Anda di halaman 1dari 69

Otonomi daerah

Loncat ke navigasiLoncat ke pencarian

Artikel ini membutuhkan rujukan tambahan agar kualitasnya


dapat dipastikan. Mohon bantu kami untuk mengembangkan artikel
ini dengan cara menambahkan rujukan ke sumber tepercaya. Pernyataan tak
bersumber bisa saja dipertentangkan dan dihapus.
Cari sumber: "Otonomi daerah" – berita · surat
kabar · buku · cendekiawan · JSTOR (Pelajari cara dan kapan saatnya untuk menghapus
pesan templat ini)

Otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah


otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan
dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan
perundang-undangan. Secara harfiah, otonomi daerah berasal dari
kata otonomi dan daerah. Dalam bahasa Yunani, otonomi berasal
dari kata autos dan namos. Autos berarti sendiri dan namos berarti
aturan atau undang-undang, sehingga dapat diartikan sebagai
kewenangan untuk mengatur sendiri atau kewenangan untuk
membuat aturan guna mengurus rumah tangga sendiri. Sedangkan
daerah adalah kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas-
batas wilayah. [1]

Pelaksanaan otonomi daerah selain berlandaskan pada


acuan hukum, juga sebagai implementasi tuntutan globalisasi yang
harus diberdayakan dengan cara memberikan daerah kewenangan
yang lebih luas, lebih nyata dan bertanggung jawab, terutama dalam
mengatur, memanfaatkan dan menggali sumber-sumber potensi
yang ada di daerah masing-masing.

Daftar isi

 1Dasar hukum
 2Pelaksanaan
 3Tujuan
 4Asas
o 4.1Desentralisasi
o 4.2Dekonsentrasi
o 4.3Tugas pembantuan
 5Ciri-ciri
 6Referensi
 7Pranala luar
Dasar hukum
 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945, Pasal 18 Ayat 1 - 7, Pasal 18A ayat 1 dan 2, Pasal 18B
ayat 1 dan 2.
 Ketetapan MPR RI Nomor XV/MPR/1998 tentang
Penyelenggaraan Otonomi Daerah, Pengaturan, pembagian, dan
Pemanfaatan Sumber Daya Nasional yg Berkeadilan, serta
perimbangan keuangan Pusat dan Daerah dalam Kerangka
NKRI.
 Ketetapan MPR RI Nomor IV/MPR/2000 tentang
Rekomendasi Kebijakan dalam Penyelenggaraan Otonomi
Daerah.
 UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.
 UU No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan
Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.
 UU No. 23 Tahun 2014 tentang pemerintah daerah (Revisi
UU No.32 Tahun 2004)

Pelaksanaan
Pelaksanaan otonomi daerah merupakan titik fokus yang penting
dalam rangka memperbaiki kesejahteraan rakyat. Pengembangan
suatu daerah dapat disesuaikan oleh pemerintah daerah dengan
potensi dan kekhasan daerah masing-masing.
Otonomi daerah diberlakukan di Indonesia melalui Undang-Undang
Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 60, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3839). Pada tahun
2004, Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan
Daerah dianggap tidak sesuai lagi dengan perkembangan keadaan,
ketatanegaraan, dan tuntutan penyelenggaraan otonomi
daerah  sehingga digantikan dengan Undang-Undang Nomor 32
[2]

Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara


Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4437). Selanjutnya, Undang-
Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah hingga
saat ini telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir kali
dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan
Kedua atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4844).
Ini merupakan kesempatan yang sangat baik bagi pemerintah daerah
untuk membuktikan kemampuannya dalam melaksanakan
kewenangan yang menjadi hak daerah. Maju atau tidaknya suatu
daerah sangat ditentukan oleh kemampuan dan kemauan untuk
melaksanakan yaitu pemerintah daerah. Pemerintah daerah bebas
berkreasi dan berekspresi dalam rangka membangun daerahnya,
tentu saja dengan tidak melanggar ketentuan perundang-undangan. [3]

Tujuan
Adapun tujuan pemberian otonomi daerah adalah sebagai berikut

 Peningkatan pelayanan masyarakat yang semakin baik.


 Pengembangan kehidupan demokrasi.
 Keadilan nasional.
 Pemerataan wilayah daerah.
 Pemeliharaan hubungan yang serasi antara pusat dan
daerah serta antar daerah dalam rangka keutuhan NKRI.
 Mendorong pemberdayaaan masyarakat.
 Menumbuhkan prakarsa dan kreativitas, meningkatkan peran
serta masyarakat, mengembangkan peran dan fungsi Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah.
Secara konseptual, Indonesia dilandasi oleh tiga tujuan utama yang
meliputi: tujuan politik, tujuan administratif dan tujuan ekonomi. Hal
yang ingin diwujudkan melalui tujuan politik dalam pelaksanaan
otonomi daerah adalah upaya untuk mewujudkan demokratisasi
politik melalui partai politik dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.
Perwujudan tujuan administratif yang ingin dicapai melalui
pelaksanaan otonomi daerah adalah adanya pembagian urusan
pemerintahan antara pusat dan daerah, termasuk sumber keuangan,
serta pembaharuan manajemen birokrasi pemerintahan di daerah.
Sedangkan tujuan ekonomi yang ingin dicapai dalam pelaksanaan
otonomi daerah di Indonesia adalah terwujudnya peningkatan indeks
pembangunan manusia sebagai indikator peningkatan kesejahteraan
masyarakat Indonesia. [4]
Asas
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintah Daerah, terdapat 3 jenis penyelenggaraan urusan
pemerintahan yang menjadi dasar bagi Pemerintah Daerah dalam
pelaksanaan Otonomi Daerah, yaitu asas Desentralisasi,
Dekonsentrasi, dan Tugas Pembantuan.
Desentralisasi
Adalah pemberian wewenang oleh pemerintah pusat kepada
pemerintah daerah untuk mengurus Urusan daerahnya sendiri
berdasarkan asas otonom.
Dekonsentrasi
Dekonsentrasi adalah pelimpahan sebagian Urusan Pemerintahan
yang menjadi kewenangan Pemerintah Pusat kepada gubernur
sebagai wakil Pemerintah Pusat, kepada instansi vertikal di wilayah
tertentu, dan/atau kepada gubernur dan bupati/wali kota sebagai
penanggung jawab urusan pemerintahan umum.
Tugas pembantuan
Tugas Pembantuan adalah penugasan dari Pemerintah Pusat
kepada daerah otonom untuk melaksanakan sebagian Urusan
Pemerintahan yang menjadi kewenangan Pemerintah Pusat atau dari
Pemerintah Daerah provinsi kepada Daerah kabupaten/kota untuk
melaksanakan sebagian Urusan Pemerintahan yang menjadi
kewenangan Daerah provinsi.

Ciri-ciri
Negara Kesatuan Negara Federal Otonomi daerah
Setiap daerah mempunyai UUD
Setiap daerah memiliki perda daerah yang tidak bertentangan Setiap daerah memiliki perda
(dibawah UU) dengan UUD negara (hukum (dibawah UU)
tersendiri)
UUD daerah tidak terikat dengan UU
Perda terikat dengan UU Perda terikat dengan UU
negara
Presiden/Raja berwenang mengatur
Hanya Presiden/Raja berwenang Hanya Presiden/Raja berwenang
hukum untuk negara sedangkan
mengatur hukum mengatur hukum
kepala daerah untuk daerah
DPRD (provinsi/negara bagian/dst) DPRD (provinsi/negara bagian/dst) DPRD (provinsi/negara bagian/dst)
tidak punya hak veto terhadap UU punya hak veto terhadap UU negara tidak punya hak veto terhadap UU
negara yang disahkan DPR yang disahkan DPR negara yang disahkan DPR
Negara Kesatuan Negara Federal Otonomi daerah
Perda dicabut DPR dan DPD setiap
Perda dicabut pemerintah pusat Perda dicabut pemerintah pusat
daerah
Sentralisasi Desentralisasi Semi sentralisasi
Tidak bisa interversi dari kebijakan
Bisa interversi dari kebijakan pusat Bisa interversi dari kebijakan pusat
pusat
Perjanjian dengan pihak asing/luar Perjanjian dengan pihak asing/luar Perjanjian dengan pihak asing/luar
negeri harus melalui pusat negeri harus melalui pusat negeri harus melalui pusat
APBD untuk setiap daerah dan
APBN dan APBD tergabung APBN dan APBD tergabung
APBN hanya untuk negara
Pengeluaran APBN dan APBD Pengeluaran APBN dan APBD Pengeluaran APBN dan APBD
dihitung perbandingan dihitung pembagian dihitung perbandingan
Setiap daerah tidak diakui sebagai Setiap daerah diakui sebagai negara Setiap daerah tidak diakui sebagai
negara berdaulat berdaulat dan sejajar negara berdaulat
Daerah diatur pemerintah pusat Daerah harus mandiri Daerah harus mandiri
Keputusan pemda diatur pemerintah Keputusan pemda tidak ada Keputusan pemda diatur pemerintah
pusat hubungan dengan pemerintah pusat pusat
Tidak ada perjanjian antar daerah Ada perjanjian antar daerah jika Tidak ada perjanjian antar daerah
jika SDM/SDA dilibatkan SDM/SDA dilibatkan jika SDM/SDA dilibatkan
Masalah daerah merupakan Masalah daerah merupakan tanggung Masalah daerah merupakan
tanggung jawab bersama jawab pemda tanggung jawab bersama
3 kekuasaan daerah tidak diakui 3 kekuasaan daerah diakui 3 kekuasaan daerah tidak diakui
Hari libur terdiri dari pusat dan
Hanya hari libur nasional diakui Hanya hari libur nasional diakui
daerah
Bendera nasional serta daerah diakui
Bendera nasional hanya diakui Bendera nasional hanya diakui
dan sejajar
Beberapa bahasa selain nasional
Hanya bahasa nasional diakui Hanya bahasa nasional diakui
diakui setiap daerah

Referensi
1. ^ Pengertian Otonomi Daerah berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004
tentang Pemerintahan Daerah

2. ^ Konsiderans Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

3. ^ Merakyat.com: Pelayanan Pemerintah Daerah Dalam Arti Luas

4. ^ Pelaksanaan Otonomi Daerah

Otonomi daerah
Loncat ke navigasiLoncat ke pencarian

Perlindungan dari anon

Artikel ini membutuhkan rujukan tambahan agar kualitasnya


dapat dipastikan. Mohon bantu kami untuk mengembangkan
artikel ini dengan cara menambahkan rujukan ke sumber
tepercaya. Pernyataan tak bersumber bisa saja
dipertentangkan dan dihapus.

