Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

MANAJEMEN PUBLIK

NEW PUBLIC MANAGEMENT

Dosen Pengampu : Bu Rahayu Sulistiowati, S.Sos, M.Si

Disusun Oleh :

KELOMPOK 1

Dea Carolin (1816041079)


Milian Devialisti (1816041037)
Januar Billhuda (1816041025)
Meylin Wulandari (1816041041)
Maliki (1816041057)
Farhan Darmawan (1846041003)

JURUSAN ILMU ADMINISTRASI NEGARA


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak
terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan
baik materi maupun pikirannya.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai referensi sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Terlepas dari
semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan
kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima
segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang New Public Management untuk
dapat memberikan pengetahuan terhadap pembaca.

Bandar Lampung, 22 Februari 2019

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................i

DAFTAR ISI.........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang masalah.......................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah....................................................................................... 1

1.3 Tujuan Pembelajaran………………………………………………………. ……1

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Sejarah dan Konsep NPM ......................................................................... 2

2.2 Kelebihan dan Kekurangan NPM.............................................................. 6

2.3 Penerapan NPM di Indonesia .................................................................... 7

2.4 Studi Kasus serta kendala NPM .............................................................. 8

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan………………….......................................................................... 10

3.2 Saran…………………………………………………………………………........10

Daftar Pustaka………………………………………………………………………….11

Lampiran Jurnal Kelompok


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


New Public Management (NPM) adalah sebuah konsep manajemen publik/pemerintahan
baru, yang menerapkan praktik kerja sektor privat ke sektor publik untuk menciptakan
efisiensi dan efektifitas kinerja pemerintah daerah sehingga akan tercipta kesejahteraan
masyarakat. Ide utama yang dikemukakan dalam konsep tersebut adalah sektor publik harus
berorientasi pasar sehingga terdapat efisiensi biaya yang besar bagi pemerintahan. Di dalam
konsep NPM semua pimpinan didorong untuk menemukan cara-cara baru dan inovatif untuk
memperoleh hasil yang maksimal dan melakukan privatisasi terhadap fungsi-fungsi
pemerintahan. Mereka tidak lagi memimpin dengan cara-cara melakukan semua jenis
pekerjaan yang kecil-kecil. Pada NPM sangat menitik beratkan pada mekanisme pasar dalam
mengarah program-program public.

1.2 Rumusan masalah


1. Apa sejarah perkembangan dan konsep dari New Public Manajemen?
2. Apa dari kelebihan dan kekurangan New Public Manajemen?
3. Bagaimana pelaksanaan New Public Manajemen di Indonesia?
4. Apa saja kendala yang dihadapi dalam New Public Manajemen?

1.3 Tujuan Pembelajaran


1.Untuk mengetahui konsep ide pokok dan sejarah dari New Public Manajemen
2.Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan penerapan New Public Manajemen
3.Untuk menjelaskan pelaksanaan kinerja New Publik Manajemen di Indonesia
4. Untuk mengetahui masalah-masalah yang dihadapi dalam New Publik Manajemen
BAB II
PEMBAHASAN

