Anda di halaman 1dari 22

“STUDI SOSIAL DAN ILMU SOSIAL”

DI SUSUN OLEH:

ASMADINDA

A31120042

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS TADULAKO

PALU

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Allah Swt yang telah melimpahkan rahmat

dan karuniaNya sehingga saya dapat menyelesaikan “makalah” ini yang berjudul “Studi

Sosial Dan Ilmu Sosial”. Tak lupa pula shalawat beserta salam kepada nabi

Muhammad Saw semoga kita mendapatkan syafaatnya dihari akhir kelak.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan

pengalaman bagi pembaca. Bahkan saya berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa

pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi saya sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam

penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman saya. Untuk

itu saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi

kesempurnaan makalah ini.

Palu, 04 Oktober 2024

Asmadinda

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................……...i

DAFTAR ISI…………………………………………………………………………ii

BAB I

1.1.....................................................................................................................Latar
Belakang.....................................................................................................……........1
1.2.....................................................................................................................Rumusan
Masalah.......................................................................................................…………2
1.3.....................................................................................................................Tujuan
....................................................................................................................…………2

BAB II

2.1. Studi Sosial................................................................................................…………3

2.2. Ilmu Sosial..........................................................................................................…...4

2.3. Cabang-cabang Ilmu Sosial.......................................................................…………7

2.4. Struktur-struktur Ilmu Sosial.....................................................................………..13

BAB III

3.1.Kesimpulan.................................................................................................………..18

3.2. Saran..........................................................................................................………..18

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................………..19

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pada hakikatnya manusia hidup tidak dapat memenuhi kebutuhannya sendiri,

melainkan membutuhkan orang lain. Manusia hidup secara berkelompok-

kelompok yang akan membentuk suatu organisasi yang berusaha mengatur dan

mengarahkan agar tercapainya tujuan hidup. Pada mulanya manusia dalam

kehidupan bersama, baik individu-individu, atapun kelompok-individu. Kemudian

manusia hidup dalam kelompok keluarga, selanjutnya mereka berusaha

membentuk kelompok yang lebih besar lagi seperti suku, masyarakat, dan bangsa.

Dalam membentuk kelompok tersebut, manusia secara tidak langsung telah

mempelajari tentang ilmu, baik ilmu sosial, budaya maupun kealaman. Ilmu sosial

merupakan ilmu yang penting bagi manusia, karena dengan ilmu-ilmu sosial

manusia dapat berinteraksi dengan baik dan benar, sejak kita lahir di dunia ini.

Secara tidak langsung kita sudah mempelajari ilmu-ilmu sosial secara tidak

disengaja dan tidak disadari. Sejak kita lahir, kita sudah berada di tengah-tengah

keluarga, maka kita diajarkan untuk berinteraksi terhadap sesama manusia dan

saling menghargai antara yang satu dengan yang lain.

Dengan ilmu sosial yang dimiliki maka seseorang maka dapat meraih

kesuksesan karena memiliki keterampilan yang baik. Meskipun seseorang

menguasai dengan baik ilmu eksata akan tetapi jika tidak memiliki keterampilan

sosial yang baik maka ilmunya tidak berarti apa-apa.

1
Dalam makalah ini akan dibahas tentang konsep dasar ilmu sosial pada IPS.

Ilmu sosial berhubungan dengan Ilmu Pengetahuan Sosial, karena IPS merupakan

paduan dari ilmu-ilmu sosial yang disederhanakan. Melalui ilmu-ilmu sosial, kita

tidak hanya menegtahui tentang cara bersosialisasi dan berinteraksi di dalam

masyarakat tetapi kita juga dapat mengetahui konsep dasar ilmu-ilmu sosial, yaitu;

sosiologi, geografi, ekonomi, ilmu politik, antropologi, sejarah, dan psikologi

sosial.

1.2. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud studi sosial ?

2. Apa yang dimaksud ilmu sosial ?

3. Apa saja cabang-cabang ilmu sosial ?

4. Bagaimana struktur dalam ilmu-ilmmu sosial ?

1.3. Tujuan

1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud studi sosial !

