PENDAHULUAN
1
2. Apa saja dampak dari perubahan sosial dan budaya dalam masyarakat ?
3. Apa yang dimaksud dengan difusi kebudayaan dan proses terjadinya?
4. Apa yang dimaksud dengan alkuturasi kebudayaan dan proses terjadinya?
5. Apa yang dimaksud dengan asimilasi kebudayaan dan proses terjadinya?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang menyebabkan perubahan sosial
dan budaya dalam masyarakat.
2. Untuk mengetahui dampak dari perubahan sosial dan budaya dalam masyarakat.
3. Untuk mengetahui pengertian difusi kebudayaan dan proses terjadinya.
4. Untuk mengetahui pengertian alkuturasi kebudayaan dan proses terjadinya.
5. Untuk mengetahui pengertian asimilasi kebudayaan dan proses terjadinya.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
perubahan disadari/direncanakan, seringkali diikuti oleh kekerasan atau menimbulkan
konflik. Ex: revolusi Indonesia tahun 1945, reformasi Indonesia tahun 1998, revolusi
industri Perancis dan Inggris.
2. Perubahan yang pengaruhnya kecil dan pengaruhnya besar.
Perubahan yang pengaruhnya kecil adalah perubahan yang tidak membawa
pengaruh langsung bagi kehidupan masyarakat. Ex; perubahan mode pakaian, gaya
potongan rambut, dsb.Perubahan yang membawa pengaruh besar adalah perubahan
yang membawa pengaruh langsung terhadap kehidupan masyarakat karena perubahan
yang terjadi pada unsure-unsur social budaya masyarakat. Ex: Industrialisasi membawa
pengaruh pada hubungan kerja, lembaga kemasyarakatan, system pemilikan tanah,
pelapisan social, hubungan kekerabatan, dll.
3. Perubahan yang dikehendaki/direncanakan dan perubahan yang tidak
dikehendaki/tidak direncanakan perubahan yang dikehendaki/direncanakan
Perubahan yang dikehendakai atau direncanakan merupakan perubahan uang
telah dikehendakai maupun direncanakan terlebih dahulu oleh pihak pihak dalam
masyarakat. Pihak pihak yang menghendakai perubahan itu disebut agen of change.
Pembangunan adalah perubahan yang sudah diperkirakan sebelumnya oleh pihak-pihak
tertentu yang ada dalam masyarakat. Perubahan yang tidak dikehendaki/tidak
direncanakan adalah perubahan yang tidak diperkirakan sebelumnya. Biasanya
perubahan tidak dihendaki muncul sebagai dampak dari perubahan yang direncanakan.
4
merubah pola pemikiran mereka dan tingkat pengetahuan yang akan lebih mempercepat
proses perubahan. Di samping itu, perubahan penduduk yang ditandai dengan semakin
bertambahnya jumlah penduduk pada suatu daerah mengakibatkan kadar
keramahtamahan akan menurun, kelompok sekunder akan bertambah banyak
jumlahnya, struktur kelembagaan menjadi lebih rumit, dan bentuk-bentuk perubahan
yang lainnya.
2. Penemuan-Penemuan Baru
Penemuan merupakan tambahan pengetahuan terhadap perbendaharaan
pengetahuan dunia yang telah diverifikasi. Penemuan menambahkan sesuatu yang baru
pada kebudayaan karena meskipun kenyataan tersebut sudah lama ada, namun
kenyataan itu baru menjadi bagian setelah kenyataan tersebut ditemukan. Penemuan
baru menjadi suatu faktor dalam perubahan sosial jika hasil penemuan tersebut
didayagunakan. Manakala suatu pengetahuan baru dimanfaatkan untuk
mengembangkan teknologi, biasanya akan disusul oleh perubahan yang besar (Horton,
1993: 212). Penemuan baru yang menyebabkan perubahan pada masyarakat meliputi
berbagai proses berikut ini.
