Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

ANTROPOLOGI BUDAYA

JUDUL : DINAMIKA MASYARAKAT DAN KEBUDAYAAN

NAMA DOSEN : ANDI MUHAMMAD REZA P, S.H., M.H.

NAMA KELOMPOK I :

1. PIER LAILOSSA (1933001033)


2. HASAN RENYAAN (1933001046)
3. TARA AULIYAH (1933001025)
4. SONIA MELAWATI (1933001010)
5. ANGELIA JESSICA (1933001012)
6. EDMUNDO WIDHI (1933001229)
7. JOUDY (1533001237)

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS KRISNADWIPAYANA

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas kehendak
dan bimbingannya penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.

Ucapan terima kasih juga tak lupa penulis sampaikan kepada dosen Matakuliah
Antropologi Budaya, Andi Muhammad Reza P, S.H., M.H. serta semua pihak yang
turut membantu dan berpartisipasi dalam menyelesaikan penulisan makalah ini

Penulis juga berharap semoga makalah ini dapat berguna serta bermanfaat dalam
meningkatkan pengetahuan sekaligus wawasan terkait Dinamika Masyarakat dan
Kebudayaan.

Selain itu penulis juga sadar bahwa pada makalah ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh sebab itu, penulis benar-benar menanti kritik dan saran untuk kemudian dapat
direvisi.

Jakarta, 14 November 2019

Penulis
i

DAFTAR ISI

Kata Pengantar...........................................................................................................i
Daftar Isi.....................................................................................................................ii
Bab I Pendahuluan.....................................................................................................1
A. Latar Belakang...............................................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................................2
C. Tujuan Penulisan............................................................................................2
Bab II Pembahasan ...................................................................................................3
A. Konsep-Konsep Dinamika Masyarakat dan Kebudayaan..............................3
B. Proses Belajar Budaya Sendiri.......................................................................3
C. Proses Evolusi Sosial......................................................................................5
D. Proses Difusi...................................................................................................6
E. Akulturasi dan Asimilasi................................................................................7
F. Pembaruan atau Inovasi..................................................................................9
Bab III Penutup..........................................................................................................10
A. Kesimpulan....................................................................................................10
B. Saran...............................................................................................................10
Daftar Pustaka............................................................................................................11
ii

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Setiap masyarakat dalam kehidupannya pasti mengalami perubahan-perubahan.
Berdasarkan sifatnya, perubahan yang terjadi bukan hanya menuju ke arah kemajuan,
namun dapat juga menuju ke arah kemunduran. Perubahan sosial yang terjadi dalam
masyarakat turut mempengaruhi kehidupan masyarakat. Perubahan itu dapat terjadi
dalam berbagai bidang kehidupan, tingkah laku termasuk pada hidupnya. Didalam
masyarakat akan terlihat dengan jelas masyarakat yang mendapat pengaruh perubahan
sosial budaya dan masyarakat yang tidak mendapat pengaruh.Perubahan-perubahan
masyarakat dapat mengenai nilai-nilai sosial norma-norma sosial, pola-pola perilaku
organisasi, susunan lembaga kemasyarakatan, lapisan-lapisan dalam masyarakat,
kekuasaan dan wewenang interaksi sosial.

Para sosiolog mengklasifikasikan masyarakat statis dan masyarakat dinamis,


masyarakat statis dimaksudkan masyarakat yang sedikit sekali yang mengalami
perubahan dan berjalan lamabat. Masyarakat yang dinamais adalah masyarakat-
masyarakat yang mengalami berbagai perubahan secara cepat. Perubahan-perubahan
yang terjadi pada dunia dewasa ini merupakan gejala yang normal. Pengaruhnya bisa
menjalar dengan cepat kebagian-bagian dunia lain dengan komunikasi yang modren.

Perubahan dalam masyarakat memang telah terjadi dari zaman dahulu. Namun
dewasa ini perubahan-perubahan tersebut berjalan dengan sangat cepat sehingga
membingungkan manusia untuk mengahadapinya, yangs ering berjalan secara konstan.
Ia memang terikat oleh waktu dan tempat. Akan tetapi karena sifatnya yang berantai,
perubahan terlihat berlangsung terus, walau pun diselingi keadaan dimana pun
mengadakan reorganisasi unsur-unssur struktur masyarakat yang terkena perubahan. .
Berdasarkan hal tersebut, perlulah kiranya menguraikan perilaku masyarakat dalam
perubahan sosial budaya di era globalisasi.

