Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

MASYARAKAT DAN STRUKTUR SOSIAL BUDAYA PEMBELAJARAN IPS

MATA KULIAH
KONSEP DASAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

DOSEN PEMBIMBING
Prof. Dr. Drs. H. KHAIRINAL, Dpt. BA.,M.Si

DISUSUN OLEH:
NAMA : NABILA NURRU LESTARI
NIM : A1A121049
KELAS : R.002

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PENDIDIKAN EKONOMI


JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUANN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya haturkan kepada kehadirat Tuhan yang maha esa, atas rahmat dan
hidayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini untuk menyelesaikan tugas mata
kuliah konsep dasar ilmu pengetahuan sosial tentang masyarakat dan struktur sosial budaya
pembelajaran ips. Pada kesempatan ini saya mengucapkan terima kasih kepada Dosen
Pembimbing serta semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini.

Saya menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini terdapat banyak kesalahan.
Oleh karena itu saya membutuhkan kritik dan saran yang bersifat membangun, semoga
makalah ini dapat bermanfaat dan dapat memberikan informasi serta dapat menambah
wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan.

Jambi, 17 September 2023

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................ii
DAFTAR ISI............................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan..............................................................................................................2
1.4 Manfaat Penulisan............................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................3
2.1 Konsep Masyarakat.........................................................................................................3
2.2 Unsur-Unsur Masyarakat.................................................................................................6
2.3 Struktur Sosial Masyarakat............................................................................................11
2.4 Aneka Ragam Kebudayaan dan Telaahnya...................................................................15
2.5 Memahami Kaitan Antara Kebudayaan dan Kepribadian.............................................16
BAB III PENUTUP................................................................................................................17
3.1 Kesimpulan.....................................................................................................................17
3.2 Saran...............................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................18

iii
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Manusia pada dasarnya adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri.
Manusia memiliki naluri untuk hidup dengan lainnya. Karena itulah, sejak dilahirkan
manusia sudah mempunyai dua kecenderungan pokok, yaitu keinginan untuk menjadi satu
dengan manusia lain di sekelilingnya (masyarakat), dan keinginan untuk menjadi satu dengan
suasana alam sekelilingnya. Kecenderungan manusia untuk hidup bersosial-bermasyarakat
sudah ada sejak lahir. Masyarakat merupakan objek kajian yang selalu menarik dan
berkembang. Interaksi antar manusia kadang menimbulkan permasalahan yang harus
diselesaikan. Pada tataran yang lebih luas, masyarakat beranggotakan manusia dari berbagai
suku, agama, warna kulit, ras dan sebagainya. Semua ini dipelajari dalam IPS . Namun
demikian apa ciri interaksi manusia dalam masyarakat yang dikategorikan dalam IPS sebagai
ilmu sosial dan sebagai kajian sosial perlu dipahami.
Struktur sosial dalam masyarakat mengacu pada pola interaksi yang terdiri dari
jaringan relasi sosial atau faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya suatu proses sosial.
Faktor penyebab terjadinya proses sosial inilah yang disebut sebagai unsur-unsur struktural.
Proses sosial yang terjadi dalam masyarakat tentunya tidak selalu berjalan dengan tertib dan
lancar, karena masyarakat pendukungnya memiliki berbagai macam karakteristik. Demikian
pula halnya dengan interaksi sosial atau hubungan sosial yang merupakan wujud dari proses-
proses sosial yang ada. Keragaman hubungan sosial itu tampak nyata dalam struktur sosial
masyarakat yang majemuk, contohnya seperti Indonesia. Keragaman hubungan sosial dapat
menimbulkan ketidakharmonisan, pertentangan, pertikaian antarsuku bangsa maupun intern
suku bangsa. Jika keselarasan tidak ditanamkan sejak dini, terutama dalam masyarakat
majemuk seperti Indonesia yang memiliki keragaman hubungan sosial, maka dampak negatif
tersebut akan menjadi kenyataan.
Kebudayaan mencangkup sesuatu yang didapatkan oleh manusia sebagai anggota
masyarakat. Kebudayaan terdiri dari segala sesuatu yang dipelajari dari pola-pola perilaku
yang normatif, yang mencangkup segala cara-cara atau pola-pola berfikir, merasakan, dan
bertindak. Kebudayaan tersebut dimiliki oleh setiap masyarakat, bedanya hanyalah bahwa
kebudayaan masyarakat yang satu lebih sempurna daripada kebudayaan masyarakat yang lain
dalam perkembangannya untuk memenuhi segala kebutuhan masyarakatnya.

1
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dari makalah ini adalah
sebagai berikut:
1. Bagaimana Konsep Masyarakat Dalam Pembelajaran IPS?
2. Bagaimana Unsur-Unsur Masyarakat Dalam Pembelajaran IPS?
3. Bagaimana Struktur Sosial Masyarakat Dalam Pembelajaran IPS?
4. Bagaimana Aneka Ragam Kebudayaan Dan Telaahnya Dalam Pembelajaran IPS?
5. Bagaimana Memahami Kaitan Antara Kebudayaan Dan Kepribadian Dalam
Pembelajaran IPS?

