Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH SOSIAL BUDAYA

"KEBUDAYAAN PERADABAN DAN PERUBAHAN SOSIAL"

Oleh Ibu Nidya Ikha Putri, S.S.T., M. Biomed

Disusun oleh :

 Ririn Nuryasifa B123002


 Annisa Deswitasari B123008

FAKULTAS KEBIDANAN

PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN

INSTITUT KESEHATAN RAJAWALI

2023

KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr.wb. Puji syukur atas rahmat Allah SWT, berkat rahmat serta karunia-Nya sehingga
makalah dengan berjudul "Kebudayaan Peradaban Dan Perubahan Sosial" dapat selesai.

Makalah ini dibuat dengan tujuan memenuhi tugas mata kuliah Sosial Budaya dari Ibu Nidya Ikha Putri,
S.S.T., M. Biomed. Selain itu, penyusunan makalah ini bertujuan menambah wawasan kepada pembaca
tentang Kebudayaan Peradaban Dan Perubahan Sosial.

Penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepadaNidya Ikha Putri, S.S.T., M. Biomed selaku Dosen
pengampu Sosial Budaya. Berkat tugas yang diberikan ini, dapat menambah wawasan penulis berkaitan
dengan topik yang diberikan. Penulis juga mengucapkan terima kasih yang sebesarnya kepada kelompok
yang sudah berkontribusi dalam proses penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan dan penulisan masih melakukan banyak kesalahan. Oleh
karena itu penulis memohon maaf atas kesalahan dan ketidaksempurnaan yang pembaca temukan
dalam makalah ini. Penulis juga mengharap adanya kritik serta saran dari pembaca apabila menemukan
kesalahan dalam makalah ini.

Bandung, 21 Desember 2023

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Rumusan Masalah

C. Tujuan Penulisan

BAB II PEMBAHASAN

A. Definisi Peradaban

B. Definisi Perubahan Sosial

C. Teori Dan Bentuk Perubahan Sosial

D. Wujud Peradaban

E. Peradaban dan Problematikanya bagi Kehidupan Manusia

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran

DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia merupakan makhluk Tuhan, individu dan sosial budaya. Antara manusia dan peradaban
mempunyai hubungan yang sangat erat karena diantara keduanya saling mendukunguntuk menciptakan
suatu kehidupan yang sesuai kodratnya. Suatu peradaban timbul karena adayang menciptakannya yaitu
diantaranya ada faktor manusianya yang melaksanakan peradabantersebut.

Suatu peradaban mempunyai wujud, tahapan dan dapat berevolusi / berubah sesuai dengan
perkembangan zaman. Dari peradaban pula dapat mengakibatkan suatu perubahan pada
kehidupansosial. Perubahan ini dapat diakibatkan karena pengaruh modernisasi yang terjadi
dimasyarakat.Masyarakat yang beradab dapat diartikan sebagai masyarakat yang mempunyai
sopansantun dan kebaikan budi pekerti. Ketenangan, kenyamanan, ketentraman, dan kedamaian
sebagaimakna hakiki manusia beradab dan dalam pengertian lain adalah suatu kombinasi yang ideal
antarakepentingan pribadi dan kepentingan umum.

Perkembangan dunia IPTEK yang demikian mengagumkan itu memang telah membawamanfaat yang
luar biasa bagi kemajuan peradaban umat manusia. Jenis-jenis pekerjaan yangsebelumnya menuntut
kemampuan fisik yang cukup besar, kini relatif sudah bisa digantikan oleh perangkat mesin-mesin
otomatis, Demikian juga ditemukannya formulasi-formulasi barukapasitas komputer, seolah sudah
mampu menggeser posisi kemampuan otak manusia dalam berbagai bidang ilmu dan aktifitas manusia.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan peradaban ?


2. Apa yang dimaksud dengan perubahan sosial?
3. Mengetahui teori dan bentuk perubahan sosial !
4. Bagaimanakah wujud peradaban?
5. Apakah problematika peradaban bagi kehidupan manusia?

C. Tujuan

1. Menjelaskan pengertian peradaban


2. Menjelaskan pengertian perubahan sosial
3. Menjelaskan teori dan bentuk perubahan sosial
4. Menjelaskan wujud dari peradaban.
5. Menjelaskan tentang problematika peradaban bagi kehidupan manusia.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Peradaban

Istilah peradaban dalam bahasa Inggris disebut Civilization. Istilah peradaban sering dipakai untuk
menunjukkan pendapat dan penilaian kita terhadap perkembangan kebudayaan. Definisi peradaban
menurut Koentjaraningrat menyatakan bahwa peradaban merupakan bagian dan unsur kebudayaan
yang halus, maju, dan indah seperti misalnya kesenian, ilmu pengetahuan, adat sopan santun pergaulan,
kepandaian menulis, organisasi kenegaraan, kebudayaan yang mempunyai system teknologi dan
masyarakat kota yang maju dan kompleks.

