Anda di halaman 1dari 45

Dr Zulkarnaen

 Etika, kajian Filsafat; kesadaran/


kesengajaan atas pilihan; tahu; berpikir bebas
 Filsafat berfikir mendasar, kritis; makna nilai;
berpikir ‘bersusah-susah’.
 Pencapaian tertinggi, kebahagiaan

 Kesulitan etika pada parameter, padahal etika


hendak mencari ukuran baik dan buruk
 Sebagai ilmu, etika mencari kebenaran dan
sebagai filsafat mencari keterangan (benar) yang
sedalam-dalamnya
 Filsafat ilmu:ontologi,epistemologi,&aksiologi
 Etika merupakan cabang aksiologi
(kegunaan/untuk apa ?), membahas nilai
’benar’ dan ’salah’ dalam arti ’susila’ (moral)
dan ’tidak susila’ (immoral).
 Lingkup etika, ada dua hal yang perlu
dipahami: pertama, bagaimana caranya
untuk dapat hidup (administrasi
publik/birokrasi) secara lebih baik;
kedua, pertanyaan lebih lanjut, kita belajar
bagaimana cara berbuat yang benar dan
menghindari keburukan (birokrasi).
Etika Administrasi Publik
good governance: sinergis sektor public,
privat, civil society.
Etika administrasi publik tidak hanya
mencakup birokrasi pemerintah

Etika Administrasi Publik dalam pemahaman


yang luas dan mendasar bersubjekkan pada
semua pemangku kepentingan
 Etika dalam praktik pemerintahan modern,
good governance
 Akuntabilitas bisa sebagai nilai (etika);
kesadaran bertanggungjawab
 Partisipasi (bottom-up); Transparansi;
Pelayanan publik cepat, tidak diskriminasi,
memposisikan publik sebagai pelanggan
 Masalah etika, moralitas tak terbantahkan
penyebab mendasar kegagalan
pembangunan
 Moralitas adalah sistem nilai tentang bagaimana kita harus
hidup secara baik sebagai manusia. Sistem nilai ini
terkandung dalam ajaran berbentuk petuah-petuah, nasihat,
wejangan, peraturan, perintah dan semacamnya yang dituntut
melalui agama atau kebudayaan tertentu tentang bagaimana
manusia harus hidup secara baik agar ia benar-benar menjadi
manusia yang baik.
 Moralitas adalah tradisi kepercayaan dalam agama atau
kebudayaan, tentang perilaku yang baik dan buruk
 Moralitas memberi aturan atau petunjuk konkret tentang
bagaimana ia harus hidup, bagaimana harus bertindak dalam
hidup ini sebagai manusia yang baik dan menghindari
perilaku yang tidak baik.
 Dipahami sebagai sebuah cabang filsafat yang berbicara
mengenai nilai dan norma moral yang menentukan perilaku
manusia dalam hidupnya.
 Nilai sesuatu yang berguna bagi seseorang atau kelompok
orang dan karena itu orang atau kelompok itu selalu
berusaha untuk mencapainya karena pencapaiannya sangat
memberi makna kepada diri serta seluruh hidupnya.
 Etika menekankan pada pendekatan kritis.
 Etika adalah sebuah refleksi kritis dan rasional mengenai nilai
dan norma moral yang menentukan dan terwujud dalam sikap
dan pola perilaku hidup manusia, baik secara pribadi maupun
kelompok.
 Moralitas adalah petunjuk konkrit yang siap pakai
tentang bagaimana kita harus hidup.
 Moralitas: inilah caranya anda harus melangkah
(ada hukum, wajib, sunat, mubah; haram/halal)
 Etika adalah perwujudan dan pengejawantahan
secara kritis & rasional ajaran moral yang siap
pakai.
 Etika mempersoalkan, apakah saya harus
melangkah dengan cara itu ? mengapa dengan
cara itu ? ada konsep kajian, ilmu pengetahuan
pada bahasan etika.
 Keduanya mempunyai fungsi yang sama, yaitu
memberi orientasi bagaimana dan kemana kita
harus melangkah dalam hidup ini.
 Etika sikap kritis setiap pribadi dan kelompok masyarakt
dalam merealisasikan moralitas itu.
 Apa yang dilarang oleh masyarakat kita, memang
benar-benar merupakan hal yang buruk ?
 Apa yang dinilai tinggi oleh masyarakat kita benar2
baik ?
 Mengapa saya/organisasi harus bertindak transparan,
jujur, tidak diskriminatif dalam pelayanan ?
 Apakah saya selalu harus jujur dalam segala situasi ?
 Pertanyaan yang menuntut sikap kritis dan rasional
dalam mewujudkan norma moral, dan itulah etika.
 Etika, sadar secara kritis dan rasional bahwa ia memang
sudah sepantasnya bertindak seperti itu.
1. Hukum moral sangat vital bagi Manusia
A pinjam uang pada B dalm jumlah yang tak terlalu besar
dan sepertinya B tidak mempersoalkan jika utang tersebut tak
dikembalikan. Waktu berjalan dan B sudah melupakan soal
utang tersebut. A tahu betul kalaupun utang tersebut tak
dibayar, B tidak akan marah. Namun A, sebagai orang yang
bermoral tetap merasa berkewajiban membayar, melunasi
utang tersebut.

