Disusun oleh
Riza Nur Dwi Lutfiana ( 9901819005)
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah
ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda
tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di
akhirat nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat
sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis
mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas dari mata kuliah
Pengembangan Kurikulum dengan judul “Landasan Sosiologis Dalam
Pengembangan Kurikulum”.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya
makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian
apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang
sebesar-besarnya. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
khususnya kepada dosen mata kuliah Pengembangan Kurikulum kami, Dr.
Khaerudin, M.Pd yang telah membimbing dalam menulis makalah ini.
Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................................iii
BAB I................................................................................................................................1
PENDAHULUAN............................................................................................................1
A. Latar Belakang.........................................................................................................1
B. Perumusan Masalah.................................................................................................2
C. Tujuan Penulisan......................................................................................................2
BAB II...............................................................................................................................3
PEMBAHASAN...............................................................................................................3
A. Pengertian Landasan Sosiologis...............................................................................3
B. Hubungan Sosiologi Dengan Kurikulum.................................................................5
C. Kekuatan Sosial yang Mempengaruhi Kurikulum...................................................8
D. Implikasi Landasan Sosiologis Dalam Pengembangan Kurikulum........................11
BAB IV...........................................................................................................................13
PENUTUPAN.................................................................................................................13
A. Kesimpulan............................................................................................................13
B. Saran......................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................iv
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia merupakan makhluk sosial yang membutuhkan orang lain. Sejak
manusia dilahirkan, maka sejak itulah manusia telah belajar dan berkenalan dengan
hubungan-hubungan sosial dalam bermayarakat. Masyarakat adalah suatu kelompok
individu yang diorganisasikan mereka sendiri. Tiap masyarakat mempunyai
kebudayaan sendiri-sendiri, dengan demikian yang membedakan masyarakat satu
dengan masyarakat lainnya adalah kebudayaan. Hal ini mempunyai implikasi bahwa
apa yang menjadi keyakinan pemikiran seseorang, reaksi terhadap perangsang sangat
bergantung kepada kebudayaan dimana ia dibesarkan.
Seiring berjalannya waktu, ilmu pengetahuan dan teknologi semakin maju yang
pada hakikatnya adalah hasil kebudayaan manusia. Hal tersebut mengakibatkan
kehidupan manusia yang semakin meluas, semakin meningkat dan akhirnya tuntutan
hidup yang semakin meninggi. Pendidikan harus mengantisipasi tuntutan hidup ini
sehingga dapat mempersiapkan anak didik untuk hidup wajar sesuai dengan kondisi
sosial budaya masyarakat (Sukirman, 2007). Dalam konteks inilah kurikulum sebagai
program pendidikan harus dapat menjawab tantangan dan tuntutan masyarakat.
Sosiologis merupakan hubungan antara manusia dengan yang lainnya, bagaimana
susunan unit masyarakat atau sosial di suatu wilayah serta kaitannya dengan yang lain.
Landasan sosiologis dalam pengembangan kurikulum ini ingin menautkan
antara kurikulum dan keberadaan masyarakat dengan penekanan utama pada
kemampuan fungsi kurikulum untuk ikut membantu pemecahan berbagai masalah yang
dihadapi masyarakat seperti masalah kesehatan, pelestarian dan penggalian sumber
daya alam, teknologi, kesempatan kerja, dan lain sebagainya (Kwartolo, 2002).
Landasan sosiologis pendidikan adalah acuan dalam penerapan pendidikan yang
bertolak pada interaksi antar individu sebagai makhluk sosial dalam kehidupan
bermasyarakat karna pada dasarnya pendidikan dapat berlangsung baik di lingkungan
keluarga, sekolah, maupun lingkungan sekitar (Syatriadin, 2017:101).
1
2
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka yang akan menjadi fokus
dalam pembahasan penulisan ini adalah landasan sosiologis untuk pengembangan
kurikulum. Berikut ini adalah rumusan masalah yang akan bahas dalam penulisan
ini :
1. Apakah yang dimaksud dengan landasan sosiologis?
2. Bagaimana hubungan sosilogi dengan kurikulum?
3. Bagaimana lingkup landasan sosiologis?
4. Apa implikasi landasan sosiologis dalam pengembangan kurikulum?
C. Tujuan Penulisan
Setelah membaca dan mempelajari penulisan ini, pembaca diharapkan
memahami:
1. Mengetahui dan memahami pengertian landasan sosiologis.
2. Mengetahui dan memahami bagaimana hubungan sosiologi dengan
kurikulum.
3. Mengetahui dan memahami metode ruang lingkup landasan sosiologis.
4. Mengetahui dan memahami implikasi landasan sosiologis dalam
pengembangan kurikulum.
BAB II
PEMBAHASAN
3
4
keyakinan agama, nilai budaya, nilai moral dan keterampilan”. Perlu pula
ditegaskan bahwa pemerintah mengakui kemandirian keluarga untuk
melaksanakan upaya pedidikan dalam lingkungannya sendiri. Meskipun
pendidikan formal telah mengambil sebagian tugas keluarga dalam menididk
anak, tetapi pengaruh keluarga tetap penting sebab keluarga merupakan lembaga
sosial pertama yang dikenal anak.