1.3 Tujuan Penulisan


Berdasarkan masalah di atas maka tujuan penulisan diantaranya:
1. Untuk mengetahui Konsep Masyarakat Dalam Pembelajaran IPS
2. Untuk mengetahui Unsur-Unsur Masyarakat Dalam Pembelajaran IPS
3. Untuk mengetahui Struktur Sosial Masyarakat Dalam Pembelajaran IPS
4. Untuk mengetahui Aneka Ragam Kebudayaan Dan Telaahnya Dalam Pembelajaran
IPS
5. Untuk mengetahui Memahami Kaitan Antara Kebudayaan Dan Kepribadian Dalam
Pembelajaran IPS

1.4 Manfaat Penulisan


Adapun manfaat dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Manfaat bagi penulis dalam penulisan makalah ini adalah untuk menambah ilmu
pengetahuan dan wawasan mengenai masyarakat dan struktur sosial budaya dalam
pembelajaran IPS.
2. Manfaat bagi pembaca dalam penulisan makalah ini yaitu sebagai acuan atau sarana
untuk lebih megetahui tentang masyarakat dan struktur sosial budaya dalam
pembelajaran IPS.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Konsep Masyarakat

a. Pengertian Masyarakat
Masyarakat merupakan istilah paling penting untuk menyatakan kesatuan hidup
manusia, baik dalam tulisan ilmiah maupun bahasan sehari-hari. Dalam bahasa Inggris
masyarakat disebut society, asal katanya socius yang berarti kawan. Adapun kata masyarakat
berasal dari bahasa Arab yaitu syaraka artinya bergaul (Sulaeman, 2009:122). Masyarakat
(sebagai terjemahan istilah society) adalah sekelompok orang yang membentuk sebuah sistem
semu tertutup atau semi terbuka, dimana sebagian besar interaksi adalah antara individu-
individu yang berada di dalam kelompok tersebut. Masyarakat adalah sebuah komunitas yang
interdependen (saling ketergantungan satu sama lain). Umumnya, istilah masyarakat
digunakan untuk mengacu pada sekelompok orang yang hidup bersama dalam satu komunitas
yang teratur.
Berikut ini pengertian masyarakat menurut beberapa ahli :
Koentjaraningrat
Masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu sistem
adat
istiadat tertentu yang bersifat kontinu, dan yang terikat oleh suatu rasa identitas
bersama.
Selo Soemardjan
Masyarakat adalah orang-orang yang hidup bersama, yang menghasilkan kebudayaan.
Paul B. Horton & C. Hunt
Masyarakat merupakan kumpulan manusia yang relatif mandiri, hidup bersama-sama
dalam waktu yang cukup lama, tinggal di suatu wilayah tertentu, mempunyai
kebudayaan sama serta melakukan sebagian besar kegiatan di dalam kelompok atau
kumpulan manusia tersebut.
L. Gillin dan J. P. Gillin
Masyarakat adalah kelompok manusia yang terbesar dan mempunyai kebiasaan,
tradisi,
sikap, dan perasaan persatuan yang sama.

3
Emile Durkheim
Masyarakat adalah suatu sistem yang dibentuk dari hubungan antar anggota sehingga
menampilkan suatu realitas tertentu yang mempunyai ciri-cirinya sendiri.
Karl Marx
Masyarakat adalah suatu struktur yang menderita suatu ketegangan organisasi atau
perkembangan akibat adanya pertentangan antara kelompok-kelompok yang terbagi
secara ekonomi.
Dari beberapa uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa masyarakat adalah golongan
besar atau kecil yang terdiri dari beberapa manusia, yang hidup dalam waktu cukup lama, dan
dengan atau karena sendirinya bertalian secara golongan dan saling mempengaruhi satu sama
lain hingga memliki kebiasaan, tradisi, sikap dan rasa persatuan

b. Terbentuknya Masyarakat
Menurut Soerjono Soekanto menjelaskan bahwa unsur-unsur masyarakat sebagai
berikut ini:
1. Berangotakan minimal dua orang.
2. Anggotanya sadar sebagai satu kesatuan.
3. Berhubungan dalam waktu yang cukup lama yang menghasilkan manusia baru yang
saling berkomunikasi dan membuat aturan-aturan hubungan antar anggota
masyarakat.
4. Menjadi sistem hidup bersama yang menimbulkan kebudayaan serta keterkaitan satu
sama lain sebagai anggota masyarakat.

Proses terbentuknya suatu masyarakat biasanya berlangsung tanpa disadari, dan


diikuti oleh hampir sebagian besar anggota masyarakat. Dorongan manusia untuk
bermasyarakat antara lain sebagai berikut :
1. Pemenuhan dasar biologis seperti papan (tempat tinggal), sandang (pakaian), dan
pangan (makanan) yang penyelenggaraannya akan lebih mudah dilaksanakan dengan
kerja sama pada usaha perorangan.
2. Kemungkinan untuk bersatu dengan manusia lain (bermasyarakat).
3. Keinginan untuk bersatu dengan lingkungan hidupnya.
4. Dengan memasyarakat kemungkinan untuk mempertahankan diri dalam menghadapi
kekuatan alam, binatang dan kelompok lain lebih besar.

