Anda di halaman 1dari 31

MAKALAH

PENGENALAN SOSIOLOGI PENDIDIKAN

Makalah ini dibuat guna memenuhi tugas mata kuliah Sosiologi dan

Antropologi”

Disusun Oleh :

Fitriani :0101.20.0017

Dosen Pengampu

Jeeny Rahmayana, M.Pd.I.

INSTITUT AGAMA ISLAM TAFAQQUH FIDDIN

PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIAH

2022 M \ 1444 H
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan

hidayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul

Pengenalan Sosiologi Pendidikan ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi

tugasIbu Jeeny Rahmayana M.Pd.I. Pada mata kuliah Sosiologi dan Antropologi .

Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang

Sosiologi Pendidikan bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Kami menyadari makalah yang Kami tulis ini masih jauh dari kata

sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan Kami nantikan

demi kesempurnaan makalah ini.

Dumai, 7 Desember 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................ii

DAFTAR ISI.....................................................................................iii

BAB 1

PENDAHULUAN..............................................................................5

1.1. Latar Belakang..........................................................................5

1.2 Rumusan Masalah.....................................................................9

BAB II

PEMBAHASAN.................................................................................5

2.1 Pengertian sosiologi pendidikan...............................................5

2.2 Tujuan sosiologi pendidikan...................................................12

2.3 Ruang lingkup sosiologi pendidikan.....................................16

2.4 kegunaan Sosiologi Pendidikan..............................................18

2.5 Ciri-ciri Sosiologi pendidikan................................................19

2.6 Sejarah sosiologi pendidikan..................................................21

2.7 Tokoh-tokoh sosiologi pendidikan.........................................22

BAB III

PENUTUP........................................................................................25

KESIMPULAN.........................................................................25

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................27

iii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Secara umum sosiologi adalah suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari

masyarakat secara keseluruhan, yakni hubungan antara manusia dengan manusia,

manusia dengan kelompok, dan kelompok dengan kelompok, baik formal

maupun material, baik statis maupun dinamis.

Sosiologi juga dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari struktur

sosial dan proses sosial, termasuk perubahan-perubahan sosial. Sosiologi

merupakan ilmu umum artinya sosiologi mempelajari gejala umum yang ada

pada setiap interaksi manusia, bukan mempelajari ilmu dengan gejala khusus.

Maka dari itu sosiologi mencakup segala aspek dalam kehidupan manusia,

karena manusia adalah makhluk sosial yang hidup bermasyarakat dan selalu

melakukan interaksi dalam kehidupan sehari-hari. Di dalam penelitian ini

peneliti melihat dari sudut pandang sosiologi pendidikan.

Manusia dalam kehidupannya selalu mengalami proses belajar dan

mempelajari sesuatu. Di dalam proses tersebut setiap orang mempelajari orang

lain baik secara langsung maupun tidak langsung. Maka dari itu sosiologi

pendidikan tidak lepas dari hubungan antara individu sebagai aktor yang

mempelajari lingkungan sosialnya.

Dalam studi sosiologi pendidikan yang memadai mencakup pengertian


individu danl ingkungan sosialnya, dimana individu dan lingkungan sosialnya

tadi tidaklah berdiri sendiri-sendiri tetapi terjalinlah hubungan timbal balik

antara keduanya. Tingkah laku individu dari semenjak lahir sampai meninggal

dunia adalah terus- menerus dikondisikan oleh kebudayaan masyarakat, maka

sosiologi pendidikan tidak hanya bersasaran khusus kepada lembaga-lembaga

atau medan pendidikan yang formal.

seperti sekolah tetapi harus meliputi juga lembaga-lembaga yang lain

misalnyakeluarga, kelompok permainan, lembaga-lembaga agama dan media-

media lain. Sasaran utama di dalam sosiologi pendidikan adalah peserta didik

dan lingkungansosialnya. Lingkungan sosial tersebut dapat mempengaruhi

peserta didik dalam proses belajar. Tidak hanya itu sosiologi pendidikan juga

bersasaran pada lembaga-lembaga, baik lembaga formal seperti sekolah atau

lembaga non formal seperti keluarga dan lain-lain. Sosiologi pendidikan lebih

mengutamakan pembahasan pendidikan karakter dari sisi sosialisasi peserta

didik sebagai individu (self) dalam hubungannya dengan masyarakat (society),

termasuk nilai-nilai bersama yang dibangun dalam hubungan itu.

Ahli-ahli pendidikan mengatakan bahwa sosiologi pendidikan tidak

hanya berhubungan dengan tujuan-tujuan pendidikan, kurikulum, metode dan

pengukuran, tetapi juga berhubungan dengan sekolah dan seluruh masyarakat.

Salah satu lingkungan sosial dari pada individu si anak ini berhubungan dengan

sikap orang tuanya, berhubungan dengan keluarga perbedaan bahasa dan cita-

cita. Misalnya orang tua mengingankan agar anaknya melebihi dari pada orang
tuanya. Terdapat beberapa tujuan sosiologi pendidikan, salah satunya yaitu

sosiologi pendidikan sebagai analisis proses sosialisasi. Di antara para ahli

sosiologi pendidikan ada yang beranggapan bahwa seluruh proses sosiologi

anak-anak merupakan pusat perhatian bidang studi ini. Mereka ini

mengutamakan proses bagaimana kelompok-kelompok social mempengaruhi

kelakuan individu.

