Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH PENTINGNYA ETIKA DALAM TATA

KELOLA PEMERINTAHAN

KELOMPOK 1 (SATU):

1. FHISILMI KAFFAH (1701110316) 7. AGUNG WAHYU P.(1701110210)

2. HENNY SAPUTRI (1701110318) 8. SHINTIA G. (1701110220)

3. DWIKE YULIZAR (1701110324) 9. RAHMAWATI (1701110291)

4. RIFAL RINALDI R. (1701110336) 10. MAIYUR NINGSIH (1701110298)

5. TOMI AHMAD B. (1701110352) 11. FEBY YUFITA (1701122046)

6. SUKRI AFRIADI (1701122375) 12. ASRA JUNANDA (1701110307)

DOSEN : Dra. Hj. WAN ASRIDA, M.Si

ETIKA PEMERINTAHAN-A

JURUSAN ILMU PEMERINTAHAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS RIAU

2018
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

a. Latar Belakang ....................................................................................... 3


b. Rumusan Masalah ................................................................................... 3
c. Tujuan .................................................................................................... 4

BAB II PEMBAHASAN

a. Pengertian Etika ...................................................................................... 5


b. Pengertian Etika Pemerintahan ............................................................... 6
c. Tata Kelola Pemerintahan ..................................................................... 10
d. Pentingnya Etika Dalam Tata Kelola Pemerintahan ............................. 13

BAB III PENUTUP

a. Kesimpulan ........................................................................................... 20
b. Saran ...................................................................................................... 20

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 21

2
BAB I

PENDAHULUAN

a. Latar Belakang

Perilaku individu salam setiap segi kehidupan memberikan pengaruh bagi


keadaan disekitarnya. Dalam berorganisasi khususnya organisasi pemerintah, hal
ini sangat penting karena ini merupakan bekal dasar yang harus dimiliki oleh
seorang individu saat berada didalam suatu lingkungan, selain itu hal ini pun
menjadi sangat penting karena menyangkut kehidupan bangsa dan warga negara.

Ethical governance (etika pemerintahan) adalah ajaran untuk berperilaku yang


baik dan benar sesuai denan niali-nilai keutamaan yang berhubungan dengan
hakikat manusia. Dalam ethical governance terdapat juga masalah kesusilaan dan
kesopanann ini dalam aparat, aparatur, struktur dan lembaganya. Etika
pemerintahan tidak terlepas dari filsafat pemerintahan. Filsafat pemerintahan
adalah prinsip pedoman dasar yang dijadikan sebagai pondasi pembentukan dan
perjalanan roda pemerintahan yang baisanya dinyatakan pada pembukaan UUD
negara.

Good governance merupakan tuntutan yang terus menerus diajukan oleh publik
dalam perjalanan perjalanan roda pemerintahan. Good governance dapat diartikan
bahwa good governance harus menjunjung tinggi nilai-nilai luhur yang hidup
dalam kehidupan masyarkat berbangsa dan bernegara yang berhubungan dengan
nilai-nilai kepemimpinan. Good governance mengarah kepada asas demokrasi
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Pencapaian visi dan misi secara efektif
dan efisien. Mengacu kepada struktur dan kapabilitas politik dan administrasi
negara yang besangkutan.

b. Rumusan masalah
Rumusan masalah dari makalah ini adalah:
1. Apa pengertian etika ?
2. Apa pengertian etika pemerintahan ?
3. Apa penegertian tata kelola pemerintahan ?

3
4. Apa pentingnya etika dalam tata kelola pemerintahan?
c. Tujuan
Tujuan dari dibuatnya makalah ini adalah:
1. Mengetahui dan memahami pengertian etika
2. Mengetahui dan memahami pengertian etika pemerintahan
3. Mengetahu dan memahami tata kelola pemerintahan
4. Mengetahui dan memahami pentingnya etika dalam tata kelola
pemerintahan

4
BAB II
PEMBAHASAN
a. Pengertian Etika

Asal kata etika dari perkataan Yunani “ethos” yang berarti watak atau adat.
Kata ini identik dengan asal kata moral dari bahasa latin “mos” (jamaknya adalah
mores) yang juga berarti adat atau cara hidup. Kemudian diturunkan kata “ethics”
(inggris) dan etika (Indonesia). Jadi kedua kata tersebut (etika dan moral)
menunjukan cara berbuat yang menjadi adat karena persetujuan atau praktek
sekelompok manusia.1

Etika juga berati kebiasaan atau watak. Ada juga yang mengartikan
kesusilaan sebagai kesediaan jiwa akan kesusilaan, atau secara bebas dapat
diartikan kumpulan dari peraturan-peraturan kesusilaan. Etika merupakan salah
satu cabang filsafat yang mencakup filsafat moral atau pembenaran pembenaran
filosofis. Sebagai salah satu falsafah etika berkenaan dengan moralitas beserta
persoalan-persoalan dan pembenaran pembenarannya. Moralitas sangat diperlukan
dalam masyarakat karena perannya sebagai panduan bertindak action guides.2

