Anda di halaman 1dari 19

PERKEMBANGAN ILMU ADMINISTRASI

Administrasi Publik memainkan peranan yang penting datam


penyel.enggaraan Pemerintahan. Baik buruknya penyelenggaraan
pemerintahan dan pelayanan publik sangat ditentukan oleh kualitas
Administrasi Publik yang dimiliki oleh suatu negara. Dalam konteks
Negara Kesatuan Republik Indonesia, keberadaan Administrasi
Publik merupakan instrumen penting untuk mewujudkan tujuan-
tujuan negara yang termaktub dalam UUD 1945 antara lain untuk
memajukan kesejahteraaan urnum dan mencerdaskan kehidupan
bangsa.
Dalam teori dan praktek, Administrasi Publik telah mengalami
perubahan yang sangat signifikan. Perkembangan itu dimulai pada
masa sebelum lahirnya konsep Negara Bangsa hingga lahirnya ilmu
modern dan Administrasi Publik yang hingga saat ini telah mengalami
beberapa kali pergeseran paradigma, mulai dari model klasik yang
berkembang daam kurun waktu 1855/1887 hingga akhir 1980an; New
Public Management (NPM) yang berkembang dälam kurun waktu
akhir 1980an hingga pertengahan 1990an; sampai kepada Good
Governance yang berkembang sejak pertengahan 1990an hingga saat
ini.
Pergeseran paradigma Administrasi Publik tersebut, telah membawa
implikasi terhadap penyelenggaraan peran Administrasi Publik
khususnya terkait dengan pendekatan yang digunakan dalam
pembuatan dan pelaksanaan strategi; pengelolaan organisasi secara
internal; serta interaksi antara Administrasi Publik dengan politisi,
masyarakat dan aktor Lainnya. Implikasi yang demikian tentu saja
pada akhirnya akan sangat menentukan corak dan ragam dalam
penyelengaraan Pemerintahan dan sebuah Negara, termasuk
Indonesia. Corak dan ragam tersebut akan sangat ditentukan oleh
kondisi lokal yang ada di Negara tersebut, dalam artian sejauhmana
Administrasi Publik di Negara tersebut telah menyesuaikan diri
dengan perkembangan paradigma yang ada; serta sejauhmana
penyesuaian tersebut dilakukan dengan memperhatikan konteks lokal
dan permasalahan yang ada di Negara tersebut.
Perkembangan ilmu Administrasi Publik ditandai dengan bergesernya
paradigma dalam Administrasi Publik. Kita mengetahui paling tidak
ada tiga paradigma yang telah dan akan sedang berlangsung dalam
Administrasi Publik; yaltu (1) Classic Public Adininistrastion, (2) New
Public Management, dan (3) Good Governance and the new public
services. Perubahan paradigma dalam Ilmu Administrasi Publik
tersebut menuntut perubahan kurikulum dan materi pengajaran pada
pendidikan tinggi.

