Anda di halaman 1dari 82

Pengertian Akuntabilitas dan Jenis-Jenis Akuntabilitas

Pengertian Akuntabilitas

Akuntabilitas menurut Mardiasmo (2006:3) adalah:

“Sebagai bentuk kewajiban mempertanggungjawabkan


keberhasilan atau kegagalan pelasanaan misi organisasi
dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan
sebelumnya, melalui suatu media pertanggungjawaban yabg
dilaksanakan secara periodik”.

Pengertian akuntabilitas publik menurut Mahmudi (2010:23)


adalah

“Kewajiban agen (pemerintah) untuk mengelola sumber


daya, melaporkan, dan mengungkapkan segala aktivitas dan
kegiatan yang berkaitan dengan penggunaan sumber daya
publik kepada pemberi mandat (prinsipal)”.

Akuntabilitas publik mengandung kewajiban menurut


undang-undang untuk melayani atau memfasilitasi
pengamat atau pemerhati independent yang memiliki hak
untuk melaporkan temuan atau informasi mengenai
administrasi keuangan yang tersedia sesuai dengan
permintaan tingkat tinggi pemerintah.
Dengan kata lain dalam akuntabilitas terkandung kewajiban
untuk menyajikan dan melaporkan segala tindak lanjut dan
kegiatannya terutama di bidang administrasi keuangan
kepada pihak yang lebih tinggi/atasannya. Dalam hal ini,
terminology akuntabilitas dilihat dari sudut pandang
pengendalian tindakan pada pencapaian tujuan.

Baca Juga

Akuntansi Anggaran dan Siklus Akuntansi Pemerintah

Standar Penyajian Laporan Keuangan Pemerintah

Komponen Laporan Keuangan Pemerintahan

Perbedaan Antara Cash basis dan Accrual Basis

PERANAN, TUJUAN DAN KARAKTERISTIK KUALITATIF


LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH

Dalam dunia birokrasi, akuntabilitas suatu instansi


pemerintah itu merupakan perwujudan kewajiban instansi
pemerintah untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan
atau kegagalan pelaksanaan misi instansi bersangkutan.

Menurut Ghartey dan Crisis, Accountability and


Development in the Third World (2000) yang dikutip oleh
Mardiasmo (2006:4)

“Akuntabilitas ditunjukkan untuk mencari jawaban terhadap


pertanyaan yang berhubungan dengan pelayanan apa,
siapa, kepada siapa, milik siapa yang mana dan
bagaimana”.

Pertanyaan yang memerlukan jawaban tersebut antara lain


ada yang harus dipertanggungjawabkan, mengapa
pertanggungjawaban harus diserahkan, siapa yang
bertanggungjawab terhadap berbagai bagian kegiatan dalam
masyarakat, apakah pertanggungjawaban berjalan seiring
dengan kewenangan yang memadai.

Jenis-jenis Akuntabilitas

Menurut Mardiasmo (2006:5) akuntabilitas publik terdiri atas


dua macam, yaitu:

1. Akuntabilitas vertikal (vertical accountability, dan

2. Akuntabilitas Horizontal (Horizontal accountability)

Akuntabilitas vertikal (Vertical accountability) adalah


pertanggungjawaban atas pengelolaan dana kepada otoritas
yang lebih tinggi, misalnya pertanggungjawaban unit-unit
kerja (dinas) kepada pemerintah daerah,
pertanggungjawaban pemerintah daerah kepada pemerintah
pusat, dan pertanggungjawaban pemerintah pusat kepada
MPR.
Akuntabilitas Horizontal (Horizontal Accountability) adalah
pertanggungjawaban kepada DPRD dan masyarakat luas.

Dalam konteks organisasi pemerintah, akuntabilitas publik


adalah pemberian informasi dan disclosure atas aktivitas
dan kinerja finansial pemerintah kepada pihak-pihak yang
berkepentingan dengan laporan tersebut. (Mardiasmo,
2006:4).

Menurut Lembaga Administrasi Negara (LAN) seperti yang


dikutip oleh BPKP ada tiga macam akuntabilitas yaitu:

Akuntabilitas keuangan, akuntabilitas keuangan merupakan


pertanggungjawaban mengenai integritas keuangan,
pengungkapan, dan ketaatan terhadap peraturan.

Akuntabilitas manfaat, akuntabilitas manfaat pada dasarnya


memberi perhatian kepada hasil dari kegiatan-kegiatan
pemerintah.

Akuntabilitas prosedural, merupakan pertanggungjawaban


mengenai apakah suatu prosedur dari pelaksanaan suatu
kebijakan telah mempertimbangkan masalah moralitas,
etika, kepastian hukum, dan ketaatan pada keputusan politis
untuk mendukung pencapaian tujuan akhir yang telah
ditetapkan.

Akuntabilitas keuangan merupakan pertanggungjawaban


mengenai integritas keuangan, pengungkapan, dan ketaatan
terhadap peraturan perundang-undangan. Jenis
akuntabilitas ini memerlukan dukungan sistem informasi
akuntansi yang memadai untuk terselenggaranya pelaporan.
Sistem akuntansi yang tidak memadai merupakan salah satu
faktor penyebab tidak diperolehnya laporan
pertanggungjawaban pengelolaan keuangan daerah yang
handal dan dapat dipercaya untuk dipergunakan dalam
penerapan akuntabilitas keuangan daerah.

Akuntabilitas publik yang harus dilakukan oleh organisasi


sektor publik terdiri atas beberapa aspek. Dimensi
akuntabilitas yang harus dipenuhi oleh lembaga-lembaga
publik tersebut antara lain menurut Mahmudi (2010:28) yang
mengutip dari Hopwood dan Tomkins, 1984;Elwood, 1993.

“1. Akuntabilitas Hukum dan Kejujuran

2. Akuntabilitas Manajerial

3. Akuntabilitas Program

4. Akuntabilitas Kebijakan

5. Akuntabilitas Finansial”.

Akuntabilitas Hukum dan Kejujuran

Akuntabilitas kejujuran dan hukum yang terkait dengan


penghindaran penyalahgunaan jabatan dan jaminan adanya
kepatuhan hukum adalah pertanggungjawaban lembaga-
lembaga publik untuk berperilaku jujur dalam bekerja dan
menaati ketentuan hukum yang berlaku.
Akuntabillitas kejujuran berarti penyajian informasi yang
sesuai dengan kenyataan yang ada. Akuntabilitas hukum
dan peraturan terkait dengan jaminan adanya kepatuhan
terhadap hukum dan peraturan lain yang diisyaratkan dalam
penggunaan sumber daya publik (Pristwanto seperti dikutip
Nurkholis, 2005:12).

“Accountability for probity is concorned with the avoidance of


malfeasance. It ensures that fund used properly and in the
manner authorised. Accounting for legality is concerned with
ensuring that the powers given by the law are not
exceeded”.

Akuntabilitas hukum menghendaki kepatuhan terhadap


hukum dan peraturan lain dalam mengoperasikan organisasi
sektor publik. Akuntabilitas hukum menjamin ditegakannya
hukum. Akuntabilitas kejujuran berhubungan dengan
penghindaran penyalahgunaan jabatan.

Akuntabilitas Manajerial

Akuntabilitas manajerial adalah pertanggungjawaban


lembaga publik untuk melakukan pengelolaan organisasi
secara efektif dan efisien. Akuntabilitas manajerial juga
dapat diartikan sebagai akuntabilitas kinerja (performance
accountability). Akuntabilitas manajerial juga berhubungan
dengan akuntabilitas proses (process accountability) yang
berarti bahwa proses organisasi harus dapat
dipertanggungjawabkan, dengan kata lain tidak terjadi
inefisien dan ketidakefektivan organisasi.
Akuntabilitas Program

Akuntabilitas program berkaitan dengan pertimbangan


apakah tujuan yang ditetapkan dapat dicapai atau tidak, dan
apakah organisasi telah mempertimbangkan alternatif
program yang memberikan hasil yang optimal dengan biaya
yang minimal. Lembaga publik harus
mempertanggungjawabkan program yang telah dibuat
sampai pada pelaksanaan program.

Akuntabilitas Kebijakan

Akuntabilitas terkait dengan pertanggungjawaban lembaga


publik atas kebijakan-kebijakan yang diambil. Lembaga-
lembaga publik hendaknya dapat
mempertanggungjawabkan kebijakan yang telah ditetapkan
dengan mempertimbangkan dampak di masa depan. Dalam
membuat kebijakan harus dipertimbangkan tujuan kebijakan
tersebut, mengapa kebijakan diambil, siapa sasarannya,
pemangku kepentingan (stakeholder) mana yang
terpengaruh dan memperoleh manfaat dan dampak (negatif)
atas kebijakan tersebut.

Akuntabilitas Finansial

Akuntabilitas yang terkait dengan pertanggungjawaban


lembaga-lembaga publik untuk menggunakan uang publik
(public money) secara ekonomi, efisien, dan efektif, tidak
ada pemborosan dan kebocoran dana serta korupsi.
Akuntabilitas finansial sangat penting karena pengelolaan
keuangan publik akan menjadi perhatian utama masyarakat.
Akuntabilitas finansial mengharuskan lembaga-lembaga
publik untuk membuat laporan keuangan untuk
menggambarkan kinerja finansial organisasi kepada pihak
luar.

Mardiasmo (2006:5) menawarkan kategorisasi baru yang


disebutnya sebagai akuntabilitas langsung dan akuntabilitas
tidak langsung. Akuntabilitas tidak langsung merujuk pada
pertanggungjawaban kepada pihak eksternal seperti
masyarakat, konsumen, atau kelompok klien tertentu,
sedangkan akuntabilitas langsung berkaitan dengan
pertanggungjawaban vertikal melalui rantai komando
tertentu.

Mardiasmo (2006:4) lebih lanjut mengidentifikasi 3 elemen


utama akuntabilitas, yaitu:

Adanya kekuasaan untuk mendapatkan persetujuan awal


sebelum sebuah keputusan dibuat. Hal ini berkaitan dengan
otoritas untuk mengatur perilaku birokrat dengan
menundukkan mereka di bawah persyaratan prosedural
tertentu serta mengharuskan adanya otorisasi sebelum
langkah tertentu diambil. Tipikal akuntabilitas seperti ini
secara tradisional dihubungkan dengan badan/lembaga
pemerintah pusat (walaupun setiap departemen/lembaga
dapat saja menyusun aturan atau standarnya masing-
masing).

Akuntabilitas peran, yang merujuk pada kemampuan


seorang pejabat untuk menjalankan peran kuncinya, yaitu
berbagai tugas yang harus dijalankan sebagai kewajiban
utama. Ini merupakan tipe akuntabilitas yang langsung
berkaitan dengan hasil sebagaimana diperjuangkan
paradigma manejemen publik baru (new public
management). Hal ini mungkin saja tergantung pada target
kinerja formal yang berkaitan dengan gerakan manajemen
publik baru.

Peninjauan ulang secara retrospektif yang mengacu pada


analisis operasi suatu departemen setelah berlangsungnya
suatu kegiatan yang dilakukan oleh lembaga eksternal
seperti kantor audit, komite parlemen, ombudsmen, atau
lembaga peradilan. Bisa juga termasuk badan-badan di luar
negara seperti media massa dan kelompok penekan. Aspek
subyektivitas dan ketidakterprediksikan dalam proses
peninjauan ulang itu seringkali bervariasi, tergantung pada
kondisi dan aktor yang menjalankannya.

Di samping itu ada beberapa metode untuk menegakkan


akuntabilitas, yaitu:

Kontrol legislatif: di banyak negara, legislatif melakukan


pengawasan terhadap jalannya pemerintahan melalui
diskusi dan sejumlah komisi di dalamnya. Jika komisi-komisi
legislatif dapat berfungsi secara efektif, maka mereka dapat
meningkatkan kualitas pembuatan keputusan (meningkatkan
responsivitasnya terhadap kebutuhan dan tuntutan
masyarakat), mengawasi penyalahgunaan kekuasaan
pemerintah melalui investigasi, dan menegakkan kinerja.