Solomon mengatakan etika merujuk kapada dua hal yaitu berkenaan dengan
disiplin ilmu (cabang filsafat) dan nilai-nilai hidup dan hukum-hukum yang
mengatur tingkah laku manusia.Aristoteles juga memberikan istilah “ethica” yang
meliputi dua pengertian yaitu etika meliputu ketersediaan dan kumpulan peraturan,
yang mana dalam bahasa latin dikenal dengan kata mores yang berarti kesusilaan,
tingkat salah satu perbuatan (lahir, tingkah laku), kemudian perkataan mores
tumbuh dan berkembang menjadi moralitas yang mengandung arti kesediaan jiwa
akan kesusilaan.

Etika artinya sama dengan kata Indonesia “kesusilaan” yang terdiri dari
bahasa sanskerta ‘su’yang berarti baik, dan “sila” yang berarti norma kehidupan.
Etika menyangkut kelakuan yang menuruti norma-norma yang baik. Dalam
peristilahan agama islam, perkataan etika dikenal dengan sebutan “akhlak”

1
Prof. DR. H. Muhammad Said. Etika Masyarakat Indonesia. Pradnya paramita Jakarta 1960
2
Dr.Drs.Ismail Nurdin,M.Si. Etika Pemerintahan.2017. Yogyakarta. Lintang Rasi Aksara
Books.hlm 15

5
sedangkan dalam bahasa sehari-hari diindonesia disebut dengan “budi”. Dengan
demikian etika dapat diartikan sebagai suatu atau setiap kesediaan jiwa seseorang
untuk senantiasa taat dan patuh kepada seperangkat peraturan-peraturan
kesusilaan.3

Etika adalah nilai-nilai luhur yang sebaiknya dilakukan oleh anggota


masyarakat yang beradab didalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan kepuasaan batin bagi dirinya
sendiri maupun apresiasi positif masyarakat sekitarnya. Nilai-nilai luhur tersebut
perlu diperkenalkan diketahui diyakini dan dilaksanakan dengan baik oleh setiap
aparat pemerinatahan. 4

b. Pengertian Etika Pemerintahan

Maksud kata etika dalam etika pemerintahan adalah sistem nilai sebagai
pedoman yang menuntun sikap dan perilaku manusia. Etika pemerintahan
merupakan bidang pengatahuan tentang ajaran-ajaran moral dan azas kelakuan
yang baik bagi para aparat pemerintahan dalam menunaikan tugasnya dan
melaksanakan tindakannya jabatannya.

Dharma setyawan salam (2002:63) dalam bukunya manajemen pemerintahan,


etika pemerintahan dapat mengkaji:

- Baik-buruk perilaku aparat pemerintahan


- Adil-zalim perilaku aparat pemerintahan
- Adab-biadab perilaku pejabat, dalam melakukan kegiatan pemeritah

Fokus kajian etika pemerintahan yaitu ingin melihat bagaimana supaya


pemerintah dalam menjalankan pemerintahannya selalu sesuai dengan nilai-nilai
normatif yang dianut sehingga mampu mendukung pencapaian tujuan yang telah
ditetapkan sebelumnya. Etika pemerintahan di identikkan dengan etika untuk
pemimpin. Inti etika pemerintahan yaitu penggunaan kekuasaan (the use of power)
bagaimana kekuasaan dijalankan pemerintah.

3
Drs. Inu Kencana Syafiie. Etika Pemerintahan.Rineka cipta Jakarta 1994
4
Winarya surya adisubrata. Etika pemerintahan.yogyakarta.2002

6
Ethical Governance ( Etika Pemerintahan ) adalah ajaran untuk berperilaku
yang baik dan benar sesuai dengan nilai-nilai keutamaan yang berhubungan dengan
hakikat manusia. Dalam Ethical Governance ( Etika Pemerintahan ) terdapat juga
masalah kesusilaan dan kesopanan ini dalam aparat, aparatur, struktur dan
lembaganya. Etika pemerintahan tidak terlepas dari filsafat pemerintahan. Filsafat
pemerintahan adalah prinsip pedoman dasar yang dijadikan sebagai pondasi
pembentukan dan perjalanan roda pemerintahan yang biasanya dinyatakan pada
pembukaan UUD negara.
Etika pemerintahan mencakup isu-isu kejujuran dan transparansi dalam
pemerintahan yang pada gilirannya berurusan dengan hal-hal seperti penyuapan
(bribery), korupsi politik (political corruption) , korupsi polisi( police corruption),
etika legislatif (legislatif ethics), etika peraturan (regulatory Ethics), konflik
kepentingan (Conflict of Interest), pemerintahan yang terbuka (Open of
government) dan etika hukum (legal ethics).

