“DINAMIKA KEBUDAYAAN”
DOSEN PENGAMPU:
Khairil Fauzan K,S.Psi.,M.Psi
Disusun Oleh:
adinda putri wulandari (228600362)
Rahmah Annisa ( 228600323)
Hellal Hasan ( 228600371)
Atikah zahra (228600319 )
Tamara Putri Manik (228600324)
Dolly martin Rionald simamora (228600262)
Tara yustitia misman (228600357)
Indah sari ayu ( 228600302)
JURUSAN PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MEDAN AREA
2022
1
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.wb
Terimakasih,penulis menawarkan kehadirat Allah SWT yang memberikan
rahmat dan karunia-Nya ,sehingga saya bisa menyelesaikan ini “MAKALAH”.
Dalam persiapanya,mungkin tugas “MAKALAH” sangat jauh dari
kesempurnaan ,oleh karena itu saya sangat berharap bahwa saran konstuktif dan kritik
yang di buat sebagai perbaikan bagi saya di masa depan.
Wasaalamualaium Wr.wb
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………
DAFTAR ISI …………………………………………………………………………
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang……………………………………………………………………
1.2 Rumusan Masalah ………………………………………………………………
1.3 Tujuan Penulisan ………………………………………………………………
1.4 Manfaat …………………………………………………………………………
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi Dinamika Kebudayaan…………………………………………………
2.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Dinamika Kebudayaan……………………
2.3 Konsep-Konsep Khusus…………………………………………………………
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan…………………………………………………………………….
3.2 Saran……………………………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA
3
BAB 1
PENDAHULUAN
4
3. Bagi Institusi Pendidikan
Menambah informasi tentang dinamika kebudayaan serta dapat meningkatkan
pemahaman mahasiswa dan pendidik.
5
BAB 2
PEMBAHASAN
6
antara orang perorangan, perorangan dengan kelompok, atau
kelompok dengan kelompok. Sebagai contoh pertentangan antar
kelompok yaitu pertentangan antara generasi tua dengan generasi
muda. Pertentangan antar generasi kerapkali terjadi pada masyarakat-
masyarakat yang sedang berkembang dari tahap tradisional ke tahap
modern.
2.2.4 Pemberontakan atau revolusi di dalam tubuh masyarakat itu sendiri:
perubahan yang terjadi sebagai akibat revolusi merupakan perubahan
besar yang mempengaruhi seluruh sistem lembaga kemasyarakatan.
7
2. Sosialisasi
Proses sosialisasi ialah sebuah proses ketika seorang individu
mempelajari tindakan – tindakan yang dilakukan untuk melakukan
interaksi sosial ketika berhadapan dengan macam – macam individu
disekelilingnya yang mempunyai kepribadian serta kedudukan sosial
yang berbeda. Hal ini dilakukan dari seseorang saat masih dalam masa
kanak – kanak hingga masa tuanya.
Seorang bayi lahir ke dunia sebagai suatu organisme kecil yang
egois dan diktator yang penuh dengan kebutuhan fisik dan mengatur
segenap aktifitas orang tuanya. Ia lahir ke dunia dalam keadaan tidak
mengetahui apa – apa. Oleh karena itu, seseorang bayi dalam sebuah
keluarga perlu banyak belajar tentang segala sesuatu agar
kehidupannya menjadi lebih maju. Bagaimana cara keluarga itu
mencintai si bayi, memberikan perhatian kepadanya, hingga sampai
pada kebiasaan – kebiasaan yang sering dilakukan keluarga itu yang
pada akhirnya akan membentuk kepribadiannya. Maka peranan
keluarga bukan saja berupa peranan – peranan yang bersifat intern
antara orang tua dan anak, serta antara yang anak satu dengan anak
yang lain. Keluarga juga merupakan media untuk menghubungkan
kehidupan anak dengan kehidupan di masyarakat, dengan kelompok –
kelompok sepermainan, lembaga – lembaga sosial seperti lembaga
agama, sekolah dan masyarakat yang lebih luas.
