Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH IPS TERPADU

PENDIDIKAN IPS PADA JENJANG SEKOLAH

Dosen Pengampu :
Dr. Pargito, M.Pd

Disusun Oleh :
1. Ratu Nadia Hasanah (2113034005)
2. Rof’i Darajat Annisa (2113034009)
3. Rahul Fernando (2113034021)
4. Putri Paulina Endarwati (2153034005)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI


JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
TAHUN 2021/2022
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr. wb. Puji syukur atas rahmat Allah SWT, berkat rahmat
serta karunia-Nya sehingga makalah dengan judul “Pendidikan IPS Pada Jenjang
Sekolah” dapat terselesaikan tepat waktu.
Makalah ini dibuat dengan tujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah IPS
Terpadu dari bapak Dr. Pargito, M.Pd. selain itu penyusunan makalah ini bertujuan
untuk menambah wawasan kepada pembaca tentang pendidikan IPS pada jenjang
sekolah.
Kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada bapak Dr. Pargito., M.Pd
selaku dosen pengampu mata kuliah IPS Terpadu. Berkat tugas yang diberikan ini, kami
dapat menambah wawasan yang berkaitan dengan pendidikan IPS pada jenjang sekolah.
Kami juga menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang membantu kami
dalam proses penyelesaian makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan dan penulisan makalah ini masih
memiliki banyak kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu, kami mohon maaf atas
kesalahan dan ketidaksempurnaan yang pembaca temukan dalam makalah ini. Kami
juga berharap adanya kritik dan saran yang membangun dari para pembaca agar
kedepannya kami mampu menyempurnakan makalah ini.

Bandar Lampung, 08 Maret 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................... 2

DAFTAR ISI ................................................................................................................... 3

BAB I ............................................................................................................................... 4

PENDAHULUAN ........................................................................................................... 4

A. Latar Belakang ................................................................................................... 4

B. Rumusan Masalah .............................................................................................. 5

C. Tujuan Masalah .................................................................................................. 5

BAB II .............................................................................................................................. 6

PEMBAHASAN .............................................................................................................. 6

A. Gambaran IPS secara umum .............................................................................. 6

B. IPS Terpadu SD ................................................................................................. 9

C. IPS Terpadu SMP ............................................................................................ 15

D. IPS di SMA ...................................................................................................... 17

E. Hasil Wawancara ............................................................................................. 25

BAB III .......................................................................................................................... 27

KESIMPULAN ............................................................................................................. 27

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 28


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan IPS merupakan integrasi dari ilmu sosial dan humaniora yang
disajikan secara ilmiah untuk kepentingan pendidikan. Di Indonesia, IPS merupakan
mata pelajaran yang diajarkan pada jenjang sekolah SD, SMP dan SMA.
Sebagaimana yang tertulis pada Peraturan Pendidikan Menteri Pendidikan Nasional
(Permendiknas) No. 22 Tahun 2006 tentang standar isi dijelaskan bahwa Ilmu
Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan mata pelajaran yang diberikan mulai dari
SD/MI/SDLB hingga SMA/MA/SMK, pada jenjang tersebut secara terpadu
mencakup beberapa ilmu – ilmu sosial yaitu sosiologi, sejarah, geografi dan
ekonomi.
Pendidikan IPS sangat penting diberikan kepada peserta didik dari jenjang SD-
SMA agar mereka mampu untuk mengenal kehidupan masyarakat dan
lingkungannya dengan di dukung media pembelajaran seperti media cetak, media
elektronik, media sosial bahkan dalam kehidupan langsung mereka saat
bermasyarakat.
Proses kegiatan pembelajaran di kelas sangat bergantung pada perncanaan yang
matang dari guru. Oleh karenanya , guru sangat berperan besar dalam menciptakan
pembelajaran yang sukses bagi siswa. Media pembelajaran merupakan salah satu
kunci kesuksesan dalam pembelajaran IPS sebab dapat mempermudah guru dalam
menyampaikan materi dan siswa dapat dengan mudah memahami materi yang
disampaikan. Menurut Dayton mengemukakan bahwa terdapat tiga fungsi utama
media pembelajaran antara lain : memotivasi minat dan tindakan, menyajikan
informasi, dan memberi intruksi.
Sehingga ketika dalam proses belajar dan pembelajaran di kelas berlangsung
dengan lancar dapat mencapai tujuan utama dari pembelajaran tersebut yaitu aktif,
inofatif, kreatif, efektif dan tidak membosankan.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang dapat diambil dari uraian materi di atas adalah :
1. Bagaimana gambaran IPS secara umum ?
2. Bagaimana penerapan IPS terpadu SD ?
3. Bagaimana penerapan IPS terpadu SMP ?
4. Bagaimana penerapan IPS SMA ?
5. Apa saja hasil wawancara dari guru IPS pada setiap jenjang ?

C. Tujuan Masalah
Adapun tujuan masalah yang dapat di ambil dari uraian di atas adalah :
1. Untuk mengetahui gambaran IPS secara umum.
2. Untuk mengetahui penerapan IPS terpadu SD.
3. Untuk mengetahui penerapan IPS terpadu SMP.
4. Untuk mengetahui penerapan IPS SMA.
5. Untuk mengetahui hasil wawancara dari guru IPS pada setiap jenjang.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Gambaran IPS secara umum


1. Pengertian IPS
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan integrasi dari berbagai cabang
ilmu-ilmu sosial seperti: sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik,
hukum, dan budaya. Ilmu Pengetahuan Sosial dirumuskan atas dasar realitas
dan fenomena sosial yang mewujudkan satu pendekatan interdisipliner dari
aspek dan cabang-cabang ilmu-ilmu sosial. IPS atau studi sosial itu
merupakan bagian dari kurikulum sekolah yang diturunkan dari isi materi
cabang-cabang ilmu-ilmu sosial.