Aristoteles menulis bahwa identitas antara manusia yang baik dan warga
negara yang baik hanya terdapat apabila negara itu sendiri baik.”apabila negara itu
buruk, maka orang yang baik sebagai warga negara, jadi yang dalam segala-galanya
hidup sesuai dengan aturan negara itu ,adalah buruk, barangkali jahat,sebagai
manusia dan sebaliknya, jadi seseorang yang betul-betul bertanggung jawab, akan
buruk sebagai warga negara, karena tidak dapat hidup sesuai dengan aturan buruk
negara itu.5

Djadja saefullah (2006:169) berpendapat bahwa ada dua faktor utama yang
mendorong diberlakukanya etika dalam pemerintahan. Pertama, perilaku korupsi
para pejabat publik yang menyertai reformasi atau perubahan pemerintahan.
Penyimpangan-penyimpangan dalam perubahan pemerintahan yang menyuburkan
perilaku korupsi menggugah perlunya kode etik pemerintahan. Kedua, adanya
asosiasi atau organisasi profesi yang terpanggil untuk ikut bertanggung jawab
dalam mencegah atau memberantas penyimpangan-penyimpangan dalam kegiatan
pemerintahan sehari-hari. Dengan kata lain, etika pemerintahan diintroduksi untuk

5
Dr. Franz magnis suseno Sj. Etika Politik prinsip-prinsip moral dasar kenegaraan modern. PT
Gramedia Pustaka Utama. Jakarta 2003

7
melindungi kepentingan publik dari penyimpangan-penyimpangan yang dilakukan
para pejabat dalam lembaga-lembaga pemerintahan. Inilah tujuan pokok etika
pemerintahan dihadirkan.

Taliziduhu Ndraha (2003:320) berpendapat bahwa pemikiran tentang etika


berlangsung pada tiga aras, yaitu aras filosofik (sebagai bagian dari filsafat), aras
sejarah (etika masyarakat tertentu pada zaman tertentu) dan aras kategorial (etika
profesi,etika jabatan atau etika kerja). Etika pemerintahan berada dalam aras
kategorial dari etika pemerintahan kemudian dapat dikembangkan etika profesi
untuk masing-masing bidang yang ada dalam lingkup pemerintahan, misalnya etika
profesi guru,etika kedokteran,dan etika hukum.

Etika pemerintahan membahas nilai dan moral pejabat pemerintahan dalam


menjalankan kegiatan pemerintahan. Jika etika politik subyeknya adalah negara
maka etika pemerintahan subyeknya adalah pejabat dan para pegawai. Etika
pemerintahan merupakan etika yang khusus membahas mengenai keutamaan-
keutamaan yang harus dilaksanakan oleh para pejabat pegawai negeri (Depdagri,
1995/1996:4.)

Etika pemerintahan diartikan sebagai suatu ukuran kepatutan atau


keutamaan dalam penyelenggaraan pemerintahan, termasuk kepatutan perilaku dan
tindakan aparat dan lembaga pemerintahan. Etika pemerintahan terkadang
dikatakan etika pejabat publik karena aparatur pemerintah berada disektor publik
(pemerintahan/negara) dan mereka dihadirkan untuk mengurus kepentingan publik
(umum/masyarakat luas), baik yang dipilih atau tidak dipilih, yang tergolong
pegawai negeri atau bukan. Dengan demikian, keetikaan pemerintah pada
hakikatnya adalah keetikan orang-orang yang bekerja dalam organisasi
pemerintahan (pejabat publik).

Etika pemerintahan disebut selalu berkaitan dengan nilai-nilai keutamaan


yang berhubungan dengan hak-hak dasar warga negara selaku manusia sosial atau

8
makhluk sosial nilai-nilai keutamaan yang dikembangkan dalam etika
pemerintahan adalah:6

1. Penghormatan terhadap hidup manusia dan HAM lainnya

2. Kejujuran baik terhadap diri sendiri maupun terhadap manusia lainnya (honesty)

3. Keadilan dan kepantasan merupakan sikap yang terutama harus diperlakukan


terhadap orang lain

4. Kekuatan moralitas ketabahan serta berani karena benar terhadap godaan

5. Kesederhanaan dan pengendalian diri (temperance)

6. Nilai-nilai agama dan sosial budaya termasuk nilai agama agar manusia harus
bertindak secara profesional dan bekerja keras.

Etika pemerintahan berhubungan dengan keutamaan yang harus


dilaksanakan oleh para elit pejabat publik dan staf pegawai pemerintahan . Wujud
etika pemerintahan adalah aturan-aturan ideal yang dinyatakan dalam UUD baik
yang dikatakan oleh dasar negara (Pancasila) maupun dasar dasar perjuangan
negara( teks proklamasi). Dalam hal ini etika pemerintahan mengandung misi
kepada setiap pejabat elite politik untuk bersikap jujur amanah siap melayani
berjiwa besar memiliki keteladanan rendah hati dan siap untuk mundur dari jabatan
publik apabila terbukti melakukan kesalahan dan secara moral kebijakan yang
bertentangan dengan hukum dan rasa keadilan masyarakat.