Sejarah dan Konsep New Public Management

Sekitar tahun 80-an berkembang konsep yang berlabel baru untuk memberdayakan
konsep ilmu administrasi public. Konsep-konsep itu antara lain ada yang menyebutnya “New
Public Administration”, “The New Science of Organization” dan sekitar dasawarsa 90-an terbit
konsep baru yang disebut New Public Management. Konsep-konsep itu pada awalnya ingin
mengemukakan pandangan baru yang bisa mencerahkan konsep ilmu administrasi negara jauh
sebelumnya sekitar tahun 60-an, telah banyak dilakukan upaya untuk memperbarui konsep ilmu
administrasi negara.
Khusus konsep New Public Management, konsep ini ingin mengenalkan konsep-konsep
yang biasanya diperlakukan kegiatan bisnis dan di sektor privat. Inti dari konsep ini ialah untuk
mentransformasikan kinerja yang selama ini dipergunakan dalam sector privat dan bisnis ke
sector public. Slogan yang terkenal dalam perspektif konsep baru dalam New Public Management
ini ialah mengatur dan mengendalikan pemerintahan tidak jauh bedanya mengatur dan
mengendalikan bisnis-run government like business. Isu berikutnya yang berkembang tidak
hanya membatasi pada bagaimana mentransformasikan kinerja sector bisnis ke sektor
pemerintahan, melainkan lebih jauh dari itu yakni, New Public Management sudah menjadi suatu
model normatif, yang ditandai dengan meninjau kembali peran administrator public, peran dan
sifat dan profesi administrasi, dan mengapa serta bagaimana sebaiknya kita bertindak dan
berperan.
Lebih dari dua decade New Public Management telah berkembang sebagai suatu konsep
yang bisa mengganti peran dan arti dari Old Public Administration di hamper seluruh belahan
dunia ini. Sebagai hasilnya sejumlah perubahan yang positif telah banyak dilakukan di kalangan
sektor public.
Dalam konsep NPM semua pimpinan (manajer) didorong untuk menemukan cara-cara baru
yang inovatif untuk memperoleh hasil yang maksimal dan melakukan privatisasi terhadap fungsi-
fungsi pemerintahan. Mereka tidak lagi memimpin dengan cara-cara melakukan semuanya
sampai jenis pekerjaan yang kecil-kecil. Melainkan mereka melakukan “steering” membatasi
mengarahkan yang strategis saja. Dengan demikian, kunci NPM sangat menitikberatkan pada
mekanisme pasar dalam mengarahkan program-program public.
NPM pada intinya lebih menekankan pada proses pengelolaan (management) ketimbang
perumusan kebijakan; perubahan dari penggunaan control masukan (input controls) ke
pemggunan ukuran-ukuran yang bisa dihutung terhadap output dan kinerja target; devolusi
system pelaporan, monitoring, akuntabilitas baru, disagresi struktur birokrasi yang besar menjadi
strukturb instansi yang kuasi otonomi; secara khusus melakukan pemisahan antara fungsi-fungsi
komersial dengan nonkomersial; menggunakan preferensi untuk kegiaran privat seperti
privatiasasi, system kontrak sampai dengan penggunaan system penggajian dam renumarasi
yang efektif dan efisien. Jonathan Boston (1991 dalam Thoha, 2008: 48)
Konsep New Public Management pada dasarnya mengandung tujuh komponen utama, yaitu:
1. Manajemen profesional di sektor publik
2. Adanya standar kinerja dan ukuran kinerja
3. Penekanan yang lebih besar terhadap pengendalian output dan outcome
4. Pemecahan unit-unit kerja di sektor publik
5. Menciptakan persaingan di sektor publik
6. Pengadopsian gaya manajemen di sektor bisnis ke dalam sektor publik
7. Penekanan pada disiplin dan penghematan yang lebih besar dalam menggunakan sumber
daya.

Donald Ketl (dalam Thoha, 2008:46), menyebutnya dengan “the global public management
reform” yang memfokuskan pada enam hal berikut ini :

1. Bagaimana pemerintah bisa menemukan cara untuk mengubah pelayanan dari hal yang sama
dan dari dasar pendapatan yang lebih kecil.

2. Bagaimana patologi birokrasi; bagaimana pemerintah bisa mengganti mekanisme tradisional


“komando-komando” yang birokratis dengan strategi pasar yang mampu mengubah perilaku
birokrat.

3. Bagaimana pemerintah bisa menggunakan mekanisme pasar untuk memberikan kepada


warga negara (pelanggan) alternative yang luas untuk memilih bentuk dan macam pelayanan
publik. Atau paling sedikit pemerintah bisa mendorong timbulnya keberanian untuk memberikan
pelayanan yang lebih baik kepada warganya.

4. Bagaimana pemerintah bisa membuat program yang lebih responsive. Bagaimana pemerintah
bisa melakukan desentralisasi responsibilitas yang lebih besar dengan memberikan kepada
manajer - manajer terdepan insentif untuk memberikan pelayanan.