Keluarga sebagai pengantar pada masyarakat besar berperan untuk

mempersiapkan anak agar siap hidup di lingkungan sosial bermasyarakat.

Untuk itu setiap keluarga perlu memberikan pendidikan baik pendidikan formal

melalui sekolah maupun pendidikan agama. Keluarga sebagai salah satu dari tri

pusat pendidikan bertugas membentuk kebiasaankebiasaan (habit formations)

yang positif sebagai fondasi yang kuat dalam pendidikan informal. Dengan

pembiasaan tersebut anak-anak akan menngikuti/menyesuaikan diri bersama

keteladanan orang tuanya. Orang tua yang tidak otoriter, akan dapat mentoleransi

kemauan anak- anaknya. Dengan demikian akan terjadi sosialisasi yang positif

dalam keluarga/rumah.

Keluarga sebagai salah satu pusat pendidikan maka keluarga bertugas

dalam membentuk karakter yang baik bagi anak. Lingkungan keluarga yang baik

maka akan membentuk karakter anak yang baik pula, namun keluarga yang

buruk maka akan membentuk karakter yang buruk pula. Orang tua yang

berprofesi sebagai pencuri maka tidak menuntut kemungkinan anak tersebut

akan menjadi pencuri, karena anak akan melihat segala sesuatu yang dilakukan
oleh orang tua. Sedangkan orang tua yang jujur dan peduli dengan pendidikan

maka akan mengajarkan kejujuran serta peduli terhadap pendidikan bagi anak.

Orang tua memiliki peran sebagai orang yang membimbing dan

mendidik anak ketika dia berada dirumah. Ketika berada disekolah anak akan

dididik oleh guru. Ketika berada disekolah anak akan diajari dan dimotivasi

bagaimana mendapat nilai bagus. Sedangkan ketika berada di rumah maka

orang tua selain mendidik dan membimbing mereka juga harus memotivasi anak

agar tetap semangat untuk sekolah. Pendidikan karakter akan terbentuk didalam

sebuah keluarga, cara mendidik orang tua akan berpengaruh kepada pola hidup

dan cara berfikir anak. Secara umum faktor yang mempengaruhi kurangnya

minat untuk bersekolah adalah karena masalah ekonomi keluarga yang kurang

mampu. Namun disini peneliti bukan menekankan pada segi ekonomi keluarga,

namun dari segi pendidikan, pengetahuan dan pengalaman orang tua tentang

pendidikan dan sekolah, serta dorongan dari orang tua untuk mendukung

anaknya untuk terus sekolah.


1.2 Rumusan Masalah

1.2.1. Apa pengertian dari sosiologi pendidikan?

1.2.2. Apa tujuan dan manfaat sosiologi pendidikan ini?

1.2.3. Bagaimana ruang lingkup sosiologi pendidikan itu?

1.2.4. Apa kegunaan sosiologi pendidikan ?

1.2.5. Sebutkan dan jelaskan ciri-ciri sosiologi pendidikan!!

1.2.6. Bagaimana sejarah sosiologi pendidikan?

1.2.7. Siapa sajakah tokoh-tokoh sosiologi pendidikan itu?

1.3 Tujuan

1.3.1. Memahami dan mengetahui konsep dari sosiologi pendidikan

tersebut.

1.3.2. Memahami tujuan dan manfaat dari sosiologi pendidikan itu.

1.3.3. Dapat mengetahui ruang lingkup sosiologi itu tersebut.

1.3.4. Dapat paham dari kegunaan sosiologi pendidikan tersubut.

1.3.5. Untuk mengetahui dan memahami ciri-ciri sosiologi

pendidikan tersebut.

1.3.6. Dapat mengetahui sejarah sejarah sosiologi pendidikan.

1.3.7. Mengetahui siapa siapa saja tokoh sosiologi pendidikan itu.


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian sosiologi pendidikan

Kata sosiologi pertama kali dipakai oleh Auguste Comte, seorang filsuf

Prancis, tahun 1843. Sebagai suatu disiplin ilmu, sosiologi lahir sebagai bagian

dari tradisi intelektual yang tertumpu pada kerangka pemikiran Eropa Barat dan

Amerika. Sementara itu, para pioner atau peletak dasarnya tidak terdidik

sebagai ahli hukum, ahli ekonomi, dan filsuf.

Sebelum mengkaji sosiologi pendidikan perlu diketahui terlebih dahulu

defenisi sosiologi. Walaupun hanya pegangan sementara, suatu defenisi bisa

dijadikan acuan untuk pemaknaan suatu hakikat secara lebih lanjut. Sebagai

patokan, dibawah ini terdapat beberapa defenisi sosiologi yang diinvertarisasikan

oleh Soejarno Soekanto.