4
5. Secara naluriah manusia mengembangkan keturunan melalui keluarga yang
merupakan kesatuan masyarakat paling kecil.
Manusia mempunyai kecenderungan sosial, yaitu seluruh tingkah laku berkembang
akibat interaksi sosial atau hubungan antar manusia. Dalam hidup bermasyarakat, kebutuhan
dasar kejiwaan berupa keingintahuan, meniru, dihargai, menyatakan rasa haru dan keindahan
baik antar individu maupun kelompok.

c. Karakteristik Masyarakat
Berbicara mengenai ciri-ciri masyarakat, maka dapat dipaparkan mengenai ciri-ciri
masyarakat sebagai berikut :
1. Masyarakat adalah manusia yang hidup berkelompok, ciri-ciri masyarakat yang
pertama adalah manusia yang hidup secara bersama dan membentuk kelompok.
Kelompok inilah yang nantinya membentuk suatu masyarakat. Mereka mengenali
antara yang satu dengan yang lain dan saling ketergantungan. Kesatuan sosial
merupakan perwujudan dalam hubungan sesama manusia ini. Seorang manusia tidak
mungkin dapat meneruskan hidupnya tanpa bergantung kepada manusia lain.
2. Masyarakat yang melahirkan kebudayaan, ciri-ciri masyarakat yang berikutnya ialah
yang melahirkan kebudayaan. Dalam konsepnya tidak ada masyarakat maka tidak ada
budaya, begitupun sebaliknya. Masyarakatlah yang akan melahirkan kebudayaan dan
budaya itu pula diwarisi dari generasi ke generasi berikutnya dengan berbagai proses
penyesuaian.
3. Masyarakat yaitu yang mengalami perubahan, ciri-ciri masyarakat yang berikutnya
yaitu yang mengalami perubahan. Sebagaimana yang terjadi dalam budaya,
masyarakat juga turut mengalami perubahan. Suatu perubahan yang terjadi karena
faktor-faktor yang berasal dari dalam masyarakat itu sendiri. Contohnya dalam suatu
penemuan baru mungkin saja akan mengakibatkan perubahan kepada masyarakat itu.
4. Masyarakat adalah manusia yang berinteraksi, ciri-ciri masyarakat yang berikutnya
adalah manusia yang berinteraksi. Salah satu syarat perwujudan dari masyarakat ialah
terdapatnya hubungan dan bekerja sama di antara ahli dan ini akan melahirkan
interaksi. Interaksi ini boleh saja berlaku secara lisan maupun tidak dan komunikasi
berlaku apabila masyarakat bertemu di antara satu sama lain.
5. Masyarakat yang terdapat kepimpinan, ciri-ciri masyarakat yang berikutnya yaitu
terdapat kepemimpinan. Dalam hal ini pemimpin adalah terdiri daripada ketua
keluarga, ketua kampung, ketua negara dan lain sebagainya. Dalam suatu masyarakat
5
Melayu awal kepimpinannya bercorak tertutup, hal ini disebabkan karena pemilihan
berdasarkan keturunan.
6. Masyarakat terdapat stratifikasi sosial, ciri-ciri masyarakat yang terakhir ialah adanya
stratifikasi sosial. Stratifikasi sosial yaitu meletakkan seseorang pada kedudukan dan
juga peranan yang harus dimainkannya di dalam masyarakat.

2.2 Unsur-Unsur Masyarakat

Unsur-unsur Masyarakat terdiri dari :

1. Kesatuan-kesatuan sosial (social units)

Kesatuan-kesatuan sosial ini terdiri dari Orang banyak atau Crowd. Crowd adalah
pengelompokkan orang banyak pada suatu tempat tertentu.

Ciri-ciri crowd adalah:

Terjadi karena adanya pusat perhatian yang sama.

Interaksi antara individu sudah ada, yang tampak berupa komentar-komentar,


tanya jawab sekitar objek yang menjadi pusat perhatian.

Crowd biasanya berjalan dalam waktu yang tidak lama.

2. Golongan sosial (social category)

Golongan adalah kelompok-kelompok dalam masyarakat yang didasarkan atas ciri-


ciri umum. Baik ciri umum yang objektif, maupun ciri umu yang tidak objektif, yaitu
stereotipe dari individu-individu anggota kelompok. Pitirim A. Sorokin menggunakan
istilah pelapisan sosial yaitu pembedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-
kelas secara bertingkat/hierarkhis. Perwujudannya dikenal dengan adanya kelas sosial
tinggi (upper class) contohnya: pejabat, penguasa, dan pengusaha; kelas sosial
menengah (middle class) contohnya: dosen, pegawai negeri, pengusaha kecil dan
menengah; kelas sosial rendah (lower class) contohnya: buruh, petani, dan pedagang
kecil.