1
B. Rumusan Masalah
 Apa saja konsep-konsep proses belajar kebudayaan sendiri dan proses belajar
unsur-unsur kebudayaan asing dalam dinamika sosial?
 Apa saja konsep-konsep perkembangan dan penyebaran kebudayaan dalam
dinamika sosial?

C. Tujuan Penulisan
Tujuan yang hendak dicapai dalam kajian ini adalah untuk mengetahui konsepsi-
konsepsi mengenai pergeseran masyarakat dan kebudayaan, proses belajar kebudayaan
sendiri, proses evolusi sosial, proses difusi, akulturasi dan pembaharuan atau asimilasi
dan perubahan atau inovasi.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep-Konsep Dinamika Masyarakat dan Kebudayaan

Proses pergeseran masyarakat dan kebudayaan, termasuk lapangan penelitian


ilmu antropologi dan sosiologi yang disebut dinamika sosial (Social Dynamics).
Konsep-konsep yang terpenting ada yang mengenai proses belajar kebudayaan oleh
warga masyarakat yang bersangkutan, yaitu internalisasi (internalization), sosialisasi
(socialization), dan enkulturasi (enculturation). Ada juga proses perkembangan
kebudayaan umat manusia pada umumnya yang sederhana, sehingga bentuk-bentuk
yang lama semakin kompleks, yaitu evolusi kebudayaan (cultural evolution). Kemudian
ada proses penyebaran kebudayaan secara geografi terbawa oleh perpindahan bangsa-
bangsa dimuka bumi, yaitu proses difusi (diffusion). Proses lain adalah proses belajar
unsur-unsur kebudayaan asing oleh warga suatu masyarakat, yaitu proses akullturasii
(acculturation) dan asimilasi (assimilation). Akhirnya ada proses pembaruan atau
inovasi (innovasion) yang sangat erat kaitannya dengan penemuan baru (discovery dan
invention).

B. Proses Belajar Budaya Sendiri

 Proses Internalisasi
Proses internalisasi merupakan proses panjang sejak seorang individu
dilahirkan sampai ia hampir meninggal. Individu belajar menanamkan
dalam kepribadiannya segala perasaan, hasrat, nafsu, dan emosi yang
diperlukan sepanjang hidupnya. Menurut Effendi, R (2006) internalisasi
adalah proses pengembangan potensi yang dimiliki manusia yang
dipengaruhi, baik lingkungan internal dalam diri manusia itu maupun
eksternal, yaitu pengaruh dari luar manusia.
Manusia mempunyai bakat yang telah terkandung dalam gennya untuk
mengembangkan berbagai macam perasaan, hasrat, napsu, dan emosi
dalam kepribadian individunya, tetapi wujud dan pengaktifan dari
berbagai macam isi kepribadiannya itu sangat dipengaruhi oleh berbagai
macam stimulasi yang berada dalam sekitar alam dan lingkungan sosial
maupun budayanya.

3
Contoh: Perasaan pertama yang diaktifkan dalam kepribadian seorang
bayi saat dilahirkan adalah perasaan puas dan tidak puas. Lingkungan
yang berbeda dengan kandungan ibu memberi pengalaman tidak puas
pertama kepada si bayi, hingga setelah dibungkus dan di beri ASI maka
rasa tidak puas itu hilang