1. Menurut Pitirim Sorokin, Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari :

(a) hubungan dan pengaruh timbal balik antara beragam gejala social

(b) hubungan dan pengaruh timbal balik antara gejala sosial dengan gejala

non sosial.

(c) Ciri-ciri umum semua jenis gejala sosial.


2. Menurut Roucekdan Werren, Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari

hubungan antara manusia dalam kelompok-kelompok.

3. Menurut Wiliam F. Ogburn dan Meyer F. Nimkoff, Sosiologi adalah

penelitian secara ilmiah terhadap interaksi sosial dan hasilnya yaitu

organisasi sosial.

4. Menurut Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi, Sosiologi adalah

ilmu yang memppelajari struktur dan proses-proses sosial, termasuk

perubahan- perubahan sosial.

Adapun sifat-sifat hakikat sosiologi adalah sebagai berikut :

1. Sosiologi merupakan suatu ilmu sosial dan bukan merupakan ilmu

pengetahuan alam ataupun ilmu pengetahuan kerohanian.

2. Sosiologi bukan didsiplin normatif, melainkan disiplin yang kategoris,

artinya sosiologi membatasi diri pada apa yang terjadi dewasa ini dan

bukan mengenai apa yang akan terjadi atau seharusnya terjadi.

3. Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang murni, dan bukan

merupakan ilmu pengetahuan terapan atau terpakai ( applied science ).

4. Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang abstrak dan bukan

merupakan ilmu pengetahuan yang konkret. Artinya, yang diperhatikan

oleh sosiologi adalah bentuk dan pola-pola peristiwa dalam masyarakat,

bukan wujudnya yang konkret.

5. Sosiologi bertujuan menghasilakn pengertian-pengertian dan pola-pola


umum.

6. Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang empiris dan rasional.

7. Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang umum dan bukan

merupakan ilmu pengetahuan yang khusus.

Sosiologi sebagai disiplin ilmu memiliki objek, yaitu masyarakat yang

dilihat dari sudut hubungan antar manusia dan proses yang timbul dari

hubungan manusia di dalam masyarakat. Para ahli sosiologi berbeda-beda

dalam mendifinisikan masyarakat sehingga tidak ada satu defenisi pun yang

menyeluruh, mengingat banyak faktor yang melingkupinya. Defenisi tersebut

mencakup sebagai berikut :

1. Ralp Linton sebagaimana dikutip oleh Soekanto, menyebutkan

bahwa masyarakat adalah setiap kelompok manusia yang telah hidup

dan bekerja sama sehingga mereka dapat mengatur diri mereka dan

menganggap diri mereka sebagai suatu kesatuan sosial dengan batas-

batas yang dirumuskan dengan jelas.1

2. Selo Sumardjan, menyebutkan bahwa masyarakat adalah orang-

orang yang hidup bersama dan yang menghasilkan kebudayaan.

3. Maclver dan Page menyebutkan bahwa masyarakat adalah suatu

system dari kebiasaan dan tata cara dari wewenang dan bekerja

sama antara
1
Mahmud. Hakikat Sosiologi Pendidikan. Pengantar (Bandung : CV Pustaka
Setia,2021), hlm.44
4. berbagai kelompok dan penggolongan dan pengawasan tingkah laku

serta kebebasan kebebasan manusia. Keseluruhan yang selalu

berubah ini dinamai masyarakat.

Adapun sosiologi pendidikan terdiri atas dua kata, yaitu sosiologi dan

pendidikan. Kedua istilah ini dari segi etimologi tentu saja berbeda maksunya,

tetapi dalam sejarah hidup dan kehidupan serta budaya manusia kebudayaan

menjadi satu kesatuan yang tak terpisahkan terutama dalam system

memberdayakan manusia yang sampai saat ini memanfaatkan pendidikan

sebagai instrument pemberdayaan tersebut.

Sosiologi pendidikan merupakan kajian sosiologi yang menekankan

implikasi dan akibat sosial dari pendidikan dan memandang masalah-masalah

pendidikan dari sudut totalitas lingkup sosial kebudayaan, politik, dan

ekonomisnya bagi masyarakat.

Apabila psikologi pendidikan memandang gejala pendidikan dari konteks

prilaku dan perkembangan pribadi, sosiologi pendidikan memandang gejala

pendidikan sebagai bagian dari struktur sosial masyarakat. Dilihat dari objek

penyelidikan nya, sosiologi pendidikan merupakan bagian dari ilmu sosial,

terutama sosiologi dan ilmu pendidikan yang secara umum juga merupakan

bagian dari kelopmpok ilmu sosial. Adapun yang termasuk dalam lingkup ilmu

sosial antara lain ilmu ekonomi, ilmu hokum, ilmu pendidikan, psikologi,

antropologi, dan sosiologi. Dari sini terlihat jelas kedudukan sosiologi dan ilmu

pendidikan.
Kelahiran sosiologi pendidikan terkait erat dengan kondisi perubahan

tatanan sosial pada masyarakat Eropa pada sekitar awal abad ke-20

menyebabkan sosiologi menjadi penting dalam mendampingi proses-proses

pendidikan di Eropa. Perkembangan tersebut merupakan efek dari revolusi

sosial di berbagai penjuru wilayah Eropa yang memicu ekselerasi perubahan

arah perkembangan masyarakat. Perubahan sosial tersebut menimbulkan

berbagai konsekuensi yang tak terduga kedatagannya, antara lain merebaknya

keraguan terhadap nilai sehingga tatanan normative tang telat mapan

mengalami erosi.