3. Perkumpulan (asosiasi)

Perkumpulan atau asosiasi adalah kesatuan manusia yang dibentuk secara sadar untuk
tujuan-tujuan khusus. Terbentuknya perkumpulan dilandasi oleh kesamaan minat,

6
tujuan, kepentingan, pendidikan, keahlian profesi, atau agama. Perkumpulan
merupakan suatu organisasi buatan yang bersifat formal, dengan jumlah anggota
relatif terbatas, memiliki kepentingan-kepentingan tertentu, hubungan antar anggota
tidak bersifat pribadi, memiliki anggaran dasar dan anggaran rumah tangga.

4. Kolektif (collective)

Kolektif biasanya didasarkan atas ciri-ciri yang mencolok, baik fisik, maupun ciri-ciri
kebudayaannya.

5. Kelompok

Kelompok adalah kesatuan sosial yang memiliki ciri-ciri: sistem organisasi yang
merupakan pengelompokkan individu pada masa-masa tertentu dan berulang-ulang,
memiliki unsur pimpinan dan memiliki aturan-aturan tertentu.

6. Kelompok Sosial
Kelompok sosial (social group) adalah himpunan/kesatuan-kesatuan manusia yang
hidup bersama, terdapat hubungan timbal balik, saling memengaruhi sehingga timbul
suatu kesadaran untuk saling menolong di antara mereka. Kesatuan manusia yang
hidup bersama disebut kelompok sosial harus memenuhi kriteria :

Adanya kesadaran setiap kelompok bahwa dirinya merupakan bagian dari


kelompok tersebut.

Terdapat hubungan timbal balik (interaksi) antar anggota kelompok

Memiliki struktur, kaidah, dan pola perilaku tertentu.Memiliki suatu sistem dan
proses tertentu.

Adanya faktor pengikat yang dimiliki anggota-anggota kelompok, seperti


persamaan nasib, kepentingan tujuan, ideologi politik dan lain- lain.

Jenis-jenis kelompok sosial dalam masyarakat dapat dikelompokkan menjadi :

a. Berdasarkan Identifikasi Diri, dikenal adanya in group dan out group.

In group adalah kelompok sosial yang dijadikan tempat oleh individu untuk
mengidentifikasi dirinya. In group sering dikaitkan dengan istilah “kami atau
kita” dan pada umumnya didasarkan pada faktor simpati dan perasaan dekat
dengan anggota kelompoknya. “Kami anggota kelompoknya”. Sedangkan Out

7
group adalah kelompok sosial yang oleh individu diartikan sebagai lawan in
group-nya. Out group sering dihubungkan dengan istilah”mereka”. Sikap out
group ditandai oleh suatu sikap antipati.

b. Berdasarkan hubungan kedekatan anggota, teridentifikasi adanya kelompok


primer (primary group).

Menurut Charles Horton Cooley kelompok primer/primary group adalah


kelompok sosial yang paling sederhana, anggotanya saling mengenal, serta
terdapat kerjasama yang erat dan bersifat pribadi, interaksi sosial berlangsung
secara tatap muka (face to face), Contohnya: keluarga, kelompok bermain,
klik/clique.

c. Berdasarkan hubungan familistik (sifat kekeluargaan), dikenal adanya


paguyuban (Gemeinschaft).

Ferdinand Tonnies mengataakan bahwa paguyuban (gemeinscaft) adalah bentuk


kehidupan hubungan batin yang murni terikat oleh hubungan batin yang kekal
berdasarkan rasa cinta dan rasa persatuan batin. Contohnya: kelompok
kekerabatan, rukun tetangga/RT.

d. Berdasarkan sifat organisasi, terdapat informal group.

Informal group adalah kelompok yang tidak memiliki struktur/organisasi


tertentu, kelompok-kelompok tersebut biasanya terbentuk berdasarkan
pertemuan yang berulangkali. Contohnya: kelompok arisan, kelompok belajar,
klik/clique.

e. Berdasarkan keanggotaan, terdapat adanya kelompok membership group dan


reference group.

Kelompok membership adalah kelompok yang para anggotanya tercatat secara


fisik sebagai anggota. Contohnya: peserta asuransi nasabah bank, anggota OSIS,
anggota PGRI. Sedangkan kelompok reference/kelompok rujukan atau acuan
adalah kelompok sosial yang dijadikan rujukan/acuan oleh individu-individu
yang tidak tercatat dalam anggota kelompok tersebut untuk membentuk
kepribadiannya dalam berperilaku. Contohnya; seseorang yang gagal menjadi
mahasiswa UI tetapi ia tetap bertingkah laku seperti mahasiswa UI.

8
7. Pranata Sosial

Pranata sosial adalah wujud dari berbagai respon yang di formulasikan dan
disistematiskan dari segala kebutuhan hidup. Sifat-sifat dan ciri-ciri pranata sosial
adalah:

a. Pranata sosial biasanya berwujud sebagai suatu unit dalam sistem kebudayaan
yang merupakan suatu kesatuan yang bulat

b. Pranata sosial berfungsi menyediakan berbagai pemenuhan kebutuhan.

c. Pranata sosial biasanya mempunyai berbagai pemenuhan kebutuhan.

d. Pranata sosial biasanya relatif tetap dan kokoh.

e. Pranata sosial timbul karena adanya kebutuhan-kebutuhan yang jelas.

