Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH IPS

“Perkembangan Social Studies Di Negara Lain Dan

Perkembangan Pendidikan IPS Dalam Sistem Pendidikan Indonesia”

Dosen Pengampuh :

Siti Asiyah, M.Pd

Disusun oleh :

Clara Artika Wulan (2022143542)

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG

2022/2023
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah. SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayah-Nya
terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
mata kuliah “Pembelajaran IPS SD”. Sholawat beserta salam kita sampaikan kepada nabi
besar kita Muhammad Saw yang telah memberikan pedoman hidup yakni Al-qur’an dan
sunnah untuk keselamatan umat di dunia.
Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Pengembangan Pendidikan IPS
SD di program studi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan pada Universitas PGRI
Palembang. Selanjutnya, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
Ibu Siti Asiyah, M.Pd selaku pembimbing mata kuliah Pembelajaran IPS SD dan kepada
segenap pihak yang telah memberikan bimbingan serta arahan selama penulisan makalah
ini.
Akhirnya penulis menyadari bahwa terdapat kekurangan-kekurangan dalam penulisan
makalah ini, maka dari itu kami mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif dari para
pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................................

DAFTAR ISI.................................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................................

A. Latar Belakang....................................................................................................................
B. Rumusan Masalah..............................................................................................................
C. Tujuan ................................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................................

A. Pengertian IPS.....................................................................................................................
B. Perkembangan Social Studies Di Negara Lain...................................................................
C. Perkembangan pendidikan IPS Dalam Sistem Pendidikan Indonesia................................

BAB III PENUTUP .........................................................................................................................

A. Kesimpulan ........................................................................................................................
B. Saran ..................................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................................


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan mata pelajaran yang bersumber dari kehidupan
sosial masyarakat yang diseleksi menggunakan konsep-konsep ilmu-ilmu sosial yang
digunakan untuk kepentingan pembelajaran. Keadaan sosial masyarakat selalu mengalami
perubahan dari waktu ke waktu, kemajuan diberbagai bidang kehidupan harus dapat
ditangkap dan diperhatikan oleh lembaga pendidikan yang kemudian menjadi bahan
materi pembelajaran, sehingga bahan pelajaran secara formal dapat dituangkan dalam
bentuk kurikulum. Guru sebagai pelaksana pendidikan pasti sudah tidak asing lagi dengan
mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial atau yang biasa disebut dengan IPS. Mengacu
pada kurikulum di Indonesia yang masih terpusat (sentralisasi) artinya segala keputusan
tentang pendidikan yang akan diberikan kepada peserta didik dirumuskan di
pemerintahan pusat. Mulailah dari sana IPS diajarkan di sistem pendidikan Indonesia.
Setiap jenjang pendidikan mestilah diajarkan Ilmu Pengetahuan Sosial ini, mulai dari
Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas
(SMA).
Mengajarkan sebuah mata pelajaran seyogyanya seorang guru harus memahami betul
mata pelajaran tersebut. Sehingga tidak terjadi guru asal mengajar, guru asal memberikan
informasi kepada peserta didiknya. Hal tersebut akan terjadi apabila guru kurang
menyenangi dengan mata pelajarannya, guru tidak menyelami dan mendalami mata
pelajaran tersebut. Kondisi inilah yang banyak terjadi di lingkungan pendidikan
Indonesia. Guru hanya asal mengajar tanpa tahu kenapa mata pelajaran tersebut perlu
diajarkan di sekolahnya. IPS sebagai salah satu mata pelajaran di sekolah-sekolahpun
perlu dipahami lebih jauh oleh seorang guru. Kepentingan apa yang mendasari kita perlu
mengajarkan IPS, seorang guru harus mengetahuinya.
Melihat vitalnya visi dari Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial untuk membentuk
pribadi peserta didik yang kuat dalam masyarakat tentunya guru diberikan amanat yang
besar terhadapnya. Supaya visi ini terwujud dengan baik maka diperlukan langkah-
langkah tepat bagi guru untuk mengajarkan mata pelajaran IPS ini secara menyeluruh.
Apabila guru mengajarkan Ilmu Pengetahuan Sosial ini dengan menarik, maka akan
tertanam kebermaknaan dalam belajar bagi siswa itu sendiri.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari IPS ?
2. Bagaimana perkembangan social studies di negara lain ?
3. Bagaimana perkembangan pendidikan IPS dalam sistem pendidikan indonesia ?