Hal ini berakibat serius pada dunia pendidikan. Disinilah bantuan ilmu

sosioloogi dengan segala komponen konsep sionalnya mendapat sambutan

positif dari kalangan praktisi pendidikan sebagai wujud alternative untuk

memperkuat ketahanan sosial melalui pendidikan.

Manifestasi tersebut ditandai dengan kelahiran sosiologi pendidikan sebagai

produk keilmuan baru.

Secara akademik terdapat beberapa pengertian sosiologi

pendidikan, sebagaimana berikut ini :

1. ilmu pengetahuan yang mempelajari proses interaksi semua orang yang

terlibat dalam kegiatan pendidikan.

2. Teori-teori ilmu sosial yang mempelajari dan memecahkan masalah

sosial yang terjadi dalam kegiatan pendidikan di masyarakat.


3. Pemecahan secara ilmiah terhadap permasalahan sosial yang terjadi di

lingkungan pendidikan dengan menggunakan teori dan pradigma ilmu-

ilmu sosial (sosiologi).

Sosiologi sebagai ilmu pengetahuan telah memiliki lapangan penyelidik,

sudut pandang, metode, dan susunan pengetahuan yang jelas. Objek

penelitian nya adalah tingkah laku manusia dan kelompok. Sudut

pandangnya adalah hakikat masyarakat, kebudayaan, dan individu secara

ilmiah, sedangkan susunan pengetahuannya terdiri dari atas konsep-konsep

dan prinsip-prinsip mengenai kehidupan kelompok sosial, kebudayaan, dan

perkembangan pribadi.

Adapun objek penelitian sosiologi pendidikan adalah tingkah laku

sosial, yaitu tingkah laku manusia dan institusi sosial yang terkait dengan

pendidikan.2Tingkah laku itu hanya dapat di mengerti dari tujuan, cita-cita,

atau nilai-nilai yang dikejar. Sebagaimana dalam terminology sosiologi ,

sosiologi pendidikan berbicara tentang pandangan tentang kelas, sekolah,

keluarga, masyarakat, desa, kelompok masyarakat dan sebagainya yang

masing-masing terangkum dalam wilayah suatu system sosial.

Tiap-tiap system sosial merupakan kesatuan integral yang mendapat

pengaruh dari :

1. System sosial yang lain

2
Ibid., hal.65
2. Lingkungan alam

3. Sifat-sifat fisik manusia

4. Karakter mental penghuni nya.

Sebagaimana halnya dengan sosiologi, sosiologi pendidikan pun telah

memiliki lapangan penyelidikan, sudut pandang, metode dan susunan

pengetahuan yang jelas. Menurut Dodson (dalam Faisal dan Yasik, 1985),

sosiologi pendidikan mempersoalkan pertemuan dan percampuran dari

lingkungan sekitar kebudayaan secara totalitas sedemikian rupa sehingga

terbentuknya tingkah laku tertuntu sekolah atau lingkungan pendidikan

dianggap sebagai bagian dari total cultural miliu. Selaras dengan pendapat

ini, E Goerge Peyne, bapak sosiologi pendidikan memberikan penekanan

bahwa dalam lembaga-lembaga, kelompok sosial, dan proses sosial terdapat

hubungan yangh saling terjalin, dan didalam interaksi sosial itu individu

memperoleh dan mengorganisasi kan pengelaman nya. Penjelasan tersebut

melekat kuat aspek sosiologi nya. Sementara dari segi pegagogisnya, bahwa

seluruh individu dan masyarakat dari anak-anak sampai orang dewasa,

kelompok sosial dan psoses sosialnya berlangsung di seputar aiatem

pendidikan yang selalu bergerak dinamis.3

2.2 Tujuan sosiologi pendidikan


3
.S.Nasution,MA. Sosiologi Pendidika. (Jakarta: Bumi Aksara, 2004), hlm. 46
Ada beberapa konsep tentang tujuan sosiologi pendidikan antara lain :

1. Sosiologi pendidikan sebagai analisis proses sosialisasi

para ahli sosiologi pendidikan ada yang beranggapan bahwa

seluruh proses sosiologi anak-anak merupakan pusat perhatian bidang

studi ini. Mereka ini mengutamakan proses bagaimana kelompok-

kelompok sosial mempengaruhi kelakuan individu. Francis Brown antara

lain mengemukakakan bahwa “sosiologi pendidikan memperhatikan

pengaruh keseluruhan lingkungan budaya sebagai tempat dan cara

individu memperoleh dan mengorganisasikan pengalaman nya”.