2. Hukum Moral bersifat Rasional dan Objektif

3. Moralitas terdiri dari Hukum-hukum Universal


 Konsep baik-buruk, benar-salah yang telah
terinternalisasi dalam diri individu –nilai yang
ditanam keluarga, pertama dan utama
 Produk dari sosialisasi nilai masa lalu
 Moralitas pribadi adalah hati nurani yang
hidup dalam jiwa dan menuntun perilaku
individu
 Konsistensi pada nilai mencerminkan kualitas
kepribadian individu
 Moralitas pribadi menjadi basis penting dalam
kehidupan sosial dan organisasi
 Manusia dinilai oleh manusia lain dalam
tindakannya.
 Baik-buruk dilakukan dengan sadar atas
pilihan, sengaja –faktor sengaja penilaian
baik-buruk, itu etis.
 Tahu dan memilih, dua hal yang dalam
penilaian moral selalu dituntut adanya.
 Kalau tak ada kesengajaan, pada prinsipnya
tak ada penilaian baik-buruk;
ada makna kesadaran dalam hal ini.
Kesadaran etis (moral)
 Manusia umumnya, tahu akan adanya baik dan
buruk. Namun, bukan selalu ia mengetahui dalam
tindakan tertentu, menjalankan sesuatu yg baik
atau buruk.
 Pengetahuan bahwa ada baik dan buruk itu disebut
kesadaran etis atau kesadaran moral.
 Kesadaran moral (pengetahuan) ini tidak selalu ada
pada manusia. Daya sebagai potensi, itu ada sejak
dilahirkan. Agar berkembang memerlukan orang
lain, berupa ketauladanan, pengajaran.
 Kesadaran moral akan berfungsi dlm tindakan
konkrit utk keputusan terhadap tindakan tertentu
tentang baik-buruknya.
 Kesadarn moral yg sudah timbul dan berkembang,
disebut kata hati
 Kata hati merupakan penerapan kesadaran moral
tindakan tertentu –bertindak sbg hakim.
 Tindakan kata hati mungkin keliru mengatakan
baik-buruknya tindakan tertentu, karena situasi yg
runyam atau karena pendidikan yg keliru.
 Kata hati memberi penilaian pada tindakannya etis.
 Ada yg mengatakan kata hati itu adalah petunjuk
atas baik-buruk
 Tiap kali tindakan etis, tiap kali pula kata hati
berfungsi dan bertindak sebagai penerangan dan
atau hakim.
Kekeliruan kata-hati

Kata hati mungkin keliru. Oleh karena itu,


kata hati dalam keputusannya mengikuti
penerangan, maka jika penerangan itu salah,
keputusannyapun salah.
 Nilai benar-salah dan baik-buruk yang
terkait dengan pekerjaan profesional
 Nilai-nilai tersebut terkait dengan prinsip-
prinsip profesionalisme (kapabilitas teknis,
kualitas kerja, komitmen pada profesi)
 Dapat dirumuskan ke dalam kode etik
 Penegakan etika profesi melalui sanksi
profesi (pencabutan lisensi)

Mengapa Etika Profesi dilanggar ?


