Anda di halaman 1dari 18

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Setiap masyarakat manusia selama hidup pasti mengalami perubahan-
perubahan.Perubahan mana dapat berupa perubahan yang tidak menarik dalam
arti kurang mencolok. Ada pula perubahan-perubahan yang pengaruhnya
terbatas maupun yang luas, serta ada pula perubahan-perubahan yang lambat
sekali, akan tetapi ada juga yang berjalan dengan cepat. Perubahan-perubahan
hanya akan dapat diketemukan oleh seseorang yang sempat meneliti susunan
dan kehidupan suatu masyarakat pada suatu waktu dan membandingkannya
dengan susunan dan kehidupan masyarakat tersebut pada waktu yang lampau.
Seseorang yang tidak dapat menelaah susunan dan kehidupan masyarakat
desa di indonesia misalnya, akan berpendapat bahwa masyarakat tersebut statis
, tidak maju dan tidak berubah. Pernyataan demikian didasarkan pada
pandangan sepintas yang tentu saja kurang mendalam dan kurang teliti.Karena
tidak ada suatu masyarakat pun yang berhenti pada suatu titik tertentu
sepanjang masa. Orang orang desa sudah mengenal perdagangan, alat-alat
transport modern, bahkan dapat mengakui berita-berita menggenai daerah lain
melalui radio, televisi, dan sebagainya yang kesemuanya belum dikenal
sebelumnya.
Para sosiologi pernah mengadakan klasifikasi antara masyarakat-
masyarakat statis dan dinamis. Masyarakat yang statis adalah masyarakat yang
sedikit sekali mengalami perubahan dan berjalan lambat. Masyarakat yang
dinamis adalah masyarakat yang mengalami berbagai perubahan dengan
cepat.Jadi setiap masyarakat, pada suatu masa dapat dianggap sebagai
masyarakat yang statis. Sedangkan pada masyarakat yang lainya, dianggap
sebagai masyarakat yang dinamis. Perubahan-perubahan bukanlah semata-
mata berarti suatu kemajuan (progress) namun dapat pula berarti kemunduran
dari bidang-bidang kehidupan tertentu.

1
2

Perubahan-perubahan yang terjadi pada masyarakat dunia dewasa ini


merupakan gejala yang normal. Pengaruhnya bisa menjalar dengan cepat ke
bagian-bagian dunia lain berkat adanya komunikasi modern. Penemuan-
penemuan baru di bidang teknologi yang terjadi di suatu tempat, dengan cepat
dapat diketahui oleh masyarakat lain yang berada jauh dari tempat tersebut.
Perubahan dalam masyarakat memang telah ada sejak zaman dahulu.
Namun dewasa ini perubahan-perubahan tersebut berjalan dengan sangat
cepatnya, sehingga membingungkan manusia yang menghadapinya.
Perubahan-perubahan sering berjalan secara konstan.Ia tersebut memang
terikat oleh waktu dan tempat. Akan tetapi karena sifatnya yang berantai, maka
perubahan terlihat berlangsung terus, walau diselingi keadaan di mana
masyarakat mengadakan reorganisasi unsur-unsur struktur masyarakat yang
terkena perubahan.

B. Rumusan masalah
1. Pengertian perubahan sosial budaya
2. Hubungan antara perubahan social dan perubahan kebudayaan
3. Proses-proses perubahan sosial dan kebudayaan
4. Tanggapan dan Kecenderungan Perilaku Masyarakat mengenai perubahan
social budaya terhadap Modernisasi dan Globalisasi
5. Cara menyikapi dampak globalisasi di bidang social budaya

C. Maksud dan tujuan


1. Untuk memahami pegertian perubahan social budaya
2. Untuk memahami Hubungan antara perubahan social dan perubahan
kebudayaan
3. Untuk mengetahui proses-proses perubahan social dan kebudayaan
4. Untuk mengetahui Tanggapan dan Kecenderungan Perilaku Masyarakat
mengenai perubahan social budaya terhadap Modernisasi dan Globalisasi
5. Untuk mengetahui Cara menyikapi dampak globalisasi di bidang social
budaya
3