a. Discovery,
Discovery yaitu suatu penemuan unsur kebudayaan baru oleh seorang individu
atau serangkaian individu dalam suatu masyarakat. Unsur baru itu dapat berupa alat-alat
baru ataupun ide-ide baru.
b. Invention,
Invention yaitu bentuk pengembangan dari suatu discovery, sehingga penemuan
baru itu mendapatkan bentuk yang dapat diterapkan atau difungsikan. Proses dari
discovery menjadi invention sering tidak hanya melibatkan satu atau dua individu, tetapi
serangkaian individu. Discovery baru akan menjadi invention jika masyarakat sudah
mengakui, menerima, serta menerapkan penemuan baru itu.
c. Inovasi
Inovasi atau proses pembaruan, yaitu suatu proses panjang yang meliputi suatu
penemuan unsur baru, jalannya unsur baru itu tersebar ke bagian-bagian masyarakat,
serta cara-cara unsur baru itu diterima, dipelajari, dan akhirnya diterapkan oleh sebagian
besar warga masyarakat. Di dalam masyarakat dikatakan telah terjadi inovasi apabila
5
unsur atau alat baru yang ditemukan telah banyak dikenal dan dipakai secara luas oleh
warga masyarakat.
d. Konflik dalam Masyarakat
Sebagai proses sosial, konflik memang merupakan proses disosiatif, namun
tidak selalu berakibat negatif. Suatu konflik yang kemudian disadari akan memecahkan
ikatan social biasanya akan diikuti dengan proses akomodasi yang justru akan
menguatkan ikatan sosial. Jika demikian, biasanya akan terbentuk suatu keadaan yang
berbeda dengan keadaan sebelum terjadi konflik. Konflik antarkelompok, misalnya
konflik antarsuku bangsa yang terjadi di Timika, Papua. Konflik tersebut telah
menimbulkan kerusakan, jatuhnya korban jiwa, dan hancurnya harta benda.
e. Pemberontakan (Revolusi) dalam Tubuh Masyarakat
Penyebab perubahan sosial selain bersumber dari dalam masyarakat itu sendiri
juga dapat bersumber dari luar masyarakat itu. Di antaranya adalah faktor alam yang
ada di sekitar masyarakat berubah, peperangan, dan pengaruh kebudayaan masyarakat
lain.
a. Faktor Alam yang Ada di Sekitar Masyarakat Berubah
Alam mempunyai peranan yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Alam
adalah penyedia bahan-bahan makanan dan pakaian, penghasil tanaman, serta sumber
kesehatan dan keindahan. Pertambahan jumlah penduduk dan kemajuan teknologi
lambat laun dapat merusak alam. Semakin tinggi jumlah penduduk, maka semakin
tinggi pula tekanan terhadap alam. Oleh karena itu akan terjadi perusakan alam.
Misalnya untuk memenuhi kebutuhan akan perumahan, manusia mengeringkan lahan
pertanian untuk membangun rumah. Akibatnya lahan pertanian menjadi sempit, serta
banyak petani yang kehilangan lahan untuk bertani dan terpaksa bekerja sebagai buruh
pabrik atau pekerjaan yang lainnya.
1. Peperangan
Terjadinya perang di suatu wilayah akan berpengaruh terhadap perubahan
kepribadian dari individu-individu sebagai anggota masyarakat yang tinggal di wilayah
tersebut. Betapa tidak, perang pasti akan melibatkan seluruh komponen masyarakat dan
akan membawa perubahan dalam masyarakat tersebut, baik besar maupun kecil. Selain
itu akan membawa akibat yang berarti bagi masyarakat setempat. Hal ini terutama pada
6
masyarakat yang kalah perang, karena adanya pemaksaan berbagai kebudayaan oleh
negara yang menang perang.
a. Pengaruh Kebudayaan Masyarakat Lain
Di era globalisasi sekarang ini, pengaruh kebudayaan masyarakat lain
merupakan suatu hal yang tidak bisa dielakkan lagi. Adanya hubungan kerja sama
antarnegara serta sarana komunikasi dan informasi yang semakin canggih, seperti
televisi, radio, dan internet memudahkan pengaruh kebudayaan masyarakat lain masuk
dalam suatu negara. Akibatnya muncul perubahan pada masyarakat yang menerima
pengaruh kebudayaan itu.