Akuntabilitas legal; ini merupakan karakter dominan dari


suatu negara hukum. Pemerintah dituntut untuk
menghormati aturan hukum, yang didasarkan pada badan
peradilan yang independen. Aturan hukum yang dibuat
berdasarkan landasan ini biasanya memiliki sistem
peradilan, dan semua pejabat publik dapat dituntut
pertanggungjawabannya di depan pengadilan atas semua
tindakannya. Peran lembaga peradilan dalam menegakkan
akuntabilitas berbeda secara signifikan antara negara,
antara negara yang memiliki sistem peradilan administratif
khusus seperti Perancis, hingga negara yang memiliki
tatanan hukum di mana semua persoalan hukum
diselesaikan oleh badan peradilan yang sama, termasuk
yang berkaitan dengan pernyataan tidak puas masyarakat
terhadap pejabat publik. Dua faktor utama yang
menyebabkan efektivitas akuntabilitas legal adalah kualitas
institusi hukum dan tingkat akses masyarakat atas lembaga
peradilan, khususnya yang berhubungan dengan biaya
pengaduan. Institusi hukum yang lemah dan biaya yang
mahal (tanpa suatu sistem pelayanan hukum yang gratis)
akan menghambat efektivitas akuntabilitas legal.

Ombudsman: dewan ombudsman, baik yang dibentuk di


dalam suatu konstitusi maupun legislasi, berfungsi sebagai
pembela hak-hak masyarakat. Ombudsman
mengakomodasi keluhan masyarakat, melakukan
investigasi, dan menyusun rekomendasi tentang bagaimana
keluhan tersebut diatasi tanpa membebani masyarakat.
Sejak diperkenalkan pertama kali di Swedia pada abad 19,
Ombudsmen telah menyebar ke berbagai negara maju
maupun negara berkembang. Secara umum, masyarakat
dapat mengajukan keluhannya secara langsung kepada
lembaga ini, baik melalui surat maupun telepon. Di beberapa
negara, misalnya Inggris, Ombudsmen dilihat sebagai
perluasan kontrol parlemen terhadap eksekutif dan keluhan
masyarakat disalurkan melalui anggota parlemen. Pada
hampir semua kasus, Ombudsmen melakukan tugas
investigasinya tanpa memungut biaya dari masyarakat.

Desentralisasi dan partisipasi: akuntabilitas dalam


pelayanan publik juga dapat ditegakkan melalui struktur
pemerintah yang terdesantrilisasi dan partisipasi. Terdapat
beberapa situasi khusus di mana berbagai tugas pemerintah
didelegasikan ke tingkat lokal yang dijalankan oleh para
birokrat lokal yang bertanggungjawab langsung kepada
masyarakat lokal. Legitimasi elektoral juga menjadi faktor
penting seperti dalam kasus pemerintah pusat. Tetapi
cakupan akuntabilitas di dalam sebuah sistem yang
terdesentralisasi lebih merupakan fungsi otonomi di tingkat
lokal. Itupun sangat bervariasi secara signifikan sesuai
derajat otonomi yang diperoleh, dari otonomi yang sangat
luas seperti di AS hingga otonomi terbatas yang umum
dijumpai di negara-negara berkembang. Ketergantungan
yang tinggi terhadap NGOs dan berbagai organisasi dan
koperasi berbasis masyarakat dalam penyediaan pelayanan
publik menjadi salah satu perkembangan yang menjanjikan
bagi terwujudnya manajemen publik yang terdesentralisasi
dan bertanggung jawab.

Kontrol administratif internal: pejabat publik yang diangkat


sering memainkan peran dominan dalam menjalankan tugas
pemerintahan karena relatif permanennya masa jabatan
serta keterampilan teknis. Biasanya, kepala-kepala unit
pemerintahan setingkat menteri diharapkan dapat
mempertahankan kontrol hirarkis terhadap para pejabatnya
dengan dukungan aturan dan regulasi administratif dan
finansial dan sistem inspeksi. Untuk negara-negara
berkembang dan beberapa negara komunis, metode kontrol
tersebut memiliki dampak yang terbatas. Masalah ini
disebabkan karena hubungan yang kurang jelas antara
kepemimpinan politik yang bersifat temporer dan pejabat
publik yang diangkat secara permanen. Jika mereka
melakukan persekongkolan, akuntabilitas tidak bisa
diwujudkan (hal ini juga terjadi sejak lama di negara-negara
maju) dan jika mereka terlibat dalam konflik, maka yang
menjadi korban adalah kepentingan publik.

Baca Juga

Kelebihan dan Kelemahan Sistem Pencatatan Kas Kecil :


Imprest Fund & Fluctuation Fund

Cara Menghitung Biaya Tenaga Kerja Langsung Per Unit

Contoh Soal Rekonsiliasi Bank dan Penyelesaian

Penerbitan Aset Tak Berwujud dan Jenis-Jenis Aset Tak


Berwujud
Pengertian Biaya Modal dan Faktor-Faktor Yang
Menentukan Biaya Modal

Media massa dan opini publik: hampir di semua konteks,


efektivitas berbagai metode dalam menegakkan
akuntabilitas sebagaimana diuraikan di atas sangat
tergantung tingkat dukungan media massa serta opini publik.
Tantangannya, misalnya, adalah bagaimana dan
sejauhmana masyarakat mampu mendayagunakan media
massa untuk memberitakan penyalahgunaan kekuasaan
dan menghukum para pelakunya. Terdapat 3 faktor yang
menentukan dampak aktual dari media massa dan opini
publik. Pertama, kebebasan berekspresi dan berserikat
harus diterima dan dihormati. Di banyak negara, kebebasan
tersebut dilindungi dalam konstitusi. Derajat penerimaan dan
rasa hormat umumnya dapat diukur dari peran media massa
(termasuk perhatian terhadap pola kepemilikkan) dan
pentingnya peran kelompok kepentingan, asosiasi dagang,
organisasi wanita, lembaga konsumen, koperasi dan
asosiasi profesional. Kedua, pelaksanaan berbagai tugas
pemerintah harus transparan. Kuncinya adalah adanya
akses masyarakat terhadap informasi. Hal ini harus dijamin
melalui konstitusi (misalnya, UU Kebebasan Informasi)
dengan hanya mempertimbangkan pertimbangan keamanan
nasional (dalam pengertian sempit) dan privasi setiap
individu. Informasi yang dihasilkan pemerintah yang
seharusnya dapat di akses secara luas antara lain meliputi
anggaran, akuntabilitas publik, dan laporan audit. Tanpa
akses terhadap berbagai informasi tersebut, masyarakat
tidak akan sepenuhnya menyadari apa yang dilakukan dan
tidak dilakukan pemerintah dan efektivitas media massa
akan sedikit dibatasi. Ketiga, adanya pendidikan sipil yang
diberikan kepada warga negara, pemahaman mereka akan
hak dan kewajibannya, di samping kesiapan untuk
menjalankannya.

https://blogoblokgoblok.blogspot.com/2017/04/pengertian-
akuntabilitas-dan-jenis.html

JENIS-JENIS AKUNTABILITAS PUBLIK

JENIS-JENIS AKUNTABILITAS PUBLIK

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Akuntabilitas


Publik

Dosen Pengampu :Drs. Sakrim Miharja, M.Ag

MAKALAH
Disusun oleh :
JURUSAN ADMINISTRASI PUBLIK

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI


BANDUNG

2017

Kata Pengantar

Puji serta syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas


nikmat dan karunia-nya kami bisa menyelesaikan makalah
mengenai Jenis-Jenis Akuntabilitas Publik. Shalawat beserta
salam semoga selalu tercurah kepada junjungan besar Nabi
Muhammad SAW, kepada keluarga para sahabat dan
pengikutnya hingga yaumil qiyamah.

Makalah ini kami buat agar pembaca dapat lebih memahami


tentang Jenis-Jenis Akuntabilitas Publikyang kami sajikan
berdasarkan dari berbagai sumber referensi dan
pengamatan.

Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih


luas dan menjadi sumbangan pemikiran kepada para
pembaca khususnya para mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik, kami sadar bahwa makalah ini masih
banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kami meminta masukannya demi perbaikan
pembuatan makalah kami di masa yang akan datang dan
mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca.

Demikian makalah ini kami susun, apabila ada kata-kata


yang kurang berkenan dan banyak terdapat kekurangan,
kami mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Penulis

Daftar Isi

Kata Pengantar

Daftar Isi

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

I.2 Rumusan Masalah

I.3 Tujuan
BAB II

PEMBAHASAN

II.1 Pengertian Akuntabilitas Publik

II.2 Jenis – Jenis Akuntabilitas Publik

BAB III

PENUTUP

III.1 Kesimpulan

Daftar Pustaka

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Akuntabilitas berasal dari bahasa Latin :accomptare


(mempertanggung jawabkan) bentuk kata dasar computare
(memperhitungkan) yang juga berasal dari kata putare
(mengadakan perhitungan). Sedangkan kata itu sendiri tidak
pernah digunakan dalam bahasa Inggris secara sempit
tetapi dikaitkan dengan berbagai istilah seperti keterbukaan
(openness), transparansi (transparency), aksesibilitas
(accessibility) dengan penggunaannya mulai abad ke-13,
konsep memberikan pertanggungjawaban memiliki sejarah
panjang dalam pencatatan kegiatan yang berkaitan dengan
pemerintahan dan sistem pertanggungjawaban uang yang
pertama kali dikembangkan di Babylon, Mesir, Yunani,
Roma, dan Israel.

Akuntabilitas merupakan istilah yang terkait dengan tata


kelola pemerintahan dan sering dapat digambarkan sebagai
hubungan yang menyangkut saat ini dan masa depan, antar
individu dan kelompok. Sebagai sebuah
pertanggungjawaban, merupakan sebuah kewajiban untuk
memberitahukan, menjelaskan terhadap tiap-tiap tindakan
dan keputusannya agar dapat disetujui maupun ditolak atau
dapat diberikan hukuman bilamana diketemukan adanya
penyalahgunaan kewenangan.

Berdasarkan latar belakang tersebut, kami bermaksud


memperdalam pembahasan mengenai akuntabilitas publik
khususnya mengenai jenis-jenis akuntabilitas publik.

I.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari makalah ini yaitu :

1. Apa yang dimaksud dengan Akuntabilitas Publik ?

2. Apa saja Jenis-Jenis Akuntabilitas Publik ?

I.3 Tujuan

Adapun tujuan dari makalah ini yaitu :

1. Mengetahui apa yang dimaksud Akuntabilitas Publik.

2. Mengetahui Jenis-Jenis Akuntabilitas Publik.


BAB II

PEMBAHASAN

II.1 Pengertian Akuntabilitas Publik

Akuntabilitas (accountability) adalah ukuran yang


menunjukkan apakah aktivitas birokrasi publik atau
pelayanan yang dilakukan oleh pemerintah sudah sesuai
dengan norma dan nilai-nilai yang dianut oleh rakyat dan
apakah pelayanan publik tersebut mampu mengakomodasi
kebutuhan rakyat yang sesungguhnya. Dengan demikian
akuntabilitas terkait dengan falsafah bahwa lembaga
eksekutif pemerintah yang tugas utamanya adalah melayani
rakyat harus bertanggung jawab secara langsung maupun
tidak langsung kepada rakyat. Dengan Bahasa yang
sederhana, Starling (1998: 164) mengatakan bahwa
akuntabilitas ialah kesediaan untuk menjawab pertanyaan
publik.

Akuntabilitas dapat diartikan sebagai bentuk kewajiban


mempertanggungjawabkan keberhasilan atau kegagalan
pelaksanaan misi organisasi dalam mencapai tujuan dan
sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya, melalui suatu
media pertanggungjawaban yang dilaksanakan secara
periodik (Stanbury, 2003). Pada dasarnya, akuntabilitas
adalah pemberian informasi dan pengungkapan (disclosure)
atas aktivitas dan kinerja finansial kepada pihak-pihak yang
berkepentingan (Schiavo-Campo and Tomasi, 1999).
Pemerintah, baik pusat maupun daerah, harus dapat
menjadi subyek pemberi informasi dalam rangka
pemenuhan hak-hak publik yaitu hak untuk tahu, hak untuk
diberi informasi, dan hak untuk didengar aspirasinya.
Akuntabilitas merupakan salah satu pilar good government
yang merupakan pertanggungjawaban pemerintah daerah
dalam mengambil suatu keputusan untuk kepentingan
public, dalam hal ini sebagaimana pertanggungjawaban
pemerintah daerah terhadap pelayanan public yang
diberikan.