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian perubahan sosial budaya


Beberapa pakar mengemukakan pengertian perubahan sosial diantaranya
sebagai berikut:
1. Menurut Selo Soemardjan, perubahan sosial adalah perubahan-perubahan
yang terjadi pada lembaga-lembaga kemasyarakatan di dalam suatu
masyarakat yang mempengaruhi sistem sosialnya. Unsur-unsur yang
termasuk ke dalam sistem sosial adalah nilai-nilai, sikap-sikap dan pola
perilakunya diantara kelompok-kelompok dalam masyarakat. Selain itu
Kingsley davis mendefinisikan perubahan sosial sebagai perubahan yang
terjadi pada struktur dan fungsi masyarakat.
2. William F Ogburn berusaha memberikan pengertian tertentu, walau tidak
memberi definisi tentang perubahan-perubahan sosial. Dia
mengemukakan ruang lingkup perubahan-perubahan sosial meliputi
unsur-unsur kebudayaan baik material maupun yang immaterial, yang
ditekankan adalah pengaruh besar unsur-unsur kebudayaan material
terhadap unsur-unsur immaterial.
3. Mac iver lebih suka membedakan antara utilitarian elements dengan
cultural elements yang didasarkan pada kepentingan-kepentingan manusia
yang primer dan sekunder. Semua kegiatan dan ciptaan manusia dapat
diklasifikasikan ke dalam kedua kategori tersebut diatas. Sebuah mesin
ketik, alat pencetak, atau sistem keuangan, merupakan utilitarian elements,
karena benda-benda tersebut tidak langsung memenuhi kebutuhan-
kebutuhan manusia, tetapi dapat dipakai untuk memenuhi kebutuhannya.
Utilitarian elements disebutnya civilization. Artinya, semua mekanisme
dan organisasi yang dibuat manusia dalam upaya menguasai kondisi-
kondisi kehidupannya, termasuk di dalamnya sistem-sistem organisasi
sosial, teknik dan alat-alat material. Pesawat telepon, jalan kereta api,
sekolah, hukum dan seterusnya dimasukan ke dalam golongan tersebut.

3
4

Cultur menurut Mac Iver adalah ekspresi jiwa yang terwujud dalam cara-
cara hidup dan berfikir, pergaulan hidup, seni kesusastraan, agama rekreasi
dan hiburan. Sebuah potret, novel, drama, film, permainan, filsafat dan
sebagainya, termasuk culture, karena hal-hal itu secara langsung
memenuhi kebutuhan manusia.
4. Gillin dan gillin mengatakan perubahan-perubahan sosial sebagai suatu
variasi dari cara-cara hidup yang telah diterima, baik karena perubahan-
perubahan kondisi geografis, kebudayaan material, komposisi penduduk
ideologi maupun karena adanya difusi ataupun penemuan-penemuan baru
dalam masyarakat. Secara singkat Samuel Koening mengatakan bahwa
perubahan sosial menunjuk pada modifikasi-modifikasi yang terjadi dalam
pola-pola kehidupan manusia.
Dengan demikian, secara umum dapat disimpulkan bahwa perubahan
sosial adalah perubahan unsur-unsur sosial dalam masyarakat, sehingga
terbentuk tata kehidupan sosial yang baru dalam masyarakat. Perubahan dalam
masyarakat dapat mengenai nilai-nilai sosial, norma-norma sosial, pola-pola
perilaku, organisasi, susunan lembaga kemasyarakatan, lapisan-lapisan dalam
masyarakat, kekuasaan dan wewenang, interaksi sosial, dan lain sebagainya.
Perubahan budaya adalah perubahan unsur-unsur kebudayaan karena
perubahan pola pikir masyarakat sebagai pendukung kebudayaan.Unsur-unsur
kebudayaan yang berubah adalah sistem kepercayaan/religi, system mata
pencaharian hidup, sistem kemasyarakatan, sistem peralatan hidup dan
tehnologi, bahasa, kesenian, serta ilmu pengetahuan.