Cari sumber: "Otonomi daerah" – berita · surat kabar · buku


· cendekiawan · JSTOR (Pelajari cara dan kapan saatnya
untuk menghapus pesan templat ini)

Otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban


daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri
urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat
sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Secara
harfiah, otonomi daerah berasal dari kata otonomi dan
daerah. Dalam bahasa Yunani, otonomi berasal dari kata
autos dan namos. Autos berarti sendiri dan namos berarti
aturan atau undang-undang, sehingga dapat diartikan
sebagai kewenangan untuk mengatur sendiri atau
kewenangan untuk membuat aturan guna mengurus rumah
tangga sendiri. Sedangkan daerah adalah kesatuan
masyarakat hukum yang mempunyai batas-batas wilayah.[1]

Pelaksanaan otonomi daerah selain berlandaskan pada


acuan hukum, juga sebagai implementasi tuntutan
globalisasi yang harus diberdayakan dengan cara
memberikan daerah kewenangan yang lebih luas, lebih
nyata dan bertanggung jawab, terutama dalam mengatur,
memanfaatkan dan menggali sumber-sumber potensi yang
ada di daerah masing-masing.

Daftar isi

1 Dasar hukum

2 Pelaksanaan

3 Tujuan

4 Asas

4.1 Desentralisasi

4.2 Dekonsentrasi

4.3 Tugas pembantuan

5 Ciri-ciri

6 Referensi

7 Pranala luar

Dasar hukum

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun


1945, Pasal 18 Ayat 1 - 7, Pasal 18A ayat 1 dan 2, Pasal
18B ayat 1 dan 2.
Ketetapan MPR RI Nomor XV/MPR/1998 tentang
Penyelenggaraan Otonomi Daerah, Pengaturan, pembagian,
dan Pemanfaatan Sumber Daya Nasional yg Berkeadilan,
serta perimbangan keuangan Pusat dan Daerah dalam
Kerangka NKRI.

Ketetapan MPR RI Nomor IV/MPR/2000 tentang


Rekomendasi Kebijakan dalam Penyelenggaraan Otonomi
Daerah.

UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.

UU No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan


Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.

UU No. 23 Tahun 2014 tentang pemerintah daerah (Revisi


UU No.32 Tahun 2004)

Pelaksanaan

Pelaksanaan otonomi daerah merupakan titik fokus yang


penting dalam rangka memperbaiki kesejahteraan rakyat.
Pengembangan suatu daerah dapat disesuaikan oleh
pemerintah daerah dengan potensi dan kekhasan daerah
masing-masing.

Otonomi daerah diberlakukan di Indonesia melalui Undang-


Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999
Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 3839). Pada tahun 2004, Undang-Undang Nomor 22
Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah dianggap tidak
sesuai lagi dengan perkembangan keadaan,
ketatanegaraan, dan tuntutan penyelenggaraan otonomi
daerah[2] sehingga digantikan dengan Undang-Undang
Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor
125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4437). Selanjutnya, Undang-Undang Nomor 32
Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah hingga saat ini
telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir kali
dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang
Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun
2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844).

Ini merupakan kesempatan yang sangat baik bagi


pemerintah daerah untuk membuktikan kemampuannya
dalam melaksanakan kewenangan yang menjadi hak
daerah. Maju atau tidaknya suatu daerah sangat ditentukan
oleh kemampuan dan kemauan untuk melaksanakan yaitu
pemerintah daerah. Pemerintah daerah bebas berkreasi dan
berekspresi dalam rangka membangun daerahnya, tentu
saja dengan tidak melanggar ketentuan perundang-
undangan.[3]

Tujuan

Adapun tujuan pemberian otonomi daerah adalah sebagai


berikut
Peningkatan pelayanan masyarakat yang semakin baik.

Pengembangan kehidupan demokrasi.

Keadilan nasional.

Pemerataan wilayah daerah.

Pemeliharaan hubungan yang serasi antara pusat dan


daerah serta antar daerah dalam rangka keutuhan NKRI.

Mendorong pemberdayaaan masyarakat.

Menumbuhkan prakarsa dan kreativitas, meningkatkan


peran serta masyarakat, mengembangkan peran dan fungsi
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.

Secara konseptual, Indonesia dilandasi oleh tiga tujuan


utama yang meliputi: tujuan politik, tujuan administratif dan
tujuan ekonomi. Hal yang ingin diwujudkan melalui tujuan
politik dalam pelaksanaan otonomi daerah adalah upaya
untuk mewujudkan demokratisasi politik melalui partai politik
dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. Perwujudan tujuan
administratif yang ingin dicapai melalui pelaksanaan otonomi
daerah adalah adanya pembagian urusan pemerintahan
antara pusat dan daerah, termasuk sumber keuangan, serta
pembaharuan manajemen birokrasi pemerintahan di daerah.
Sedangkan tujuan ekonomi yang ingin dicapai dalam
pelaksanaan otonomi daerah di Indonesia adalah
terwujudnya peningkatan indeks pembangunan manusia
sebagai indikator peningkatan kesejahteraan masyarakat
Indonesia.[4]
Asas

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014


tentang Pemerintah Daerah, terdapat 3 jenis
penyelenggaraan urusan pemerintahan yang menjadi dasar
bagi Pemerintah Daerah dalam pelaksanaan Otonomi
Daerah, yaitu asas Desentralisasi, Dekonsentrasi, dan
Tugas Pembantuan.

Desentralisasi

Adalah pemberian wewenang oleh pemerintah pusat kepada


pemerintah daerah untuk mengurus Urusan daerahnya
sendiri berdasarkan asas otonom.

Dekonsentrasi

Dekonsentrasi adalah pelimpahan sebagian Urusan


Pemerintahan yang menjadi kewenangan Pemerintah Pusat
kepada gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat, kepada
instansi vertikal di wilayah tertentu, dan/atau kepada
gubernur dan bupati/wali kota sebagai penanggung jawab
urusan pemerintahan umum.

Tugas pembantuan
Tugas Pembantuan adalah penugasan dari Pemerintah
Pusat kepada daerah otonom untuk melaksanakan sebagian
Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan
Pemerintah Pusat atau dari Pemerintah Daerah provinsi
kepada Daerah kabupaten/kota untuk melaksanakan
sebagian Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan
Daerah provinsi.

Ciri-ciri

Negara Kesatuan Negara Federal Otonomi daerah

Setiap daerah memiliki perda (dibawah UU) Setiap


daerah mempunyai UUD daerah yang tidak bertentangan
dengan UUD negara (hukum tersendiri) Setiap daerah
memiliki perda (dibawah UU)

Perda terikat dengan UU UUD daerah tidak terikat dengan


UU negara Perda terikat dengan UU

Hanya Presiden/Raja berwenang mengatur hukum


Presiden/Raja berwenang mengatur hukum untuk
negara sedangkan kepala daerah untuk daerah Hanya
Presiden/Raja berwenang mengatur hukum

DPRD (provinsi/negara bagian/dst) tidak punya hak veto


terhadap UU negara yang disahkan DPR DPRD
(provinsi/negara bagian/dst) punya hak veto terhadap UU
negara yang disahkan DPR DPRD (provinsi/negara
bagian/dst) tidak punya hak veto terhadap UU negara yang
disahkan DPR
Perda dicabut pemerintah pusat Perda dicabut DPR dan
DPD setiap daerah Perda dicabut pemerintah pusat

Sentralisasi Desentralisasi Semi sentralisasi

Bisa interversi dari kebijakan pusat Tidak bisa interversi


dari kebijakan pusat Bisa interversi dari kebijakan pusat

Perjanjian dengan pihak asing/luar negeri harus melalui


pusat Perjanjian dengan pihak asing/luar negeri harus
melalui pusat Perjanjian dengan pihak asing/luar negeri
harus melalui pusat

APBN dan APBD tergabung APBD untuk setiap daerah


dan APBN hanya untuk negara APBN dan APBD
tergabung

Pengeluaran APBN dan APBD dihitung perbandingan


Pengeluaran APBN dan APBD dihitung pembagian
Pengeluaran APBN dan APBD dihitung perbandingan

Setiap daerah tidak diakui sebagai negara berdaulat Setiap


daerah diakui sebagai negara berdaulat dan sejajar Setiap
daerah tidak diakui sebagai negara berdaulat

Daerah diatur pemerintah pusat Daerah harus mandiri


Daerah harus mandiri

Keputusan pemda diatur pemerintah pusat Keputusan


pemda tidak ada hubungan dengan pemerintah pusat
Keputusan pemda diatur pemerintah pusat

Tidak ada perjanjian antar daerah jika SDM/SDA dilibatkan


Ada perjanjian antar daerah jika SDM/SDA dilibatkan
Tidak ada perjanjian antar daerah jika SDM/SDA
dilibatkan

Masalah daerah merupakan tanggung jawab bersama


Masalah daerah merupakan tanggung jawab pemda
Masalah daerah merupakan tanggung jawab bersama

3 kekuasaan daerah tidak diakui 3 kekuasaan daerah diakui


3 kekuasaan daerah tidak diakui

Hanya hari libur nasional diakui Hari libur terdiri dari pusat
dan daerah Hanya hari libur nasional diakui

Bendera nasional hanya diakui Bendera nasional serta


daerah diakui dan sejajar Bendera nasional hanya diakui

Hanya bahasa nasional diakui Beberapa bahasa selain


nasional diakui setiap daerah Hanya bahasa nasional
diakui

Referensi

^ Pengertian Otonomi Daerah berdasarkan Undang-Undang


Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

^ Konsiderans Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004


tentang Pemerintahan Daerah

^ Merakyat.com: Pelayanan Pemerintah Daerah Dalam Arti


Luas

^ Pelaksanaan Otonomi Daerah

https://id.wikipedia.org/wiki/Otonomi_daerah
OTONOMI DAERAH : Pengertian, Tujuan, Asas,
Pelaksanaan & Dasar Hukum

SalamadianSeptember 17, 20180

Pengertian Otonomi Daerah – Kata Otonomi diambil dari


kata Autos (bahasa Yunani) yang artinya ‘sendiri’ dan namos
yang artinya peraturan atau undang-undang. Berdasarkan
hal tersebut, maka makna dari otonomi Daerah adalah
peraturan atau undang-undang sendiri.