2. Latar Belakang IPS masuk Kurikulum


Latar belakang dimasukkannya bidang studi IPS ke dalam kurikulum
sekolah di Indonesia karena pertumbuhan IPS di Indonesia tidak terlepas dari
situasi kacau, termasuk dalam bidang pendidikan, sebagai akibat
pemberontakan 30 September 1965, yang akhirnya dapat ditumpas oleh
Pemerintahan Orde Baru. Setelah keadaan tenang pemerintah melancarkan
Rencana Pembangunan Lima Tahun (Repelita). Pada masa Repelita I (1969-
1974) Tim Peneliti Nasional di bidang pendidikan menemukan lima masalah
nasional dalam bidang pendidikan. Kelima masalah tersebut antara lain:
a) kuantitas,berkenaan dengan perluasan dan pemerataan kesempatan
belajar
b) Kualitas, menyangkut peningkatan mutu lulusan
c) Relevansi, berkaitan dengan kesesuaian sistem pendidikan dengan
kebutuhan pembangunan
d) Efektifitas sistem pendidikan dan efisiensi penggunaan sumber daya dan
dana
e) Pembinaan generasi muda dalam rangka menyiapkan tenaga produktif
bagi kepentingan pembangunan nasional.
Perjalanan bangsa ini menunjukkan betapa pentingnya pendidikan IPS bagi
masyarakat dan terutama bagi generasi muda yang lebih peka dan tanggap
terhadap masalah social sekitarnya secara rasional dan bertanggung jawab.

3. Tujuan Pembelajaran IPS


Tujuan dari pembelajaran IPS yakni siswa yang tadinya belum dewasa dapat
menjadi dewasa. Dewasa disini artinya siswa dapat hidup mandiri tidak
bergantung pada orang lain serta dapat hidup di lingkungan dengan
mematuhi norma–norma yang berlaku di lingkungan setempat. Tujuan
institusional penyelenggaraan pendidikan di sekolah dasar menurut
kurikulum 2006 (KTSP) adalah:
(1) mendidik siswa agar menjadi manusia Indonesia seutuhnya berdasarkan
Pancasila yang mampu membangun dirinya sendiri serta ikut
bertanggung jawab terhadap pembangunan bangsa
(2) memberi bekal kemampuan yang diperlukan bagi siswa untuk
melanjutkan pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi.
(3) memberi bekal kemampuan dasar untuk hidup di masyarakat dan
mengembangkan diri sesuai dengan bakat, minat, kemampuan dan
lingkungannya.
Tujuan mata pelajaran IPS ditetapkan sebagai berikut :
a) Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat
dan lingkungannya
b) Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin
tahu, inquri. Memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan
social
c) Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai social dan
kemanusiaan,
d) Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi
dalam masyarakat yang majemeuk, di tingkat local, nasional dan global
(Sapriya, 2008 : 161).
Tujuan pembelajaran IPS adalah untuk mengembangkan potensi peserta
didik agar peka terhadap masalah pribadi, masalah sosial yang terjadi di
masyarakat, memiliki sikap mental positif terhadap perbaikan segala
ketimpangan yang terjadi, dan terampil mengatasi setiap masalah yang
terjadi sehari-hari di lingkungan keluarga, baik yang menimpa dirinya
sendiri maupun yang menimpa masyarakat secara umum.

4. Ruang Lingkup IPS


Ruang lingkup IPS dibagi menjadi beberapa aspek yaitu :
a) Ditinjau dari ruang lingkup hubungan mencakup hubungan sosial,
hubungan ekonomi, hubungan psikologi, hubungan budaya, hubungan
sejarah, hubungan geografi, dan hubungan politik.
b) Ditinjau dari segi kelompoknya adalah dapat berupa keluarga, rukun
tetangga, kampung, warga desa, organisasi masyarakat dan bangsa.
c) Ditinjau dari tingkatannya meliputi tingkat lokal, regional dan global.
d) Ditinjau dari lingkup interaksi dapat berupa kebudayaan, politik dan
ekonomi (Tasrif, 2008 : 4).
Pendidikan IPS mencoba untuk menghasilkan warga Negara yang reflektif,
mampu atau terampil dan peduli. Reflektif adalah dapat berpikir kritis dan
mampu memecahkan masalah berdasarkan sudut pandangnya dan
berdasarkan nilai, dan moral yang dibentuk oleh dirinya serta
lingkungannya. Terampil dapat diartikan mampu mengambil keputusan
dalam memecahkan masalah. Peduli adalah mampu atau peka terhadap
kehidupan social dan melaksanakan hak serta kewajibannya di masyarakat.
Waterwroth, (2007: 5) menyebutkan bahwa tujuan social studies (IPS)
adalah untuk mempersiapkan peserta didik menjadi warga negara yang baik
dalam kehidupannya di masyarakat, dimana secara tegas ia mengatakan
"toprepare students to be well-functioning citizensin a democratic society".
B. IPS Terpadu SD
1. Hakekat Pendidikan IPS di SD
Sejak lahir itu si bayi telah melakukan hubungan dengan orang lain,
terutama dengan ibunya dan dengan anggota keluarga lainnya hubungan
social itu terjadi. Tanpa hubungan social dan bantuan dari anggota keluarga
lain, terutama ibunya, si bayi yang tidak berdaya itu, tidak akan mampu
tumbuh berkembang menjadi manusia dewasa.
Semua pengetahuan yang telah melekat pada diri anak tersebut dapat
dikatakan sebagai "pengetahuan sosial". Dengan demikian dalam diri kita
masing-masing dengan kadar yang berbeda, sebenarnya telah terbina
pengetahuan sosial tersebut sejak kecil, hanya namanya belum kita kenal dan
dikenal setelah secara formal memasuki bangku sekolah.
Selanjutnya dalam kehidupan bermasyarakat itu banyak kegiatan atau
aspek yang dilakukan manusia dalam rangka memenuhi kebutuhan
hidupnya, dan masing-masing aspek tersebut saling kait mengkait. Dapat
kita ketahui bahwa antara aspek-aspek kehidupan itu saling ada keterkaitan,
aspek ekonomi terkait dengan aspek psikologi dan sosial budaya.

2. Tujuan Pendidikan IPS di SD


Pendidikan IPS bertujuan membina peserta didik menjadi warga Negara
yang baik, yang memiliki pengetahuan, keterampilan, dan kepedulian sosial
yang berguna bagi dirinya sendiri serta bagi masyarakat dan Negara. Untuk
merealisasikan tujuan ini, maka proses pembelajaran IPS tidak hanya
menekankan pada aspek pengetahuan (Kognitif), dan keterampilan
(psikomotor) saja, melainkan meliputi juga aspek akhlak (afektif) dalam
menghayati serta menyadari kehidupan yang penuh dengan masalah,
tantangan, hambatan dan persaingan. Melainkan pendidikan IPS peserta
didik di bina dan dikembangkan kemampuan mental intelektualnya menjadi
warga Negara yang berketerampilan dan berkepedulian sosial serta
bertanggung jawab sesuai dengan nilai-nilai yang terkandung dalam
pancasila. Adapun tujuan pembelajaran yang hendak dicapai oleh mata
pelajaran IPS agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:
a) Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat
dan lingkungan
b) Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin
tahu, inkuilir, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan
sosial.
c) Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan
kemanusiaan.
d) Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama, dan kompetensi
dalam masyarakat yang majemuk, baik ditingkat local, nasional, dan
global (dunia).