Menurut Dubnick (2005), akuntabilitas publik secara


tradisional dipahami sebagai alat yang digunakan untuk
mengawasi dan mengarahkan perilaku administrasi dengan
cara memberikan kewajiban untuk dapat memberikan
jawaban (answerability) kepada sejumlah otoritas eksternal.

Menurut Romzek dan Ingraham (2000) akuntabilitas publik


dalam arti yang paling fundamental merujuk kepada
kemampuan menjawab kepada seseorang terkait dengan
kinerja yang diharapkan. Seseorang yang diberikan jawaban
ini haruslah seseorang yang memiliki legitimasi untuk
melakukan pengawasan dan mengharapkan kinerja

Akuntabilitas public adalah prinsip yang menjamin bahwa


setiap kegiatan penyelenggaraan dapat
dipertanggungjawabkan secara terbuka oleh pelaku kepada
pihak – pihak yang terkena dampak penerapan kebijakan.
( Buku Pedoman Penguatan Pengamanan Program
Pembangunan Daerah Bappenas dan Depdagri, 2002, Hal.
19)

Dari pengertian diatas secara umum akuntabilitas public


dapat diartikan sebagai suatu upaya untuk memberikan
pertanggungjawaban yang dilakukan oleh unit organisasi
atau pihak – pihak yang berkepentingan secara terbuka
kepada pihak – pihak yang memberikan
pertanggungjawaban tersebut.

II.2 Jenis – Jenis Akuntabilitas Publik

1. Mengutip pendapat dari Callahan (2007, 114-116)


serta Cendon, (2004, 28-46), terdapat setidaknya 4 (empat)
tipe atau jenis dari akuntabilitas publik, yakni:

1) Akuntabilitas birokrasi atau akuntabilitas administratif;

a. Merefleksikan kewajiban dan tanggungjawab individu


terhadap organisasinya, serta menekankan kepatuhan
terhadap peraturan dan perundang-undangan maupun
arahan organisasi.

b. Pada tipe ini, prioritas dari pimpinan tertinggi


didahulukan dan pengawasan manajerial dilakukan melaui
peraturan dan perundang-undangan yang dinyatakan secara
jelas

c. Akuntabilitas dicapai melalui kemampuan pengawas


untuk memberikan hadiah atau hukuman kepada
bawahannya serta melalui kewajiban untuk mematuhi
perintah atasan

d. Karakteristik utama dari akuntabilitas birokrasi adalah


mekanisme internal, hubungan pengawasan, peraturan
perundang-undangan, serta tingkatan yang tinggi dari
pengawasan
2) Akuntabilitas profesional;

a. Dikarakteristikan oleh penghormatan terhadap


keahlian, yakni norma-norma yang sudah terinternalisasi
mengenai praktek yang sesuai dan merefleksikan standar,
pelatihan, dan sosialisasi profesional

b. Kunci akuntabilitas profesional adalah penghormatan


terhadap keahlian profesional dalam organisasi

c. Akuntabilitas profesional ditandai dengan tingginya


tingkatan otonomi dari individu didalam organisasi yang
membuat kebijakan berdasarkan standar profesional

d. Profesional akan dievaluasi atau diminta untuk


akuntabel melalui penentuan apakah perilaku atau penilaian
mereka konsisten dengan praktek profesional yang telah
diakui secara umum

e. Karakteristik utama dari akuntabilitas profesional


adalah mekanisme internal, penghormatan terhadap
keahlian, serta tingkatan otonomi yang tinggi

3) Akuntabilitas hukum;

Akuntabilitas hukum terkait dengan dilakukannya kepatuhan


terhadap hukum dan peraturan lain yang disyaratkan dalam
organisasi, sedangkan akuntabilitas kejujuran terkait dengan
penghindaran penyalahgunaan jabatan, korupsi dan kolusi.
Akuntabilitas hukum menjamin ditegakkannya supremasi
hukum, sedangkan akuntabilitas kejujuran menjamin adanya
praktik organisasi yang sehat.

a. Merefleksikan kewajiban organisasi terhadap pejabat


yang dipilih atau pengadilan serta bertumpu pada kepatuhan
terhadap mandat yang ada

b. Melalui akuntabilitas ini, seorang manajer/pejabat


merupakan subyek dari pengawasan eksternal seperti
pengadilan yang mereview kebijakan dan prosedur, audit
keuangan, serta dengar pendapat dengan legislatif

c. Karakteristik utama dari akuntabilitas hukum adalah


mekanisme eksternal, hubungan kontrak, kewajiban hukum
dan tingkat pengawasan yang tinggi

4) Akuntabilitas politik atau akuntabilitas demokratis

a. Dikarakteristikkan dengan adanya ketanggapan


terhadap pemangku kepentingan eksternal baik pejabat
yang dipilih, masyarakat, kepala instansi atau kelompok
kepentingan tertentu

b. Tipe akuntabilitas ini ditandai dengan besarnya


diskresi dari seorang individu atau badan untuk memutuskan
apakah mereka akan merespon terhadap pengharapan dari
sejumlah pemangku kepentingan eksternal dan kemudian
siap menghadapi konsekuensi dari keputusan yang
diambilnya
c. Tipe akuntabilitas ini merupakan pusat dari tekanan
demokratis terhadap administrasi publik

d. Karakteristik utama dari akuntabilitas politik adalah


mekanisme eksternal, tingkatan yang rendah dari
pengawasan langsung, serta ketanggapan terhadap
berbagai pemangku kepentingan

2. Yango yang menyatakan ada 4 jenis akuntabilitas,


diantaranya yaitu :

1) Traditional atau regulatory accountability.

Dimaksudkan bahwa untuk mempertahankan tingkat


efisiensi pelaksanaan administrasi publik yang mengarah
pada perwujudan pelayanan prima, maka perlu akuntabilitas
tradisional atau akuntabilitas regular untuk mendapatkan
informasi mengenai kepatuhan pada peraturan yang berlaku
terutama yang terkait dengan aturan fisikal dan peraturan
pelaksanaan administrasi publik disebut jugacompliance
accountability.

2) Managerial Accountability

Yang menitikberatkan pada efisiensi dan kehematan


penggunaan dana, harta kekayaan, sumber daya manusia,
dan sumber daya lainnya. Program akuntability
memfokuskan pada penciptaan hasil operasi pemerintah.
Untuk itu, semua pegawai pemerintah harus dapat
menjawab pertanyaan di sekitar penyampaian tujuan
pemerintah, bukan sekedar ketaatan pada peraturan yang
berlaku.
3) Accountability

Memfokuskan kepada informasi mengenai tingkat


pencapaian kesejahteraan sosial atas pelaksanaan
kebijakan danaktivitas-aktivitas organisasi, sebab rakyat
yang notabene pemegang kekuasaan, selayaknya memiliki
kemampuan untuk

menolak kebijakan pemerintah yang nyatanya sudah


merugikan mereka.

3. Sheila Elwood dalam Mardiasno mengemukakan ada


empat jenis akuntabilitas, yaitu :

1) Akuntabilitas Hukum dan Peraturan,

Yaitu akuntabilitas yang terkait dengan jaminan adanya


kepatuhan terhadap hukum dan peraturan lain yang
disyaratkan dalam penggunaan sumber dana publik. Untuk
menjamin dijalankannya jenis akuntabilitas ini perlu
dilakukan audit kepatuhan.

2) Akuntabilitas Proses,

Yaitu akuntabilitas yang terkait dengan prosedur yang


digunakan dalam melaksanakan tugas apakah sudah cukup
baik. Jenis akuntabilitas ini dapat diwujudkan melalui
pemberiaan pelayanan yang cepat, responsive,dan murah
biaya.

3) Akuntabilitas Program,
Yaitu akuntabilitas yang terkait dengan perimbangan apakah
tujuan yang ditetapkan dapat dicapai dengan baik, atau
apakah pemerintah daerah telah mempertimbangkan
alternatif program yang dapat memberikan hasil optimal
dengan biaya yang minimal.

4) Akuntabilitas Kebijakan,

Yaitu akuntabilitas yg terkait dengan pertanggungjawaban


pemerintah daerah dalam terhadap DPRD sebagai legislatif
dan masyarakat luas. Ini artinya, perlu adanya transparansi
kebijakan sehingga masyarakat dapat melakukan penilaian
dan pengawasan serta terlibat dalam pengambilan
keputusan.

3. Menurut Mardiasmo (2006:5) akuntabilitas publik terdiri


atas dua macam, yaitu:

1) Akuntabilitas vertikal (vertical accountability),

Akuntabilitas vertikal (Vertical accountability) adalah


pertanggungjawaban atas pengelolaan dana kepada otoritas
yang lebih tinggi, misalnya pertanggungjawaban unit-unit
kerja (dinas) kepada pemerintah daerah,
pertanggungjawaban pemerintah daerah kepada pemerintah
pusat, dan pertanggungjawaban pemerintah pusat kepada
MPR.

2) Akuntabilitas Horizontal (Horizontal accountability)


Akuntabilitas Horizontal (Horizontal Accountability) adalah
pertanggungjawaban kepada DPRD dan masyarakat luas.

Dalam konteks organisasi pemerintah, akuntabilitas publik


adalah pemberian informasi dan disclosure atas aktivitas
dan kinerja finansial pemerintah kepada pihak-pihak yang
berkepentingan dengan laporan tersebut. (Mardiasmo,
2006:4)

4. Menurut Lembaga Administrasi Negara (LAN) seperti


yang dikutip oleh BPKP ada tiga macam akuntabilitas yaitu:

1) Akuntabilitas keuangan, akuntabilitas keuangan


merupakan pertanggungjawaban mengenai integritas
keuangan, pengungkapan, dan ketaatan terhadap peraturan.

2) Akuntabilitas manfaat, akuntabilitas manfaat pada


dasarnya memberi perhatian kepada hasil dari kegiatan-
kegiatan pemerintah.

3) Akuntabilitas prosedural, merupakan


pertanggungjawaban mengenai apakah suatu prosedur dari
pelaksanaan suatu kebijakan telah mempertimbangkan
masalah moralitas, etika, kepastian hukum, dan ketaatan
pada keputusan politis untuk mendukung pencapaian tujuan
akhir yang telah ditetapkan.

5. Dalam hal ini Chander dan Plano dalam Joko Widodo


(2001:153) membedakanakuntabilitas publik dalam
penyelenggaraan pemerintahan dalam lima macam yaitu:

1) Fiscal accountability, merupakan tanggungjawab atas


dana publik yang digunakan;
2) Legal accountability, tanggungjawab atas ketaatan
kepada peraturan perundang-undangan yang berlaku;

3) Programme accountability, tanggungjawab atas


pelaksanaan program;

Process accountability, tanggungjawab atas pelaksanaan


prosedur dan mekanisme kerja;

4) Outcome accountability, tanggungjawab atas hasil


pelaksanaan tugas dalam situasi organisasi.

6. Menurut Bruce Stone, O.P. Dwivedi, and Joseph G.


Jabbra terdapat 8 jenis akuntabilitas umumnya berkaitan
dengan moral, administratif, politik, manajerial, pasar, hukum
dan peradilan, hubungan dengan konstituen dan
professional

1) Akuntabilitas Politik

Akuntabilitas politik adalah akuntabilitas administrasi publik


dari lembaga eksekutif pemerintah, lembaga legislatif
parlemen dan lembaga yudikatif Kehakiman kepada publik .