Pengertian Otonomi Daerah adalah suatu kewenangan yang


diberikan kepada daerah tertentu sebagai daerah yang
dapat mengatur sendiri aturan di dalam daerahnya. Namun
tetap berada dalam wilayah kekuasaan NKRI.

Dalam mengatur dan mengelola potensi daerahnya maka


daerah yang diberikan Otonomi Daerah itu bisa lebih leluasa
dalam mengadakan berbagai peraturan yang tentunya bisa
lebih memajukan daerahnya tersebut.

Anda bisa melihat di Aceh kini termasuk banyak memiliki


berbagai kesejahteraan di masyarakatnya salah satunya
adalah adanya pendidikan gratis di Aceh. Dibandingkan
dengan daerah lainnya dalam hal biaya pendidikan.
Aceh sangat memberi keleluasaan pada masyarakatnya
agar dapat mengenyam pendidikan hingga ke jenjang
tertinggi tanpa banyak mengeluarkan biaya. Itulah salah satu
contoh keistimewaan dari Otonomi Daerah.

Daftar Isi Artikel [buka]

Tujuan Otonomi Daerah

pengertian otonomi daerah

dictio.id

Tentunya dengan diadakannya Otonomi Daerah, Negara


memiliki tujuan tersendiri. Salah satunya dengan adanya
Otonomi Daerah diharapkan agar terjadi pemerataan di
daerah, sehingga dengan demikian daerah yang
mendapatkan Otonomi Daerah itu tentunya akan lebih bisa
mengurus pembangunan di daerahnya sendiri sehingga bisa
lebih fokus dan maju.

Selain itu dengan adanya Otonomi Daerah diharapkan dapat


memberikan pelayanan yang lebih baik lagi pada
masyarakat. Karena sebagai daerah yang mendapatkan
kewenangan sendiri maka tentunya daerah tersebut akan
lebih dapat melayani rakyatnya sendiri dengan lebih baik
lagi.

Kemudian Otonomi Daerah itu bisa menjadi salah satu


wujud dari pengembangan demokrasi yang lebih baik,
karena tentunya dengan adanya Otonomi Daerah maka
aspirasi rakyat bisa lebih terdengar karena secara langsung
bisa diutarakan kepada pemerintah daerahnya. yang
memiliki kewenangan untuk melaksanakan langsung
aspirasi yang disampaikan oleh masyarakat di daerah.
Akhirnya pemberdayaan masyarakat pun bisa lebih
terlaksana dan rakyat pun lebih sejahtera.

Prinsip Otonomi Daerah

Dalam menjalankan Otonomi Daerah maka ada beberapa


prinsip yang harus dihargai oleh pemerintahan daerah yang
mendapatkan kewenangan Otonomi Daerah ini. Otonomi
Daerah ini tentunya diberikan dengan prinsip seluas-luasnya
namun dengan batasan yang menyangkut fiscal nasional,
politik luar negeri, keamanan dan beberapa hal lain yang
tidak bisa ditangani oleh daerah dengan sendiri.

Otonomi Daerah harus dilaksanakan untuk kepentingan


dalam daerah sehingga bisa lebih menjamin kesejahteraan
yang didapat oleh masyarakat dalam daerah. Selanjutnya
prinsip Otonomi Daerah adalah nyata, artinya pada
dasarnya kewajiban, tugas dan wewenang itu sudah ada.

Hanya saja dengan adanya Otonomi Daerah itu diharapkan


potensi daerah bisa lebih diperhatikan dan dikembangkan,
dengan adanya aturan-aturan yang bisa langsung dibuat
oleh daerahnya sendiri maka tentunya perkembangan
daerah dapat lebih maju.

Terakhir, Otonomi Daerah dilaksanakan dengan prinsip yang


bertanggungjawab. Otonomi Daerah diberikan agar daerah
bisa lebih menyejahterakan rakyat di daerah, sehingga
semua aturan yang ada harus berdasarkan kebutuhan di
daerah dan harus dilaksanakan dengan bertanggungjawab
pada Negara dimana daerah tersebut bernaung.
Semua aturan yang dibuat tentunya harus tetap sesuai
dengan aturan Negara namun dengan kewenangan yang
dapat lebih memajukan daerahnya.

Asas Otonomi Daerah

Agar Otonomi Daerah itu bisa berjalan dengan baik tanpa


melupakan jati dirinya sebagai kesatuan dari NKRI maka
dalam menjalankan Otonomi Daerah di Indonesia itu
memiliki beberapa asas. Pertama adanya asas kepastian
hukum.

Dengan adanya asas ini diharapkan setiap daerah yang


mendapatkan Otonomi Daerah itu bisa membuat peraturan
pada daerahnya sendiri berdasarkan kepastian hukum yang
dianut oleh negaranya sehingga penyelenggaraan Negara
tetap dapat berjalan dengan baik.

Kedua, dalam melaksanakan Otonomi Daerah diharapkan


daerah itu juga menggunakan asas tertib penyelenggara,
masih berkaitan dengan asas yang pertama, tentunya
daerah dalam melaksanakan aturan pada daerahnya sendiri
juga harus tetap tertib pada aturan Negara.

Ketiga, asas kepentingan umum, artinya daerah tertentu


dalam mengeluarkan berbagai aturan untuk daerahnya
sendiri itu harus selalu berdasarkan kepentingan umum atau
kepentingan masyarakat daerah itu sendiri aspiratif, selektif
dan tentunya akomodatif.

Selanjutnya asas kertebukaan, tentunya dalam menjalankan


Otonomi Daerah itu harus selalu jujur dan terbuka kepada
seluruh masyarakat Negara. Kemudian ada juga asas
proporsionalitas yang lebih mementingkan keseimbangan
dari hak dan kewajiban daerah tersebut.

Ada juga asas profesionalitas, akuntabilitas serta efisiensi


dan efektivitas yang harus dijaga oleh daerah yang
mendapatkan kewenangan Otonomi Daerah tersebut.

Pelaksanaan Otonomi Daerah

Pada pelaksanaannya adanya Otonomi Daerah ini


diharapkan dapat memperbaiki kesejaheraan rakyat yang
ada di daerah dan membuat daerah bisa lebih fokus lagi
dalam mengembangkan potensi daerah yang ada.

Karena sering kali pemerintah pusat memang luput pada


beberapa daerah sehingga pembangunan yang ada tidak
merata. Pelaksanaan Otonomi Daerah ini berdasarkan pada
aturan pemerintah yaitu Undang-Undang Nomor 22 tahun
1999. Kemudian Undang-Undang diganti menjadi lebih baik
pada tahun 2004 dengan adanya Undang-Undang Nomor 32
Tahun 2004.

Setelah itu pun telah mengalami beberapa pembaruan


hingga terakhir pada tahun 2008 yaitu Undang-Undang
Nomor 12 Tahun 2008 tentang Pemerintah Daerah, Dengan
adanya Otonomi Daerah maka daerah yang mendapatkan
kewenangan itu bisa melaksanakan dan memajukan potensi
daerahnya, serta membuat masyarakatnya menjadi lebih
sejahtera.

Namun pelaksanaan dari Otonomi Daerah itu tentunya tidak


boleh sampai melenceng dari Undang-Undang yang telah
ditetapkan itu. Karena meski memiliki kewenangan sendiri
namun daerah yang mendapatkan Otonomi Daerah itu tetap
berada dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia
sehingga tetap harus mengikuti aturan Undang-Undangnya.

Dasar Hukum Otonomi Daerah


Dalam melaksanakan Otonomi Daerah itu ada beberapa
dasar hukum yang harus dijalankan yaitu berdasarkan
Undang-Undang Dasar Negara Tahun 1945, kemudian
beberapa ketetapan MPR RI, UU No 31 Tahun 2004 dan UU
Nomor 33 Tahun 2004.

Dengan adanya dasar hukum itu maka tentunya


pelaksanaan Otonomi Daerah itu harus didasarkan pada
beberapa dasar hukum tersebut, sehingga daerah dalam
melaksanakan Otonomi Daerahnya tidak melenceng dari
aturan yang telah ada, namun tetap dapat memiliki
keistimewaan dalam mengembangkan daerahnya sendiri
sehingga bisa lebih maju.

Dengan daerah yang lebih maju tentunya juga memberikan


manfaat bagi Negara secara keseluruhan. Adanya Otonomi
Daerah tentu juga meringankan pemerintahan Negara.

https://salamadian.com/pengertian-otonomi-daerah-di-
indonesia/

Pengertian Otonomi Daerah dan Dasar Hukumnya


Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul
"Pengertian Otonomi Daerah dan Dasar Hukumnya",
https://www.kompas.com/skola/read/2019/12/16/110000069/
pengertian-otonomi-daerah-dan-dasar-hukumnya?page=all.

