Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH KEUANGAN NEGARA

“SISTEM PEMERIKSAAN DAN EVALUASI KEUANGAN NEGARA”

Dosen Pengampu :

EDISON,S.AP.,MPA

Disusun oleh:
Kelompok 4

Masri Dayu Misfalah (190563201002) Esteria Pasaribu (190563201015)


Dewi Safitri (190563201004) Nurzila (190563201023)
Pretty Dosmaria (190563201006) Vanni (190563201025)
Ruth K. Panggabean (190563201007) Mardiana (190563201030)
Illif Risky Andreyani (190563201008) Pela Niadaniati (190563201040)

JURUSAN ILMU ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI

TANJUNGPINANG

2020
KATA PENGANTAR

Penyusun mengucapkan puji syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
rahmat dan hidayah-Nya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini dengan sebaik-baiknya dan
tepat pada waktu yang telah di tentukan dengan judul makalah “SISTEM PEMERIKSAAN DAN
EVALUASI KEUANGAN NEGARA”

Makalah ini dibuat dalam rangka untuk mengetahui apa itu public service, penjelasannya
ataupun pemaparan yang lebih terinci dengan harapan pembaca dapat mencerna pemahaman dan
wawasan lebih luas secara mendalam terhadap pokok pembahasan yang berkaitan pada judul
makalah ini.

Penyusunan makalah ini tidak terlepas dari bantuan dan kerjasama teman-teman
kelompok dalam penyelesaiannya. Penyusun mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu
di mata kuliah Keuanagan Negara ini yang telah memberikan tugas ini. Agar kami dapat lebih
memahami materi mengenai Sistem Pemeriksaan dan Keuangan Negara.

Penyusun menyadari bahwa makalah  ini masih belum sempurna. Oleh karena itu,
penyusun memohon kritik, saran dan sumbangan pemikiran untuk perbaikan makalah ini. Akhir
kata, penyusun berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Tanjungpinang, 31 Desember 2020

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN...............................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan...................................................................................................................2
BAB 2 PEMBAHASAN..................................................................................................................3
2.1 Pihak yang Bertanggungjawab dalam Melakukan Pemeriksaan dan Evaluasi Keuangan
Negara..........................................................................................................................................3
2.2 Ruang Lingkup Dalam Pemeriksaan dan Evaluasi Keuangan Negara..................................5
2.3 Pelaksanaan Mengenai Pemeriksaan dan Evaluasi Keuangan Negara..................................9
BAB 3 PENUTUP.........................................................................................................................13
3.1 Kesimpulan..........................................................................................................................13
3.2 Saran.....................................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................14

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Setiap negara dan daerah tentu memiliki sistem pengelolaan keuangan negara dan
daerah masing–masing yang tentunya sangat diperlukan untuk menjamin kemajuan negara yang
bersangkutan, tak terkecuali di negara kita Indonesia (Hanief Syafi 2020). Secara sederhana,
pengertian keuangan negara adalah segala objek yang dimiliki dan dikuasai negara atau
Pemerintah pusat yang berkaitan dengan keuangan negara. Dalam keuangan negara diperlukan
pemeriksaan dan evalusi agar hal-hal yang tidak diinginkan tidak terjadi. Pemeriksaan adalah
proses identifikasi masalah, analisis, dan evaluasi yang dilakukan secara independen, obyektif,
dan profesional berdasarkan standar pemeriksaan, untuk menilai kebenaran, kecermatan,
kredibilitas, dan keandalan informasi mengenai pengelolaan dan tanggung jawab keuangan
negara. Pemeriksaan yang dilakukan berkaitan mengenai proses pengelolaan keuangan negara.
Pengelolaan Keuangan Negara adalah keseluruhan kegiatan pejabat pengelola keuangan negara
sesuai dengan kedudukan dan kewenangannya yang meliputi perencanaan, pelaksanaan,
pengawasan, dan pertanggungjawaban.

Pengelolaan dan tanggung jawab Keuangan Negara wajib dikelola secara tertib, taat pada
peraturan perundang-undangan, efisien, ekonomis, efektif, transparan, dan bertanggung jawab
dengan memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan. Pengelolaan dan tanggung jawab Keuangan
Negara memiliki standar pemeriksaan. Pemeriksaan pengelolaan dan pertanggungjawaban
keuangan negara dilindungi oleh Undang-Undang. Undang-Undang tersebut adalah Undang-
Undang Nomor 15 tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan
Negara (Jogloabang 2019)