1. Paradigma Administrasi Publik


1 .1. Administrasi Publik Model Klasik (Classici Old Public
Administration)
a. Konsep yang digunakan
Dalam pandangan klasik, Administrasi Publik seringkali dilihat
sebagai seperangkat Institusi Negara, proses, prosedur, sistem dan
struktur organisasi, serta praktek dan periilaku untuk mengelola
urusan-urusan Publik dalam rangka melayani kepentingan Publik
(Economic and Social Council UN, 2004). Sebagai organisasi
birokrasi, Administrasi Publik menurut ESC-UN (2004) bekerja
melalui seperangkat aturan dengan legitimasi, delegasi, kewenangan
rasional legal, keahlian, tidak berat sebelah, terus menerus, cepat dan
akurat:, dapat diprediksi, memiliki standar, integnitas dan
profesionalisme dalam rangka memuaskan kepentingan masyarakat
umum. Dengan demikian, Administrasi Publik sebagai sebuah
instrumen Negara diharapkan untuk menyediakan basis fundamental
bagi perkembangan manusia dan rasa aman, termasuk di dalamnya
kebebasan individu, perlindungan akan kehidupan dan kepemilikan,
keadilan, perlindungan terhadap hak asasi manusia, stabilitas, dan
resolusi konflik secara damai baik dalam mengalokasikan atau
mendistribusikan surnberdaya maupun dalam hal-hal lalnnya
(Econoinic and Social Council UN, 2004). Dengan kata lain,
Administrasi Negara yang efektif harus ada untuk menjamin
keberlanjutan aturan hukum (Econoinic and SociaL CounciL UN,
2004). Sehigga dapat dikatakan bahwa Administrasi Publik model
klasik ini cenderung menggunakan pendekatan yang legalistik.
Studi Administrasi Publik pada awalnya tentu saja tidak melupakan
kontribusi Woodrow Wilson (1887) dalam “A Study of
Administration”. Wilson secara tegas berkeinginan mengatakan
bahwa harus terdapat pemisahan antara politik dan Administrasi.
Politik “who should maka Law and what the law should be”.
Sedangkan Administrasi “ how Law should be administered”. Kajian
yang sama dilakukan oleh Frank J. Goodnow (1900) dalam “Politic
and Administration: A Study in Government, yang memandang agar
Administrasi bebas dan pengaruh politik, meskipun Administrasi
membantu dalam eksekusi kebijakan/Keputusan politik.
Paradigma Administrasi Publik model klasik juga dapat dilihat
melalui model “old chesnuts” dari Peters (1996 dan 2001), dimana
Administrasi Publik berdasarkan pada Pegawai Negeri yang politis
dan terinstitusionalisasi; organisasi yang hirarkhis dan berdasarkan
peraturan; penugasan yang permanen dan stabil; banyaknya
pengaturan internal; serta menghasilkan keluaran yang seragam (lihat
dalam Oluwu, 2002 dan Frederickson, 2004). Dalam hal ini kharakter
Old Public Administration dicirikan oleh kegiatan pemèrintah yang
terfokus pada pemberian pelayanan kepada masyarakat yang
dilakukan oleh administrator Publik yang akuntabel dan
bertanggungjawab secara demokratis kepada elected officiaL. Nilai
dasar utama yang diperjuangkan dalam Old Public Administration
adalah efisiensi dan rasionalitas sebagai sebuah sistem tertutup.
Fungsi administrator Publik didefinisikan sebagai planning,
organizing, staffing, directig, coordinating dan budgeting.
b. Kritik terhadap model klasik
Kritik yang ditujukan terhadap Administrasi Publik model klasik
tersebut juga dikaitkan dengan karakteristik dan Administrasi Publik
yang dianggap inter Qua, red tape, lamban, tidak sensltif terhadap
kebutuhari masyarakat, penggunaan sumberdaya Publik yang sia-sia
akibat hanya berfokus pada proses dan prosedur dibandingkan
kepada hasil, sehingga pada akhirnya menyebabkan munculnya
pandangan negatif dan masyarakat yang menganggap Administrasi
Publik sebagai beban besar para pembayar pajak (Econoinic and
SociaL Council UN, 2004).
Kritik terhadap Administrasi Publik model klasik juga dapat dilihat
dalam kaitannya dengan keberadaan konsep “Birokrasi Ideal” dan
Weber. Terdapat setidaknya 2 (dua) titik kritis terhadap Birokrasi
Weberian tersebut (Prasojo, 2003), yakni: pertama, dalam hubungan
antara masyarakat dan negara, implementasi birokrasi ditandai
dengan meningkatnya intensitas perundang-undangan dan juga
kompleksitas peraturan; kedua, struktur birokrasi dalam
hubungannya dengan masyarakat seringkali dikritisi sebagai`
penyebab menjamurnya meja-meja pelayanan sekaligus menjadi
penyebab jauhnya birokrasi dan rakyat. Peningkatan intensitas
dianggap memiliki resiko dimana pada akhirnya akan menyebabkan
intervensi negara yang akan menyentuh semua aspek kehidupan
masyarakat dan pada akhirnya menyebabkan biaya penyelenggaraan
birokrasi menjadi sangat mahal (Prasojo, 2003). Kritik lainnya adatah
bahwa Administrasi Publik sebagai sistem yang tertutup dengan
pendekatan hirakis yang top down dan ukuran kinerja yang hanya
berbasis pada efisiensi bukan responsiveness. Itu sebabnya birokrasi
menjadi lamban dan kurang responsif dengan perubahan dan
kebutuhan masyarakat. Kritik-kritik sebagaimana tersebut di atas
kemudian menyebabkan dukungan bagi adanya pembaharuan dalam
Administrasi Publik.
2. Gelombang Pertama Pembaharuan:
2.1. Progressive Era Public Administration (PPA)
Dalam perkembangan paradigma Administrasi Publik, di negara-
negara industri maju, pembaharuan terhadap Administrasi Publik
[ama metiputi du.a gelombang reformasi yang radikat. Gelombang
pertama datam Administrasi Publik disebut dengan Progressive Era
Public Administration (PPA) (Wallis, DoUery, McLaughlin, 2007).
Gelombang pertama perbaharuan ini berupaya meningkatkan
profesionalisme pelayanan publik melalui jaminan seleksi dan
promosi dalam birokrasi yang berbasis merit dan bukan patronase,
berdasarkan kepada hukum dan peraturan bukan pada diskresi yang
tidak terbatas, pelaksanaan pelayanan publik yang berbasis
impersonalitas, prosedur modernisasi dalam sebuah transformasi
yang sangat cepat dan mengambil tempat di produksi ekonomi
negara-negara industri maju (Hood, 1994).