Tipe-tipe pranata sosial menurut Summer yang dikutif Harsojo dalam buku
“Pengantar Antropologi” yaitu:

a. Dresive institutions yaitu Pranata yang tumbuh tanpa direncanakan terlebih


dahulu dan tanpa disadari

b. Enacted institutions yaitu Pranata yang diorganisasikan secara sadar

c. Basic institutions yaitu Pranata yang dianggap esensial sebagai pengaturan


hubungan sosial dan bagi kelangsungan hidup suatu masyarakat

d. Subsidiary institutions yaitu Pranata yang kurang penting sifatnya dibandingkan


dengan Basic institutions dalam suatu masyarakat tertentu.

Sifat Pranata Sosial sebagai berikut:

a. Pranata sosial yang bersifat umum, dan pranata sosial yang bersifat khusus
(restricted). Pranata sosial yang bersifat umu misalnya Religi atau agama, pranata
sosial yang bersifat khusus, misalnya agama islam.

9
b. Pranata Sosial yang bersifat Operatif dan pranata sosial yang bersifat Regulatif.
Pranata sosial yang bersifat operatif misalnya Industrialisasi. Pranata sosial yang
bersifat relatif, misalnya hukum.

Syarat suatu sistem dari aktivitas kemasyarakatan baru disebut pranata, adalah :

a. Harus memiliki aturan-aturan atau norma-norma yang hidup dalam ingatan atau
yang tertulis.

b. Aktivitas-akitivitas bersama itu harus memiliki suatu sistem hubungan yang


didasarkan atas norma-norma tertentu.

c. Aktivitas-aktivitas bersama itu harus memiliki tujuan untuk memenuhi


kebutuhan-kebutuhan tertentu yang disadari dan dipahami seluruh kelompok
masyarakat yang bersangkutan.

d. Harus memiliki peralatan dan perlengkapan.

Menurut Koentjaraningrat Pranata sosial paling sedikot dibagi menjadi delapan


golongan, walaupu kedelapan golongan ini belum lengkap.

a. Kinship atau domestic Institutions yaitu pranata Sosial yang bertujuan untuk
memenuhi kebutuhan kehidupan kekerabatan. Contohnya: Pelamaran,
perkawinan, pengasuhan anak, Perceraian, pertunangan.

b. Economic Institutions yaitu pranat sosial yang bertujuan untuk memenuhi


kebutuhan yang berhubungan dengan matapencaharian hidup, memproduksi,
mendistribusikan harta benda. Contohnya: pertanian, peternakan, industri, barter,
perdagangan, koperasi.

c. Educational Institutions yaitu pranat sosial yang bertujuan memenuhi kebutuhan


penerangan dan pendidikan warga masyarakat, agar menjadi anggota masyarakat
yang berguna, Contohnya: Taman kanak-kanak, SD, SMP, SMA, perguruan
tinggi, kursus-kursus, pers, perpustakaan umum.

d. Scientific Instituions yaitu pranata sosial yang bertujuan memenuhi kebutuhan


memiliki pengetahuan, menyelami dan memahami alam semesta. Contohnya:
penelitian, metodik ilmiah, pendidikan ilmiah.

10
e. Aesthetic Institutions dan recreational Institutions yaitu pranata sosial yang
bertujuan memenuhi kebutuhan manusia untuk menyatakan perasaan keindahan,
dan kebutuhan rekreasi. Contohnya: seni rupa, seni suara, seni tari, kesusastraas,
sport, hiburan, dan sebagainya.

f. Religius Institutions yaitu pranat sosial yang bertujuan memenuhi kebutuhan


manusia yang bertujuan dengan tuhan dan alam ghaib. Contohnya: Gereja,
Masjid, pura, do’a, mantra upacara keagamaan, pantangan, penyiaran agama.

g. Political institutions yaitu pranata sosial yang bertujuan memenuhi kebutuhan


manusia untuk mengatur kehidupan berkelompok atau kehidupan bernegara.
Contohnya: Pemerintahan, demokrasi, kehakiman, kepartaian, kepolisian, TNI,
dsb.

h. Somatic Institutions Yaitu pranata sosial yang bertujuan untuk memenuhi


kebutuhan segi lahiriah atau jasmaniah manusia. Contohnya: Pemeliharaan
kecantikan, kesehatan, kedokteran, dsb.

Hubungan antara pranata sosial dan adat istiadat dapat dilihat bahwa adat istiadat
merupakan dasar terbentuknya pranata-pranata sosial dalam suatu masyarakat. Dengan
pengertian lain bahwa adat istiadat merupakn sumber bagi berbagai macam pranata sosial

2.3 Struktur Sosial Masyarakat

1. Definisi Struktur Sosial


Struktur bisa diartikan sebagai susunan atau bentuk. Struktur tidak harus dalam
bentuk fisik, ada pula struktur yang berkaitan dengan sosial. Menurut ilmu sosiologi, struktur
sosial adalah tatanan atau susunan sosial yang membentuk kelompok-kelompok sosial dalam
masyarakat. Susunannya bisa vertikal atau horizontal.
Para ahli sosiologi merumuskan definisi struktur sosial sebagai berikut:
1. George Simmel
Struktur sosial adalah kumpulan individu serta pola perilakunya.
2. George C. Homans
Struktur sosial merupakan hal yang memiliki hubungan erat dengan perilaku
sosial dasar dalam kehidupan sehari-hari.
3. William Kornblum