Keluarga berfungsi sebagaimana masyarakat yang mensosialisasikan
nilai – nilai atau peran – peran hidup dalam masyarakat yang harus
dilaksanakan oleh para anggotanya. Dalam keluarga, orang tua
mencurahkan perhatian untuk mendidik anaknya agar anak tersebut
memperoleh dasar – dasar pola pergaulan hidup yang benar melalui
penanaman disiplin sehingga membentuk kepribadian yang baik bagi
si anak. Yang pada akhirnya sang anak yang akan tumbuh dewasa akan
mempelajari sikap, nilai, dan norma yang berlaku di masyarakat yang
telah ia dapatkan dari lingkungan sosial dalam keluarganya.
3. Enkulturasi
Proses enkulturasi adalah proses seorang individu mempelajari
dan menyesuaikan alam pikiran serta sikapnya dengan adat, sistem
norma, dan peraturan yang hidup dalam kebudayaannya. Seperti proses
– proses lainnya, proses ini dimulai sejak kecil. Hanya saja, dalam
proses enkulturasi proses ini dimulai didalam alam pikiran warga suatu
8
masyarakat; mula – mula dari orang – orang didalam lingkungan
keluarganya, lalu, dari teman – temannya bermain dengan cara
meniru berbagai macam tindakan karena perasaan dan nilai budaya
pemberi motivasi akan tindakan meniru itu sudah di internalisasikan
dalam kepribadiannya. Karena telah berkali – kali meniru tindakan
maka segala tindakan itu telah menjadi budaya bagi dirinya.
Misalnya anak kecil menyesuaikan diri dengan waktu makan dan
waktu minum secara teratur, mengenal ibu, ayah, dan anggota-anggota
keluarganya, adat, dan kebiasaan-kebiasaan yang berlaku dalam
keluarganya
Dalam masyarakat ia belajar membuat alat-alat permainan, belajar
membuat alat-alat kebudayaan, belajar memahami unsur-unsur budaya
dalam masyarakatnya. Pada mulanya, yang dipelajari tentu hal-hal
yang menarik perhatiannya dan yang konkret. Kemudian sesuai
dengan perkembangan jiwanya, ia mempelajari unsur-unsur budaya
lainnya yang lebih kompleks dan bersifat abstrak.
2.3.2 Proses Evolusi Sosial
Perubahan evolusi sosial adalah perubahan – perubahan sosial
yang terjadi dalam proses lambat, dalam waktu yang cukup lama dan
tanpa ada kehendak tertentu dari masyarakat yang bersangkutan.
Perubahan – perubahan ini berlangsung mengikuti kondisi
perkembangan masyarakat, yaitu sejalan dengan usaha-usaha
masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidupnya sehari – hari.
Dengan kata lain, perubahan sosial terjadi karena dorongan dari
usaha – usaha masyarakat guna menyesuaikan diri terhadap
kebutuhan – kebutuhan hidupnya dengan perkembangan masyarakat
pada waktu tertentu. Contohnya, pada awalnya orang
Indonesia memiliki kepercayaan Animisme dan Dinamisme,
kemudian mulai percaya dengan agama Hindhu-Budha, hingga pada
akhirnya mengenal agama Kristen dan Islam. Hal ini membuktikan
bahwa Indonesia juga mengalami garis besar evolusi universal.
Difusi kebudayaan adalah salah satu bentuk penyebaran unsur
– unsur kebudayaan dari tempat satu ke tempat lainnya. Penyebaran
unsur – unsur kebudayaan dilakukan dengan cara memberi dan
menerima unsur – unsur budaya antara dua masyarakat yang
berdampingan atau biasa kita sebut dengan simbiosis. Ada tiga
macam simbiosis, yaitu:
9
1. Simbiosisi Mutualisme, yaitu kerja sama yang saling
menguntungkan.