Selanjutnya, di samping sekolah dan keluarga, proses pendidikan juga
sangat dipengaruhi oleh berbagai kelompok sosial dalam masyarakat seperti
kelompok keagamaan, organisasi pemuda dan pramuka dan lain-lain. Terdapat
satu kelompok khusus yang datangnya dari anak-anak lain yang hampir seusia,
yang disebut teman sebaya. Kelompok sebaya ini juga merupakan agen sosialisasi
yang mempunyai pengaruh kuat searah dengan bertambahnya usia anak.
Kelompok sebaya terdiri dari sejumlah individu yang rata-rata usianya hampir
sama yang mempunyai kepentingan tertentu yang bersifat sangat sementara.
Kelompok sebaya bukan merupakan lembaga yang bersifat tetap
sebagaimana keluarga. Kelompok sebaya memiliki semacam organisasi, tetapi
peranan setiap anggota kurang jelas dan peranannya sering berubah, bahkan
teradang tidak jelas siapa yang menjadi anggota dan siapa yang bukan menjadi
anggota. Bahkan ada anak yang mejadi anggota kelompok sebaya lebih dari satu
seperti kelompok sebaya di sekolah, di organisasi pemuda dan di kampung.
Sebagai lembaga sosial, kelompok sebaya tiak mempunyai struktur yang jelas dan
tida mempunyai tujuan yang bersifat permanen. Tetap dapat menciptakan
soliaritas yang sanagt kuat di antara anggota kelompoknya, terdapat beberapa hal
yang dapat disumbangkan oleh kelompok sebaya dalam proses sosialisasi anak,
antara lain baha kelompok sebaya memebrikan model, memberikan identitas,
serta memberikan dukungan. Di samping itu, kelompok sebaya memberikan kerja
sama dan membuka horison anak lebih luas.
Dari sisi lain yang tidak kalah penting adalah pengaruh pendidikan terhadap
masyarakat. Dalam hal ini ada satu permasalahan yang terkait dengan tujuan
pendidikan yakni yang harus mendapat penekanan yaitu “apakah pendidikan
mempersiapkan anak untuk hidup dalam masyarakat (penekanan pada sosialisasi)
atau mempersiapkan anak untuk merombaki membarui masyarakat (penekanan
pada agen pembeharuan). Seperti di banyak negara, pendidikan yang
dilaksanakan
5
pada umumnya tidak memilih salah satu kutub pendapat tersebut, tetapi
diupayakan seimbangan antara upaya pelestarian dan pengembangan”.
dan terkonologi yang nyata telah mengubah dan memperbaiki taraf kehidupan
masyarakat, (Tilar. 2006:57).
c. Pola Hidup Masyarakat Teknologi Komunikasi.
Pola hidup masyarakat teknologi komunikasi ini lebih maju daripada pola
hidup masyarakat yang kedua. Teknologi yang digunakan adalah teknologi
komunikasi yang serba canggih sehingga hubungan antar manusia diberbagai
belahan dunia bukan menggunakan alat transportasi seperti mobil, kereta api
ataupun kapal terbang, melainkan menggunakan tv, hp, internetan dan lain
sebagainya. Sebagai akibat kemajuan teknologi komunikasi menurut Tilar
(2006 : 59) telah menjadikan dunia sebagai suatu kampong kecil. Misalnya
hubungan antar Negara tidak dapat dibatasi lagi oleh Geografis, dan kejadian
disuatu negara misalnya perang, bencana alam, penemuan berbagai hasil
penemuan, dll mudah di akses dengan teknologi komunikasi.
Perubahan kebudayaan yang terjadi diantara masyarakat tergantung pada
pola hidup yang meraka jalani. Berbagai perubahan kebudayaan yang terjadi di
masyarakat dapat dijadikan sebagai sumber kurikulum. Penyusunan kurikulum
seharusnya disusun atau dirancang oleh orang yang memahami kompleksitas
dan kebudayaan. Seorang ahli kurikulum perlu memahami dan menganalisis
struktur masyarakat guna menentukan arah dan tekanan tujuan pendidikan,
(Sukmadinata. 2007:221)
Jadi hubungan sosiologi dengan kurikulum yaitu ada peran sosiologi
terhadap kurikulum itu sendiri, dengan tujuan agar siswa atau masyarakat
dapat bersosialisi lebih luas untuk mendapatkan pengaruh tekanan masyarakat
terhadap pendidikan dan tidak bertentangan dengan nilai-nilai yang beraku
dalam masyarakat.