11
Struktur sosial adalah susunan yang dapat terjadi karena adanya pengulangan
pola perilaku undividu.
4. Soerjono Soekanto
Struktur sosial adalah hubungan timbal balik antara posisi-posisi dan peranan-
peranan social.
5. Talcott Parsons
Berpendapat bahwa struktur sosial adalah keterkaitan antarmanusia.
6. Coleman
Melihat struktur sosial sebagai sebuah pola hubungan antarmanusia dan
antarkelompok manusia.
7. Abdul Syani
Melihat struktur sosial sebagai sebuah tatanan sosial dalam kehidupan
masyarakat.Tatanan sosial dalam kehidupan masyarakat merupakan jaringan
dari unsur-unsur sosial yang pokok, seperti kelompok sosial, kebudayaan,
lembaga sosial, stratifikasi sosial, kekuasaan, dan wewenang.

2. Ciri-ciri struktur sosial


a. Muncul pada kelompok Masyarakat
Struktur sosial hanya bisa muncul pada individu-individu yang memiliki status
dan peran.Status dan peranan masing-masing individu hanya bisa terbaca ketika
mereka berada dalam suatu sebuah kelompok atau masyarakat.Pada setiap
sistem sosial terdapat macam-macam status dan peran individu.Status yang
berbeda-beda itu merupakan pencerminan hak dan kewajiban yang berbeda
pula.
b. Berkaitan erat dengan kebudayaan
Kelompok masyarakat lama kelamaan akan membentuk suatu kebudayaan.
Setiap kebudayaan memiliki struktur sosialnya sendiri.Indonesia mempunyai
banyak daerah dengan kebudayaan yang beraneka ragam.Hal ini menyebabkan
beraneka ragam struktur sosial yang tumbuh dan berkembang di Indonesia.

Hal-hal yang memengaruhi struktur sosial masyarakat Indonesia adalah sbb:

a. Keadaan geografis

12
Kondisi geografis terdiri dari pulau-pulau yang terpisah. Masyarakatnya
kemudian mengembangkan bahasa, perilaku, dan ikatan-ikatan kebudayaan
yang berbeda satu sama lain.
b. Mata pencaharian
Masyarakat Indonesia memiliki mata pencaharian yang beragam, antara lain
sebagai petani, nelayan, ataupun sektor industri.
c. Pembangunan
Pembangunan dapat memengaruhi struktur sosial masyarakat
Indonesia.Misalnya pembangunan yang tidak merata antra daerah dapat
menciptakan kelompok masyarakat kaya dan miskin.
d. Dapat berubah dan berkembang
Masyarakat tidak statis karena terdiri dari kumpulan individu.Mereka bisa
berubah dan berkembang sesuai dengan tuntutan zaman.Karenanya, struktur
yang dibentuk oleh mereka pun bisa berubah sesuai dengan perkembangan
zaman.

3. Fungsi Struktur Sosial


a. Fungsi Identitas
Struktur sosial berfungsi sebagai penegas identitas yang dimiliki oleh sebuah
kelompok. Kelompok yang anggotanya memiliki kesamaan dalam latar
belakang ras, sosial, dan budaya akan mengembangkan struktur sosialnya
sendiri sebagai pembeda dari kelompok lainnya.

b. Fungsi Kontrol
Dalam kehidupan bermasyarakat, selalu muncul kecenderungan dalam diri
individu untuk melanggar norma, nilai, atau peraturan lain yang berlaku dalam
masyarakat. Bila individu tadi mengingat peranan dan status yang dimilikinya
dalam struktur sosial, kemungkinan individu tersebut akan mengurungkan
niatnya melanggar aturan. Pelanggaran aturan akan berpotensi menibulkan
konsekuensi yang pahit.

c. Fungsi Pembelajaran
Individu belajar dari struktur sosial yang ada dalam masyarakatnya.Hal ini
dimungkinkan mengingat masyarakat merupakan salah satu tempat
13
berinteraksi.Banyak hal yang bisa dipelajari dari sebuah struktur sosial
masyarakat, mulai dari sikap, kebiasaan, kepercayaan dan kedisplinan.