7
sub-ilmu antropologi diakronik. Proses difusi tidak hanya dilihat dari sudut bergeraknya
unsur-unsur kebudayaan dari satu tempat ke tempat lain di muka bumi saja, tetapi
terutama sebagai proses di mana unsur kebudayaan dibawa oleh individu dari suatu
kebudayaan, dan harus diterima oleh individu-individu dari kebudayaan lain.
2. Bentuk-bentuk Difusi
Salah satu bentuk difusi adalah penyebaran unsur-unsur kebudayaan yang terjadi
karena dibawa oleh kelompok-kelompok manusia yang bermigrasi dari satu tempat ke
tempat lain di dunia. Hal ini terutama terjadi pada jaman prehistori, puluhan ribu tahun
yang lalu, saat manusia yang hidup berburu pindah dari suatu tempat ke tempat lain
yang jauh sekali, saat itulah unsur kebudayaan yang mereka punya juga ikut berpindah.
Penyebaran unsur-unsur kebudayaan tidak hanya terjadi ketika ada perpindahan
dari suatu kelompok manusia dari satu tempat ke tempat lain, tetapi juga dapat terjadi
karena adanya individu-individu tertentu yang membawa unsur kebudayaan itu hingga
jauh sekali. Individu-individu yang dimaksud adalah golongan pedagang, pelaut, serta
golongan para ahli agama. 5 Bentuk difusi yang lain lagi adalah penyebaran unsur-unsur
kebudayaan yang terjadi ketika individu-individu dari kelompok tertentu bertemu
dengan individu-individu dari kelompok tetangga. Pertemuan-pertemuan antara
kelompok-kelompok itu dapat berlangsung dengan 3 cara, yaitu :
a. Hubungan symbiotik
Hubungan symbiotic adalah hubungan di mana bentuk dari kebudayaan itu
masing-masing hampir tidak berubah. Contohnya adalah di daerah pedalaman negara
Kongo, Togo, dan Kamerun di Afrika Tengah dan Barat; ketika berlangsung kegiatan
barter hasil berburu dan hasil hutan antara suku Afrika dan suku Negrito. Pada waktu
itu, hubungan mereka terbatas hanya pada barter barang-barang itu saja, kebudayaan
masing-masing suku tidak berubah.
b. Penetration pacifique (pemasukan secara damai)
Salah satu bentuk penetration pacifique adalah hubungan perdagangan.
Hubungan perdagangan ini mempunyai akibat yang lebih jauh dibanding hubungan
symbiotic. Unsur-unsur kebudayaan asing yang dibawa oleh pedagang masuk ke
kebudayaan penemrima dengan tidak disengaja dan tanpa paksaan. Sebenarnya,
pemasukan unsur-unsur asing oleh para penyiar agama itu juga dilakukan secara damai,
tetapi hal itu dilakukan dengan sengaja, dan kadang-kadang dengan paksa.
8
c. Penetration violante (pemasukan secara kekerasan/tidak damai)
Pemasukan secara tidak damai ini terjadi pada hubungan yang disebabkan
karena peperangan atau penaklukan. Penaklukan merupakan titik awal dari proses
masuknya kebudayaan asing ke suatu tempat. Proses selanjutnya adalah penjajahan, di
sinilah proses pemasukan unsur kebudayaan asing mulai berjalan.
Ada juga difusi yang disebut stimulus diffusion. Stimulus diffusion adalah
proses difusi yang terjadi melalui suatu rangkaian pertemuan antara suatu deret suku-
suku bangsa. Konsep stimulus diffusion juga kadang dipergunakan ketika ada suatu
unsur kebudayaan yang dibawa ke dalam kebudayaan lain, di mana unsur itu
mendorong (menstimulasi) terjadinya unsur-unsur kebudayaan yang dianggap 6 sebagai
kebudayaan yang baru oleh warga penerima, walaupun gagasan awalnya berasal dari
kebudayaan asing tersebut.
