Anda di halaman 1dari 17

2.

1 UNSUR UNSUR KEBUDAYAAN

Mata Kuliah Pengantar Ilmu Antropologi

Dosen Pengampu: Lilis Suryani

Disusun Oleh Kelompok 5:

Agus Setiawan 231012600789

Aldi Maulana 231012600692

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK
UNIVERSITAS PAMULANG
2023
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Tuhan semesta alam atas segala karunia nikmat-Nya sehingga
penulis dapat menyusun makalah ini dengan sebaik-baiknya. Penulis mengucapkan banyak
terima kasih atas segala dukungan yang diberikan teman-teman semua untuk menyelesaikan
makalah ini. Makalah yang berjudul “Unsur – Unsur Kebudayaan” Disusun Untuk Memenuhi
Salah Satu Tugas Mata pelajaran Pengantar Ilmu Antropologi yang diampu oleh Ibu Lilis
Suryani.

Meski telah disusun secara maksimal oleh penulis, akan tetapi penulis sebagai
manusia biasa sangat menyadari bahwa makalah ini sangat banyak kekurangannya dan masih
jauh dari kata sempurna. Karenanya penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari para pembaca.

Besar harapan penulis makalah ini dapat menjadi inspirasi atau sarana pembantu
masyarakat dalam memperdalam pengetahuan tentang bahasa Indonesia khususnya mengenai
Dunia Pustaka.

Penyusun

i
DAFTAR ISI

2.1 UNSUR UNSUR KEBUDAYAAN................................................................................................1


KATA PENGANTAR..................................................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................................ii
BAB I......................................................................................................................................................3
PENDAHULUAN.....................................................................................................................................3
1.1 LATAR BELAKANG..................................................................................................................3
1.2 RUMUSAN MASALAH.............................................................................................................3
1.3 TUJUAN PERUMUSAN MASALAH...........................................................................................4
BAB II.....................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN........................................................................................................................................5
2.2 DEFINISI DINAMIKA KEBUDAYAA...........................................................................................5
2.3 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DINAMIKA KEBUDAYAAN....................................6
2.4 KONSEP-KONSEP DINAMIKA KEBUDAYAAN...........................................................................6
BAB III..................................................................................................................................................14
PENUTUP.............................................................................................................................................14
3.1 KESIMPULAN..................................................................................................................14
3.2 SARAN...............................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................16

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Ilmu Dinamika kebudayaan adalah ilmu yang mempelajari manusia
dan kebudayaan secara menyeluruh, disatu pihak manusia adalah pencipta
kebudayaan, dipihak lain kebudayaan yang “menciptakan” manusia sesuai
dengan lingkungannya. Dengan demikian, terjalin hubungan timbal balik yang
sangat erat dan padu antara manusia dan kebudayaan Setiap orang atau
kelompok memiliki budaya nya masing-masing. Kebudayaan di miliki dan di
kembangkan dan di wariskan turun-temurun. Melville J. Herkovits seorang
antropologi, memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang superorganic,
karena kebudayaan yang turun temurun dari generasi ke generasi hidup terus
walaupun orang-orang yang menjadi anggota masyarakat senantiasa silih
berganti yang disebabkan oleh kematian.

Makalah ini akan mengulas soal pengertian definisi dinamika


kebudayaan, faktor-faktor dinamika kebudayaan, konsep-konsep dinamika
kebudayaan.

1.2 RUMUSAN MASALAH


Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penyusun merumuskan
rumusan masalah sebagai berikut:

1. Apakah definisi dinamika kebudayaan?

3
2. Apa saja faktor-faktor dinamika kebudayaan?
3. Apa saja konsep-konsep dinamika kebudayaan?

1.3 TUJUAN PERUMUSAN MASALAH


1. Pembaca dapat memahami definisi dinamika kebudayaan.
2. Pembaca dapat mengetahui dan memahami faktor-faktor dinamika
kebudayaan.
3. Pembaca dapat mengetahui dan memahami konsep-konseep dinamika
kebudayaan.