B. Hubungan antara perubahan sosial dan perubahan kebudayaan


Teori-teori mengenai perubahan-perubahan masyarakat sering
mempersoalkan perbedaan antara perubahan-perubahan sosial dengan
perubahan-perubahan kebudayaan. Perbedaan demikian tergantung dari
adanya perbedaan pengertian dari masyarakat dan kebudayaan. Apabila
perbedaan pengertian tersebut dapat dinyatakan dengan tegas, maka dengan
5

sendirinya perbedaan antara perubahan-perubahan sosial dan perubahan-


perubahan kebudayaan dapat dijelaskan.
Kingsley Davis berpendapat bahwa perubahan sosial merupakan bagian
dari perubahan kebudayaan. Perubahan dalam kebudayaan mencakup semua
bagiannya yaitu: kesenian, ilmu pengetahuan, tekhnologi, filsafat dan
seterusnya, bahkan perubahan-perubahan dalam bentuk serta aturan-aturan
organisasi sosial. Sebagai contoh dikemukakanya perubahan pada logat bahasa
Aria setelah terpisah dari induknya. Perubahan-perubahan tersebut lebih
merupakan perubahan kebudayaan ketimbang perubahan sosial. Masyarakat
menurut kingsley davis adalah sistem hubungan dalam arti hubungan antara
organisasi-organisasi, dan bukan hubungan antara sel-sel, kebudayaan
dikatakanya mencakup segenap cara berfikir dan bertingkah laku, yang timbul
karena interaksi yang bersifat komunikatif seperti menyampaikan buah pikiran
secara simbolis dan bukan oleh karena warisan yang berdasarkan keturunan.
Apabila diambil definisi kebudayaan dari Tylor yang mengatakan bahwa
kebudayaan adalah suatu kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan.
Keseniaan, moral, hukum, adat istiadat dan setiap kemampuan serta kebiasaan
manusia sebagai warga masyarakat, maka perubahan-perubahan kebudayaan
adalah setiap perubahan dari unsur-unsur tersebut.
Perubahan-perubahan sosial dan kebudayaan mempunyai satu aspek
yang sama yaitu kedua-duanya bersangkut paut dengan suatu penerimaan cara-
cara baru atau suatu perbaikan dalam cara suatu masyarakat memenuhi
kebutuhan-kebutuhannya, dewasa ini proses-proses pada perubahan-perubahan
sosial dapat diketahui dari adanya ciri-ciri tertentu, antara lain :
1. Tidak ada masyarakat yang berhenti perkembangannya, karena setiap
masyarakat mengalami perubahan yang terjadi secara lambat atau secara
cepat.
2. Perubahan yang terjadi pada lembaga kemasyarakatan tertentu, akan diikuti
dengan perubahan-perubahan pada lembaga lembaga sosial lainnya.
3. Perubahan-perubahan sosial yang cepat biasanya mengakibatkan
disorganisasi yang bersifat sementara karena berada di dalam proses
6

penyesuaian diri. Disorganisasi akan di ikuti oleh suatu reorganisasi yang


mencakup pemantapan kaidah-kaidah dan nilai-nilai lain yang baru.
4. Perubahan-perubahan tidak dapat dibatasi pada bidang kebendaan atau
bidang spiritual saja, karena kedua bidang tersebut mempunyai kaitan
timbal balik yang sangat kuat.
5. Secara tipologis perubahan-perubahan sosial dapat dikategorikan sebagai:
a. Social proses: the circulation of various rewards, facilities, and
personnel in an existing structure
b. Segmentation: the proliferation of structural units that do not differ
qualitatively from existing units.
c. Structural change: the emerge of qualitatively new complexes of roles
and organization
d. Changes in group structure: the shifts in the composition of groups, the
level of consciousness of groups, and the relations among the groups in
society.