2.2. New public Management (NPM)


a. Konsep yang digunakan
Dari banyak kasus yang ada, NPM dianggap telah banyak berbuat
untuk menggoyang organisasi publik yang tidur dan melayani dirinya
sendiri melalui penggunaan ide-ide dari sektor privat (Oluwu, 2002).
NPM menyediakan banyak pilihan untuk mencoba mencapai biaya
yang efektif dalam penyampaian barang publik seperti adanya
organisasi yang terpisah untuk kebijakan dan implementasi, kontrak
kinerja, pasar internal, sub kontrak dan metode lainnya (Oluwu,
2002). NPM memiliki fokus yang kuat terhadap organisasi
internalnya (Oluwu, 2002). Dalam bahasa penulis, NPM berusaha
untuk memperbaiki kinerja organisasi sektor publik dengan
menggunakan metode yang biasa digunakan oleh sektor privat dan
melalui mekanisme pasar. Pada dasarnya hal yang baru dalam NPM
(what is new public management) adalah mereformasi paradigma
administrasi publik lama yang berbasis traditional ruled based,
authority driven process dengan pendekatan baru yang berbasis
market-based dan compettition driven based.
Terdapat sejumlah prinsip dasar dari NPM berdasarkan pendapat dari
sejumlah ahli sebagaimana uraian berikut (Hoods 1991 dan Owens
1998 dalam Oluwu, 2002; serta Borins and Warrington 1996 dalam
Samaratunge and Bennington, 2002).
* Penanganan oleh manajemen profesonaL.
* Keberadaan standar dan ukuran kinerja.
* Penekanan pada pengawasan keluaran dan manajenien wirausaha.
* Kompetisi dalam pelayanan Publik.
* Penekanan pada gaya sektor privat dalam praktek manajemen.
* Penekanan yang lebih besar pada disiplin dan penghematan.
* Penekanan terhadap peran dan manajer Publik dalam menyediakan
pelayanan yang berkualitas tinggi
* Mengadvokasi otonoini manajerial dengan mengurangi pengawasan
peran lembaga pusat
* Tuntutan, pengukuran dan penghargaan terhadap kinerja individu
dan organinasi.
* Menyadari pentingnya penyediaan sumberdaya manusia dan
teknologi yang dibutuhkan manajer dalam memenuhi target
kinerjanya.
* Menjaga penerimaan terhadap kompetisi dan wawasan yang terbuka
menenai bagaimana tujuan Publik harus dilaksanakan oleh aparat
pemerintah.
Beberapa prinsip yang dikembangkan oteh para ahli Administrasi
Publik tersebut pada dasarnya bertujuan untuk mencapai ` dalam
banyak hal, Publik seringkati tidak ditibatkan untuk berpartisipasi
dalam menentukan, meencanakan, mengawasi dan mengevaluasi
tindakan-tindakan yang diambiL untuk dapat menjarnin bahwa
Publik tetap menjadi pusat dan tindakan-tindakan pemeritah. Lebih
jauh, Drechsler (2005) mengingatkan bahwa rnenganggap
masyarakat hanya sebagai konsumen semata menyebabkan
masyarakat dijauhkan dan haknya untuk berpartisipasi.
Kritik Lain dikemukakan oleh Janet Denhardt dan Robert Denhardt
datam
bukunya “The New Public Services”. Menurut Denhardt dan Denhardt
warga seharusnya melayani warga masyarakat bukan pelanggan
(service citizen, not
customers), mengutamakan kepentingan Publik bukan private (seek
the pubtic interest), lebih menghargai warga negara daripada
kewirausahaan (value citizenship over entrepreneurship, melayani
daripada mengendatikan (serve rather than steer), dan menghargai
orang bukan semata-mata karena produktivitasnya (value people, not
just productivity).