 Konsep baik-buruk dan benar-salah yang terkait
dengan kehidupan organisasi
 Nilai tersebut terkait dengan prinsip-prinsip
pengelolaan organisasi modern (efisiensi, efektivitas,
keadilan, transparansi, akuntabilitas, demokrasi)
 Dapat dirumuskan ke dalam kode etik organisasi
 Dalam praktek penegakan kode etik organisasi
dipengaruhi oleh kepentingan sempit organisasi,
kepentingan birokrat, atau kepentingan politik dari
politisi yang membawahi birokrat
 Penegakan etika organisasi melalui sanksi organisasi

Mengapa Etika Organisasi dilanggar ?


 Konsep benar-salah dan baik-buruk yang terkait
dengan hubungan-hubungan sosial
 Nilai bersumber dari agama, tradisi, dan dinamika sosial
 Pada umumnya etika sosial tidak tertulis, tetapi hidup
dalam memori publik, dan terinternalisasi melalui
sosialisasi nilai di masyarakat
 Etika sosial menjadi basis tertib sosial [Jepang, tidak
boleh merepotkan orang lain]
 Masyarakat memiliki mekanisme penegakan etika
sosial, yaitu melalui penerapan sanksi-sanksi sosial
[tambahan hukuman sanksi sosial]
Mengapa Etika Sosial dilanggar ?
 Mencapai kebahagiaan dan terpercaya menuju
sukses karier.
 Meredam kecenderungan kepentingan pribadi -
kerja organisasi, team work, sinergis.
 Banyak kasus bersifat dilematis, karena itu
diperlukan bisa memberikan kepastian tentang
mana yang benar dan salah, baik dan buruk.
 Penerapan peraturan etika dapat membuat perilaku
etis menimbulkan efek reputasi.
 Organisasi publik sekarang banyak dicemooh
karena kinerjanya dinilai buruk, karena itu perlu
etika –ada rasa malu.
 Inti good governance: sinergis public,
privat, civil society
 Jantung good governance : Akuntabilitas
 Akuntabilitas tatann pemrintah demokratis
 Mencerminkankan komitmen pemerintah
melayani publik, kesejahteraan rakyat
 Muncul kepercayaan masyarakat karena
berorientasi pada publik
 Muncul dukungan, partisipasi masyarakat
dan swasta
 United Nation (2002), mndefinisikan akuntabilitas
sebagai sebuah norma dalam hubungan antara
pengambil keputusan dan stakeholders dan para
pengambil keputusan bertanggungjawab terhadap
konsekuensi yang timbul dari keputusan mereka.

 Pollit secara sederhana mengatakan akuntabilitas


hubungan dimana sebuah pihak tertentu
diharuskan untuk melaporkan tindakan-tindakan
terhadap pihak lain (Pollit, Birchall & Putman,
1988).
 J.B. Ghartey (dalam LAN & BPKP, 2000) menyatakan
akuntabilitas ditujukan untuk mencari jawaban terhadap
pertanyaan yang berhubungan dengan pelayanan apa, siapa,
kepada siapa, milik siapa, yang mana dan bagaimana.
Pertanyaan, apa yang harus dipertanggungjawabkan,
mengapa pertanggungjawaban diserahkan, siapa yang
bertanggungjawb terhadap berbagai kegiatan dalam
masyarakat, apakah pertanggungjawaban seiring dengan
kewenangan yang memadai dan lain sebagainya.

 Nisjar (1997) mengartikan akuntabilitas sebagai kewajiban


bagi aparatur pemerintahan untuk bertindak selaku
penanggung gugat atas segala tindakan dan kebijakan yang
diterapkannya.

 Finner (dalam Joko Widodo, 2001) menjelaskan akuntabilitas


merupakan konsep yang berkenaan dengan standar eksternal
yang menentukan kebenaran suatu tindakan oleh administrasi
negara. Oleh karena itu akuntabilitas sering disamakan
tanggungjawab yang bersifat objektif.
 Akuntabilitas publik merupakan alat demokrasi
partisipatif rakyat untuk mempertanggunggugatkan
peran pemerintah dan mitranya dalam fungsi
pemerintahan, pembangunan & pelayanan publik.