Sosiologi pendidikan adalah ilmu yang berusaha untuk mengetahui “cara-

cara mengendalikan proses pendidikan untuk memperoleh perkembangan

kepribadian individu yang lebih baik”.

Diantara para ahli sosiologi pendidikan ini ada yang khusus

mempelajari perkembangan kepribadian dalam keluarga, disekolah, dan

lingkungan masyarakat yang lebih luas.

2. Sosiologi pendidikan sebegai analisis kedudukan pendidikan dalam

masyarakat

L.A Cook mengutamakan fungsi lembaga pendidikan masyarakat

dan menganalisis hubungan sosial antara sekolah dengan berbagai aspek

masyarakat. Penganut konsep ini misalnya menyelidiki hubungan antara

masyarakat perdesaan atau lingkungan tertentu di kota dengan sekolah

rendah dan menengah. Dalam kelompok ini termasuk juga mereka yang
meneliti fungsi sekolah berhubungan dengan struktur status sosial dalam

lingkungan masyarakat tertentu seperti misalnya Warnwr Hollingshead

dan Standler. Dalam penelitian itu di tekan kan analisis masyarakat

dalam hubungan nya yang khusus dengan fungsi pendidikan.

3. Sosiologi pendidikan sebagai analisis interaksi sosial di sekolah

dan antara sekolah dengan masyarakat

Disisni diusahakan menganalisis pola-pola interaksi sosial dan

peranan sosial dalam masyarakat sekalah dan hubungan orang-orang

di dalam sekolah dengan kelompok-kelompok di luar sekolah. Usaha

W . Waller adalah percobaan pertama untuk menganalisis peranan

guru baik dalam hubungannya dengan murid maupun dengan

masyarakat tempat sekolah iberada.

Dengan pendirian ini ada yang menyelidiki hubungan dan

partisipasi guru dalam kegiatan masyarakat. Demikian pula ada penelitian

yang menganalisis peranan sosial tenaga pengajar di perguruan tinggi, juga

tentang kepemimpinan, struktur kelompok atau clique. Studi serupa inio

menanmbah pengertian kita tentang kelompok-kelompok sosial di dalam

sekolah.

1. Sosiologi pendidikan sebagai alat kemajuan dan perkembangan sosial

Pada mulanya ahli pendidikan sosial memandang pendidikan

sosial sebagai bidang studi yang memberi dasar sebagai kemajuan sosial

dan pemecahan masalah-masalah sosial. Pendidikan dianggap sebagai


badan yang sanggup memperbaiki masyarakat. Pendidikan merupakan

alat untuk mencapai kemajuan sosial. Sekolah dapat dijadikan alat

control sosial yang membawa kebudayaan kepuncak yang setinggi-

tingginya.

2. Sosiologi pendidikan sebagai dasar untuk menentukan tujuan

pendidikan

Sejumlah ahli memandang sosiologi pendidikan sebagai alat untuk

menganalisis tujuan pendidikan secara obyektif. Mereka mencoba

mencapai suatu filsafat pendidikan berdasarkan analisis masyarakat dan

mkebutuhan manusia Sosiologi pendidikan sebagai sosiologi terapan

Sejumlah ahli merumuskan sosiologi pendidikan sebagai aplikasi

sosiologi terhadap masalah-masalah pendidikan, misalnya mengenai

kurikulum. Sosiologi pendidikan dianggap ukan nilai murni akan tetapi

selalu sebagai ilmu yang diterapkan untuk mengendalikan pendidikan.

Para ahli sosiologi pendidikan menggunakan segala sesuatu yang

diketahui dalam bidang sosiologi dan pendidikan lalu memadukannya

dalam suatu ilmu baru dengan menerapkan prinsip-prinsip sosiologi

kepada seluruh proses pendidikan.

3. Sosiologi pendidikan sebagai latihan bagi petugas pendidikan

Menurut F.G Robbins dan Brown dengan sosiologi pendidikan

dimaksud ilmu yamng membicarakan dan menjelaskan hubungan-


hubungan sosial yang mempengaruhi individu untuk mendapatkan serta

mengorganisasi pengalamanya. Sosiologi pendidikan mempelajari

kelakuan sosial serta prinsip-prinsip untuk mengontrolnya.

E.G. Peyne memandang sosiologi pendidikan sebagai studi yang

komperensif tentang segala aspek pendidikan dari segi ilmu yang di

terapkan. Bagi Payne sosiologi pendidikan tidak hanya meliputi segala

sesuatu dalam bidang sosiologi yang dapat bertalian dengan proses

belajar dan sosialisasi, akan tetapi juga segala sesuatu dalam pendidikan

yang dapat dikenakan analisis sosiologis. Tujuan utama nya ialah

memberikan guru-guru, para penelitui dan orang-orang lain yang

menaruh perhatian akan pendidikan latihan yang serasi dan efektif dalam

sosiologi yang dapat memberikan sumbangan nya kepada pemahaman

yang lebih mendalam tentang pendidikan.