4.

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.2 DEFINISI DINAMIKA KEBUDAYAA

Ralph Linton, seorang ahli antropologi mendefinisikan kebudayaan


(dalam Ihromi, 1994;18) adalah seluruh cara kehidupan dari masyarakat
yang manapun dan tidak mengenai sebagian dari cara hidup itu yaitu
bagian yang oleh masyarakat dianggap lebih tinggi atau lebih diinginkan.
Sementara pengertian dari dinamika ialah sesuatu yang mengandung arti
tenaga kekuatan, selalu bergerak, berkembang dan dapat menyesuaikan
diri secara memadai terhadap keadaan. Dinamika juga berarti adanya
interaksi antara anggota kelompok dengan kelompoknya secara
keseluruhan. Keadaan ini dapat terjadi selama ada kelompok, semangat
kelompok, yang terus menerus ada dalam kelompok itu yang mana
kelompok itu bersifat dinamis, artinya dapat selalu berubah dalam setiap
keadaan.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa dinamika kebudayaan adalah cara


kehidupan masyarakat yang selalu bergerak, berkembang dan
menyesuaikan diri dengan setiap keadaan.

5
2.3 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DINAMIKA
KEBUDAYAAN
Menurut Poerwanto (2000: 143) sebab umum terjadinya perubahan
kebudayaan lebih banyak dari adanya ketidakpuasan masyarakat, sehingga
masyarakat berusaha mengadakan penyesuaian. Penyebab perubahan bisa
saja bersumber dari dalam masyarakat, dari luar masyarakat atau karena faktor
lingkungan alam sekitarnya. Faktor perubahan yang bersumber dari dalam
masyarakat antara lain adalah:
 Faktor demografi: yaitu bertambah atau berkurangnya jumlah
penduduk. Sebagai gambaran pertambahan penduduk yang saangat
cepat di pulau Jawa menyebabkan perubahan struktur kemasyarakatan,
terutama yang berkaitan dengan lembaga-lembaga kemasyarakatan
seperti pemahaman terhadap hak atas tanah, sistem gadai tanah, dan
sewa tanah yang sebelumnya tidak dikenal secara luas.
 Penemuan baru: proses perubahan yang besar pengaruhnya tetapi
terjadi dalam jangka waktu yang tidak terlalu lama disebut sebagai
inovasi.
 Pertentangan atau konflik dalam masyarakat: dapat menjadi sebab
timbulnya perubahan kebudayaan. Pertentangan yang terjadi bisa
antara orang perorangan, perorangan dengan kelompok, atau kelompok
dengan kelompok. Sebagai contoh pertentangan antar kelompok yaitu
pertentangan antara generasi tua dengan generasi muda. Pertentangan
antar generasi kerapkali terjadi pada masyarakat- masyarakat yang
sedang berkembang dari tahap tradisional ke tahap modern.
 Pemberontakan atau revolusi di dalam tubuh masyarakat itu sendiri:
perubahan yang terjadi sebagai akibat revolusi merupakan perubahan
besar yang mempengaruhi seluruh sistem lembaga kemasyarakatan.

2.4 KONSEP-KONSEP DINAMIKA KEBUDAYAAN

6
Telah banyak perubahan gejala dan kejadian sosial-budaya disekeliling kita.
Untuk menganalisanya terdapat beberapa konsep mengenai dinamika
kebudayaan yang akan kita bahas satu persatu. Konsep konsep ini
dikemukakan oleh ahli antropologi terkenal Koentjaraningrat. Beliau
mengatakan bahwa ada lima konsep terkait dinamika kebudayaan. Berikut ini
5 konsep tersebut.
2.5 Proses Belajar Kebudayaan Sendiri
Proses belajar kebudayaan sendiri terdiri dari beberapa bagian. Ada
tiga bagian disini yaitu internalisasi (internalization), sosialisasi
(socialitation) dan enkulturasi (enculturation).
 Internalisasi