C. Tujuan
Dari penulisan makalah ini diharapkan mahasiswa sebagai calon guru sekolah dasar
dapat mengetahui perkembangan Ilmu Pengetahuan Sosial sebagai disiplin ilmu yang
harus diajarkan kepada siswa serta dapat mengimplementasikan tujuan-tujuan
terbentuknya Ilmu Pengetahuan Sosial dalam dunia pendidikan di Indonesia sebagai bekal
menuju dunia profesional.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian IPS

Dalam dunia pendidikan tentunya kita sudah tidak asing lagi mendengar mata
pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. Dimana sebenarnya IPS ini merupakan pengembangan
dari ilmu-ilmu sosial. Ali Imran Udin (1976) dalam Noor (1997:22) mengemukakan bahwa
social studies atau Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah ilmu-ilmu sosial yang
disederhanakan untuk tujuan-tujuan pendidikan dan pengajaran di sekoah dasar dan
menengah. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah bidang studi yang merupakan paduan (fusi)
dari sejumlah mata pelajaran sosial.

B. Perkembangan Social Studies Di Negara Lain

Perkembangan Social Studies di Indonesia dikenal dengan istilah Pendidikan Ilmu


Pengetahuan Sosial (PIPS). Social Studies sebagai satu kesatuan sistem dalam kurikulum
pendidikan sangat erat kaitannya dengan disiplin ilmu Sejarah, Geografi, dan Civics. Pada
awal abad 20 Social Studies telah dijadikan istilah resmi dalam kurikulum pendidikan,
khususnya AmerikaSerikat.

Tujuan PIPS adalah mendidik siswa sebagai warga negara yang baik, warga – masyarakat
yang konstruktif dan produktif; yaitu warga negara yang memahami dirinya sendiri dan
masyarakatnya, mampu merasa sebagai warga negara, berfikir sebagai warga negara, dan jika
mungkin juga mampu hidup sebagai mana layaknya warga negara (Saxe, 1991:182,
appendix). Untuk mencapai tujuan tersebut materi harus memiliki kognitif yang kuat pada
diri siswa, serta bisa meningkatkan hasrat untuk lebih jauh mengerti dirinya dan
lingkungannya.
Pada tahun 1915, menurut Committe on Social Studies (CSS) Pendidikan di
lingkungan rumah atau keluarga adalah faktor pertama dalam pengembangan warga negara
yang baik. Sedangkan warga negara yang baik adalah mereka yang memiliki perasaan sosial
(social feeling), pikiran sosial (social thought), dan melakukan tindakan sosial (social action).
Rekomendasi Social Studies yag dirumuskan dalam CSS tahun 1913, 1915, dan 1916
merupakan awal konsep awal bagi National Council for Social Studies (NCSS) yang berdiri
tahun 1921.
Perkembangan Social Studies dipublikasikan oleh National council for the Social
Studies (NCSS) pada tahun 1935. Definisi Social Studies menurut Edgar Bruce Wesley 1937
(Barr, Barth, dan Shermis, 1972:12) “The Social Studies are the social sciences simplified for
pedagogical purpose”. Era 1960-an muncul suatu gerakan akademis yang mendasar dalam
pendidikan, yang secara khusus dapat dipandang sebagai suatu Revolusi dalam Social
Studies yang dikenal sebagai gerakan “The New Social Studies”.
Gerakan The New Social Studies menjadi pilar perkembangan Social Studies pada
tahun 1960, titik tolaknya dari kesimpulan bahwa social studies sebelumnya dinilai sangat
tidak efektif dalam mengajarkan substansi dan mempengaruhi perubahan sikap siswa. Maka
dari itu para ahli sosial dan sejarawan bersatu dan merumuskan social studies ketaraf “higher
level of intellectual pursuit”. Pada akhir 1960-an tecatat adanya perbuhan dari orientasi pada
disiplin akademik yang terpisah-pisah ke satu upaya untuk mencari hubungan
interdisipliner (Barr, 1977:45).
Pengembangan Social Studies dari mulai pendidikan dasar sampai tingkat menengah
atas ditandai oleh keterpaduan pengetahuan, kemampuan siswa dan sikap siswa terhadap
gejala sosial yang terjadi diskitarnya. Hal ini memberikan dau arti yaitu, monodisipliner dan
interdisipliner. Program Social Studies menitik beratkan pada upaya membantu siswa
dalam construct a knowledge base and attitudes drawn from academic disciplines as
specialized ways of viewing reality (Pembangun pengetahuan dan sikap yang aktif melalui
cara pandang secara akademik terhadap realita).