Penulis : Arum Sutrisni Putri

Editor : Nibras Nada Nailufar

Penulis Arum Sutrisni Putri | Editor Nibras Nada Nailufar


KOMPAS.com - Indonesia menganut sistem otonomi daerah
dalam pelaksanaan pemerintahannya. Sistem otonomi
daerah memungkinkan daerah mempunyai hak dan
kewajiban untuk mengatur daerahnya sendiri. Tetapi, dalam
melaksanakan otonomi, daerah masih tetap dikontrol oleh
pemerintah pusat serta sesuai dengan undang-undang.
Dalam Dasar-dasar Ilmu Politik (2003), Miriam Budiardjo
menjelaskan pemerintah pusat mempunyai wewenang
menyerahkan sebagian kekuasaannya ke daerah
berdasarkan hak otonomi. Penyerahan sebagian kekuasaan
itu karena Indonesia adalah negara kesatuan dengan sistem
desentralisasi. Namun, pada tahap terakhir kekuasaan
tertinggi tetap di tangan pemerintah pusat. Baca juga:
Bertemu Wapres, MRP Minta Pelaksanaan Otonomi Khusus
Papua Dievaluasi Pengertian otonomi daerah Dalam
Encyclopaedia Britannica (2015), disebutkan otonomi
(autonomy) berasal dari bahasa Yunani autos artinya sendiri
dan nomos yang berarti hukum atau aturan. Otonomi dapat
diartikan sebagai pengaturan sendiri, mengatur sendiri atau
memerintah sendiri. Sedangkan daerah adalah kesatuan
masyarakat hukum yang mempunyai batas-batas wilayah.
Otonomi daerah adalah kewenangan untuk mengatur sendiri
kepentingan masyarakat atau kepentingan untuk membuat
aturan guna mengurus daerahnya sendiri. Baca juga: 13
Progam Golkar: Digitalisasi Partai hingga Pencabutan
Moratorium Daerah Otonomi Baru Menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia (KBBI), otonomi adalah pemerintahan
sendiri. KBBI menjelaskan otonomi daerah adalah hak,
wewenang, dan kewajiban daerah untuk mengatur dan
mengurus rumah tangganya sendiri sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku. Menurut
Kamus Hukum dan Glosarium Otonomi Daerah, otonomi
daerah adalah kewenangan untuk mengatur dan mengurus
kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri
berdasarkan aspirasi masyarakat sesuai dengan peraturan
perundang-undangan. Sedangkan dalam The Encyclopedia
of Social Sciences (1930), otonomi daerah adalah hak
sebuah organisasi sosial untuk mencukupi diri sendiri dan
kebebasan aktualnya. Rozali Abdullah dalam Pelaksanaan
Otonomi Luas dan Isu Federalisme Sebagai Suatu Alternatif
(2002) menjelaskan, Cornelis Van Vollenhoven menyebut
otonomi sebagai pemerintahan sendiri (zelfregering) dan
terdiri dari membuat undang-undang sendiri (zelfwetgeving),
melaksanakan sendiri (zelfitvoering), mengadili sendiri
(zelfrechtspraak) dan menindaki sendiri (zelfpolftie). Baca
juga: Pemprov Jabar Layangkan Surat Soal Daerah Otonomi
Baru kepada 6 Bupati Ubedilah dalam Demokrasi, HAM dan
Masyarakat Madani (2000), daerah otonomi sendiri adalah
kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas daerah
tertentu berwenang mengatur dan mengurus kepentingan
masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan
aspirasi masyarakat dalam ikatan Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Bhenyamin Hoessein dalam Otonomi
dan Pemerintahan Daeah: Tinjauan Teoritis (1998), otonomi
adalah tatanan ketatanegaraan (staatsrechtelijk) yang
berkaitan dengan dasar-dasar negara dan susunan
organisasi negara, yang mengandung makna kebebasan
(zelfstandigheid) yang dapat dipertanggungjawabkan bukan
kemerdekaan (onafhankelijkheid). Philip Mahwood dalam
Local Government in the Third World (1983), menjelaskan
otonomi adalah pemerintah daerah yang mempunyai
kewenangan sendiri di mana keberadannya terpisah dengan
otoritas yang diberikan oleh pemerintah untuk
mengalokasikan sumber material yang bersifat substansial
mengenai fungsi yang berbeda. Vincent Lemieux dalam
Deconcentration and Decentralization : A Question of
Terminology (1986), menjelaskan otonomi daerah
merupakan kebebasan untuk mengambil keputusan politik
maupun administrasi dengan tetap menghormati peraturan
perundang-undangan. Baca juga: Optimalisasi Otonomi
Daerah Dinilai Lebih Bijak Ketimbang Pemindahan Ibu Kota
Dalam Hukum Pemerintahan Daerah (2010) karya Ni'matul
Huda, C. W. van der Pot menjelaskan otonomi daerah
adalah menjalankan rumah tangganya sendiri (eigen
huishouding). Dasar hukum otonomi daerah Pelaksanaan
otonomi daerah di Indonesia didasarkan pada hukum dan
undang-undang yang berlaku, antara lain: 1. Undang-
undang Dasar Tahun 1945 amandemen ke-2, pasal 18 ayat
1-7, pasal 18A ayat 1 dan 2, dan pasal 18B ayat 1 dan 2. 2.
Ketetapan MPR RI Nomor XV/MPR/1998 tentang
Penyelenggaraan Otonomi Daerah, Pengaturan,
Pembagian, dan Pemanfaatan Sumber Daya Nasional yang
Berkeadilan serta Perimbangan Keuangan Pusat dan
Daerah dalam Kerangka NKRI. 3. Ketetapan MPR RI Nomor
IV/MPR/2000 tentang Rekomendasi Kebijakan dalam
Penyelenggaraan Otonomi Daerah. Baca juga: Buka
Otonomi Expo, Wiranto Minta Daerah Berkolaborasi dalam
Inovasi 4. Undang-undang No. 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah. 5. Undang-undang No. 33 Tahun
2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah
Pusat dan Pemerintah Daerah. 6. Undang-undang No. 23
Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah (revisi UU No. 32
Tahun 2004). Otonomi Daerah menurut UU No. 33 Tahun
2004 Undang-undang No. 33 Tahun 2004 menyebutkan
dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah
sesuai amanat UUD 1945, pemerintah daerah mengatur dan
mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas
otonomi dan tugas pembantuan. Dalam UU tersebut, juga
dijelaskan pengertian otonomi daerah dan daerah otonom.
Baca juga: Ridwan Kamil Minta Pemerintah Kaji soal Daerah
Otonomi Baru di Jabar Otonomi daerah adalah hak,
wewenang dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur
dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan
kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan
perundang-undangan. Daerah otonom atau disebut daerah
adalah kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai
batas-batas wilayah yang berwenang mengatur dan
mengurus urusan pemerintahan dan kepentingan
masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan
aspirasi masyarakat dalam sistem NKRI. Otonomi daerah
merupakan bagian dari desentralisasi. Baca juga: Mendagri:
Inovasi Perkuat Otonomi Daerah Desentralisasi adalah
penyerahan wewenang pemerintahan oleh pemerintah ke
daerah otonom untuk mengatur dan mengurus urusan
pemerintahan dalam sistem NKRI. UU tersebut menyatakan
NKRI dibagi atas daerah-daerah provinsi dan daerah
provinsi itu dibagi atas kabupaten dan kota yang masing-
masing mempunyai pemerintahan daerah. Pemerintahan
daerah mengatur dan mengurus sendiri urusan
pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas pembantuan
Pemerintahan daerah menjalankan otonomi seluas-luasnya,
kecuali urusan pemerintahan yang menjadi urusan
pemerintah pusat.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul


"Pengertian Otonomi Daerah dan Dasar Hukumnya",
https://www.kompas.com/skola/read/2019/12/16/110000069/
pengertian-otonomi-daerah-dan-dasar-hukumnya?page=all.

Penulis : Arum Sutrisni Putri

Editor : Nibras Nada Nailufar

Pengertian Otonomi Daerah

Otonomi atau autonomy berasal dari bahasa Yunani, auto


yang berarti sendiri dan nomous yang berarti hukum atau
peraturan, otonomi dalam pengertian orisinil adalah the legal
self sufficiency of social body and its actual independence.
Jadi ada 2 ciri hakikat dari otonomi yakni legal self
sufficiency dan actual independence. Dalam kaitannya
dengan politik atau pemerintahan dan otonomi daerah
berarti self government atau the condition of living under
one’s own laws. Jadi otonomi daerah adalah daerah yang
memiliki legal self sufficiency yang bersifat self government
yang diatur dan diurus oleh own laws. Karena itu, otonomi
lebih menitik beratkan pada aspirasi daripada kondisi.
Koesoemahatmadja (Rozali Abduilah, 2003: 9) berpendapat
“Menurut perkembangan sejarah di Indonesia otonomi selain
mengandung arti perundangan (regeling), juga mengandung
arti pemerintahan (bestuur).”

Dalam literatur Belanda otonomi berart i”pemerintahan


sendiri” (zelfregering) yang oleh Van Vollenhoven (Rozati
Abdullah, 2003: 9) dibagi atas zelfwetgeving (membuat
Undang-undang sendiri), zelfitvoering (melaksanakan
sendiri), zelfrechtspraak (mengadili sendiri) dan zelfpolftie
(menindaki sendiri).

Pengertian otonomi dengan pemaknaan yang lebih terbatas


dan etimologinya, yaitu kebebasan atau kemandirian tetapi
bukan kemerdekaan. Namun kebebasan yang terbatas atau
kemandirian itu adalah wujud pemberian kesempatan yang
harus dipertanggungjawabkan.

Adapun pengertian otonomi daerah menurut Logeman


(dalam Rozali Abdullah, 2003:10) menyatakan bahwa
“Otonomi adalah kebebasan untuk memelihara dan
memajukan kepentingan khusus daerah, dengan keuangan
sendiri, menentukan hukum sendiri dan pemerintahan
sendiri.”

Berdasarkan Pasal 18 Undang-Undang Dasar 1945 yang


merupakan dasar hukum pembentukan daerah,
menghendaki pembagian wilayah Indonesia atas daerah
besar dan kecil, dengan bentuk dan susunannya dibentuk
dengan undang-undang. Soepomo mengemukakan (Rozali
Abdullah, 2000:11) bahwa “Otonomi daerah sebagai prinsip
berarti menghormati kehidupan regional menurut riwayat,
adat dan sifat sendiri-sendiri, dalam kadar negara kesatuan.
Tiap daerah mempunyai histories dan sifat khusus yang
berlainan dari riwayat dan sifat dari daerah lain.” Syarifuddin
(1983:23) mengemukakan “Otonomi bermakna kebebasan
atau kemandirian tetapi bukan kemerdekaan. Didalamnya
terkandung 2 aspek utama. Pertama, pemberian tugas dan
kewenangan untuk menyelesaikan suatu utusan . kedua,
pemberian kepercayaan dan wewenang untuk memikirkan
dan menetapkan sendiri cara-cara penyelesaian tugas
tersebut,”

Menurut Undang-undang Nomor 5 Tahun 1974, otonomi


daerah adalah hak, wewenang dan kewajiban daerah untuk
mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku
( Pasal 1 huruf C Undang-undang Nomor 5 Tahun 1974).
Menurut Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999, yang
dimaksud dengan Daerah otonom adalah kesatuan
masyarakat hukum yang mempunyai batas daerah tertentu,
berwenang mengatur dan mengurus kepentingan
masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan
aspirasi masyarakat dalam ikatan Negara Kesatuan
Republik Indonesia Sedangkan yang dimaksud dengan
Otonomi Daerah adalah kewenangan daerah otonom untuk
mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat
menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat
sesuai dengan peraturan perundang- undangan.