Etika dan moral sangat penting dalam pemerintahan dalam hal ini dengan
adanya etika dalam pemerintahan maka pemerintahan akan berjalan dengan lebih
baik. Para aparatur pemerintahan memiliki kesadaran moral yang tinggi pada para
politisi pemerintah dalam mengemban tugas dan tanggung jawab sehingga
kejujuran kebenaran dan keadilan dapat diwujudkan.

Salah satu fenomena pemerintahan yang selalu menjadi perhatian


masyarakat adalah keetikaan perilaku aparatur pemerintah. Yang dimaksud dengan

6
Dr.Drs.Ismail Nurdin,M.Si. Etika Pemerintahan.2017. Yogyakarta. Lintang Rasi Aksara
Books.hlm 13

9
keetikaan perilaku ialah derajat, kualitas, atau kadar baik-buruk secara moral
perilaku seseorang. Istilah lain yang sepadan maksudnya dengan istilah ini adalah
tingkat ketinggian akhlak atau tingkat keluhuran budi pekerti seseorang. Keetikaan
perilaku berkaitan dengan kehormatan seseorang atau sekelompok orang sebagai
manusia dimanapun mereka berada. Bagi seseorang atau sekelompok orang yang
mempunyai kesadaran etis, melakukan perbuatan etis merupakan cara terhormat
dalam bergaul dengan sesamanya. Apalagi bagi orang-orang yang bekerja di
lapangan pemerintahan, keetikaan perilakunya bukan hanya mengenai kehormatan
dirinya, tetapi juga kehormatan lembaganya.7

c. Tata Kelola Pemerintahan

Tata kelola merupakan tindakan memerintah, terkait dalam menentukan


harapan/tujuan, memberikan kekuasaan, atau memverifikasi kinerja. Tata kelola
merupakan bagian dari proses manajemen atau kepemimpinan. Tata kelola
(governance) tidak dapat dilepaskan dari prinsip-prinsip dasar penyelenggaraan
pemerintahan yang baik, yaitu transparansi, partisipasi, dan akuntabilitas sebagai
unsur utama.

Istilah tata kelola memiliki beragam definisi tergantung pada berbagai


keadaan lingkungan, struktural, dan budaya, serta kerangka hukum. Standar
mendefinisikan Tata Kelola sebagai: “Kombinasi proses dan struktur yang
diterapkan oleh Dewan untuk menginformasikan, mengarahkan, mengelola, dan
memantau kegiatan organisasi dalam rangka pencapaian tujuan.” CAE dapat
menggunakan definisi yang berbeda untuk tujuan audit apabila organisasi telah
mengadopsi kerangka atau model tata kelola yang berbeda

Berikut ini berbagai pendefinisian tentang pemerintahan dan ilmu pemerintahan itu
sendiri, sebagai berikut8.

1. Menurut W.S Sayre (1960)


Mengemukakan bahwa pemerintahan merupakan sebuah organisasi suatu
negara yang menjalankan kekuasaannya.

7
Dr. H. Dadang Sufianto, MM. Etika Pemerintahan di Indonesia. Alfabeta. Bandung 2006
8
Inu kencana. 2013. Ilmu pemerintahan : Jakatra: Bumi Aksara.,9

10
2. Menurut C.F Strong (1960)
Pemerintahan dalam arti luas mempunyai kewenangan untuk memelihara
kedamaian dan keamanan negara. Oleh karena itu, pertama harus
mempunyai kekuasaan militer atau kemampuan untuk mengendalikan
angkatan perang , yang kedua harus mempunyai kekuatan legislatif atau
dalam arti pembuat undang undang, yang ketiga harus mempunyai kekuatan
finansial atau kemampuan untuk mencukupi keuangan masyarakat dalam
rangka membiayai ongkos keberadaan negara dalam penyelenggaraan
peraturan, hal tersebut dalam rangka penyelenggaraan kepentingan negara.

Pemerintah adalah kelompok orang orang tertentu yang secara baik dan
benar serta indah melakukan sesuatu (eksekusi) atau tidak melakukan sesuatu (not
to do) dalam mengoordinasikan, memimpin dalam hubungan antara dirinya dengan
masyarakat, antara departemen dan unit dalam tubuh pemerintahan itu sendiri9.

Pemerintahan adalah gejala sosial, artinya terjadi di dalam hubungan antar


anggota masyarakat, baik individu dengan individu, kelompok dengan kelompok,
maupun antar individu dengan kelompok. Gejala ini terdapat pada suatu saat
didalam sebuah masyarakat. Disana seseorang atau suatu kelompok dalam proses
atau interaksi sosial terlihat dominan terhadap orang atau kelompok lain10.