C. Perkembangan Pendidikan IPS Dalam Sistem Pendidikan Indonesia


Perkembangan Social Studies di Amerika Serikat mempengaruhi pemikiran PIPS di
Indonesia. Namun untuk mengetahui perkembangan di Indonesia dirasakan sulit, sebab:

1. Di Indonesia belum ada lembaga profesional bidang Pendidikan IPS (PIPS) seperti
NCSS, pengaruhnya lembaga serupa yang dimiliki Indonesia yaitu HISPISI
(Himpunan Sarjana Pendidikan IPS Indonesia) yang usianya masih sangat muda dan
produktivitas akademisnya masih sangat terbatas.
2. Perkembangan kurikulum dan pembelajaran IPS sebagai ontologi ilmu pendidikan
(disiplin) IPS sampai saat ini sangat tergantung pada pemikiran individual atau
kelompok pakar yang ditugasi secara insidential untuk mengembangkan perangkat
kurikulum IPS melalui Pusat Pengembangan Kurikulum dan Sarjana Pendidikan
Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang Diknas) dan Pusat Kurikulum dan
Buku (Puskurbuk Diknas).

Keberadaan PIPS tidak dapat dipisahkan dengan kurikulum pendidikan di Indonesia.


PIPS pernah dimuat dalam 1947, Kurikulum tahun 1964, dan Kurikulum tahun 1968. Serta
baru di Kurikulum tahun 1975, Kurikulum tahun 1984, dan Kurikulum tahun 1994, PIPS
menjadi salah satu mata pelajaran yang berdiri sendiri pada jenjang SD dan SMP. Menurut
PP Nomor 19 Tahun 2005 penyusunan kurikulum menjadi kewenangan satuan pendidikan,
maka sejak tahun 2006 kurikulum yang digunakan adalah kurikulum dalam Permendikbud.

1. Pendidikan IPS pada tahun 1945-1964


Tahun 1945-1964 Indonesia belum begitu mengenal istilah IPS. Namun, pembelajarannya
sudah mengarah pada definisi Social Studies. Dan kenyataannya dapat dilihat dari adanya
mata pelajaran sejarah, geografi, civics, koperasi yang di sampaikan terpisah di SD, dan mata
pelajaran ekonomi, sosiologi, dan antropologi di SMP.

2. Pendidikan IPS Dalam Kurikulum 1964 dan 1968


Dalam Kurikulum 1945, ada perubahan pendekatan dalam pengajaran IPS di Indonesia.
Perdekatan tersebut bersifat korelatif, sehingga ada mata pelajaran yang tedir atas korelasi
dari mata pelajaran ilmu bumi, sejarah, civics. Pada tahun 1968 juga ada perubahan, ditandai
adanya pengelompokan mata pelajaran sesuai orientasi. Saat itu mulai diperkenalkan
Pendidikan Kewargenegaraan karena Pendidikan Kemasyarakatan berubah menjadi
Pendidikan Kewarganegaraan yang merupakan korelasi dari ilmu bumi, sejarah, dan
pendidikan Kewarganegaraan.
Istilah IPS pertama kali muncul dalam Seminar Nasional tentang Civic Education tahun
1972 di Tawamangu Solo. Tiga Istiah yang muncul dari Seminar Nasional di Tawamangu
yang digunakan secara bertukar adalah:
1. Pengetahuan Sosial/Social science.
2. Studi Sosial/Social Studies.
3. Ilmu Pengetahuan Sosial/Social Education.
Konsep IPS pertama muncul dalam dunia persekolahan terjadi pada tahun 1973 dalam
krikulum Proyek Perintis Sekolah Pembangunan (PPSP) IKIP Bandung. Dalam kurikulum
PPSP ini IPS menggunakan istilah “Pendidiakan Kewargaan Negaara atau Studi Sosial”