Pada waktu perkembangan kebudayaan mencapai puncaknya berwujud unsur-unsur budaya yang
bersifat halus, indah, tinggi, sopan, luhur dan sebagainya, maka masyarakat pemilik kebudayaan
tersebut dikatakan telah memiliki peradaban yang tinggi.

Tinggi rendahnya peradaban suatu bangsa sangat dipengaruhi oleh faktor:

 Pendidikan,
 Kemajuan teknologi
 Ilmu pengetahuan.

B. Definisi Peradaban Sosial

Perubahan sosial adalah proses di mana terjadi perubahan struktur dan fungsi suatu sistem sosial.
Perubahan tersebut terjadi sebagai akibat masuknya ide-ide pembaruan yang diadopsi oleh para
anggota sistem sosial yang bersangkutan. Proses perubahan sosial biasa tediri dari tiga tahap:

1. Invensi, yakni proses di mana ide-ide baru diciptakan dan dikembangkan

2. Difusi, yakni proses di mana ide-ide baru itu dikomunikasikan ke dalam sistem sosial.

3. Konsekuensi, yakni perubahan-perubahan yang terjadi dalam sistem sosial sebagai akibat
pengadopsian atau penolakan inovasi. Perubahan terjadi jika penggunaan atau penolakan ide baru itu
mempunyai akibat.

Dalam menghadapi perubahan sosial budaya tentu masalah utama yang perlu diselesaikan ialah
pembatasan pengertian atau definisi perubahan sosial (dan Wilbert E. Maore, Order and Change, Essay
in Comparative Sosiology, New York, John Wiley & Sons, 1967 : 3. perubahan kebudayaan) itu sendiri.
Ahli-ahli sosiologi dan antropologi telah banyak membicarakannya.

Menurut Max Weber dalam Berger (2004), bahwa, tindakan sosial atau aksi sosial (social action) tidak
bisa dipisahkan dari proses berpikir rasional dan tujuan yang akan dicapai oleh pelaku. Tindakan sosial
dapat dipisahkan menjadi empat macam tindakan menurut motifnya:

1. Tindakan untuk mencapai satu tujuan tertentu,


2. Tindakan berdasar atas adanya satu nilai tertentu,
3. Tindakan emosional
4. Tindakan yang didasarkan pada adat kebiasaan (tradisi).

Kurt Lewin dikenal sebagai bapak manajemen perubahan, karena ia dianggap sebagai orang pertama
dalam ilmu sosial yang secara khusus melakukan studi tentang perubahan secara ilmiah. Konsepnya
dikenal dengan model force-field yang diklasifikasi sebagai model power-based karena menekankan
kekuatan-kekuatan penekanan. Menurutnya, perubahan terjadi karena munculnya tekanan-tekanan
terhadap kelompok, individu, atau organisasi. Ia berkesimpulan bahwa kekuatan tekanan (driving forces)
akan berhadapan dengan penolakan (resistences) untuk berubah. Perubahan dapat terjadi dengan
memperkuat driving forces dan melemahkan resistences to change.

Langkah-langkah yang dapat diambil untuk mengelola perubahan, yaitu:

 Unfreezing, merupakan suatu proses penyadaran tentang perlunya, atau adanya kebutuhan
untuk berubah.
 Changing, merupakan langkah tindakan, baik memperkuat driving forces maupun memperlemah
resistences.
 Refreesing, membawa kembali kelompok kepada keseimbangan yang baru (a new dynamic
equilibrium).
Pada dasarnya perilaku manusia lebih banyak dapat dipahami dengan melihat struktur tempat
perilaku tersebut terjadi daripada melihat kepribadian individu yang melakukannya. Sifat
struktural seperti sentralisasi, formalisasi dan stratifikasi jauh lebih erat hubungannya dengan
perubahan dibandingkan kombinasi kepribadian tertentu di dalam organisasi.

Perubahan sosial merupakan gejala yang melekat di setiap masyarakat. Perubahan-perubahan yang
terjadi di dalam masyarakat akan menimbulkan ketidaksesuaian antara unsur-unsur sosial yang ada di
dalam masyarakat, sehingga menghasilkan suatu pola kehidupan yang tidak sesuai fungsinya bagi
masyarakat yang bersangkutan.