 Proses Sosialisasi
Proses sosialisasi berkaitan dengan proses belajar kebudayaan dalam
hubungan dengan sistem sosial. Dalam proses itu, seorang indvidu dari
masa anak-anak hingga masa tuanya belajar pola-pola tindakan dalam
interaksi segala macam individu sekelilingnya yang menduduki beraneka
macam peranan sosial yang mungin ada dalam kehidupan sehari-hari.
Menurut Fathoni, A (2006), proses sosialisasi bersangkutan dengan
proses belajar kebudayaan dalam hubungan dengan sistem sosial.
Dalam proses situ seseorang individu dari masa anak-anak hingga masa
tuanya belajar pola-pola tindakan dalam interaksi dengan segala macam
individu disekelilingnya yang menduduki beraneka macam peranan
sosial yang munkin ada dalam kehidupan sehari-hari.
Kita dapat mengerti cara menyelami dan mencoba mencapai pengertian
tentang suatu kebudayaan dengan belajar daei jalannya proses sosialisasi
baku yang lazim dialami oleh sebagian individu dalam kebudayaan
bersangkutan. Itulah sebabnya proses sosialisasi merupakan suatu proses
yang sudah sejak lama mendapat perhatian besar dari para ahli
antropologi sosial
Proses sosialisasi di keluarga terjadi ketika anggota keluarga
saling berinteraksi satu sama lain. Misalnya saat makan malam
bersama, saat nonton TV bersama, atau diskusi keluarga.
Orang tua biasanya pertamakali menyampaikan hal-hal yang
perlu diketahui oleh anak-anak mereka. Contoh, orang tua
memberikan nasehat atau arahan tentang cara berperilaku di
sekolah.

 Proses Enkulturasi
Istilah yang sesuai dengan kata “enkulturasi” adalah “pembudayaaan”
(dalam bahasa inggris di gunakan istilah institutionalization).
Proses enkulturasi adalah proses seorang individu mempelajari dan
menyesuaikan alam pikiran serta sikapnya dengan adat, sistem norma,
dan peraturan yang hidup dalam kebudayaannya. Sejak kecil proses
akulturasi sudah dimulai dalam alam pikiran manusia, mula-mula dari
lingkungan keluarga, kemudian teman bermain, lingkungan masyarakat
dengan meniru pola perilaku yang berlangsung dalam suatu kebudayaan.
Oleh karena itu proses akulturasi disebut sebagai pembudayaan.
4

Enkulturasi dalam masyarakat disebabkan lantaran setiap masyarakat


memiliki tata cara tersendiri dalam mendorong anggota masyarakat
melakukan tindakan yang sesuai dengan keteraturan sosial. Pengertian
masyarakat ini sendiri ialah seseorang yang hidup bersama dalam kurun
waktu tertentu.
Adapun contoh enkulturasi masyarakat, misalnya saja ialah sistem
kebudayaan yang dimiliki masyarakat Baduy dalam di Banten. Masyakat
disana dilarang keras untuk mempergunakan henphone, maka setiap
masyarakat di Baduy dalam sangat mentaati sistem seperti ini.

C. Proses Evolusi Sosial

 Proses microscopic dan macroscopic dalam evolusi sosial


Proses evolusi dari suatu masyarakat dan kebudayaan dapat dianalisis
oleh seorang peneliti seolah-olah dari dekat secara detail (microscopic),
atau dapat juga dipandang seolah-olah dari jauh dengan hanya
memperhatikan perubahan-perubahan yang tampak besar saja
(macroscopic).
Proses evolusi sosial budaya yang dianalisa secara detail akan membuka
mata peneliti untuk berbagai macam proses perubahan yang terjadi
dalam dinamika kehidupan sehari-hari tiap masyarakat di dunia. Proses-
proses ini disebut dalam ilmu antropologi “proses-proses berulang”
(reccurent processes)
Proses-proses evolusi sosial budaya yang dipandang seolah-olah dari
jauh hanya akan menampakan kepada peneliti perubahan-perubahan
besar yang terjadi dalam jangka waktu yang panjang. Proses-proses ini
disebut dalam ilmu antropologi, “proses-proses menentukan arah”
(directional processes)

 Proses berulang dalam evolusi sosial budaya


Sebelum tahun 1920, sebagian besar dari para sarjana antropologi hanya
memperhatikan adat istiadat yang lazim berlaku suatu masyarakat yang
menjadi objek penilitiannya. Sikap, perasaan dan tingkah laku khusus
para individu dalam masyarakat tadi yang mungkin bertentangan dengan
adat istiadat yang lazim, diabaikan saja atau tidak mendapat perhatian
layak.
5