C.3. Kritik terhadap NPM


Pelaksanaan NPM bukanlah tanpa kritik. Terdapat sejumlah hal yang
dianggap sebagai kelemahan dari NPM, seperti yang dinyatakan oleh
Oluwu (2002).
Menurut OLuwu, ketika Administrasi Pubtik berusaha memaharni
pesan yang ditawarkan oleh pendekatan pasar maka permasalahan
yang muncul ada1ah terkait dengan pernyataan bahwa tidak ada
perbedaan antara manajemen sektor publik dengan sektor privat
dalam mengimplementasikan NPM. Setain itu, terdapat sejumlah
pertanyaan lain yang mengemuka mengenai validitas empirik dan
NPM dalam hal klaimnya terhadap manajemen sektor privat yang
dianggap ideal untuk sektor publik. Terdapat sejumlah pertentangan
antara klaim datam NPM terhadap kondisi yang ada di sektor publik.
Model usahawan seringkali dapat mengurangi esensi dan nilai-nilai
demokratis seperti keaditan, peradilan, keterwakitan dan partisipasi.
Hal ini menurut ESC UN (2004) dakibatkan oleh adanya perbedaan
besar antara kekuatan pasar dengan kepentingari publik, dan
kekuatan pasar ini tidak selalu dapat memenuhi apa yang menjadi
kepentingan publik. Bahkan dalam banyak hal, publik seringkali tidak
dilibatkan untuk berpartisipasi dalam menentukan, merencanakan,
mengawasi dan mengevaluasi tindakan-tindakan yang diambil untuk
dapat menjamin bahwa publik tetap menjadi pusat dan tindakan-
tindakan pemeritah. Lebih jauh, Drechster (2005) mengingatkan
bahwa rnenganggap masyarakat hanya sebagai konsumen semata
menyebabkan masyarakat dijauhkan dan haknya untuk berpartisipasi.
Kritik lain dikemukakan oleh Janet Denhardt dan Robert Denhardt
dalam bukunya “The New Public Services”. Menurut Denhardt dan
Denhardt warga seharusnya metayani warga masyarakat bukan
pelanggan (service citizen, not customers), mengutamakan
kepentingan publik bukan private (seek the public interest), lebih
menghargai warga negara daripada kewirausahaan (value citizenship
over entrepreneurship, melayani daripada mengendatikan (serve
rather than steer), dan menghargai orang bukan semata-mata karena
produktivitasnya (value people, not just productivity).

3. The New Governance: Membangun Jejaring antara Pemerintah


dengan Aktor Iainnya

Pengertian dan good governance dapat dilihat dan pemahaman yang


dimiliki baik oleh IMF maupun World Bank yang melihat Good
Governance sebagai sebuah cara untuk memperkuat “kerangka kerja
institusional dan pemerintah” (Bappenas, 2002). Hal ini menurut
mereka berarti bagaimana memperkuat aturan hukum dan
prediktibilitas serta imparsialitas dan penegakannya (Bappenas,
2002). ini juga berarti mencabut akar dan korupsi dan aktivitas-
aktivitas rent seeking, yang dapat dilakukan melal.ui transparansi din
aliran informasi serta menjamin bahwa informasi mengenal kebijakan
dan kinerja dan institusi pemerintah dikumpulkan dan diberikan
kepada masyarakat secara memadai sehingga masyarakat dapat
memonitor dan mengawasi manajemen dan dana yang berasal. dan
masyarakat (Bappenas, 2002). Pengertian ml sejatan dengan endapat
Bovaird and Loffler (2003) yang rnengatakán bahwa good governance
mengusung sejumlah isu seerti: ketenlibtan stokeholder;
cransparansi; agenda kesetaraan (gender, etnik, usia, agama, dan
Lainnya); etika dan perilaku jujur; akuntabititas; serta keberlanjutan.
Paradigma The New Governance menitikberatkan pada nilai-nilai
yang menjunjung tinggi keinginan dan kehendak rakyat, dan nilai-
nilai yang dapat meningkatkan partisipasi masyarakat dalam
pencapain tujuan nasional dan keadilan sosial. Paradigma the new
Governance lahir untuk memberikan keseimbangan antara kuatnya
semangat pnivat di dalam Publik sektor dengan peran masyarakat
dalam pembangunan dan pelayanan Publik. Karya terakhir yang
memperkuat paradigma the new governance adalah The New Public
Sevices Serving rather than steering (Denhardt and Denhardt, 2002).
Denhardt dan Denhardt mengajukan kritik yang keras terhadap
paradigma The New Pubtic Management yang dianggapnya lebih
mengedepankan pasar dalarn pengelolaan sektor Publik.