Evaluasi merupakan salah satu tingkatan di dalam proses kebijakan publik, evaluasi
adalah suatu cara untuk menilai apakah suatu kebijakan atau program itu berjalan dengan baik
atau tidak (Etalasepustaka 2016). Secara umum istilah evaluasi dapat disamakan dengan
penaksiran (appraisal), pemberian angka (rating) dan penilaian (assessment), kata-kata yang
menyatakan usaha untuk menganalisis hasil kebijakan dalam arti satuan nilainya. Dalam arti
yang lebih spesifik, evaluasi berkenaan dengan produksi informasi mengenai nilai atau manfaat
hasil kebijakan” (Dunn, 2003:608). Sudarwan Danim mengemukakan definisi penilaian

1
(evaluating) adalah: “Proses pengukuran dan perbandingan dari hasil-hasil pekerjaan yang
nyatanya dicapai dengan hasil-hasil yang seharusnya.

Dari pendapat di atas dapat diperoleh gambaran bahwa evaluasi adalah suatu kegiatan
yang dilakukan untuk mengukur serta membandingkan hasil-hasil pelaksanaan kegiatan yang
telah dicapai dengan hasil yang seharusnya menurut rencana. Sehingga diperoleh informasi
mengenai nilai atau manfaat hasil kebijakan, serta dapat dilakukan perbaikan bila terjadi
penyimpangan di dalamnya. Dari beberapa pengertian ditersebut dapat disimpulkan definisi
evaluasi keuangan negara adalah kegiatan untuk mengukur dan menginterpretasikan
perkembangan laporan keuangan dari tahun ke tahun yang berjalan dan membandingkannya
dengan standar akuntansi yang berlaku, dengan memperhatikan kelebihan serta kekurangan dari
laporan keuangan tersebut, sehingga dapat mudah di koreksi pada tahapan penyusunan laporan di
tahun berikutnya. Tentunya, pemeriksaan dan evaluasi keuangan negara tersebut sangatlah
penting untuk dilakukan dan kita perlu untuk mengetahui lebih dalam lagi mengenai bagaimana
pemeriksaan dan evaluasi dalam keuangan negara tersebut.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka dapat ditarik rumusan
masalah sebagai berikut:

1. Siapa saja yang bertanggung jawab dalam melakukan pemeriksaan dan evaluasi
keuangan negara?
2. Bagaimana ruang lingkup dalam pemeriksaan dan evaluasi keuangan negara?
3. Bagaimana pelaksanaan maupun peraturan pemeriksaan dan evaluasi keuangan
negara?

1.3 Tujuan Penulisan

Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan di atas, maka tujuan dari pembuatan
makalah ini adalah:

1. Untuk mengetahui Siapa saja yang bertanggung jawab dalam melakukan


pemeriksaan dan evaluasi keuangan negara.
2. Untuk mengetahui ruang lingkup dalam pemeriksaan dan evaluasi keuangan
negara.
3. Untuk mengetahui pelaksanaan maupun peraturan pemeriksaan dan evaluasi
keuangan negara.

2
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Pihak yang Bertanggungjawab dalam Melakukan Pemeriksaan dan Evaluasi


Keuangan Negara

Adapun yang bertanggungjawab dalam melakukan pemeriksaan dan evaluasi keuangan


negara ialah Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Pemeriksaan pengelolaan dan tanggungjawab
keuangan negara yang dilakukan oleh BPK meliputi seluruh unsur keuangan negara sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 2 Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. BPK
masuk dalam kategori lembaga yang mandiri dan bebas (Edukasi Keuangan 2015). Bebas
diartikan dapat melakukan segala tindakan yang berkaitan dengan pengelolaan dan tanggung
jawab keuangan pemerintahan, dengan tidak melanggar ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku. Mandiri, artinya dalam melakukan pemeriksaan atas pengelolaan dan
tanggung jawab keuangan pemerintahan tidak boleh dipengaruhi oleh siapa pun, termasuk pihak
eksekutif, legislatif, yudikatif, bahkan dari dalam Badan Pemeriksa Keuangan. Pemeriksaan yang
dilakukan bertujuan untuk menciptakan pemerintahan yang bersih dan bebas dari korupsi, kolusi,
dan nepotisme (Dr. Sahya Anggara M.Si. 2016).

Dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, pemeriksaan


yang menjadi tugas BPK meliputi pemeriksaan atas pengelolaan dan tanggung jawab mengenai
keuangan negara. Tugas Badan Pemeriksa Keuangan menurut UndangUndang Nomor 15 tahun
2006 tentang Badan Pemeriksa Keuangan (UUBPK) adalah:

1. memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan pemerintahan yang dilakukan oleh
pemerintah pusat, pemerintah daerah, lembaga pemerintahan lainnya, Bank Indonesia,
badan usaha milik Pemerintahan, badan usaha milik daerah, dan lembaga atau badan lain
yang mengelola keuangan pemerintahan;
2. menyerahkan hasil pemeriksaan atas pengelolaan dan tanggung jawab keuangan
pemerintahan kepada Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah sesuai dengan kewenangannya;
3. untuk keperluan tindak lanjut hasil pemeriksaan tersebut, diserahkan pula hasil
pemeriksaan itu kepada Presiden, gubernur, bupati/walikota sesuai dengan
kewenangannya.
3
Wewenang Badan Pemeriksa Keuangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9
ayat (1) UUBPK adalah:
1. Menentukan objek pemeriksaan, merencanakan dan melaksanakan pemeriksaan,
menentukan waktu dan metode pemeriksaan serta menyusun dan menyajikan laporan
pemeriksaan;
2. Meminta keterangan dan/atau dokumen yang wajib diberikan oleh setiap orang, unit
organisasi pemerintah pusat, pemerintah daerah, lembaga pemerintahan lainnya, Bank
Indonesia, badan usaha milik pemerintahan, badan usaha milik daerah, dan lembaga atau
badan lain yang mengelola keuangan pemerintahan;
3. Melakukan pemeriksaan di tempat penyimpanan uang dan barang milik Pemerintahan, di
tempat pelaksanaan kegiatan, pembukuan dan tata usaha keuangan pemerintahan, serta
pemeriksaan terhadap perhitungan-perhitungan, surat-surat, bukti-bukti, rekening koran,
pertanggungjawaban, dan daftar lainnya yang berkaitan dengan pengelolaan keuangan
pemerintahan;
4. Menetapkan jenis dokumen, data, serta informasi mengenai pengelolaan dan tanggung
jawab keuangan Pemerintahan yang wajib disampaikan kepada Badan Pemeriksa
Keuangan;
5. Menetapkan standar pemeriksaan keuangan pemerintahan setelah konsultasi dengan
pemerintah pusat, pemerintah daerah yang wajib digunakan dalam pemeriksaan
pengelolaan dan tanggung jawab keuangan pemerintahan;
6. Menetapkan kode etik pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab keuangan
pemerintahan;
7. Menggunakan tenaga ahli dan/atau tenaga pemeriksa di luar Badan Pemeriksa Keuangan
yang bekerja untuk dan atas nama Badan Pemeriksa Keuangan;
8. Membina jabatan fungsional pemeriksa;
9. Memberi pertimbangan atas standar akuntansi pemerintahan;
10. Memberi pertimbangan atas rancangan sistem pengendalian intern pemerintah pusat atau
pemerintah daerah, sebelum ditetapkan oleh pemerintah pusat atau pemerintah daerah;
11. Menilai dan/atau menetapkan jumlah kerugian pemerintahan yang diakibatkan oleh
perbuatan melawan hukum, baik sengaja maupun lalai yang dilakukan oleh bendahara,

4
pengelola badan usaha milik pemerintahan/badan usaha milik daerah, dan lembaga atau
badan lain yang menyelenggarakan pengelolaan keuangan pemerintahan;
12. Menetapkan pihak yang berkewajiban membayar ganti kerugian dengan keputusannya;
13. Dapat memberikan pendapat kepada Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan
Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, pemerintah pusat/pemerintah daerah,
lembaga pemerintahan lain, Bank Indonesia, badan usaha milik pemerintahan, badan
usaha milik daerah, yayasan, dan lembaga atau badan lain yang diperlukan karena sifat
pekerjaannya.

2.2 Ruang Lingkup Dalam Pemeriksaan dan Evaluasi Keuangan Negara

Lingkup pemeriksaan keuangan negara meliputi pemeriksaan atas pengelolaan dan


tanggung jawab keuangan negara. Pengelolaan tersebut meliputi seluruh kegiatan perencanaan,
pelaksanaan, pengawasan, dan pertanggungjawaban. Tanggung jawab adalah kewajiban untuk
melaksanakan pengelolaan keuangan negara sesuai dengan prinsip-prinsip tata kelola yang
baik(Peraturan Badan Pemeriksa Keuangan RI 2017b). Pemeriksaan keuangan negara meliputi
pemeriksaan atas pengelolaan keuangan negara dan pemeriksaan atas tanggung jawab keuangan
negara. Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) melaksanakan pemeriksaan atas pengelolaan dan
tanggung jawab keuangan negara. Hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan sistem
pemeriksaan dan evaluasi keuangan negara yaitu :

 Kriteria pemeriksaan
Kriteria pemeriksaan adalah tolok ukur yang digunakan dalam memeriksa dan
menilai hal pokok, dalam hal ini informasi yang diungkapkan dalam pengelolaan dan
pertanggungjawaban keuangan negara, termasuk tolok ukur penyajian dan pengungkapan
yang relevan. Setiap pemeriksaan menggunakan kriteria pemeriksaan yang sesuai dengan
konteks pemeriksaannya. Kriteria pemeriksaan yang digunakan bergantung pada
sejumlah faktor, antara lain tujuan dan jenis pemeriksaan. Kriteria pemeriksaan yang
digunakan harus tersedia bagi pengguna LHP sehingga pengguna memahami proses
evaluasi dan pengukuran suatu hal pokok.