3. Fokus Utama Kajian pembelajaran IPS di SD


Fokus kajian Pendidikan IPS adalah kehidupan manusia dengan
sejumlah aktivitas sosialnya. Materi pendidikan IPS berasal dari disiplin
ilmu-ilmu sosial yang kemudian diorganisasi dan disederhanakan untuk
kepentingan pendidikan. Dengan demikian pengembangan pendidikan IPS
pada setiap jenjang pendidikan memiliki karakteristik tersendiri yang
disesuaikan dengan tingkat perkembangan usia siswa. Pendidikan IPS di SD
harus memperhatikan kebutuhan anak yang berusia antara 6 - 12 tahun. Anak
dalam kelompok usia 7-11 tahun menurut Piaget (1963) berada dalam
perkembangan kemampuan intelektual/kognitifnya pada tingkatan
operasional konkret. Mereka memandang dunia dalam keseluruhan yang
utuh atau holistik. Mereka juga belum memahami konsep yang abstrak, yang
mereka pedulikan adalah hal yang konkret. Padahal bahan materi IPS penuh
dengan pesan-pesan yang bersifat abstrak. Konsep-konsep seperti manusia,
lingkungan, waktu, perubahan, kesinambungan, keragamanan sosial,
ekonomi, budaya adalah konsep-konsep abstrak yang dalam program studi
IPS dibelajarkan kepada peserta didik SD.
Organisasi materi pendidikan IPS pada tingkat sekolah dasar
menggunakan pendekatan secara terpadu/integrated. Materi pendidikan IPS
yang disajikan pada tingkat sekolah dasar tidak menunjukkan label dari
masing-masing disiplin ilmu sosial. Materi disajikan secara tematik dengan
mengambil tema-tema sosial yang terjadi di sekitar siswa. Demikian juga
halnya tema-tema sosial yang dikaji berangkat dari fenomena-fenomena
serta aktivitas sosial yang terjadi di sekitar siswa. Tema-tema ini kemudian
semakin meluas pada lingkungan yang semakin jauh dari lingkaran
kehidupan siswa.

4. Landasan Pendidikan IPS di SD


a. Landasan Pendidikan IPS sebagai Pendidikan Disiplin Ilmu
• Landasan Filosofis, landasan ini memberikan gagasan pemikiran
mendasar yang digunakan untuk menentukan apa objek kajian atau
domain apa saja yang menjadi kajian pokok dan dimensi pengembangan
Pendidikan IPS sebagai pendidikan disiplin Ilmu.
• Landasan Ideologis, landasan ini dimaksudkan sebagai system gagasan
mendasar untuk member pertimbangan bagaimana keterkaiatan antara
teori-teori pendidikan denganhakikat dan praksis etika, moral, politik dan
norma-norma perilaku dalam membangun dan mengembangkan
Pendidikan IPS.
• Landasan Sosiologis, landasan ini memberikan sistem gagasan dasar
untuk mencapai cita-cita.
• Landasan Kemanusiaan, landasan ini memberikan sistem gagasan
mendasar untuk menentukan karakteristik ideal manusia sebagai sasaran
proses pendidikan.
• Landasan Politis, landasan ini memberikan sistem gagasan-gagasan
mendasar untuk menentukan arah dan garis kebijakan dalam politik
pendidikan dari pendidikan IPS.
• Landasan Psikologis, landasan ini memberikan sistem gagasan gagasan
mendasar untuk menentukan cara- cara pendidikan IPS membangun
struktur tubuh disiplin pengetahuannya.
• Landasan Religius, landasan ini memberikan sistem gagasan-gagasan
mendasar tentang nilai nilai, nomma, etika dan moral yang menjadi jiwa
yang melandasi keseluruhan bangunan Pendidikan IPS.

b. Landasan Filosofis pendidikan IPS di SD


• Landasan Filosofis Guru IPS dalam Perubahan Zaman. Guru IPS harus
pandai memanfaatkan sumber informasi dari media massa modem dan
peralatan teknologi pembelajaran, tetapi tetap dalam koridor kunkulum
yang dipakai saat ini guru senantiasa mengikuti perkembangan dan
perubahan-perubahan yang terjadi.
• Landasan Filosofis Pengembangan Kurikulum Pendidikan di SD. Di
mana tujuan dari pengembangan pendidikan IPS SD meliputi
pengembanagn intelektual, kemampuan individu serta perannya dalam
masyarakat.

c. Landasan Operasional Pendidikan IPS SD


Pendidikan dan pembelajaran IPS di Indonesia sudah mendapatkan
landasan hukum yang kuat sebagaimana tertuang pada BAB III Pasal UU
No. 20 Tahun 2003 Tentang sistem pendidikan Nasional Republik Indonesia
yang menegaskan bahwa Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermanfaat
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Berakhlak Mulia, schat, berilmu,
cakap kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yangdemokratis dan
tanggung jawab. Dengan dasar tersebut di atas pada kurikulum pendidikan
dan pembelajaran di bawah naungan Pendidikan Nasional terdapat kebijakan
kurikulum mata pelajaran IPS, misalnya permendiknas no. 22 tahun
2006tentang standar isi dan satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.

5. Perkembangan Kurikulum Pendidikan IPS SD


Kurikulum IPS SD Tahun 2006 dalam KTSP yang ditetapkan
berdasarkan Kepmendiknas RI 22/2006 mempunyai karakteristik tersendiri
karena tidak menganut istilah Pokok Bahasan (PB), Namun Standar
Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD). Kurikulum Pendidikan IPS
SD Tahun 2006 bersifat hanya memberi rambu-rambu untuk kedalaman dan
keluasan materi dalam mencapai KD yang diharapkan. Di dalam KD
terdapat kata kerja operasional yang disarankan dan mengacu pada
pembelajaran yang kreatif. Kelas 1, 2, dan 3 dilaksanakan menggunakan
pendekatan tematik sedangkan kelas 4 sampai 6 melalui pendekatan mata
pelajaran. Kurikulum SD memuat 8 mata pelajaran, muatan lokal, dan
pengembangan diri.