2. Untuk mengetahui apa yang dimaksud ilmu sosial !

3. Untuk mengetahui apa saja cabang-cabang ilmu sosial!

4. Untuk mengetahui struktur ilmu-ilmu sosial !

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Studi Sosial

A. Pengertian Studi Sosial

Studi Sosial (social studies) bukan merupakan suatu bidang keilmuan atau

disiplin bidang akademis, melainkan lebih merupakan suatu bidang pengkajian

tentang gejala dan masalah sosial. Dalam kerangka kerja pengkajian Studi Sosial

menggunakan bidang-bidang keilmuan yang termasuk bidang-bidang ilmu sosial.

Achmad Sanusi (1971: 18) memberikan

penjelasan tentang Studi Sosial ia mengatakan, Adapun Studi Sosial tidak selalu

bertaraf akademis-universiter, bahkan dapat merupakan bahan-bahan pelajaran

bagi murid-murid sejak pendidikan dasar, dan dapat berfungsi selanjutnya sebagai

pengantar bagi lanjutan kepada disiplin-disiplin Ilmu Sosial. Studi Sosial bersifat

interdisipliner, dengan menetapkan pilihan judul atau masalah-masalah tertentu

berdasarkan sesuatu rangka referensi, dan meninjaunya dari beberapa sudut

sambil mencari logika dari hubungan-hubungan yang ada satu dengan lainnya.

Sesuatu acara ditinjau dari beberapa sudut sekomprehensif mungkin.

Kerangka kerja Studi Sosial tidak menekankan pada bidang teoretis,

namun lebih kepada bidang-bidang praktis dalam mempelajari gejala dan

masalah-masalah sosial yang terdapat di lingkungan masyarakat. Studi Sosial

tidak terlalu akademis-teoretis, namun merupakan satu pengetahuan praktis yang

dapat diajarkan pada tingkat persekolahan, yaitu mulai dari tingkat Sekolah Dasar

sampai dengan Perguruan Tinggi.

3
Pendekatan yang digunakan Studi Sosial sangat berbeda dengan

pendekatan yang biasa digunakan dalam Ilmu Sosial. Pendekatan Studi Sosial

bersifat interdisipliner atau bersifat multidisipliner dengan menggunakan berbagai

bidang keilmuan. Sedangkan pendekatan yang digunakan dalam Ilmu Sosial

(Social Sciences) bersifat disipliner dari bidang ilmunya masing-masing.

Demikian pula pada tingkat dan taraf yang lebih rendah pendekatan Studi Sosial

lebih bersifat multidimensional, yaitu meninjau satu gejala atau masalah sosial

dari berbagai dimensi atau aspek kehidupan.

Tugas Studi Sosial sebagai suatu bidang studi mulai dari tingkat Sekolah

Dasar sampai ke tingkat pendidikan yang lebih tinggi, dengan tujuan membina

warga masyarakat yang mampu menyelaraskan kehidupannya berdasarkan

kekuatan-kekuatan fisik dan sosial, serta membantu melahirkan kemampuan

memecahkan masalah-masalah sosial yang dihadapinya. Jadi, baik materi maupun

metode pembelajaran penyajiannya harus sesuai dengan misi yang diembannya.

2.2 Ilmu Sosial

A. Pengertian Ilmu Sosial

Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan terjemahan dari social studies. Bahwa

social studies merupakan ilmu-ilmu sosial yang disederhanakan untuk tujuan

pendidikan meliputi aspek-aspek ilumu sejarah, ilmu okonomi, ilmu politik,

sosiologi, antropologi, psikologi, ilmu geografi dan filsafat yang dalam

perakteknya dipilih untuk tujuan pembelajaran disekolah dan perguruan tinggi.

Bila dianalisis dengan cermat bahwa pengertian social studies mengandung hal-

hal sebagai berikut :

4
1. Social studies merupakan turunan dari ilmu-ilmu sosial

2. Disiplin ini dikembangkan untuk memenuhi tujuan pendidikan pada

tingkat persekolahan maupun tingkat perguruan tinggi.

3. Aspek-aspek dari masing-masing disiplin ilmu sosial itu perlu diseleksi

sesuai dengan tujuan tersebut.