Dalam negara demokrasi, pemilu adalah mekanisme utama


untuk mendisiplinkan pejabat publik akan tetapi hal ini saja
tidak cukup dengan adanya pemisahan kekuasaan antara
badan eksekutif, legislatif dan yudikatif memang dapat
membantu untuk mencegah adanya penyalahgunaan
kekuasaan yang hanya berkaitan pada check and balances
pengaturan kewenangan. Checks and balanceshanya
bekerja dengan menciptakan pengaturan konflik
kepentingan antara eksekutif dan legislatif, namun segala
keputusan yang berkaitan dengan kepentingan publik masih
memerlukan persetujuan kedua lembaga, dengan cara ini,
kedua lembaga yang merupakan lembaga hasil pemilu
dalam pengambilan keputusan-keputusan dalam hal
kebijakan publik akan lebih pada merupakan hubungannya
dengan konstituen pada keuntungan pemilu yang akan
datang dibandingkan bila merupakan kebijakan yang
sesungguhnya dari bagian kebijakan administrasi
publikbiaya yang harus dikeluarkan dalam kegiatan politik
antara lain pemilu yang diperlukan dapat menjadikan
anggota eksekutif dan legislatif atau para pejabat publik
lainnya rentan terhadap praktik-praktik korupsi dalam
pengambilan keputusan yang terdapat memungkinan akan
lebih menuju kepada keuntungan kepentingan pribadi
dengan cara mengorbankan kepentingan publik yang lebih
luas

2) Akuntabilitas administrasi

Aturan dan norma internal serta beberapa komisi


independen adalah mekanisme untuk menampung birokrasi
dalam tanggung jawab administrasi pemerintah. Dalam
kementerian atau pelayanan, pertama, perilaku dibatasi oleh
aturan dan peraturan; kedua, pegawai negeri dalam hierarki
bawahan bertanggung jawab kepada atasan. Dengan diikuti
adanya unit pengawas independen guna memeriksa dan
mempertanggung jawabkan, legitimasi komisi ini dibangun di
atas kemerdekaan mereka agar dapat terhindar dari konflik
kepentingan apapun. Selain dari pemeriksaan internal,
terdapat pula beberapa unit pengawas yang bertugas untuk
menerima keluhan dari masyarakat sebagai akuntabilitas
kepada warga negara.

7. Menurut Saleh dan Iqbal (2008: 45), akuntabilitas


merupakan sisi-sisi sikap dan watak kehidupan manusia
meliputi akuntabilitas intern seseorang dan akuntabilitas
ektern seseorang.

1) Akuntabilitas intern disebut juga akuntabilitas spiritual.


Tidak sekedar tidak ada pencurian dan sensibilitas
lingkungan, tapi lebih dari itu seperti adanya perasaan malu
berbuat melanggar ketentuan dan lainlain. Ini sangat besar
maknanya bila semua orang memiliki sensibilitas spiritual
seperti itu, alasan-alasan permisif seperti berbedanya
kemampuan, tidak cukup waktu, tidak cukup sumber daya,
dan sebagainya merupakan cikal bakal adanya korupsi dan
akuntabilitas menjadi seperti kaca mobil berembun alias
kabur. Hendaknya kita berusaha keras menghindari
keluhan-keluhan semacam itu bila kita ingin melaksanakan
akuntabilitas dengan sungguh-sungguh.

2) Akuntabilitas ekstern seseorang adalah akuntabilitas


kepada lingkungannya baik formal (atasan) maupun informal
(masyarakat). Akuntabilitas ekstern lebih mudah diukur
karena norma dan standarnya jelas. Ada atasan, ada
pengawas, ada kawan sekerja yang membantu, ada
masyarakat konsumen yang sesekali menyoroti dan
memberikan koreksi serta saran perbaikan, kelompok
mahasiswa yang sensitif terhadap penyimpangan-
penyimpanan, dan ada pula lembaga masyarakat
penyeimbang yang kepeduliannya sangat tinggi seperti
Indonesian Corruption Watch (ICW), dan Yayasan Lembaga
Konsumen Indonesia.

BAB III

PENUTUP

III.1 Kesimpulan

Secara umum akuntabilitas public dapat diartikan sebagai


suatu upaya untuk memberikan pertanggungjawaban yang
dilakukan oleh unit organisasi atau pihak – pihak yang
berkepentingan secara terbuka kepada pihak – pihak yang
memberikan pertanggungjawaban tersebut.

Akuntabilitas dibagi menjadi beberapa jenis menurut para


ahli diantaranya adalah akuntabilitas vertical dan horizontal,
akuntabilitas politik dan administrasi, akuntabilitas hukum,
proses, program, dan lain sebagainya.
Daftar Pustaka

Kumorotomo, Wahyudi. 2013. Akuntabilitas Birokrasi Publik.


Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Rasul, Syahrudin, 2003. Pengintegrasian Sistem


Akuntabilitas Kinerja dan Anggaran dalam Perspektif UU
NO. 17/2003 Tentang Keuangan Negara. Jakarta: PNRI.

Santosa, Pandji. 2012. Administrasi Publik Teori dan


Aplikasi Good Governance. Bandung: PT Refika Aditama.

http://jeyecorner.blogspot.co.id/2011/05/makalah-tentang-
akuntabilitas-publik.html

http://noviandycamdra.blogspot.co.id/2015/06/jenis-jenis-
akuntabilitas.html

http://zakariazack02.blogspot.com/2019/07/jenis-jenis-
akuntabilitas-publik.html

Pengertian Akuntabilitas, Jenis, Dimensi dan Tingkatannya


(Lengkap)
Pengertian Akuntabilitas, Jenis, Dimensi dan Tingkatannya
(Lengkap) – Pada pembahasan kali ini kami akan
menjelaskan tentang Akuntabilitas. Yang meliputi pengertian
akuntabilitas, jenis-jenis, dimensi, tingkatan yang dibahas
dengan lengkap dan mudah dipahami. Untuk lebih rincinya
silakan simak ulasan dibawah ini dengan seksama.

Daftar Isi [sembunyikan]

1 Pengertian Akuntabilitas, Jenis, Dimensi dan Tingkatannya


(Lengkap)

1.1 Pengertian Akuntabilitas

1.2 Jenis-Jenis Akuntabilitas

1.3 Dimensi Akuntabilitas

1.3.1 1. Akuntabilitas Hukum dan Kejujuran (Accuntability for


probity and legality)

1.3.2 2. Akuntabilitas Program

1.3.3 3. Akuntabilitas Manajerial

1.3.4 4. Akuntabilitas Kebijakan

1.3.5 5. Akuntabilitas Finansial

1.4 Tingkatan Akuntabilitas

1.5 Share this:


1.6 Related posts:

Pengertian Akuntabilitas, Jenis, Dimensi dan Tingkatannya


(Lengkap)

Mari kita bahas pengertiannya terlebih dahulu dengan


seksama.

Pengertian Akuntabilitas

Akuntabilitas yaitu suatu istilah mewujudkan tingkat


pertanggungjawaban seseorang atau lembaga tertentu yang
berkaitan dengan sistem administrasi.

Jenis-Jenis Akuntabilitas

Jenis atau macam-macam akuntabilitas adalah sebagai


berikut:

Ada delapan jenis akuntabilitas menurut Bruce Stone, O.P


Dwivedi dan Joseph G. Jabba yang berhubungan dengan
moral, administratif, politik, manajerial, pasar, hukum dan
peradilan, berkaitan dengan konstituen dan juga profesional.

Akuntabilitas Politik
Akuntabilitas politik merupakan suatu akuntabilitas umum
dari suatu lembaga eksekutif pemerintah, lembaga legislatif
parlemen dan juga lembaga yudikatif kehakiman kepada
publik.

Akuntabilitas Administrasi

Peraturan dan norma internal dan juga beberapa komisi


independen adalah suatu mekanisme utuk dapat
menampung birokrasi dalam tanggung jawab administrasi
pemerintah.

Sedangkan menurut Mardiasmo, akuntabilitas dibedakan


menjadi 2 jenis, yakni:

Akuntabilitas Vertikal

Akuntabilitas vertikal yaitu akuntabilita berbentuk


pertanggungjawaban yang dilaksanakan kepada atasan.

Akuntabilitas Horizontal

Akuntabilitas horizontal yaitu akuntabilitas berbentuk


pertanggungjawaban yang dilaksanakan kepada orang
maupun lembaga yang sejajar.

Menurut Mahmudi, akuntabilitas suatu lembaga publik


dibedakan menjadi lima yaitu:
Akuntabilitas Hukum dan Kejujuran

Akuntabilitas Hukum dan kejujuran yaitu


pertanggungjawaban yang berkaitan dengan kegiatan
penegakan hukum dan norma kejujuran yang ditujukan
dengan tidak melaksanakan berbagai penyalahgunaan
kekuasaan dan wewenang yang dimiliki.

Akuntabilitas Manajerial

Akuntabilitas manajerial yaitu pertanggungjawaban yang


berkaitan dengan pola kerja manajerial yang wajib
dilaksanakan dengan efektif dan efisien.

Akuntabilitas Program

Akuntabilitas program yaitu pertanggungjawaban yang


berhubungan dengan program yang hendak dilakukan.
Orang yang mempunyai wewenang dalam program ini wajib
bisa menunjukkan jika program yang hendak dibangun
dapat berjalan dengan baik atua tidak dan apa saja usaha
yang dapat dilakukan supaya program yang akan
direncanakan dapat berjalan dengan optimal.

Akuntabilitas Kebijakan

Akuntabilitas kebijakan adalah akuntabilitas yang berkaitan


dengan pertanggungjawaban lembaga publik kepada
berbagai kebijakan dan keputusan yang telah diputuskan
atau diambil. Dalam hal ini, orang yang memiliki peran
didalam lembaga publik wajib bisa
mempertanggungjawabkan setiap kebijakan yang telah
ditetapkan baik itu dari tujuan, alasan pengambilan
kebijakan, manfaat yang muncul, sampai berbagai hal
negatif yang bisa saja timbul dari kebijakan yang akan atau
sudah diambil.’

Akuntabilitas Finansial

Akuntabilitas finansial berhubungan dekat dengan


pertanggungjawaban lembaga publik kepada setiap uang
yang disetorkan masyarakat kepada pemerintah. Lembaga
publik wajib bisa menerangkan bagaimana uang tersebut
diperoleh, kemana uang tesebut dibelanjakan dan berbagai
macam pertanggungjawaban lain.

Baca Juga: √ Pengertian Manajemen Persediaan, Tujuan


dan Model Pendekatannya

Menurut Rosjidi (2001), akuntabilitas dibedakan menjadi 2


jenis, yaitu:

Akuntabilitas Internal

Akuntabilitas yang berlaku untuk setiap tingkatan organisasi


internal penyelenggaraan pemerintah Negara termasuk juga
pemerintah yang mana masing-masing pejabat atau
pengurus publik baik individu ataupun kelompok secara
tingkatan wajib untuk mempertanggungjawabkan kepada
atasannya langsung tentang perkembagnan kinerja aktivitas
secara periodik ataupun sewaktu-waktu jika dibutuhkan.

Akuntabilitas Eksternal

Akuntabilitas yang menempel kepada setiap lembaga


Negara sebagai suatu organisasi untuk
mempertanggungjawabkan semua amanat yang sudah
diterima dan dilakukan maupun perkembagan untuk
dikomunikasikan kepada pihak eksternal lingkungannya.

Dimensi Akuntabilitas

Dimensi akuntabilitas dibedakan menjadi lima bagian


menurut Syahrudin Rasul (2002:11)

1. Akuntabilitas Hukum dan Kejujuran (Accuntability for


probity and legality)

Akuntabilitas hukum yaitu kepatuhan kepad hukum dan


peraturan lain yang menjadi syarat didalam organisasi.
Akuntabilitas kejujuran yaitu penghidaran penyalahgunaan
jabatan, korupsi dan kolus. Akuntabilitas hukum menjamin
penegakan supremasi hukum, sedangkan akuntabilitas
kejujuran menjamin adanya praktik organisasi yang sehat.

2. Akuntabilitas Program

Program organisasi sebaiknya adalah program yang


bermutu dan mendukung strategi dalam pencapaian visi,
misi an tujuan organisasi. Lembaga publik wajib
mempertanggungjawabkan program yang sudah dibuat
sampai dengan pelaksanaan program.

3. Akuntabilitas Manajerial

Akuntabilitas manajerial atau akuntabilitas kinerja adalah


pertanggungjawaban untuk melaksanakan pengelolaan
organisasi secara efektif dan efisien.

4. Akuntabilitas Kebijakan

Organisasi publik harus dapat mempertanggungjawabkan


kebijakan yang telah ditetapkan dengan mempertimbangkan
dampak yang akan dihadapi kedepannya.

5. Akuntabilitas Finansial

Akuntabilitas finansial yaitu pertanggungjawaban lembaga


publik dalam pemakaian dana publik (public money) secara
ekonomis, efektif dan efisien, tidak ada kebocoran dana dan
pemborosan dan juga korupsi.