2. Simbiosis Komensalisme, yaitu simbiosis yang satu untung dan
yang lain tidak untung ataupun dirugikan.
3. Simbiosis Parasitisme, yaitu satu untung dan yang lain rugi.
10
1) Kontak dapat terjadi antara seluruh masyarakat, atau antar
bagian-bagian saja dalam masyarakat, atau dapat pula terjadi
antar individu – individu dari dua kelompok.
2) Antar golongan yang bersahabat dan golongan yang
bermusuhan.
3) Antar masyarakat yang menguasai dan masyarakat yang
dikuasai.
4) Antar masyarakat yang sama besarnya atau antar masyarakat
yang berbeda besarnya.
11
Bangsal Prabayasa berfungsi sebagai tempat menerima tamu-
tamu agung. Bangunan tersebut ditopang oleh tiang saka dari kayu.
Tiang saka tersebut diberi hiasan motif tumpal yang berasal dari
Jawa. Pengaruh arsitektur Hindu-Jawa yang jelas menonjol adalah
bangunan Siti Hinggil yang terletak di bagian paling depan kompleks
keraton. Seluruh bangunannya terbuat dari konstruksi batu bata
seperti lazimnya bangunan candi Hindu. Kesan bangunan gaya Hindu
terlihat kuat terutama pada pintu masuk menuju kompleks tersebut,
yaitu berupa gapura berukuran sama atau simetris antara bagian sisi
kiri dan kanan seolah dibelah. Pada dinding kiri dan kanan bangsal
Agung diberi hiasan tempelan porselen dari Belanda berukuran kecil
110 x 10 cm berwarna biru (blauwe delft) dan berwarna merah
kecoklatan. Pada bagian tengahnya diberi tempelan piring porselen
Cina berwarna biru. Lukisan pada piring tersebut melukiskan seni
lukis Cina dengan teknik perspektif yang bertingkat.
Secara keseluruhan, warna keraton tersebut didominasi warna
hijau yang identik dengan simbol Islami. Warna emas yang
digunakan pada beberapa ornamen melambangkan kemewahan dan
keagungan dan warna merah melambangkan kehidupan ataupun
surgawi.
Bangunan Keraton Kasepuhan menyiratkan perpaduan antara
aspek fungsional dan simbolis maupun budaya lokal dan luar.
Mencerminkan kemajemukan gaya maupun kekayaan budaya bangsa
Indonesia.
2.3.4 Asimilasi
Asimilasi adalah satu proses sosial yang telah lanjut dan yang
ditandai oleh makin kurangnya perbedaan atara individu – individu
dan antar kelompok – kelompok, dan makin eratnya persatuan aksi,
sikap dan proses mental yang berhubungan dengan dengan
kepentingan dan tujuan yang sama. Ada beberapa faktor yang
memudahkan asimilasi, yaitu:
1. Faktor toleransi.
2. Faktor adanya kemungkinan yang sama dalam bidang ekonomi.
3. Faktor adanya simpati terhadap kebudayaan yang lain.
4. Faktor perkawinan campuran .
12
Contohnya, perubahan – perubahan perilaku yang juga terjadi
kerika seorang imigran menyimpang dari pola – pola budaya lama
yang dianutnya dan mengganti pola – pola lama tersebut dengan pola
– pola budaya baru. Amerikanisasi juga merupakan contoh khusus
dari asimilasi. Salah satu contoh proses asimilasi adalah program
transmigrasi yang dilaksanakan di Riau pada masa pemerintahan
Orde Baru. Program transmigrasi ini tidak hanya berhasil meratakan
jumlah penduduk di berbagai pulau di Indonesia, tetapi program
transmigrasi ini juga mengakibatkan terjadinya asimilasi, terutama di
wilayah Riau. Hal ini terlihat dari banyaknya transmigran yang
menghasilkan budaya baru, misalnya Jawa – Melayu, Mandailing –
Melayu, dan lain sebagainya.