Rumusan tentang pengertian IPS telah banyak dikemukakan oleh para ahli IPS

atau Social Studies. Berikut pengertian IPS yang dikemukakan oleh beberapa ahli

pendidikan dan IPS di Indonesia.

a. Moeljono Cokrodikardjo mengemukakan bahwa IPS adalah perwujudan

dari suatu pendekatan interdisipliner dari ilmu sosial. IPS merupakan

integrasi dari berbagai cabang ilmu sosial yakni sosiologi, antropologi,

budaya, psikologi, sejarah, geografi, ekonomi, ilmu politik dan ekologi

manusia, yang diformulasikan untuk tujuan instruksional dengan materi

dan tujuan yang disederhanakan agar mudah dipelajari.

b. Nu’man Soemantri menyatakan bahwa IPS merupakan pelajaran ilmuilmu

sosial yang disederhanakan untuk pendidikan tingkat SD, SLTP, dan

SLTA. Penyederhanaan mengandung arti: a) menurunkan tingkat

kesukaran ilmu-ilmu sosial yang biasanya dipelajari di universitas menjadi

pelajaran yang sesuai dengan kematangan berfikir siswa sekolah dasar dan

lanjutan, b) mempertautkan dan memadukan bahan aneka cabang ilmu-

ilmu sosial dan kehidupan masyarakat sehingga menjadi pelajaran yang

mudah dicerna

5
c. S. Nasution mendefinisikan IPS sebagai pelajaran yang merupakan fusi

atau paduan sejumlah mata pelajaran sosial. Dinyatakan bahwa IPS

merupakan bagian kurikulum sekolah yang berhubungan dengan peran

manusia dalam masyarakat yang terdiri atas berbagai subjek sejarah,

ekonomi, geografi, sosiologi, antropologi, dan psikologi sosial

Dengan demikian, IPS bukan ilmu sosial dan pembelajaran IPS yang

dilaksanakan baik pada pendidikan dasar maupun pada pendidikan tinggi tidak

menekankan pada aspek teoritis keilmuannya, tetapi aspek praktis dalam

mempelajari, menelaah, mengkaji gejala, dan masalah sosial masyarakat, yang

bobot dan keluasannya disesuaikan dengan jenjang pendidikan masing-masing.

Kajian tentang masyarakat dalam IPS dapat dilakukan dalam lingkungan yang

terbatas, yaitu lingkungan sekitar sekolah atau siswa atau dalam lingkungan yang

luas, yaitu lingkungan negara lain, baik yang ada di masa sekarang maupun di

masa lampau. Dengan demikian siswa yang mempelajari IPS dapat menghayati

masa sekarang dengan dibekali pengetahuan tentang masa lampau umat manusia.

B. Ruang Lingkup Ilmu Sosial

Mengenai ruang lingkup ilmu sosial, sampai sekarang ini para ahli

sebenarnya tidak ada kesepakatan yang bulat. Wallerstein (1997:22)

mengelompokan beberapa disiplin ilmu yang dikategorikan sebagai ilmu sosial

adalah sosiologi, antropologi, geografi, ekonomi, sejarah, psikologi, hukum, dan

ilmu politik. Sedangkan Brown dalam karyanya yang berjudul Explanation in

social sciences (1972) bahwa yang termasuk dalam paket ilmu sosial meliputi

sosiologi, antropologi, ekonomi, sejarah, demografi, ilmu politik, dan psikologi.

6
Hal selanjutnya yang perlu dicatat adalah bahwa beragamnya nama-nama

mengenai materi kajian atau disiplin-disiplin ilmu sosial muncul sepanjang abad

itu. Akan tetapi, menjelang pecahnya Perang Dunia I, terjadilah konvergensi

umum atau konsensus di sekitar sejumlah kecil nama spesifik, sedangkan nama-

nama lain cenderung digugurkan. Adapun nama-nama itu sebagaimana kita akan

diskusikan, terutama mulanya ada beberapa disiplin ilmu sosial, yaitu ilmu

sejarah, ilmu ekonomi, sosiologi dan ilmu politik (Wallerstein, 1997:22).

Sebaliknya tentang ilmu geografi, psikologi dan antropologi akan dijelaskan

dengan latar belakang yang tidak dimasukan dalam pembahasan ini.

2.3 Cabang-cabang Ilmu Sosial

Terbentuknya IPS berawal dari kebutuhan dasar manusia, yang dimana

terdiri dari berbagai kegiatan yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhannya.