Pengertian Akuntabilitas, Jenis-Jenis, Dimensi, Tingkatan

Tingkatan Akuntabilitas

Adapun tingkatan akuntabilitas menurut Majalah Akuntansi


adalah sebagai berikut:
Akuntabilitas Personal: akuntabilitas yang berhubungan
dengan diri sendiri

Akuntabilitas Individu: akuntabilitas yang berhubungan


dengan suatu pelaksanaan

Akuntabilitas Tim: akuntabilitas yang dibedakan dalam kerja


kelompok atau tim

Akuntabilitas Organisasi: akuntabilitas internal dan eksternal


dalam organisasi

Akuntabilitas Stakeholders: akuntabilitas yang dipisahkan


stakeholders dan organisasi.

Baca Juga: √ Pengertian Industri, Manfaat, Klasifikasi dan


Contohnya

Demikianlah telah dijelaskan tentang Pengertian


Akuntabilitas, Jenis, Dimensi dan Tingkatannya (Lengkap),
semoga dapat menambah wawasan dan pengetahuan
kalian. Terimakasih telah berkunjung dan jangan lupa untuk
membaca artikel kami lainnya.

https://www.seputarpengetahuan.co.id/2017/09/pengertian-
akuntabilitas-jenis-jenis-dimensi-tingkatan.html

Jenis-Jenis Akuntabilitas
Akuntabilitas dapat hidup dan berkembang dalam
lingkungan dan suasana yang transparan dan demokratis
serta adanya kebebasan dalam mengemukakan pendapat.
Makna pentinngnya akuntabilitas sebagai unsur utama good
governance antara lain tercermin dari berbagai kategori
akuntabilitas.

Chandler dan plano membedakan ada lima jenis


akuntabilitas, yaitu (1) akuntabilitas fisikal-tanggungjawab
atas dana publik; (2) akuntabilitas legal-tanggungjawab
untuk mematuhi hukum; (3) akuntabilitas program-
tanggungjawab untuk menjalankan suatu program; (4)
akuntanbilitas proses-tanggungjawab untuk melaksanakan
prosedur, dan (5) Akuntabilitas Outcome-tanggungjawab
atas hasil[1].

Sheila Elwood dalam Mardiasno mengemukakan ada empat


jenis akuntabilitas, yaitu :

1) Akuntabilitas Hukum dan Peraturan, yaitu akuntabilitas


yang terkait dengan jaminan adanya kepatuhan terhadap
hukum dan peraturan lain yang diisyaratkan dalam
penggunaan sumber dana publik. Untuk menjamin
dijalankannya jenis auntabilitas ini perlu dilakukan audit
kepatuhan.

2) Akuntabilitas Proses, yaitu akuntabilitas yang terkait


dengan prosedur yang digunakan dalam melaksanakan
tugas apakah sudah cukup baik. Jenis akuntabilitas ini
dapat diwujudkan melalui pemberian pelayanan yang
cepat, responsif, dan murah biaya.
3) Akuntabilitas Program, yaitu akuntabilitas yang
terkait dengan perimbangan apakah tujuan yang ditetapkan
dapat dicapai dengan baik, atau apakah pemerintah daerah
telah mempertimbangkan alternatif program yang dapat
memberikan hasil optimal dengan biaya yang minimal.

4) Akuntabilitas Kebijakan, yaitu akuntabilitas yg terkait


dengan pertanggungjawaban pemerintah daerah dalam
terhadap DPRD sebagai legislatif dan masyarakat luas. Ini
artinya, perlu adanya transparansi kebijakan sehingga
masyarakat dapat melakukan penilaian dan pengawasan
serta terlibat dalam pengambilan keputusan.

Memperhatikan jenis-jenis akuntabilitas seperti


dikemukakan Sheila Elwood diatas, maka pejabat publik
didalam menjalankan tugas dan tanggungjawabnya
disamping harus berakuntabilitas menurut umum atau
peraturan, juga dalam proses pelaksanaan tugas dan
tanggungjawabnya, dalam program yang dimplementasikan,
dan juga dalam kebijakan yang dibuat atau dirumuskan.

Berbeda halnya dengan Yango yang menyatakan ada 4


jenis akuntabilitas, diantaranya yaitu :

1) Traditional atau regulatory accountability. Dimaksudkan


bahwa untuk mempertahankan tingkat efisiensi pelaksanaan
administrasi publik yang mengarah pada perwujudan
pelayanan prima, maka perlu akuntabilitas tradisional atau
akuntabilitas regular untuk mendapatkan informasi
mengenai kepatuhan pada peraturan yang berlaku terutama
yang terkait dengan aturan fisikal dan peraturan
pelaksanaan administrasi publik disebut juga compliance
accountability.
2) Managerial Accountability, yang menititberatkan pada
efisiensi dan kehematan penggunaan dana, harta kekayaan,
sumber daya manusia, dan sumber-sumber daya lainnya.
Program accountability, memfokuskan pada penciptaan
hasil operasi pemerintah. Untuk itu, semua pegawai
pemerintah harus dapat menjawab pertanyaan disekitar
penyampaian tujuan pemerintah, bukan sekedar ketaatan
pada peraturan yang berlaku.

3) Process accountability, memfokuskan kepada


informasi mengenai tingkat pencapaian kesejahteraan
sosial atas pelaksanaan kebijakan dan aktivitas-aktivitas
organisasi, sebab rakyat yang nota bene pemegang
kekuasaan, selayaknya memiliki kemampuan untuk
menolak kebijakan pemerintah yang nyatanya sudah
merugikan mereka.

Dari berbagai jenis akuntabilitas yang telah dipaparkan,


maka penyelenggaraan pelayanan Izin Mendirikan
Bangunan termasuk dalam akuntabilitas proses menurut
Sheila Elwood , yaitu akuntabilitas yang terkait dengan
prosedur yang digunakan dalam menjalankan tugas
apakah sudah cukup baik. Hal ini dapat diwujudkan
melalui penyelenggaraan pelayanan yang cepat, responsif
dan murah biaya.
[1] Dr. H. Manggaukang Raba, o. cit., h. 36

http://noviandycamdra.blogspot.com/2015/06/jenis-jenis-
akuntabilitas.html

Jenis dan Macam Akuntabilitas Pemerintahan

Add CommentBAB II , pemerintahan , teori

Menurut jenisnya, akuntabilitas dapat dibedanya atas


akuntabilitas internal dan akuntabilitas eksternal seorang
menjalankan tugas dan fungsinya dalam organisasi
pemerintahan. Pertanggungjawaban seeorang kepada
Tuhan sesuai dengan agama dan kepercayaannya
mengenai sesuatu yang dilaksanakannya dipahami sebagai
akuntabilitas internal atau akuntabilitas spiritual seseorang.
Sedangkan pertanggungjawaban seseorang kepada
lingkungannya baik pada lingkungan formal organisasi
(atasan-bawahan) maupun lingkungan masyarakat (LAN-
RI:2000).
Akuntabilitas eksternal seseorang dalam organisasi lebih
mudah diukur karena parameter, norma dan standarnya
sangat jelas. Pengawasan, pengendalian dan penilaian
eksternal secara eksplisit sudah ada dalam mekanisme yang
terbentuk dalam suatu sistem dan prosedur kerja organisasi.
Tidak demikian halnya dengan akuntabilitas internal
seseorang, karena tidak adanya parameter yang jelas dan
dapat diterima oleh semua orang dan tidak ada yang
melakukan pengecekan sehingga tidak jelas ukurannya,
terkecuali dikaitkan dengan aktivitas dengan lingkungan
pemerintah dan masyarakat. Akuntabilitas eksternal
seseorang baik di dalam maupun di luar organisasi
merupakan hal yang paling banyak dibicarakan, karena
berkaitan dengan kepercayaan dari persepsi, sikap dan
perilakunya dalam menjalankan tugas dan kewajibannya
selaku manusia peribadi, sosial dan organisasi.

Menurut Brautinggam dalam Nizar yang dikutif Joko Widodo


(2001:152) bahwa dibedakan tiga jenis akuntabilitas publik
dalam kontek penyelenggaraan pemerintahan yaitu:
akuntabilitas politik, akuntabilitas keuangan dan akuntabilitas
hukum. akuntabilitas politik berkaitan erat dengan sistem
pemilu, sistem politik “multi partai” dinilai lebih mampu
menjamin akuntabilitas politik pemerintahan terhadap
rakyatnya daripada pemerintahan dalam sistem “satu partai”.
Akuntabilitas keuangan, berarti aparat pemerintah wajib
mempertanggungjawabkan setiap rupiah uang rakyat dalam
anggaran belanjannya yang bersumber dari penerimaan
pajak dan retribusi. Akuntabilitas hukum, bahwa rakyat harus
memiliki keyakinan bahwa unit-unit pemerintahan dapat
bertanggungjawab secara hukum atas segala tindakannya.

Menurut Samuel Paun (dalam Tjahya Supriatna, 2001:102)


akuntabilitas dapat dibedakan atas: democratic
accountability, professional accountability, and legal
accountability: dengan penjelasan lebih lanjut sebagai
berikut:

a. Democratic Accountability

Akuntabilitas demokratis merupakan gabungan antara


administrative dan politic accountabiilty. Menggambarkan
pemerintah yang akuntabel atas kinerja dan semua
kegiatannya kepada pemimpin politik. Pada negara-negara
demokratis, menteri pada parlemen. Penyelenggaraan
pelayanan publik akuntabel kepada menteri/pimpinan
instansi masing-masing. Dalam kontek ini pelaksanaan
akuntabel dilakukan secara berjenjang dari pimpinan bawah
ke pimpinan tingkat tinggi secara hierarki yaitu Presiden
pada MPR

b. Professional Accountability
Dalam akuntabilitas profesional, pada umumnya para pakar,
profesional dan teknokrat melaksanakan tugas-tugasnya
berdasarkan norma-norma dan standar profesinya untuk
menentukan public interest atau kepentingan masyarakat.

c. Legal Accountability

Berdasarkan kategori akuntabilitas legal (hukum), pelaksana


ketentuan hukum disesuaikan dengan kepentingan public
goods dan public service yang merupakan tuntutan
(demand) masyarakat (costumer). Dengan akuntabilitas
hukum, setiap petugas pelayanan publik dapat diajukan ke
pengadilan apabila mereka gagal dan bersalah dalam
melaksanakan tugasnya sebagaimana diharapkan
masyarakat. Kesalahan dan kegagalan dalam pemberian
pelayanan kepada masyarakat akan terlihat pada laporan
akuntabilitas legal.

Pemerintah dalam penyelenggaraan pemerintahan


berkewajiban mempertanggungjawabkan berbagai kebijakan
dan pelayanan publik pada masyarakat. Dalam hal ini
Chander dan Plano dalam Joko Widodo (2001:153)
membedakan akuntabilitas publik dalam penyelenggaraan
pemerintahan dalam lima macam yaitu:

a. Fiscal accountability, merupakan tanggungjawab atas


dana publik yang digunakan;

b. Legal accountability, tanggungjawab atas ketaatan


kepada peraturan perundang-undnagan yang berlaku;
c. Programme accountability, tanggungjawab atas
pelaksanaan program;

d. Process accountability, tanggungjawab atas pelaksanaan


prosedur dan mekanisme kerja;

e. Outcome accountability, tanggungjawab atas hasil


pelaksanaan tugas dalam situasi organisasi.

Sebagai perbandingan terhadap pandangan Chander dan


Plano, maka Yango terdapat empat macam akuntabilitas
publik dalam penyelenggaraan pemerintahan (Joko Widodo,
2001:153) yaitu:

a. Regularity Accountability, memfokuskan pada transaksi-


transaksi fiskal untuk mendapatkan informasi mengenai
kepatuhan pada peraturan yang berlaku terutama yang
terkait dengan peraturan fiskal dan peraturan pelaksanaan
administrasi yang sering disebut “compliance accountability”.

b. Managerial Accountability, menitik beratkan pada efisiensi


dan kehematan penggunaan dana, harta kekayaan,
sumberdaya manusia dan sumber-sumber daya lainnya.

c. Program Accountability, menfokuskan pada pencapaian


hasil pelaksanaan kegiatan pemerintah.

d. Process Accountability, menfokuskan pada informasi


mengenai tingkat pencapaian kesejahteraan sosial atas
pelaksanaan kebijakan dan aktivitas organisasi.
Dari pendapat di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa
akuntabilitas publik dalam penyelenggaraan pemerintahan
atau akuntabilitas pemerintahan beragam yang
mencerminkan kewajiban, tanggungjawab, sasaran atau
tujuan mempunyai manfaat dan dampak bagi kelancaran,
kesehatan dan kepercayaan organisasi dan meningkatkan
kepentingan umum. Dalam hal itu, terdapat beragam
akuntabilitas publik dalam penyelenggaraan pemerintahan
yaitu akuntabilitas hukum, akuntabilitas organisasi dan
manajerial, akuntabilitas keuangan, akuntabilitas proses,
akuntabilitas program, akuntabilitas profesional dan
akuntabilitas moral.