Menurut Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang


Pemerintah Daerah, yang dimaksud daerah otonom,
selanjutnya disebut daerah adalah kesatuan masyarakat
hukum yang mempunyai batas-batas wilayah yang
berwenang mengatur dan mengurus urusan pemerintah dan
kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri
berdasarkan aspirasi masyarakat dalam sistem Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Sedangkan yang dimaksud
dengan otonomi daerah adalah hak, wewenang dan
kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus
sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat
setempat sesuai dengan otonomi daerah. Hak, wewenang
dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan
mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan
masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-
undangan.
Sebagai akibat dari pelaksanaan desentralisasi, timbullah
daerah-daerah otonom. Mula-mula otonom atau berotonomi
berarti mempunyai peraturan sendiri atau mempunyai hak/
kekuasaan/ kewenangan untuk membuat peraturan sendiri
(seringkali juga disebut hak/ kekuasaan/ kewenangan
pengaturan atau legislatif sendiri). Kemudian arti istilah
otonomi ini berkembang menjadi “Pemerintahan sendiri”.
Pemerintah sendiri ini meliputi pengaturan atau perundang-
undangan sendiri, pelaksanaan sendiri, dan dalam batas-
batas tertentu juga pengadilan dan kepolisian sendiri.
Dengan demikian daerah otonom adalah daerah yang
berhak dan berkewajiban untuk mengatur dan mengurus
rumah tangganya sendiri, (Josef Riwu Kaho, 2003).

Masalah yang diatur dan diurus tersebut adalah tugas-tugas


atau urusan-urusan tertentu yang diserahkan oleh
pemerintah pusat kepada daerah-daerah untuk
diselenggarakannya sesuai dengan kebijaksanaan,
prakarsa dan kemampuannya sendiri.

http://birthdaysparty.co/

Pengertian Otonomi Daerah: Tujuan, Dasar Hukum, Prinsip,


Hakikat Otonomi Daerah

Pengertian Otonomi Daerah


Pengertian Otonomi Daerah

Daftar isi

Secara umum, pengertian otonomi daerah adalah suatu


kewenangan yang dimiliki oleh daerah tertentu untuk
mengatur dan mengurus sendiri terkait pemerintahan dan
kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan
dan undang-undang.

Secara etimologi, istilah ini berasal dari bahasa Yunani, yaitu


“autos” dan “namos“. Autos artinya sendiri, sedangkan
namos artinya aturan. Sehingga definisi otonomi daerah
adalah kewenangan untuk mengatur sendiri pemerintahan
dan kepentingan masyarakatnya yang dilakukan oleh suatu
daerah.

Menurut UU No. 32 tahun 2004, pengertian otonomi daerah


adalah hak, wewenang, serta kewajiban daerah otonom
untuk mengatur dan mengurus sendiri berbagai hal terkait
pemerintahan dan kepentingan masyarakatnya sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Baca juga: Pengertian Wawasan Nusantara

Otonomi Daerah Menurut Para Ahli


Agar lebih memahami apa arti otonomi daerah, maka kita
bisa merujuk kepada pendapat beberapa ahli berikut ini:

1. Benyamin Hoesein

Menurut Benyamin Hoesein, pengertian otonomi daerah


adalah pemerintahan oleh rakyat dan untuk rakyat di bagian
wilayah nasional Negara secara informal berada diluar
pemerintah pusat.

2. Ateng Syarifuddin

Menurut Ateng Syarifuddin, kewenangan daerah adalah


kebebasan atau kemandirian yang terbatas dimana
kemandirian itu terwujud sebagai suatu pemberian
kesempatan yang harus dapat dipertanggungjawabkan.

3. F. Sugeng Istianto

Menurut Sugeng Istianto, pengertian otonomi adalah suatu


Hak dan wewenang guna untuk mengatur serta mengurus
sebuah rumah tangga daerah.

4. Vincent Lemius
Menurut Vincent Lemius, kewenangan daerah adalah suatu
kebebasan atau kewenangan dalam membuat suatu
keputusan politik maupun administasi yang sesuai dengan
yang ada didalam peraturan perundang-undangan.

5. Syarif Saleh

Menurut Syarif Saleh, pengertian otonomi daerah adalah


suatu hak untuk mengatur serta memerintah daerah sendiri
dimana hak tersebut ialah hak yang diperoleh dari suatu
pemerintah pusat.

6. Sunarsip

Menurut Sunarsip, pengertian otonomi daerah adalah


wewenang daerah untuk mengurus dan mengatur semua
kepentingan masyarakat menurut prakarsa sendiri yang
berlandaskan pada aspirasi masyarakat sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

7. Philip Mahwood

Menurut Philip Mahwood, regional autonomy adalah hak dari


masyarakat sipil untuk mendapatkan kesempatan serta
perlakuan yang sama, baik dalam hal mengekspresikan,
berusaha mempertahankan kepentingan mereka masing-
masing dan ikut serta dalam mengendalikan
penyelenggaraan kinerja pemerintahan daerah.
Baca juga: Pengertian Politik

Tujuan Otonomi Daerah

Tujuan Otonomi Daerah

Ditetapkannya otonomi daerah tentu ada tujuan yang ingin


dicapai. Tujuan utama dari pemberian kewenangan daerah
adalah untuk menciptakan kesejahteraan bagi masyarakat
daerah otonom.

Berikut ini beberapa tujuan dari regional autonomy:

1. Tujuan Politik

Pelaksanaan pemberian kewenangan daerah bertujuan


untuk mewujudkan proses demokrasi politik melalui parti
politik dan DPRD. Dengan adanya otonomi daerah
diharapkan masyarakat setempat mendapatkan pelayanan
yang baik, pemberdayaan masyarakat, serta terciptanya
sarana dan prasarana yang layak.

2. Tujuan Administratif
Ini berhubungan dengan pembagian administrasi
pemerintahan pusat dan daerah, termasuk dalam
manajemen birokrasi, serta sumber keuangan.

Pemberian kewenangan daerah juga bertujuan untuk


mewujudkan pengelolaan sumber daya alam yang lebih
efektif dan memberikan peluang kepada warga setempat
untuk turut serta dalam menyelenggarakan pemerintahan.

3. Tujuan Ekonomi

Dari sisi ekonomi, pemberian kewenangan daerah


diharapkan dapat mewujudkan peningkatan indeks
pembangunan manusia sehingga kesejahteraan masyarakat
setempat menjadi lebih baik.

Selain itu, penerapan otonomi ini bertujuan untuk


meningkatkan daya saing dan kualitas produksi daerah
otonom tersebut sehingga berdampak nyata pada
kesejahteraan masyarakat setempat.

Baca juga: Integrasi Nasional

Dasar Hukum Otonomi Daerah


Dalam pelaksanaannya, regional autonomy dilakukan
berdasarkan dasar hukum yang kuat. Berikut ini adalah
beberapa dasar hukum pelaksanaannya:

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun


1945, Pasal 18 Ayat 1 – 7, Pasal 18A ayat 1 dan 2 , Pasal
18B ayat 1 dan 2.

Ketetapan MPR RI Nomor XV/MPR/1998 tentang


Penyelenggaraan Otonomi Daerah, Pengaturan, pembagian,
dan Pemanfaatan Sumber Daya Nasional yg Berkeadilan,
serta perimbangan keuangan Pusat dan Daerah dalam
Kerangka NKRI.

Ketetapan MPR RI Nomor IV/MPR/2000 tentang


Rekomendasi Kebijakan dalam Penyelenggaraan Otonomi
Daerah.

UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.

UU No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan


Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.

UU No. 23 Tahun 2014 tentang pemerintah daerah (Revisi


UU No.32 Tahun 2004.

Baca juga: Pengertian Nasionalisme


Prinsip Otonomi Daerah

Prinsip Otonomi Daerah

Mengacu pada penjelasan di atas, berikut ini adalah


beberapa prinsip dalam pelaksanaan otonomi daerah:

1. Prinsip Otonomi Seluas-Luasnya

Daerah otonom mendapat kewenangan mengatur dalam hal


pemerintahan dan mengatur kepentingan masyarakatnya.
Namun, otonomi tersebut tidak memiliki kewenangan dalam
hal politik luar negeri, agama, moneter, keamanan,
peradilan, serta fiskan nasional.

2. Prinsip Otonomi Nyata

Daerah otonom memiliki kewenangan dalam menjalankan


pemerintahan berdasarkan tugas, wewenang, dan kewajiban
yang secara nyata telah ada.

Tugas, wewenang, dan kewajiban tersebut berpotensi untuk


berkembang sesuai dengan ciri khas daerah dan segala
potensinya.
3. Prinsip Otonomi Bertanggungjawab

Ini adalah prinsip otonom dimana sistem penyelenggaraan


harus sesuai dengan maksud dan tujuan dari pemberian
otonomi. Pada dasarnya pemberian kewenangan bertujuan
agar daerah tersebut dapat berkembang dan masyarakatnya
lebih sejahtera.

Baca juga: Pengertian Lembaga Politik

Asas Otonomi Daerah

Asas Otonomi Daerah

Penyelenggaraan otonomi daerah dilakukan berdasarkan


tiga asas, yaitu:

1. Asas Desentralisasi

Ini merupakan pemberian wewenang untuk menjalankan


pemerintahan kepada daerah otonom berdasarkan struktur
NKRI dan dasar hukum yang berlaku.

2. Asas Dekosentrasi
Ini merupakan pelimpahan wewenang dari pemerintah pusat
kepada gubernur yang bertugas sebagai wakil pemerintah
dan atau perangkat pusat daerah.

3. Asas Tugas Pembantuan

Ini merupakan pemberian tugas dari pemerintah pusat


kepada pemerintah daerah untuk melaksanakan tugas
tertentu dengan biaya, sarana dan prasarana, serta sumber
daya manusia. Tugas tersebut harus
dipertanggungjawabkan dan dilaporkan kepada yang
berwenang.

Sedangkan asas umum penyelenggaraan negara adalah:

Asas Kepastian Hukum, yaitu asas yang mengacu pada


peraturan perundang-undangan serta keadilan dalam
penyelenggaraan kegiatan negara

Asas Tertib Penyelenggara, yaitu asas yang menjadi


pedoman keteraturan, keserasian, dan keseimbangan dalam
mengendalikan penyelenggaraan negara

Asas Kepentingan Umum, yaitu asas yang berfokus pada


kesejahteraan umum dengan cara aspiratif, akomodatif, dan
selektif

Asas Keterbukaan, yaitu asas yang terbuka atas hak


masyarakat untuk mendapatkan informasi yang benar, jujur,
serta tidak diskriminatif tentang penyelenggaraan negara
dengan tetap memperhatikan perlindungan atas hak asasi
pribadi, golongan, dan rahasia negara.

