Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikat nikmat serta hidayah-Nya
terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga kami bias menyelesaikan makalah
mata kuliah Landasan Pendidikan. Shalawat serta salam kita sampaikan kepada Nabi
Muhammad SAW yang telah memberikan pedoman hidup yakni Al-Quran dan Sunnah
untuk keselamatan umat di dunia.
Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Landasan Pendidikan di
program studi pendidikan kimia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan di Universitas
Syiah Kuala. Kami mengucapkan terima kasih kepada bapak Dr. Khairuddin M.Pd. selaku
dosen pembimbing mata kuliah Landasan Pendidikan.
Makalah ini kami susun dengan maksimal dan mendapat sumber dari berbagai
referensi untuk menyempurnakan makalah ini. Terlepas dari segala hal tersebut, Kami sadar
sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata
bahasanya. Oleh karena itu, kami dengan lapang dada menerima segala saran dan kritik dari
pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Kelompok 7
1
DAFTAR ISI
2
BAB I
PENDAHULUAN
Manusia adalah makhluk hidup yang diberikan berbagai potensi oleh Tuhan,
setidaknya manusia diberikan panca indera dalam hidupnya. Namun tentu saja potensi yang
dimilikinya harus digunakan semaksimal mungkin sebagai bekal dalam menjalani hidupnya.
Untuk memaksimalkan semua potensi yang dimiliki oleh kita sebagai manusia, tentunya
harus ada sesuatu yang mengarahkan dan membimbingnya, supaya berjalan dan terarah
sesuai dengan apa yang diharapkan.
Mengingat begitu besar dan berharganya potensi yang dimiliki manusia, maka
manusia harus dibekali dengan pendidikan yang cukup sejak dini. Dilain pihak manusia juga
memiliki kemampuan dan diberikan akal pikiran yang berbeda dengan makhluk yang lain.
Sedangkan pendidikan itu adalah usaha yang disengaja dan terencana untuk membantu
perkembangan potensi dan kemampuan manusia agar bermanfaat bagi kepentingan
hidupnya. Secara sosial pendidikan adalah sebuah warisan kultur dari generasi kegenerasi,
agar kehidupan masyarakat berkelanjutan, dan identitas masyarakat itu tetap terpelihara.
Sosial kultur merupakan bagian hidup manusia yang paling dekat dengan kehidupan sehari-
hari, dan hampir setiap kegiatan manusia tidak terlepas dari unsur sosial kultur.
Memasuki abad ke-21 dan menyongsong milenium ketiga tentu akan terjadi banyak
perubahan dalam kehidupan masyarakat sebagai akibat dari era globalisasi. Dan pada
kenyataannya masyarakat mengalami perubahan sosial yang begitu cepat, maju dan
memperlihatkan gejala desintegratif yang meliputi berbagai sendi kehidupan dan menjadi
masalah, salah satunya dirasakan oleh dunia pendidikan. Tak hanya perubahan sosial, kultur
pun berpengaruh besar dalam dunia pendidikan akibat dari pergeseran paradigma pendidikan
yaitu mengubah cara hidup, berkomunikasi, berpikir, dan cara bagaimana mencapai
kesejahteraan. Dengan mengetahui begitu pesatnya arus perkembangan dunia diharapkan
dunia pendidikan dapat merespon hal-hal tersebut secara baik dan bijak.
3
1.2 Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang masalah di atas, maka dapat dijabarkan rumusan masalah
yang akan dibahas dalam makalah ini, yaitu:
1. Apakah pengertian sosiologi pendidikan?
2. Bagaimana hubungan sosiologi dengan pendidikan?
3. Bagaimanakah hubungan kebudayaan dan pendidikan?
4. Apa fungsi social budaya terhadap pendidikan?
4
BAB II
ISI
Berikut adalah beberapa pengertian sosiologi pendidikan oleh para ahli, yaitu:
Dari uraian di atas pengertian dari sosiologi pendidikan, yaitu ilmu pengetahuan yang
mempelajari tentang hubungan dan interaksi manusia, baik itu individu atau kelompok
dengan sekolah sehingga terjalin kerja sama yang sinergi dan berkesinambungan antara
manusia dengan pendidikan.