4. Tiga bentuk masyarakat berdasarkan ciri-ciri struktur sosial


Berikut ini adalah tiga bentuk masyarakat berdasarkan ciri-ciri struktur sosial dan
budayanya seperti yang dikemukukan oleh Selo Soermardjan.

a. Masyarakat sederhana,
Ciri-ciri struktur sosial dan budaya pada masyarakat sederhana adalah sebagai berikut:
1. Ikatan keluarga dan masyarakatnya sangat kuat.
2. Organisasi sosial berdasarkan tradisi turun-temurun.
3. Memiliki kepercayaan yang kuat terhadap kekuatan gaib.
4. Tidak memiliki lembaga-lembaga khusus, seperti lembaga pendidikan.
5. Hukum yang berlaku tidak tertulis.
6. Sebagain besar produksi hanya untuk keperluan keluarga sendiri atau untuk
pasaran dalam skala kecil.
7. Kegiatan ekonomi dan sosial dilakukan secara gotong royong.

b. Masyarakata madya
Ciri-ciri struktur sosial dan budaya pada masyarakat madya adalah sebagai berikut:
1. Ikatan keluarga masih kuat, tetapi hubungan dengan masyarakat setempat sudah
mengendor.
2. Adat istiadat masih dihormati, tetapi mulai terbuka dengan pengaruh luar.
3. Timbulnya rasionalitas dalam cara berpikir sehingga kepercayaan-kepercayaan
pada kekuasaan kekuatan gaib baru timbul apabila orang mulai kehabisan akal
untuk menanggulangi suatu masalah.
4. Timbulnya lembaga-lembaga pendidikan formal sampai tingkat lanjutan.
5. Hukum tertulis mulai mendampingi hukum tidak tertulis.
6. Memberi kesempatan pada produksi pasar sehingga muncul diferensiasi dalam
struktur masyarakat.
7. Gotong royong hanya untuk keperluan di kalangan tetangga dan kerabat,
sedangkan kegiatam ekonomi dilakukan atas dasar uang.

c. Masyarakat modern

14
ciri-ciri struktur sosial dan budaya masyarakat modern adalah berikut:
1. Hubungan sosial didasarkan atas kepentingan pribadi.
2. Hubungan dengan masyarakat lainnya sudah terbuka dan saling mempengaruhi.
3. Kepercayaan terhadap ilmu kengatahuan dan teknologi sangat kuat.
4. Terdapat stratifikasi sosial atas dasar keahlian.
5. Tingkat pendidikan formal tinggi.
6. Hukum yang berlaku sudah hukum tertulis.
2.4 Aneka Ragam Kebudayaan dan Telaahnya

1. Konsep Suku Bangsa


Pokok perhatian dari suatu deskripsi etnografi adalah kebudayaan –kebudayaan
dengan corak yang khas seperti, yang disebut dengan istilah “suku bangsa” (dalam bahasa
Inggris disebut ethnic group, yan gkalau diterjemahkan secara harfiah menjadi “kelompok
etnik”). Istilah suku bangsa dipakai karena sifat kesatuan dari suatu suku bangsa bukan
kelompok, melainkan golongan.Konsep yang mencangkup istilah suku bangsa adalah
suatu golongan manusia yan terikat oleh suatu kesadaran dan jati diri mereka akan
kesatuan dari kebudayaan tidak ditentukan oleh orang luar (misalnya oleh seorang ahli
antropologi, ahli kebudayaan dsb, yang menggunakan metode-metode analis ilmiah),
melainkan oleh warga kebudayaan yang bersangkutan itu sendiri, seperti misalnya dalam
bahsa minangkabau atau ilmu hokum adat Indonesia. Deskripsi mengenai kebudayaan
dari suatu suku bangsa biasanya merupakan isi dari suatu karangan etnografi.
Aneka Ragam kebudayaan suku Bangsa. Sebaiknya kesatuan masyarakat suku-suku
bangsa diseluruh dunia dibedakan berdasarkan mata pencaharian dan system ekonominya,
yaitu :
1 masyarakat pemburu dan peramu
2 masyarakat peternak
3 masyarakat peladang
4 masyarakat nelayan
5 masyarakat petani pedesaan
6 masyarakat perkotaan kompleks

2. Konsep Daerah Kebudayaan


Suatu daerah kebudayaan adalah suatu daerah pada peta dunia yang oleh par aahli
antropologi disatukan berdasarkan persamaan unsure-unsur atau ciri-ciri kebudayaan yang

15
mencolok. Dengan pengolongan seperti itu, berbagai suku bangsa yang tersebar di suatu
daerah di muka bumi diklasifikasikan berdasarkan unsur-unsur kebudayaan yang
menunjukkan persamaaan, untuk memudahkan para ahli antropologi melakukan penelitian
analisa komparatif.
Ciri-ciri kebudayaan yang dijadikan dasar dar suatu pengolongan daerah kebudayaan
bukan hanya unsusr-unsur kebudayaan fisik saja (misalnya alat-alat yang digunakan
berbagai jenis mata pencaharian hidup, yaitu alat bercocok tanam, alat berburu, dan alat
transpor, senjata, bentuk-bentuk ornamen, gaya pakaian, bentuk rumah, dsb), tetapi juga
unsur-unsur kebudayaan abstrak seperti unsur-unsur organisasi kemasyarakatan, system
perekonomian, upacara keagamaan, adat istiadat dll.

3. Ras, Bahasa, Dan Kebudayaan


Perbedaan ras pada berbagai suku bangsa tidak mengindari kemungkinan penggunaan
bahasa yang walaupun mungkin berbeda-beda, berasal dari keluarga bahasa yang sama..