6. Ruang Lingkup Pelajaran IPS


Ruang lingkup pelajaran IPS adalah sebagai berikut: Pengajaran ilmu
Ilmu Pengetahuan Sosial TPS yang tercakup dalam kurikulum mengikuti
konsep kekspanding Communities of man (Hana dalam Banks,1985:11).
Kepada siswa diajarkan lingkungan kehidupan dari yang terdekat dengan
dirinya yaitu keluarga, rumah, kemudian berkembangan kelingkungan
kehidupan yang lebih luas, sekolah RT/RW, desa, kota dan propinsi sendiri
melalui aspek sosiologi, geografis, ekonomi dan sejarah.

7. Esensi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) IPS SD


a. PERISTIWA. Peristiwa dalam IPS secara sederhana adalah hal-hal yang
pernah terjadi. Peristiwa atau kejadian ada yang bersifat alamiah seperti
gunung meletus, tsunami, gempa bumi. gerhana matahari. Peristiwa
bersifat insaniah yakni peristiwa yang berkaitan dengan aktivitas umat
manusia seperti pembangunan jembatan, skandal korupsi, pemilu, krisis
moneter inflasi. reformasi dsb. Peristiwa yang telah diuji kebenarannya
itulah yang disebut fakta.
b. FAKTA. Secara harfiah kata-fakta berarti sesuatu yang telah diketahui
atau telah terjadi benar dan merupakan kenyataan, realitas yang real,
benar dan juga merupakan kenyataan yang nyata. Fakta dapat
menyebabkan lahimnya teori baru, fakta juga merupakan alasan untuk
mempertajam rumus teori baru yang ada bahkan fakta dapat mendorong
untuk mempertajam rumusan teori yang telah ada fakta bukan tujuan
akhir dari pelajaran IPS.
c. KONSEP. Konsep adalah suatu istilah pengungkapan abstrak yang
digunakan untuk tujuan mengklasifikasikan atau mengkatagorikan suatu
kelompok dari suatu benda, gagasan atau peristiwa. Konseptualisasi
adalah proses meningkatkan, mengiklasifikasi durian memberi nama
pada sekelompok objek.
d. GENERALISASI.Secara sederhana dapat disimpulkan bahwa
generalisasi menunjukan adanya hubungn antara konsep dan berisi
pernyataan bersifat umum, tidak terkait pda situasi khusus.

8. Karakteristik Pembelajaran IPS SD


a. IPS merupakan gabungan dari unsur-unsur geografi, sejarah, ekonomi,
hukum dan politik, kewarganegaraan, sosiologi, bahkan juga bidang
humaniora, pendidikan dan agama (Numan Soemantri, 2001).
b. Kompetensi Dasar IPS berasal dari struktur keilmuan geografi, sejarah,
ekonomi, dan sosiologi, yang dikemas sedemikian rupa sehingga menjadi
materi atau topik (tema/sub tema) tertentu.
c. Kompetensi Dasar IPS juga menyangkut berbagai masalah sosial yang
dirumuskan dengan pendekatan interdisipliner dan multidisipliner.
d. Kompetensi Dasar dapat menyangkut peristiwa dan perubahan kehidupan
masyarakat dengan prinsip sebab akibat, kewilayahan, adaptasi dan
pengelolaan lingkungan, struktur, proses dan masalah sosial serta upaya-
upaya perjuangan hidup agar survive seperti pemenuhan kebutuhan,
kekuasaan, keadilan dan jaminan keamanan.
e. Kompetensi Dasar IPS menggunakan tiga dimensi dalam mengkaji dan
memahami fenomena sosial serta kehidupan manusia secara keseluruhan.

C. IPS Terpadu SMP


1. Elemen yang Relevan dengan Sosiologi di Sekolah
Adapun elemen-elemen yang relevan dengan sosiologi sekolah
menengah meliputi :
• studi geografis termasuk aktivitas dan peran manusia dalam upaya
beradaptasi dengan tantangan alam dan lingkungan manusia
• mempelajari sejarah yang menggambarkan peristiwa dan perubahan
dalam masyarakat, pengalaman manusia masa lalu untuk memahami
dan menjadi pelajaran hidup untuk masa kini masa depan serta
perencanaan masa depan di sekolah Kasus ini memiliki proses warisan
budaya ekonomi melibatkan perjuangan hidup dalam banyak aspek dan
bekerja untuk memenuhi kebutuhan
• sosiologis menggambarkan struktur dan bentuk dan hubungan hubungan
antar anggota masyarakat
• studi antropologi menggambarkan budaya manusia seperti yang
dipahami dan menjadi pelajaran dalam kehidupan hari ini dan
• studi ppkn menggambarkan bangsa dan sistem negara.

2. Tujuan IPS SMP


IPS bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar peka
terhadap masalah-masalah sosial yang muncul di masyarakat. Saat ini,
kurikulum IPS untuk SMP telah menggabungkan semua mata pelajaran IPS
menjadi satu mata pelajaran. Model pembelajaran tertanam adalah salah satu
model implementasi kurikulum yang direkomendasikan oleh (BSNP 2007)
melalui pembelajaran tertanam siswa dapat memperoleh pengalaman
langsung sehingga mereka dapat diberdayakan untuk menerima,
menyampaikan, atau menciptakan kesan tentang apa yang mereka pelajari,
sehingga siswa dilatih untuk menemukan sendiri konsep yang dipelajari
secara holistik, bermakna, autentik, dan positif. Namun pelaksanaan di
sekolah SMP atau MTS IPS sebagian besar masih dilakukan secara
tersendiri, penguasaan kompetensi inti dan standar kompetensi IPS masih
tetap dilaksanakan sesuai bidang studi masing-masing tanpa adanya
keterpaduan. ke dalam mereka.