Dalam meneliti masalah ketegangan antara adat istiadat yang berlaku


dengan kebutuhan yang dirasakan oleh beberapa individu dalam suatu
masyarakat, perlu diperhatikan 2 (dua) konsep yang berbeda, yaitu:
a. Kebudayaan sebagai kompleks dari konsep norma-norma,
pandangan-pandangan dan sebagainya yang bersifat abstrak
(yaitu sistem budaya).
b. Kebudayaan sebaga sebagai serangkaian tindakan yang konkrit
dimana para individu saling berinteraksi (yaitu sistem sosial).
Kedua sistem tersebut sering saling bertentangan dan dengan
mempelajari konflik-konflik yang ada dalam setiap masyarakat itulah
dapat diperoleh pengertian mengenai dinamika masyarakat pada
umumnya.

 Proses mengarah dalam evolusi kebudayaan


Evolusi masyarakat dan kebudayaan kita, pandang seolah-olah dari suatu
jarak yang jauh, dengan mengambil interval waktu yang panjang
(misalnya beberapa ribu tahun), maka akan tampak perubahan perubahan
besar yang seolah-olah bersifat menentukan arah (directional) dari
sejarah perkembangan masyarakat dan kebudayaan yang bersangkutan.
Perubahan-perubahan ini dalam abad ke 19 yang lalu telah menjadi
perhatian utama para sarjana ilmu antropologi budaya dalam arti umum.
Pada masa sekarang, gejala ini menjadi perhatian khusus dari suatu
subilmu dalam antropologi, yaitu ilmu prehistori. Ilmu ini mempelajari
sejarah perkembangan kebudayaan manusia dalam jangka waktu yang
panjang dan juga oleh para sarjana ilmu sejarah yang mencoba
merekonstruksikan kembali sejarah perkembangan seluruh umat manusia
dan harus juga bekerja dalam jangka waktu yang panjang.

D. Proses difusi

 Penyebaran manusia
Ilmu paleoantropologi telah memperkirakan bahwa makhluk manusia
pertama hidup di daerah sabana beriklim tropis di Afrika Timur.
Sedangkan sekarang makhluk itu menduduki hampir seluruh muka bumi
ini dalam segaa macam lingkungan iklim. Hal itu hanya dapat
diterangkan dengan adanya proses pembiakan dan gerak penyebaran atau
migrasi-migrasi yang disertai proses penyesuaian atau adaptasi fisik dan
sosial budaya dari makhluk manusia dalam jangka waktu beratus-ratus
ribu tahun lamanya sejak zaman purba.

6
Ditinjau dari segi penelitiannya maka kita dapat membayangkan berbagai
macam sebab dari migrasi yang lambat dan otomatis, serta peristiwa
yang menyebabkan migrasi cepat dan mendadak. Migrasi lambat dan
otommatis adalah sejajar dengan perkembangan dari manusia yang selalu
banyak jumlahnya, sejak masa timbulnya dimuka bumi hingga sekarang.
Proses evolusi ini menyebabkan manusia senantiasa memerlukan daerah
yang makin lama makin luas.

 Penyebaran unsur-unsur kebudayaan


Bersamaan dengan penyebaran dan migrasi kelompok-kelompok
manusia dimuka bumi, turut pula tersebar unsur-unsur kebudayaan dan
sejarah dari proses penyebaran unsur-unsur kebudayaan ke seluruh
penjuru dunia yang disebut proses difusi (diffusion), yang juga
merupakan salah satu objek penelitian ilmu antropologi, terutama
subilmu antropologi diakronis.
Salah satu bentuk difusi adalah penyebaran unsur unsur kebudayaan dari
suatu tempat ke tempat lainnya di muka bumi oleh kelompok-kelompok
manusia yang bermigrasi. Terutama dalam zaman prehistori, puluhan
ribu tahun yang lalu, ketika kelompok-kelompok manusia yang hidup
dari berburu pindah dari satu tempat ke tempat lainnya hingga jauh
sekali, maka unsur-unsur kebudayaan yang mereka bawa juga di
difusikan hingga jauh sekali. Bekas-bekas difusi itu sekarang menjadi
salah satu objek penelitian prehistori.
Dalam zaman modern seperti saat ini, penyebaran unsur-unsur
kebudayaan tidak lagi mengikuti migrasi-migrasi kelompok, melainkan
tanpa kontak langsung antar individu yang berbeda, ini disebabkan
sekarang sudah banyak media-media yang membantu mempercepat
persebaran kebudayaan dari satu tempat ketempat lain, seperti Televisi,
radio, surat kabar dan sebagainya.