Ada kalanya sosiologi diajarkan oleh sejumlah ahli sosiologi dengan

tujuan agar calon pendidik memahami masyarakat dan seluruh latar

belakang sosial tempat anak itu disosialisasi. Kadang yang diberikan

ialah sosiologi pendidikan dan bukan sosiologi kepada calon guru.

Adapula menggunakan sosiologi untuk memperbaiki teknik mengajar

seperti sosiodrama, bermain peranan dan sebagainya.

2.3 Ruang lingkup sosiologi pendidikan

Ruang lingkup soiologi pendidikan adalah garapan sosiologi pendidikan.


Brcokover,dalam Pavalko (1976), menyebutkan empat garapan sosiologi

pendidikan, yaitu sebagai berikut :4

1. Hubungan system pendidikan dengan aspek-aspek lain dalam

masyarakat.

a. Hubungan pendidikan dengan system sosial atau struktur sosial.

b. Hubungan antara system pendidikan dengan proses control

sosial dan system kekuasaan.

c. Fungsi pendidikan dalam kebudayaan

d. Fungsi system pendidikan dalam proses perubahan sosial dan

kultural atau usaha mempertahankan status quo.

e. Fungsi system pendidikan formal bertalian dengan kelompok

rasial, kultural, dan sebagainya.

2. Hubungan antar manusia di lembaga pendidikan.

Lingkup ini lebih condong menganalisis struktur sosial di dalam sekolah

yang memiliki karakter berbeda dengan relasi sosial di dalam

masyarakat luar sekolah, antara lain sebagai berikut :

a. Hakikat kebudayaan sekolah sejauh ada perbedaan nya dengan

kebudayaan luar sekolah.

b. Pola interaksi sosial dan strukturmasyarakat sekolah, yang antara

lain meliputi berbagai hubungan kekuasaan, stratifikasi sosial,

4
Mahmud. Op.Cit. Hakikat Sosiologi Pendidikan. Hlm. 56
dan pola kepemimpinan informal sebagai terdapat dalam clique

serta kelompok-kelompok murid lainnya.

3. Pengaruh sekolah terhadap prilaku dan kepribadian semua pihak

di lembaga pendidikan.

a. Peranan sosial guru-guru atau tenaga pendidikan

b. Hakikat kepribadian guru atau tenaga pendidikan

c. Pengaruh kepribadian guru atau tenaga kependidikan terhadap

kelakuan anak atau peserta didik

d. Fungsi sekolah atau lembaga pendidikan dalam sosialisasi murid

atau peserta didik.

4. Lembaga pendidikan dalam masyarakat.

a. Pengaruh masyarakat atas organisasi lembaga pendidikan.

b. Analisis proses pendidikan yang terdapat dalam sistem-sistem

sosial dalam masyarakat luar sekolah.

c. Hubungan antara sekolah dan masyarakat dalam pelaksanaan

pendidikan.

d. Faktor-faktor demografi dan ekologi dalam masyarakt berkaitan

dengan organisasi sekolah, untuk memahami sistem pendidikan

dalam masyarakat serta integrasinya dalam keseluruhan

kehidupan masyarakat.
2.4 kegunaan Sosiologi Pendidikan

Menurut Lester Frank Ward, kegunaan sosiologi pendidikan adalah

merumuskan cara-cara mengatasi keterbelakangan, kebodohan, dan kemiskinan

masyarakat melalui pendidikan. Sosiologi pendidikan memberi jawaban yang

tepat terhadap permasalahan sosial. Menurut Robert Angell, kegunaan sosiologi

pendidikan adalah membantu menganalisisis dan meneliti masalah yang ada

pada lembaga pendidikan. Sosiologi pendidikan menyediakan bahan-bahan

pertimbangan pengelolaan lembaga pendidikan. Bagi Angell, sosiologi tidak

berfaedah untuk mengatasi masalah sosial melalui pendidikan.

Secara ringkas, kegunaan sosiologi pendidikan adalah memberikan

gambaran berbagai problem sosial yang terjadi di dalam lingkungan

pendidikan. Setelah dapat digambarkan, berbagai masalh tersebut dicari cara,

solusi, dan pendekatan untuk mengatasinya.

Selain itu, kegunaanya adalah memberikan pengertian yang jelas makna

masyarakat pendidikan secara luas dalam perspektif sosiologi. Sosiologi

pendidikan menggambarkan secara jelas siapa dan bagaimana peserta

pendidikan. Setelah peserta pendidikan telah tergambarkan dengan jelas, para

pelaksana dan pengambil kebijakan pendidikan dapat mencari pola yang paling

sesuai untuk menyelenggarakan pendidikan.

2.5 Ciri-ciri Sosiologi pendidikan


Ilmu sosiologi itu memiliki empat ciri ciri, yaitu :

1. Empiris

Sosiologi memiliki ciri Empiris, artinya ilmu yang diperoleh

berdasarkan observasi, sesuai akal sehat, sesuai fakta, serta tidak

menghasilkan sesuatu yang bersifat spekulatif.

Sosiologi adalah ilmu nyata yang didasarkan pada fakta yang logis,

bukan ilmu imajinasi atau khayalan. Dalam buku Sosiologi karya J. M.