 Akuntabilitas merupakan kewajiban untuk memberi


pertanggungjawaban atau menerangkan kinerja
atas tindakan seseorang/ badan hukum/pimpinan
suatu organisasi kepada pihak yang memiliki hak
atau kewenangan untuk meminta keterangan atau
pertanggungjawaban.

 Terselenggaranya pemerintahan yang akuntabel


memotivasi sekaligus menjadi komitmen
pemerintah bertanggungjawab terhadap apa yang
direncanakan dan dilakukan kemudian siap untuk
digugat atas tugas pokok dan fungsi (tupoksi)
aparatur pemerintah (daerah).
 Transparansi (sudahkah organisasi terbuka
dengan fakta-fakta kinerjanya);
Akuntabilitas tidak akan terwujud dalam
penyelenggaraan pemerintahan (daerah)
jika tidak memiliki prasyarat transparansi.

 Liabiliti (sudahkah organisasi memperhati


konsekuensi dari kinerjanya);
Pemerintah daerah seharusnya cerdas dan
tajam mengkaji segala yang menjadi
konsekuensi dan dampak kebijakan
 Pengontrolan (sudahkah organisasi melaksanakan
prinsip-prinsip yang sudah ditetapkan, digariskan);
apakah prinsip pengawasan atasan, internal dan
eksternal, publik sudah diberi ruang lebar dan
dilaksanakan ?

 Tangungjawab (organisasi bertanggungjawab atas


input, proses, output, dan outcome);
jika terjadi masalah, apa tanggungjawab
pemerintah daerah; kuat berkenaan dengan
moralitas tanggungjawab melayani Publik.

