MAKALAH
Disusun oleh :
Kelompok III (Tiga)
Nurhayati(1211030277)
Alhamdulillah kami panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, yang
telah memberikan Taufiq dan Hidayah-Nya. Sholawat serta salam semoga
terlimpah curahkan kepada pahlawan revusional Islam Nabi Muhammad SAW
yang telah membawa risalah kepada kita semua.
Berkat rahmat dan inayah-Nya yang selalu tercurahkan kepada kita selaku
hambanya, dan senantiasa memberikan kelancaran dan kesehatan sehingga kami
dapat menyelesaikan tugas Makalah ini pada Mata Kuliah Sosiologi Pendidikan
berjudul “PENDIDIKAN DAN MASYARAKAT”
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN……………..................................................................1
A. Latar belakang..............................................................................................1
B. Rumusan masalah.........................................................................................2
C. Tujuan dan manfaatpenulisan......................................................................2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3
A. Kesimpulan................................................................................................12
B. Saran .........................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................14
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A . Latar belakang
B . Rumusan masalah
1
C. Tujuan
Tujuan dan manfaat yang diharapkan dari adanya makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui mengenai pendidikan dan masyarakat
2. Untuk mengetahui peran serta fungsi pendidikan bagi
masyarakat
3. Untuk mengetahui hubungan pendidikan dan masyarakat dan
bagaimana cara mereka mencapai tujuan yang berkualitas
2
BAB II
PEMBAHASAN
1
Haryanto, 2012: dalam artikel “pengertian pendidikan menurut para akhli
http://belajarpsikologi. com/pengertianpendidikan-menurut-ahli/ diakes pada tanggal 28
september 2022
3
kelompok yang saling berhubungan. 2 Sedang istilah sosial berasal dari bahasa
Latin, socius yang berarti kawan. 3 Sehingga bisa dikatakan bahwa masyarakat
adalah sekumpulan manusia yang berinteraksi dalam suatu hubungan sosial.
Mereka mempunyai kesamaan budaya, wilayah, dan identitas.
2
Sid i Gazalba, Masyarakat Islam: Pengantar Sosiologi & Sosiografi, (Jakarta: Bulan
Bintang, 1976), h. 11.
3
Gordon Marshall, A Dictionary of Sociology, (New York: Oxford University Press,
1998), h. 628.
4
Menurut Linton Masyarakat adalah sekelompok manusia yang telah cukup
lama hidup dan bekerja sama sehingga dapat terbentuk organisasi yang mengatur
setiap individu dalam masyarakat tersebut dan membuat setiap individu dalam
masyarakat dapat mengatur diri sendiri dan berfikir tentang dirinya sebagai suatu
kesatuan sosial dengan batasan tertentu. Pengertian Masyarakat menurut Peter L.
Berger adalah suatu keseluruhan kompleks hubungan manusia yang luas sifatnya.
Keseluruhan yang kompleks sendiri berarti bahwa keseluruhan itu terdiri atas
bagian-bagian yang membentuk suatu kesatuan.
Menurut Soerjono Soekanto, masyarakat pada umumnya mempunyai ciri-ciri
sebagai berikut :
1. Manusia yang hidup bersama, sekurang-kurangnya dua orang
2. Bercampur/bergaul dalam jangka waktu yang cukup lama
3. Sadar bahwa mereka merupakan satu kesatuan
4. Merupakan suatu sistem hidup bersama4
5
yang berbaris rapi bukanlah masyarakat dalam arti yang sebenarnya sebab mereka
berkelompok hanya berdasarkan naluri saja.
4
Richard Harker (et al.), (Habitus X Modal) + Ranah = Praktek, (Yogyakarta: Jalasutra, 2005), h. xv.
6
keluarga kian berkembang sehingga membentuk keluarga besar atau suku. Pada
tahapan berikutnya, suku kian berkembang dan terbentuklah wangsa. Selanjutnya,
wangsa-wangsa dengan ciri fisik dan kebudayaan yang sama membentuk bangsa.