Wilbert Moore memandang perubahan sosial sebagai “perubahan struktur sosial, pola perilaku, dan
interaksi sosial”. Setiap perubahan yang terjadi dalam struktur masyarakat atau perubahan dalam
organisasi sosial disebut perubahan sosial. Perubahan sosial berbeda dengan perubahan kebudayaan.
Perubahan kebudayaan mengarah pada perubahan unsur-unsur kebudayaan yang ada. Contoh
perubahan sosial : perubahan peran seorang istri dalam keluarga modern. Perubahan kebudayaan
contohnya: penemuan baru seperti radio, televisi, komputer, yang dapat mempengaruhi lembaga-
lembaga sosial.

Kingsley Davis mengartikan perubahan sosial sebagai perubahan yang terjadi dalam fungsi dan struktur
dalam masyarakat. Perubahan-perubahan sosial dikatakannya dikatakannya sebagai perubahan dalam
hubungan sosial (social releationship) atau sebagai perubahan terhadap keseimbangan (equilibrium)
hubungan sosial tersebut.

Perubahan sosial tidak dapat dilepaskan dari perubahan kebudayaan. Hal ini disebabkan kebudayaan
merupakan hasil dari adanya masyarakat, sehingga tidak akan ada kebudayaan apabila tidak ada
masyarakat yang mendukungnya dan tidak ada satupun masyarakat yang tidak memiliki kebudayaan.

Perubahan sosial, yaitu perubahan yang terjadi dalam masyarakat atau dalam hubungan interaksi, yang
meliputi berbagai aspek kehidupan. Kebalikannya masyarakat yang tidak berani melakukan perubahan-
perubahan, tidak akan dapat melayani tuntutan dan dinamika anggota-anggota yang selalu berkembang
kemauan dan aspirasinya.
Cara yang paling sederhana untuk memahami terjadinya perubahan sosial dan budaya adalah membuat
rekapitulasi dari semu perubahan yang terjadi dalam masyarakat sebelumnya. Perubahan yang terjadi
dalam masyarakat dapat dianalisis dari berbagai segi :

- Kearah mana perubahan dalam masyarakat bergerak (direction of change) bahwa perubahan
tersebut meninggalkan factor yang diubah.

- Bagaimana bentuk dari perubahan-perubahan sosial dan kebudayaan yang terjadi dalam
masyarakat.

C. Teori dan Bentuk Perubahan Sosial

Teori Sebab-Akibat (Causation Problem)

Beberapa factor dikemukakan oleh para ahli untuk menerangkan sebab-sebab perubahan sosial yang
terjadi, beberapa pendekatan sebagai berikut :

- Analisis Dialektis

Analisis perubahan sosial yang menelaah syarat-syarat dan keadaan yang mengakibatkan terjadinya
perubahan dalam satu system masyarakat. Perubahan yang terjadi sering menimbulkan akibat-akibat
yang tidak diharapkan sebelumnya bahkan sampai menimbulkan konflik. Konflik ini dapat mendorong
terjadinya perubahan sosial yang lebih lanjut, meluas dan mendalam. Hal ini dicemaskan oleh Hegell
Mark sebagai analektika artinya thesis antisynthesis.

- Teori Tunggal mengenai perubahan Sosial

Teori tunggal menerapkan sebab-sebab perubahan sosial, atau pola kebudayaan dengan menunjukkan
kepada satu factor penyebab. Teori tunggal maupun deterministic menurut Soerjono Soekanto (1983)
tidak bertahan lama-lama, timbulnya pola analisis yang lebih cermat dan lebih didasarkan fakta.

b). Teori Proses atau Arah Perubahan Sosial

Walaupun berbeda namun pada dasarnya sama, mempunyai asumsi bahwa sejarah manusia ditandai
adanya gejala pertumbuhan.

- Teori Evolusi Unlinier (Garis Lurus Tunggal)

Teori ini berpendapat bahwa manusia dan masyarakat mengalami perkembangan sesuai dengan
tahapan tertentu, semula dari bentuk sederhana kemudian yang komplek sampai pada tahap yang
sempurna. Pelopor teori ini adalah August Comte dan Herbert Spenser.

- Teori Multilinear
Teori ini pada artinya menggambarkan suatu metodologi didasarkan pada suatu asumsi yang
mengatakan bahwa perubahan sosial atau kebudayaan didapatkan gejala keteraturan yang nyata dan
signifikan. Teori ini tidak mengenal hukum dan skema apriori, tetapi teori ini lebih memperhatikan
tradisi dalam kebudayaan dan dari berbagai daerah menyeluruh meliputi bagian-bagian tertentu.