5
2.2 Hubungan Sosiologi dengan Pendidikan
Unsur sosial merupakan aspek individual alamiah yang ada sejak manusia itu lahir.
Langeveld mengatakan “Setiap bayi yang lahir dikaruniai potensi sosialitas atau kemampuan
untuk bergaul, saling berkomunikasi yang pada hakikatnya terkandung unsur saling
memberi dan saling menerima (Umar Tirtarahardja, 2005:18). Aktivitas sosial tercermin
pada pergaulan sehari-hari, saat terjadi interaksi sosial antarindividu yang satu dengan yang
lain atau individu dengan kelompok, serta antar kelompok. Di dalam interaksi ini ada
keterkaitan saling mempengaruhi (Abu Ahmadi, 2003:13). Langeveld dalam Abu Ahmadi
menyatakan, tiap-tiap pergaulan orang dewasa (orang tua) dengan anak merupakan lapangan
atau suatu tempat dimana pekerjaan mendidik itu berlangsung.
1. Imitasi (peniruan)
6
2. Sugesti (menerima atau tertarik pada pandangan atau sikap orang lain yang
berwibawa atau berwenang atau mayoritas. Dalam hal ini sugesti bisa terjadi baik
melalui himbauan atau paksaan).
3. Identifikasi (berusaha menyamakan dirinya dengan orang lain secara sadar ataupun
dibawah sadar).
4. Simpati (terjadi manakala seseorang merasa tertarik kepada orang lain atau
berdasarkan kesenangan).
5. Empati.
6. Introspeksi
Wuradji (1988) menyebutkan tiga prisip yang melandasi kestabilan kelompok, yaitu :
integritas, ketenangan dan konsensus. Untuk menciptakan dinamika yang stabil di sekolah,
sebaiknya sekolah berperan sebagai micro order atau keteraturan kecil (Broom,1988) atau
sekolah kecil sebagai masyarakat kecil.
7
pendapat Wuradji (1988) yang mengemukakan sekolah sebagai kontrol sosial dan sebagai
perubahan sosial.
Dari uraian di atas dapat dikatakan bahwa, kebudayaan adalah hasil cipta dan karya
manusia berupa norma-norma, nilai-nilai, kepercayaan, tigkah laku, dan teknologi yang
dipelajari dan dimilikiolehsemuaanggotamasyarakat.
Antara pendidikan dan kebudayaan terdapat hubungan yang sangat erat dalam arti
keduanya berkenaan dengan suatu hal yang sama yaitu nilai-nilai. Pendidikan membuat
orang berbudaya, pendidikan dan budaya bersama dan memajukan. Makin banyak orang
menerima pendidikan makin berbudaya orang itu dan makin tinggi kebudayaan makin tinggi
pula pendidikan atau cara mendidiknya.
Karena ruang lingkup kebudayaan sangat luas, mencakup segala aspek kehidupan
manusia, maka pendidikan sebagai salah satu aspek kehidupan dalam kebudayaan.
Pendidikan yang terlepas dari kebudayaan akan menyebabkan alienasi dari subjek yang
dididik dan seterusnya kemungkinan matinya kebudayaan itu sendiri. Oleh karena itu
kebudayaan umum harus diajarkan pada semua sekolah. Sedangkan kebudayaan daerah
8
dapat dikaitkan dengan kurikulum muatan lokal, dan kebudayaan populer juga diajarkan
dengan proporsi yang kecil.
Maka dapat kita simpulkan bahwa pendidikan adalah bagian dari kebudayaan. Bila
kebudayaan berubah maka pendidikan juga bisa berubah dan bila pendidikan berubah akan
dapat mengubah kebudayaan. Pendidikan adalah suatu proses membuat orang memasukkan
budaya, membuat orang berprilaku mengikuti budaya yang memasuki dirinya. Sekolah
sebagai salah satu dari tempat enkulturasi suatu budaya sesungguhnya merupakan bahan
masukan bagi anak dalam mengembangkan dirinya.