Asas Proporsionalitas, yaitu asas yang mengutamakan


keseimbangan antara hak dan kewajiban.

Asas Profesionalitas, yaitu asas yang mengutamakan


keadilan yang berlandaskan kode etik dan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Asas Akuntabilitas, yaitu asas yang memasikan setiap


kegiatan dan hasil akhir dari kegiatan penyelenggara negara
bisa dipertanggungjawabkan kepada rakyat atau masyarakat

Asas Efisiensi dan Efektifitas, yaitu asas yang menjamin


terselenggaranya penggunaan sumber daya yang tersedia
secara optimal dan bertanggung jawab untuk kesejahteraan
masyarakat.

Baca juga: Pengertian Pancasila

Demikianlah penjelasan ringkas mengenai pengertian


otonomi daerah, tujuan, dasar hukum, prinsip, dan asas-
asasnya. Semoga artikel ini bermanfaat dan menambah
pengetahuan kamu.

https://www.maxmanroe.com/vid/umum/pengertian-otonomi-
daerah.html
OTONOMI DAERAH : Pengertian, Tujuan, Prinsip, Asas,
Contoh (Lengkap)

Pengertian Otonomi Daerah – Barangkali Anda kerap


menjumpai atau membaca di surat kabar mengenai
“Otonomi Daerah” dan belum memahami apa maksudnya.
Otonomi berarti pemberian hak dan wewenang. Jika suatu
daerah diberikan otonomi, itu berarti daerah tersebut
memiliki hak untuk mengatur sendiri daerahnya dengan
peraturan yang dibuat, bukan atas campur tangan
pemerintah. Selengkapnya, baca penjelasan di bawah ini.

Berikut ini penjelasan lengkap seputar otonomi daerah.


Mulai dari Pengertian otonomi daerah, tujuan otonomi
daerah, prinsip otonomi daerah, asas otonomi daerah,
contoh otonomi daerah, dasar hukum otonomi daerah, dll.

DAFTAR ISI

Pengertian Otonomi Daerah

Prinsip Otonomi Daerah

Asas Otonomi Daerah

Dasar Hukum Otonomi Daerah

Tujuan Otonomi Daerah

Contoh Otonomi Daerah


Pelaksanaan Otonomi Daerah Di Indonesia

PENGERTIAN OTONOMI DAERAH

Pengertian Otonomi Daerah

Otonomi sesungguhnya diambil dari bahasa Yunani, dari


kata “autos” yang bisa diterjemahkan sebagai sendiri, dan
“namos” yang berarti undang – undang atau peraturan. Jika
disambung dan diartikan berarti maknanya adalah aturan
sendiri. Sehingga maksud dari Otonomi Daerah adalah
wilayah dengan batas – batas tertentu yang mempunyai
aturannya sendiri.

Menurut UU No.32 tahun 2004, arti dari Otonomi Daerah


adalah “hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom
guna mengatur dan mengurus sendiri urusan
pemerintahannya serta kepentingan masyarakat seseuai
dengan undang – undang yang berlaku”

Tidak jauh dari arti yang sudah disebutkan dalam Undang –


Undang, di dalam Kamus Hukum dan Glosarium, Otonomi
Daerah dapat diartikan sebagai kewenangan yang bertujuan
untuk melakukan pengaturan serta pengurusan kepentingan
masyarakat sesuai dengan karsa sendiri, yang didasari oleh
aspirasi dari masyarakat sesuai dengan Undang – Undang
yang berlaku.
Menurut para ahli, definisi Otonomi Daerah adalah sebagai
berikut ini:

1. WIDJADJA

Merupakan sebuah bentuk dari desentralisasi pemerintah


yang tujuannya untuk pemenuhan kepentingan negara
dengan menggunakan upaya yang dibuat lebih baik untuk
mendekatkan tujuan dari pemerintah supaya cita – cita
masyarakat yang adil dan makmur bisa terwujud.
Desentralisasi sendiri bisa diartikan sebagai wewenang oleh
pemerintah pusat untuk pemerintah daerah agar mengurus
wilayahnya sendiri.

2. SYARIF SALEH

Beliau mengartikan Otonomi Daerah sebagai hak yang


mengatur dan memerintah wilayahnya sendiri, dimana hal itu
merupakan pemberian hak dari pemerintah pusat.

3. BENYAMIN HOESEIN

Menurutnya, Otonomi Daerah itu adalah pemerintahan yang


diselenggarakan oleh dan untuk rakyat, yang termasuk ke
dalam wilayah nasional suatu negara namun secara informal
pemerintahannya berada di luar dari pemerintah pusat.
4. VINCENT LEMIUS

Dalam pengartiannya, Otonomi Daerah merupakan sebuah


kebebasan atau kewenangan untuk pembuatan keputusan
politik dan administrasi yang semuanya berlandaskan pada
peraturan yang ada pada Undang – Undang.

PRINSIP OTONOMI DAERAH

Prinsip Otonomi Daerah

Prinsip Otonomi Daerah

Terdapat tiga butir prinsip yang diterapkan untuk


menjalankan Otonomi Daerah. Selengkapnya adalah
sebagai berikut ini:

1. OTONOMI SELUAS – LUASNYA

Prinsip ini dimaksudkan agar daerah diberikan wewenang


untuk melakukan pengurusan serta pengaturan terhadap
urusan pemerintahan yang mencakup semua bidang. Akan
tetapi masih ada batasan tertentu yang bukan merupakan
ranahnya karena sudah melampaui dari urusan yang bukan
sekedar urusan daerah, misalnya politik luar negeri dan
urusan keamanan nasional. Pusat wajib andil untuk hal ini.
2. OTONOMI NYATA

Adalah prinsip otonomi yang dimana setiap daerah diberi


kewenangan untuk penanganan urusan pemerintahan yang
didasari oleh wewenang, tugas, dan juga kewajiban yang
telah ada. Hal ini berpotensi agar daerah tersebut dapat
tumbuh, terus hidup, dan dengan potensi serta ciri khasnya
ia dapat berkembang.

3. OTONOMI BERTANGGUNG JAWAB

Dalam penyelenggaraannya, prinsip tanggung jawab wajib


untuk diberdayakan. Semuanya sesuai dengan tujuan dan
maksud dari pemberian otonom pada daerah yang
bersangkutan guna mensejahterkan rakyatnya.

ASAS OTONOMI DAERAH

Asas Otonomi Daerah

Asas Otonomi Daerah

Agar Otonomi Daerah dapat berjalan sesuai dengan Undang


– Undang dan peraturan yang berlaku, perlu adanya asas
yang diterapkan, diantaranya adalah sebagai berikut ini:
1. TUGAS PEMBANTUAN (MEDEBEWIND)

Asas ini berdasarkan pada penugasan suatu urusan dari


pusat ke daerah yang lebih rendah tingkatannya. Misalnya
dari pemerintah pusat ke kabupaten atau kota untuk
melakukan kewenangan pusat yang juga sudah menjadi
kewenangan daerah. Tentang Tugas Pembantuan ini semua
sudah diatur dalam undang – Undang Nomor 5 Tahun 1974,
(desa membantu dalam urusan pemerintahan yang
ditugaskan daerah).

Ada dua hal yang terkandung dalam tugas pembantuan ini,


yaitu adanya penyiratan antara hubungan atasan dan
bawahan. Dimana atasan adalah pemerintaha pusat, dan
pemerintahan daerah berlaku sebagai bawahan yang
membantu pusat untuk melaksanakan tugasnya dalam
menyelenggarakan negara.

2. DEKONSENTRASI

Maksud dari asas ini ialah pemberian wewenang dari


pemerintahan pusat kepada alat – alat mereka yang berada
di daerah untuk melakukan penyelenggaraan urusan
tertentu yang telah ditetapkan. Dengan kata lain, wewenang
didelegasikan.
Tanpa kehilangan wewenangnya, pemerintah daerah akan
melaksanakan tugas atas nama pemerintah pusat.
Penyebaran wewenang diberikan pada petugas – petugas
yang telah ditunjuk di setiap wilayah untuk selanjutnya
diberikan tugas administratif atau tata usaha untuk
keberlangsungan penyelenggaraan negara.

3. DESENTRALISASI

Merupakan wewenang yang diberikan oleh pemerintahan


pusat untuk pemerintahan daerah dalam mengurus rumah
tangganya sendiri. desentralisasi ini telah diatur dalam
Undang – Undang Nomor 32 Tahun 2004. Dengan adanya
asas ini maka:

Hubungan antara daerah dan pusat bisa mewujudkan


kesejahteraan sosial di daerah yang bersangkutan

Hubungan antara daerah dan pusat antar satu dengan yang


lainnya bisa berbeda – beda

Hubungan antara daerah dan pusat yang terjalin tidak boleh


membuat hak – hak rakyat menjadi berkurang, malahan
rakyat turut serta dalam penyelenggaraan pemerintahan
daerah

Hak – hal daerah tidak boleh untuk berprakarsa dalam


hubungan antara pemerintahan pusat dan pemerintahan
daerah
DASAR HUKUM OTONOMI DAERAH

Dasar Hukum Otonomi Daerah

Dasar Hukum Otonomi Daerah

Penyelenggaraan Otonomi Daerah bukan semata – mata


atas kemauan daerah atau pusat saja. semua telah diatur
dan disepakati di dalam hukum. Ini pula yang dijadikan
sebagai dasar dalam menjalankannya. Adapun dasar –
dasar hukum untuk melaksanakan Otonomi Daerah adalah
sebagai berikut ini:

Undang Undang Nomor 23 Tahun 2014, yakni tentang


pemerintahan daerah (Revisi dari Undang – Undang Nomor
32 Tahun 2004)

Undang – Undang Nomor 33 Tahun 2004, tentang


Perimbangan Keuangan antara Pemerintahan Daerah dan
Pemerintahan Pusat

Undang – Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang


Pemerintahan Daerah

Ketetapan MPR RI Nomor IV / MPR / 2000 tentang


Rekomendasi Kebijakan dalam Penyelenggaraan Otonomi
Daerah
Ketetapan MPR Ri Nomor XV / MPR 1998 tentang
Penyelenggaraan Otonomi Daerah, Pembagian,
Pengaturan, serta Pemanfaatan Sumber Daya nasional
yang Berkeadilan, dan juga Perimbangan Keuangan dari
Pusatdan Daerah pada Kerangka Negara Kesatuan
Republik Indonesia.