5
Hal-hal yang diperiksa atau hal-hal yang menjadi perhatian dalam suatu penugasan
pemeriksaan, yang dapat berupa informasi, kondisi, atau aktivitas yang dapat diukur/dievaluasi
berdasarkan kriteria tertentu. Hal pokok dan informasi memiliki bentuk yang beragam dan
karakteristik yang berbeda tergantung tujuan pemeriksaannya. Hal pokok tersebut dapat berupa
sebagai berikut:

a. kinerja atau kondisi keuangan (sebagai contoh: posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus
kas historis atau prospektif), dalam hal ini informasi hal pokok dapat berupa pengakuan,
pengukuran, penyajian, dan pengungkapan yang tercermin dalam laporan keuangan;

b. kinerja atau kondisi nonkeuangan (sebagai contoh: kinerja suatu entitas), dalam hal ini
informasi hal pokok mungkin merupakan indikator utama efisiensi dan efektivitas;

c. karakteristik fisik (sebagai contoh: kapasitas suatu fasilitas), dalam hal ini informasi hal pokok
dapat berupa dokumen tentang spesifikasi;

d. sistem dan proses (sebagai contoh: pengendalian internal atau sistem teknologi informasi atau
entitas), dalam hal ini informasi hal pokok dapat berupa asersi tentang efektivitas;

e. perilaku (sebagai contoh: praktik tata kelola korporasi, kepatuhan terhadap ketentuan
peraturan perundang-undangan, sumber daya manusia), dalam hal ini informasi dapat berupa
suatu pernyataan kepatuhan atau suatu pernyataan efektivitas.

Adapun kriteria pemeriksaan yang sesuai menggambarkan karakteristik sebagai berikut:

1. Relevan, memberikan kontribusi kepada kesimpulan guna membantu pengambilan


keputusan oleh pengguna;
2. Lengkap, faktor-faktor relevan yang dapat memengaruhi kesimpulan tidak ada yang
diabaikan;
3. Andal, memungkinkan pengevaluasian dan pengukuran yang konsisten terhadap hal
pokok oleh pemeriksa lain yang mempunyai kualifikasi yang sama;
4. Netral, memberikan kontribusi kepada kesimpulan yang bebas dari keberpihakan, dan

6
5. Dapat dipahami, mudah dipahami oleh pengguna sehingga pembuatan kesimpulan menjadi
jelas, komprehensif, dan tidak rentan terhadap penafsiran yang berbeda-beda.

Adapun prinsip-prinsip pemeriksaan keuangan negara yang harus dipahami dan ditaati oleh
pembuat standar melakukan Pemeriksaan(Peraturan Badan Pemeriksa Keuangan RI 2017) ,
yang meliputi:

 Risiko Pemeriksaan
Pemeriksa mewaspadai, menyadari, mempertimbangkan, dan mengelola risiko
pemeriksaan. Risiko pemeriksaan adalah risiko bahwa hasil pemeriksaan tidak
sesuai dengan kondisi yang sebenarnya. Pemeriksa mengembangkan prosedur
pemeriksaan dan melaksanakannya dengan tujuan mengurangi risiko
pemeriksaan.
 Kode Etik
Untuk mewujudkan BPK yang independen, berintegritas, dan profesional demi
kepentingan negara, setiap Anggota BPK dan Pemeriksa Keuangan Negara harus
mematuhi kode etik. Kode etik adalah norma-norma yang harus dipatuhi oleh setiap
Anggota BPK dan Pemeriksa Keuangan Negara selama menjalankan tugasnya untuk
menjaga martabat, kehormatan, citra, dan kredibilitas BPK. Kode etik ditetapkan oleh
BPK. Independensi, integritas, dan profesionalisme adalah nilai-nilai yang harus
dijunjung tinggi oleh Anggota BPK dan Pemeriksa Keuangan Negara.
 Materialitas dalam Pemeriksaan Keuangan Negara
Pemeriksa keuangan negara mempertimbangkan materialitas pada proses
pemeriksaan. Konsep materialitas bersifat relevan untuk semua pemeriksaan. Sesuatu
bersifat material jika pengetahuan mengenai hal tersebut dapat memengaruhi
pengambilan keputusan oleh pengguna LHP. Materialitas ditentukan menggunakan
pertimbangan profesional dan bergantung pada interpretasi pemeriksa terhadap
kebutuhan pengguna LHP dan ketentuan peraturan perundang-undangan. Materialitas
memiliki aspek kuantitatif dan aspek kualitatif. Pertimbangan materialitas
memengaruhi keputusan mengenai sifat, saat, dan lingkup prosedur pemeriksaan dan
evaluasi hasil pemeriksaan.