Kegiatan pendidikan merupakan proses interaksi antara dua individu, dua generasi yang
memungkinkan generasi muda mengembangkan dirinya. Kegiatan pendidikan yang
sistematis terjadi dalam lembaga yang disebut sekolah. Sekolah sengaja dibentuk oleh
masyarakat agar pola dan kegiatan pendidikan semakin intensif (Umar Tirtarahardja,
2005:95).
Interaksi antar individu, antar kelompok, terjadi karena ada aksi dan reaksi (dalam fisika
dinyatakan sebagai Hukum 3 Newton), yaitu hubungan antara gaya dua benda yang besarnya
sama namun arahnya berlawanan. Interaksi ini terjadi dalam dunia persekolahan sebagai
bagian kecil dari masyarakat pendidikan yang membentuk karakter peserta didik.
Dari interaksi sosial ini akan memunculkan budaya-budaya, seperti : budaya berpakaian,
budaya bertingkah laku, budaya berkarakter, budaya belajar, budaya menulis, budaya
mendengarkan, budaya mengajar, serta budaya-budaya yang lain yang terjadi dari interaksi
sosial tersebut.
9
Sosiologi pendidikan adalah sebuah warisan budaya dari generasi kegenerasi, agar
kehidupan masyarakat berkelanjutan, dan identitas masyarakat itu tetap terpelihara. Sosial
budaya merupakan bagian hidup manusia yang paling dekat dengan kehidupan sehari-hari,
dan hampir setiap kegiatan manusia tidak terlepas dari unsur sosial budaya.
Dalam perkembangan landasan sosial budaya memiliki fungsi yang amat penting dalam
dunia pendidikan yaitu :
Masyarakat yang cerdas yaitu masyarakat yang pancasilais yang memiliki cita-cita dan
harapan dapat demokratis dan beradab, menjunjung tinggi hak-hak asasi manusia dan
bertanggung jawab dan berakhlak mulia tertib dan sadar hukum, kooperatif dan kompetitif
serta memiliki kesadaran dan solidaritas antar generasi dan antara bangsa.
2. Transmisi Budaya.
3. Pengendalian Sosial.
10
masyarakat terjadi hubungan timbal balik simbiosis mutualisme. Pendidikan atau sekolah
memberi manfaat untuk meningkatkan peranan mereka sebagai warga masyrakat.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Sosiologi pendidikan, yaitu ilmu yang mempelajari tentang hubungan dan interaksi
manusia, baik itu individu atau kelompok dengan persekolahsn sehingga terjalin kerja
sama yang sinergi dan berkesinambungan antara manusia dengan pendidikan.
11
2. Pendidikan adalah bagian dari kebudayaan. Bila kebudayaan berubah maka
pendidikan dapat berubah dan bila pendidikan berubah juga dapat mengubah
kebudayaan.
3. Hubungan antara lembaga pendidikan dengan masyarakat dapat dianalogikan sebagai
selembar kain batik. Dalam hal ini motif-motif atau pola-pola gambarnya adalah
lembaga pendidikan dengan masyarakat terjadi hubungan timbal balik yang saling
menguntungkan. Pendidikan atau sekolah memberi manfaat untuk meningkatkan
peranan mereka sebagai masyarakat.
12
DAFTAR PUSTAKA
Made, Pidarta. 2000. Landasan Kependidikan Stimulus Ilmu Pendidikan Bercorak Indonesia.
Jakarta: Rineka Cipta.
Ruswandi, Uus. Hermawan Heris, A. Nurhamzah. 2008. Landasan Pendidikan. Bandung: CV.
Insan Mandiri.
Sutikno Sobry, M. 2008. Landasan Pendidikan. Bandung: Prospect.
Tim Sosiologi. 2003. Sosiologi Suatu Kajian Kehidupan Masyarakat. Jakarta: Yudhistira.
13