Diskusi 3
Jelaskan apa yang dimaksud dengan paradigma The New
Governance ? Apakah pemerintahan di era Jokowi saat ini
menerapkan paradigma tersebut? Berikan contohnya
Jawaban 1
 Paradigma the new governance adalah suatu bentuk manajemen
pembangunan yang disebut juga administrasi pembangunan yang
menempatkan peran pemerintah sentral menjadi agent of change dari
suatu masyarakat didalam negara berkembang.
 Dalam pemerintahan era Joko Widodo sudah menerapkan
paradigma ini. Namun, banyak kalangan yang menilai program
didalam pemerintahan presiden Joko Widodo tidak transaparan dan
akuntable. Program tersebut dijalankan dengan terburu-buru tanpa
penjelasan terlebih dahulu kepada DPR atau pun publik sehingga
tidak ada penjelasan dan mengabaikan prinsip good governance.

Jawaban 2
The New Governance merupakan suatu penghubung yang
membangun jejaring pemerintah dengan aktor lainnya. Aktor lainnya
itu bisa diartikan rakyat negara, pejabat tinggi. Pendapat lainnya
tentang The New Governance yaitu suatu bentuk manajemen
pembangunan. 2. Paradigma tersebut belum diterapkan sepenuhnhya
oleh Jokowi karena masih banyak krisis ekonomi yang menghambat
kemajuan pembangunan negara yang maju, tidak lepas juga masalah
pejabat yang menggunakan uang negara untuk kepentingan sendiri
yang sudah jelas nyatanya digunakan sebagai pembangunan negara
yang maju dan pesat. Paradigma The New Governance ini
meneitikberatkan pada nilai-nilai yang dapat meningkatkan
partisipasi masyarakat dan menujungjung tinggi keinginan rakyat. –
Contoh :Pejabat korupsi uang negara yang dimaksud E-KTP,
pembagian jabatan politis dengan jabatan karier dalam organisasi
pemerintahan. Restrukturisasi, pengorganisasian dan relokasi
kepegawaian karena otonomi daerah.
Tugas 1

Jakarta – Presiden Joko Widodo resmi membentuk Satuan Tugas


(Satgas) Sapu Bersih Pungutan Liar (Saber Pungli). Satgas ini terbuka
menerima informasi praktek pungli dari masyarakat. Ke mana
lapornya?

“Satgas ini terbuka masukan dari masyarakat, artinya terbuka


pelibatan masyarakat langsung. Jadi yang mencari di mana tempat-
tempat terjadi pungli tidak hanya satgas, tidak hanya unit saber
pungli, tapi masyrakat diminta ikut aktif melaporkan langsung kepada
satgas saber pungli,” ucap Menko Polhukam Wiranto. Hal itu
disampaikan dalam jumpa pers di Kantor Presiden, Jakarta, Jumat
(21/10/2016).

Pada tugas pertama ini buatlah ulasan tentang berita Satgas Saber
Pungli dengan berdasarkan teori administrasi yang telah anda
pelajari. Dengan ketentuan sebagai berikut:

– Ambillah salah satu contoh berita kasus yang telah diungkap oleh
Satgas Saber Pungli, tuliskan darimana Anda mendapatkan sumber
berita tersebut.

– Tulis ulasan dalam bentuk makalah berisi: Pendahuluan, Rumusan


Masalah, Pembahasan, Penutup (Kesimpulan dan Saran), Daftar
Pustaka
– Isi 3-5 halaman.