3. Pendidikan IPS dalam Kurikulum 1975 dan 1984


Pada tahun 1975 mulai diperkenalkan mata pelajaran IPS yang diberikan untuk jenjang
SD, SMP, SMA yang menggunakan pendekatan sesuai tingkat perkembangan dan
karakteristik peserta didik, yaitu berbasis pada materi pelajaran (Content Based Curriculum).
Ciri yang paling menonjol adalh pengembangan dimensi nilai berdasarkan Pancasila dan
UUD 1945.
Dalam kurikulum 1975 PIPS menampilkan 4 profil, yaitu :
a. PMP menggantikan PKN sebagai suatu bentuk PIP khusus yang mewadahi
Citizenship Transmission.
b. PIPS terpadu untuk SD.
c. PIPS terkonfederasi untuk menempatkan IPS sebagai konsep payung pelajaran
Geografi, Sejarah & Ekonomi Koperasi.
d. PIPS terpisah yang mencakup mata pelajaran Sejarah, Geografi, dan Ekonomi untuk
SMA atau Sejarah dan Geografi untuk SPG.
Kurikulum PIPS 1984 masih sama dengan 1975, tetapi pada kurikulum 1984 terdapat
penyempurnaan. Pengajaran IPS di jenjang SMP diuraikan berdasarkan disiplin ilmu sosial
untuk masing – masing mata pelajaran bahkan pembahasan tersendiri secara terpisah.
Sedangkan umtuk SD tidak mengalami perubahan.

4. Pendidikan IPS dalam Kurikulum 1994


Kurikulum 1994 mengalami perubahan yang cukup signitif. Setelah berlakunya UU
No.2/1989 mata pelajaran PPKn merupakan mata pelajaran sosial khusus yang wajib diikuti
oleh semua siswa dalam setiap jenjang pendidikan (SD, SMP, SMA). Untuk mata pelajaran
IPS diwujudkan dalam :
1. IPS terpadu di SD kelas 3 sampai dengan kelas 6, sedangkan untuk kelas 1 dan 2 tidak
eksplisit (berdiri sendiri). Untuk IPS SD materi pelajaran dibagi atas dua bagian
yakni:
 Materi Sejarah, meliputi sejarah lokal dan sejarah nasional
 Materi Pengetahuan Sosial, meliputi lingkungan sosial, geografi, ekonomi dan
politik/pemerintahan.
2. IPS untuk SMP bersifat terkonfederasi yang mencakup mata pelajaran Geografi,
Sejarah dan Ekonomi Koperasi.
3. IPS untuk SMA mengunakan pendekatan terpisah - pisah, hampir mirip dengan
“Social Studies” tetapi merupakan bagian ilmu pengetahuan sosial.

5. Pendidikan IPS dalam Permendiknas


Pada tahun 2003 disahkanlah UU nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional. UU terebut telah menimbulkan dampak yang signifikan terhadap sistem kurikulum
di Indonesia. Salah satu implikasi dari ketentuan UU tersebut adalah lahirnya Peraturan
Pemerintah (PP), nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP). Dalam
PP tersebut dikemukakan bahwa standar nasional adalah kriteria minimal tentang sistem
pendidikan diseluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia. Menurut pasal 35
UU nomor 20 tahun 2003, Standar Nasional Pendidikan digunakan sebagai acuan
pengembangan kurikulum, tenaga kependidikan, sarana dan prasaran, pengelolaan, dan
pembiayaan. Sementara dalam pasal 2 ayat (1) PP No 19 tahun 2005 dinyatakan bahwa
lingkup standar nasional meliputi:

a. Standar isi
b. Standar proses
c. Standar kompetensi lulusan
d. Standar pendidik dan tenaga kependidikan
e. Standar saran dan prasaran
f. Standar pengelolaan,
g. Standar pembiayaan
h. Standar penilaian pendidikan