 Proses internalisasi adalah proses panjang sejak seorang individu


dilahirkan sampai ia hampir meninggal. Individu belajar menanamkan
dalam kepribadiannya segala perasaan, hasrat, nafsu dan emosi yang
diperlukan sepanjang hidupnya.
Sebagai contoh seorang bayi yang baru dilahirkan akan merasa tidak
nyaman terhadap lingkungan baru yang ia temui, karena suasana yang
berbeda ketika masih dalam kandungan sang ibu. Ketika dibungkus
dengan selimut, lalu diberi kesempatan menyusu, baru si bayi akan
merasakan kehangatan dan kenyamanan dibandingkan dengan awal
saat ia baru saja dilahirkan. Begitu pula dengan hal-hal baru yang akan
ia temui, secara alami si bayi akan belajar bagaimana caranya untuk
menyesuaikan diri dengan hasrat dan perasaan baru yang akan
membentuk kepribadiannya hingga ia tumbuh dewasa nanti.

 Sosialisasi

7
Proses sosialisasi ialah sebuah proses ketika seorang individu
mempelajari tindakan tindakan yang dilakukan untuk melakukan
interaksi sosial ketika berhadapan dengan macam-macam individu
disekelilingnya yang mempunyai kepribadian serta kedudukan sosial
yang berbeda. Hal ini dilakukan dari seseorang saat masih dalam masa
kanak kanak hingga masa tuanya.
Seorang bayi lahir ke dunia sebagai suatu organisme kecil yang egois
dan diktator yang penuh dengan kebutuhan fisik dan mengatur segenap
aktifitas orang tuanya. Ia lahir ke dunia dalam keadaan tidak
mengetahui apa-apa. Oleh karena itu, seseorang bayi dalam sebuah
keluarga perlu banyak belajar tentang segala sesuatu agar
kehidupannya menjadi lebih maju. Bagaimana cara keluarga itu
mencintai si bayi, memberikan perhatian kepadanya, hingga sampai
pada kebiasaan - kebiasaan yang sering dilakukan keluarga itu yang
pada akhirnya akan membentuk kepribadiannya. Maka peranan
keluarga bukan saja berupa peranan - peranan yang bersifat intern
antara orang tua dan anak, serta antara yang anak satu dengan anak
yang lain. Keluarga juga merupakan media untuk menghubungkan
kehidupan anak dengan kehidupan di masyarakat, dengan kelompok -
kelompok sepermainan, lembaga-lembaga sosial seperti lembaga
agama, sekolah dan masyarakat yang lebih luas. Keluarga berfungsi
sebagaimana masyarakat yang mensosialisasikan nilai-nilai atau peran
- peran hidup dalam masyarakat yang harus dilaksanakan oleh para
anggotanya. Dalam keluarga, orang tua mencurahkan perhatian untuk
mendidik anaknya agar anak tersebut memperoleh dasar-dasar pola
pergaulan hidup yang benar melalui penanaman disiplin sehingga
membentuk kepribadian yang baik bagi si anak. Yang pada akhirnya
sang anak yang akan tumbuh dewasa akan mempelajari sikap, nilai,
dan norma yang berlaku di masyarakat yang telah ia dapatkan dari
lingkungan sosial dalam keluarganya.