Dalam bahasa inggris, pemerintahan disebut government (latin gubernare


,greek kybernan,artinya steer, mengemudikan atau mengendalikan) sehingga
semula lambang pemerintahan itu berbentuk kemudi kapal11. Pemerintahan adalah
segala kegiatan yang dilakukan oleh lembaga-lebaga pemerintahan dalam arti luas.
Menurut S.E Finger istilah pemerintahan paling tidak memiliki empat hal, yaitu:

a. Menunjukkan kegiatan atau proses pemerintah, yaitu melaksanakan


pengawasan atas pihak atau lembaga lain
b. Menunjukkan permasalahan-permasalahan negara atau proses memilih
terhadap masalah-masalah yang dijumpai
c. Menunjukkan pejabat-pejabat yang dibebani tugas-tugas memerintah

9
Inu kencana. 2013. Ilmu pemerintahan : Jakatra: Bumi Aksara.,12
10
Taliziduhu Ndraha.1997. Metodologi ilmu pemerintahan : Jakarta: Rineka Cipta.,6
11
Ibid.,7

11
d. Menunjukkancara-cara atau metode atau sistem yang digunakan untuk
mengatur masyarakat.

Menurut lembaga tinggi negara indonesia yang dimaksud dengan pemerintahan


yang baik adalah pemerintahan yang baik adalah pemerintahan yang bebas dari
korupsi, kolusi dan nepotisme.

d. Pentingnya Etika Dalam Tata Kelola Pemerintahan

Pemerintahan atau “Government” dalam bahasa Inggris diartikan sebagai


“The authoritative direction and administration of the affairs of menmen/women in
a nation, state, city, etc” (pengarahan dan administrasi yang berwenang atas
kegiatan orang-orang dalam sebuah negara, negara bagian, kota, dan sebagainya).
Ditinjau dari sisi semantik, kebahasaan governance berarti tata kepemerintahan dan
good governance bermakna tata kepemerintahan yang baik.
Di satu sisi istilah good governance dapat dimaknai secara berlainan,
sedangkan sisi yang lain dapat diartikan sebagai kinerja suatu lembaga, misalnya
kinerja pemerintahan, perusahaan atau organisasi kemasyarakatan. Apabila istilah
ini dirujuk pada asli kata dalam bahasa Inggris : governing, maka artinya adalah
mengarahkan atau mengendalikan, Karena itu good governance dapat diartikan
sebagai tindakan untuk mengarahkan, mengendalikan, atau memengaruhi masalah
publik.
Oleh karena itu ranah good governance tidak terbatas pada negara atau
birokrasi pemerintahan, tetapi juga pada ranah masyarakat sipil yang
dipresentasikan oleh organisasi nonpemerintah dan sektor swasta. Singkatnya,
tuntutan terhadap good governance tidak hanya ditujukan kepada penyelenggara
negara atau pemerintah, melainkan juga pada masyarakat di luar struktur birokrasi
pemerintahan.
Etika pemerintahan merupakan etika terapan yang berperan dalam urusan
pengaturan tata kelola pemerintah. Etika pemerintahan merupakan bagian dari
yurisprudensi praktis( praktical Jurisprudence ) atau filosofi hukum (philosophy of

12
Law) yang mengatur urusan pemerintah dalam hubungannya dengan orang-orang
yang mengatur dan mengelola lembaga pemerintahan.12
Etika dan moral sangat penting dalam pemerintahan dalam hal ini dengan
adanya etika dalam pemerintahan maka pemerintahan akan berjalan dengan baik.
Para aparatur pemerintahan memiliki kesadaran moral yang tinggi pada para politisi
pemerintah dalam mengemban tugas dan tanggung jawab sehingga kejujuran
kebenaran dan keadilan dapat diwujudkan.
Wujud etika pemerintahan tersebut adalah aturan-aturan ideal yang dinyatakan
dalam UUD baik yang dikatakan oleh dasar negara (pancasila) maupun dasar-dasar
perjuangan negara (teks proklamasi). Di Indonesia wujudnya adalah pembukaan
UUD 1945 sekaligus pancasila sebagai dasar negara (fundamental falsafah bangsa)
dan doktrin politik bagi organisasi formil yang mendapatkan legitimasi dan serta
keabsahan hukum secara de yure maupun de facto oleh pemerintahan RI, dimana
pancasila digunakan sebagai doktrin politik organisasinya
Prinsip prinsip atau nilai nilai yang terkandung dalam good governance
lebih menekankan profesionalitas dalam penyelenggaraan tata kelola pemerintahan
untuk pelayanan publik. Faktanya, profesionalitas ternyata belum cukup untuk
melaksanakan good governance secara utuh. Diperlukan hal lain untuk
mengimplementasikan good governance yaitu kompetensi etika.

Ada beberapa alasan mengapa etika pemerintahan penting diperhatikan


dalam pengembangan pemerintahan yang efisien tanggap dan akuntabel menurut
dwiyanto (2000 )13. Pertama, masalah-masalah yang dihadapi oleh birokrasi
pemerintah di masa mendatang akan semakin kompleks modernitas masyarakat
yang semakin meningkat telah melahirkan berbagai masalah masalah publik yang
semakin banyak dan kompleks dan harus diselesaikan oleh birokrasi pemerintah.
Dalam kasus pembebasan tanah misalnya pilihan yang dihadapi oleh para pejabat
birokrasi seringkali bersifat dikotomis dan dilematis.