7
Dalam hal pemeriksaan BPK dibantu oleh Akuntan Publik berdasarkan ketentuan undang
undang, Laporan hasil pemeriksaan tersebut wajib disampaikan kepada BPK dan dipublikasikan.
Penyampaian laporan hasil pemeriksaan sebagaimana dimaksud diperlukan agar BPK dapat
melakukan evaluasi pelaksanaan pemeriksaan yang dilakukan oleh akuntan publik. Hasil
pemeriksaan akuntan publik dan evaluasi tersebut selanjutnya disampaikan oleh BPK kepada
lembaga perwakilan, sehingga dapat ditindaklanjuti sesuai dengan kewenangannya. Pemeriksaan
sebagaimana dimaksud terdiri atas pemeriksaan keuangan, pemeriksaan kinerja, dan
pemeriksaan dengan tujuan tertentu:

1. Pemeriksaan Keuangan adalah pemeriksaan atas laporan keuangan pemerintah


pusat dan pemerintah daerah. Pemeriksaan keuangan ini dilakukan oleh BPK
dalam rangka memberikan pernyataan opini tentang tingkat kewajaran informasi
yang disajikan dalam laporan keuangan pemerintah.
2. Pemeriksaan Kinerja adalah pemeriksaan atas pengelolaan keuangan negara
yang terdiri atas pemeriksaan aspek ekonomi dan efisiensi serta pemeriksaan
aspek efektivitas yang lazim dilakukan bagi kepentingan manajemen oleh aparat
pengawasan intern pemerintah. Pasal 23E Undang-Undang Dasar 1945
mengamanati BPK untuk melaksanakan pemeriksaan kinerja pengelolaan
keuangan negara. Tujuan pemeriksaan ini adalah untuk mengidentifikasikan hal
hal yang perlu menjadi perhatian lembaga perwakilan. Adapun untuk pemerintah,
pemeriksaan kinerja dimaksudkan agar kegiatan yang dibiayai dengan keuangan
negara/daerah diselenggarakan secara ekonomis dan efisien serta memenuhi
sasarannya secara efektif.
3. Pemeriksaan dengan tujuan tertentu adalah pemeriksaan yang tidak termasuk
dalam pemeriksaan keuangan dan pemeriksaan kinerja. Pemeriksaan dengan
tujuan tertentu meliputi antara lain pemeriksaan atas hal hal lain di bidang
keuangan, pemeriksaan investigatif, dan pemeriksaan atas sistem pengendalian
intern pemerintah.

Pemeriksaan sebagaimana dimaksud dilaksanakan berdasarkan standar pemeriksaan.


Standar dimaksud disusun oleh BPK dengan mempertimbangkan standar di lingkungan profesi
audit secara internasional. Standar pemeriksaan sebagaimana dimaksud disusun oleh BPK,
setelah berkonsultasi dengan Pemerintah. Dalam penyusunan standar pemeriksaan, BPK
8
menetapkan proses penyiapan standar dan berkonsultasi mengenai substansi standar kepada
Pemerintah. Proses penyiapan standar dimaksud mencakup langkah langkah yang perlu
ditempuh secara cermat (due process) dengan melibatkan organisasi terkait dan
mempertimbangkan standar pemeriksaan internasional agar dihasilkan standar yang diterima
secara umum (Wikiapbn 2014)

