
Budaya perpakaian minim ini dianut dari film-film dan majalah-majalah luar negeri yang
ditransformasikan kedalam sinetron-sinetron Indonesia. Derasnya arus informasi, yang
juga ditandai dengan hadirnya internet turut serta menyumbang bagi perubahan cara
berpakaian. Pakaian mini dan ketat telah menjadi trend dilingkungan anak muda. Akan
tetapi, saat ini Indonesia juga sedang berusaha memajukan busana muslim Indonesia
untuk dapat dilirik oleh negara lain. Seperti yang kita tahu, selama lima tahun
belakangan, kemajuan prestasi busana muslim Indonesia berkembang pesat di pasar
dunia. Hal itu karena telah lahir insan-insan yang inovatif dalam hal busana.
Kemudian di Aceh misalnya, dua puluh tahun yang lalu, anak-anak remajanya masih
banyak yang berminat untuk belajar tari Ranub Lampuan (Tari Aceh). Hampir setiap
minggu dan dalam acara kesenian, remaja di sana selalu diundang pentas sebagai hiburan
budaya yang meriah. Saat ini, ketika teknologi semakin maju, ironisnya kebudayaan-
kebudayaan daerah tersebut semakin lenyap di masyarakat, bahkan hanya dapat
disaksikan di televisi dan Taman Mini Indonesia Indah. Padahal kebudayaan-kebudayaan
daerah tersebut, bila dikelola dengan baik selain dapat menjadi pariwisata budaya yang
menghasilkan pendapatan untuk pemerintah baik pusat maupun daerah, juga dapat
menjadi lahan pekerjaan yang menjanjikan bagi masyarakat sekitarnya.
Masalah-masalah sosial yang timbul dari keragaman budaya salah satu masalah yang
timbul akibat dari keragaman budaya adalah terjadinya tawuran antar suku, tawuran antar
warga atau tawuran antar sekolah. Dalam masyarakat yang memiliki keanekaragaman
budaya timbul berbagai masalah isu diantaranya adalah pembauran, prasangka dan
ethnocentrism (melahirkan superioritas dan inferioritas).
Dua hal yang terakhir sebenarnya lebih bersifat bagian yang tidak terpisahkan dari proses
pembauran (asimilasi). Masalah yang timbul dalam keberagaman masyarakat antara lain:
kecemburuan sosial, perubahan nilai-nilai budaya akibat globalisasi dll. Keaneka
ragaman budaya bisa diperkenalkan sejak usia sekolah dasar, di Indonesia sejak kelas 1,
dimulai dengan memperkenalkan perbedaan-perbedaan yang ada pada peserta didik
dikelasnya. Misalnya perbedaan jenis kelamin, latar belakang pekerjaan orang tua,
kemampuan belajar. Pelajaran IPS akan sangat menarik jika peserta didik didorong
mengenali berbagai perbedaan diantara mereka, tetapi tanpa melupakan kesamaan dan
kebersamaan.

Jawab :

