ADMINISTRASI PUBLIK
(ENAM DIMENSI PRIMA)
Oleh:
Dr.M.Nur Budiyanto,S.Sos.,MPA
FISIP
Universitas Sriwijaya
Palembang
Hubungan antara Dimensi-dimensi Strategis Administrasi Publik
Dimensi
Dimensi
Moral/Etika
Moral/Etika
Dimensi
Dimensi Dimensi
Dimensi Dimensi
Dimensi Dimensi
Dimensi
Lingkungan
Lingkungan Kebijakan
Kebijakan Manajemen
Manajemen Kinerja
Kinerja
Dimensi
DimensiOrganisasi
Organisasi
BERTENS (2000):
• Kebiasaan, adat, akhlak, watak
• Ilmu tentang apa yang biasa dilakukan atau ilmu
tentang adat kebiasaan
• Ilmu pengetahuan tentang asas-asas akhlak (moral)
ETIKA :
1. Ilmu tentang apa yang baik dan yang buruk serta tentang hak
dan kewajiban moral;
ETIKA :
1. Sebagai nilai moral dan norma-norma moral yang menjadi
pegangan bagi seseorang atau kelompok dalam mengatur tingkah
lakunya, atau disebut dengan “sistem nilai”;
3. Sebagai ilmu tentang yang baik atau yang buruk -> “filsafat moral”.
Encyclopedia of Philosophy:
ETHICS :
1. Way of life;
ETIKA :
1. Lebih menggambarkan norma tentang perbuatan itu sendiri yaitu apakah
suatu perbuatan boleh atau tidak boleh dilakukan.
2. Cenderung berlaku universal dan menggambarkan sungguh-sungguh
sikap batin.
Contoh: Mengambil barang milik orang tanpa izin (mencuri)
ETIKET :
1. Menggambarkan cara suatu perbuatan itu dilakukan manusia dan
berlaku hanya dalam pergaulan atau berinteraksi dengan orang lain dan
cenderung dalam kalangan tertentu saja.
2. Lebih bersikap relatif.
Contoh: Memberi sesuatu dengan tangan kiri, tidak sopan bagi orang
Jawa/Indonesia, tapi di kalangan lain biasa.
Six Great Ideas (Denhardt, 1988) :
1. Kebenaran (truth)
2. Kebaikan (goodness)
3. Keindahan (beauty)
4. Kebebasan (liberty)
5. Kesetaraan (equality)
6. Keadilan (justice)
ETIKA atau MORAL = Dimensi Penting dalam
Administrasi Publik
karena:
Rational Theory
Melihat bahwa baik atau buruk sangat tergantung dari reasoning atau
alasan dan logika yang melatarbelakangi suatu perbuatan, bukan
pengalaman. Dalam konteksi ini, setiap situasi dilihat sebagai suatu
yang unik dan membutuhkan penerapan yang unik dari logika
manusia dan memberikan kesimpulan yang unik pula tentang baik
dan buruk.
Intuitive Theory
Berargumen bahwa etika tidak harus berasal dari pengalaman dan
logika, tetapi dari manusia secara alamiah memiliki pemahaman
tentang apa yang benar dan salah, apa yang baik dan yang buruk.
Teori ini menggunakan hukum moral alamiah atau “natural moral
law”.
Revelation Theory
Berpendapat bahwa yang benar atau salah berasal dari kekuasan di
atas manusia, yaitu dari Tuhan sendiri
Pendekatan Teologis
(Heichelbech, 2003: 1189-1191)
Lebih menekankan:
Terhadap suatu kewajiban,
- Compliance (ketaatan) tanggung jawab, aturan, prinsip-
- Enforcement (kesesuaian) prinsip yang berlaku
John Rawls: Etis tidaknya, tergantung pada apakah
prinsip-prinsip utama telah diikuti atau tidak.
Misalnya: Dalam mendistribusikan pelayanan publik atau barang publik, tidak
menerapkan prinsip justice as fairness atau tidak.