 Responsif (sudahkan organisasi memenuhi


tuntutan dan kebutuhan dari masyarakat);
bagaimana daya tanggap pemerintah ini juga
mencerminkan tingkat akuntabilitas pemerintah.
 Akuntabilitas politik, demokrasi dari,
oleh dan untuk rakyat. Oleh karena itu
menjadi penting perencanaan bottom up
sebagai bentuk nyata menjaring aspirasi
masyarakat.
Akuntabilitas birokrasi publik tidak
mungkin hanya dapat diperoleh dengan
sikap menunggu. Akuntabilitas adalah hak
masyarakat dan merupakan sesuatu yang
harus dituntut oleh masyarakat sendiri dan
diberikan ruang yang lebar dari pemerintah
daerah dalam keterlibatan masyarakat
dalam perencanaan pembangunan daerah.
 Akuntabilitas keuangan, berarti
pengelolaan keuangan rakyat dimana
dalam pengukuran kinerja tidak hanya
pada tujuan, tetapi juga outcome.
Pengalokasian dana perlu yang cerdas
untuk mampu mendapatkan efek
tetesan bagi pembangunan dalam
upaya menuju kesejahteraan rakyat.
Hal yang akuntabel perencanaan
pembangunan daerah jika belanja
cerdas dan bertujuan mencapai
kesejahteraan masyarakat.
 Akuntabilitas hukum, mengandung
arti bahwa rakyat harus memiliki
keyakinan bahwa unit-unit
pemerintahan dapat bertanggung
jawab secara hukum atas segala
tindakannya. Perencanaan yang
akuntabel jikalau memperhatikan sisi
hukum.
 Bohong kepada publik
 Melanggar nilai-nilai publik: responsibilitas,
akuntabilitas, transparansi, keadilan, dan
lain-lain
 Melanggar sumpah jabatan, janji jabatan
 Melanggar fakta integritas
 Mengorbankan, mengabaikan, atau
merugikan kepentingan publik
 … (analisis materi kuliah sebelum utk
mengidentifikasi perilaku tak etis).
Pengantar
 Subjek kajian tidak hanya politisi, tetapi juga
pejabat birokrasi, penegak hukum, pelaku
bisnis, aktivitis LSM, akademisi yang semua
peran ini berpeluang memperebutkan
kekuasaan dan mempertahankan kekuasaan.
 Adakah etika dalam berpolitik, fatsun ?
Fakta, dunia politik penuh intrik-intrik guna
memperoleh dan mempertahankan
kekuasaan.
 Rambu-rambu moral sering disebut sebagai
acuan, tetapi itu retorika.
 Kenyataan kelam tsb, membuat orang
bersikap sinis terhadap perbincangan tentang
etika politik. Berbahaya, menunjukkan sikap
keputusasaan. Seolah-olah apa yang terjadi
memang semestinya terjadi.
 Etika menyadarkan, apa yang seharusnya kita
upayakan agar terjadi, bukan hanya berhenti
pada apa yang senyatanya terjadi.
 Fakta mobil-mobil mewah parkir di DPR;
perbaikan toilet di DPR, mengapa ini dinilai salah
melanggar etika. Fakta ini, apa pelanggaran
hukum ?
 Banyak hal dalam keorganisasian (pemerintah,
politik, nirlaba, bisnis, sosial) boleh jadi tidak
ditemukan pelanggaran hukum -formalitas,
tertulis. Namun perbuatan tsb secara nyata
merusak. Menjabat lama, rendah kinerja harusnya
malu –kendali dari dalam.
 Etika pejabat. Perbuatannya berimplikasi atas
tanggungjawab selaku pejabat publik.
 Netralitas birokrasi, tapi sistem pilkada
membuat proses promosi, mutasi, rekrutmen
pejabat birokrasi terkontaminasi politik.
Birokrasi tidak boleh diskriminasi pelayanan.
Hal yang baik, rumah sakit pemerintah tanpa
ada kelas
 Birokrasi melayani publik, tapi birokrasi
didisain melayani birokrasi -atasan.
 Sistem politik mendorong politisi ‘hanya’
memperhatikan konstituen. Sistem pemilihan
legislatif melalui pemilahan daerah
pemilihan.
 Politik berkata: ‘karena itu jadilah cerdik seperti
ular’. Namun Moral menambahkan sbg syarat yg
membatasi: ‘dan tulus seperti merpati’.
Demikianlah kata Kant, yang yakin ular dan merpati
dapat hidup berdampingan, dan selnjutnya
merpatilah yang menang.
 Seorang filsuf yang waspada akan mengatakan:
‘Ular dan merpati akan berbaring bersama, tetapi
merpati akan sulit tidur. Hati berfungsi.
 Konflik kekuasaan dengan etika.
Mempertentangkan membuat dari masing-masing
kubu untuk mengabaikan yang lain. Moralitas
menjadi tidak relevan untuk mengejar kekkuasaan.
 Membahas tentang perlunya memberdayakan mekanisme
kontrol masyarakat terhadap pengambilan keputusan para
pejabat negara guna mengurangi tindakan-tindakan politik
yang melanggar moral yang seringkali diklaim oleh para
pejabat tersebut sebagai terpaksa diambil demi kepentingan
bangsa dan negara.