3. Globalisasi adalah suatu keadaan atau isu dan masalah-masalah yang ada menyangkut
berbagai bangsa dan negara atau bahkan seluruh dunia (Nursid Sumaatmadja, 2008).
Anderson dalam Kuswaya Wihardit (1999:122) mengatakan bahwa tidak ada satu pun
negara di dunia yang mampu menolak bahkan menghindari globalisasi, tidak ada pilihan
lain, kecuali menyesuaikan diri dengan langkah melakukan perubahan. Perubahan yang
penting, antara lain menyesuaikan sistem pendidikan, dalam arti penyesuaian seperlunya
agar dapat mengantisipasi realita yang ada.
Keragaman budaya mengandung dua arti yaitu keragaman artinya ketidaksamaan atau
perbedaan, dan budaya berarti dalam rangka kehidupan bermasyarakat yang dijadikan
milik manusia dengan benar. Keragaman budaya dapat diartikan sebagai suatu keadaan
dimana suatu masyarakat memiliki lebih dari satu perangkat gagasan, tindakan dan hasil
karya (Koentjaraningrat, 1980:193).
Keberagaman dalam budaya Indonesia tercermin dalam berbagai kebudayaan lokal yang
berkembang di masyarakat. Keragaman tersebut tidak muncul begitu saja, melainkan
karena adanya pengaruh-pengaruh yang timbul dan tumbuh di masyarakat, sehingga
membentuk suatu kebudayaan tersebut. Perkembangan budaya lokal di setiap daerah
tentu memiliki peran yang signifikan dalam meningkatkan semangat nasionalisme,
karena budaya lokal tersebut mengandung nilai-nilai sosial masyarakat.
Globalisasi dalam konteks budaya selama ini selalu dikaitkan dengan dominasi negara-
negara Barat yang dikenal dengan istilah Westernisasi. Globalisasi dan Westernisasi
memiliki kerkaitan erat karena globalisasi sendiri merupakan proses atau strategi negara-
negara Barat dalam melakukan ekspansi produk dan pengaruh termasuk dalam bidang
kebudayaa. Jadi, dapat dikatakan bahwa Westernisasi merupakan salah satu produk dari
globalisasi.
Keterkaitan globalisasi dan keragaman budaya adalah dimana semakin berkembangnya
zaman dan berbagai ilmu pengetahuan yang sangat pesat tentunya menyebabkan
penyebaran gagasan, makna, dan nilai- nilai budaya ke seluruh dunia dengan cara tertentu
mengakibatkan hal tersebut tersebar dengan sangat cepat dan di manfaatkan untuk
memperluas dan mempererat hubungan sosial antar satu negara dengan negara lainnya
atau dengan satu adat dengan adat lainnya. Proses ini ditandai oleh konsumsi budaya
bersama dengan penyebaran sangat luas yang dibantu oleh Internet, media budaya
masyarakat, dan perjalanan luar negeri ataupun banyaknya turis yang berkunjung dari
negaranya ke negara lain.
Globalisasi ini juga mempengaruhi budaya lokal yang terpengaruh oleh budaya barat dan
tidak sedikit budaya barat yang masuk ke Indonesia, contohnya adalah perayaan hari
valentine dan halloween serat budaya barat lainnya. Meskipun kedua budaya tersebut
bukan budaya asli indonesia, akan tetapi tidak sedikit masyarakat Indonesia yang
melestarikan budaya tersebut. Banyak masyarakat Indonesia yang menyatakan bahwa
budaya asing jauh lebih menarik ketimbang budaya asli penduduk tersebut, hal ini yang
menyebabkan kesadaran akan melestarikan budaya lokal semakin menurun dan
sebaliknya budaya barat yang semangkin di kagumi oleh banyak orang tentunya anak
muda saat ini yang semangkin marak setiap harinya.
Hal yang tak kalah menarik di antaranya juga Tergerusnya Kebudayaan Indonesia yang
dimana bentuk lain perubahan sosial budaya di Indonesia adalah tergerusnya budaya asli
Indonesia. Saat ini sudah tidak lagi menjadi hal yang jarang di jumpai misalnya saja tidak
sedikit dari kebudayaan kita yang sudah mulai punah. Meskipun demikian, banyak
masyarakat Indonesia yang lebih berminat dengan budaya asing yang masuk ke Indonesia
seperti break dance, beat box, dan lainnya. Minat dalam menggunakan bahasa daerah
masing-masing juga semangkin berkurang terutama pada kaum anak muda mereka lebih
cendrung memilik bahasa yang di anggap lebih mengikuti perkembangan zaman dari
pada menggunakan bahasa asli daerah tempat mereka tinggal.
Globalisasi di satu sisi menyadarkan kita akan adanya kesamaan dalam kehidupan
manusia dimuka bumi ini, ada kesamaan kebutuhan dan keinginan, sementara di sisi
lainnya keanekaragaman budaya mengajarkan kepada kita semua bahwa ada perbedaan di
antara manusia sebagai pendukung kebudayaannya. Fungsi pembeajaran IPS, antara lain
membantu para siswa untuk mengembangkan kemampuan pemahaman terhadap diri
pribadinya, menolong mereka untuk mampu mengetahui dan menghargai masyrakat
global dengan keanekaragaman budayanya, memperkenalkan proses sosialisasi,
memberikan pengertian tentang pentingnya mempertimbangkan masa lampau dan masa
kini dalam mengambil keputusan untuk masa datang dan berpartisipasi dalam aktivitas di
masyrakat (Wihardit, 1999:11). Jadi tugas guru sebagai fasilitator yang memebantu
peserta didik untuk mengembangkan kemampuan pemahaman terhadap diri pribadinya,
menolong mereka untuk mampu mengetahui dan menghargai masyarakat global dengan
keanekaragaman budayanya.