5. Bagaimana pemerintah bisa menyempurnakan kemanpuan untuk membuat dan merumuskan


kebijakan. Bagaimana pemerintah bisa memisahkan perannya sebagai pemberi pelayanan yang
sesungguhnya.
6. Bagaimana pemerintah bisa memusatkan perhatiannya pada hasil dan dampaknya (output dan
outcome) ketimbang perhatiannya pada proses dan struktur. Bagaimana mereka bisa mengganti
system yang menekankan pada alur atas-bawah (top-down), dan system yang berorientasi pada
aturan (rule-driven systems) kepada suatu system yang berorientasi pada alur bawah-atas
(bottom-up) dan system berorientasi hasil.

Reinventing Bureaucracy
Dalam upaya melakukan perbaikan birokrasi pemerintahan sering kali kita mendengar
istilah “Reinventing Bureaucracy”. Istilah ini menjadi terkenal ketika presiden AS Clinton
melakukan pembaharuan birokrasi pemerintahannya. Pembaharuan dalam reinventing
government itu, bisa diambil sari patinya untuk perbaikan system birokrasi pemerintah kita.
Pemabahruan dalam reinventing government ini dapat dikatakan pula sebagai upaya
mewiraswastakan pemerintah. Mewiraswastakan pemerintah bukan berarti setiap pejabat atau
petugas diharuskan berdagang atau berwirausaha seperti pengusaha. Melainkan adanya upaya
para pejabat disertai semua komponen instansi public senantiasa bekerja keras untuk
meningkatkan agar sumber-sumber yang berpotensi ekonomi yang dipunya oleh instansi
pemerintah dari yang tidak produktif menjadi produktif, dari yang produksinya rendah
ditingkatkan produksinya lebih tinggi. Upaya semacam ini sangat popular di kinerja dunia usaha.
Oleh karena prinsip reinventing government adalah mentransformasikan kinerja dalam dunia
usaha ke kinerja organisasi pemerintah.

Kesepuluh prinsip mewiraswastakan birokrasi pemerintah dan uraiannya:


1. Pemerintah harus bersifat sebagai katalis
Untuk membantu organisasi public mencapai tujuan, memilih metode yang paling sesuai untuk
mencapai efisiensi, efektivitas, persamaan, pertanggung jawaban, dan fleksibilitas.

2. Pemerintah milik masyarakat


Pemerintah milik masyarakat mengalihkan wewenang control yang dimilikinya ke tangan
masyarakat. Masyarakat diberdayakan sehingga mampu mengontrol pelayanan yang diberikan
oleh birokrasi pemerintah. Dengan adanya kontrol pegawai negri akan memiliki komitmen yang
lebih baik, lebih peduli, dan lebih kreatif dalam memecahkan masalah.

3. Pemerintah kompetitif
Pemerintah kompetitif mensyaratkan persaingan diantara para penyampai jasa atau pelayanan
untuk bersaing berdasarkan kinerja dan harga. Mereka memahami bahwa kompetisi adalah
kekuatan fundamental untuk memaksa badan birokrasi pemerintah melakukan perbaikan.
4. Pemerintah berorientasi misi
Pemerintah berorientasi misi melakukan deregulasi internal, menghapus banyak peraturan dan
ketentuan internal yang tidak efektif, dan secara radikal menyederhanakan sistem administrative
yang terlampau panjang dan menghambat, seperti misalnya di bidang anggaran, perizinan,
kepegawaian, dan pengadaan barang.

5. Pemerintah berorientasi pada hasil


Pemerintah yang berorientasi hasil mengubah fokus dari input (misalnya kepatuhan kepada
peraturan dan membelanjakan anggaran sesuai dengan ketentuan) menjadi akuntabilitas pada
keluaran output atau hasil.

6. Pemerintah berorientasi pelanggan


Pemerintah memperlakukan masyarakatnya yang dilayani, siapa saja, termasuk pelajar,
orangtua, pembayar pajak, orang yang mengurus KTP, pelanggan telepon, istri, dan lain lainnya
sebagai pelanggan yang harus diutamakan. Pimpinan organisasi pemerintah melakukan survei
kepada pelanggan apa yang diinginkan dan dibutuhkan ketika berhubungan dengan instansi
pemerintah. Dengan masukan dan insentif dari masyarakat itu kemudian dirancang suatu
pelayanan kepada masyarakat sesuai dengan yang diinginkannya.