3. Team Teaching SMP


Adapun kelebihan dan kekurangan dari team teaching yaitu :
Kelebihan
peserta didik akan lebih cepat untuk mengerti karena di dalam
pembelajaran terdapat diskusi yang berjalan dengan narasumber
dari berbagai disiplin ilmu atau mungkin dengan diskusi juga
peserta didik mampu untuk sharing atau bertukar pengetahuan
atau pengalaman kepada peserta didik lainnya.
melatih peserta didik mampu untuk berbicara atau public
speaking dan berani juga untuk menyampaikan suatu pendapat
atau pertanyaan kepada guru tanpa adanya rasa takut atau malu.
Kelemahan
pertama terkadang peserta didik yang aktif hanya beberapa ketika
guru tidak memperhatikan satu persatu peserta didik dalam setiap
kelompok.
disusunnya konsep belajar yang melibatkan semua guru untuk
bekerjasama dalam topik yang bersangkutan sehingga dapat
menjadikan anggota atau murid untuk memahami namun jika
guru tidak memiliki konsep pembelajaran yang baik maka team
teaching itu tidak akan berjalan dengan baik pula karena akan
hanya menyebabkan kebingungan pada murid-muridnya
guru harus mampu evaluasi dan remedial menjadi tanggung jawab
masing-masing guru sesuai dengan standar kompetensi dan
kompetensi dasar karena ketika guru tidak teliti atau tidak
memahami setiap murid-muridnya maka akan ada murid yang
mungkin kurang aktif atau tidak tidak bisa menangkap apa yang
disampaikan oleh guru.

4. Model Pembelajaran IPS SMP


Model pembelajaran dapat dibagi ke dalam tiga kelompok besar :
1. Kurikulum terpisah
2. Kurikulum terpadu
3. Kurikulum terkorelasi
Ada beberapa alasan mendasar dari model pembelajaran tersebut :
1. Alasan empiris karena pengalaman hidup ini secara fundamental
kompleks dan terintegrasi, artinya melibatkan aspek-aspek lainnya.
meniru model kehidupan yang dialami masyarakat karena proses
pembelajaran seperti itu lebih sesuai dengan kehidupan nyata, hidup
kita
2. Alasan teoritis ilmiah, karena kondisi dan masalah kehidupan akan
terus berubah seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi, maka bahan ajar di sekolah perlu dilengkapi dengan muatan
yang lebih banyak tentang perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi, ilmu pengetahuan dan teknologi baru.

D. IPS di SMA
Menurut (Bintek, Dirjen Mandikdasmen, 2006) Model pembelajaran IPS
secara terpadu merupakan salah satu model implementasi kurikulum yang
dianjurkan untuk diaplikasikan pada semua jenjang pendidikan, mulai dari
tingkat Sekolah Dasar (SD/MI) sampai dengan Sekolah Menengah Atas
(SMA/MA). Akan tetapi pada praktek nya SD, SMP, SMK merupakan IPS
terpadu, dalam kenyataannya, pembelajaran IPS di SMA/MA sebagian besar
dilaksanakan secara terpisah. Pencapaian Standar Kompetensi dan Kompetensi
Dasar mata pelajaran IPS dilakukan sesuai dengan bidang kajian masing-masing
(sejarah, geografi, ekonomi, dan sosiologi) tanpa ada keterpaduan di dalamnya.
Dalam rangka implementasi Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
serta untuk memenuhi ketercapaian tujuan pembelajaran IPS, maka pelaksanaan
pembelajaran IPS Terpadu pada tingkat sekolah dasar (SD) dan menengah
(SMP). Hal ini penting, untuk memberikan gambaran tentang pembelajaran
terpadu yang dapat menjadi acuan dan contoh konkret dalam kerangka
implementasi Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar.

1. Struktur Kurikulum SMA/MA Kelas X


Struktur Kurikulum SMA/MA Kelas X terdiri atas 16 mata pelajaran
mata pelajaran IPS yang terdiri dari empat disiplin ilmu yaitu Sejarah, Geografi,
Ekonomi, dan Sosiologi diberikan pada peserta didik kelas X serta kelas XI dan
XII (khusus program IPS). Namun demikian IPS (Terpadu) pada dasar nya
dapat mencakup disiplin ilmu sosial yang lain, seperti politk, psikologi sosial,
anthropologi, dan filsafat.

2. Pentingnya Keterpaduan Dalam Pembelajaran IPS


Sesuai dengan rumpun disiplin IPS, Standar Kompetensi (SK) dan
Kompetensi Dasar (KD) IPS di tingkat SMA/MA meliputi kajian: sejarah,
geografi, ekonomi dan sosiologi. Secara umum, kompetensi yang ingin dicapai
oleh mata pelajaran IPS bagi peserta didik adalah kompetensi untuk
mengembangkan diri agar peserta didik peka terhadap masalah sosial yang
terjadi di masyarakat, memiliki sikap mental positif terhadap perbaikan segala
ketimpangan yang terjadi, dan terampil mengatasi setiap masalah sosial yang
terjadi sehari-hari baik yang menimpa dirinya sendiri maupun yang menimpa
kehidupan masyarakat sekitarnya. (Nursid Sumaatmaja, 1980; 20).

3. Karakteristik Mata Pelajaran IPS


a. Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan gabungan dari unsur-unsur geografi,
sejarah, ekonomi, hukum dan politik, kewarganegaraan, sosiologi, bahkan juga
bidang humaniora, pendidikan dan agama (Numan Soemantri, 2001).
b. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS berasal dari struktur keilmuan
geografi, sejarah, ekonomi, dan sosiologi, yang dikemas sedemikian rupa
sehingga menjadi pokok bahasan atau topik (tema) tertentu.
c. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS juga menyangkut berbagai
masalah sosial yang dirumuskan dengan pendekatan interdisipliner dan
multidisipliner.
d. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar dapat menyangkut peristiwa dan
perubahan kehidupan masyarakat dengan prinsip sebab akibat, kewilayahan,
adaptasi dan pengelolaan lingkungan, struktur, proses dan masalah sosial serta
upaya-upaya perjuangan hidup agar survive seperti pemenuhan kebutuhan,
kekuasaan, keadilan dan jaminan keamanan (Daldjoeni, 1981).