C. Proses-proses perubahan sosial dan kebudayaan


1. Difusi
Difusi merupakan proses penyebaran unsur baru, baik alat, ide, atau gagasan
dari satu pihak ke pihak lain, dari suatu tempat ke tempat lain, dan dari satu
orang ke orang lain. Difusi dapat dengan mudah menyebar ketika
masyarakat itu terbuka dengan dunia luar. Contohnya masyarakat tani
tradisional yang mengolah lahan pertaniannya memakai tenaga hewan dan
manusia. Setelah mengenal traktor, mereka lebih sering menggunakannya
karena dianggap lebih praktis dan cepat dalam mengolah lahan.
2. Akulturasi
Salah satu bentuk interaksi sosial asosiatif adalah akulturasi. Percampuran
bentuk bangunan agama Hindu dan Islam yang diwujudkan dalam bentuk
masjid adalah salah satu contohnya. Akulturasi terjadi ketika satu
kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur kebudayaan asing. Lambat
7

laun kebudayaan asing itu melebur ke dalam kebudayaan asli, tanpa


menghilangkan kebudayaan lama.
3. Asimilasi
Asimilasi menjadi proses perubahan sosial budaya ini mirip dengan
akulturasi. Keduanya merupakan pertemuan kebudayaan. Perbedaannya
terletak pada akulturasi sebagai pertemuan kebudayaan yang menghasilkan
kebudayaan campuran. Sementara pada asimilasi, dua atau lebih
kebudayaan yang bercampur akhirnya melebur jadi satu. Sehingga lambat
laun kebudayaan asli akan pudar.
4. Penetrasi
Penetrasi yaitu proses perembesan unsur budaya kepada suatu masyarakat,
baik secara damai, atau paksaan. Masuknya unsur agama atau pemaksaan
kebudayaan dari penjajah kepada bangsa yang dijajah merupakan contoh
penetrasi.
5. Invasi
Invasi merupakan masuknya unsur kebudayaan asing ke dalam kebudayaan
setempat dengan menaklukan bangsa lain. Masuknya Belanda ke Indonesia
pada masa penjajahan turut membawa unsur-unsur budaya yang sebagian
diterapkan di masyarakat Indonesia, misalnya bahasa dan sistem
pemerintahan.
6. milenarisme.
Milenarisme adalah salah satu upaya untuk mengangkat golongan
masyarakat bawah yang tertindas dan menderita. Contohnya masyarakat
pedalaman yang memiliki sumber daya alam melimpah, namun tidak bisa
mengolahnya karena dieksploitasi orang asing, dan sekarang berusaha
mengolah kekayaan alam mereka.

D. Tanggapan dan Kecenderungan Perilaku Masyarakat mengenai


perubahan social budaya terhadap Modernisasi dan Globalisasi
1. Sikap Positif masyarakat menyikapi perubahan social budaya terhadap
globasisasi.
8