2.3 Pelaksanaan Mengenai Pemeriksaan dan Evaluasi Keuangan Negara

Pemeriksaan keuangan bertujuan untuk memberikan opini atas kewajaran laporan


keuangan. Tujuan pemeriksaan kinerja adalah memberikan kesimpulan atas aspek ekonomi,
efisiensi dan/atau efektivitas pengelolaan keuangan negara, serta memberikan rekomendasi untuk
memperbaiki aspek tersebut. Selain itu, bertujuan untuk memberikan kesimpulan sesuai dengan
tujuan pemeriksaan yang ditetapkan. Penentuan obyek pemeriksaan, perencanaan dan
pelaksanaan pemeriksaan, penentuan waktu dan metode pemeriksaan, serta penyusunan dan
penyajian laporan pemeriksaan dilakukan secara bebas dan mandiri oleh BPK. BPK memiliki
kebebasan dan kemandirian dalam ketiga tahap pemeriksaan, yakni perencanaan, pelaksanaan,
dan pelaporan hasil pemeriksaan. Kebebasan dalam tahap perencanaan mencakup kebebasan
dalam menentukan obyek yang akan diperiksa, kecuali pemeriksaan yang obyeknya telah diatur
tersendiri dalam undang undang, atau pemeriksaan berdasarkan permintaan khusus dari lembaga
perwakilan. Dalam merencanakan tugas pemeriksaan, BPK memperhatikan permintaan, saran,
dan pendapat lembaga perwakilan. Permintaan dimaksud dapat berupa hasil keputusan rapat
paripurna, rapat kerja, dan alat kelengkapan lembaga perwakilan.

Dalam rangka membahas permintaan, saran, dan pendapat sebagaimana dimaksud, BPK
atau lembaga perwakilan mengadakan pertemuan konsultasi. Dalam merencanakan tugas
pemeriksaan, BPK dapat mempertimbangkan informasi dari pemerintah, bank sentral, dan
masyarakat. Informasi dari pemerintah termasuk dari lembaga independen yang dibentuk dalam
upaya pemberantasan korupsi, kolusi, dan nepotisme, seperti Komisi Pemberantasan Korupsi,
Komisi pengawasan Persaingan Usaha, dan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan.
Informasi dari masyarakat termasuk penelitian dan pengembangan, kajian, pendapat dan
keterangan organisasi profesi terkait, berita media massa, pengaduan langsung dari masyarakat.
Dalam menyelenggarakan pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara.
9
Dalam melaksanakan tugas pemeriksaan, BPK dapat menggunakan pemeriksa dan/atau tenaga
ahli dari luar BPK yang bekerja untuk dan atas nama BPK. Penggunaan pemeriksa dan/atau
tenaga ahli dari luar BPK dilakukan apabila BPK tidak memiliki/tidak cukup memiliki pemeriksa
dan/atau tenaga ahli yang diperlukan dalam suatu pemeriksaan. Pemeriksa dan/atau tenaga ahli
dalam bidang tertentu dari luar BPK dimaksud adalah pemeriksa di lingkungan aparat
pengawasan intern pemerintah, pemeriksa, dan/atau tenaga ahli lain yang memenuhi persyaratan
yang ditentukan oleh BPK. Penggunaan pemeriksa yang berasal dari aparat pengawasan intern
pemerintah merupakan penugasan pimpinan instansi yang bersangkutan.

Untuk mewujudkan perencanaan yang komprehensif, BPK dapat memanfaatkan hasil


pemeriksaan aparat pengawasan intern pemerintah, memperhatikan masukan dari pihak lembaga
perwakilan, serta informasi dari berbagai pihak. Sementara itu kebebasan dalam
penyelenggaraan kegiatan pemeriksaan antara lain meliputi kebebasan dalam penentuan waktu
pelaksanaan dan metode pemeriksaan, termasuk metode pemeriksaan yang bersifat investigatif.
Selain itu, kemandirian BPK dalam pemeriksaan keuangan negara mencakup ketersediaan
sumberdaya manusia, anggaran, dan sarana pendukung lainnya yang memadai.

Dalam pelaksanaan tugas pemeriksaan, pemeriksa dapat:

1. meminta dokumen yang wajib disampaikan oleh pejabat atau pihak lain yang berkaitan
dengan pelaksanaan pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara;
2. mengakses semua data yang disimpan di berbagai media, aset, lokasi, dan segala jenis
barang atau dokumen dalam penguasaan atau kendali dari entitas yang menjadi obyek
pemeriksaan atau entitas lain yang dipandang perlu dalam pelaksanaan tugas
pemeriksaannya;
3. melakukan penyegelan tempat penyimpanan uang, barang, dan dokumen pengelolaan
keuangan negara;
4. meminta keterangan kepada seseorang;
5. Permintaan keterangan dilakukan oleh pemeriksa untuk memperoleh, melengkapi,
dan/atau meyakini informasi yang dibutuhkan dalam kaitan dengan pemeriksaan.
6. Memotret, merekam dan/atau mengambil sampel sebagai alat bantu pemeriksaan.