Pada pasal 37 UU Sikdiknas dikemukakan bahwa mata pelajaran IPS merupakan


muatan yang wajib yang harus ada dalam kurikulum pendidikan dasar dan menengah. Lebih
lanjut dikemukakan pada bagian penjelasan UU Sikdiknas pasal 37 bahwa kajian Ilmu
Pengetahuan Sosial, antara lain, ilmu bumi, sejarah, ekonomi, kesehatan dan sebagainya
dimaksudkan untuk mengembangkanpengetahuan, pengalaman, dan kemapuan analisis pesrta
didik terhadap kondisi sosial mayarakat.
Dengan adanya ketentuan UU yang meawajibkan IPS sebagai mata pelajaran dalam
sistem pendidikan di Indonesian telah menjadikan kedudukan IPS semakin jelas dan kokoh.
Hal ini sekaligus menjawab sebagian keraguan dan kekhawatiran yang pernah dialami oleh
para akademisi dan praktisi IPS di berbagai lembaga pendidikan pada saat sebelum lahirnya
UU.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan salah satu mata pelajaran yang dimasukan dalam
kurikulum pendidikan di Indonesia yang mulai dikenalkan pada kurikulum 1975. IPS
diturunkan dari ilmu-ilmu sosial yang dipadukan dengan ilmu pendidikan untuk
menjawab tantangan nasional, khususnya tentang kewarganegaraan. Setiap Negara di
dunia mengajarkan studi sosial/IPS dengan latar belakang yang berbeda-beda. Inggris
menganggap social study penting akibat dari masalah revolusi industry yang terjadi di
negaranya, Amerika dengan masalah kewarganegaraannya yang beragam sehingga
berbuntut pada masalah genosida. G30SPKI merupakan latar belakang tercetusnya Ilmu
Pengetahuan Sosial dimasukan dalam kurikulum di Indonesia.
Melihat dari latar belakang dimasukannya IPS/Social Study di dalam kurikulum setiap
negara, sangat jelas bahwa mata pelajaran ini memiliki misi yang sangat besar untuk
mengajarkan tentang kemanusiaan bagi setiap warga negaranya. Terlebih era teknologi
seperti sekarang pandangan terhadap norma kemanusiaan sebagai pedoman
bermasyarakat sudah mulai luntur. Pendidikan IPS penting diberikan kepada siswa pada
jenjang pendidikan dasar dan menengah, karena siswa sebagai anggota masyarakat perlu
mengenal masyarakat dan lingkungannya. Untuk mengenal masyarakat siswa dapat
belajar melalui media cetak, media elektronika, maupun secara langsung melalui
pengalaman hidupnya ditengah-tengah msyarakat. Dengan pengajaran IPS, diharapkan
siswa dapat memiliki sikap peka dan tanggap untuk bertindak secara rasional dan
bertanggungjawab dalam memecahkan masalah-masalah sosial yang dihadapi dalam
kehidupannya.

B. Saran

Mahasiswa PGSD sebagai calon guru SD seharusnya memahami betul sejarah IPS ini
sebagai acuan dalam mengajarkan mata pelajaran tersebut kepada siswa. Sehingga
dengan memahaminya, guru akan sejalan dengan pemikiran para ahli untuk mengatasi
masalah kemanusiaan dengan mengajarkan Ilmu Pengetahuan Sosial/Social Study sejak
dini. Pengajaran yang baik dalam kelas akan memberikan makna yang kuat dalam diri
siswa sehingga akan melekat terus sebagai pribadi anggota masyarakat yang baik.
DAFTAR PUSTAKA

Winataputra, Udin Saripudin (2011). Jurnal Pendidikan. Volume 12, No. 1, 1-20: Dinamika
Konseptualisasi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (PIPS) dan Pendidikan
Kewarganegaraan (PKn) pada Pendidikan Dasar dan Menengah. Diakses di
http://jurnal.ut.ac.id/JP/article/download/252/254 pada 29 Desember 2016 pukul 06.48
pm.
Saidihardjo dan Sumadi HS. (1996). Konsep Dasar Ilmu Pengetahuan Sosial (Buku 1).
Yogyakarta: FIP IKIP
https://uktibintiarifah.blogspot.com/2016/01/perkembangan-ilmu-sosial.html

Anda mungkin juga menyukai