Sikap positif menunjukkan bentuk penerimaan masyarakat terhadap arus


modernisasi dan globalisasi Sikap positif mengandung unsur-unsur sebagai
berikut.
a. Penerimaan secara terbuka (open minded);
Sikap ini merupakan langkah pertama dalam upaya menerima
pengaruh modernisasi dan globalisasi. Sikap terbuka akan membuat
kita lebih dinamis, tidak terbelenggu hal-hal lama yang bersikap kolot,
dan akan lebih mudah menerima perubahan dan kemajuan zaman.
Mengembangkan sikap antisipatif dan selektif, sikap ini
merupakan kelanjutan dari sikap terbuka. Setelah kita dapat membuka
diri dari hal-hal baru, langkah selanjutnya adalah kita harus memiliki
kepekaan (antisipatif) dalam menilai hal-hal yang akan atau sedang
terjadi kaitannya dengan pengaruh modernisasi dan globalisasi. Sikap
antisipatif dapat menunjukkan pengaruh yang timbul akibat adanya arus
globalisasi dan modernisasi. Setelah kita mampu menilai pengaruh
yang terjadi, maka kita harus mampu memilih (selektif) pengaruh mana
yang baik bagi kita dan pengaruh mana yang tidak baik bagi kita.
b. Adaptif
sikap ini merupakan kelanjutan dari sikap antisipatif dan selektif. Sikap
adaptif merupakan sikap mampu menyesuaikan diri terhadap hasil
perkembangan modernisasi dan globalisasi. Tentu saja penyesuaian diri
yang dilakukan bersifat selektif, artinya memiliki pengaruh positif bagi
si pelaku.
c. Tidak meninggalkan unsur-unsur budaya asli
Seringkali kemajuan zaman mengubah perilaku manusia, mengaburkan
kebudayaan yang sudah ada, bahkan menghilangkannya sama sekali.
Kondisi ini menyebabkan seseorang/masyarakat kehilangan jati diri
mereka, kondisi ini harus dapat dihindari. Semaju apa pun dampak
modernisasi yang kita lalui, kita tidak boleh meninggalkan unsur-unsur
budaya asli sebagai identitas diri. Jepang merupakan salah satu negara
9

yang modern dan maju, namun tetap mempertahankan identitas diri


mereka sebagai masyarakat Jepang.

2. Sikap Negatif masyarakat menyikapi perubahan social budaya terhadap


globasisasi.
Berbeda dari sikap positif yang menerima terjadinya perubahan akibat
dampak modernisasi dan globalisasi, sikap negatif menunjukkan bentuk
penolakan masyarakat terhadap arus modernisasi dan globalisasi. Sikap
negatif mengandung unsur-unsur berikut ini.
a. Tertutup dan was-was (apatis)
Sikap ini umumnya dilakukan oleh masyarakat yang telah merasa
nyaman dengan kondisi kehidupan masyarakat yang ada, sehingga
mereka merasa was-was, curiga, dan menutup diri dari segala pengaruh
kemajuan zaman. Sikap seperti ini pernah ditunjukkan oleh negara Cina
dengan politik Great Wall-nya. Sikap apatis dan menutup diri ini tentu
juga kurang baik, karena sikap ini akan menjauhkan diri dari kemajuan
dan perkembangan dunia, kondisi ini akan menyebabkan masyarakat
negara lain yang terus tumbuh dan berkembang seiring dengan
kemajuan zaman.
b. Acuh tak acuh
Sikap ini pada umumnya ditunjukkan oleh masyarakat awam yang
kurang memahami arti strategis modernisasi dan globalisasi.
Masyarakat awam pada umumnya tidak terlalu repot mengurusi
dampak yang akan ditimbulkan oleh modernisasi dan globalisasi.
Mereka pada umumnya memercayakan sepenuhnya pada kebijakan
pemerintah atau atasan mereka (hanya sebagai pengikut saja). Sikap ini
cenderung pasif dan tidak memiliki inisiatif.
c. Kurang selektif dalam menyikapi perubahan modernisasi
Sikap ini ditunjukkan dengan menerima setiap bentuk hal-hal baru
tanpa adanya seleksi/filter. Kondisi ini akan menempatkan segala
bentuk kemajuan zaman sebagai hal yang baik dan benar, padahal tidak
10

semua bentuk kemajuan zaman sesuai dengan budaya masyarakat kita.


Jika seseorang atau suatu masyarakat hanya menerima suatu
modernisasi tanpa adanya filter atau kurang selektif, maka unsur-unsur
budaya asli mereka sedikit demi sedikit akan semakin terkikis oleh arus
modernisasi yang mereka ikuti. Akibatnya, masyarakat tersebut akan
kehilangan jati diri mereka dan ikut larut dalam arus modernisasi yang
kurang terkontrol.