Jawaban

BAB 1

PENDAHULUAN

 LATAR BELAKANG

Sering sekali muncul masalah dalam pelayanan pemerintah terhadap


masyarakat yang mencerminkan ketidakpuasan masyarakat terhadap
pelayanan public pemerintah, antara lain pelayanan yang mahal, kaku
dan berbelit-belit, sikap dan tindakan aparat, pelayanan yang suka
menuntut imbalan, kurang ramah, arogan, lambat dan fasilitas
pelayanan.

Pungutan liar (pungli) adalah perbuatan yang dilakukan oleh


seseorang atau Pegawai Negeri atau Pejabat Negara dengan meminta
pembayaran sejumlah uang yang tidak sesuai atau tidak berdasarkan
peraturan yang berkaitan dengan pembayaran tersebut. Hal ini sering
disamakan dengan korupsi, pemerasan dan penipuan.

Maraknya pungutan liar (pungli) terhadap kepengurusan dokumen


pertanahan  membuat masyarakat enggan untuk mengurusnya.
Dengan itu kepemerintahan jokowi ini telah membuat sebuah tim
untuk mengungkap kasus-kasus pungli terhadap masyarakat  yaitu
saber pungli dengan bertujuan Maksud dan Tujuan dari program ini
agar menjadikan pemerintah yang bersih, jujur, dan adil dari kegiatan
pungutan liar guna meningkatkan kemajuan bangsa dan negara
bidang hukum.

Dengan kata lain pungli adalah sebuah tindakan melanggar hukum


yang di kategorikan sebagai korupsi. Motif aparat kepemerintahan
melakukan tindakan pungli ialah sebagai dana tambahan di luar gaji
karena masih lemahnya pengawasan dari aparat-aparat yang terkait
tersebut.
1.2  Rumusan Masalah

1. Apa pengertian pungli dan tim saber pungli ?


2. Apa saja contoh pungli ?
3. Apa factor penyebab pungli ?

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN PUNGLI DAN SABER PUNGLI

Pungutan liar (pungli) adalah perbuatan yang dilakukan oleh


seseorang atau Pegawai Negeri atau Pejabat Negara dengan meminta
pembayaran sejumlah uang yang tidak sesuai atau tidak berdasarkan
peraturan yang berkaitan dengan pembayaran tersebut. Hal ini sering
disamakan dengan korupsi, pemerasan dan penipuan.

Dengan itu kepemerintahan jokowi membentuk sebuah tim saber


pungli yaitu sebuah tim untuk mengungkap semua kasus-kasus
korupsi atau pungli terhadap oknum-oknum kepemerintahan untuk
menciptakan kepemerintahan yang bersih dan amanah untuk
melayani dan meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.

2.2  CONTOH PUNGLI

“Tim Saber Pungli OTT PNS Bekasi Kasus Dugaan Suap


Surat tanah”

Liputan6.com, Bekasi – Tim sapu bersih pungutan liar (Saber


Pungli) Polres Metro Bekasi Kota melakukan operasi tangkap tangan
(OTT) terhadap seorang pegawai negeri sipil (PNS) di Kelurahan
Mustikajaya, Kecamatan Mustikajaya, Kota Bekasi pada Jumat 3
Maret lalu.
Dari tangan pegawai berinisial L tersebut, petugas menyita uang tunai
Rp 18,8 juta yang diduga sebagai suap. Informasi yang didapat, kasus
ini terungkap setelah petugas Saber Pungli mendapatkan kabar akan
adanya transaksi suap terkait kepengurusan dokumen pertanahan di
Kantor Kelurahan Mustikajaya Bekasi, yang melibatkan pegawai di
bagian ekonomi pembangunan (Ekbang).

Alhasil, pada Jumat sekitar pukul 10.30 WIB, petugas berjumlah 11


orang terdiri dari 5 orang perwira, dan 6 orang bintara melakukan
operasi tangkap tangan di kantor kelurahan itu. Seorang pegawai yang
diduga menerima suap pun dicokok.

Hasil keterangan sementara, modus operandinya ialah L selaku PNS


staf Ekbang pada Kelurahan Mustikajaya meminta sejumlah uang
kepada masyarakat yang sedang melakukan pengurusan akte hibah
sebesar Rp 7,3 juta.