2.3.5 Inovasi
Inovasi adalah suatu proses pembaruan dari penggunaan
sumber – sumber alam, energi dan modal, pengaturan baru dari tenaga
kerja dan penggunaan teknologi baru yang semua akan menyebabkan
adanya sistem produksi, dan dibuatnya produk – produk baru. Proses
inovasi sangat erat kaitannya dengan teknologi dan ekonomi. Dalam
suatu penemuan baru biasanya membutuhkan proses sosial yang
panjang dan melalui dua tahap khusus yaitu penemuan
baru (discovery) dan invention (pengembangan penemuan yang telah
ada).
Inovasi sangatlah penting bagi terjadinya suatu perubahan
budaya. Sebab perubahan dalam aspek budaya apapun tidak muncul
begitu saja, melainkan melalui proses penemuan yang kemudian
menghasilkan perubahan besar. Perubahan melalui penemuan baru itu,
berlangsung dengan proses belajar yang mungkin cukup lama, setahap
demi setahap baru kemudian dihasilkan. Hasil inovasi tersebut ketika
diterapkan dalam kehidupan masyarakat yang bersangkutan
menghasilkan suatu perubahan.
Contoh Inovasi, Misalnya dalam penemuan pesawat terbang
yang ditemukan oleh bangsa Eropa pada abad ke-19, hasil inovasi
tersebut telah menyebar ke berbagai negara, bahkan ke Indonesia.
Namun para ahli antropologi memperhatikan bagaimana proses
ditemukannya nilai inovasi tersebut. Proses penemuan berlangsung
seiring dengan kebutuhan masyarakat.
13
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Ralph Linton, seorang ahli antropologi mendefinisikan kebudayan(dalam
Ihromi, 1994;18) adalah seluruh cara kehidupan dari masyarakat yang manapun
dan tidak mengenai sebagian dari cara hidup itu yaitu bagian yang oleh
masyarakat dianggap lebih tinggi atau lebih diinginkan. Sementara pengertian
dari dinamika ialah sesuatu yang mengandung arti tenaga kekuatan, selalu
bergerak, berkembang dan dapat menyesuaikan diri secara memadai terhadap
keadaan. Dinamika juga berarti adanya interaksi antara anggota kelompok
dengan kelompoknya secara keseluruhan. Keadaan ini dapat terjadi selama ada
kelompok, semangat kelompok, yang terus menerus ada dalam kelompok itu
yang mana kelompok itu bersifat dinamis, artinya dapat selalu berubah dalam
setiap keadaan.Faktor-faktor kebudayaan Faktor demografi,Penemuan baru:
proses perubahan yang besar pengaruhnya tetapi terjadi dalam jangka waktu
yang tidak terlalu lama disebut sebagai inovasi.Pertentangan atau konflik dalam
masyarakat: dapat menjadi sebab timbulnya perubahan kebudayaan.
Pertentangan yang terjadi bisa antara orang perorangan, perorangan dengan
kelompok, atau kelompok dengan kelompok. Sebagai contoh pertentangan antar
kelompok yaitu pertentangan antara generasi tua dengan generasi muda.
Pertentangan antar generasi kerapkali terjadi pada masyarakat-masyarakat yang
sedang berkembang dari tahap tradisional ke tahap modern.Pemberontakan atau
revolusi di dalam tubuh masyarakat itu sendiri: perubahan yang terjadi sebagai
akibat revolusi merupakan perubahan besar yang mempengaruhi seluruh sistem
lembaga kemasyarakatan. Konsep – konsep khusus mengenai pergeseran
masyarakat dan kebudayaan: Proses belajar kebudayaan sendiri, proses evolusi
sosial, akulturasi,asimilasi dan inovasi
14
3.2 Saran
Dengan terselesainya Makalah ini diharapkan mahasiswa mampu mengerti
tentang Culture Is Dinamic, sehingga mahasiswa mampu menjelaskan kepada
sesama mahasiswa ataupun masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
15