12
Dr.Drs.Ismail Nurdin,M.Si. Etika Pemerintahan.2017. Yogyakarta. Lintang Rasi Aksara
Books.hlm 15

13
Mereka harus memilih antara memperjuangkan program pemerintah dan
mempertahan memperhatikan kepentingan masyarakatnya. Masalah-masalah yang
ada dalam Grey area seperti ini akan semakin banyak dan kompleks seiring dengan
meningkatnya modernitas masyarakat. Pengembangan etika birokrasi mungkin bisa
fungsional terutama dalam memberi policy guidance kepada para pejabat birokrat
untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapi. Kedua, keberhasilan
pembangunan yang telah meningkatkan dinamika dan kecepatan perubahan dalam
lingkungan birokrasi. Dinamika yang terjadi dalam lingkungannya tentunya
menuntut kemampuan birokrasi untuk melakukan adjustmentagar tetap tanggap
terhadap perubahan yang terjadi di dalam lingkungannya.

Dalam praktek pemerintahan di negara-negara berkembang praktek


penyimpangan seperti korupsi suap kolusi dan nepotisme akan tetap semakin marak
dijalankan apabila pejabat publik dan aparat birokrasi nyaingin memperkaya diri
dengan cara mencuri dan merampok kekayaan rakyat yang dititipkan melalui
negara . Oleh sebab itu sangat penting untuk diperlakukan penerapan etika dalam
kehidupan pejabat publik aparat pemerintah baik secara individu maupun secara
kolektif. Secara umum fungsi etika pemerintahan dalam praktek penyelenggaraan
pemerintahan ada dua:

1. Sebagai suatu pedoman referensi acuan penonton dalam pelaksanaan


tugas-tugas pemerintahan
2. Sebagai acuan untuk menilai apakah keputusan dan atau tindakan
pejabat pemerintahan itu baik atau buruk terpuji atau tercela.

Widodo (2001:245) menjelaskan bahwa oleh karena etika mempersoalkan


baik dan buruk dan bukan benar dan salah tentang sikap tindakan dan perilaku
manusia dalam berhubungan dengan sesama baik dalam masyarakat maupun
organisasi publik atau bisnis maka etika mempunyai peran penting dalam praktek
administrasi negara. Etika dapat dijadikan pedoman referensi petunjuk tentang apa
yang harus dilakukan oleh administrasi negara dalam menjalankan kebijakan politik
dan sekaligus dapat digunakan sebagai standar penilaian apakah perilaku
administrasi negara dalam menjalankan kebijakan politik dapat dikatakan baik atau
buruk.

14
Karena administrasi negara bukan saja terkait dengan masalah pelaksanaan
kebijakan politik saja tetapi juga terkait dengan masalah manusia dan kemanusiaan.
Di dalam implementasinya etika pemerintahan itu meliputi etika yang menyangkut
individu sebagai anggota organisasi pemerintahan juga meliputi etika organisasi
pemerintahan serta etika profesi organisasi pemerintahan yang ketiganya dalam
implementasinya bermuara pada nilai-nilai etis yang terkandung baik pada
peraturan perundangan nilai-nilai agama nilai-nilai sosial budaya nilai-nilai dalam
asas penyelenggaraan pemerintahan dan nilai lainnya yang ada kaitanya dalam
penyelenggaraan pemerintahan negara.

Etika kepemimpinan pemerintahan dapat dimaknai sebagai implementasi


kepemimpinan pemerintahan yang pedoman di nilai-nilai etika pemerintahan.
Sebagaimana dipahami bahwa di dalam organisasi pemerintahan Peran pemimpin
sangat sentral artinya dinamika bergeraknya organisasi pemerintahan sangat
dipengaruhi oleh perilaku pemimpinnya Oleh karena itu baik buruknya
penyelenggaraan pemerintahan sangat ditentukan oleh pemimpinnya.
Pemerintahan merupakan institusi netral di mana di dalamnya terbuka peluang bagi
pemimpinnya untuk berbuat baik atau sebaliknya apabila pemerintahan dikelola
oleh pemimpin yang memegang etika kepemimpinan pemerintahan maka rakyat
akan menerimanya sebagai rahmat( Rasyid 2001:422).