 Meninjau ulang kebijakan tangan2 kotor, menggariskan
panduan dalam kebijakan, melibatkan peran pengawas.
Diakui, tidak menghilangkan sama sekali tindakan2 politik
yg tergolong tangan-tangan kotor. Tetapi, tangan-tangan
kotor demokratik masih lebih baik daripada memberi
peluang untuk merajalelanya tindakan-tindakan kotor dari
para pejabat negara.
 Ada kawalan kekuasaan, belum tentu yang mengawal tanpa
kepentingan kotor, tetapi ini lebih baik ada kawalan.
Memperluas lingkup tanggungjawab pribadi
sampai mencakup tanggungjawab pribadi pejabat
negara atas struktur dan kebijakan publik yang
berlaku pada masa ia menjabat, walaupun
keputusan dan pelaksanaannya melibatkan banyak
tangan
Pejabat bertindak bersama lain di dalam sebuah
organisasi, kita sulit meminta pertanggungjawab
moral kepada siapapun atas konsekuensi
keputusan dan kebijakan pemerintah.
Moralitas, pejabat berdiri paling depan menyatakan
bertanggungjawab.
 Penerapan konsep dalam memberlakukan sanksi hukum
kriminal dengan menghukum pejabat pemerintah yang dinilai
melakukan atau bertanggungjawab atas tindakan kriminal
yang terjadi dibahas dalam bab III. Pengarang secara realistik
menyadari bahwa dalam praktik, hukum kriminal sering lebih
dipakai untuk menjatuhkan hukuman pada individu
warganegara yang bersalah daripada menjatuhkan hukuman
pada pejabat pemerintah terhadap warganegaranya.
 Pengarang mau menunjukkan bahwa praktik pengadilan dan
penjatuhan hukuman pada pemerintahan yang bersalah,
secara hukum akan membantu proses demokratisasi dan
merangsang reformasi bagi tuntutan akuntabilitas pejabat
publik di masa depaan. Contoh skandal Watergate; hukuman
mati di Cina; skandal Century ? Bencana kabut asap.
 Etika fungsi legislasi ?
Bagaimana menghindari bermainnya
kepentingan pribadi, kelompok demi rakyat.
 Fungsi pengawas ?
 Fungsi anggaran ?
Pengalokasian anggaran, terjadi
kongkalikong, black box
 Sejauh mana masyarakat berhak untuk
mengetahui kehidupan pribadi para pejabat ?
Etiskah mengorek rahasia pribadi pejabat
negara ?
 Samakah hak atas privacy pejabat dengan
warga negara biasa ?
 Pejabat negara melakukan hal-hal yang
bertentangan dengan kehendak kita, dengan
alasan untuk kebaikan kita.
 Program-program pemerintah diwajibkan,
bahkan dipaksakan kepada masyarakat
dengan alasan pemerintah lebih tahu.
 Pengarang, tidak bermaksud menghilangkan
sama sekali paternalisme, tetapi mau
melokasikan batas-batasnya yang dapat
dipertanggungjawabkan, sehingga dapat
padu dengan tuntutan kebebasan
 Eksprimen, uji coba kebijakan publik pada
sekelompok warga. Orang, masyarakat jadi
kelinci percobaan.
 Masalah etis berkenaan resiko dampak
negatif yang harus ditanggung mereka.
Etika: Cabang filsafat; nilai
Memiliki sifat abstrak dan berkenaan
baik dan buruk
Administrasi: Keputusan dan tindakan
Sesuatu yang konkrit dan
diwujudkan
Pertanyaan mendasar:
1. Bagaimana gagasan-gagasan administrasi (ketertiban,
efisiensi, kemanfaatan, produktivitas) dapat menjelaskan
etika dalam praktik ?
2. Bagaimana gagasan dasar etika (mewujudkan yang baik dan
menghindari yang buruk) dapat menjelaskan hakekat
penyelenggaraan pemerintahan ?
 Pertanggungjawaban
Administrator pemerintahan memikul
tanggungjawab penuh dan ikatan kuat dalam
pelaksanaan semua tugas pekerjaan
 Pengabdian
Administrator menjalankan semua tugas
pekerjaan dengan seluruh tenaga fisik,
pikiran, semangat dan perhatian
 Kesetiaan
Administrator pemerintah patuh kepada
tujuan bangsa, konstitusi negara, peraturan
perundangan, tupoksi demi tercapai cita-cita
 Kepekaan
kemauan dan kemampuan administrator
untuk memperhatikan dan siaga terhadap
berbagai perkembangan, situasi yang
berubah dan kebutuhan yang timbul dalam
kehidupan masyarakat dari waktu kewaktu
dengan disertai usaha-usaha menanggapi
 Persamaan
Birokrasi memberikan perlakuan yang sama
tanpa membeda-bedakan/diskriminasi/pilih
kasih kepada semua pihak
 Kepantasan
Administrator pemerintah memperhatikan
persoalan dan kebutuhan dalam masyarakat
yang beranekaragam sehingga memerlukan
perbedaan perlakuan asalkan berdasarkan
pertimbangan yang adil atau alasan yang
benar

Anda mungkin juga menyukai