Seperti kegiatan produksi dan konsumsi, pemeliharaan dan perlindungan,

konsumsi dan transport, estetika, pemerintah dan organisasi, pendidikan dan

rekreasi. Setelah itu menjadi beberapa rumpun ilmu sosial yang terdiri dari

Antropologi, Sosiologi, Ekonomi, Geografi, Sejarah, Politik, Psikologi Sosial, dan

Hukum. Selanjutnya setiap ilmu sosial tersebut memandang manusia dari sudut

pandangnya sendiri dan menggunakan metode kerja yang berbeda untuk

memperoleh struktur pengetahuannya. Kemudian dalam struktur keilmuan

termasuk ilmu-ilmu sosial terbagi dalam 3 tingkatan materi, yang tersusun dari

yang tersempit sampai terluas yaitu fakta, konsep dan generalisasi. Adapun

cabang-cabang ilmu sosial antara lain:

1. Ekonomi

7
Istilah ekonomi berasal dari kata “oikos” yang bermakna keluarga atau

rumah tangga sementara “Nomos” memiliki makna hukum atau peraturan yang

berlaku. Jadi, secara harfiah ekonomi dapat diartikan sebagai beragam aturan atau

manajemen dalam rumah tangga. Ilmu ekonomi adalah ilmu yang menelaah

perilaku keuangan pasar mulai dari suku bunga, nilai tukar, siklus bisnis,

perdagangan internasional, kebijakan pemerintah hingga efisiensi penggunaan

sumber daya alam yang dapat kamu pelajari pada buku Pengantar Ilmu Ekonomi

di bawah ini. Ilmu ekonomi juga mempelajari pendapatan individu, perusahaan,

hingga negara dan harga saham hingga ketidakseimbangan ekonominya. Dengan

mempelajari Ilmu ekonomi akan membantu seseorang dalam memahami

bagaimana perilaku ekonomi masyarakat tertentu, memberi masukan dalam

pengambilan keputusan, memberi pengertian pada potensi dan keterbatasan

kebijakan ekonomi yang diambil, hingga meningkatkan kepekaan manusia pada

berbagai masalah ekonomi dan global.

2. Antropologi

Antropologi berasal dari kata Yunani Anthropos yang berarti “Manusia"

dan Logos yang berarti “Ilmu”, Secara Etimologi, Antropologi merupakan

ilmu yang mempelajari manusia dimana manusia memilki dua sisi yaitu

mahkluk sosial, Sehingga Antropologi memiliki dua sisi holistik dimana

meneliti manusia pada tiap waktu & tiap dimensi kemanusiaannya. Arus

utama inilah yang secara tradisional memisahkan antropologi dari disiplin

ilmu kemanusiaan lainnya yang menekankan padda perbandingan.

8
Antropologi adalah salah satu cabang ilmu sosial yang mempelajari

tentang budaya masyarakat suatu etnis tertentu. Antropologi lahir atau muncul

berawal dari ketertarikan orang Eropa yang melihat ciri-ciri fisik, adat istiadat,

budaya yang berbeda dengan Eropa. Antropologi lebih memusatkan pada

penduduk yang merupakan masyarakat tunggal, tunggal dalam arti kesatuan

masyarakat yang tinggal daerah yang sama, antropologi mirip seperti

Sosiologi tetapi Sosiologi lebih menitik beratkan pada masyarakat dan

kehidupan sosialnya.

Menurut R. Benedict, Antropologi adalah ilmu yang mempelajari umat

manusia sebagai makhluk masyarakat. Perhatiannya ditujukan pada sifat-sifat

khusus badani, cara reproduksi, tradisi, dan nilai-nilai yang membuat

pergaulan hidup yang satu berbeda dari pergaulan lainnya. Sedangkan menurut

Koentjaningrat, Antropologi adalah ilmu yang mempelajari makhluk

anthrophos atau manusia, merupakan intergrasi dari beberapa ilmu yang

masing-masing mempelajari suatu kompleks masalah-masalah khusus

mengenai makhluk manusia.

3. Sosiologi

Secara umum, Pengertian Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari

jaringan hubungan antara manusia dalam masyarakat. Sosiologi merupakan

ilmu yang membicarakan apa yag terjadi saat ini, khususnya pola hubungan

dalam masyarakat, serta berusaha mencari pengertin umum, rasional, empiris,

dan bersifat umum. Istilah sosiologi pertama kali dikemukakan oleh ahli

filsafat, moralis dan sosiolog yang berkebangsaan Prancis Augste Comte yang

9
dalam bukunya Cours de Philosophie Positive. Menurut Comte, sosiologi

berasal dari kata latin Socius yang artinya teman atau sesama dan logos dari

kata Yunani yang berarti cerita. Jadi, pada awalnya sosiologi berarti cerita

tentang teman atau masyarakat.