Dalam studi antropologi dan sosiologi akan ditemukan sejumlah
pengertian “kebudayaan” antara yang satu dengan yang lainnya. Sebagai
contoh, Selo Sumarjan dan Sulaiman Sumardi merumuskan bahwa
kebudayaan adalah hasil dari karya, rasa dan cipta masyarakat. Karya
masyarakat menghasilkan teknologi dan kebudayaan kebendaan. Rasa meliputi
jiwa manusia yang diwujudkan dalam norma-norma dan nilai-nilai, dan cipta
merupakan pikiran orang-orang dalam hidup bermasyarakat. Berbeda dengan
pendapat di atas, Maurich Boyd seperti yang dikutip Oemar Hamalik. 2009 :
89 ) mengatakan bahwa hasil karya manusia yang bersifat material bukan
termasuk kebudayaan,
8
1. Kebutuhan Masyarakat
Kebutuhan masyarakat tak pernah tak terbatas dan beraneka ragam. Oleh
karena itu lembaga pendidikan berusaha menyiapkan tenaga-tenaga terdidik
yang terampil yang dapat dijadikan sebagai penggali kebutuhan masyarakat.
2. Perubahan dan Perkembangan Masyarakat
Masayarakat adalah suatu lembaga yang hidup, selalu berkembang dan
berubah. Perubahan dan perkembangan nilai yang ada dalam masyarakat
sering menimbulkan konflik antar generasi. Dengan diadakannya pendidikan
diharapkan konflik yang terjadi antar generasi dapat teratasi.
3. Tri Pusat Pendidikan
Yang dimaksud dengan tri pusat pendidikan adalah bahwa pusat
pendidikan dapat bertempat di rumah, sekolah , dan di masyarakat. Selain itu
mass media, lembaga pendidikan agama, serta lingkungan fisik juga dapat
berperan sebagai pusat pendidikan.
Jika dipandang dari sosiologi, pendidikan adalah proses mempersiapkan
individu agar menjadi warga masyarakat yang diharapkan, pendidikan adalah
proses sosialisasi, dan berdasarkan pandangan antrofologi, pendidikan adalah
“enkulturasi” atau pembudayaan. “Dengan pendidikan, kita tidak
mengharapkan muncul manusia-manusia yang lain dan asing terhadap
masyarakatnya, tetapi manusia yang lebih bermutu, mengerti, dan mampu
membangun masyarakatnya. Oleh karena itu, tujuan, isi, maupun proses
pendidikan harus disesuaikan dengan kondisi, karakteristik kekayaan, dan
perkembangan masyarakat tersebut” (Nana Syaodih Sukmadinata, 1997:58).
Untuk menjadikan peserta didik agar menjadi warga masyarakat yang
diharapkan maka pendidikan memiliki peranan penting, karena itu kurikulum
harus mampu memfasilitasi peserta didik agar mereka mampu bekerja sama,
berinteraksi, menyesuaikan diri dengan kehidupan di masyarakat dan mampu
meningkatkan harkat dan martabatnya sebagai mahluk yang berbudaya.
Masyarakat adalah suatu kelompok individu yang diorganisasikan mereka
sendiri ke dalam kelompok-kelompok berbeda, atau suatu kelompok individu
yang terorganisir yang berpikir tentang dirinya sebagai suatu yang berbeda
dengan kelompok atau masyarakat lainnya. Tiap masyarakat mempunyai
kebudayaan sendiri-sendiri. Dengan demikian, yang membedakan masyarakat
satu dengan masyarakat yang lainnya adalah kebudayaan. Hal ini mempunyai
11
implikasi bahwa apa yang menjadi keyakinan pemikiran seseorang, dan reaksi
seseorang terhadap lingkungannya sangat tergantung kepada kebudayaan
dimana ia hidup.
Menurut Daud Yusuf (1982 : 76 ), terdapat tiga sumber nilai yang ada
dalam masyarakat untuk dikembangkan melalui proses pendidikan, yaitu:
logika, estetika, dan etika. Logika adalah aspek pengetahuan dan penalaran,
estetika berkaitan dengan aspek emosi atau perasaan, dan etika berkaitan
dengan aspek nilai. Ilmu pengetahuan dan kebudayaan adalah nilai-nilai yang
bersumber pada logika (pikiran). Sebagai akibat dari kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang pada hakikatnya adalah hasil kebudayaan
manusia, maka kehidupan manusia semakin luas, semakin meningkat sehingga
tuntutan hidup pun semakin tinggi.
Pendidikan harus mengantisipasi tuntutan hidup ini sehingga dapat
mempersiapkan anak didik untuk hidup wajar sesuai dengan kondisi sosial
budaya masyarakat. Dalam konteks inilah kurikulum sebagai program
pendidikan harus dapat menjawab tantangan dan tuntutan masyarakat. Untuk
dapat menjawab tuntutan tersebut bukan hanya pemenuhan dari segi isi
kurikulumnya saja, melainkan juga dari segi pendekatan dan strategi
pelaksanaannya. Oleh karena itu guru sebagai pembina dan pelaksana
kurikulum dituntut lebih peka mengantisipasi perkembangan masyarakat, agar
apa yang diberikan kepada siswa relevan dan berguna bagi kehidupan siswa di
masyarakat.
B. Saran
Manusia dalam berbuat tentunya terdapat kesalahan yang sifatnya dari yang
seharusnya. Terlebih dalam kegiatan menyusun makalah ini. Untuk itu, penulis
harapkan dari pembaca dalam kritik dan saran guna perbaikan penyusunan
selanjutnya.
13
DAFTAR PUSTAKA
iv