Daftar Pustaka

Supriatna, Tjahya, 2013, Manajemen Pemerintahan Daerah.


Bandung: IPDN.

Bagikan :

https://tesisdisertasi.blogspot.com/2014/09/jenis-dan-
macam-akuntabilitas.html

Pengertian Akuntabilitas, Jenis dan Dimensi Akuntabilitas


Menurut Para Ahli Terlengkap
By Si ManisPosted on September 14, 2017

Pengertian Akuntabilitas, Jenis dan Dimensi Akuntabilitas


Menurut Para Ahli Terlengkap – Secara umum, pengertian
Akuntabilitas adalah istilah untuk menggambarkan tingkat
pertanggungjawaban seseorang atau lembaga tertentu yang
berhubungan dengan sistem administrasi yang dimiliki.

Daftar Isi [hide]

1 Pengertian Akuntabilitas Menurut Para Ahli

1.1 Syahrudin Rasul (2002:8)

1.2 Turner and Hulme (1997)

1.3 Mardiasmo (2006:3)

1.4 Mahmudi (2010:23)

1.5 Wikipedia

1.6 Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)

1.7 Teguh Arifiyadi (2008)

1.8 Affan Gafar

1.9 LAN (1999)


1.10 Sirajudin Saleh dan Aslam Iqbal

2 Jenis Akuntabilitas

3 Dimensi Akuntabilitas

Pengertian Akuntabilitas Menurut Para Ahli

Syahrudin Rasul (2002:8)

Menurut Syahrudin Rasul, akuntabilitas adalah kemampuan


memberi jawaban kepada otoritas yang lebih tinggi atas
tindakan seseorang/sekelompok orang terhadap masyarakat
luas dalam suatu organisasi.

Turner and Hulme (1997)

Menurut Turner and Hulme, akuntabilitas adalah keharusan


lembaga sektor publik untuk lebih menekan pada
pertanggungjawaban horizontal (masyarakat) bukan hanya
pertanggungjawaban vertikal (otoritas yang lebih tinggi).

Mardiasmo (2006:3)

Menurut Mardiasmo, akuntabilitas adalah bentuk kewajiban


mempertanggungjawabkan keberhasilan atau kegagalan
pelaksanaan misi organisasi dalam mencapai tujuan dan
sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya, melalui suatu
media pertanggungjawaban yabg dilaksanakan secara
periodik.
Mahmudi (2010:23)

Menurut Mahmudi, akuntabilitas adalah kewajiban agen


(pemerintah) untuk mengelola sumber daya, melaporkan,
dan mengungkapkan segala aktivitas dan kegiatan yang
berkaitan dengan penggunaan sumber daya publik kepada
pemberi mandat (prinsipal).

Wikipedia

Menurut Wikipedia, akuntabilitas adalah sebuah konsep


etika yang dekat dengan administrasi publik pemerintahan
(lembaga eksekutif pemerintah, lembaga legislatif parlemen
dan lembaga yudikatif Kehakiman).

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)

Pengertian akuntabilitas menurut KBBI adalah perihal


bertanggung jawab; keadaan dapat dimintai
pertanggungjawaban

Teguh Arifiyadi (2008)


Menurut Teguh Arifiyadi, akuntabilitas adalah kewajiban dari
individu atau penguasa yang dipercayakan untuk mengelola
sumber daya publik dan yang bersangkutan dengannya
kemudian dapat menjawab hal yang menyangkut
pertanggungjawabannya. Akuntabilitas terkait erat dengan
instrumen untuk kegiatan kontrol terutama dalam hal
pencapaian has.il pada pelayanan publik dan
menyampaikannya secara transparan kepada masyarakat.

Affan Gafar

Menurut Affan Gafar, akuntabilitas adalah setiap pemegang


jabatan yang dipilih oleh rakyat yang kemudian harus dapat
mempertanggung jawabkan kebijaksanaan yang hendak dan
telah ditempuh,. dapat mempertanggungjawabkan ucapan
atau kata-kata yang telah dikeluarkan dan juga
mempertanggung jawabkan prilaku dalam kehidupan yang
pernah, sedang bahkan akan dilaksanakan.

LAN (1999)

Menurut LAN, akuntabilitas adalah kewajiban untuk


memberikan pertanggungjawaban atau untuk menjawab dan
menerangkan kinerja dan tindakan seseorang/badan
hukum/pimpinan kolektif suatu organisasi kepada pihak yang
memiliki hak atau berkewenangan untuk meminta
keterangan atau pertanggungjawaban.
Sirajudin Saleh dan Aslam Iqbal

Menurut Sirajudin Saleh dan Aslam Iqbal, akuntabilitas


adalah sisi sikap dan watak kehidupan manusia yang
meliputi akuntabilitas internal dan eksternal seseorang. Sisi
internal seseorang akuntabilitas merupakan
pertanggungjawaban orang tersebut kepada Tuhan-nya.
Sedangkan akuntabilitas sisi eksternal seseorang yaitu
akuntabilitas orang tersebut kepada lingkungannya baik
lingkungan formal (atasan-bawahan) maupun lingkungan
masyarakat.

Jenis Akuntabilitas

Menurut Bruce Stone, O.P. Dwivedi dan Joseph G. Jabbra,


terdapat 8 jenis akuntabilitas yang umumnya berkaitan
dengan moral, administratif, politik, manajerial, pasar, hukum
dan peradilan, hubungan dengan konstituen serta
profesional.

a. Akuntabilitas Politik

Akuntabilitas politik adalah suatu akuntabilitas administrasi


publik dari suatu lembaga eksekutif pemerintah, lembaga
legislatif parlemen serta juga lembaga yudikatif Kehakiman
kepada publik .

b. Akuntabilitas administrasi
Aturan dan norma internal serta beberapa komisi
independen merupakan suatu mekanisme untuk bisa
menampung birokrasi dalam tanggung jawab administrasi
pemerintah.

Menurut Mardiasmo, akuntabilitas dibagi menjadi dua jenis


yaitu:

a. Akuntabilitas Vertikal

Akuntabilitas vertikal adalah akuntabilitas berupa


pertanggungjawaban yang dilakukan kepada atasan.

b. Akuntabilitas Horizontal

Akuntabilitas horizontal adalah akuntabilitas berupa


pertanggungjawaban yang dilakukan kepada orang ataupun
lembaga yang setara.

Menurut Mahmudi, akuntabilitas dalam lembaga publik


dibagi menjadi lima bagian yakni:

a. Akuntabilitas Hukum dan Kejujuran

Akuntabilitas Hukum dan Kejujuran merupakan


pertanggungjawaban yang berhubungan dengan aktivitas
penegakan hukum dan norma kejujuran yang ditunjukkan
dengan tidak melakukan berbagai penyalahgunaan
kekuasaan dan wewenang yang dimiliki.

b. Akuntabilitas Manajerial

Akuntabilitas manajerial adalah pertanggungjawaban yang


berhubungan dengan pola kerja manajerial yang harus
dilakukan dengan efektif dan efisien.

c. Akuntabilitas Program

Akuntabilitas program adalah pertanggungjawaban yang


berkaitan dengan program yang akan dijalankan. Orang
yang berwenang dalam program ini harus dapat
menunjukkan apabila program yang akan dibangun bisa
berjalan dengan baik atau tidak dan apa saja upaya yang
bisa dilakukan agar program yang akan direncanakan bisa
berjalan dengan optimal.

d. Akuntabilitas Kebijakan

Akuntabilitas ini merupakan akuntabilitas yang berhubungan


dengan pertanggungjawaban lembaga publik terhadap
berbagai kebijakan dan keputusan yang sudah diputuskan
atau diambil. Dalam hal ini, orang yang berperan dalam
lembaga publik harus dapat mempertanggungjawabkan
setiap kebijakan yang sudah ditetapkan baik itu dari tujuan,
alasan pengambilan kebijakan, manfaat yang muncul,
hingga berbagai hal negatif yang mungkin ditimbulkan dari
kebijakan yang akan atau telah diambil.

e. Akuntabilitas Finansial

Jenis akuntabilitas ini berkaitan erat dengan


pertanggungjawaban lembaga publik terhadap tiap uang
yang disetorkan masyarakat kepada pemerintahan.
Lembaga publik harus dapat menerangkan bagaimana uang
tersebut didapatkan, kemana uang tersebut dibelanjakan
dan berbagai macam pertanggungjawaban lainnya.

Dimensi Akuntabilitas

Menurut Syahrudin Rasul (2002:11), dimensi akuntabilitas


terbagi menjadi 5 bagian yaitu:

Akuntabilitas hukum dan kejujuran (accuntability for probity


and legality)

Akuntabilitas hukum adalah kepatuhan terhadap hukum dan


peraturan lain yang disyaratkan dalam organisasi.
Akuntabilitas kejujuran adalah penghindaran
penyalahgunaan jabatan, korupsi dan kolusi. Akuntabilitas
hukum menjamin ditegakkannya supremasi hukum,
sedangkan akuntabilitas kejujuran menjamin adanya praktik
organisasi yang sehat.
Akuntabilitas Manajerial

Akuntabilitas manajerial atau akuntabilitas kinerja


(performance accountability) merupakan
pertanggungjawaban untuk melakukan pengelolaan
organisasi secara efektif dan efisien.

Akuntabilitas Program

Program organisasi hendaknya adalah program yang


bermutu dan mendukung strategi dalam pencapaian visi,
misi dan tujuan organisasi. Lembaga publik harus
mempertanggungjawabkan program yang telah dibuat
hingga pelaksanaan program.

Akuntabilitas Kebijakan

Lembaga publik harus bisa mempertanggungjawabkan


kebijakan yang sudah ditetapkan dengan
mempertimbangkan dampak yang akan dihadapi dimasa
depan.
Akuntabilitas Financial

Akuntabilitas finacial adalah pertanggungjawaban lembaga


publik untuk menggunakan dana publik (public money)
secara ekonomis, efisien dan efektif, tidak ada pemborosan
dan kebocoran dana, serta korupsi.

Demikian artikel tentang”Pengertian Akuntabilitas, Jenis dan


Dimensi Akuntabilitas Menurut Para Ahli Terlengkap“,
semoga bermanfaat.

https://www.pelajaran.co.id/2017/14/pengertian-
akuntabilitas-jenis-dan-dimensi-akuntabilitas-menurut-para-
ahli.html

Akuntabilitas : Jenis, Aspek, Pelaksanaan dan Indikatornya


Terlengkap

By penulis okePosted on March 31, 2019

5 / 5 ( 1 vote )

Jenis, Aspek, Pelaksanaan dan Indikator Akuntabilitas


Menurut Para Ahli

Contents [show]
Akuntabilitas – di dalam sebuah lembaga, terutama lembaga
publik harus memiliki laporan administrasi sebagai
perwujudan dari pertanggung jawaban dalam pengelolaan
suatu lembaga, hal seperti itu sering disebut sebagai
akuntabilitas.

A. Jenis – Jenis Akuntabilitas

Banyak pendpaat dari para ahli tentang stabilitas,


diantaranya :

1. Jenis – Jenis Akuntabilitas Menurut Bruce Stone, O.P


Dwivedi dan Joseph G. Jabba

Akuntabilitas Politik

Pengertian dari akuntabilitas politik yaitu sebuah


akuntabilitas yang berasal dari suatu lembaga eksekutif
pemerintah, lembaga legislatif parlemen serta lembaga
yudikatif kehakiman kepada publik.

Akuntabilitas Administrasi
Peraturan atau norma dari dalam serta beberapa komisi
independen yang merupakan suatu mekanisme agar dapat
menampung birokrasi di dalam tanggung jawab administrasi
pemerintah.