Sosiologi merupakan salah satu bidang ilmu sosial yang mempelajari

masyarakat. Sebagai ilmu pengetahuan, sosiologi memiliki ciri-ciri utama yaitu

empiris, teoretis, kumulatif, nonetis. CiriCiri utama Sosiologi adalah sebagai

berikut:

 Empiris, artinya ilmu pengetahuan yang didasari pada observasi terhadap

kenyataan dan akal sehat serta hasilnya tidak bersifat spekulatif atau

menduga-duga.

 Teoritis, artinya suatu ilmu pengetahuan yang selalu berusaha untuk

menyusun abstraksi dari hasil-hasil pengamatan. Abstraksi merupakan

kesimpulan logis yang bertujuan menjelaskan mengenai hubungan dari

sebab akibat sehingga menjadi teori.

 Kumulatif, artinya disusun atas dasar teori-teori yang telah ada atau

memperbaiki, memperluas, serta memperkuat teoriteori yang lama.

 Nonetis, artinya pembahasan suatu masalah yang tidak mempersoalkan baik

atau buruknya masalah tersebut, tetapi lebih bertujuan untuk memperjelas

masalah tersebut secara mendalam.

Studi atau kajian sosiologi adalah manusia (manusia adalah multidimensi)

namun sosiologi mempelajari manusia dari aspek sosial yang kita sebut

masyarakat, yakni hubungan antara manusia dan proses sebab akibat yang timbul

10
dari hubungan tersebut. Istilah masyarakat sering digunakan untuk menyebut

kesatuan hidup manusia,misalnya masyarakat desa, masyarakat kota, masyarakat

Bali dan masyarakat lainnya. Masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang

berinteraksi menurut sistem adat-istiadat tertentu yang bersifat kontinu dan terikat

oleh rasa identitas bersama. Adat istiadat : tata kelakuan yang kekal dan turun-

temurun dari generasi ke generasi lain sebagai warisan sehingga kuat integrasinya

dengan pola-pola perilaku masyarakat.

Sosiologi merupakan ilmu sosial yang obyeknya adalah masyarakat namun

demikian sosiologi tetap merupakan ilmu pengetahuan yang berdiri sendiri

(karena telah memiliki unsur-unsur sebagai ilmu pengetahuan ). Secara umum

dapat dikatakan bahwa ilmu sosiologi adalah mempelajari masyarakat secara

keseluruhan beserta hubungan-hubungannya yang terjadi didalamnya.

4. Geografi

Geografi merupakan ilmu yang mempelajari tentang fenomena-fenomena

alam dan manusia yang terjadi di permukaan bumi. Pentingnya mempelajari ilmu

geografi mengharuskan setiap orang mampu memahami lingkungan sekitar,

fenomena alam dan aktivitas manusia. Bagaimanapun juga manusia tidak pernah

bisa dipisahkan dengan lingkungan alam sekitarnya. Hal ini dibuktikan dengan

segala kebutuhan manusia yang selalu bergantung kepada alam, khususnya dalam

kebutuhan hidup sehari-hari.

Hal yang demikian mendorong setiap manusia untuk selalu memanfaatkan

lingkungan alam dan juga harus melestarikannya. Kelestarian alam tidak pernah

luput dari campur tangan manusia yang bertanggung jawab. Langkah dalam

11
melestarikan alam dapat dilakukan mulai dari mempelajarinya sejak usia dini.

Pendidikan seperti ini dapat diberikan bukan hanya dalam sekolah formal tetapi

juga dari pendidikan dalam keluarga

Geografi adalah mata pelajaran yang termasuk dalam Ilmu Pengetahuan

Sosial (IPS) yang diajarkan dari tingkat sekolah dasar hingga tingkat sekolah

menengah . Geografi bukanlah ilmu yang mengembangkan prinsip, konsep dan

teori saja, melainkan mampu mengkaji dan menganalisis peristiwa yang terjadi di

muka bumi. Pemahaman dan rasa ingin tahu mengenai ilmu geografi dikalangan

siswa masih relatif rendah, siswa yang merasa ngantuk dan bosan saat mengikuti

pembelajaran Geografi, siswa beranggapan bahwa dalam belajar geografi hanya

cukup dengan menghafal. Siswa yang mengalami kesulitan belajar, biasanya akan

merasa semakin terbebani. Banyak faktor yang menyebabkan hasil belajar pada

siswa salah satunya adalah kurangnya motivasi untuk belajar Geografi seperti

yang diungkapkan umumnya siswa sangat memerlukan metode yang mudah,

praktis, serta dapat diterapkan untuk dipelajari secara mudah dan mengatasi

berbagai kesulitan belajar.