8
 enkulturasi
Proses enkulturasi adalah proses seorang individu mempelajari dan
menyesuaikan alam pikiran serta sikapnya dengan adat, sistem norma,
dan peraturan yang hidup dalam kebudayaannya. Seperti proses proses
lainnya, proses ini dimulai sejak kecil. Hanya saja, dalam proses
enkulturasi proses ini dimulai didalam alam pikiran warga suatu
masyarakat; mula mula dari orang orang didalam lingkungan
keluarganya, lalu, dari teman temannya bermain dengan cara meniru
berbagai macam tindakan karena perasaan dan nilai budaya pemberi
motivasi akan tindakan meniru itu sudah di internalisasikan dalam
kepribadiannya. Karena telah berkali-kali meniru tindakan maka segala
tindakan itu telah menjadi budaya bagi dirinya.
Misalnya anak kecil menyesuaikan diri dengan waktu makan dan
waktu minum secara teratur, mengenal ibu, ayah, dan anggota-anggota
keluarganya, adat, dan kebiasaan-kebiasaan yang berlaku dalam
keluarganya. Dalam masyarakat ia belajar membuat alat-alat
permainan, belajar membuat alat-alat kebudayaan, belajar memahami
unsur-unsur budaya dalam masyarakatnya. Pada mulanya, yang
dipelajari tentu hal-hal yang menarik perhatiannya dan yang konkret.
Kemudian sesuai dengan perkembangan jiwanya, ia mempelajari
unsur-unsur budaya lainnya yang lebih kompleks dan bersifat abstrak
 proses evolusi sosial

9
 Perubahan evolusi sosial adalah perubahan perubahan sosial yang
terjadi dalam proses lambat, dalam waktu yang cukup lama dan tanpa
ada kehendak tertentu dari masyarakat yang bersangkutan. Perubahan
perubahan ini berlangsung mengikuti kondisi perkembangan
masyarakat, yaitu sejalan dengan usaha-usaha masyarakat dalam
memenuhi kebutuhan hidupnya sehari hari. Dengan kata lain,
perubahan sosial terjadi karena dorongan dari usaha usaha masyarakat
guna menyesuaikan diri terhadap kebutuhan kebutuhan hidupnya
dengan perkembangan masyarakat pada waktu tertentu.
Difusi kebudayaan adalah salah satu bentuk penyebaran unsur unsur
kebudayaan dari tempat satu ke tempat lainnya. Penyebaran unsur
unsur kebudayaan dilakukan dengan cara memberi dan menerima
unsur unsur budaya antara dua masyarakat yang berdampingan atau
biasa kita sebut dengan simbiosis. Ada tiga macam simbiosis, yaitu:
1. Simbiosisi Mutualisme, yaitu kerja sama yang saling
menguntungkan.
2. Simbiosis Komensalisme, yaitu simbiosis yang satu untung dan
yang lain tidak untung ataupun dirugikan.
3. Simbiosis Parasitisme, yaitu satu untung dan yang lain rugi.
Penyebaran kebudayaan dapat dilakukan dengan berbagai macam cara,
diantaranya:
1. Penyebaran kebudayaan ke masyarakat lain secara damai. Contoh,
masuknya kebudayaan Hindu, buddha, dan islam ke Indonesia.

10
2. Penyebaran kebudayaan melalui cara kekerasan dan paksaan.
Contoh, penjajahan dan pemaksaan kehendak. Bentuk penyebaran
kebudayaan juga dapat terjadi dengan berbagai cara, antara lain dengan
adanya unsur individu - individu tertentu yang membawa unsur unsur
kebudayaannya ke tempat yang jauh. Misalnya, para pelaut dan
pendeta, mereka mendifusikan budaya budaya mereka. Penyebaran
unsur unsur kebudayaan yang dilakukan oleh individu-individu dalam
suatu kelompok dengan adanya pertemuan antara individu individu
kelompok lain. Disinilah terjadi proses difusi budaya, dimana mereka
saling mempelajari dan saling memahami budaya mereka masing-
masing. Cara lain adalah dengan adanya bentuk hubungan
perdagangan, dimana para pedagang masuk ke suatu wilayah dan
unsur-unsur budaya. pedagang tersebut masuk ke dalam kebudayaan
penerima tanpa disengaja.