Undang – Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun


1945, pada pasal 18 ayat 1 – 7, Pasal 18 A ayat 1 – 2, Pasal
18B ayat 1 – 2

TUJUAN OTONOMI DAERAH

Tentunya dalam penyelenggaraan Otonomi Daerah,


pemerintah mempunyai tujuan tertentu yang ingin dicapai.
Berikut ini beberapa tujuan dari pemberian wewenang atau
Otonomi Daerah dari pemerintah pusat:

1. PELAYANAN KEPADA MASYARAKAT MENJADI


SEMAKIN BAIK

Tujuan Otonomi Daerah

Tujuan Otonomi Daerah

Apabila segala macam hal hanya bisa dilakukan dalam


pemerintahan pusat, coba bayangkan betapa repotnya
orang – orang dan pemerintah itu sendiri. Orang di daerah
harus pergi ke Jakarta hanya untuk mengurus dokumen –
dokumen sederhana seperti dokumen kependudukan.
Bayangkan juga seberapa banyak antriannya jika semua
orang di Indonesia ini harus mengurus segala hal dalam
satu tempat saja.

Dengan adanya Otonomi Daerah, segala hal bisa menjadi


lebih mudah untuk masyarakat. Pemerintah pun lebih mudah
dalam melakukan pengontrolan karena sudah dibantu oleh
alat – alat kelengkapan yang ada di daerah.

Baca : Pengertian Kebudayaan

2. KEHIDUPAN DEMOKRASI BERKEMBANG

Tujuan Otonomi Daerah

Tujuan Otonomi Daerah

Demokrasi sendiri bisa diartikan penyelenggaraan suatu


negara berpusat dari, untuk, dan oleh rakyat. Dengan
adanya otonomi, demokrasi lebih mudah untuk diterapkan.
Apalagi dengan kondisi wilayah Indonesia yang sangat
besar. Jika ada aspirasi dari rakyat semua bisa ditampung di
pemerintahan daerah terlebih dahulu untuk selanjutnya bisa
disampaikan ke pusat untuk ditindak lanjuti.
3. MEWUJUDKAN KEADILAN NASIONAL

Tujuan Otonomi Daerah

Tujuan Otonomi Daerah

Rasanya seperti tidak mungkin untuk mewujudkan keadilan


nasional seadil – adilnya di negara ini jika hanya dilakukan
oleh pemerintah pusat saja. Berdasarkan latar belakang,
geografis, dan masyarakat yang beraneka ragam, untuk
mewujudkan keadilan nasional bukan perkara yang mudah.

Dengan adanya Otonomi Daerah, pemerintah daerah bisa


lebih terfokus untuk daerahnya masing – masing keadilan
seperti apa yang diinginkan dari setiap masing – masing
daerah dapat terwujud perlahan – lahan, karena memang
antara satu daerah satu dan yang lainnya berbeda.
Misalnya, keadilan untuk masyarakat di Yogyakarta akan
berbeda dengan rasa keadilan Masyarakat di Papua.

4. PEMERATAAN WILAYAH DAERAH

Tujuan Otonomi Daerah

Tujuan Otonomi Daerah


Maksudnya dari pemerataan adalah usaha yang dilakukan
pemerintah pusat untuk membuat semua daerah di
Indonesia ini tidak timpang jauh antara satu dan yang
lainnya. Ini bukan perkara yang mudah. Nyatanya, dalam
satu daerah saja belum pasti pembangunannya bisa merata.

Untuk itu, diberikanlah wewenang kepada pemerintahan


daerah untuk mengelola daerahnya dan melakukan
pemerataan. Meskipun misalnya pembangunan di Kota
Kediri akan berbeda dengan Kota Tangerang, tetapi
setidaknya pemerintah daerah setempat tahu bagaimana
memaksimalkan sumber daya yang ada untuk
mensejahterakan masyarakatnya.

5. MEMELIHARA HUBUNGAN PUSAT DAN DAERAH


DALAM NKRI

Tujuan Otonomi Daerah

Tujuan Otonomi Daerah

Otonomi Daerah memudahkan masyarakat untuk


berhubungan dengan pemerintah pusat melalui
pemerintahan daerah. Yang mana disini pemerintah daerah
akan membantu masyarakat dalam menyampaikan aspirasi
rakyat kepada pusat dan sebagai jembatan agar pemerintah
pusat dapat memiliki hubungan yang baik dengan
masyarakat di berbagai daerah di Indonesia.

6. MENINGKATKAN PERAN SERTA MASYARAKAT

Tujuan Otonomi Daerah

Tujuan Otonomi Daerah

Dengan adanya Otonomi Daerah, masyarakat daerah dapat


berpartisipasi dalam pengelolaan daerahnya dengan lebih
bebas di berbagai bidang. Jadi, segala sesuatu tidak
bergantung kepada pusat dan meghindari pengontrolan
terlalu banyak dari pemerintahan pusat sehingga
masyarakat merasa terkekang di daerah asal mereka
sendiri. Masyarakat dan tokoh daerah juga akan merasa
lebih diberdayakan.

Tujuan – tujuan di atas diharapkan dapat memenuhi tujuan


utama Otonomi Daerah dalam politik, administratif, dan
ekonomi. Melalui Dewan Perwakilan Daerah dan Dewan
Perwakilah Rakyat Daerah diharapkan dapat terwujud untuk
Indonesia yang lebih baik dan pembangunan yang lebih
merata. Dengan demikian masyarakat akan menjadi lebih
sejahtera dan indeks pembangunan manusia juga
meningkat.

Baca : Integrasi Nasional

CONTOH OTONOMI DAERAH

Agar Anda mempunyai pemahaman dan mengerti lebih


dalam mengenai apa itu Otonomi Daerah serta
penyelenggaraannya, simaklah contoh Otonomi Daerah di
bawah ini:

1. PENETAPAN UPAH MINIMUM REGIONAL

Contoh Otonomi Daerah

Contoh Otonomi Daerah

UMR adalah standar gaji terendah yang dianjurkan


pemerintah kepada para pengusaha untuk menggaji
karyawannya. UMR diperhitungkan berdasarkan biaya hidup
di masing – masing daerah. Misalnya saja di Yogyakarta,
UMR berada pada kisaran 1,7 juta. Dengan jumlah tersebut
di kota pelajar ini seseorang sudah dapat hidup dengan baik
dan membayar sewa bulanan.
Di kota lain berbeda jumlah lagi. Jika hal sama diterapkan di
daerah lain, maka belum tentu masyarakatnya dapat hidup
dengan baik. Misalnya hal sama diterapkan di daerah
Jakarta, jumlah tersebut pasti sangatlah kurang, karena
UMR disana saja saat ini ada di angka 3,5 juta. Aturan
mengenai UMR ini telah diatur dalam Peraturan Menteri
Tenaga Kerja Nomor 01 / MEN / 1999 tentang Upah
Minimum.

2. PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN

Contoh Otonomi Daerah

Contoh Otonomi Daerah

Ada beberapa mata pelajaran yang memang bersifat wajib


dan harus diajarkan untuk seluruh siswa di Indonesia.
Katakanlah Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam, dan
Bahasa Indonesia. Akan tetapi, disini pemerintah pusat
memberikan kelonggaran kepada pemerintah daerah untuk
mengembangkan mata pelajaran apa saja yang bisa
ditambahkan dalam pendidikan anak, biasanya disebut
dengan muatan lokal.

Misalnya di Jawa Tengah pasti ada tamabahan pelajaran


Bahasa Jawa, di Jawa Barat ada pelajaran Bahasa Sunda,
dan lain sebagainya. Penerapan ini jelas jika diterapkan di
daerah yang tidak semestianya akan menjadi masalah.
Misalnya, karena pemerintah pusat berada di Jakarta,
mereka menetapkan pelajaran Bahasa Betawi wajib untuk
seluruh Indonesia. Jelas ini tidak benar. Disinilah peran
otonomi.

3. PENGGUNAAN APBD

Contoh Otonomi Daerah

Contoh Otonomi Daerah

Adalah Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah. APBD


satu daerah dan yang lainnya bisa berbeda – beda.
Tergantung kepada kebutuhan daerah setiap tahun, alokasi
umum, dan alokasi khususnya. Pemerintah pusat sudah
memberikan keleluasaan untuk apa dana akan dialokasikan
asalkan semua yang dibuat oleh pemerintah daerah ada
pertanggungjawabannya dan tidak disalah gunakan.

4. PENGELOLAAN OBJEK WISATA DAERAH

Contoh Otonomi Daerah

Contoh Otonomi Daerah

Pemerintah daerah sudah dibebaskan oleh pemerintah


pusat dalam pengelolaan sumber daya yang ada di dalam
daerah tersebut. Termasuk wisatanya, dalam praktiknya
pemerintah daerah menyerahkan pengelolaan sepenuhnya
kepada masyarakat setempat. Pemerintah daerah akan
memberikan bantuan jika memang diperlukan.

Hal ini memberi keuntungan kepada masyarakat karena


dapat dimanfaatkan untuk menaikkan taraf ekonomi mereka.
Selain itu, dengan adanya kunjungan wsata dari orang di
berbagai daerah, juga akan membuat UMKM yang berfokus
pada sektor pariwisata lebih cepat untuk berkembang.

5. PENENTUAN RETRIBUSI

Contoh Otonomi Daerah

Contoh Otonomi Daerah

Sering kali tarif retribusi ketika memasuki daerah wisata,


parkir, dan yang lainnya antar satu daerah dan yang lainnya
ditemukan berbeda – beda. Membayar parkir di kota Solo
hanya cukup 2000 rupiah, sedangkan di Bandung sudah
dihitung perjam. Perbedaan ini bukan bersumber dari
kemauan juru parkir, tetapi peraturan daerah yang telah
ditetapkan oleh pemerintah daerah atas wewenang dari
pusat.