Padahal, dalam ketentuan undang-undang untuk pelayanan kepada


masyarakat tidak ada dikenakan biaya atau pungutan apapun. Karena
itu, petugas menangkap L berikut barang bukti uang Rp 7,3 juta yang
disimpan di lemari ruang kerja L.

Setelah dilakukan penggeledahan pada ruang kerja dan tas L, petugas


kembali menemukan uang sebanyak Rp 11,5 juta yang disimpan pada
tas warna hitam milik L. Semua uang itu didapatkan dari warga yang
mengurus Akta Jual Beli

Kapolres Metro Bekasi Kota, Kombes Umar Surya Fana,


membenarkan peristiwa tersebut. Namun ia menolak memberikan
keterangan lebih lanjut.

Dari kasus di Bekasi itu, polisi menyita 260 lembar uang pecahan Rp


50 ribu, 58 lembar uang pecahan Rp 100 ribu, 1 bendel akta jual beli
(AJB), tas rangsel, fotokopi KTP atas nama H Ibrahim, fopy kartu
keluarga atas nama H Ibrahim, fotokopi KK atas nama keluarga
Iskandar Zulkarnaen, dan fotokopi KTP H Iskandar.

2.3 FAKTOR PENYEBAB PUNGLI

1. Aspek Individu Pelaku : 


Sifat tamak manusia;

Moral yang kurang kuat;

Penghasilan yang kurang mencukupi;

Kebutuhan hidup yang mendesak;

Gaya hidup yang konsumtif;

Malas atau tidak mau kerja;

Ajaran agama yang kurang diterapkan.

1. Aspek Organisasi 

Kurang adanya sikap keteladanan pimpinan;

Tidak adanya kultur organisasi yang benar;

Sistim akuntabilitas yang benar di instansi pemerintah yang kurang


memadai

BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Secara umum pungli diartikan sebagai pungutan yang dilakukan


secara tidak sah atau melanggar aturan, oleh dan untuk kepentingan
pribadi. Menurut KPK pungli termasuk gratifikasi yang merupakan
kegiatan melanggar hukum dimana pelakunya dapat dikenakan
pidana penjara maupun pidana denda. Pungutan liar (pungli) adalah
perbuatan yang dilakukan oleh seseorang atau Pegawai Negeri atau
Pejabat Negara dengan meminta pembayaran sejumlah uang yang
tidak sesuai atau tidak berdasarkan peraturan yang berkaitan dengan
pembayaran tersebut. Pungutan liar (pungli) adalah jenis pelnggaran
hukum yang masuk kategori korupsi. Pungutan liar juga termsuk
dalam kategori kejahatan jabatan, di mana dalam konsep kejahatan
jabatan di jabarkan bahwa pejabat demi menguntungkan diri sendiri
atau orang lain, menyalahgunakan kekuasaannya untuk memaksa
seseorang untuk memberikan sesuatu, untuk membayar atau
menerima pembayaran dengan potongan, atau untuk mengerjakan
sesuatu bagi dirinya sendiri.

3.2  SARAN

Tujuan di bentuknya tim saber pungli sangat bagus dan membantu


masyarakat untuk memberantas kasus-kasus pungli dan korupsi
untuk semua pelayanan masyarakat agar tercipta pelayanan yang
bersih dan amanah dan tidak ada lagi masyarakat yang di rugikan.

DAFTAR PUSTAKA

news.liputan6.com/…/tim-saber-pungli-ott-pns-bekasi-kasus-
dugaan-suap- surat-tanah – Cache

https://saberpungli.id/faq – Cache

seputarpengertian.blogspot.com/2016/10/pengertian–
pungutan–liar–pungli. html – Cache

Share this:

 Twitter

 Facebook


Related

Inisiasi & Diskusi 224/09/2017In "Pengantar Ilmu administrasi Negara"

Inisiasi dan Diskusi 124/09/2017In "Pengantar Ilmu administrasi Negara"


Inisiasi & Diskusi 120/09/2017In "Hukum dan Masyarakat"
 P E N G A N T A R I L M U A D M I N I S T R A S I N E G A R A

Published by Tongkrongan Mahasiswa UT


Tongkrongan Mahasiswa UT View all posts by Tongkrongan
Mahasiswa UT

Post navigation
PreviousInisiasi & Diskusi 2
NextInisiasi & Diskusi 4
Leave a Reply