3. Akibat Modernisasi dan Globalisasi terhadap Budaya Indonesia


Suatu kemajuan akan menghasilkan dampak positif dan negatif. Hal ini
harus dapat kalian sadari betul agar dapat meminimalkan dampak negatif
yang merugikan serta memaksimalkan dampak positif yang
menguntungkan.
a. Akibat Positif Globalisasi
1) Semakin dipercayanya kebudayaan Indonesia; dengan adanya
internet, kalian bisa mengetahui kebudayaan-kebudayaan bangsa
lain, sehingga dapat dibandingkan ragam kebudayaan antarnegara,
bahkan dapat terjadi adanya akulturasi budaya yang akan semakin
memperkaya kebudayaan bangsa. Dengan memperbandingkan itu
pula kalian dapat mengetahui kekurangan dan kelebihan budaya
Indonesia bila dibandingkan dengan kebudayaan bangsa-bangsa
lain.
2) Ragam kebudayaan dan kekayaan alam negara Indonesia lebih
dikenal dunia; dulu mungkin masyarakat Eropa hanya mengenal Bali
sebagai objek wisata di Indonesia. Namun, seiring dengan
perkembangan teknologi komunikasi, masyarakat Eropa mulai
mengenal keindahan alam Danau Toba di Sumatra Utara, panorama
Taman Laut Bunaken di Sulawesi Utara, keaslian alam Perairan Raja
Ampat di Papua, kelembutan tari Bedoyo Ketawang dari Solo (Jawa
Tengah), keanggunan tari Persembahan dari Sumatra Barat, atau
kemeriahan tari Perang dari suku Nias di Sumatra Utara.
11

b. Akibat Negatif Globalisasi


1) Munculnya guncangan kebudayaan (cultural shock);
Guncangan budaya umumnya dialami oleh golongan tua yang
terkejut karena melihat adanya perubahan budaya yang dilakukan
oleh para generasi muda. Cultural Shock dapat diartikan sebagai
ketidaksesuaian unsur-unsur yang saling berbeda sehingga
menghasilkan suatu pola yang tidak serasi fungsinya bagi
masyarakat yang bersangkutan. Perubahan unsur-unsur budaya
seringkali ditanggapi oleh masyarakat dengan beragam. Bagi
masyarakat yang belum siap menerima perubahan-perubahan yang
terjadi maka akan timbul goncangan (shock) dalam kehidupan sosial
dan budayanya yang mengakibatkan seorang individu menjadi
tertinggal atau frustasi.
2) Munculnya ketimpangan kebudayaan (cultural lag);
Kondisi ini terjadi manakala unsur-unsur kebudayaan tidak
berkembang secara bersamaan, salah satu unsur kebudayaan
berkembang sangat cepat sedangkan unsur lainnya mengalami
ketertinggalan. Ketertinggalan yang terlihat mencolok adalah
ketertinggalan alam pikiran dibandingkan pesatnya perkembangan
teknologi, kondisi ini terutama terjadi pada masyarakat yang sedang
berkembang seperti Indonesia. Untuk mengejar ketertinggalan ini
diperlukan penerapan sistem dan pola pendidikan yang berdisiplin
tinggi. Contoh: Akibat kenaikan harga BBM pemerintah
mengkonversi bahan bakar minyak menjadi gas dengan cara
mensosialisasikan tabung gas ke masyarakat.