D. Wujud Peradaban

Peradaban adalah wujud kebudayaan sebagai hasil kreatifitas manusia baik yang bersifat materiil berupa
benda-benda yang kasat mata dan dapat diraba, seperti candi Borobudur, bangunan gedung atau
rumah, mobil, perlatan kerja, dan sebagainya, maupun yang bersifat non materiil dalam bentuk nilai,
moral, norma, dan estetika.

Peradaban sebagai wujud kebudayaan yang bersifat non materiil, seperti adat sopan santun pergaulan
dalam menjalani hidup dan kehidupan ini manusia senantiasa memegang teguh nilai-nilai yang ada, baik
berupa moral, norma, etika, dan estetika.

Menurut Ki Hajar Dewantara, etika adalah ilmu yang mempelajari segala soal kebaikan dan keburukan
didalam hidup manusia semuanya, teristimewa yang mengenai gerak-gerik pikiran dan rasa yang dapat
merupakan pertimbangan dan perasaan, sampai mengenai tujuannya yang dapat merupakan perbuatan.

Etika merupakan suatu ajaran yang melakukan refleksi kritis atas norma ajaran moral. Tugas etika adalah
mencari ukuran baik buruknya bagi tingkah laku manusia.

Secara dikotomis ada etika deskriptif yang berusaha mengkaji secara kritis dan rasional tentang sikap
dan pola perilaku manusia, dan apa yang dikerjakan oleh manusia dalam hidup sebagai sesuatu yang
bernilai. Sedangkan etika normatif adalah berusaha menetapkan berbagai sikap dan pola perilaku yang
ideal yang seharusnya dimiliki oleh manusia (berupa norma-norma).

Menurut Th. L. Vanhoeven (dalam Oman Sukmana), norma berasal dari kata “normalis”, yang berarti
menurut petunjuk, kaidah, kebiasaan, kelaziman, patokan, standart, ukuran. Norma-norma mempunyai
kekuatan mengikat yang berbeda-beda, yaitu :

1. Folkways, yakni norma-norma yang berdasar kebiasaan atau kelaziman dalam tradisi, dan apabila
dilanggar tidak ada sanksinya, tetapi hanya dianggap aneh dan menjadi sasaran pembicaraan umum
saja.

2. Mores (tata kelakuan), yakni norma moral yang menentukan suatu kelakuan tergolong benar atau
salah, baik atau buruk. Individu yang melanggar mores akan dihukum.

Moral adalah nilai-nilai dalam masyarakat dalam hubungannya dengan kesusilaan. Moralitas adalah
sistem nilai tentang bagaimana seseorang harus hidup secara baik sebagai manusia, dan sekaligus
merupakan petunjuk konkrit yang siap pakai tentang bagaimana seseorang itu harus hidup.

Dalam realitas budaya pengembangan kebudayaan dikembangkan melalui nilai-nilai estetika yang tidak
terlepas dari nilai-nilai etika, moral, norma, dan hukum yang berlaku.
Secara etimologis istilah “estetika” berarti “teori tentang ilmu penginderaan”. Tetapi kemudian diberi
pengertian yang dapat diterima lebih luas ialah “teori tentang keindahan dan seni”.

Manusia memiliki sensibilitas esthethis, karena itu manusia tak dapat dilepaskan dari keindahan.
Manusia membutuhkan keindahan dalam kesempurnaan (keutuhan) pribadinya. Tanpa estetika ini,
kemanusiaan tidak lagi mempunyai perasaan dan semua kehidupan akan menjadi steril.

E. Peradaban dan Problematikanya bagi Kehidupan Manusia

Arus modernisasi dan globalisasi adalah sesuatu yang pasti terjadi dan sulit untuk dikendalikan,
terutama karena begitu cepatnya informasi yang masuk ke seluruh belahan dunia, Hal ini membawa
pengaruh bagi seluruh bangsa di dunia, termasuk di dalamnya bangsa Indonesia.

Arus informasi berkembang cepat menumbuhkan cakrawala pandangan manusia makin terbuka luas.
Dengan daya pengaruhnya yang sangat besar, karena ditopang pula oleh sistem-sistem sosial yang kuat,
dan dalam kecepatan yang makin tinggi, teknologi telah menjadi pengarah hidup manusia.

Dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, maka dunia menjadi sempit, ruang, dan
waktu menjadi sangat relatif, dan dalam banyak hal, batas-batas negara sering menjadi kabur dan
bahkan mulai tidak relevan. Tujuan akhir dari kedua usaha atau kewajiban ini menurut Indra Siswarini
adalah masyarakat modern yang tipikal Indonesia, masyarakat yang tidak hanya mampu membangun
dirinya sederajat dengan bangsa lain tetapi juga tangguh dalam menghadapi kemerosotan mutu
lingkungan hidup.