PENCARIAN
SEARCH FOR:
Recent Posts

 Latihan SOAL UAS Ilmu Bahasa Inggris


 Latihan SOAL UAS Komunikasi
 Latihan SOAL UAS Ilmu Perpustakaan
 Latihan SOAL UAS Ilmu Pemerintahan
 Latihan SOAL UAS Ilmu Hukum
Recent Comments

tutonmahasiswaut on Modul
Bahasa Inggris Niaga

Pendidikan Agama Islam


 January 2020
 April 2018
 October 2017
 September 2017
Categories

 Akutasni biaya (1)
 Analisis Informasi Keungan – 02 (1)
 Asas – asas Manajemen (5)
 Bahasa Indonesia (6)
 Bahasa Inggris (7)
 Bahasa Inggris Niaga (2)
 Bank & Keuangan Lembaga Non Bankl (3)
 Biokimia Pangan (5)
 Biologi umum kelas (5)
 Dasar – Dasar Geografi (8)
 Ekologi Kelas 02 (8)
 Fisika Dasar (1)
 Hubungan Masyarakat (1)
 Hukum Administrasi Negara (2)
 Hukum Agraria (5)
 Hukum dan Masyarakat (1)
 Hukum ketenagakerjaan (4)
 Hukum Lingkungan (3)
 Hukum Perjanjian (2)
 Hukum Tata Negara (1)
 Ilmu alamiah dasar kelas 05 (1)
 Ilmu Negara (3)
 Ilmu perundang – Undangan 06 (1)
 Ilmu Perundang-Undangan (3)
 Ilmu Sosial dan Budaya Dasar (6)
 Kalkulus (1)
 kependudukan (7)
 Kimia dasar (1)
 Kimia Organik (2)
 Komputer 1 (2)
 Komunikasi Bisnis (1)
 Kriminologi (3)
 Lab Pengantar Akutansi (2)
 Lab.Auditing-01 (1)
 Latihan Mandiri (1)
 Latihan soal UAS Administrasi Negara (1)
 Manajemen (5)
 Manajemen Indrustri Pangan (1)
 Manajemen Operasi.23 (1)
 Manajemen Perubahan. 02 (1)
 Manajemen Risiko (1)
 Matematika bisnis (1)
 Matematika Ekonomi (6)
 Modul (23)
 Opini Publik 04 (1)
 Organisasi & Informasi (1)
 Penanganan dan Pengelolahan serealia dan Palawijaya  (1)
 Pendidikan Agam Hindu (4)
 Pendidikan Agam Kristen (6)
 Pendidikan Agama Islam (13)
 Pendidikan Kewarganegaraan (8)
 Pengantar Akuntansi (6)
 Pengantar Antropologi (1)
 Pengantar Bisnis (7)
 Pengantar Ekonomi Makro.14 (8)
 Pengantar Ekonomi Mikro.25 (1)
 Pengantar Ilmu administrasi Negara (6)
 Pengantar Ilmu Ekonomi (7)
 Pengantar Ilmu Perpustakaan (1)
 Pengantar ilmu politik (7)
 Pengantar Matematika Kelas 02 dll (8)
 Pengantar Sosiologi (7)
 Pengantar Statistik Sosial (6)
 Pengelolah Sumber daya Air (1)
 Pengembangan Koleksi (1)
 Penyimpanan & Penggudangan (1)
 Perencana dan Pengembangan Bisnis (1)
 perencana siswa & Media 09 (1)
 Perilaku Organisasi (2)
 PIH / PTHI (5)
 Riset Operasi.04 (1)
 Sistem Ekonomi Indonesia (1)
 Sistem Hukum Indonesia (4)
 Sistem Pengendalian Manajemen (1)
 Sistem sosial (1)
 SOAL UAS (4)
 Statistik Ekonomi (1)
 Structure I (1)
 STUDI KELAYAKAN BISNIS (1)
 Writing I (6)
Archives

 January 2020 (3)
 April 2018 (7)
 October 2017 (128)
 September 2017 (139)
Tanggalan

September 2017

M T W T F S S

  1 2 3

4 5 6 7 8 9 10

11 12 13 14 15 16 17

18 19 20 21 22 23 24

25 26 27 28 29 30  

    Oct »
Foto

Blog Stats

 1,052,371 hits

Anda mungkin juga menyukai