E. Kecenderugan perilaku masyarakat setelah globalisasi


1. Pakaian
Perubahan mode pakaian pada masyarakat bisa saja terjadi. Dahulu semua
masyarakat menggunakan pakaian adat khasnya. Namun, seiring dengan
kemajuan dari perkembangan masyarakat tersebut membuat sedikit demi
12

sedikit anggota masyarakat mulai meninggalkan pakaian adatnya dan


menggunakan pakaian yang menjadi trend di daerah itu. Seperti contoh,
sekarang adalah jamannya demam Korea. Bagi penggemar beratnya,
mereka selalu mencari dan menggunakan pakaian yang biasa digunakan
orang Korea. Namun, masyarakat tetap tidak meninggalkan pakaian adat
mereka dan tetap menggunakannya dalam acara tertentu. Seperti pakaian
adat Bali yang digunakan setiap kali mereka sembahyang di pura.
2. Kesenian
Kesenian bisa saja berubah atau tergantikan seiring perkembangan zaman.
Saat ini, banyak kesenian di Indonesia yang mulai punah karena anak
bangsa tidak suka dengan kesenian tersebut. Bahkan mereka lebih suka
mempelajari kesenian asing dengan alasan trendy. Namun, masih banyak
kesenian populer Indonesia yang masih bisa bertahan sampai sekarang.
3. Bahasa Daerah
Indonesia memiliki banyak sekali bahasa daerah. Namun, banyak juga
bahasa yang mulai punah. Itu mungkin disebabkan karena mereka lebih
berminat untuk menggunakan Bahasa Indonesia atau bahasa Inggris
dibandingkan bahasa daerahnya sendiri. Itu mungkin karena bahasa
tersebut jangkauan komunikasinya lebih luas dibandingkan bahasa
daerahnya yang cenderung hanya dimengerti oleh anggota masyarakat di
daerah tersebut.
4. Cara Berkomunikasi
Perubahan pada cara berkomunikasi bisa terjadi. Beberapa tahun lalu kita
masih menggunakan surat untuk berkomunikasi jarak jauh dan sekarang,
dengan menggunakan jejaring sosial atau alat komunikasi, seseorang bisa
berkomunikasi dengan cepat dan praktis.
5. Sikap Meniru
a. Meniru perilaku yang buruk
Banyak sekali adegan dalam film Barat yang tidak sepatutnya dicontoh
oleh kaum muda. Misalnya perkelahian antarpelajar dan pelajar yag
terintimidasi dalam sekolah.
13

b. Meniru Idola
Seseorang yang mengidolakan suatu tokoh, pasti ingin sama persis
menjadi seperti idolanya, setidaknya dalam hal bergaya atau
berpakaian. Kita ambil contoh, siapa yang tak kenal Lady Gaga? Ia
adalah salah satu dari banyak contoh penyanyi papan atas dari luar negri
yang banyak dikagumi. Tak sedikit kaum muda yang mengidolakannya
dan mengikuti gaya serta penampilannya. Cara berpakaian yang tak
lazim bahkan mungkin dapat dikatakan “gila” serta lirik lagunya yang
“satanic”. Tapi semua itu seolah tak berarti, dan tetap diikuti.
14

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Secara umum dapat disimpulkan bahwa perubahan sosial adalah
perubahan unsur-unsur sosial dalam masyarakat, sehingga terbentuk tata
kehidupan sosial yang baru dalam masyarakat. Perubahan dalam masyarakat
dapat mengenai nilai-nilai sosial, norma-norma sosial, pola-pola perilaku,
organisasi, susunan lembaga kemasyarakatan, lapisan-lapisan dalam
masyarakat, kekuasaan dan wewenang, interaksi sosial, dan lain sebagainya.
Perubahan budaya adalah perubahan unsur-unsur kebudayaan karena
perubahan pola pikir masyarakat sebagai pendukung kebudayaan.Unsur-unsur
kebudayaan yang berubah adalah sistem kepercayaan/religi, system mata
pencaharian hidup, sistem kemasyarakatan, sistem peralatan hidup dan
tehnologi, bahasa, kesenian, serta ilmu pengetahuan.
Kingsley Davis berpendapat bahwa perubahan sosial merupakan bagian
dari perubahan kebudayaan. Perubahan dalam kebudayaan mencakup semua
bagiannya yaitu: kesenian, ilmu pengetahuan, tekhnologi, filsafat dan
seterusnya, bahkan perubahan-perubahan dalam bentuk serta aturan-aturan
organisasi sosial. Sebagai contoh dikemukakanya perubahan pada logat bahasa
Aria setelah terpisah dari induknya. Akan tetapi perubahan tersebut tidak
mempengaruhi organisasi-organisasi sosial masyarakatnya.Perubahan-
perubahan tersebut lebih merupakan perubahan kebudayaan ketimbang
perubahan sosial. Masyarakat menurut kingsley davis adalah sistem hubungan
dalam arti hubungan antara organisasi-organisasi, dan bukan hubungan antara
sel-sel, kebudayaan dikatakanya mencakup segenap cara berfikir dan
bertingkah laku, yang timbul karena interaksi yang bersifat komunikatif seperti
menyampaikan buah pikiran secara simbolis dan bukan oleh karena warisan
yang berdasarkan keturunan.
Cara meyikapi dampak globalisasi di bidang social budaya yaitu
meningkatkan kualitas nilai keimanan dan mora