E. Akulturasi dan Asimilasi

 Akulturasi
Istilah akulturasi, atau acculturation atau culture contact, mempunyai
berbagai arti diantara para sarjana antropologi, tetapi semua sepaham
bahwa konsep itu mengenai proses sosial yang timbul bila suatu
kelompok manusia dengan suatu kebudayaan tertentu, sehingga unsur-
unsur kebudayaan asing itu lambat laun diterima dan di olah ke dalam
kebudayaan sendiri tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian
kebudayaan itu sendiri.

7
Ada 5 golongan masalah yang tampak dari akulturasi bila masalah-
masalah mengenai akulturasi kita ringkas, yaitu :
1) Masalah metode untuk observasi, mencata dan melukiskan suatu
proses akulturasi yang terjadi.
2) Masalah unsur kebudayaan asing yang mudah diterima dan yang
sukar diterima.
3) Masalah unsur apa yang mudah diganti dan tidak mudah diganti
atau diubah.
4) Masalah individu yang cepat dan sukar menerima.
5) Masalah ketegangan dari krisis sosial akibat akulturasi
Dalam peneltian jalannya suatu proses akulturasi, seorang peneliti
sebaiknya memperhatikan beberapa soal khusus, yaitu:
1) Keadaan masyarakat penerima sebelum proses akulturasi berjalan.
2) Individu-individu dari kebudayaan asing yang membawa unsur-
unsur kebudayaan asing.
3) Saluran-saluran yang dimulai oleh unsur-unsur kebudayaan asing
untuk masuk kedalam kebudayaan penerima.
4) Bagian-bagian dari masyarakat penerima yang terkena pengaruh
unsur-unsur kebudayaan asing tadi.
5) Reaksi individu yang terkena unsur-unsur kebudayaan asing.

 Asimilasi
Asimilasi (assimilation) adalah proses sosial yang timbul bila ada (a)
golongan manusia dengan latar belakang kebudayaan yang berbeda-beda,
(b) saling bergaul langsung secara intensif untuk waktu yang lama,
sehingga (c) kebudayaan-kebudayaan golongan-golongan tadi masing-
masing berubah sifatnya yang khas, dan juga unsur-unsurnya masing-
masing berubah wujudnya menjadi unsur-unsur kebudayaan campuran.
Biasanya, golongan-golongan yang tersangkut dalam proses asimilasi
adalah suatu golongan mayoritas dan beberapa golongan minoritas.
Dalam hal ini, golongan-golongan minoritas merubah sifat khas dari
unsur kebudayaannya untuk menyesuaikan dengan golongan mayoritas.
Faktor-faktor penghalang proses asimilasi adalah :
1) Kurangnya pengetahuan mengenai budaya yang dihadapi
2) Sifat takut terhadap kekuatan dan kebudayaan lain
3) Perasaan superioritas pada individu-individu dari satu
kebudayaan terhadap yang lain.
8

F. Pembaruan atau inovasi


 Inovasi dan penemuan
Inovasi adalah suatu proses pembaruan dan penggunaan sumber-sumber
alam, energi, dan modal, peraturan baru dari tenaga kerja dan
penggunaan teknologi baru yang semua akan menyebabkan adanya
sistem produksi menghasilkan produk-produk baru. Dengan demikian
inovasi itu mengenai pembaruan kebudayaan yang khusus mengenai
unsur teknologi dan ekonomi.
Proses inovasi sudah tentu sangat erat kaitannya dengan penemuan baru
dalam teknologi. Suatu penemuan biasanya juga merupakan suatu proses
sosial yang panjang yang melalui dua tahap khusus yaitu discovery dan
invention.
Suatu discovery adalah suatu penemuan unsur kebudayaan yang baru,
baik berupa alat baru, suatu ide baru , yang diciptakan oleh seorang
individu atau suatu rangkaian dari beberapa individu dalam masyarakat
yang bersangkutan. Discovery baru menjadi invention bila masyarakat
sudah mengakui, menerima dan menerapkan penemuan baru itu.