 Alkulturasi dan asimilasi


1. Akulturasi
2.6 Koentjaraningrat mengemukakan bahwa akulturasi adalah proses yang
timbul bila suatu kelompok manusia dengan suatu kebudayaan tertentu
dihadapkan dengan unsur dari suatu kebudayaan asing yang berbeda
sedemikian rupa, sehingga unsur kebudayaan asing itu lambat laun
diterima dan diolah ke dalam kebudayaan sendiri, tanpa menyebabkan
hilangnya kepribadian kebudayaan sendiri. Bentuk-bentuk kontak
kebudayaan yang dapat menimbulkan proses akulturasi:
1) Kontak dapat terjadi antara seluruh masyarakat, atau antar bagian-
bagian saja dalam masyarakat, atau dapat pula terjadi antar individu-
individu dari dua kelompok.
2) Antar golongan yang bersahabat dan golongan yang bermusuhan.
3) Antar masyarakat yang menguasai dan masyarakat yang dikuasai.

11
4) Antar masyarakat yang sama besarnya atau antar Masyarakat yang
berbeda besarnya.
Hal penting yang harus diperhatikan dalam proses akulturasi adalah:
1) Keadaan masyarakat penerima sebelum proses akulturasi mulai
berjalan.
2) Individu-individu dari kebudayaan asing yang membawa unsur-
unsur kebudayaan asing.
3) Saluran saluran yang dilalui oleh unsur-unsur kebudayaan asing
untuk masuk ke dalam kebudayaan penerima.
4) Bagian bagian dari masyarkat penerima yang terkena pengaruh
unsur-unsur kebudayaan asing.
5) Reaksi para individu yang terkena unsur-unsur kebudayaan asing.
Contoh Akulturasi ialah bangunan arsitektur dan interior Keraton
Kasepuhan menggambarkan berbagai macam pengaruh, mulai dari
gaya Eropa, Cina, Arab, maupun budaya lokal yang sudah ada
sebelumnya, yaitu Hindu dan Jawa. Semua elemen atau unsur budaya
di atas melebur pada bangunan Keraton Kasepuhan tersebut. Pengaruh
Eropa tampak pada tiang-tiang bergaya Yunani. Arsitektur gaya Eropa
lainnya berupa lengkungan ambang pintu berbentuk setengah
lingkaran yang terdapat pada bangunan Lawang Sanga (pintu
sembilan). Pengaruh gaya Eropa lainnya adalah pilaster pada dinding-
dinding bangunan, yang membuat dindingnya lebih menarik tidak
datar. Gaya bangunan Eropa juga terlihat jelas pada bentuk pintu dan
jendela pada bangunan bangsal Pringgondani, berukuran lebar dan
tinggi serta penggunaan jalusi sebagai ventilasi udara.
2.Asimilasi

12
Asimilasi adalah satu proses sosial yang telah lanjut dan yang ditandai
oleh makin kurangnya perbedaan atara individu - individu dan antar
kelompok kelompok, dan makin eratnya persatuan aksi, sikap dan
proses mental yang berhubungan dengan dengan kepentingan dan
tujuan yang sama. Ada beberapa faktor yang memudahkan asimilasi,
yaitu:
1. Faktor toleransi.
2. Faktor adanya kemungkinan yang sama dalam bidang ekonomi.
3. Faktor adanya simpati terhadap kebudayaan yang lain.
4. Faktor perkawinan campuran
Contohnya, perubahan perubahan perilaku yang juga terjadi kerika
seorang imigran menyimpang dari pola pola budaya lama yang
dianutnya dan mengganti pola pola lama tersebut dengan pola pola
budaya baru. Amerikanisasi juga merupakan contoh khusus dari
asimilasi. Salah satu contoh proses asimilasi adalah program
transmigrasi yang dilaksanakan di Riau pada masa pemerintahan Orde
Baru. Program transmigrasi ini tidak hanya berhasil meratakan jumlah
penduduk di berbagai pulau di Indonesia, tetapi program transmigrasi
ini juga mengakibatkan terjadinya asimilasi, terutama di wilayah Riau.
Hal ini terlihat dari banyaknya transmigran yang menghasilkan budaya
baru, misalnya Jawa - Melayu, Mandailing - Melayu, dan lain
sebagainya.
2.7 3. Inovasi