14
15

litas masyarakat, meningkatkan jiwa dan semangat persatuan, kesatuan,


dan nasionalisme serta melestarikan kebudayaan dan adat istiadat daerah.

B. Saran
Dari hasil penelitian ilmiah ini, sebagai bahan rekomendasi dengan
pertimbangan hasil temuan, baik dilapangan maupun secara teoritik maka
peneliti mengemukakan saran kita sebagai siswa generasi muda penerus
bangsa, hendaknya belajar dengan tekun agar dapat memahami arti globalisasi
dan nasionalisme sehingga dapat memilah mana yang baik dan mana yang
buruk, sehingga siswa dapat mengambil manfaat atau dampak positifnya dan
meninggal dampak negatifnya. Serta sebagai siswa kita harus bisa
mempertahankan kebudayaan kita dimasa yang akan datang.
16

DAFTAR PUSTAKA

Baharudin, 2010, Sosiologi Suatu Pengantar, Karunia Alam Semesta : Yogyakarta


Horton, Hunt, 1992.Sosiologi 2, Erlangga, Jakarta
Lauer,Robert H.2001.Prespektif tentang Perubahan Sosia Jakarta : PT Asdi
Mahasatya
Rusli, karim, 1999, Islam, Modernisasi, Industrialisasi, Pustaka Jaya: Jakarta
Soekanto, Soerjono. 2007. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Pers.
http://makalahlamakoe.blogspot.co.id/2014/08/makalah-modernisasi-dan-
globalisasi.Html
http://mesaenimerosis.blogspot.co.id/2014/01/perubahan-sosial-budaya.html
http://wanhijau.blogspot.co.id/2013/11/bab-i-pendahuluan-1_1213.html
17

KARYA TULIS ILMIAH

PENGARUH INTERAKSI SOSIAL TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL


DAN KEBANGSAAN MELALUI MEDIA GAMBAR DI KELAS VIII DI
MTs JAUHAROTUL HUDA JAKARTA

Di Susun Oleh :
KOMARIAH, S.Pd
NIP. 197109052007102003

KANTOR KEMENTRIAN AGAMA KOTA


MTS JAUHAROTUL HUDA
FEBRUARI 2023
18

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................... .....................................................i


DAFTAR ISI .............................................................................................. ............ii
BAB I PENDAHULUAN .. ..................................................................................1
A. Latar Belakang .....................................................................................1
B. Identifikasi Masalah .............................................................................1
C. Rumusan Masalah ................................................................................2
D. Tujuan Makalah ...................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................3


A. Pengertian Globalisasi .........................................................................3
B. Dampak Globalisasi .............................................................................4
C. Pengaruh Globalisasi ...........................................................................4
D. Ciri Globalisasi ....................................................................................7
E. Globalisasi Kebudayaan ......................................................................8

BAB III PENTUP ....................................................................................................9


A. Kesimpulan ..........................................................................................9

Daftar Pustaka

ii

Anda mungkin juga menyukai