Segala puji bagi Tuhan semesta alam atas segala karunia nikmat-Nya sehingga
penulis dapat menyusun makalah ini dengan sebaik-baiknya. Penulis mengucapkan banyak
terima kasih atas segala dukungan yang diberikan teman-teman semua untuk menyelesaikan
makalah ini. Makalah yang berjudul “Unsur – Unsur Kebudayaan” Disusun Untuk Memenuhi
Salah Satu Tugas Mata pelajaran Pengantar Ilmu Antropologi yang diampu oleh Ibu Lilis
Suryani.
Meski telah disusun secara maksimal oleh penulis, akan tetapi penulis sebagai
manusia biasa sangat menyadari bahwa makalah ini sangat banyak kekurangannya dan masih
jauh dari kata sempurna. Karenanya penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari para pembaca.
Besar harapan penulis makalah ini dapat menjadi inspirasi atau sarana pembantu
masyarakat dalam memperdalam pengetahuan tentang bahasa Indonesia khususnya mengenai
Dunia Pustaka.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
3
2. Apa saja faktor-faktor dinamika kebudayaan?
3. Apa saja konsep-konsep dinamika kebudayaan?
4.
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
2.3 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DINAMIKA
KEBUDAYAAN
Menurut Poerwanto (2000: 143) sebab umum terjadinya perubahan
kebudayaan lebih banyak dari adanya ketidakpuasan masyarakat, sehingga
masyarakat berusaha mengadakan penyesuaian. Penyebab perubahan bisa
saja bersumber dari dalam masyarakat, dari luar masyarakat atau karena faktor
lingkungan alam sekitarnya. Faktor perubahan yang bersumber dari dalam
masyarakat antara lain adalah:
Faktor demografi: yaitu bertambah atau berkurangnya jumlah
penduduk. Sebagai gambaran pertambahan penduduk yang saangat
cepat di pulau Jawa menyebabkan perubahan struktur kemasyarakatan,
terutama yang berkaitan dengan lembaga-lembaga kemasyarakatan
seperti pemahaman terhadap hak atas tanah, sistem gadai tanah, dan
sewa tanah yang sebelumnya tidak dikenal secara luas.
Penemuan baru: proses perubahan yang besar pengaruhnya tetapi
terjadi dalam jangka waktu yang tidak terlalu lama disebut sebagai
inovasi.
Pertentangan atau konflik dalam masyarakat: dapat menjadi sebab
timbulnya perubahan kebudayaan. Pertentangan yang terjadi bisa
antara orang perorangan, perorangan dengan kelompok, atau kelompok
dengan kelompok. Sebagai contoh pertentangan antar kelompok yaitu
pertentangan antara generasi tua dengan generasi muda. Pertentangan
antar generasi kerapkali terjadi pada masyarakat- masyarakat yang
sedang berkembang dari tahap tradisional ke tahap modern.
Pemberontakan atau revolusi di dalam tubuh masyarakat itu sendiri:
perubahan yang terjadi sebagai akibat revolusi merupakan perubahan
besar yang mempengaruhi seluruh sistem lembaga kemasyarakatan.
6
Telah banyak perubahan gejala dan kejadian sosial-budaya disekeliling kita.
Untuk menganalisanya terdapat beberapa konsep mengenai dinamika
kebudayaan yang akan kita bahas satu persatu. Konsep konsep ini
dikemukakan oleh ahli antropologi terkenal Koentjaraningrat. Beliau
mengatakan bahwa ada lima konsep terkait dinamika kebudayaan. Berikut ini
5 konsep tersebut.
2.5 Proses Belajar Kebudayaan Sendiri
Proses belajar kebudayaan sendiri terdiri dari beberapa bagian. Ada
tiga bagian disini yaitu internalisasi (internalization), sosialisasi
(socialitation) dan enkulturasi (enculturation).
Internalisasi
Sosialisasi
7
Proses sosialisasi ialah sebuah proses ketika seorang individu
mempelajari tindakan tindakan yang dilakukan untuk melakukan
interaksi sosial ketika berhadapan dengan macam-macam individu
disekelilingnya yang mempunyai kepribadian serta kedudukan sosial
yang berbeda. Hal ini dilakukan dari seseorang saat masih dalam masa
kanak kanak hingga masa tuanya.