Tahapan termutakhir dari proses tersebut adalah lahirnya negara-bangsa
sebagaimana kita temui saat ini.5
Menurut Kimmel and Aronson, masyarakat tidak sekonyong-konyong
ada. Masyarakat sengaja diciptakan baik melalui metode bottom- up maupun up-
to-bottom. Individu- individu dan lembaga- lembaga di dalam masyarakat saling
berinteraksi satu sama lain yang menyebabkan masyarakat juga dikatakan sebagai
sekumpulan interaksi sosial yang terstruktur. Terstruktur diartikan bahwa setiap
tindakan individu ketika berinteraksi dengan sesamanya tidaklah terjadi bergerak
di ruang vakum karena terjadi dalam konteks sosial. Misalnya, interaksi tersebut
berlangsung di dalam komunitas keluarga, kelompok keagamaan, hingga negara.
Masing- masing konteks membutuhkan perilaku yang spesifik, berbeda-beda.
Namun, keseluruhan interaksi tersebut diikat oleh norma serta dimotivasi oleh
nilai- nilai yang diakui secara bersama.
Kata sosial mengacu pada fakta bahwa tidak ada individu dalam
masyarakat yang hidup sendiri. Individu selalu hidup di dalam keluarga,
kelompok, dan jaringan. Kata interaksi mengacu pada cara berperilaku disaat
berhubungan dengan orang lain. Akhirnya, dapat dikatan bahwa masyarakat diikat
melalui struktur sosial. Perilaku hubungan ini berbeda antara masyarakat satu
dengan masyarakat lain.
5
Sid i Gazalba, Masyarakat Islam: Pengantar Sosiologi & Sosiografi, (Jakarta: Bulan Bintang,
1976), h. 11.
7
Sejalan dengan pemahaman masyarakat diatas maka menurut teori
sibernetiknya tentang General System Of Action (Ankie M.M.. Hoogvelt : 1985)
menjelaskan bahwa suatu masyarakat akan dapat dianalisis dari sudut syarat-
syarat fungsionalnya yaitu:
Pertama, Fungsi mempertahankan pola (Pettern Maintenance). Fungsi ini
berkaitan dengan hubungan antara masyarakat sebagai sistem sosial dengan sub
sistem kebudayaan. Hal itu berarti mempertahankan prinsip-prinsip tertinggi dari
masyarakat, oleh karena diorientasikan realitas yang terakhir.
Kedua, Fungsi integrasi mencakup jaminan terhadap koordinasi yang
diperlukan antara unit-unit dari suatu sistem sosial, khususnya yang berkaitan
dengan kontribusinya pada organisasi dan peranannya dalam keseluruhan sistem.
Ketiga, Fungsi pencapaian tujuan (Goal Attaindment) yakni berkaitan
dengan hubungan antara masyarakat sebagai sistem sosial dengan sub sistem aksi
kepribadian. Fungsi ini menyangkut penentuan tujuan-tujuan yang sangat penting
bagi masyarakat, mobilisasi warga masyarakat untuk mencapai tujuan-tujuan
tersebut.
Keempat, fungsi adaptasi yakni berkenaan dengan hubungan antara
masyarakat sebagai sistem sosial dengan sub sistem organisme perilaku dan
dengan dunia fisik organik. Hal ini secara umum menyangkut penyesuaian
masyarakat terhadap kondisi-kondisi dari lingkungan hidupnya.
8
akan dimiliki oleh setiap anggota. Setiap masyarakat berupaya meneruskan
kebudayaannya dengan proses adaptasi tertentu sesua corak masing- masing
periode jaman kepada generasi muda melalui pendidikan, secara khusus melalui
interaksi sosial. Dengan demikian pendidikan dapat diartikan sebagai proses
sosialisasi .Dalam pengertian tersebut, pendidikan sudah dimulai semenjak
seorang individu pertama kali berinteraksi dengan lingkungan eksternal di luar
dirinya, yakni keluarga.