2. Jenis – Jenis Akuntabilitas Menurut Mardiasmo

Akuntabilitas Vertikal

Akuntabilitas vertikal yaitu akuntabilita berbentuk


pertanggungjawaban yang dilaksanakan kepada atasan.

Akuntabilitas Horizontal

Akuntabilitas horizontal merupakan akuntabilitas yang


mempunyai bentuk suatu pertanggungjawaban yang
dilaksanakan oleh orang maupun lembaga yang sejajar.

3. Jenis – Jenis Akuntabilitas Menurut Mahmudi

Akuntabilitas Hukum dan Kejujuran

Pertanggungjawaban yang berhubungan dengan suatu


kegiatan penegakan hukum serta norma kejujuran yang
peruntukan agar tidak melaksanakan berbagai
penyalahgunaan kekuasaan dan wewenang yang dimiliki.

Akuntabilitas Manajerial

Akuntabilitas manajerial yaitu pertanggungjawaban yang


berkaitan dengan pola kerja manajerial yang wajib
dilaksanakan dengan efektif dan efisien.

Akuntabilitas Program
Akuntabilitas program merupakan suatu
pertanggungjawaban yang berhubungan dengan program
yang akan dilakukan. Orang yang mempunyai wewenang
dalam program ini wajib bisa menunjukkan, apabila program
yang akan dibangun dapat berjalan dengan baik / tidak. Dan
apa saja usaha yang bisa dilakukan agar program yang
akan direncanakan dapat berjalan secara optimal.

Akuntabilitas Kebijakan

Akuntabilitas kebijakan merupakan suatu akuntabilitas yang


berhubungan dengan pertanggungjawaban lembaga publik.
Dimana ini berhungan dengan berbagai kebijakan dan
keputusan yang sudah diputuskan / diambil. Orang yang
mempunyai peran penting di dalam lembaga publik harus
dan wajib bisa mempertanggungjawabkan setiap kebijakan
yang sudah ditetapkan. Baik itu kebijakan dari suatu tujuan,
alasan pengambilan kebijakan, manfaat yang muncul,
sampai berbagai hal negatif yang bisa saja timbul dari
kebijakan yang akan atau sudah diambil.

Akuntabilitas Finansial

Akuntabilitas finansial berhubungan dekat dengan


pertanggungjawaban lembaga publik kepada setiap uang
yang disetorkan masyarakat kepada pemerintah. Lembaga
publik wajib bisa menerangkan bagaimana uang tersebut
diperoleh, kemana uang tesebut dibelanjakan dan berbagai
macam pertanggungjawaban lain.

Baca Juga : Riset Pemasaran: Pengertian, Fungsi, Jenis


Jenis, dan Proses Riset Pemasaran Terlengkap

4. Jenis – Jenis Akuntabilitas Menurut Rosjidi (2001)


Akuntabilitas Internal

Akuntabilitas Internal merupakan dimana akuntabilitas ini


berlaku untuk setiap tingkatan organisasi internal,
penyelenggaraan pemerintah Negara, termasuk juga
pemerintah yang mana masing-masing pejabat/pengurus
publik baik individu ataupun kelompok secara tingkatan
wajib untuk mempertanggungjawabkan kepada atasannya
secara langsung tentang perkembagnan kinerja aktivitas
secara periodik ataupun sewaktu-waktu jika dibutuhkan.

Akuntabilitas Eksternal

Pertanggungjawaban yang melekat terhadap suatu lembaga


Negara, dimana sebagai suatu organisasi yang mempunyai
kewajiban untuk mempertanggungjawabkan semua pesan
yang sudah diterima dan dilakukan, ataupun perkembagan
agar dikomunikasikan kepada pihak eksternal
lingkungannya.

B. Aspek Akuntabilitas

Aspek Akuntabilitas yaitu :

Akuntabitas adalah sebuah hubungan. Akuntabilitas adalah


komunikasi dua arah sebagaimana yang diterangkan oleh
Auditor General Of British Columbia yaitu merupakan
sebuah kontrak antara dua pihak.

Akuntabilitas berorientasi hasil. Pada stuktur organisasi


sektor swasta dan publik saat ini akuntabilitas tidak melihat
kepada input ataupun autput melainkan kepada outcome.
Akuntabilitas memerlukan pelaporan. Pelaporan adalah
tulang punggung dari akuntabilitas

Akuntabilitas itu tidak ada artinya tanpa konsekuensi. Hal


penting yang digunakan dalam mendiskusikan dan
mendefinisikan akuntabilitas adalah tanggung jawab.
Tanggungjawab tersebut menjelaskan kewajiban dan
kewajiban datang bersama konsekuensi.

Akuntabilitas meningkatkan kinerja. Tujuan dari akuntabilitas


yaitu untuk meningkatkan suatu kinerja, bukan untuk
mencari suatu kesalahan atau memberi hukuman.

C. Pelaksanaan Akuntabilitas

Akuntabilitas adalah konsep yang lengkap dan lebih sulit


untuk mewujudkannya daripada memberantas korupsi.
Terwujudnya akuntabilitas publik mengharuskan lembaga-
lembaga sektor publik untuk lebih menekankan pada
pertanggungjawaban horizontal (horizontal accountability).

Maksudnya pertanggungjawaban kepada masyarakat luas,


bukan hanya sekedar pertanggungjawaban vertical (vertical
accountabilit) yaitu pertanggungjawaban atas pengelolaan
dana kepada otoritas yang lebih tinggi. Tuntutan yang
kemudian muncul adalah perlunya dibuat laporan keuangan
ekternal yang dapat menggambarkan kinerja lembaga sektor
publik (Mardiasmo, 2002:21).

D. Indikator Akuntabilitas
Menurut Dadang Solihin (2007) indikator minimum
akuntabilitas yaitu :

Adanya kecocokan antara pelaksanaan dengan standar


prosedur pelaksanaan.

Adanya sanksi yang ditetapkan atas kesalahan atau


kelalaian dalam pelaksanaan kegiatan.

Adanya output dan outcome yang terukur

Menurut Teguh Kurniawan dalam Lalolo (2003:17)


akuntabilitas dalam penyelenggaraan pemerintahan terdiri
dari beberapa elemen antara lain :

Adanya akses publik pada laporan yang sudah dibuat

Penjelasan dan pembenaran terhadap tindakan pemerintah

Penjelasan harus dilakukan dalam sebuah forum terbuka

Aktor harus memiliki kewajiban untuk hadir.

Disebutkan oleh Jay M. Shafritz & E.W. Russel (1997:368),


indikator akuntabilitas adalah sebagai berikut :
Proses pembuatan sebuah keputusan yang dibuat secara
tertulis, tersedia bagi warga dan memenuhi standar
administrasi yang berlaku.

Akurasi dan kelengkapan informasi yang berhubungan


dengan caracara mencapai sasaran suatu program

Kejelasan dari tujuan yang ingin dicapai

Kelayakan dan konsistensi dari target operasional

Sistem informasi manajemen dan monitoring hasil.

Itulah pembahasan tentang akuntabilitas. Semoga


bermanfaat.

https://www.ruangguru.co.id/akuntabilitas-jenis-aspek-
pelaksanaan-dan-indikatornya-terlengkap/

Pengertian Akuntabilitas dalam Akuntansi, Tingkatan dan


Dimensinya

Ketika membicarakan tentang akuntansi dan manajemen,


rasanya sulit untuk melupakan yang namanya akuntabilitas.
Ya, akuntabilitas merupakan sebuah hal yang harus
diterapkan oleh setiap akuntan. Dilansir dari Kamus Besar
Bahasa Indonesia, pengertian akuntabilitas adalah perihal
bertanggung jawab atau keadaan dapat dimintai
pertanggungjawaban.
Akuntabilitas dalam perusahaan penting supaya setiap
orang dapat menjalankan tugas dengan baik dan tujuan
perusahaan mudah tercapai.

Berikut adalah beberapa hal yang harus diketahui mengenai


akuntabilitas dalam perusahaan.

Pengertian Akuntabilitas Secara Spesifik

Menurut Lawton and Rose, arti akuntabilitas adalah sebuah


proses saat seseorang atau sebuah pihak membuat laporan
aktivitas dalam pekerjaan yang menjadi tanggung jawab
mereka.

Sementara itu, akuntabilitas dalam prinsip perusahaan (good


corporate governance), adalah tanggung jawab pimpinan
terkait keputusan dan hasil yang diraih dalam tugasnya. Hal
tersebut terkait dengan wewenang yang dilimpahkan kepada
para bawahannya.

Akuntabilitas pada dasarnya adalah sistem kontrol di dalam


perusahaan yang membuat semua elemen dapat
menjalankan fungsinya dengan baik.
Baca juga : Mengenal Bisnis Prakarya, Pilihan Bisnis yang
Bisa Anda Jalani

Jenis-Jenis Akuntabilitas

Setelah mengetahui pengertian akuntabilitas, Anda juga


harus mengetahui jenis akuntabilitas. Jenis-jenis
akuntabilitas tentu berbeda tergantung dari konteksnya.

Menurut Mardiasmo, jenis-jenis akuntabilitas publik adalah


sebagai berikut:

Akuntabilitas vertikal

Akuntabilitas vertikal merupakan tanggung jawab


pengelolaan dana terhadap otoritas yang lebih tinggi.
Contohnya pelimpahan tanggung jawab dari kementerian
pusat ke dinas-dinas di daerah, tanggung jawab pemerintah
pusat kepada DPR, dan lain sebagainya.

Akuntabilitas horizontal

Arti akuntabilitas horizontal adalah tanggung jawab dari


pemerintah kepada masyarakat luas. Akuntabilitas ini
sifatnya lebih umum dan dampaknya pun lebih luas.
Sementara itu, Lembaga Administrasi Negara (LAN)
menyebutkan bahwa akuntabilitas dibagi menjadi tiga jenis,
yakni:

Akuntabilitas keuangan, atau tanggung jawab terkait


masalah keuangan, inspeksi, dan seberapa jauh suatu pihak
bisa menaati peraturan yang sudah disepakati

Akuntabilitas manfaat, atau akuntabilitas ditinjau dari hasil


kegiatan-kegiatan yang diadakan oleh pemerintah

Akuntabilitas prosedural, adalah tanggung jawab terkait


apakah suatu kebijakan yang diselenggarakan sudah
mempertimbangkan aspek moral, hukum, etika, dan aspek
politis tertentu.

Baca juga : Apa Itu Rasio Profitabilitas dalam Akuntansi?


Mari Kenali Lebih Jauh

Dimensi Akuntabilitas dalam Akuntansi

Ditinjau dari segi akuntansi, menurut Syahrudin Rasul


akuntabilitas memiliki dimensi sebagai berikut:

Akuntabilitas hukum dan kejujuran : Kepatuhan terhadap


hukum dan kepada peraturan lain serta terus memegang
teguh nilai kejujuran. Adanya tanggung jawab hukum tentu
membuat seseorang berpikir ulang saat akan melakukan
pelanggaran.
Akuntabilitas program : Mengeluarkan program berkualitas
sesuai visi misi perusahaan dan tidak mengedepankan ego
pribadi.

Akuntabilitas manajerial : Mengelola organisasi dengan baik


dan efisien

Akuntabilitas kebijakan : Membuat dan


mempertanggungjawabkan kebijakan yang sudah dibuat

Akuntabilitas finansial : Menggunakan uang dengan sebaik


mungkin, efisien, tidak memodifikasinya untuk kepentingan
pribadi yang merugikan perusahaan/lembaga. Dalam
akuntansi, akuntabilitas finansial ini bermanfaat untuk
menjaga agar tidak ada manipulasi perhitungan.

Baca juga : Sedang Bingung Memilih Bisnis? Coba Affiliate


Marketing

Tingkatan Akuntabilitas di Dalam Akuntansi

Selain dimensi, akuntabilitas yang ada di dalam akuntansi


memiliki tingkatan ditinjau dari pelaksana suatu tanggung
jawab. Tingkatan-tingkatan itu antara lain:

Akuntabilitas Personal: Suatu tanggung jawab yang


berhubungan dengan diri sendiri.

Akuntabilitas Individu: Tanggung jawab yang erat kaitannya


dengan suatu pelaksanaan oleh seseorang di dalam sebuah
organisasi
Akuntabilitas Tim: Akuntabilitas yang dibagikan kepada tiap
orang dalam kerja kelompok atau tim

Akuntabilitas Organisasi: Tanggung jawab internal dan


eksternal yang ada di dalam perusahaan/lembaga

Akuntabilitas Stakeholders: Tanggung jawab masing-masing


pihak yang dikategorikan berdasarkan keputusan
stakeholders dan organisasi terkait.