13
Inovasi adalah suatu proses pembaruan dari penggunaan sumber-sumber
alam, energi dan modal, pengaturan baru dari tenaga kerja dan penggunaan
teknologi baru yang semua akan menyebabkan adanya sistem produksi,
dan dibuatnya produk produk baru. Proses inovasi sangat erat kaitannya
dengan teknologi dan ekonomi. Dalam suatu penemuan baru biasanya
membutuhkan proses sosial yang panjang dan melalui dua tahap khusus
yaitu penemuan baru (discovery) dan invention (pengembangan penemuan
yang telah ada).
Inovasi sangatlah penting bagi terjadinya suatu perubahan budaya.
Sebab perubahan dalam aspek budaya apapun tidak muncul begitu
saja, melainkan melalui proses penemuan yang kemudian
menghasilkan perubahan besar. Perubahan melalui penemuan baru itu,
berlangsung dengan proses belajar yang mungkin cukup lama, setahap
demi setahap baru kemudian dihasilkan. Hasil inovasi tersebut ketika
diterapkan dalam kehidupan masyarakat yang bersangkutan
menghasilkan suatu perubahan.

BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Ralph Linton, seorang ahli antropologi mendefinisikan kebudayant
dalam Ihromi, 1994:18) adalah seluruh cara kehidupan dari masyarakat yang
manapun dan tidak mengenai sebagian dari cara hidup itu yaitu bagian yang
oleh masyarakat dianggap lebih tinggi atau lebih diinginkan. Sementara
pengertian dari dinamika ialah sesuatu yang mengandung arti tenaga kekuatan,
selalu bergerak, berkembang dan dapat menyesuaikan diri secara memadai
terhadap keadaan. Dinamika juga berarti adanya interaksi antara anggota

14
kelompok dengan kelompoknya secara keseluruhan. Keadaan ini dapat terjadi
selama ada kelompok, semangat kelompok, yang terus menerus ada dalam
kelompok itu yang mana kelompok itu bersifat dinamis, artinya dapat selalu
berubah dalam setiap keadaan.Faktor-faktor kebudayaan Faktor
demografi,Penemuan baru: proses perubahan yang besar pengaruhnya tetapi
terjadi dalam jangka waktu yang tidak terlalu lama disebut sebagai
inovasi.Pertentangan atau konflik dalam masyarakat dapat menjadi sebab
timbulnya perubahan kebudayaan. Pertentangan yang terjadi bisa antara orang
perorangan, perorangan dengan kelompok, atau kelompok dengan kelompok.
Sebagai contoh pertentangan antar kelompok yaitu pertentangan antara
generasi tua dengan generasi muda. Pertentangan antar generasi kerapkali
terjadi pada masyarakat-masyarakat yang sedang berkembang dari tahap
tradisional ke tahap modern. Pemberontakan atau revolusi di dalam tubuh
masyarakat itu sendiri: perubahan yang terjadi sebagai akibat revolusi
merupakan perubahan besar yang mempengaruhi seluruh sistem lembaga
kemasyarakatan. Konsep-konsep khusus mengenai pergeseran masyarakat dan
kebudayaan: Proses belajar kebudayaan sendiri, proses evolusi sosial,
akulturasi,asimilasi dan inovasi

3.2 SARAN

Penyusun berharap dengan makalah ini, para pembaca bisa menambah


wawasan dalam bahasa Indonesia terlebih dalam Menjelajah Dunia Pustaka.
Dengan demikian, dapat memanfaatkan sebagai salah satu bahan acuan dalam
memberikan pengetahuan kepada masyarakat atau orang lain. Dan Diharapkan
pembaca dapat mengetahui dan memahami unsur-unsur kebudayaan serta
dapat diaplikasikan dalam kehidupan bermasyarakat.

15
DAFTAR PUSTAKA
https://www.kompas.com/skola/read/2020/12/15/180615869/dinamika-kebudayaan-
dan-prosesnya

16

Anda mungkin juga menyukai