5. Sejarah

Kata sejarah berasal dari bahasa Arab (šajaratun) yang artinya pohon.

Dalam bahasa Arab, kata sejarah disebut tarikh. Adapun kata tarikh dalam bahasa

Indonesia artinya waktu. Kata Sejarah lebih dekat pada bahasa Yunani yaitu

historia yang berarti ilmu. Dalam bahasa Inggris berasal dari history, yakni masa

lalu. Dalam bahasa Prancis historie, bahasa Italia storia, bahasa Jerman

geschichte, yang berarti yang terjadi, dan bahasa Belanda dikenal gescheiedeni.

12
Henry Steele Commager berpendapat bahwa Sejarah merupakan rekaman

keseluruhan masa lampau, kesusatraan, hukum, bangunan, pranata sosial, agama,

filsafat. Moh. Hatta berpendapat bahwa Sejarah adalah pemahaman masa lalu

yang mengandung berbagai dinamika dan problematika manusia. Sedangkan

Rochiati Wiriatmadja berpendapat bahwa Sejarah merupakan disiplin ilmu yang

menjanjikan etika, moral, kebijaksanaan, nilai-nilai spiritual, dan kultural.

Sedangkan Muhammad Yamin berpendapat bahwa Sejarah adalah ilmu

pengetahuan tentang cerita sebagai hasil penafsiran kejadian manusia masa lalu.

Ilmu sosial adalah cabang akademis yang membahas tingkah laku manusia dalam

aspek sosial dan budaya. Bidang ilmu ini mempelajari masyarakat dan hubungan

antara individu dengan masyarakat. Sementara, ilmu sejarah adalah bidang ilmu

yang membahas masa lampau, khususnya yang terkait dengan kehidupan manusia.

2.4 Struktur Ilmu-ilmu sosial

A. Pengertian Sturktur Sosial

Kata struktur berasal dari bahasa latin (structum). Struktur sosial adalah

kumpulan individu dengan pola prilaku yang beragam. Struktur sosial juga dapat

diartiakan sebagai sebuah bangunan sosial yang tersusun atas berbagai unsur

pembentuk masyarakat. Menurut pendapat Joseph J. Schwab struktur suatu

disiplin ilmu adalah bentuk konsepsi yang membatasi pokok masalah yang

mendesak dari suatu disiplin ilmu dan pengawasan/pengendalian terhadap

penelitiannya. Struktur suatu disiplin ilmu meliputi dua bagian, yaitu struktur

konseptual substantif dan struktur sintaksis. struktur konseptual substantif ialah

konsep-konsep yang menjadi kerangka berpikir atau kerangka acuan dalam

13
meneliti sesuatu. struktur konseptual substantif akan menghubungkan dan

mengarahkan penelitian melalui serangkaian pertanyaan, contohnya data apa yang

perlu dicari? Eksperimen yang bagaimana yang diperlukan? Dan apa yang harus

dilakukan? Sedangkan konsepsi yang dimaksud dibentuk oleh ilmu itu sendiri

yang meminjam dari disiplin yang lain.

Struktur sintaksis berhubungan dengan penyelidikan atau penelitian yang

dilakukan oleh disiplin itu. Struktur sintaksis menyangkut masalah-masalah, jalan

mana yang harus ditempuh dalam penelitian? Cara mengumpulkan data, cara

menguji data, kriteria yang dipakai dalam menetapkan kualitas data, ukuran untuk

menentukan bahwa data yang diperoleh relevan atau mungkin tidak relevan,

penting atau kurang penting, jalan yang ditempuh oleh disiplin itu sendiri, dari

data mentah melalui interpretasi menuju pada kesimpulan.