4. Model Keterpaduan Dalam Pembelajaran IPS SMA


Keterpaduan IPS menggambarkan keterkaitan antar berbagai kompetensi dan
bahan ajar yang tertuang dalam Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS
(sejarah, geografi, ekonomi, dan sosiologi) sehingga melahirkan kompetensi
baru yang mencakup berbagai kompetensi yang diintegrasikan. Pembelajaran
terpadu merupakan model pembelajaran yang memadukan materi bahan ajar dari
beberapa mata pelajaran atau disiplin ilmu dalam satu tema pembelajaran. Ada
beberap model keterpaduan dalam pembelajaran IPS, antara lain:
a) Model Keterpaduan Berdasarkan Kompetensi Dasar
Dalam pembelajaran IPS keterpaduan dapat dilakukan berdasarkan
kompetensi dasar yang akan dicapai, misalnya ‘Mengenal kegiatan ekonomi
penduduk’. Kegiatan ekonomi penduduk dalam contoh yang dikembangkan
ditinjau dari berbagai disiplin ilmu yang tercakup dalam IPS. Kegiatan
ekonomi penduduk dalam hal ini ditinjau dari persebaran dan kondisi fisik-
geografis tercakup dalam disiplin geografi. Secara sosiologis, Kegiatan
ekonomi penduduk dapat mempengaruhi interaksi sosial di masyarakat atau
sebaliknya. Secara historis dari waktu ke waktu kegiatan ekonomi penduduk
selalu mengalami perubahan. Selanjutnya penguasaan konsep tentang jenis-
jenis kegiatan ekonomi sampai pada taraf mampu menumbuhkan kreatifitas
dan kemandirian dalam melakukan tindakan ekonomi dapat dikembangkan
melalui disiplin ilmu ekonomi.
b) Model Integrasi Berdasarkan Permasalahan
1) Connected. Model connected merupakan model keterpaduan yang
mana suatu konsep dipertautkan dengan konsep lain.
2) Sequenced. Model sequenced merupakan model keterpaduan yang mana
beberapa materi/topik diatur ulang dan diurutkan, sehingga membentuk
kesatuan organisasi yang utuh dan urut secara kronologis/sistematis.
3) Shared. Model shared merupakan model keterpaduan yang mana dua
mata pelajaran sama-sama diajarkan dengan menggunakan konsep-
konsep atau keterampilan yang tumpang tindih (overlap).
4) Webbed. Model webbed merupakan suatu model keterpaduan yang
mana tema-tema dibangun atas dasar beberapa topik/materi dari KD
yang saling berhubungan.
5) Threaded. Model threaded merupakan pendekatan metakurikuler yang
digunakan untuk mencapai beberapa keterampilan dan tingkatan logika
para peserta didik dengan berbagai mata pelajaran.
6) Integrated. Model integrated merupakan model keterpaduan yang mana
suatu tema merupakan topik-topik yang beririsan dan tumpang tindih
dari bidang-bidang keilmuan. (Forgaty, 1991).

5. Tujuan Pengembangan Pembelajaran IPS (Terpadu)


Pengemangan pembelajaran IPS (Terpadu) pada tingkat SMA/MA pada
dasarnya bertujuan untuk memberikan pedoman bagi guru dan pihak-pihak
terkait yang ingin melaksanakan pembelajaran IPS secara terpadu.
1) memberikan wawasan dan pemahaman tentang pembelajaran terpadu,
khususnya pada pembelajaran IPS;
2) membimbing guru agar memiliki kemampuan melaksanakan pembelajaran
terpadu antardisiplin ilmu-ilmu sosial pada mata pelajaran IPS;
3) memberikan keterampilan kepada guru untuk dapat menyusun rencana
pembelajaran dan penilaian secara terpadu dalam pembelajaran IPS;
4) memberikan wawasan, pengetahuan, dan pemahaman bagi pihak terkait,
sehingga mereka dapat memberikan dukungan terhadap kelancaran dan
ketepatan pelaksanaan pembelajaran terpadu; dan
5) memberikan acuan dasar dalam pelaksanaan pembelajaran IPS Terpadu di
SMA/MA.

6. Ruang Lingkup Keterpaduan Pembelajaran IPS


1) Pemetaan kompetensi yang dapat dipadukan dari masing-masing KD
(Kompetensi Dasar) yang sudah ditetapkan dalam Kurikulum Berbasis
Kompetensi.
2) Pengembangan model pembelajaran IPS (Terpadu) pada tingkat SMA/MA.
3) Pengembangan model penilaian pembelajaran IPS Terpadu pada tingkat
SMA/MA.
4) Pengembangan contoh model RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) IPS
(Terpadu) pada tingkat SMA/MA untuk kelas X, XI, dan XII.

7. Strategi Pelaksanaan Pembelajaran IPS (Terpadu)


Keberhasilan pelaksanaan pembelajaran terpadu bergantung pada
kesesuaian rencana yang dibuat dengan kondisi dan potensi peserta didik (minat,
bakat, kebutuhan, dan kemampuan). Untuk menyusun perencanaan
pembelajaran terpadu perlu dilakukan langkah-langkah berikut ini.
a) Pemetaan Kompetensi Dasar.
b) Perumusan Kompetensi Dasar terpadu dan tema yang sesuai.
c) Penjabaran KD terpadu ke dalam indikator sesuai tema.
d) Pengembangan Silabus.
e) Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