Selain itu, dimensi sejarah juga berbicara serupa. Ratusan tahun silam
pendidikan berjalan beriringan dengan struktur dan kebutuhan sosial masyarakat
setempat. Bagi masyarakat sederhana yang belum mengenal tulisan maka para
pemuda memperoleh tranformasi pengetahuan lewat media komunikasi lisan yang
berbentuk dongeng, cerita-cerita dari orang tua mereka. Selain itu,pada siang hari
pemuda-pemuda ini harus selalu sigap dan tanggap mempelajari, mencermati dan
belajar mengaplikasikan teknik-teknik mencari nafkah yang dikembangkan oleh
para orangtua baik itu menangkap ikan, memanah, beternak, berburu dan
sebagainya. Dalam cerita-cerita lisan itu tersirat pula adat dan agama, cara bekerja
dan cara bersosialisasi yang berkembang di masyarakatnya. Tidak mengherankan
apabila cerita yang sudah turun temurun diwariskan itu dianggap sebagai sesuatu
yang bernilai suci. Sejarah, adat istiadat, norma-norma bahkan cara menangkap
ikan atau berburu tidakhanya dipandang sebagai hasil pekerjaan manusia semata,
tetapi memiliki makna sakral yang patut disyukuri dengan beberapa persembahan
serta upacara-upacara ritual.
Begitulah perjalanan pendidikan anak manusia telah berlangsung organis
sesuai dengan iklim sosialnya. Sedangkan keperluan khusus untuk mendirikan
sebuah lingkungan perguruan yang mapan dimulai ketika bangsawan-bangsawan
feodal membutuhkan prajurit-prajurit serta punggawa kerajaan yang tangguh demi
mempertahankan harta kekayaan milik sang raja. Mereka secara khusus dididik
dalam lingkungan tersendiri agar memiliki kecakapan dan keahlian tertentu sesuai
dengan kebutuhan sistem sosial masyarakat aristokrasi- feodal. Mereka- mereka ini
menjadi ujung tombak pelaksana kekuasaan kerajaan di hadapan ribuan rakyat
jelata yang memang dibikin bodoh. Melihat situasi demikian, wajar apabila jaman
ini predikat golongan terdidik hanya bisa dimiliki oleh sanak saudara sang raja
serta kaum-kaum agamawan yang telah memperkuat hegemoni kekuasaannya.
9
Namun seiring dengan bertambahnya umur bumi ini maka kisah
pergulatan karakter masyarakat tersebut mulai bergeser selaras dengan
kecenderungan spirit jaman yang sudah berubah.Bagaimanapun juga penderitaan
rakyat yang menjadi bahan bakar perputaran gerigi kehidupan feodal telah
mencapai titik klimaksnya .Kekuasaan para raja yang bersenyawa dengan
kekuatan gereja secara perlahan- lahan mulai runtuh. Dimulai dengan penentangan
sejumlah ilmuwan yang mampu membuktikan kesalahan dogma-dogma teologis
tentang hukum alam.
Berbagai peristiwa lain juga memiliki andil besar dalam menentukan
lahirnya semangat jaman yang semakin konsekuen menghargai arti
kebebasan,baik itu reformasi gereja oleh Martin Luther King, revolusisosial di
beberapa tempat yang secara simbolis telah dipresentasikan oleh gelora heroisme
revolusi Perancis pada sekitar pertengahanabad ke-18, serta meningkatnya hasil
pemikiran-pemikiran ilmiah para ilmuwan humanis yang mampu diterjemahkan
dengan penciptaan teknik-teknik peralatan industri.
Praktis kecenderungan fakta sosial demikian secara perlahan- lahan mampu
mengubah inti kebijakan masyarakat yang berhubungan dengan pengajaran.