B. Pengertian dan Peranan Konsep

Istilah konsep yang berkembang di masyarakat awam hampir selalu

dikaitkan dengan rencana atau sesuatu yang belum selesai. Pemahaman yang

demikian sebenarnya terlalu sederhana dan menyimpang karena pengertian

konsep begitu luas dan bukan mengenai sesuatu yang berhubungan dengan

aktivitas yang belum maupun sudah selesai. Istilah konsepmengacu sebagai

abstraksi yang bersifat konotatif maupun denotatif. Dengan demikian, konsep

cakupan ruang bisa bersifat abstrak maupun konkret ataupun riil. Sebut saja

gunung, danau, kursi, meja, pohon, mobil, kambing, ketimun, garam, dan

sebagainya, semuahnyaitu konsep. Di dunia ini baik itu yang konkret maupun

14
abstrak, seperti agama, kebaikan, pandai, merah, fantasi, kemenakan, gas, dan

mertua, itu adalah konsep-konsep yang tak terhingga jumlahnya.

Menurut Schwab (1969 : 12-14), konsep merupakan abstraksi, suatu

konstruksi logistik yang terbentuk dari kesan, tanggapan, dan pengalaman-

pengalaman kompleks. Pendapat Schwab tersebut sejalan dengan James A. Banks

(1977: 85) bahwa Konsep adalah suatu kata atau frasa abstrak yang berguna untuk

mengklasifikasikan atau mengkategorikan sekelompok benda, gagasan, atau

peristiwa . 'Suatu konsep adalah suatu kata abstrak atau frase yang bermanfaat

untuk mengklasifikasikan atau menggolongkan suatu kelompk berbagai hal,

gagasan, atau peristiwa'. Dengan demikian, pengertian konsep menuju pada suatu

abstraksi, menggambarkan dari suatu yang konkret maupun abstrak (tampak

maupun tidak tampak) dapat berbentuk pengertian atau definisi ataupun gambaran

mental, atribut esensial dari suatu kata gori yang memiliki ciri-ciri esensial yang

relatif sama. Misalnya, gunung. Jika dilihat dari jenis, ketinggian, dan bentuk

gunung itu sangat beragam. Gunung Tangkuban Perahu di Jawa Barat akan jauh

lebih kecil dan pendek jika dibandingkan dengan G. Jayawijaya di Papua maupun

G.kerinci di perbatasan Provinsi Jambi dan Sumatra Barat.

Dengan demikian, berbeda dengan fakta yang menekankan kekhususan,

sedangkan konsep memiliki ciri-ciri umum (common elements ) yang sudah tentu

konsepnya lebih luas dari pada kenyataannya. Menurut Jack R. Fraenkel dalam

Jelping Students Think and Value Strategies for Teaching the Social Studies,

dikatakan bahwa sebenarnya konsep-konsep itu dalam kenyataannya tidak ada.

Konsep itu berada dalam ide atau pikiran manusia. Semua realitas yang berada di

15
sekitar kita memasuki atau menyentuh indra-indra manusia sebagai informasi dari

berbagai pengalaman. Kemudian, masukan-masukan indra (sensory infut) tersebut

diatur dan disusun dengan mengenakan simbol-simbol (label kata-kata)

berdasarkan persamaan-persamaan esensial tersebut (Fraenkel, 1980 : 58).

C. Jenis-jenis Konsep Ilmu Sosial

1. Konsep kanjungtif, yaitu konsep yang berfungsi untuk menghubungkan

(Connective) dari keberadaan dua atau lebih atribut yang semuanya harus ada

(Fraenkel, 1980 : 58) Contohnya, konsep anak berarti ia adalah indivindu

yang masih kecil dan masih belum dewasa. Sebaliknya, konsep Ibu maupun

ayah mencerminkan orang dewasa yang sudah cukup tua untuk memiliki

anak.

2. Konsep disjungtif, mencerminkan adanya alternatif-alternatif yang beragam.

Contohnya, konsep olahraga bentuk dan jenisnya dapat berupa permainan

sepak bola, tenis meja, lempar lembing, maraton, dan lain sebagainya

3. Konsep relasional, yang memiliki arti mengandung suatu hubungan khusus

antara dua atribut maupun lebih yang dinyatakan secara eksplisit dengan

bilangan tertentu. Contohnya, konsep kecepatan mobil dihubungkan dengan

rata-rata per kilo meter per jam. Konsepnya dihubungkan dengan meter

kubik. Konsep luas dihubungkan dengan berapa meter persegi.