Baca : Perubahan Sosial


PELAKSANAAN OTONOMI DAERAH DI INDONESIA

Pelaksanaan Otonomi Daerah Di Indonesia

Pelaksanaan Otonomi Daerah Di Indonesia

Mengenai pelaksanaan Otonomi Daerah di Indonesia,


adalah sebagai berikut contohnya:

1. MANAJEMEN HASIL PERIKANAN DI NTB

Hasil perikanan di NTB terkenal sangat tinggi. Pada


awalnya, peraturan tentang perairan dan hasilnya
dikendalikan oleh pemerintah pusat termasuk
pemanfaatannya. Semenjak ada pengaturan desentralisasi
di Undang – Undang Nomor 22 tahun 1999 tentang Otonomi
Daerah, maka pemerintah daerah NTB membuat peraturan
baru yaitu Perda No.15 tahun 2001 tentang manajemen
pengelolaan perairan sendiri.

Peraturan tersebut berdampak positif karena pemerintah


provinsi bisa mengontrol dan mengelola perairan NTB
dengan lebih leluasa, tentunya dengan asas kearifan lokal.
Penerapan adat dan peran masyarakat juga semakin
banyak.
2. PENGEMBANGAN KOTA BANDUNG SEBAGAI SMART
CITY

Salah satu wewenang yang diberikan pusat kepada daerah


adalah untuk menata kota sendiri. Inilah yang dimanfaatkan
oleh Pemerintah Kota Bandung untuk mengembangkan
kotanya menjadi Smart City sejak 2014 lalu. Konsep kota ini
saling terjalin antara satu yang lainnya seperti
penanggulangan sampah, macet, dan pengawasan terhadap
vandalism sehingga fasilitas umum terjaga dan terpelihara.

Tentunya regulasi atau aturan otonomi daerah yang sudah


disebutkan diatas wajib dipatuhi dan diteladani oleh segenap
bangsa Indonesia untuk menjadikan Indonesia menjadi lebih
baik.

Pengertian otonomi daerah, tujuan otonomi daerah, prinsip


otonomi daerah, asas otonomi daerah, contoh otonomi
daerah, dasar hukum otonomi daerah, dll.

Boleh copy paste, tapi jangan lupa cantumkan sumber.


Terimakasih

https://thegorbalsla.com/otonomi-daerah/
3 Tujuan Pelaksanaan Otonomi Daerah yang Diperingati
Setiap 25 April

Liputan6.com, Jakarta Hari Otonomi Daerah di Indonesia


diperingati setiap tanggal 25 April. Istilah “otonomi daerah”
atau dalam bahasa inggris regional autonomy berasal dari
bahasa Yunani, yaitu “autos” dan ‘namos”. Autos memiliki
arti sendiri, sedangkan namos berarti aturan. Sehingga
definisi otonomi daerah dapat diartikan sebagai kewenangan
untuk mengatur sendiri pemerintahan dan kepentingan
masyarakatnya yang dilakukan oleh suatu daerah.

BACA JUGA

Agun Gunandjar: Otonomi Daerah Harus Memperkuat NKRI

Mendagri Serukan Jajaran Pemerintahan Peringati dan


Maknai Jiwa Kepahlawan

Pengertian Hukum Adalah dan Jenis-jenisnya yang Harus


Dipelajari Biar Tak Salah Kaprah

Sementara itu, menurut UU No. 32 tahun 2004, pengertian


otonomi daerah adalah hak, wewenang, serta kewajiban
daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri
berbagai hal terkait pemerintahan dan kepentingan
masyarakatnya sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
Menurut kamus besar bahasa Indonesia (KBBI), otonomi
daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah untuk
mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pelaksanaan otonomi daerah berlandaskan hukum dan telah


diatur dalam peraturan undang-undang dimulai pada UU no
22 tahun 1999 tentang pemerintahan daerah.

2 dari 5 halaman

Pengertian Otonomi Daerah Menurut Para Ahli

Setelah mengetahui pengertian otonomi daerah secara


istilah dan menurut Undang-undang, para ahli juga memiliki
pendapatnya masing-masing terkait pengertian otonomi
daerah. Berikut paparan pengertian otonomi daerah menurut
para ahli yang dirangkum Liputan6.com (17/1/2019) dari
berbagai sumber.

1. Benyamin Hoesein

Benyamin Hoesein, pakar pemerintahan daerah yang


pernah menulis Perubahan Model, Pola, dan Bentuk
Pemerintahan Daerah: dari Era Orde Baru ke Era
Reformasi, mengatakanpengertian otonomi daerah adalah
pemerintahan oleh rakyat dan untuk rakyat di bagian wilayah
nasional Negara secara informal berada diluar pemerintah
pusat.

2. Ateng Syarifuddin

Menurut Ateng Syarifuddin, penulis buku Pengaturan


koordinasi pemerintahan di daerah (1976), pengertian
otonomi daerah adalah kebebasan atau kemandirian yang
terbatas dimana kemandirian itu terwujud sebagai suatu
pemberian kesempatan yang harus dapat
dipertanggungjawabkan.

3. F. Sugeng Istianto

Menurut Sugeng Istianto, pengertian otonomi adalah suatu


Hak dan wewenang guna untuk mengatur serta mengurus
sebuah rumah tangga daerah.

4. Philip Mahwood

Menurut Philip Mahwood, otonomi daerah adalah hak dari


masyarakat sipil untuk mendapatkan kesempatan serta
perlakuan yang sama, baik dalam hal mengekspresikan,
berusaha mempertahankan kepentingan mereka masing-
masing dan ikut serta dalam mengendalikan
penyelenggaraan kinerja pemerintahan daerah.

3 dari 5 halaman

Tujuan Pelaksanaan Otonomi Daerah

Otonomi daerah memiliki tujuan yang jelas agar tidak


disalahgunakan oleh pihak-pihak yang tidak
bertanggungjawab. Tujuan pelaksanaan otonomi daerah
dapat dikelompokkan menjadi 3 tujuan.

Berikut adalah tujuan pelaksanaan otonomi daerah yang


wajib diketahui.

1. Tujuan Politik

Salah satu tujuan pelaksanaan otonomi daerah adalah


adanya tujuan politik. Pelaksanaan pemberian kewenangan
daerah bertujuan untuk mewujudkan proses demokrasi
politik melalui partai politik dan DPRD.

Dengan adanya otonomi daerah, diharapkan masyarakat


setempat mendapatkan pelayanan yang baik,
pemberdayaan masyarakat, serta terciptanya sarana dan
prasarana yang layak.

2. Tujuan Administratif

Tujuan pelaksanaan otonomi daerah berkaitan dengan


pembagian administrasi pemerintahan pusat dan daerah,
termasuk dalam manajemen birokrasi, serta sumber
keuangan.

Pemberian kewenangan daerah juga bertujuan untuk


mewujudkan pengelolaan sumber daya alam yang lebih
efektif dan memberikan peluang kepada warga setempat
untuk turut serta dalam menyelenggarakan pemerintahan.

3. Tujuan Ekonomi

Dari sisi ekonomi, otonomi daerah diharapkan dapat


mewujudkan peningkatan indeks pembangunan manusia
sehingga kesejahteraan masyarakat setempat menjadi lebih
baik.

Selain itu, penerapan otonomi ini bertujuan untuk


meningkatkan daya saing dan kualitas produksi daerah
otonom tersebut sehingga berdampak nyata pada
kesejahteraan masyarakat setempat.

4 dari 5 halaman

Tujuan Otonomi Daerah Menurut UU No 23 Tahun 2014 dan


Prinsipi Otonomi Daerah

Tujuan otonomi daerah menurut UU no 23 tahun 2014 pun


banyak menjabarkan fungsi dari otonomi daerah di
antaranya meningkatkan pelayanan masyarakat,
mengembangkan kehidupan berdemokrasi, mendorong
pemberdayaan masyarakat hingga menumbuhkan
kreativitas masyarakat.

Prinsip Otonomi Daerah

Selain tujuan pelaksanaan otonomi daerah, terdapat juga


beberapa prinsip yang dianut dalam pelaksanaan otonomi
daerah. Berikut adalah prinsip dalam pelaksanaan otonomi
daerah:

1. Prinsip Otonomi Seluas-Luasnya


Prinsip otonomi seluas-luasnya memiliki maksud dimana
setiap daerah mendapat kewenangan dalam mengatur hal
pemerintahan dan mengatur kepentingan masyarakatnya.

Namun, otonomi tersebut tidak memiliki kewenangan dalam


hal politik luar negeri, agama, moneter, keamanan,
peradilan, serta fiskan nasional.

2. Prinsip Otonomi Nyata

Ini adalah prinsip otonomi dimana daerah otonom memiliki


kewenangan dalam menjalankan pemerintahan berdasarkan
tugas, wewenang, dan kewajiban yang secara nyata telah
ada.

Tugas, wewenang, dan kewajiban tersebut berpotensi untuk


berkembang sesuai dengan ciri khas daerah dan segala
potensinya.

3. Prinsip Otonomi Bertanggungjawab

Prinsip ini bermakna sistem penyelenggaraan harus sesuai


dengan maksud dan tujuan dari pemberian otonomi. Pada
dasarnya otonomi bertujuan agar daerah tersebut dapat
berkembang dan masyarakatnya lebih sejahtera.

5 dari 5 halaman

Asas Penyelenggaraan Otonomi Daerah

Penyelenggaraan otonomi daerah dilakukan berdasarkan


tiga asas, yaitu:

1. Asas Desentralisasi

Asas Desentralisasi artinya pemberian wewenang untuk


menjalankan pemerintahan kepada daerah otonom
berdasarkan struktur NKRI dan dasar hukum yang berlaku.

2. Asas Dekosentrasi

Asas Dekosentrasi artinya pelimpahan wewenang dari


pemerintah pusat kepada gubernur yang bertugas sebagai
wakil pemerintah dan atau perangkat pusat daerah.

3. Asas Tugas Pembantuan


Asas Tugas Pembantuan artinya pemberian tugas dari
pemerintah pusat kepada pemerintah daerah untuk
melaksanakan tugas tertentu dengan biaya, sarana dan
prasarana, serta sumber daya manusia. Tugas tersebut
harus dipertanggungjawabkan dan dilaporkan kepada yang
berwenang.

Reporter: Yunisda Dwi Saputri

https://www.liputan6.com/citizen6/read/3872913/3-tujuan-
pelaksanaan-otonomi-daerah-yang-diperingati-setiap-25-
april

Anda mungkin juga menyukai