Anda di halaman 1dari 13

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN

PUBLIK

SAFINAH HAFNI AULIA


NPM. 170110170009
Implementasi

Implementasi adalah apa yang terjadi setelah undang-undang ditetapkan


yang memberikan otoritas program, kebijakan, keuntungan (benefit),
atau suatu jenis keluaran yang nyata (tangible output). (RIPLEY DAN
FRANKLIN)

Implementasi kebijakan publik

Tindakan-tindakan yang dilakukan oleh individu-individu (atau kelompok-


kelompok) pemerintah maupun swasta yang diarahkan untuk mencapai
tujuan-tujuan yang telah ditetapkan dalam keputusan-keputusan
kebijakan sebelumnya. (VAN METER DAN VAN HORN)
Tugas Implementasi?

Tugas implemantasi adalah membentuk suatu


kaitan (linkage) yang memudahkan tujuantujuan
kebijakan bisa direalisasikan sebagai dampak

dari suatu kegiatan pemerintah. (GRINDDLE)

Oleh karena itu, tugas implementasi mencakup


terbentuknya “a policy delivery system” di mana
sarana-sarana tertentu dirancang dan dijalankan
dengan harapan sampai pada tujuan-tujuan yang

diinginkan. (GRINDDLE)
Studi implementasi telah berkembang sejak beberapa dekade di negara-negara maju seperti
Negara Eropa Barat dan Amerika Serikat.

Untuk negara-negara berkembang studi implementasi masih merupakan


topik yang hangat untuk dikaji maupun diperbincangkan.

Meningkatnya perhatian akademisi dinegara berkembang terhadap studi


implementasi tidak lepas dari banyaknya fenomena tentang kegagalan
kebijakan publik yang diimplementasikan di negara-negara berkembang.
Pada tahun 1980-an, kucuran bantuan pinjaman mengalir
deras kepada negara berkembang dari negara-negara
pendonor maupun Bank Dunia untuk mengembangkan laju
pembangunan, sehingga negara berkembang mengalami
eskalasi

Namun sangat disayangkan dana yang besar dari negara donor untuk
mendanai mega proyek pembangunan hampir sebagian besar gagal ketika
diimplementasikan.
Studi kebijakan publik dalam wacana ilmuan di Indonesia
semakin penting dan menarik untuk mencari jawaban atas
permasalahan tersebut.
Pendekatan-pendekatan Dalam Implementasi
Kebijakan Publik
 Generasi Pertama (1970-an) Generasi menggunakan Studi Kasus. Memahami
implemantasi kebijakan sebagai masalah-masalah yang terjadi antara kebijakan
dan eksekusinya. P ressman dan Wildavsky, sebagian besar menghasilkan studi
kasus untuk menjelaskan apa yang mereka sebut missing link, yaitu kegagalan
pemerintah dalam mentransformasikan good intention menjadi good policy. Dari
berbagai studi kasus tersebut, para peneliti kemudian muncul dengan resep
mereka sendiri-sendiri tentang bagaimana mengatasi permasalahan implementasi
suatu kebijakan. Namun, resep mereka belum mampu menghasilkan apa yang bias
disebut sebagai teori umum tentang implementasi.

 Generasi kedua (1980-an), peneliti muncul dengan pendekatan yang lebih


kompleks dari peneliti sebelumnya. Para peneliti ini sudah menggunakan
hipotesis untuk membuat model-model tentang impelemntasi kebijakan serta
membuktikannya dengan data-data empiris di lapangan. Pada dasarnya
peneliti generasi kedua dapat diklasifikasikan sebagai top-downers dan
buttom-uppers.
Peneliti top-downers seperti Grindle
dan Edward III lebih tertarik
menjelaskan bagaimana proses
suatu kebijakan
diimplementasikan untuk dapat
mencapai sasaran-sasaran
kebijkan yang telah ditetapkan.
Cara pendekatan tersebut sering
disebut sebagai pendekatan
command and control.