Jawab :

4. IPS merupakan perpaduan dari berbagai disiplin ilmu, salah satunya adalah ilmu hukum
yang berkaitan dengan masalah-masalah hukum, peraturan-peraturan tingkah laku dalam
masyarakat yang ditetapkan oleh pemerintah. Masalah-masalah adalah berbagai
permasalahan yang muncul sebagai akibat dari interaksi atau pergaulan manusia sebagai
makhluk sosial. Permasalahan tersebut dikategorikan masalah hukum karena dari
permasalahan yang muncul akan menyebabkan terganggunya kepentingan atau hak salah
satu individu atau kelompok lain sehingga diperlukan jalan ke luar yang bersifat
mengingat kedua belah pihak.
Hukum sebagai peraturan yang di buat oleh suatu kekuasaan atau adat yang dianggap
berlaku oleh dan untuk orang banyak, undang-undang, ketentuan, kaedah, patokan, dan
keputusan hakim. Hukum merupakan petunjuk hidup, perintah dan larangan yang
mengatur tata tertib dalam suatu masyarakat, yang seharusnya ditaati oleh seluruh
anggota masyarakat karena dapat menimbulkan tindakan pelanggaran oleh pemerintah
atau penguasa (Utrecht, 2012:11).
Pengajaran IPS, di antaranya bertujuan untuk mengenalkan peserta didik terhadap
lingkungannya, bagaimana siswa berinteraksi dengan lingkungannya, membentuk warga
negara yang baik. Sebagai ilmu pengetahuan yang menelaah antara hubungan manusia
yang mencakup hubungan individu dengan kelompok, kelompok dengan kelompok, serta
kelompok dengan alam maka IPS akan potensial di dalam mengkaji permasalahan yang
dapat muncul dari sebab yang ditimbulkan dalam berbagai hubungan antarmanusia
tersebut. Di samping itu, melalui pendidikan IPS kita dapat membentuk siswa sebagai
warga negara yang mendukung ketertiban sesuai kaidah-kaidah hukum yang berlaku.
Misalnya sebagai berikut :
a. Upaya dalam mensosialisasikan perlunya memelihara lingkungan alam yang sehat
sehingga pendirian pabrik yang tidak memenuhi persyaratan (menimbulkan polusi
dan merusak lingkungan) akan mendapat sanksi hukum.
b. Menanamkan kesadaran hukum dalam diri peserta didik sebagai wajib pajak (pajak
kendaraan, tanah, rumah, pendapatan, dan sebagainya)
c. Menanamkan saling pengertian antarindividu peserta didik dalam menghormati hak
dan kewajiban masing-masing dan sebagainya.
Dalam pembelajaran IPS SD perlu peserta didik kita mempelajari masalah-masalah hukum
karena didalam interaksi sosial tidak jarang akan terjadi perbedaan kepentingan yang
menimbulkan berbagai benturan diantara mereka. Dengan demikian, diperlukan adanya
aturan norma-norma yang dapat mengatur dan menyelesaikan segala bentuk permasalahan
yang muncul dalam interaksi atau pergaulan antar individu tersebut. Kumpulan aturan-aturan
(baik yang tertulis maupun yang tidak) tersebut akan bersifat memaksa karena mau tidak mau
tidak harus ditaati oleh setiap individu (tanpa kecuali). Apabila setiap anggota peserta didik
menaati segala bentuk aturan (hukum) yang berlaku maka ketertiban akan tercipta.
Diharapkan peserta didik dapat menjadi anggota masyarakat yang taat dan patuh terhadap
aturan hukum yang berlaku.

Daftar Pustaka
Darmadi Hamid. 2019. Pengantar Pendidikan Era Globalisasi. Bandung : Remaja Rosdakarya
E. Utrecht. 2012. Pengantar Hukum Administrasi Negara Indonesia. Jakarta : Balai Buku ichtiar

Ischak, Sardjiyo. 2008. Pendidikan IPS di SD. Jakarta : Universitas Terbuka.

Kuswaya Wihardit. 1999. Tren Globalisasi dan Keragaman Budaya. Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama

Nursid Sumaatmadja. 2008. Pembelajaran IPS Dalam Era Globalisasi dan Keragaman Budaya.
Jakarta : Rineka Cipta

Winarno Budi. 2001. Globalisasi Peluang atau Ancaman Bagi Bangsa Indonesia. Jakarta :
Erlangga

Anda mungkin juga menyukai