3. Proses difusi
Proses difusi terbagi dua macam, yaitu:
a. Difusi langsung, jika unsur-unsur kebudayaan tersebut langsung menyebar dari
suatu lingkup kebudayaan pemberi ke lingkup kebudayaan penerima.
b. Difusi tak langsung terjadi apabila unsur-unsur dari kebudayaan pemberi singgah
dan berkembang dulu di suatu tempat untuk kemudian baru masuk ke lingkup
kebudayaan penerima.
Difusi tak langsung dapat juga menimbulkan suatu bentuk difusi berangkai, jika
unsur-unsur kebudayaan yang telah diterima oleh suatu lingkup kebudayaan kemudian
menyebar lagi pada lingkup-lingkup kebudayaan lainnya secara berkesinambungan.
Contoh-contoh difusi
Contoh difusi yang terjadi dalam masyarakat Indonesia adalah berbagai kata
yang ada dalam Bahasa Indonesia. Tanpa kita sadari, Bahasa Indonesia sendiri
merupakan contoh hasil dari proses difusi yang terjadi dalam masyarakat. Berbagai kata
dalam Bahasa Indonesia merupakan hasil serapan dari bahasa asing dan bahasa-bahasa
daerah, seperti Bahasa Jawa, Sunda, dan lain-lain.
Berbagai kontak budaya yang terjadi dalam masyarakat, menyebabkan
terjadinya difusi dalam struktur Bahasa Indonesia. Proses difusi yang menyebabkan
munculnya kosakata baru dalam Bahasa Indonesia terbagi dalam 2 proses, yaitu :
9
1) Difusi ekstern yaitu penyerapan kosakata asing oleh Bahasa Indonesia yang
mengubah Bahasa Indonesia ke arah yang lebih modern. Dampak dari difusi
ekstern ini terlihat dari kreativitas orang-orang Indonesia, yang memadukan
berbagai unsur bahasa asing sehingga menjelma menjadi 7 bentuk kata-kata baru,
seperti : gerilyawan, ilmuwan, sejarawan, Pancasilais, agamis, dan lain-lain.
2) Difusi intern yaitu timbulnya hubungan timbal balik antara bahasa Indonesia
dengan bahasa Jawa (seperti masuknya kata lugas, busana, pangan dll) atau dengan
bahasa Sunda (kata-kata nyeri, pakan, tahap, langka) mengenai penyerapan
kosakata.
10
e. masalah mengenai ketegangan-ketegangan dan krisis-krisis sosial yang timbul
sebagai akibat akulturasi.
3. Hal-hal Penting Mengenai Akulturasi
Hal-hal yang sebaiknya diperhatikan oleh para peneliti yang akan meneliti
akulturasi adalah :
a. keadaan masyarakat penerima sebelum proses akulturasi mulai berjalan.
Bahan mengenai keadaan masyarakat penerima sebenarnya merupakan bahan
tentang sejarah dari masyarakat yang bersangkutan. Apabila ada sumber-sumber
tertulis, maka bahan itu dapat dikumpulkan dengan menggunakan metode yang biasa
dipakai oleh para ahli sejarah. Bila sumber tertulis tidak ada, peneliti harus
mengumpulkan bahan tentang keadaan masyarakat penerima yang kembali sejauh
mungkin dalam ruang waktu, misalnya dengan proses wawancara. Dengan demikian,
seorang peneliti dapat mengetahui keadaan kebudayaan masyarakat penerima sebelum
proses akulturasi mulai berjalan. Saat inilah yang disebut titik permulaan dari proses
akulturasi atau base line of acculturation.
b. Individu-individu dari kebudayaan asing yang membawa unsur-unsur kebudayaan
asing.
