Anda di halaman 1dari 2

Jelaskan pengertian ilmu administrasi public, pengertian ilmu administrasi

bisnis atau niaga, pengertian administrasi social; jelaskan tentang


dinamika kekuasaan dalam pemerintahan; jelaskan tentang etika Pancasila
dan aktualisasi Pancasila dalam ajaran filsafat pemerintahan di Indonesia
serta berikan contoh kasusnya !!!

Administrasi publik (public administration) adalah suatu bahasan ilmu sosial yang mempelajari tiga
elemen penting kehidupan bernegara yang meliputi lembaga legislatif, yudikatif, dan eksekutif
serat hal-hal yang berkaitan dengan publik yang meliputi kebijakan publik, manajemen publik,
administrasi pembangunan, tujuan negara, dan etika yang mengatur penyelenggara negara.

Apabila harus diberikan perumusan dari batasan tentang ilmu administrasi publik, dapatlah
dinyatakan bahwa ilmu administrasi publik merupakan suatu rumpun dalam ilmu administrasi yang
membawahi semua administrasi dalam lingkungan suasana kenegaraan yang masing-masing
berkembang menjadi pengetahuan sistematis sendiri-sendiri. Semua administrasi itu, misalnya:
administrasi pemerintah yang terdapat pada semua departemen pemerintah pusat; administrasi
pemerintah daerah di tingkat daearh-daerah otonom; adminitrasi kemiliteran; administrasi
kepolisian; administrasi pengadilan; administrasi pengadilan; administrasi perpajakan;
administrasi keimigrasian; administrasi pendidikan nasional; administrasi kesehatan rakyat;
administrasi perhubungan (The Liang Gie, 2006:6.3).

Ilmu Administrasi Bisnis atau Niaga merupakan suatu rumpun dalam ilmu administrasi yang
membawahi semua administrasi dalam lingkungan suasana perusahaan untuk masing-masing yang
berkembang menjadi pengetahuan sistematis. Semua administrasi itu misalnya: administrasi
penjualan dan pemasaran; administrasi produksi; administrasi periklanan; administrasi
perbankan; administrasi perhotelan; administrasi pengangkutan (The Liang Gie, 2006:6.9)

Ilmu Administrasi Sosial Niaga merupakan suatu rumpun dalam ilmu administrasi yang
membawahi semua administrasi dalam lingkungan suasana kemasyarakatan untuk masing-masing
yang berkembang menjadi pengetahuan sistematis. Semua adminitrasi itu misalnya: administrasi
perhimpunan keahlian atau penelitian; administrasi perkumpulan suatu jenis olahraga atau
kesenian; administrasi yayasan; administrasi koperasi; administrasi serikat buruh; administrasi
lembaga fakir miskin atau badan sosial yang sejenis; administrasi pekerjaan sosial; administrasi
gereja (The Liang Gie, 2006:6.14).

Ilmu pemerintahan merupakan ilmu terapan karena mengutamakan segi penggunaan dalam praktik,
yaitu dalam hal hubungan antara yang memerintah (penguasa) dan yang diperintah (rakyat). Dalam
hal ini, harus dibedakan antara rakyat, masyarakat, dan penduduk. Rakyat adalah keseluruhan dari
warga negara yang mempunyai hak pilih. Masyarakat adalah yang harus dibina dan dilayani oleh
administrasi setempat, sedangkan penduduk adalah semua penguin dari negeri tertentu yang harus
diinventariskan (Muh. Tamar, 2009:2.10).

Filsafat Kekuasaan
Kekuasaan adalah kesempatan seseorang atau sekelompok orang untuk menyadarkan
masyarakat akan kemauannya sendiri sekaligus menerapkannya terhadap tindakan-tindakan
perlawanan dari orang-orang atau golongan-golongan tertentu. Kekuasaan senantiasa ada
dalam setiap masyarakat, baik yang masih bersahaja maupun yang sudah besar atau rumit
susunannya. Akan tetapi, walaupun selalu ada, kekuasaan tidak dapat dibagi rata kepada
semua anggota masyarakat. Justru karena pembagian yang tidak merata tadi, timbul makna yang
pokok dari kekuasaan, yaitu kemampuan memengaruhi pihak lain untuk kehendak yang ada pada
pemegang kekuasaan.

Kekuatan (power) untuk menggerakkan orang-orang salah satunya dapat dilaksanakan dengan
paksaan. Oleh karena itu, dalam sebuah negara, agar kekuasaan pemerintah tidak menumpuk pada
satu orang atau sekelompok orang, dilakukan pemisahan kekuasaan antara pelaksana undang-
undang (eksekutif), pembuat undang-undang (legislatif), dan peradilan (yudikatif) (Inu, 1992:54).

Ada lima cara seseorang memiliki kekuasaan, yaitu:

1. Legitimate Power, adalah kekuasaan yang diperoleh melalui pengangkatan


2. Coersive Power, adalah kekuasaan yang diperoleh dengan cara kekerasan
3. Expert Powerr, adalah kekuasaan yang diperoleh melalui keahlian seseorang
4. Reward Power, adalah kekuasaan yang diperoleh sebagai suatu pemberian atau imbalan
5. Implicit Bargaining, pendekatan yang digunakan untuk memotivasi bawahan dan
masyarakat melalui perjanjian

Etika Pancasila berperan sebagai landasan moral presiden atau administrator publik dalam
menjalankan kekuasaannya. Etika Pancasila, baik berwujud etika profesi kepemimpinan maupun
moralitas bersama, perlu diwujudkan untuk kelangsungan penyelenggaraan administrasi negara
Indonesia sebagai pengendalian kekuasaan administrator publik agar tidak berkuasa secara
berlebihan. Dengan demikian jelaslah bahwa etika Pancasila berfungsi sebagai landasan moral dalam
pelaksanaan kekuasaan administrasi negara Indonesia sehingga tidak terjadi pelaksanaan
kekuasaan yang berlebihan yang bertentangan dengan etika Pancasila (Sutadji, 2007:277).

Anda mungkin juga menyukai