7. Pemerintah wiraswasta
Pemerintah wiraswasta itu upaya untuk meningkatkan sumber-sumber ekonomi yang dimiliki oleh
instansi pemerintah dari yang tidak produktif diupayakan berproduktif, dari yang produksinya
rendah ditingkat berproduksi tinggi. Upaya semacam ini disebut pula kinerja. Kinerja seperti itu
biasanya mencari etos kerjanya dunia usaha, karna itu kinerja semacam itu ingin ditransport ke
birokrasi pemerintah. Pemerintah juga memanfaatkan dana usaha, dana inovasi, untuk
mendorong para pejabat berfikir untuk memperoleh dana operasional.

8. Pemerintah antisipatif
Pemerintah antisipatif adalah suatu pemerintahan yang berfikir ke depan. Pimpinan instansi
pemerintah mencoba mencegah timbulnya masalah daripada memberikan pelayanan untuk
menghilangkan masalah. Mereka menggunakan perencanaan strategis, pemberian visi masa
depan, dan berbagai metode lain untuk melihat masa depan.
9. Pemerintah desentralisasi
Pemerintah desentralisasi adalah suatu pemerintah yang mendorong wewenang dari pusat
melimpah ke daerah melalui organiasi atau sistem yang ada. Mendorong pejabat atau pegawai
tingkat bawah atau daerah untuk langsung memberi pelayanan, atau sebagai pelaksana, atau
lebih berani membuat keputusan.

10. Pemerintah berorientasi pasar


Pemerintah yang berorientasi pasar acap kali memanfaatkan struktur pasar swasta untuk
memecahkan masalah daripada menggunakan mekanisme administrasif, seperti menyampaikan
pelayanan, atau perintah dan kontrol dengan memanfaatkan peraturan. Mereka menciptakan
insentif keuangan-intensif pajak, pajak hijau, affluent fees. Dengan cara ini, organiasi swasta atau
anggota masyarakat berperilaku yang mengarah pada pemecahan masalah sosial.

Kelebihan New Public Management


Semenjak konsep NPM dikemukakan maka telah banyak kemajuan dari penerapannya
konsep ini dibeberapa negara dunia. Seperti misalnya, upaya melakukan privatisasi fungsi –
fungsi selama ini dimonopoli pemerintah di beberapa negara banyak perubahan dan kemajuan.
Pimpinan eksekutif yang diwajibkan melakukan proses akuntanbilitas terhadap tercapainya
tujuan organisasi, menciptakan proses baru untuk mengukur peningkatkan produktivitas kerja,
dan melakukan reengineering system yang merefleksi terhadap kuatnya komitmen pada
akuntanbilitas public.
Dari banyak kasus yang ada, NPM dianggap telah banyak berbuat untuk menggoyang
organisasi publik yang tidur dan melayani dirinya sendiri melalui penggunaan ide-ide dari sektor
privat (Oluwu, 2002, 3). NPM menyediakan banyak pilihan untuk mencoba mencapai biaya
yang efektif dalam penyampaian barang publik seperti adanya organisasi yang terpisah untuk
kebijakan dan implementasi, kontrak kinerja, pasar internal, sub kontrak dan metode lainnya
(Oluwu, 2002, 3). NPM memiliki okus yang kuat terhadap organisasi internalnya (Oluwu, 2002,
3). Dalam bahasa penulis, NPM berusaha untuk memperbaiki kinerja organisasi sektor publik
dengan menggunakan metode yang biasa digunakan oleh sektor privat.

Kekurangan New Public Management


Terdapat beberapa masalah dan kekurangan dalam menerapkan konsep New Public
Management di negara berkembang.

-Pertama, New Public Management didasarkan pada penerapan prinsip/ mekanisme pasar atas
kebijakan publik dan manejemennya. Hal ini juga terkait dengan pengurangan peran pemerintah
yang digantikan dengan pengembangan pasar, yaitu dari pendekatan pemerintah sentris (state
centered) menjadi pasar sentries (market centered approach). Negara-negara berkembang
memiliki pengalaman yang sedikit dalam ekonomi pasar. Pasar di negara berkembang relatif tidak
kuat dan tidak efektif. Perekonomian pasarnya lebih banyak didominasi oleh asing atau
perusahaan asing, bukan pengusaha pribumi atau lokal. Di samping itu, pasar di negara
berkembang tidak efektif karena tidak ada kepastian hukum yang kuat. Sebagai contoh: masalah
kepatuhan terhadap kontrak kerja sama (contract right) sering menjadi masalah.