Henny Wiludjeng sosiologi bersifat empiris berarti gejala sosial diamati,

hingga akhirnya menimbulkan kesan di pikiran manusia sebagai hasil

penggunaan panca indra.

2. Teoritis

Sosiologi memiliki ciri Teoritis, artinya Sosiologi adalah ilmu

pengetahuan yang selalu berusaha menyusun kesimpulan (abstraksi) dari

hasil observasi. Abstraksi atau kesimpulan ini digunakan untuk

menjelaskan hubungan sebab akibat sehingga menjadi teori.

Sosiologi bersifat teoretis artinya ilmu yang disusun berdasarkan

data serta hasil observasi yang akurat. Ciri teoretis menekankan

hubungan sebab akibat dari gejala sosial di masyarakat. Sosiologi bersifat

teoretis menekankan pada penyusunan abstraksi yang merupakan

kerangka dari susunan berbagai unsur logis.


3. Kumulatif

Sosiologi juga memiliki ciri Kumulatif, artinya disusun atas teori-

teori yang sudah ada, atau memperbaiki, memperluas, serta memperkuat

teori- teori terdahulu.

Sosiologi disusun atas dasar teori yang telah ada, kemudian

diperbaiki, dan diperluas untuk memperkuat teori terdahulu. Kata

lainnya, teori sosiologi selalu dapat diperiksa dan ditelaah dengan

kritis oleh pihak yang ini mengetahuinya atau bersifat obyektif.5

4. Non Etis

Ciri Sosiologi yang terakhir, yaitu Non Etis, artinya tidak

mempermasalahkan baik buruknya sesuatu, tetapi menganalisis sebab

akibat dan menjelaskannya secara mendalam.

Artinya pembahasan masalah dalam sosiologi, tidak memperdebatkan

baik atau buruknya. Namun, lebih berfokus pada penjelasan secara

mendalam tentang bagaimana permasalahan itu dapat terjadi di

lingkungan sosial.

2.6 Sejarah sosiologi pendidikan

Munculnya sosiologi pendidikan tidak lepas dari kondisi-kondisi social

yang terjadi di eropa.proses transisi masyarakat eropa sebagai akibat revolusi

kesadaran masyarakat dan revolusi industry mengakibatkan melemahnya nilai

5
https://www.brainacademy.id/blog/apa-itu-ilmu-sosiologi
dan norma tradisional.dalam kondisi seperti itu,patolgi sosial.masyarakat tidak

memiliki pedoman yang kuat untuk menguatkan integrase sosial.6

Sosiologi lahir dalam abad ke-19 di Eropa,karena pergeseran pandangan

tentang masyarakat,sebagai ilmu empiris yang memperoleh pijakan yang

kokoh.sosiologi sebagai ilmu yang otonom dapat lahir karena terlepas dari

pengaruh filsafat.nama sosiologi untuk pertama kali digunakan oleh August

Comte (1798-1875) pada tahun 1839.,sosiologi merupakan pengethuan positif

yang mempelajari masyarakat.sosiologi mempelajari berbagai tindakan sosial

yang menjelma dalam realitas sosial.mengingat banyaknaya realitas sosial,maka

lahirlah berbagai cabang sosiologi seperti sosiologi kebudayaan,sosiologi

ekonomi dan lainnya.7

Mc.Kee menyebut “keterkejutan intelektual “ kelompok cerdik pandai

sebagai akibat akselerasi perubahan yang begitu cepat.salah satu diantara

mereka adalah para sosiologi.Lester F.Ward,yang dapat dikatakan sebagai

pencetus studi baru tentang sosiologi pendidikan memunculkan gagasan evolusi

sosial yang realistic dan memimpin perancanaan kehidupan pemerintahan.di

tempat lain,sosiologi pendidikan diberikan secara formal diperguruan

tinggi.misalnya pada 1910,Herury Suzallo memberi kuliah sosiologi pendidikan

di Teachers College University Columbia.

Realitas historis diatas menunjukkan bahwa sosiologi pendidikan

6
https://www.brainacademy.id/blog/apa-itu-ilmu-sosiologi
7
Moh.Suardi, Sosiologi Pendidikan
sebagai respon terhadap perubahan sosial yang begitu cepat.kehadiran ilmu

sosiologi dengan segala komponen konsepsionalnya mendapat sambutan positif

dari kalangan praktisi pendidikan.sebagai wujud alternative untuk memperkuat

ketahanan sosial melalui pendidikan..sosiologi pendidikan berfungsi untuk

menelaah berbagai macam hubungan antara pendidikan dengan masyarakat.

Sosiologi melihat fenomena pendidikan melalui konsep,variable dan

teori sosiologi dalam kerangka berpikir.Adapun metode merupakan alat untuk

mendapatkan atau memperoleh data.melalui teori dan metode yang

dimiliki,sosiologi mengkaji fenomena pendidikan yang berkembang dalam

proses interaksi sosial dan masyarakat .