Akibat globalisasi diantaranya masyarakat mengalami anomi atau tidak punya norma atau heteronomi
atau banyak norma sehingga terjadi kompromisme sosial terhadap hal-hal yang sebelumnya dianggap
melanggar norma tunggal masyarakat.

Kemajuaan bidang teknologi, komunikasi dan informasi yang demikian pesat sebagai sebuah
perkembangan peradaban manusia kadang kala menimbulkan problematika bagi kehidupan manusia.
Sebagai contoh (handphone) dengan berbagai fasilitas yang ada di dalamnya, dapat memberikan
manfaat yang sangan besaar kalau digunakan secara baik, tetapi sebaliknya jika digunakan secara tidak
baik akan menimbulkan dampak negatif.

Pertumbuhan dan perkembangan demografi, juga berpotensi menimbulkan problematika bagi adab dan
peradaban manusia. Jumlah penduduk yang berkembang, dengan cepat jika tidak diimbangi dengan
tersediannya lapangan pekerjaan yang cukup justru akan menciptakan gelombang pengangguran.

Oleh karena itu, upaya yang harus dilakukan agar kita mampu membangun bangsa agar tetap eksis di
tengah-tengah arus modernisasi dan globalisasi yang semakin kuat, adalah dengan meningkatkan peran
lembaga pendidikan untuk terus menggali ilmu pengetahuan dan teknologi serta informasi tanpa
menghilangkan jati diri Indonesia melalui pelestarian nilai-nilai dan moral bangsa Indonesia.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kata “adab” berasal dari bahasa Arab yang berarti akhlak atau kesopanan dan kehalusan budi pekerti.
Peradaban adalah tahapan tertentu dari kebudayaan masyarakat tertentu pula, yang telah mencapai
kebudayaan tertentu pula, yang telah mencapai kemajuan tertentu yang dicirikan oleh tingkat ilmu
pngetahuan, teknologi dan seni yang telah maju.

Untuk menjadi makhluk yang beradab, manusia senantiasa harus menjunjung tinggi aturan-aturan,
norma-norma, adat-istiadat, dan nilai-nilai kehidupan yang ada di masyarakat yang diwujudkan dengan
menaati berbagai aturan sosial, sehingga dalam kehidupan di masyarakat itu akan tercipta ketenangan,
kenyamanan, ketentraman, dan kedamaian.

Beberapa teori dikemukakan oleh para ahli, yaitu teori sebab – akibat (Causation Problem) dan Teori
Proses atau Arah Perubahan Sosial.

Peradaban sebagai wujud kebudayaan yang bersifat non materiil, seperti adat sopan santun pergaulan
dalam menjalani hidup dan kehidupan ini manusia senantiasa memegang teguh nilai-nilai yang ada, baik
berupa moral, norma, etika, dan estetika.

Arus modernisasi dan globalisasi adalah sesuatu yang pasti terjadi dan sulit untuk dikendalikan,
terutama karena begitu cepatnya informasi yang masuk ke seluruh belahan dunia.
B. Saran

Dengan pengertian adab dan peradaban yang disampaikan di atas, bahwa adab dan peradaban di
masyarakat memiliki peran yang sangat sentral dalam kehidupan masyarakat dan sangat berpengaruh
dalam kehidupan manusia. Dari makalah ini diharapkan kita bisa belajar dan mengerti akan peradaban,
sehingga bisa diterapkan di kehidupan sehari-hari.

DAFTAR PUSTAKA

Setiadi M. Elly., Kama A. Hakam., Ridwan Effendi. 2006. Ilmu Sosial Budaya Dasar. Jakarta: KENCANA
PRENADAMEDIA GROUP.

http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:xwxIiqwtMU4J

https://ratnasar1.files.wordpress.com/2012/03/problematika-peradaban-dalam-kehidupan-
manusia1.docx+&cd=1&hl=id&ct=clnk&gl=id

Cahaya, Nur. (2014).

Peradaban Dan Perubahan Sosial.

http://mnurcahaya.blogspot.co.id/2014/12/peradaban-dan-perubahan-sosial.html.[Online]. Diakses
Pada : 25 Februari 2018.Kyleo, Arriz. (2016).

Peradaban(Civilization) Dan Perubahan.

http://arrizkyleo.blogspot.co.id/2016/02/peradaban-civilization-dan-perubahan.html. [Online]. Diakses


Pada : 25 Februari 2018.

Anda mungkin juga menyukai