Sedangkan menurut para buttom-


uppers seperti Elmore, Lipsky &
Berman, mencoba menekankan
bagaimana pentingnya
memperhatikan dua aspek yang
penting dalam implementasi
suatu kebijakan, yaitu: birokrat
pada level bawah (street level
Perbedaan pendekatan Top-down dan Buttom-up bureaucrat) dan kelompok
sasaran kebijakan (target group).
Tahapan-tahapan Kerja Para Peneliti Generasi Kedua
Yang Menggunakan Pendekatan Top-down :

 Memilih kebijakan yang akan dikaji;
 Mempelajari dokumen kebijakan yang ada untuk dapat mengid
entifikasi tujuan dan sasaran kebijakan yang secara formal
tercantum dalamdokumen kebijakan;
 Mengidentifikasi bentuk-
bentuk keluaran kebijakan yang digunakan sebagai instrument
untuk mencapai tujuan dan sasaran kebijakan;
 Mengidentifikasi apakah keluaran kebijakan telah diterima oleh 
kelompoksasaran dengan baik (sesuai dengan Standard
Operating Procedure yangada);
 Mengidentifikasi apakah keluaran kebijakan tersebut memiliki 
manfaat bagikelompok sasaran
 Mengidentifikasi dampak apa yang muncul
setelah kelompok sasaran memanfaatkan keluaran kebijakan
yang mereka terima. Analisis kemudian diarahkan untuk
mengetahui apakah dampak yang muncul tersebutberimplikasi
terhadap terwujudnya tujuan kebijakan sebagaimanaditetapkan
Tahapan-tahapan Kerja Para Peneliti Generasi Kedua
yang Menggunakan Pendekatan Bottom-up:

Memetakan aktor dan organisasi (stakeholder) yang terlibat

dalamimplementasi kebijakan pada level bawah;

Mempertanyakan para aktor tersebut tentang pemahaman

mereka terhadapkebijakan yang mereka implementasikan dan apa

kepentingan mereka terlibat dalam implementasi dalam bentuk

pengumpulan informasi;

Memetakan keterkaitan (jaringan) para aktor pada level terbawah

tersebutdengan aktor-aktor pada level diatasnya;

 Peneliti mencoba memetakan pimpinan pada level yang lebih tinggi

denganmencari informasi yang sama;

Peneliti melakukan pemetaan sampai kejenjang level tertinggi yaitu

parapembuat kebijakan (policy maker).


 Generasi ketiga (1990-an), mencoba untuk mengembangkan suatu
pendekatan batu agar studi implementasi menjadi lebih scientific.
Dengan pemahaman yang penuh bahwa implementasi memiliki
kompleksitas yang tinggi, dimana menyangkut hubungan antara
berbagai lembaga yang bertugas untuk mengimplementasikan
kebijakan baik yang pusat maupun daerah. Para peneliti generasi
ketiga yang dipelopori oleh Goggin membuat berbagai hipotesis
untuk mrnjrlaskan kompleksitas hubungan antar lembaga tersebut
untuk menjawab pertanyaan mengapa perilaku implementor
bervariasi pada waktu yang berbeda, pada jenis kebijakan yang
berbeda, serta pada unit organisasi yang berbeda.

sebagai reaksi dari kegelisahan dengan perdebatan sengit antara top-


downers dan bottom-uppers, peneliti seperti Elmore (1985), Sabatier
(1986a), dan Goggin et al. (1990) mencoba untuk mensintesis kedua
pendekatan. Model-model baru yang disajikan oleh para sarjana ini
dikombinasikan unsur-unsur dari kedua belah pihak untuk
menghindari kelemahan konseptual top-down dan bottom-up, maka
munculah teori hybrida.
DAFTAR PUSTAKA