Seorang bayi lahir ke dunia sebagai suatu organisme kecil yang egois
dan diktator yang penuh dengan kebutuhan fisik dan mengatur segenap
aktifitas orang tuanya. Ia lahir ke dunia dalam keadaan tidak
mengetahui apa-apa. Oleh karena itu, seseorang bayi dalam sebuah
keluarga perlu banyak belajar tentang segala sesuatu agar
kehidupannya menjadi lebih maju. Bagaimana cara keluarga itu
mencintai si bayi, memberikan perhatian kepadanya, hingga sampai
pada kebiasaan - kebiasaan yang sering dilakukan keluarga itu yang
pada akhirnya akan membentuk kepribadiannya. Maka peranan
keluarga bukan saja berupa peranan - peranan yang bersifat intern
antara orang tua dan anak, serta antara yang anak satu dengan anak
yang lain. Keluarga juga merupakan media untuk menghubungkan
kehidupan anak dengan kehidupan di masyarakat, dengan kelompok -
kelompok sepermainan, lembaga-lembaga sosial seperti lembaga
agama, sekolah dan masyarakat yang lebih luas. Keluarga berfungsi
sebagaimana masyarakat yang mensosialisasikan nilai-nilai atau peran
- peran hidup dalam masyarakat yang harus dilaksanakan oleh para
anggotanya. Dalam keluarga, orang tua mencurahkan perhatian untuk
mendidik anaknya agar anak tersebut memperoleh dasar-dasar pola
pergaulan hidup yang benar melalui penanaman disiplin sehingga
membentuk kepribadian yang baik bagi si anak. Yang pada akhirnya
sang anak yang akan tumbuh dewasa akan mempelajari sikap, nilai,
dan norma yang berlaku di masyarakat yang telah ia dapatkan dari
lingkungan sosial dalam keluarganya.
8
enkulturasi
Proses enkulturasi adalah proses seorang individu mempelajari dan
menyesuaikan alam pikiran serta sikapnya dengan adat, sistem norma,
dan peraturan yang hidup dalam kebudayaannya. Seperti proses proses
lainnya, proses ini dimulai sejak kecil. Hanya saja, dalam proses
enkulturasi proses ini dimulai didalam alam pikiran warga suatu
masyarakat; mula mula dari orang orang didalam lingkungan
keluarganya, lalu, dari teman temannya bermain dengan cara meniru
berbagai macam tindakan karena perasaan dan nilai budaya pemberi
motivasi akan tindakan meniru itu sudah di internalisasikan dalam
kepribadiannya. Karena telah berkali-kali meniru tindakan maka segala
tindakan itu telah menjadi budaya bagi dirinya.
Misalnya anak kecil menyesuaikan diri dengan waktu makan dan
waktu minum secara teratur, mengenal ibu, ayah, dan anggota-anggota
keluarganya, adat, dan kebiasaan-kebiasaan yang berlaku dalam
keluarganya. Dalam masyarakat ia belajar membuat alat-alat
permainan, belajar membuat alat-alat kebudayaan, belajar memahami
unsur-unsur budaya dalam masyarakatnya. Pada mulanya, yang
dipelajari tentu hal-hal yang menarik perhatiannya dan yang konkret.
Kemudian sesuai dengan perkembangan jiwanya, ia mempelajari
unsur-unsur budaya lainnya yang lebih kompleks dan bersifat abstrak
proses evolusi sosial
9
Perubahan evolusi sosial adalah perubahan perubahan sosial yang
terjadi dalam proses lambat, dalam waktu yang cukup lama dan tanpa
ada kehendak tertentu dari masyarakat yang bersangkutan. Perubahan
perubahan ini berlangsung mengikuti kondisi perkembangan
masyarakat, yaitu sejalan dengan usaha-usaha masyarakat dalam
memenuhi kebutuhan hidupnya sehari hari. Dengan kata lain,
perubahan sosial terjadi karena dorongan dari usaha usaha masyarakat
guna menyesuaikan diri terhadap kebutuhan kebutuhan hidupnya
dengan perkembangan masyarakat pada waktu tertentu.