10
Kegiatan pemotretan, perekaman, dan/atau pengambilan sampel (contoh) fisik obyek
yang dilakukan oleh pemeriksa bertujuan untuk memperkuat dan/atau melengkapi
informasi yang berkaitan dengan pemeriksaan

Pelaksanaan pemeriksaan merupakan realisasi atas perencanaan


pemeriksaan yang telah ditetapkan sebelumnya. Tahap Pelaksanaan pemeriksaan
meliputi tujuh langkah, yaitu sebagai berikut.
1) Pelaksanaan pengujian analitis terinci;
2) Pengujian sistem pengendalian intern;
3) Pengujian substantif atas transaksi dan saldo akun;
4) Penyelesaian penugasan;
5) Penyusunan konsep temuan pemeriksaan;
6) Perolehan tanggapan resmi dan tertulis; dan
7) Penyampaian temuan pemeriksaan (TP).
Dalam tahap pelaksanaan pemeriksaan di atas, Temuan Pemeriksaan (TP)
bukan merupakan laporan pemeriksaan, melainkan kumpulan indikasi
permasalahan yang ditemukan selama pelaksanaan pemeriksaan. Hasil
pelaksanaan pemeriksaan yang dilakukan oleh pemeriksa dituangkan secara
tertulis ke dalam suatu bentuk laporan yang disebut dengan Laporan Hasil
Pemeriksaan (LHP). LHP merupakan bukti penyelesaian penugasan bagi
pemeriksa yang dibuat dan disampaikan kepada pemberi tugas.
 Kode Etik

Untuk mewujudkan BPK yang independen, berintegritas, dan profesional demi kepentingan
negara, setiap Anggota BPK dan Pemeriksa Keuangan Negara harus mematuhi kode etik.
Kode etik adalah norma-norma yang harus dipatuhi oleh setiap Anggota BPK dan Pemeriksa
Keuangan Negara selama menjalankan tugasnya untuk menjaga martabat, kehormatan, citra,
dan kredibilitas BPK. Kode etik ditetapkan oleh BPK. Independensi, integritas, dan
profesionalisme adalah nilai-nilai yang harus dijunjung tinggi oleh Anggota BPK dan
Pemeriksa Keuangan Negara.

Fenomena hasil pemeriksaan dan evaluasi atas pengelolaan keuangan yang tercermin
dalam pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) menjadi salah satu
11
tolok ukur kinerja dalam pengelolaan keuangan daerah. Evaluasi tahunan yang berbentuk
audit menghasilkan opini penilaian Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) terhadap pelaksanaan.
APBD Secara umum evaluasi terhadap pelaksanaan APBD baik provinsi maupun
kabupaten/kota di Indonesia telah diberikan oleh Badan Pemeriksaan Keuangan (BPK)
secara rutin setiap tahunnya (Didik Susetyo 2009). Namun demikian, tampaknya
pemeriksaan laporan keuangan atau audit penilaian atas pelaksanaan APBD dapat
dikatakan masih dalam taraf pembelajaran untuk empat jenis laporan yaitu laporan
realisasi anggaran, arus kas, neraca, dan catatan atas laporan keuangan. Proses pemeriksaan
keuangan sebelum penerapan otonomi tahun 2001 hanya terkait dengan realisasi
anggaran. Namun, dewasa ini telah mengacu pada Standar Akuntansi Pemerintah (SAP)
dalam pengelolaan keuangan daerah dan pelaksanaan otonomi daerah. Dalam proses
pemeriksaan keuangan negara/daerah,

Ada beberapa aspek yang dijadikan dasar untuk pemeriksaan laporan keuangan
daerah yaitu ada dan tidaknya (1) indikasi kerugian negara/daerah, (2) penyimpangan
administrasi, kekurangan pendapatan, ketidak-hematan (tidak efisien), dan
ketidakefektifan (tidak bermanfaat). Masing-masing aspek tersebut juga memilki
beberapa bagian indikator yang bisa dijadikan dasar penilaian dan pemberian opini
oleh pemeriksa. Pemeriksaan laporan keuangan memiliki prosedur standar operasi dan
ruang lingkup laporan keuangan yang lengkap berdasarkan peraturan perundang-
undangan. evaluasi atas pengelolaan keuangan yang tercermin dalam pelaksanaan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) menjadi salah satu tolok ukur
kinerja dalam pengelolaan keuangan daerah. Evaluasi tahunan yang berbentuk audit
menghasilkan opini penilaian Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) terhadap pelaksanaan
APBD ‘kabupaten/kota’. Opini penilaian tersebut mendapat respon beragam dari
berbagai pihak, terutama pemerintah daerah yang tampaknya ‘tidak senang’ dengan
opini tidak memberikan pendapat (disclaimer).