8. Kurikulum IPS SMA


a) Kurikulum IPS tahun 1974-1975
Konsep pendidikan IPS untuk pertama kalinya masuk ke dunia persekolahan
di Indonesia terjadi pada tahun 1972-1973, yakni dalam Kurikulum Proyek
Perintis Sekolah Pembangunan (PPSP) IKIP Bandung (Huriah
Rachmah,2014:43). Gagasan pendidikan IPS di Indonesia pun banyak
mengadopsi dan mengadaptasi dari sejumlah pemikiran perkembangan
social studies yang terjadi diluar negeri. Perkembangan pendidikan IPS
selanjutnya adalah terjadi pada kurikulum tahun 1974 yang kemudian
disempurnakan kembali pada tahun 1975. Pendidikan IPS terpisah-pisah
yang mencakup mata pelajaran sejarah, geografi, dan ekonomi untuk SMA,
atau sejarah dan geografi untuk SPG.
b) Kurikulum IPS tahun 1984-1990
Pendidikan IPS pada kurikulum 1984 merupakan penyempurnaan kurikulum
sebelumnya yaitu pendidikan IPS pada kurikulum 1974. Dalam kurikulum
1984 nama IPS hanya digunakan untuk menyebutkan nama mata pelajaran
pada jenjang pendidikan dasar MI/SD dan MTs/SMP, sama seperti
kurikulum 1974 (Rudy Gunawan, 2016:32). Berbeda dengan pendidikan IPS
pada tataran sekolah menengah atas (SMA) yang sudah menggunakan
disiplin ilmu itu sebagai penamaan mata pelajaran yang berdiri sendiri.
Pendekatan atau bentuk pengajaran yang digunakan adalah pendekatan
disiplin yang terpisah (separated disciplinary approach) untuk IPS jenjang
SMA (Hamid Hasan, 1996:44). Pada tataran sekolah menengah atas (SMA),
pendidikan IPS disajikan secara terpisah dalam arti jelas batasan-batasan
materi yang diberikan, dan memiliki GBPP masing-masing mata pelajaran
sesuai dengan disiplin ilmu yang disajikan.
c) Kurikulum IPS tahun 1994
Pendidikan IPS pada kurikulum 1994 mengalami perubahan akibat
diberlakukanya undang-undang sisdiknas nomor 2 tahun 1989. Dalam
undang-undang ini dilakukan pengkajian tentang mata pelajaran IPS
terutama pada perubahan mata pelajaran Pendidikan Moral Pancasila (PMP)
menjadi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn). Pendidikan
IPS pada kurikulum 1994 didesain berbeda antara jenjang SD, SMP dan
SMA. Meski demikian kalau dicermati konten materi yang disampaikan,
untuk jenjang SD dan SMP dimana pendekatan yang digunakan adalah
terintegrasi, namun masih nampak pemisahan materi IPS dalam kurikulum.
Artinya pendidikan IPS belum sepenuhnya diberikan secara terpadu.
Sedangkan untuk jenjang SMA tetap diberikan secara terpisah.
d) Kurikulum IPS tahun 2006 (KTSP)
Pendididikan IPS pada tahun 2006 mengalami perubahan di beberapa
konten materi IPS. Pengkajian dimulai sejak tahun sebelumya dimana para
pakar pendidikan melakukan pengkajian tentang proses pembelajaran yang
kemudian memunculkan konsep pembelajaran untuk mengganti istilah
mengajar. Pembelajaran mengedepankan konsep penguasaan materi minimal
yang diukur menggunakan KKM oleh siswa yang kemudian disebut dengan
pembelajaran berbasis kompetensi dan pembelajaran tuntas (mastery
learning). Hasil pemikiran tersebut kemudian memunculkan konsep itu
dalam pembentukan kurikulum sebelumnya yang tidak bertahan lama yaitu
Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) yang digagas tahun 2003,
implementasi tahun 2004. Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) berjalan
selama dua tahun yang kemudian dilakukan peninjauan ulang sehingga
memunculkan kurikulum 2006 yang disebut dengan istilah Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Kurikulum ini diperkuat dengan
dikeluarkanya undang-undang sisdiknas baru yang disahkan yaitu undang-
undang sisdiknas nomor 20 tahun 2003.
Perkembanganya kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) secara
teknis didukung dengan munculnya permen nomor 22 tahun 2006 tentang
standar isi. Dalam permen ini dimuat materi yang distandarkan dengan
menggunakan istilah Standar Komptensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD).
SK dan KD merupakan standar yang dibuat oleh pemerintah dimana dalam
menyampaikan muatan materi oleh guru kepada siswa tidak boleh dikurangi
namun dapat ditambah dan dikembangkan sesuai dengan kemampuan dan
karakteristik peserta didik di masing-masing sekolah.
Pada kurikulum ini mata pelajaran IPS jenjang SMA tetap diberikan
secara terpisah (separated). Hal ini berarti materi pelajaran dikembangkan
dan disusun mengacu pada beberapa disiplin ilmu sosial secara terpisah.
Dalam dokumen permendiknas (2006), IPS untuk SMA dan MA lebih
merupakan rumpun, sedangkan nama mata pelajaran adalah nama disiplin
ilmu sosial “tradisional” yakni sejarah, geografi, ekonomi, sosiologi, dan
antropologi. Sedangkan di SMK nama IPS adalah nama mata pelajaran
seperti di SD dan SMP (Sapriya, 2017:208).
e) Kurikulum IPS tahun 2013
Perkembangan kurikulum selanjutnya terjadi pada tahun 2013. Kurikulum
2013 belum sepenuhnya diimplementasi sudah dilakukan revisi yaitu dengan
dikeluarkanya Permendikbud RI No. 24 tahun 2016 tentang kompetensi inti
dan kompetensi dasar pelajaran pada kurikulum 2013. Perubahan yang
terjadi pada pemberian istilah yaitu standar kompetensi menjadi kompetensi
inti. Jika dilihat perbedaanya terletak pada titik tekannya, dimana
kompetensi inti ada penekanan sikap spiritual yang harus dimiliki oleh para
lulusan. Mata pelajaran pendidikan IPS pada kurikulum 2013, di jenjang
Sekolah Menengah Atas (SMA) materi pendidikan IPS masih tetap
disampaikan secara terpisah atau secara parsial yang salah satu tujuanya
adalah untuk mempersiapkan dan membekali peserta didik kejenjang
berikutnya yaitu perguruan tinggi. Mata pelajaran IPS tercantum dalam
struktur Kurikulum 2013 untuk SD/MI dan SMP/MTs sedangkan di SMA
dan SMK tidak ada mata pelajaran IPS tetapi mata pelajaran yang terkait
dengan disiplin-disiplin ilmu yang secara tradisional dikelompokkan ke
dalam kelompok Ilmu-ilmu Sosial atau dengan kata lain IPS sebagai mata
kuliah terpadu terdapat di SD/MI dan SMP/MTs sedangkan untuk jenjang
SMA/MA dan SMK/MAK terdapat IPS dengan pendekatan separated.