Selain karena meluapnya industri- industri manufaktur, pengaruh penerapan
demokrasi, ditemukannya beberapa wilayah baru yang bisa dieksploitasi kekayaan
alamnya serta peningkatan diferensiasi struktural maka masyaraka t Eropa Barat
harus bisa menyediakan kelompok manusia dalam jumlah massal yang memiliki
kemampuan teknis untuk menjalankan lahan- lahan pekerjaan baru yang begitu
kompleks dan cukup rumit.
Oleh sebab itulah beberapa wilayah Eropa Barat mulai menerapkan sistem
pendidikan modern yang memanfaatkan mekanisme organisasi formal dalam
mengelola proses pendidikannya. Itulah cuplikan kecil argumentasi sederhana
tentang renik-renikkarakter fungsi pendidikan di masyarakat.
10
Pertama, tentang tiga tipe dasar pendidikan yang hadir di seluruh dunia,
yakni:Jenis pendidikan ini dominan di dalam masyarakat yang masih sederhana
baik itu berburu dan meramu, nelayan atau juga masyarakat agraris awal.
Kedua, Pendidikan kelompok status, yaitu pengajaran yang diupayakan
untuk mempertahankan prestise, simbol serta hak-hak istimewa (privilige)
kelompok elit dalam masyarakat yang memiliki pelapisan sosial. Pada umumnya
pendidikan ini dirancang bukan untuk digunakan dalam pengertian teknis dan
sering diserahkan kepada pengetahuan dan diskusi badan-badan pengetahuan
esoterik. Pendidikan ini secara luas telah dijumpai dalam masyarakat- masyarakat
agraris dan industri.
Ketiga, tipe pendidikan birokratis yang diciptakan oleh pemerintahan
untuk melayani kepentingan kualifikasi pekerjaan yang berhubungan dengan
pemerintahan serta berguna pula sebagai sarana sosiolisasi politik dari model
pemerintahan kepada masyarakat awam. Tipe pendidikan ini pada umumnya
memberi penekanan pada ujian, syarat kehadiran, peringkat dan derajat.10
Demikianlah tipe-tipe pendidikan tersebut telah mewarnai corak
kehidupan masyarakat. Pada dasarnya ketiga jenis pendidikan di atas selalu hadir
dalam setiap masyarakat hanya saja prosentasi penerapan salah satu karakter
pendidikan berbanding searah dengan model masyarakat yang terbentuk. Akan
tetapi tidak dapat dipungkiri pula ternyata gelombang sejarah dunia juga
menentukan model konfigurasi masyarakat dunia secara global dan hal ini juga
memiliki pengaruh bagi iklim pendidikan.
Dalam konteks sosial, pendidikan juga memiliki fungsi, peran dan kiprah
lain yang berkorelasi dengan kekuatan-kekuatan kolektif yang sudah mapan.
Tidak hanya puas dalam kondisi demikian pendidikan juga memberikan andil
menterjemahkan nilai- nilai baru yang tumbuh akibat proses pergulatan sejarah
dalam wujud emansipasi integrasi dengan sistem dan struktur sosialnya. Sehingga
dengan begitu masyarakat tidak pernah kering dari dinamika perubahan dan
evolusi sosialnya.
Masyarakat umumnya memandang pendidikan sebagai peranan penting
dalam mencapai tujuan sosial. Pemerintah bersama orang tua menyediakan
anggaran pendidikan yang diperlukan untuk kemajuan pendidikan, sosial, dan
pembangunan bangsa sebagai upaya mempertahanka n nilai tradisional yang
berupa nilai luhur yang harus dilestarikan, seperti rasa hormat kepada orang tua,
kewajiban mematuhi aturan dan norma-norma yang berlaku. Pendidikan juga
11
diharapkan untuk memupuk iman dan takwa kepada Allah, meningkatkan
kemajuan dan pembangunan politik, ekonomi, sosial, budaya dan pertahanan
keamanan.
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
13
B. Kritik dan Saran
14
DAFTAR PUSTAKA
15