Difusi kebudayaan adalah salah satu bentuk penyebaran unsur unsur
kebudayaan dari tempat satu ke tempat lainnya. Penyebaran unsur
unsur kebudayaan dilakukan dengan cara memberi dan menerima
unsur unsur budaya antara dua masyarakat yang berdampingan atau
biasa kita sebut dengan simbiosis. Ada tiga macam simbiosis, yaitu:
1. Simbiosisi Mutualisme, yaitu kerja sama yang saling
menguntungkan.
2. Simbiosis Komensalisme, yaitu simbiosis yang satu untung dan
yang lain tidak untung ataupun dirugikan.
3. Simbiosis Parasitisme, yaitu satu untung dan yang lain rugi.
Penyebaran kebudayaan dapat dilakukan dengan berbagai macam cara,
diantaranya:
1. Penyebaran kebudayaan ke masyarakat lain secara damai. Contoh,
masuknya kebudayaan Hindu, buddha, dan islam ke Indonesia.
10
2. Penyebaran kebudayaan melalui cara kekerasan dan paksaan.
Contoh, penjajahan dan pemaksaan kehendak. Bentuk penyebaran
kebudayaan juga dapat terjadi dengan berbagai cara, antara lain dengan
adanya unsur individu - individu tertentu yang membawa unsur unsur
kebudayaannya ke tempat yang jauh. Misalnya, para pelaut dan
pendeta, mereka mendifusikan budaya budaya mereka. Penyebaran
unsur unsur kebudayaan yang dilakukan oleh individu-individu dalam
suatu kelompok dengan adanya pertemuan antara individu individu
kelompok lain. Disinilah terjadi proses difusi budaya, dimana mereka
saling mempelajari dan saling memahami budaya mereka masing-
masing. Cara lain adalah dengan adanya bentuk hubungan
perdagangan, dimana para pedagang masuk ke suatu wilayah dan
unsur-unsur budaya. pedagang tersebut masuk ke dalam kebudayaan
penerima tanpa disengaja.
11
4) Antar masyarakat yang sama besarnya atau antar Masyarakat yang
berbeda besarnya.
Hal penting yang harus diperhatikan dalam proses akulturasi adalah:
1) Keadaan masyarakat penerima sebelum proses akulturasi mulai
berjalan.
2) Individu-individu dari kebudayaan asing yang membawa unsur-
unsur kebudayaan asing.
3) Saluran saluran yang dilalui oleh unsur-unsur kebudayaan asing
untuk masuk ke dalam kebudayaan penerima.
4) Bagian bagian dari masyarkat penerima yang terkena pengaruh
unsur-unsur kebudayaan asing.
5) Reaksi para individu yang terkena unsur-unsur kebudayaan asing.
Contoh Akulturasi ialah bangunan arsitektur dan interior Keraton
Kasepuhan menggambarkan berbagai macam pengaruh, mulai dari
gaya Eropa, Cina, Arab, maupun budaya lokal yang sudah ada
sebelumnya, yaitu Hindu dan Jawa. Semua elemen atau unsur budaya
di atas melebur pada bangunan Keraton Kasepuhan tersebut. Pengaruh
Eropa tampak pada tiang-tiang bergaya Yunani. Arsitektur gaya Eropa
lainnya berupa lengkungan ambang pintu berbentuk setengah
lingkaran yang terdapat pada bangunan Lawang Sanga (pintu
sembilan). Pengaruh gaya Eropa lainnya adalah pilaster pada dinding-
dinding bangunan, yang membuat dindingnya lebih menarik tidak
datar. Gaya bangunan Eropa juga terlihat jelas pada bentuk pintu dan
jendela pada bangunan bangsal Pringgondani, berukuran lebar dan
tinggi serta penggunaan jalusi sebagai ventilasi udara.
2.Asimilasi
12
Asimilasi adalah satu proses sosial yang telah lanjut dan yang ditandai
oleh makin kurangnya perbedaan atara individu - individu dan antar
kelompok kelompok, dan makin eratnya persatuan aksi, sikap dan
proses mental yang berhubungan dengan dengan kepentingan dan
tujuan yang sama. Ada beberapa faktor yang memudahkan asimilasi,
yaitu:
1. Faktor toleransi.
2. Faktor adanya kemungkinan yang sama dalam bidang ekonomi.
3. Faktor adanya simpati terhadap kebudayaan yang lain.
4. Faktor perkawinan campuran
Contohnya, perubahan perubahan perilaku yang juga terjadi kerika
seorang imigran menyimpang dari pola pola budaya lama yang
dianutnya dan mengganti pola pola lama tersebut dengan pola pola
budaya baru. Amerikanisasi juga merupakan contoh khusus dari
asimilasi. Salah satu contoh proses asimilasi adalah program
transmigrasi yang dilaksanakan di Riau pada masa pemerintahan Orde
Baru. Program transmigrasi ini tidak hanya berhasil meratakan jumlah
penduduk di berbagai pulau di Indonesia, tetapi program transmigrasi
ini juga mengakibatkan terjadinya asimilasi, terutama di wilayah Riau.
Hal ini terlihat dari banyaknya transmigran yang menghasilkan budaya
baru, misalnya Jawa - Melayu, Mandailing - Melayu, dan lain
sebagainya.
2.7 3. Inovasi
13
Inovasi adalah suatu proses pembaruan dari penggunaan sumber-sumber
alam, energi dan modal, pengaturan baru dari tenaga kerja dan penggunaan
teknologi baru yang semua akan menyebabkan adanya sistem produksi,
dan dibuatnya produk produk baru. Proses inovasi sangat erat kaitannya
dengan teknologi dan ekonomi. Dalam suatu penemuan baru biasanya
membutuhkan proses sosial yang panjang dan melalui dua tahap khusus
yaitu penemuan baru (discovery) dan invention (pengembangan penemuan
yang telah ada).
Inovasi sangatlah penting bagi terjadinya suatu perubahan budaya.
Sebab perubahan dalam aspek budaya apapun tidak muncul begitu
saja, melainkan melalui proses penemuan yang kemudian
menghasilkan perubahan besar. Perubahan melalui penemuan baru itu,
berlangsung dengan proses belajar yang mungkin cukup lama, setahap
demi setahap baru kemudian dihasilkan. Hasil inovasi tersebut ketika
diterapkan dalam kehidupan masyarakat yang bersangkutan
menghasilkan suatu perubahan.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Ralph Linton, seorang ahli antropologi mendefinisikan kebudayant
dalam Ihromi, 1994:18) adalah seluruh cara kehidupan dari masyarakat yang
manapun dan tidak mengenai sebagian dari cara hidup itu yaitu bagian yang
oleh masyarakat dianggap lebih tinggi atau lebih diinginkan. Sementara
pengertian dari dinamika ialah sesuatu yang mengandung arti tenaga kekuatan,
selalu bergerak, berkembang dan dapat menyesuaikan diri secara memadai
terhadap keadaan. Dinamika juga berarti adanya interaksi antara anggota
14
kelompok dengan kelompoknya secara keseluruhan. Keadaan ini dapat terjadi
selama ada kelompok, semangat kelompok, yang terus menerus ada dalam
kelompok itu yang mana kelompok itu bersifat dinamis, artinya dapat selalu
berubah dalam setiap keadaan.Faktor-faktor kebudayaan Faktor
demografi,Penemuan baru: proses perubahan yang besar pengaruhnya tetapi
terjadi dalam jangka waktu yang tidak terlalu lama disebut sebagai
inovasi.Pertentangan atau konflik dalam masyarakat dapat menjadi sebab
timbulnya perubahan kebudayaan. Pertentangan yang terjadi bisa antara orang
perorangan, perorangan dengan kelompok, atau kelompok dengan kelompok.
Sebagai contoh pertentangan antar kelompok yaitu pertentangan antara
generasi tua dengan generasi muda. Pertentangan antar generasi kerapkali
terjadi pada masyarakat-masyarakat yang sedang berkembang dari tahap
tradisional ke tahap modern. Pemberontakan atau revolusi di dalam tubuh
masyarakat itu sendiri: perubahan yang terjadi sebagai akibat revolusi
merupakan perubahan besar yang mempengaruhi seluruh sistem lembaga
kemasyarakatan. Konsep-konsep khusus mengenai pergeseran masyarakat dan
kebudayaan: Proses belajar kebudayaan sendiri, proses evolusi sosial,
akulturasi,asimilasi dan inovasi
3.2 SARAN
15
DAFTAR PUSTAKA
https://www.kompas.com/skola/read/2020/12/15/180615869/dinamika-kebudayaan-
dan-prosesnya
16