Menyadari etika kepemimpinan pemerintahan maka pemimpin


pemerintahan perlu menumbuhkan dinamika yang fair dalam organisasi yang dapat
menciptakan suasana kondusif bagi semua pihak untuk menjalani dan menikmati
pekerjaan sebagai bagian dari tanggung jawab tanpa merasa terbebani apalagi
merasa tertekan. Pekerjaan itu harus dipahami sebagai panggilan rahmat, amanah,
seni dan bagian dari ibadah sehingga komitmen pengabdian harus ditempatkan
sebagai prioritas bagi seorang pemimpin pemerintahan siapapun dia dan dalam
bentangan lahan pengabdian apapun harus memahami bahwa ia mengemban
amanah dari orang yang dipimpinnya dan tidak sekedar menjadikan posisi itu
sebagai lambang kebanggaan dan kemegahan (Kaloh 2009:8). Bagi seorang
pemimpin organisasi yang dipimpinnya ibarat pohon yang harus terus hidup dan
tumbuh untuk kepentingan diri dan lingkungannya bagi setiap cabang bagi setiap

15
ranting buah sampai tunasnya.demikian pula bagi organisasi semua anggota ingin
merasakan sebagai tempat berenang .

Etika dalam kepemimpinan pemerintahan di Indonesia merupakan satu


faktor yang seharusnya dilakukan secara efektif dan berkelanjutan. Hal ini penting
karena masih ditemuinya penyimpangan praktek KKN dan perilaku tidak etis yang
diperlihatkan oleh para pemimpin pemerintahan dalam melaksanakan tugas
pokoknya. Banyak pemimpin pemerintahan baik di lingkungan eksekutif maupun
yudikatif baik di tingkat pemerintahan pusat maupun daerah yang terjebak dalam
masalah hukum karena tidak bersedia menerapkan nilai-nilai etika pemerintahan
dalam praktek penyelenggaraan pemerintahan. Kondisi kemudian semestinya tidak
terjadi jika para pemimpin pemerintahan itu memahami secara baik dan
berkemauan untuk menerapkan nilai-nilai etika dalam praktek penyelenggaraan
pemerintahan.

Banyak nilai-nilai etika pemerintahan yang dapat dijadikan pedoman dalam


pelaksanaan tugas-tugas pokok pemimpin pemerintahan antara lain yang terdapat
dalam asas umum pemerintahan yang baik nilai-nilai dalam kepatutan dalam
pemerintahan dan sumber lainnya. Penerapan nilai-nilai etika dimaksud akan
konduksif dalam pelaksanaannya jika para pemimpin berkarakter pemimpin yang
beretika. Karakter kepemimpinan yang beretika adalah:

- Akomodatif, seorang pemimpin pemerintahan harus dapat menerima kritik


atau usulan dari berbagai pihak hal ini harus dilakukan karena kebenaran
itu tidak hanya datang dari satu pihak tetapi dari semua orang
- Sensitif , karakter kepemimpinan ini ditandai dengan kemampuan untuk
secara dini memahami dinamika perkembangan masyarakat mengerti apa
yang mereka butuhkan dan mengusahakan agar menjadi pihak pertama
yang memberi perhatian terhadap kebutuhan itu dengan kata lain
pemimpin yang baik harus turun dari kantor atau rumah lalu melihat
kekurangan-kekurangan yang dihadapi rakyat.
- Responsif, karakter ini ditandai aktifnya pemimpin jika berhadapan dengan
rakyat pemimpin dalam hal ini lebih banyak berperan menjawab aspirasi

16
atau tuntutan masyarakat yang disalurkan melalui media massa setiap
usulan rakyat tidak hanya di dengar saja tapi ditindaklanjuti dengan aksi.
- Proaktif ,karakter ini ditandai sikap antisipasi terhadap kejadian kejadian
yang akan timbul yang akan merugikan masyarakat misal banjir wabah
penyakit kelaparan dan sebagainya.

Karakter pemimpin yang tidak beretika:

- Defensif, karakter kepemimpinan yang ditandai oleh sikap egoistic dan


merasa paling benar bila rakyat mengadukan suatu persoalan bukan diterima
dengan baik tetapi malah sebaliknya dimarahi pemimpin yang beretika
seharusnya tidak akan marah jika diberi saran atau dinasehati rakyatnya.
- Represif, karakter kepemimpinan ini ditandai sikap yang selain egoistik dan
juga arogan yang memandang kekuasaan sebagai sesuatu yang dimiliki
semakin besar kekuasaan semakin besar kewenangan semakin wenang
wenang.

Pemimpin adalah orang yang mendapat amanah serta memiliki sifat sikap
dan gaya yang baik untuk mengurus atau mengatur orang lain menurut pancasila
pemimpin harus bersikap sebagai pengasuh yang mendorong menuntun dan
membimbing asuhannya dengan kata lain beberapa asas utama dari kepemimpinan
Pancasila adalah:

1. Ing Ngarso Sung tulodo Pemimpin harus mampu dengan sifat dan
perbuatannya menjadikan dirinya pola anutan dan ikutan bagi orang-
orang yang dipimpinnya.
2. Ing Madya Mangun Karso Pemimpin harus mampu membangkitkan
semangat Swakarsa dan berkreasi pada orang-orang yang dibimbing nya.
3. Tut Wuri Handayani Pemimpin harus mampu mendorong orang-orang
yang diasuhnya berani berjalan di depan dan sanggup bertanggung
jawab.