2.7 Tokoh-tokoh sosiologi pendidikan

1. Laster Frank Word (1841-1913).

Sosiologi pendidikan dari Amerika Serikat yang dianggap sebagai

pencentus sosiologi pendidkan. Tujuannya: membentuk sistem sosiologi yang

akan menyempurnakan kesejahteraan umum manusia. Teorinya kemudian

terkenal dengan Evolusi Sosial, yang menekankan peran pendidikan nasional

yang realitis dalam memimpin perencanaan kehidupan pemerintah. Gagasan in


terdapat dalam karyanya berjudul Applied Sociology (Sosiologi Terapan).

Word melihat: bahwa manusia dapat menentukan tujuan-tujuan yang ingin

dicapai dan manusia itu mengarahkan perubahan sosial ke arah pencapaian

tujuan. Pendidikan sebagai alat penentu untuk mencapai tujuan tersebut.

2. John Dewe (1859-1952).

Dia dilahirkan di Amerika Serikat. Dia dikenal sebagai tokoh bidang

pendidikan, estitika, dan teori politik. Dia adalah penerus Frank Word.

Karyanya: School and society. Ia menekankan sekolah sebagai institusi sosial.

Ia memandang hubungan antara lembaga pendidikan dan masyarakat amat

penting. Hal ini karena Ia melihat banyak anak-anak kota buta terhadap produk

selalu dipakai dan dimanfaatkan setiap hari, seperti pakian, gelas dan lain-lain.

Mereka tidak pernah mengenal bagaimana proses dan cara membuatnya. Dia

kemudian membuat sekolah percabaannya di Chicago. Dia mengembangkan

pengalaman di sekolah dengan kondisi riel di Masyrakat.

3. Emile Durkheim (1858-1917).

Dilahirkan di Prancis. Ia melihat sosiologi dalam dua hal: fakta sosial dan

Solidaritas sosial (mekanis dan organik). Masysrakat secara keseluruhan dan

beserta masing-masing lingkungan sosial di dalamnya, merupakan sumber

penentu cita-cita yang dilaksanakan lembaga pendidikan. Pendidikan adalah

hak semua orang dan juga sebagai sarana bagi kaum miskin untuk meningkat
menjadi pimpinan masyarakat.

Pendidikan merupakan alat untuk mengembangkan kesadaran diri sendiri dan

kesadaran sosial, menjadi suatu penduan yang stabil, disiplin, dan utuh secara

bermakna. Karyanya tentang pendidikan: Educational and Society, Moral

Education, Evolation of Education Thought, dan The Role of Sociological

Method.

4. Karl Manheim (1893-1947).

Dia terkanal sebagai ahli sosiologi pengetahuan (sosiologi yang melihat

hubungan antara masyarakat dengan pengatahuan. Pendidikan sebagai satu

elemen dinamis dalam sosiologi, teknik sosial, dan alat pengadilan sosial.

Pendidikan hanya dapat dipahami jika kita mengetahui masyrakat apa dan untuk

posisi sosial apa para murid dididik. Pemikirannya itu kemudian dituangkan

dalam krikulum sosiologi pendidikan. Tiga hal penting dalam sosiologi

pendidikan:

1. sosiologi untuk guru (sifat manusia dan tata sosial, impak kelompok sosial,

dan struktur sosial),

2. sosiologi penedidikan (sekolah dan masyarakat, sosiologi pendidikan dan

aspek historisnya, dan sekolah dan tata sosial),

3. sosiologi mengajar (interpretasi sosiologi terhadap kehidupan sekolah,


hubungan guru dan murid, dan maslah-masalah organisasi sekolah).

BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Sosiologi pendidikan merupakan salah satu mata kuliah yang berusaha

untuk menganalisis aspek pendidikan dalam perspektif sosiologis. Sehingga,

sebagai mahasiswa yang juga calon sarjana sosial, diharapkan mampu dan

memiliki kepekaan terhadap aspek sosial pendidikan baik menyangkut


hubungannya dengan agama, politik, budaya, ekonomi dan lain sebagainya.

Sebab, sebagai sebuah institusi, lembaga pendidikan juga berhubungan secara

timbal balik dengan lembaga-lembaga lainnya. Khususnya dalam masyarakat

yang diselenggarakan berbagai macam tingkat pendidikan yang sekaligus

bertindak penyelenggara pendidikan, biasanya muncul fenomena sosial

pendidikan yang menarik untuk dianalisis. Untuk itulah kehadiran mata kuliah

Sosiologi Pendidikan ini dapat menjadi bekal akademis bagi calon sarjana sosial

dalam memahami realitas dunia khususnya dalam dunia pendidikan.


DAFTAR PUSTAKA

AhmadiAbu, SosiologiPendidikan. ()

Dr.Ali Maksum. Sosiologi Pendidikan ()

Mahmud. Sosiologi Pendidikan (Bandung: CV Pustaka Setia, 2021)

Moh.Suardi, Sosiologi Pendidikan. ()

NASUTION, S. Sosiologi Pendidikan (Jakarta: Bumi Aksara, 2004)

Anda mungkin juga menyukai