2.5 Memahami Kaitan Antara Kebudayaan dan Kepribadian

Kepribadian seorang individu disesuaikan dengan system norma yang berlaku dalam
masyarakat Kesesuaian kepribadian dan nilai atau norma membutuhkan proses sosialisasi.
Sifat kebudayaan yang dinamis juga memerlukan sosialisasi agar sesuai dengan kepribadian
masyarakatnya. Saling keterkaitan antara kehidupan tersebut berlangsung terus dalam
lingkaran kehidupan. Kebudayaan merupakan karakter masyarakat bukan karakter secara
individual. Semua yang dipelajari dalam kehidupan sosial dan diwariskan dari satu generasi
ke generasi berikutnya merupakan kebudayaan. Kebudayaan selalu digunakan sebagai
pedoman hidup artinya sebagai sarana untuk menyelenggarakan seluruh tata kehidupan warga
masyarakat tersebut. Bagi generasi baru kebudayaan akan berfungsi membentuk atau
mencetak pola-pola perilaku yang selanjutnya akan membentuk suatu kepribadian bagi warga
generasi baru tersebut. Jelas bahwa dalam proses pembentukan kepribadian bagi seseorang,
kebudayaan merupakan komponen yang akan menentukan bagaimana corak kepribadian dari
warga masyarakat khususnya generasi baru.
Menurut Koentjaraningrat, suatu kebudayaan sering memancarkan suatu watak khas
tertentu yang tampak dari luar. Watak inilah yang terlihat oleh orang asing. Watak khas itu
sering tampak pada gaya tingkah laku masyarakatnya, kebiasaan-kebiasaannya, maupun dari
hasil karya benda mereka. Menurut Soerjono Soekanto (2001: 206) ada beberapa tipe

16
kebudayaan khusus yang secara nyata dapat mempengaruhi bentuk kperibadian seorang
individu.
1. Budaya khusus atas dasar faktor kedaerahan.
2. Budaya khusus masyarakat desa dan kota.
3. Budaya khusus kelas sosial.
4. Budaya khusus atas dasar agama
5. Budaya khusus berdasarkan profesi.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kodrat seorang manusia sejak ia dilahirkan adalah homo socious, dimana ia tidak bisa
hidup sendiri. Manusia sebagai individu perorangan, cenderung senang untuk berkumpul dan
menjalani kehidupan di dengan orang lain di suatu kawasan yang ia anggap sesuai dengan
dirinya. Hal inilah yang menjadi permulaan sebuah masyarakat terbentuk. Lambat laun,
masyarakat tersebut berkembang di lingkungan sosial membentuk sebuah tatanan kehidupan
dan kebudayaan, yang secara langsung dapat mempengaruhi tingkah laku individu-individu
di dalamnya untuk menyesuaikan keadaan dirinya dengan mayoritas orang lain di dalam
masyarakat tersebut.

Dari pembahasan yang telah diuraikan, dapat ditarik kesimpulan bahwa struktur sosial
memiliki keterkaitan antara status dan pola perilaku. Individu belajar dari struktur sosial yang
ada dalam lingkungannya melaui proses interaksi sosial. Banyak hal yang bisa dipelajari dari
sebuah struktur sosial dalam lingkungan sekolah maupun luar sekolah , mulai dari sikap,
kebiasaan, dan kedisplinan.

3.2 Saran

Dari struktur sosial yang satu dengan yang lain meskipun ada perbedaan jangan
jadikan perbedaan itu sebagai pemecah belah kegiatan kehidupan di masyarakat, begitupula
di lembaga pendidikan. Meskipun kebudayaannya majemuk tetapi didalam pendidikan kita
harus bersatu yaitu saling menghargai satu dengan yang lainnya.

17
DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu. 1991. Ilmu Sosial Dasar. Jakarta : PT Rineka Cipta


Arifin, Tajul. 2008. Ilmu Sosial Dasar. Bandung: Gunung Djati Press.
Davis, Kingsley. 1960. Human Society. New York: The Macmillan Company.
Karima, Muhammad Kaulan, dkk,. 2009. Ilmu Pengetahuan Sosial Pengantar dan Konsep
Dasar. Medan : Perdana Publishing
Koentjaraningrat. 2000. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta : Rineka Cipta
Mahmud, dkk. 2015. Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya. Bandung : PT Remaja
Rosdakarya
Mulyati, Hanny, dkk. 2010. Pembelajaran Studi Sosial. Bandung : CV. Alfabeta
Soekanto, Soerjono dan Sulistyowati. 2015. Sosiologi Suatu Pengantar. Depok : PT Raja
Rafindo Persada
Soekanto, Soerjono. 2013. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.
Supardan dan Dadang. 2009. Pengantar Ilmu Sosial Sebuah Kajian Pendekatan Struktural.
Jakarta : Bumi Aksara
http://noviswan.blogspot.com/2013/01/peran-pendidikan-multikultural-dalam.html
http://ssbelajar.blogspot.com/2012/03/struktur-sosial.html
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/diktat%20Sosio%20Antropologi%20Pendidikan.pdf
https://ayobelajarsosiologi.wordpress.com/sosiologi-sma-3/sosiologi-sma-xi/struktur-sosial/
https://bestudy.wordpress.com/2012/11/25/struktur-sosial-masyarakat/

18
19

Anda mungkin juga menyukai