9. Team Teaching IPS di SMA


Team teaching dimaknai sebagai pembelajar berjumlah lebih dari satu orang dan
masuk ke dalam kelas untuk melaksanakan pembelajaran disatu pertemuan.
Seorang sebagai tutor dan lainnya sebagai pendamping siswa belajar yang dalam
penelitian ini bersamaan juga sebagai observer. Paska pembelajaran, team
berdiskusi yang dalam penelitian ini dipandu guru pamong dan atau DPL
tentang pelaksanaan pembelajaran yang baru usai. Bentuk elaborasi atas
pembelajaran yang baru usai terlaksana dalam diskusi ini, focus atau memberi
penekanan lebih pada katerlibatan setiap siswa selama proses pembelajaran
berlangsung. Hasil diskusi ini, selanjutnya dijadikan rujukan atau landasan
dalam menyusun perencanaan pembelajaran berikutnya dan melaksanakan
pembelajarannya dipertemuan berikutnya dengan tutor yang berbeda. Artinya,
setiap praktikan berkesempatan secara adil sebagai observer sekaligus
pendamping siswa belajar juga berkesempatan secara adil sebagai tutor.

E. Hasil Wawancara
Hasil wawancara pada guru IPS yakni menjelaskan bahwa pada mata
pelajaran IPS di tingkat SD merupakan IPS terpadu, yang memegang adalah
guru kelas, menyesuaikan tingkatan kelasnya. Guru tersebut harus menguasai
materi IPS yang ada menyesuaikan kurikulum yang diberlakukan di sekolah
tersebut.
Pada tingkatan SMP, mata pelajaran IPS diajarkan secara terpadu dan
diajarkan oleh seorang guru yang ahli pada mata pelajaran tersebut. Seorang
guru tersebut harus bisa menguasai materi yang berkaitan dengan IPS seperti
Sejarah, Ekonomi, Geografi maupun Sosiologi. Maka guru jenjang IPS SMP
dituntut harus memiliki banyak wawasan dengan cara membaca buku ataupun
literatur.
Pada tingkat SMA IPS diajarkan secara terpisah, oleh seorang guru yang ahli
pada bidang tersebut. Misalnya guru Geografi berasal dari seseorang yang telah
menempuh sarjana Pendidikan Geografi.
Pada teaching untuk saat ini hanya satu guru yang mengajar di kelas sesuai
dengan bidang ahli. Sehingga ketika dalam penyampaian materi di kelas dapat
terlaksana dan ilmu yang disalurkan berjalan lancar.
Kendala nya untuk IPS terpadu, kebanyakan guru yang bukan lulusan bidang
IPS, atau hanya menguasi disalah satu bidang saja, hal tersebut bisa diatasi
dengan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) dimana organisasi atau
forum tersebut bisa untuk berdiskusi ketika ada soal yang sulit, dan memecahkan
soal dengan bersama, sehingga guru ketika mengajar dikelas bisa mengajarkan
siswa nya.
Solusi pembelajaran terpadu yang tepat untuk guru yaitu memiliki wawasan
yang luas, buku bacaan, banyak membaca, serta update selalu akan kehidupan
sosial atau dunia, sehingga ketika menerangkan materi bisa memberikan atau
mengkaitkan materi dengan contoh dikehidupan nyata. Contoh, mata pelajaran
IPS ini sebenarnya telah berkaitan dengan kehidupan sehari-hari kita, misalnya
pada pelajaran ekonomi ada materi yang membahas pasar, seperti yang kita
ketahui pasar adalah tempat bertemunya pedagang dan pembeli untuk
melakukan jual beli barang. Dan juga berkaitan dengan geografi yang membahas
letak wilayah pasar tersebut strategis atau tidak. Ataupun mengkaitkan isu-isu
sosial dizaman sekarang ini, seperti perselisihan yang terjadi di Papua.
BAB III
KESIMPULAN

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan integrasi dari berbagai cabang


ilmu-ilmu sosial seperti: sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum,
dan budaya. Latar belakang dimasukkannya bidang studi IPS ke dalam
kurikulum sekolah di Indonesia karena pertumbuhan IPS di Indonesia tidak
terlepas dari situasi kacau, termasuk dalam bidang pendidikan, sebagai akibat
pemberontakan 30 September 1965, yang akhirnya dapat ditumpas oleh
Pemerintahan Orde Baru. Setelah keadaan tenang pemerintah melancarkan
Rencana Pembangunan Lima Tahun (Repelita). Pada masa Repelita I (1969-
1974) Tim Peneliti Nasional di bidang pendidikan menemukan lima masalah
nasional dalam bidang pendidikan.
Pendidikan IPS bertujuan membina peserta didik menjadi warga Negara
yang baik, yang memiliki pengetahuan, keterampilan, dan kepedulian sosial
yang berguna bagi dirinya sendiri serta bagi masyarakat dan Negara. Untuk
merealisasikan tujuan ini, maka proses pembelajaran IPS tidak hanya
menekankan pada aspek pengetahuan (Kognitif), dan keterampilan (psikomotor)
saja, melainkan meliputi juga aspek akhlak (afektif) dalam menghayati serta
menyadari kehidupan yang penuh dengan masalah, tantangan, hambatan dan
persaingan.
Pendidikan IPS di Indonesia berkembang mulai dari belum munculnya
nama IPS itu sendiri namun konten IPS sudah disampaikan dalam materi
pembelajaran sampai konsep IPS yang disampaikan secara terpadu (SD, SMP)
dan terpisah (SMA) sesuai dengan jenjang pendidikan di sekolah. Selain itu
terdapat perbedaan muatan materi IPS di sekolah dasar dan menengah
dibandingkan dengan materi IPS di perguruan tinggi. Perbedaan itu terletak pada
muatan materi yang disampaikan jika di sekolah dasar dan menengah
disederhanakan, sedangkan di perguruan tinggi merupakan seleksi dari disiplin
ilmu sosial yang disampaikan sesuai dengan kepentingan pedagogik.
DAFTAR PUSTAKA

Hidayat, B. (2020). Tinjauan Historis Pendidikan IPS di Indonesia. Jurnal


Pendidikan IPS Indonesia, 4(2), 147-154.
Sardjijo, Ischak (2019), Pendidikan IPS Di SD Modul 1-9. Jakarta:
Universitas Terbuka.
Al Lamn Ichas dkk. 2006. Pengembangan Pendidikan Nilai dalam
Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar. Jakarta: Depdiknas
Departemen Pendidikan Nasional. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan. BSNP
Rahmad, R. (2016). Kedudukan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) pada Sekolah
Dasar. Muallimuna: Jurnal Madrasah Ibtidaiyah, 2(1), 67-78.
S. Hamid Hasan. 1996. Pendidikan Ilmu Sosial. Jakarta:Depdiknas

Anda mungkin juga menyukai