-Kedua, terdapat permasalahan dalam privatisasi perusahaan-perusahaan publik. Privatisasi di


negara berkembang bukan merupakan tugas yang mudah. Karena pasar di negara berkembang
belum kuat, maka privatisasi akhirnya akan berarti kepemilikan asing atau kelompok etnis tertentu
yang hal ini dapat membahayakan, misalnya menciptakan keretakan sosial.

-Ketiga, Perubahan dari mekanisme birokrasi ke mekanisme pasar apabila tidak dilakukan
secara hati-hati bisa menciptakan wabah korupsi. Hal ini juga terkait dengan permasalahan
budaya korupsi yang kebanyakan dialami negaranegara berkembang. Pergeseran dari budaya
birokrasi yang bersifat patronistik menjadi budaya pasar yang penuh persaingan membutuhkan
upaya yang kuat untuk mengurangi kekuasaan birokrasi.

-Keempat, terdapat masalah untuk berpindah menuju pada model pengontrakan dalam
pemberian pelayanan publik jika aturan hukum dan penegakannya tidak kuat. Model
pengontrakan akan berjalan baik jika outcome-nya mudah ditentukan. Jika tujuan organisasi tidak
jelas, atau terjadi wabah korupsi yang sudah membudaya maka penggunaan model-model
kontrak kurang berhasil. Terdapat permasalahan politisasi yang lebih besar di negara
berkembang.

NEW PUBLIC MANAGEMENT (NPM) DI INDONESIA


New Public Management (NPM) di Indonesia sebenarnya sudah dimulai sejak tahun 1999
dengan dikeluarkannya Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah. Melaksanakan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah merupakan wujud
pertanggungjawaban instansi pemerintah dalam mencapai misi dan tujuan organisasi dalam
pelaksanaan tugastugas pemerintahan. Dalam perkembangannya, sampai sekarang
pelaksanaan New Public Management pada organisasi pemerintahan di Indonesia menunjukkan
perkembangan yang positif, yang berpengaruh pada peningkatan kinerja pemerintah. Reformasi
pada akuntansi sektor publik menempati peranan penting dalam agenda New Public
Management (NPM) dikarenakan pada penerapan New Public Management (NPM) terkait pada
konsep manajemen kinerja sektor publik dimana pengukuran kinerja merupakan salah satu dari
prinsip-prinsipnya. Konsep New Public Mangement (NPM) menghendaki adanya desentralisasi,
devoluasi (pendelegasian) dan pemberian kewenangan yang lebih besar kepada bawahan
(pemerintah daerah) yang bertujuan menciptakan organisasi yang lebih efisien. Indonesia sendiri
pelaksanaan desentralisasi dapat terlihat dengan adanya otonomi daerah, yaitu dengan
diberikannya hak, wewenang dan kewajiban untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan
pemerintahan dan kepentingan masyarakatnya setempat diatur dalam undang – undang Nomor
32 Tahun 2004 tentang pemerintahan daerah dan undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang
perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah.
Studi kasus NEW PUBLIC MANAGEMENT
Mulai tahun 1990-an ilmu administrasi publik mengenalkan paradigma baru yang sering
disebut New Public Management\/NPM (Hood, 1991). Walaupun juga disebut dengan nama lain
misalnya Post-bureaucratic Paradigm (Barzeley, 1992), dan Reinventing Government (Osborne
dan Gaebler, 1992), tetapi secara umum disebut NPM karena berangkat dari gagasan
Christopher Hood sebagai awal mula paradigma alternatif. Paradigma ini menekankan pada
perubahan perilaku pemerintah menjadi lebih efektif dan efisien dengan prinsip The Invisible
Hand-nya Adam Smith. Yaitu mengurangi peran pemerintah, membuka peran swasta, dan
pemerintah lebih berfokus pada kepentingan publik yang luas. Tentu saja paradigma baru ini tidak
lepas dari kritik. Di antaranya kapitalisme dalam sektor publik dan kekhawatiran akan menggerus
idealisme pelayanan publik.