Demikian pentingnya etika dalam menyelenggarakan sebuah pemerintahan


dengan kata lain, tanpa etika, pemerintahan akan gagal mencapai tujuan meskipun
secara konsep sudah baik bahkan sempurna. Secara konsep, good governance

17
diyakini mampu menyelesaikan masalah-masalah pemerintahan di Indonesia dan
mampu membawa Indonesia mencapai tujuan. Namun faktanya sudah hampir dua
dekade implementasi good governance dalam pemerintahan Indonesia semakin
dibebani kasus-kasus etika dalam otonomi daerah. Lahir raja-raja kecil di
kabupaten/kota, korupsi berjamaah, perselingkuhan, ketergantungan dana kepada
pusat, ketimpangan perda, ijasah palsu, persaingan tidak sehat antara kepala daerah
dan wakilnya, dan sejumlah kasus lainnya. Semua itu terjadi karena tidak adanya
nilai-nilai etika pemerintahan.

Nilai-nilai etika yang mulia dan agung yang hidup, dianut, diamalkan, dan
dilembagakan oleh aparatur pemerintahan akan melahirkan pemerintahan yang
agung, bersih, berwibawa, dan mulia. Sebuah pemerintahan yang memiliki nilai
etika jelas dan resmi akan dengan mudah mendeteksi dan mengetahui aparatur yang
taat nilai dan aparatur yang melanggar nilai. Etika pemerintahan yang jelas juga
akan melahirkan kemuliaan bangsa dan negara baik dimata masyarakatnya sendiri,
di mata dunia bahkan di mata Tuhan.

18
BAB III

PENUTUP

a. Kesimpulan

Etika adalah nilai-nilai luhur yang sebaiknya dilakukan oleh anggota


masyarakat yang beradab didalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan kepuasaan batin bagi dirinya
sendiri maupun apresiasi positif masyarakat sekitarnya. Nilai-nilai luhur tersebut
perlu diperkenalkan diketahui diyakini dan dilaksanakan dengan baik oleh setiap
aparat pemerinatahan.

Etika Pemerintahan adalah ajaran untuk berperilaku yang baik dan benar sesuai
dengan nilai-nilai keutamaan yang berhubungan dengan hakikat manusia. Etika
pemerintahan diartikan sebagai suatu ukuran kepatutan atau keutamaan dalam
penyelenggaraan pemerintahan, termasuk kepatutan perilaku dan tindakan aparat
dan lembaga pemerintahan

Tata kelola merupakan tindakan memerintah, terkait dalam menentukan


harapan/tujuan, memberikan kekuasaan, atau memverivikasi kinerja. Tata kelola
merupakan bagian dari proses manajemen atau kepemimpinan. Tata kelola
(governance) tidak dapat dilepaskan dari prinsip-prinsip dasar penyelenggaraan
pemerintahan yang baik, yaitu transparansi, partisipasi, dan akuntabilitas sebagai
unsur utama.

Etika dan moral sangat penting dalam pemerintahan dalam hal ini dengan
adanya etika dalam pemerintahan maka pemerintahan akan berjalan dengan lebih
baik. Para aparatur pemerintahan memiliki kesadaran moral yang tinggi pada para
politisi pemerintah dalam mengemban tugas dan tanggung jawab sehingga
kejujuran kebenaran dan keadilan dapat diwujudkan.

b. Saran

Etika adalah suatu hal yang penting. Dalam pemerintahan, etika pemerintahan
sangat diperlukan. Pemerintahan yang baik terwujud karena para pejabat elit nya

19
menerapkan etika pemerintahan dalam menjalankan pemerintahannya. Diharapkan
para aparat pemerintahan di Indonesia dapat menerapkan etika pemerintahan ini
agar pemerintahan di indonesia tidak terdapat lagi penyimpangan penyimpangan
yang terjadi seperti korupsi dan lainnya.

20
DAFTAR PUSTAKA

Said, Muhammad. 1960. Etika Masyarakat Indonesia. Jakarta:Pradya paramita


Nurdin, Ismail. 2017.Etika Pemerintahan.Yogyakarta: Lintang Rasi Aksara

Kencana Syafiie, Inu.1994. Etika Pemerintahan. Jakarta:Rineka cipta

Surya Adisubrata, Winarya.2002. Etika pemerintahan. Yogyakarta

Suseno, Franz magnis. 2003.Etika Politik Prinsip-Prinsip Moral Dasar


Kenegaraan Modern. Jakarta:Gramedia Pustaka Utama

Sufianto, Dadang.2006. Etika Pemerintahan di Indonesia. Bandung:Alfabeta

Kencana Syafiie, Inu. 2013. Ilmu Pemerintahan. Jakatra: Bumi Aksara

Ndraha, Taliziduhu.1997. Metodologi Ilmu Pemerintahan. Jakarta: Rineka Cipta

21

Anda mungkin juga menyukai