 Pendorong penemuan baru


Suatu penemuan yang sangat penting adalah pertanyaaan faktor-faktor
apakah yang menjadi pendorong bagi individu dalam suatu masyarakat
untuk memulai dan mengembangkan penemuan-penemuan baru para
sarjana mengatakan bahwa pendorong itu adalah :
(a) kesadaran para individu akan kekurangan dalam kebudayaan,
(b) butuh dari kalian dalam suatu kebudayaan,
(c) sistem perangsang bagi aktifitas mencipta dalam masyrakat.
Penemuan baru seringkali terjadi saat ada suatu krisis masyrakat, dan
suatu krisis terjadi karena banyak orang merasa tidak puas karena mereka
melihat kekurangan-kekurangan yang ada disekelilingnya.

 Inovasi dan evolusi


Suatu penemuan baru selalu harus dilihat dalam kebudayaan tempat
penemuan tadi terjadi. Hal ini disebabkan karena suatu penemuan baru
jarang merupakan suatu perubahan mendadak dan keadaan tidak ada,
menjadi keadaan ada. Suatu penemuan baru biasanya berupa suatu
rangkaian panjang, dimulai dari penemuan-penemuan kecil yang secara
akumulatif diciptakan oleh sederet pencipta-pencipta. Dengan demikian,
Proses inovasi (yaitu proses perbaruan teknologi ekonomi dan
lanjutannya) itu juga merupakan suatu proses evolusi. Bedamya ialah
bahwa dalam proses inovasi individu-individu itu bersifat aktif,
sedangkan dalam suatu proses evolusi individu-individu itu pasif bahkan
sering bersifat negatif. Karena kegiatan dan usaha individu itulah, maka
suatu inovasi memang merupakan suatu proses perubahan kebudayaan
yang lebih cepat (lebih cepat keliahatan daripada evolusi kebudayaan).
9

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari uraian diatas maka dapat diambil kesimpulan, yaitu:


 Konsep-konsep proses belajar kebudayaan sendiri terdiri atas 3 yaitu :
Internalisasi, Sosialisasi dan Enkulturasi.
Sedangkan konsep-konsep proses belajar kebudayaan asing terdiri atas 2 yaitu :
Akulturasi dan Asimilasi.
 Konsep proses perkembangan kebudayaan manusia dari yang sederhana hingga
yang kompleks dikenal dengan nama evolusi kebudayaan, hingga akhirnya ada
proses pembaruan atau inovasi yang berkaitan erat dengan penemuan baru.
Sedangkan Proses penyebaran kebudayaan secara geografi, terbawa oleh
perpindahan bangsa-bangsa dimuka bumi yaitu proses difusi.

B. Saran

Selaku manusia yang hidup berdampingan satu dengan yang lain dalam
keutuhan suatu masyarakat, kita harus paham akan dinamika masyarakat dan
kebudayaan agar bisa menciptakan suatu tatanan kehidupan kebudayaan yang
baik dalam kehidupan bermasyarakat
10

DAFTAR PUSTAKA

1. Prof. Dr. Koentjaraningrar/ pengantar antropologi kebudayaan


2. Internet : http://risyant.blogspot.com/2013/05/dinamika-masyarakat-dan-
kebudayaan.html
3. Ardiwinata, Jajat. 2007. Sosiologi Antropologi Pendidikan.Bandung: UPI
PRESS
4. Fathoni, Abdurrahmat. 2006. Antropologi Sosial Budaya. Jakarta: PT
Rineka Cipta
11

Nama penanya saat presentasi :

1. Muhammad Iqbal Wahyudi (1933001036)


2. Salsa Rizkya Safitri (1933001055)

Bunyi pertanyaannya

1. (Iqbal) Jika kebudayaan yang ada dalam masyarakat adalah seuatu kebudayaan
yang buruk, apakah kebudayaan itu harus dihapus?
2. (Salsa) Apakah ada inovasi yang justru membawa masyarakat ke arah yang lebih
mundur?

Anda mungkin juga menyukai