Beberapa pihak berpendapat bahwa NPM tidak tepat diterapkan untuk negara-negara
berkembang. Dalam implementasinya mereka mengalami kesulitan. Akibat adanya
kecenderungan birokrasi yang masih sulit dihilangkan. Pengadopsian model NPM yang dilakukan
oleh negara berkembang ini apakah memang benar-benar menjadikan lebih baik atukah hanya
sekadar perubahan luarnya saja. Kita perlu menilik sejauh mana efektifitas penerapan NPM di
negara-negara berkembang pada umumnya dan di Indonesia pada khususnya.

Sebagai negara yang juga turut ingin berbenah Indonesia berusaha menerapkan
paradigma NPM tersebut. Meski ada sikap pesimis dari berbagai pihak mengenai kesanggupan
penerapannya. Salah satu yang menonjol adalah adanya reformasi birokrasi di Departemen
Keuangan dan Badan Pemeriksa Keuangan. Dalam reformasinya kedua instansi ini berfokus
pada pilar-pilar yang menjadi pokok perubahan birokrasi, yaitu: kelembagaan\/ organisasi, proses
bisnis, sumber daya manusia, serta prasarana dan sarana. Tidak salah lagi, bahwa upaya ini
dilakukan untuk memperbaiki standar pelayanan umum yang diberikan kepada publik.

Dalam reformasi birokrasinya, sebagai penerapan dari NPM, baik Departemen Keuangan
maupun Badan Pemeriksa Keuangan menggunakan konsep Balanced Score Card, yaitu dengan
membentuk strategy map dan key performance indicators (KPI) sebagai standar dan alat
pengukuran kinerja. Bisa dikatakan bahwa dalam konsepnya kedua instansi ini sukses. Hanya
saja dalam pelaksanaannya dirasa masih setengah hati.

Hal ini terlihat dari belum sinkronnya antara program dengan strategi yang dibentuk. Juga
antara program dengan KPI. Terlebih pada anggarannya pada format DIPA. Hal ini saling
berkaitan karena money follow functions. Ketika strategi program beserta KPI-nya terbentuk
secara rapi maka tentunya anggaran akan mengikuti mekanisme tersebut. Dalam ranah yang
lebih luas, NPM ini telah dicoba diterapkan juga pada Pemerintahan Daerah, yaitu sejalan dengan
penerapan otonomi daerah di Indonesia mulai tahun 2004. Bisa dikatakan, bahwa penerapan
NPM ini memberikan dampak positif pada beberapa hal. Misalnya peningkatan efisiensi dan
produktivitas kinerja pemerintahan daerah, yang pada akhirnya mampu meningkatkan kualitas
pelayanan publik.

Hal ini dapat dipahami melalui salah satu karakteristik NPM yang menurut Christopher
Hoods, yaitu menciptakan persaingan di sektor publik. Sehingga, apa yang dilakukan oleh
pemerintahan daerah adalah berusaha bersaing untuk memberikan pelayanan yang berkualitas
kepada masyarakat, dan pada gilirannya, publiklah yang diuntungkan atas upaya ini.
Pada dasarnya penerapan NPM di Indonesia belum dapat dikatakan berjalan dengan
baik. Yang kita ketahui bahwasanya dalam negara berkembang tingkat pemahaman dalam
prinsip NPM blum di ketahui secara mendalam oleh para eksekutor pemerintah untuk pengambil
keputusan. Pemahaman konsep dasar ini perlu di benahi oleh seorang penguasa pemerintah.
Pemerintah harus menjadi pionir dalam menekan dan melaksanakan prinsip-prinsip yang ada
pada NPM. Pada dasarnya Indonesia sudah mampu, tetapi karna hambatan pemahaman
konsep ini sendiri terkadang pemerintah keliru dalam mengambil dan menjalankan
keputusannya. Selain itu dari sektor swasta harus mampu menopang pemerintah dalam
penerapan ini dan pemerintah juga harus bisa mengontrol sektor swasta.