4. Konsep deskriptif, adalah konsep yang menuntut jawaban tentang gambaran

suatu benda. Konsep deskriptif ini pun menuntut pemahaman karakteristik

ataupun ciri-ciri esensial yang sama dalam mengemukakan pendapat.

Contohnya, apa itu kursi? Apa itu Presiden? dan sebagainya.

16
5. Konsep valuatif yaitu konsep yang berhubungan dengan pertimbangan baik

ataupun buruk, salah satupun benar, cantik ataupun jelek rupa, dan

sebagainya

6. Konsep campuran antara deskriptif dan konsep valuatif, yaitu suatu konsep

yang tidak hanya memberikan penjelasan tentang suatu karakteristik yang

diniliki oleh benda tersebut, tetapi juga sekaligus memberikan sikap ataupun

penilaian terhadap pernyataan tersebut. Menurut Fraenkel (1980 :59), konsep

ini merupakan yang paling banyak ditemui. Contohnya pembunuhan sadis,

pemerintah otoriter, kolonialisme, imperialisme, sadisme, dan sebagainya.

17
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Studi sosial dan ilmu sosial merupakan dua konsep yang mendasar dalam

memahami masyarakat dan fenomena sosial. Cabang-cabang ilmu sosial dan

struktur ilmu sosial memberikan kerangka kerja yang kuat untuk menyelidiki,

menganalisis, dan memahami berbagai aspek masyarakat kita. Dengan demikian,

keduanya memiliki peran penting dalam mengembangkan pengetahuan dan

menciptakan perubahan positif dalam masyarakat.

18
DAFTAR PUSTAKA

Coleman, J. S., Muttaqien, I., Widowatie, D. S., & Purwandari, S. (2021). Struktur
Sosial Baru dan Ilmu Sosial Baru: Seri Dasar-Dasar Teori Sosial.
Nusamedia.
Gautama, I. (2007). Studi sosial ekonomi masyarakat pada sistem agroforestry di
Desa Lasiwala Kabupaten Sidrap. Jurnal Hutan dan Masyarakat, 2(3), 8197.
Hardati, P. (2013). Pertumbuhan penduduk dan struktur Lapangan pekerjaan di
jawa tengah. Forum Ilmu Sosial, 40(2).
Haris, I. A., Budiman, B., Hidayat, A., & Malik, I. (2020). Struktur ilmu sosial
berbasis wahyu: Melacak akar aksiomatik ilmu sosial Islam. Digital Library
UIN Sunan Gunung Djati.
Hati, S. T. (2018). Hubungan Antara Ilmu-Ilmu Sosial Dan Ips (Sumber Dan
Materi Ips). Ijtimaiyah Jurnal Ilmu Sosial Dan Budaya, 2(1).
Herdiansyah, H. (2010). Metodologi penelitian kualitatif untuk ilmu-ilmu sosial.
Salemba Humanika.
Nihlah, N. (2019). Struktur Ilmu Pengetahuan. An-Nidhom: Jurnal Manajemen
Pendidikan Islam, 4(1), 45–57.
Segara, N. B. (2014). Penggunaan rubrik sebagai alternative assessment pada
mata kuliah seminar studi sosial. Edunomic Jurnal Pendidikan Ekonomi,
2(2).
Sumintono, B., & Widhiarso, W. (2014). Aplikasi model Rasch untuk penelitian
ilmu-ilmu sosial (edisi revisi). Trim Komunikata Publishing House.
Supardan, D. (2022). Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial: Perspektif Filosofi
dan Kurikulum. Bumi Aksara.
Susanto, H. (2016). Konsep Paradigma Ilmu-ilmu Sosial dan Relevansinya bagi
Perkembangan Pengetahuan. Muaddib: Studi Kependidikan dan Keislaman,
4(2).
Umanailo, M. C. B., Sos, S., Umanailo, M. C. B., & Sos, S. (2016). Ilmu sosial
budaya dasar.
Vipriyanti, N. U. (2007). Studi sosial ekonomi tentang keterkaitan antara modal
sosial dan pembangunan ekonomi wilayah: Studi kasus di empat kabupaten
di Provinsi Bali.

19

Anda mungkin juga menyukai