Individu-individu ini disebut juga agents of acculturation. Pekerjaan dan latar
belakang dari agents of acculturation inilah yang akan menentukan corak kebudayaan
dan unsur-unsur apa saja yang akan masuk ke dalam suatu daerah. Hal ini terjadi karena
dalam suatu masyarakat, apalagi jika masyarakat itu adalah masyarakat yang luas dan
kompleks, warga hanya mengetahui sebagian kecil dari kebudayaannya saja, biasanya
yang berkaitan dengan profesi dan latar belakang warga tersebut.
c. Saluran-saluran yang dilalui oleh unsur-unsur kebudayaan asing untuk masuk ke
dalam kebudayaan penerima.
Hal ini penting untuk mengetahui gambaran yang jelas dari suatu proses
akulturasi. Contohnya adalah apabila kita ingin mengetahui proses yang harus dilalui
oleh kebudayaan pusat untuk masuk ke dalam kebudayaan daerah, maka saluran-
salurannya adalah melalui sistem propaganda dari partai-partai politik, pendidikan
sekolah, garis hirarki pegawai pemerintah, dan lain-lain.
d. Bagian-bagian dari masyarakat penerima yang terkena pengaruh unsur-unsur
kebudayaan asing tadi
11
Kadang, unsur-unsur kebudayaan asing yang diterima tiap golongan-golongan
dalam masyarakat berbeda-beda. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui bagian-
bagian mana dari masyarakat penerima yang terkena pengaruh unsur-unsur kebudayaan
asing tersebut.
e. Reaksi para individu yang terkena unsur-unsur kebudayaan asing, Terbagi menjadi
2 reaksi umum, yaitu reaksi kolot dan reaksi progresif. Reaksi kolot adalah
reaksi menolak unsur-unsur kebudayaan asing, yang pada akhirnya akan
menyebabkan pengunduran diri pihaknya dari kenyataan kehidupan masyarakat,
kembali ke kehidupan mereka yang sudah kuno. Reaksi progresif adalah reaksi
yang berlawanan dengankolot, reaksi yang menerima unsur-unsur kebudayaan
asing.
12
a. Kurangnya pengetahuan tentang kebudayaan yang dihadapi
b. Sifat takut terhadap kekuatan dari kebudayaan lain
c. Perasaan superioritas pada individu-individu dari satu kebudayaan terhadap yang
lain.
13
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
1. Perubahan kebudayaan menimbulkan akibat positif dan negative.
2. Akibat positif perubahan social budaya antara lain, perubahan tata nilai dan sikap,
ilmu pengetahuan dan teknologi serta tingkat kehidupan yang lebih baik.
3. Akibat negative perubahan social budaya, antara lain sikap individu, hidup
konsumtif, gaya hidup kebarat-baratan, dan munculnya kesenjangan social.
4. Kita harus bersikap tegas menolak unsure budaya baratt yang negative.
5. Akulturasi (acculturation atau culture contact) adalah proses sosial yang timbul
bila suatu kelompok manusia dengan kebudayaan tertentu dihadapkan dengan
unsur-unsur dari suatu kebudayaan asing dengan sedemikian rupa, sehingga unsur-
unsur kebudayaan asing itu lambat laun diterima dan diolah ke dalam kebudayaan
sendiri tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian kebudayaan itu sendiri
6. Difusi (diffusion) adalah proses penyebaran unsur-unsur kebudayaan ke seluruh
dunia
7. Asimilasi atau assimilation adalah proses sosial yang timbul bila ada golongan-
golongan manusia dengan latar belakangan kebudayaan yang berbeda-beda yang
saling bergaul langsung secara intensif untuk waktu yang lama, sehingga
kebudayaan-kebudayaan golongan-golongan tadi masing-masing berubah sifatnya
yang khas, dan unsur-unsurnya masing-masing berubah menjadi unsur-unsur
kebudayaan campuran.
3.2 Saran
Perlu diketahui bahwa perubahan social budaya karena globalisasi itu tidak
selamanya buruk dan tidak selamanya baik. Kita harus dapat membentengi diri kita
dengan iman dan ilmu pengetahuan agar dapat mengambil pengaruh baik darii
perubahan social budaya itu.
14
DAFTAR PUSTAKA
15