Kelemahan kita pada saat ini adalah belum ber sinergisnya antara peran pemerintah dan
swasta dalam menjalankan tugasnya. Apabila permasalahan ini dapat di selesai makan tidak
mungkin Indonesia bisa menjadi negara yang lebih kuat dalam urusan pemerintahanannya. Dan
praktek KKN, dan permasalahan dasar kepemerintahan akan terselesaikan.
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
New Public Management tercetus karena pada paradigm administrasi public sebelumnya yaitu
Old Public Administration dianggap tidak efektif dan peran pemerintah sangat besar. Oleh karena
itu NPM ada dengan konsep baru yang dianggap lebih efektif dimana ada privatisasi atau lebih
mengarah pada pasar.
Dalam paradigm NPM ini juga tetap saja ada kekurangannya dimana jika tidak terkontrol dengan
baik maka peran pemerintah bisa sangat minim dan malah peran pasar lebih menonjol.
Penerapan NPM sendiri di Indonesia dah dimulai sejak tahun 1999 dengan dikeluarkannya
Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.
Melaksanakan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah merupakan wujud pertanggungjawaban
instansi pemerintah dalam mencapai misi dan tujuan organisasi dalam pelaksanaan tugastugas
pemerintahan namun pelaksanaannya belum bisa dikatakan berjalan dengan baik

Saran
Semestinya penerapan NPM di Indonesia memperkuat sinergisnya antara peran pemerintah dan
swasta dalam menjalankan tugasnya. Apabila permasalahan ini dapat di selesai makan tidak
mungkin Indonesia bisa menjadi negara yang lebih kuat dalam urusan pemerintahanannya. Dan
praktek KKN, dan permasalahan dasar kepemerintahan akan terselesaikan.
DAFTAR PUSTAKA
Tresiana, Novita dan Noverman Duadji. 2018. Pengantar Ilmu Administrasi Publik. Bandar
Lampung: AURA
Duadji, Noverman. 2017. Teori Administrasi Publik. Bandar Lampung: AURA
Lane, Jane Erik. 2002. New Public Management. London-UK, New York-USA: Routledge

Kencama, Inu Syafiie.2010. Ilmu Administrasi Publik. PT RINEKA CIPTA

Handayaningrat, Soewarno. Pengantar Studi Ilmu Adminitrasi Negara

Jurnal Riset Akutansi Bisnis Vol 10 No .2 / September 2010 Fakultas Ekonomi Universitas
Muhammadiyah Sumatera Utara 187
Jurnal Paradigma New Public Management sebagai kerangka Reformasi Birokrasi Menuju
Kepemerintahan yang Baik (GOOD GOVERNANCE) Oleh: Drs. Desi Fernanda, M.Soc.Sc
Kepala PKP2A I LAN Bandung
JIANA Jurnal Ilmu Adm. Negara. Terakreditasi Dikti No.23A/DIKTI/KEP/2004.ISSN.1411-948x,
Volueme 7,1 Januari, hal. 52-70
Jurnal The Role of Public Administration in a Building Harmonious Society. 2005. China Nasional
School of Administration hal 69
Siddiquee, N.A. ’’Public Management Reform in Malaysia: Recent Initiatives and Experiences.”
International Journal o f Public Scctor Management 19. no.4 (2006): 339-358.
JURNAL KELOMPOK

Jumat, 22 Februari 2019 (anggota lengkap)


Dea Carolin : menyusun latar belakang, rumusan masalah
Milian Devialisti : Sejarah dan konsep NPM
Meylin Wulandari : menyusun tujuan pembelajaran
Januar : menyusun rumusan masalah
Maliki: Sejarah dan konsep NPM
Farhan Darmawan : Sejarah dan konsep NPM

Senin, 25 Februari 2019


Dea Carolin : Merekap dan mengedit data makalah, membuat PPT, Kesimpulan dan saran
Milian Devialisti : Contoh konkret studi kasus penerapan NPM,ngetik, ngeprint
Meylin Wulandari : Kekurangan dan Kelebihan NPM
Januar : Kelebihan NPM
Maliki: Hadir, memberi koneksi Internet
Farhan Darmawan : (Tidak hadir ada urusan mendadak) harus membuat SKCK

Anda mungkin juga menyukai