12
BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari pembahasan materi ini, maka dapat disimpulkan bahwa sistem pemeriksaan dan
evaluasi keuangan negara memiliki peran penting dalam suatu negara, yang dimana pemeriksaan
adalah proses identifikasi masalah, analisis, dan evaluasi yang dilakukan secara independen,
obyektif, dan profesional berdasarkan standar pemeriksaan, untuk menilai kebenaran,
kecermatan, kredibilitas, dan keandalan informasi mengenai pengelolaan dan tanggung jawab
keuangan negara. Pengelolaan Keuangan Negara meliputi kegiatan perencanaan, pelaksanaan,
pengawasan, dan pertanggungjawaban. Sedangkan evaluasi keuangan negara adalah kegiatan
untuk mengukur dan menginterpretasikan perkembangan laporan keuangan dari tahun ke tahun
yang berjalan dan membandingkannya dengan standar akuntansi yang berlaku.

Adapun yang bertanggungjawab dalam melakukan pemeriksaan dan evaluasi keuangan


negara ialah Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Pemeriksaan pengelolaan dan tanggungjawab
keuangan negara yang dilakukan oleh BPK meliputi seluruh unsur keuangan negara sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 2 Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara.
Dalam pelaksanaan pemeriksaan dan evaluasi tersebut pastinya memiliki lingkup pemeriksaan
keuangan negara meliputi pemeriksaan atas pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara.

3.2 Saran

Dari pembahasan materi ini, saran yang dapat kami berikan yaitu sebaiknya sistem
pemeriksaan dan evaluasi keuangan negara harus dilakukan dengan baik dan benar agar kita
dapat mengetahui perkembangan dalam suatu laporan keuangan negara dan kita dapat
mengetahui kelebihan ataupun kekurangan dari laporan keuangan negara tersebut. Sehingga
dengan adanya pemeriksaan dan evalusi tersebut dapat memperbaiki kinerja pemerintah dalam
mengelola keuangan negara.

Demikian pokok bahasan dari materi yang dapat kami paparkan, besar harapan kami
makalah ini dapat bermanfaat. Karena keterbatasan pengetahuan dan referensi, penulis
menyadari makalah ini jauh dari sempurna, oleh karena itu saran dan kritik yang membangun
sangat diperlukan agar makalah ini dapat disusun menjadi lebih baik lagi dimasa yang akan
datang.

13
DAFTAR PUSTAKA

Didik Susetyo. 2009. “Implikasi Ekonomi Atas Opini Penilaian Pengelolaan Keuangan Daerah.”
Jurnal Ekonomi Pembangunan 7(1): hal. 1-13.
https://media.neliti.com/media/publications/284155-implikasi-ekonomi-atas-opini-
penilaian-p-6ba6deab.pdf.
Dr. Sahya Anggara M.Si. 2016. Administrasi Keuangan Negara. Bandung :CV PUSTAKA
SETIA.
Edukasi Keuangan. 2015. “Tugas Dan Wewenang Badan Pemeriksa Keuangan Atau BPK.”
Asuransi MAG. http://www.mag.co.id/tugas-dan-wewenang-badan-pemeriksa-keuangan-
atau-bpk/#:~:text=Badan Pemeriksa Keuangan atau disingkat,ini tercantum dalam UUD
1945.
Etalasepustaka. 2016. “Definisi Evaluasi Laporan Keuangan Pemerintah & Penggunanya.”
etalasepustaka.blogspot.com. https://etalasepustaka.blogspot.com/2016/08/definisi-
evaluasi-laporan-keuangan-dan-penggunanya.html?m=1#:~:text=Dari beberapa pengertian
di atas,memperhatikan kelebihan serta kekurangan dari.
Hanief Syafi. 2020. “Penjelasan Sistem Pengelolaan Keuangan Negara Dan Daerah.”
klikcair.com. https://blog.klikcair.com/penjelasan-sistem-pengelolaan-keuangan-negara-
dan-daerah/#:~:text=Ada pun pengertian pengelolaan keuangan,keuangan negara atau pun
daerah.
Jogloabang. 2019. “UU 15 Tahun 2004 Tentang Pemeriksaan Pengelolaan Dan Tanggungjawab
Keuangan Negara.” jogloabang.com. https://www.jogloabang.com/pustaka/uu-15-2004-
pemeriksaan-pengelolaan-tanggung-jawab-keuangan-negara.
Peraturan Badan Pemeriksa Keuangan RI. 2017a. “Peraturan Badan Pemeriksa Keuangan RI.”
bpk.go.id: hal. 15-16.
https://www.bpk.go.id/assets/files/storage/2017/01/file_storage_1484641204.pdf.
———. 2017b. “Standar Pemeriksaan Keuangan Negara.” bpk.go.id: hal. 8.
https://www.bpk.go.id/assets/files/storage/2017/01/file_storage_1484641204.pdf.
Wikiapbn. 2014. “Pemeriksaan Keuangan Negara.” Ensiklopedia Kementerian Keuangan.
https://www.wikiapbn.org/pemeriksaan-keuangan-negara/.

14

Anda mungkin juga menyukai