Itulah berbagai hal, mulai dari jenis, tingkatan,dimensi, dan


arti akuntabilitas di dalam akuntansi. Apabila Anda
menjalankan fungsi keuangan di dalam perusahaan, maka
penting untuk tetap memegang nilai-nilai akuntabilitas.

Jika Anda memiliki usaha atau sedang berencana


membangun bisnis, akuntansi dan pembukuan adalah hal
yang seharusnya Anda dalam bisnis Anda, karena tanpa
pembukuan Anda tidak dapat mengontrol keuangan bisnis
dengan benar.

Untuk pembukuan yang lebih mudah dan minim kesalahan,


Anda bisa menggunakan software akuntansi seperti
Accurate Online untuk kemudahan pembukuan dan
pencatatan seluruh transaksi. Accurate Online adalah
software akuntansi terbaik di Indonesia yang sudah
memenangkan Top Brand Award sejak tahun 2016 sampai
sekarang dan sudah digunakan oleh lebih 300 ribu
pengguna.
https://accurate.id/akuntansi/pengertian-akuntabilitas-dalam-
akuntansi/

Akuntabilitas, Jenis, dan Aspeknya dalam Kehidupan

manajemen aset

Akuntabilitas adalah bentuk tanggung jawab seseorang,


organisasi, lembaga, atau perusahaan tertentu yang
berkaitan dengan sistem administrasi miliknya.

Dengan kata lain, akuntabilitas adalah kewajiban


melaporkan dan bertanggung jawab atas keberhasilan atau
kegagalan pelaksanaan misi organisasi atau perusahaan
dalam mencapai hasil yang telah ditetapkan.

Akuntabilitas ini berbeda dengan transparansi yang memiliki


pengertian sebagai keterbukaan dalam memberikan
informasi terkait aktivitas pengelolaan sumber daya kepada
publik atau pihak-pihak yang membutuhkan informasi
tersebut.

Lalu apa saja jenis akuntabilitas dan bagaimana fungsinya.


Yuk, simak yang berikut ini!
Jenis-Jenis Akuntabilitas

jenis akuntabilitas

Akuntabilitas menjadi suatu konsep yang kompleks dan


memang cukup menantang untuk bisa mewujudkannya. Itu
disebabkan keharusan lembaga sektor publik, misalnya
perusahaan terbuka (Tbk) atau publik dan lembaga
kementerian, untuk menekan pertanggungjawaban kepada
masyarakat dan bukan hanya kepada otoritas yang lebih
tinggi.

Berdasarkan objek yang diberikan pertanggungjawaban


itulah membentuk jenis akuntabilitas menjadi horizontal dan
vertikal. Akuntabilitas vertikal berarti tanggung jawab kepada
atasan, sedangkan akuntabilitas horizontal berarti
pertanggungjawaban kepada publik atau lembaga yang
setara.

Selain jenis horizontal dan vertikal di atas, masih ada


beberapa akuntabilitas yang harus diketahui. Berikut
penjelasannya.

1. Akuntabilitas hukum dan kejujuran

Akuntabilitas ini merupakan pertanggungjawaban yang


berkaitan dengan aktivitas penegakan hukum dan norma
kejujuran. Bentuk pertanggungjawaban ini bisa ditunjukan
dengan cara tidak melakukan berbagai macam
penyalahgunaan dan wewenang yang dimiliki.

Contohnya, petugas penegak hukum yang tidak


mengenakan helm saat mengendarai motor. Padahal, sudah
menjadi aturan tertulis dan demi keselamatan untuk
mengenakan helm. Banyak juga berbagai video viral yang
menunjukkan kesewenang-wenangan petugas, anggota
DPR, dan lain-lain saat berkendara.

2. Akuntabilitas manajerial

Akuntabilitas ini merupakan pertanggungjawaban yang


berhubungan dengan pola kerja manajerial yang harus
dilaksanakan efektif dan efisien. Contoh untuk
pertanggungjawaban ini bisa dilihat bagaimana direktur
hingga level manajer menerapkan efisiensi dan efektivitas
kerja setiap divisi.

3. Akuntabilitas program

Jenis pertanggungjawaban ini berhubungan dengan setiap


program yang dijalankan. Orang yang berwenang dalam
program tersebut harus mampu menunjukkan bahwa
program yang akan dibangun dapat berjalan dengan baik
atau tidak.
Selain itu, orang yang berwenang ini harus mampu
menunjukkan upaya dan hal terkait yang telah dilakukan
agar program yang dicanangkan berjalan optimal. Salah
satu contohnya adalah penanggung jawab realisasi program
CSR perusahaan.

4. Akuntabilitas kebijakan

Pertanggungjawaban ini berkaitan dengan lembaga publik


terhadap berbagai macam kebijakan dan keputusan yang
telah diambil. Dalam hal ini, orang yang berperan dalam
lembaga publik tersebut harus bisa
mempertanggungjawabkan setiap kebijakan yang
ditetapkan.

Pertanggungjawaban yang harus dilakukan dilihat dari


berbagai aspek, yaitu tujuan, alasan pengambilan kebijakan,
manfaat yang ditimbulkan termasuk dampaknya, hingga
berbagai macam hal negatif yang mungkin timbul akibat
kebijakan tersebut.

Contoh yang terbaru adalah pengesahan undang-undang


yang melemahkan fungsi Komisi Pemberantasan Korupsi
(KPK). Akibat pengesahan ini, masyarakat mempertanyakan
independensi lembaga tersebut karena menjadi lembaga
pemerintah.
Nah, DPR sebagai perancang undang-undang seharusnya
mampu bertanggung jawab terhadap manfaat dan dampak
negatif yang ditimbulkan dari pengesahan UU tersebut.

5. Akuntabilitas finansial

Perihal pertanggungjawaban yang ini sudah pasti terkait


keuangan. Dalam hal ini adalah lembaga publik terhadap
setiap uang yang disetorkan masyarakat. Bukan cuma
pemerintah, perusahaan Tbk yang menerbitkan saham atau
obligasi wajib turut bertanggung jawab dalam jenis
akuntabilitas ini.

Perusahaan atau lembaga pemerintah harus bisa


menerangkan sumber dana yang diperoleh, penyerapan
anggaran, dan berbagai macam pertanggungan lain yang
masih relevan dengan keuangan.

Aspek Akuntabilitas

aspek akuntabilitas

Aspek akuntabilitas ini berarti berbagai hal terkait


pertanggungjawaban suatu organisasi atau perusahaan.
Terdapat lima tingkatan yaitu:
Pribadi terkait pertanggungjawaban terhadap diri sendiri.

Individu terkait pelaksanaan.

Tim atau kelompok yang dilakukan suatu kelompok dan di


dalamnya terdapat pertanggungjawaban anggota tim atau
akuntabilitas individu.

Organisasi terkait dengan internal dan eksternal dalam


organisasi tersebut.

Stakeholder yang berarti pemangku kepentingan


mempertanggungjawabkan tugas dan fungsinya yang
terpisah dari pertanggungjawaban organisasi.

1. Aspek-aspek

Di dalam aspek pertanggungjawaban terdapat lima hal yang


harus diketahui. Terutama bagi kita yang berkeinginan
membawa perusahaan yang dirintis menjadi perusahaan
publik. Tetapi, akuntabilitas ini tidak sekadar untuk orang
lain.

Sesuai penjelasan sebelumnya, ada pertanggungjawaban


pribadi yang bisa melatih jiwa bertanggung jawab kita. Nah,
berikut ini adalah aspek-aspek di dalamnya.

Pertanggungjawaban sebagai hubungan, yaitu komunikasi


dua arah antara dua pihak yang saling terkait dan
membutuhkan. Pemerintah dan rakyatnya, perusahaan
terhadap investornya.
Berorientasi hasil yang kebanyakan ada di sektor swasta
atau perusahaan publik.

Kebutuhan terhadap laporan yang berarti laporan


merupakan tulang punggung akuntabilitas. Misalnya saja
laporan keuangan sebagai bentuk pertanggungjawaban
finansial.

Pertanggungjawaban tidak berarti tanpa konsekuensi karena


di dalamnya ada kewajiban yang datang bersamaan
konsekuensi. Cek saja perusahaan tbk yang harus
memaparkan rencana ke depan kepada pemegang saham
yang kemungkinan besar diketahui kompetitor sebagai
konsekuensinya.

Meningkatkan kinerja sesuai tujuan dari akuntabilitas itu


sendiri. Karena pertanggungjawaban tidak boleh dipahami
sebagai cara mencari kesalahan dan untuk memberi
hukuman jika terjadi kegagalan atau kerugian.

2. Alat untuk penerapan

Dalam menerapkan akuntabilitas sebagai kewajiban dengan


konsekuensi yang besar akan memerlukan delapan faktor
pendukung. Terlebih untuk suatu perusahaan publik yang
ingin sahamnya terus meroket dan laris di perdagangan,
wajib untuk menerapkannya. Berikut ini penjelasannya.

1. Rencana strategis

Rencana strategis adalah suatu proses yang membantu


organisasi memikirkan tentang sasaran yang harus
diterapkan untuk mencapai misi dan arah yang harus
dikerjakan untuk mencapai sasarannya. Ini semua menjadi
dasar dari semua perencanaan, penganggaran,
pelaksanaan, pengawasan, dan evaluasi yang dilakukan
perusahaan atau organisasi.

2. Rencana kinerja

Rencana kinerja menekankan komitmen organisasi untuk


mencapai hasil tertentu sesuai dengan tujuan, sasaran, dan
strategi dari rencana strategis organisasi untuk permintaan
sumber daya yang dianggarkan.

3. Kesepakatan kinerja

Kesepakatan kinerja didesain dalam hubungannya antara


pelaksana pekerjaan untuk menyediakan sebuah proses
untuk mengukur kinerja. Selain itu, kesepakatan kinerja yang
dibuat bersamaan antara penyedia pekerjaan dan pekerja
dengan sendiri membangun pertanggungjawaban masing-
masing pihak.

4. Laporan pertanggungjawaban

Dipublikasikan tahunan, laporan ini termasuk program dan


informasi keuangan. Bentuknya bisa jadi seperti laporan
keuangan yang telah diaudit yang menampilkan indikator
kinerja yang merefleksikan kinerja dalam hubungannya
dengan pencapaian tujuan utama organisasi.
5. Penilaian sendiri

Adalah proses berjalan yang mana pihak organisasi


memonitor kinerjanya dan mengevaluasi kemampuannya
mencapai tujuan kinerja. Ukuran pencapaian kinerja yang
dilakukan sendiri berdasarkan tahapan-tahapan,
pengendalian, dan peningkatan dari proses yang telah
dilakukan organisasi atau perusahaan.

7. Penilaian kinerja

Alat yang ini merupakan proses berjalan untuk


merencanakan dan memonitor kinerja. Penilaian ini
membandingkan kinerja aktual selama periode review
tertentu dengan kinerja yang direncanakan. Dari hasil
perbandingan tersebut, terdapat hal-hal yang perlu
diperhatikan, perubahan atas kinerja yang diterapkan, dan
arah masa depan bisa direncanakan.

8. Kendali manajemen

Akuntabilitas manajemen adalah harapan bahwa para


manajer akan bertanggung jawab atas kualitas dan
ketepatan waktu kinerja, meningkatkan produktivitas,
mengendalikan biaya hingga menekan berbagai aspek
negatif kegiatan, serta menjamin bahwa program diatur
dengan integritas dan sesuai peraturan yang berlaku.
Akuntabilitas sebagai bentuk tanggung jawab dari berbagai
aspek sangat penting. Tidak hanya dari sisi perusahaan atau
kementerian dan lembaga, ada pertanggungjawaban pribadi
atas kinerja diri sendiri.

Bagi yang berniat memulai usaha sendiri, cobalah untuk


menerapkan akuntabilitas terhadap diri sendiri terlebih
dahulu agar kelak menjadi pemimpin yang bertanggung
jawab. Selamat mencoba!

https://lifepal.co.id/blog/perusahaan-manufaktur-2/

Anda mungkin juga menyukai