 Agindawati, I. N. (2019). Implementasi Kebijakan Publik dari


Perspektif Penyelenggaraan pengawasan. Jurnal Inspirasi .
 Akib, H. (2010). IMPLEMENTASI KEBIJAKAN: Apa, Mengapa,
dan Bagaimana. Jurnal Administrasi Publik .
 Devi, E. T., & Rahman, A. Z. (2017). IMPLEMENTASI
KEBIJAKAN KAWASAN TERBATAS MEROKOK (KTM) DI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK (FISIP)
UNIVERSITAS DIPONEGORO KOTA SEMARANG.
 Engkus. (2019). IMPLEMENTASI KEBIJAKAN DISIPLIN
PEGAWAI DI BALAI LATIHAN KERJA MANDIRI PROVINSI JAWA
BARAT. Open Journal System , 2367-2382.
 Gita, I., & Mulyadi, M. (2019). Implementasi Kebijakan
Program Pembangunan Program Pembangunan Partisipatif
Berbasis Komunitas (P3BK) di Kecamatan Pondok Melati
Kota Bekasi. Aspirasi: Jurnal Masalah-masalah Sosial , 61-
75.
Agindawati,
 I. N. (2019). Implementasi Kebijakan Publik dari
Perspektif Penyelenggaraan pengawasan. Jurnal Inspirasi .
Akib, H. (2010). IMPLEMENTASI KEBIJAKAN: Apa, Mengapa, dan

Bagaimana. Jurnal Administrasi Publik .
Devi, E. T., & Rahman, A. Z. (2017). IMPLEMENTASI KEBIJAKAN

KAWASAN TERBATAS MEROKOK (KTM) DI FAKULTAS ILMU SOSIAL
DAN ILMU POLITIK (FISIP) UNIVERSITAS DIPONEGORO KOTA
SEMARANG.
Engkus. (2019). IMPLEMENTASI KEBIJAKAN DISIPLIN PEGAWAI DI

BALAI LATIHAN KERJA MANDIRI PROVINSI JAWA BARAT. Open Journal
System , 2367-2382.
Gita, I., & Mulyadi, M. (2019). Implementasi Kebijakan Program

Pembangunan Program Pembangunan Partisipatif Berbasis
Komunitas (P3BK) di Kecamatan Pondok Melati Kota Bekasi.
Aspirasi: Jurnal Masalah-masalah Sosial , 61-75.
Hardiansyah, & Effendi, R. (2014). Model Implementasi Kebijakan

Publik dalam Pengelolaan Sampah dan Kebersihan Kota Palembang.
MIMBAR , 108-117.
Henriyani, E. (2015). Problematika dalam Implementasi Kebijakan

Publik. Jurnal Ilmiah Ilmu Pemerintahan , 657-666.
Masriani.
(2017). IMPLEMENTASI KEBIJAKAN TENTANG PERLINDUNGAN
ANAK (STUDI KASUS ANAK-ANAK PENGEMIS DI KECAMATAN MANDAU). JOM
FISIP .
Muharam, R. S., & Rusli, B. (2019). IMPLEMENTASI PROGRAM RUMAH TIDAK
LAYAK HUNI (RUTILAHU) DI KABUPATEN BANDUNG. Konferensi Nasional
Program Administrasi .
Pradana, G. A. (2016). Diskresi dalam Implementasi Kebijakan Publik (Studi
pada Implementasi Kebijakan BPJS-Kesehatan di Puskesmas Kepanjen).
Jurnal Ilmiah Administrasi Publik , 79-87.
Purwanto, E. A. (2004). Revitalisasi Studi Implementasi Kebijakan Publik.
Jurnal Kebijakan dan Administrasi Publik .
Ramadhan, A., & Ramadhan, M. A. (2017). Konsep Umum Pelaksanaan
Kebijakan Publik. Jurnal Publik , 1-12.
Sabatier, P. A. (1986). Top-Down and Bottom-Up Approaches to
Implementation Research: a Critical Analysis and Suggested Synthesis.
Journal of Public Policy , 21-48.
Samuel, Idris, A., & Irawan, B. (2015). Implementasi Kebijakan Alokasi Dana
Gerakan Desa Membangun Di Kecamatan Malinau Kota Kabupaten Malinau
Provinsi Kalimantan Utara. Jurnal Adminsitrative Reform , 114-126.
Tachjan, H. (2006). Implementasi Kebijakan Publik. Bandung: AIPI Bandung
- Puslit KP2W Lemlit Unpad.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai