Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH PERILAKU ORGANISASI

“PERILAKU INDIVIDU DALAM MENGHADAPI COVID-19“

DISUSUN OLEH :

NAMA : SHIVA WULAN TRI

NIM : E011181324

DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS HASANUDDIN

2020

1
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha

Panyayang, saya panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat Allah swt, yang telah

melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada saya, sehingga saya dapat

menyelesaikan makalah yang berjudul “Perilaku Individu Dalam Menghadapi

Covid-19”. Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah

Perilaku Organisasi. Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata

sempurna, karena masih memiliki banyak kekurangan, baik dalam hal ini maupun

sistematika dan teknik penulisannya. Oleh karena itu kritik dan saran dari semua

pihak yang bersifat membangun selalu saya harapkan demi kesempurnaan makalah

ini.

Akhirnya, semoga makalah ini bisa memberikan manfaat bagi penulis dan

bagi pembaca. Amin.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Makassar, 13 Mei 2020

Penulis

2
DAFTAR ISI

JUDUL …………………...…………………………………………………………..1

KATA PENGANTAR.................................................................................................2

DAFTAR ISI .............................................................................................................. 3

BAB I PENDAHULUAN………..…………………………………………………..4

A.    Latar Belakang ......................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN ………...………………….……………………………....6

A. Perilaku Individu Menghadapi Covid-19 .....………............................................6

B. Penanggulanga Stress Akibat Covid-19 ………………………………………..10

BAB III PENUTUP……...………………………………………………………....17

A.    Kesimpulan .........................................................................................................17

B.    Saran.....................................................................................................................18

Daftar Pustaka...........................................................................................................19

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Covid-19 adalah sebuah keluarga virus yang ditemukan pada manusia dan

hewan. Sebagian virusnya dapat menginfeksi manusia, dimana telah banyak

manusia di seluruh dunia telah terkena virus ini. Virus corona ini telah membuat

kepanikan dimana-mana termasuk masyarakat Indonesia. Di Indonesia sendiri,

pemerintah telah mengeluarkan status darurat bencana dan melakukan PSBB di

wilayah-wilayah yang telah masuk di dalam zona merah. PSBB sendiri dilakukan

agar menghindarkan dari terpaparnya virus corona, dikarenakan penyebaran virus

corona sangat cepat. Masyarakat juga di himbau untuk selalu menerapkan Social

Distancing. Social Distancing mengharuskan seseorang untuk menjaga jarak aman

dengan manusia lainnya minimal 1 meter, dan tidak melakukan kontak langsung

dengan orang lain, dan juga menghindari pertemuan massal. Sosial Distancing ini

dilakukan untuk dapat mengurangi bahkan memutus mata rantai infeksi Covid-19.

Permasalahan ini membuat masyarakat dihadapkan dengan perubahan dalam

segala sisi. Dari kebijakan pemerintah yang berdampak pada pendidikan,

pekerjaan, hingga ibadah agama dan pola sosial. Hal ini membawa perubahan

perilaku masyarakat, sehingga siap tidak siap masyarakat harus rela untuk

menghadapi perubahan tersebut. Perubahan ini membuat banyak orang shock dan

kaget, dikarenakan tidak mudah dalam mengubah kebiasaan yang biasanya

4
dilakukan sehari-hari, seperti contohnya biasanya pegawai bekerja di dalam kantor

tiba-tiba disuruh untuk work from home atau bekerja di rumah. Mahasiswa

dihadapkan dengan banyak tugas dikarenakan perkuliahan dilakukan di rumah

masing-masing, dan juga apabila keluar rumah diminta untuk berjaga jarak, tidak

berdekatan, apalagi bersentuhan.

Sehingga tujuan penulisan ini adalah untuk mengetahui bagaimana perilaku

individu tersebut dalam menghadapi virus Covid-19, apakah individu tersebut

dapat mematuhi kebijakan-kebijakan yang pemerintah telah himbau, atau individu

mengabaikan kebijakan-kebijakan tersebut. Dan juga penulisan ini bertujuan untuk

mengetahui bagaimana cara individu agar terhindar atau mengurangi stress dalam

menghadapi virus Covid-19 ini. Hal inilah membuat seseorang harus mengubah

perilaku individunya demi mengurangi dampak terpaparnya virus Covid-19 dan

juga menekan penyebaran virus Covid-19 tersebut.

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Perilaku Individu Menghadapi Covid-19

Menurut Gibson Cs. (1996), perilaku individu adalah segala sesuatu yang

dilakukan seseorang, seperti berbicara, berfikir, atau tindakan dari suatu sikap.

Perilaku individu juga dapat diartikan sebagai suatu sikap atau tindakan serta

segala sesuatu yang dilakukan manusia atau individu itu sendiri baik yang

dilakukan dalam bekerja maupun diluar pekerjaan seperti menulis, bertukar

pendapat, berfikir, dan sebagainya. Setiap individu mempunyai karakteristik yang

berbeda, sehinggaa setiap manusia mempunyai keunikan-keunikan tersendiri.

Perilaku individu umumnya didorong oleh serangkaian kebutuhan, yaitu

beberapa pernyataan dalam diri seseorang yang menyebabkan seseorang itu

berbuat untuk mencapainya sebagai objek atau hasil. Ketika satu tingkat

kebutuhan telah terpenuhi, maka akan beranjak untuk memenuhi kebutuhan pada

tingkat selanjutnya atau berganti dengan kebutuhan yang lain. Kebutuhan yang

sekarang mendorong seseorang, mungkin akan merupakan suatu hal yang

potensial dan juga mungkin tidak, untuk menentukan perilakunya di kemudian

hari.

Perilaku individu dalam menanggapi Covid-19 ini juga berbeda-beda, ada

individu yang ketakutan akan terpaparnya virus corona, ada juga yang biasa-biasa

saja. Tetapi hampir semua masyarakat yang mengutarakan ketakutan dan was-was

6
mengenai penyebaran wabah virus corona yang sampai saat ini masih menjadi

pandemi dunia.

Virus corona yang telah menyebar ke seluruh wilayah Indonesia berdampak

pada sikap dan perilaku individu yang menjadi lebih over-protektif terhadap

lingkungan sekitarnya. Ketakutan terhadap virus corona akan memberikan

pengaruh terhadap sikap sosial masing-masing individu. Kita akan lebih mudah

menaruh curiga pada orang yang batuk, bersin, atau terlihat pucat di sekitar

lingkungan kita. Sehingga membuat kita cenderung memutuskan menjauhi orang-

orang ketimbang menanyakan kabar atau sekadar menunjukkan bentuk kepedulian

kecil lainnya. Ancaman virus corona ini tidak hanya akan merenggut kesehatan

seseorang tetapi juga merenggut rasa sosial kita terhadap sesama, diakibatkan

kecurigaan seseorang atas individu lain yang belum tentu kepastiannya apakah dia

tertular virus corona atau tidak.

Ketidakmampuan kita dalam mengelola rasa curiga, takut, sikap over-

protektif dalam merespons isu corona ini memiliki potensi untuk merusak

hubungan sosial dengan individu lain. Apalagi, jika kita hidup dan aktif dalam

lingkungan pergaulan di kantor, sekolah, masyarakat, bahkan keluarga. Hal ini

dikarenakan tingkat ketahanan mental berbeda antarindividu satu dengan lainnya.

Hal ini dikarenakan proses kognitif yang bekerja dalam menghadapi perubahan ini

juga tidak sama antarindividu lainnya. Proses kognitif adalah keyakinan seseorang

tentang sesuatu yang didapatkan dari proses berpikir tentang seseorang atau

7
sesuatu. Hal ini menimbulkan persepsi dan pemahaman yang berbeda terhadap

virus Covid-19 ini.

Selain perilaku individu yang terlalu cemas dan panik akan penularan Covid-

19, Ada juga perilaku individu yang menghiraukan semua protokol kesehatan dan

juga imbauan-imbauan yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Salah satu imbauan

pemerintah bagi masyarakat yaitu Social distancing. Social Distancing merupakan

salah satu langkah pencegahan dan pengendalian infeksi virus Corona dengan

menganjurkan orang sehat untuk membatasi kunjungan ke tempat ramai dan

kontak langsung dengan orang lain. Kini, istilah social distancing sudah diganti

dengan physical distancing oleh pemerintah.

Ketika menerapkan social distancing, seseorang tidak diperkenankan untuk

berjabat tangan serta menjaga jarak setidaknya 1 meter saat berinteraksi dengan

orang lain, terutama dengan orang yang sedang sakit atau berisiko tinggi menderita

Covid-19, bekerja di rumah, belajar di rumah secara online, dan juga tidak

menghadiri pertemuan yang melibatkan banyak orang.

Hal ini sangat susah diterapkan oleh individu-individu lainnya. Perilaku ini

dapat dikatakan sebagai bias kognitif. Bias kognitif adalah kesalahan sistematis

dalam berpikir yang memengaruhi keputusan dan penilaian yang dibuat

seseorang. Beberapa bias ini terkait dengan memori. Cara seseorang

mengingat suatu peristiwa dapat menjadi bias atau salah karena sejumlah

alasan tertentu, dan pada gilirannya dapat menyebabkan pemikiran dan

pengambilan keputusan yang bias atau salah.

8
Bias kognitif adalah jenis kesalahan dalam berpikir yang terjadi ketika orang

memproses dan menafsirkan informasi di dunia di sekitar mereka. Dimana

kesalahan perilaku individu ini adalah banyaknya masyarakat yang tidak

mengindahkan himbauan pemerintah dikarenakan memiliki bias kognitif ini,

dimana mereka merasa lebih mengerti kondisi pandemik virus ini, padahal

kenyataannya itu adalah kesalahan. Mereka merasa dapat menjaga diri dengan

baik walaupun berada di luar rumah atau di keramaian, masih banyaknya

masyarakat beragama yang masih melakukan kegiatan keagamaan dengan jumlah

yang besar, ataupun berkumpul bersama-sama untuk melakukan doa bersama. Bias

kognitif ini apabila dilakukan secara terus menerus akan merugikan pihak

individunya sendiri.

Menghentikan setidaknya untuk sementara kegiatan individu tersebut demi

mencegah persebaran Covid-19 tentu saja bukan persoalan mudah bagi masyarakat

kita. Tentu saja ada perasaan ganjil, kikuk, dan tidak lazim ketika mereka

mengabaikan kebiasaan yang dilakukan sehari-harinya tersebut. Pasti individu

merasa ada sesuatu yang hilang ketika setiap individu dipaksa menanggalkan

kebiasaan sosial tersebut karena adanya pertentangan kebiasaan antara

pertimbangan kesehatan seperti menjaga jarak sosial (social distancing) dengan

pertimbangan komunitas sosial tersebut.

Perilaku individu yang mengabaikan norma-norma sosial di atas tentu saja

dapat menimbulkan gangguan sosial-budaya karena norma-norma tersebut telanjur

membentuk suatu kebiasaan di kalangan masyarakat kita. Dari sinilah sebagian

9
masyarakat kita cenderung mengacuhkan protokol medis dan imbauan-imbauan

pemerintah dalam pencegahan Covid-19 sebagaimana dikeluarkan oleh lembaga-

lembaga otoritas. Sebagian dari mereka berpikir bahwa protokol medis dimaknai

sebagai upaya mengurangi kebermaknaan sosial yang telah menancap kuat di

masyarakat.

Padahal protokol kesehatan dan juga imbauan pemerintah untuk tetap dirumah

dan menerapkan social distancing ini merupakan kebijakan yang akan bermanfaat

bagi individu sendiri agar individu-individu terhindar dari paparan virus corona

dan juga mengurangi penyebaran luas dari virus corona ini. Tetapi perilaku

individu yang tidak menaati protokol pemerintah ini menyebabkan kesalahan

berfikir yang akan menyebabkan semakin buruknya penyebaran virus corona dan

mengakibatkan semakin lamanya virus corona selesai.

B. Penanggulangan Stress Akibat Covid-19

Pandemi virus corona atau Covid-19 masih terus dihadapi dunia saat ini

termasuk di Indonesia. Meningkatnya kasus Covid-19 ini juga memberikan

dampak kepada individu-individu, hal ini membuat individu menjadi semakin

cemas dan mengakibatkan stress bagi dirinya. Walaupun di Indonesia pasien

sembuh kian meningkat dan dapat membuat masyarakat untuk mengurangi

kecemasan di tengah pandemik yang belum diketahui kapan akan berakhir ini,

namun tidak dapat dipungkiri sebagian masyarakat masih berjuang untuk

10
mengatasi rasa stress dan cemasnya itu, mengingat penyebaran virus corona ini

semakin lama semakin meluas.

Menurut Sarafino (1994) mendefinisikan stress adalah kondisi yang

disebabkan oleh interaksi antara individu dengan lingkungan, menimbulkan

persepsi jarak antara tuntutan-tuntutan yang berasal dari situasi yang bersumber

pada sistem biologis, psikologis, dan sosial dari seseorang.

Menurut Lazarus dan Folkman (dalam Evanjeli, 2012) yang menjelaskan

stress sebagai kondisi individu yang dipengaruhi oleh lingkungan. Kondisi stress

terjadi karena ketidakseimbangan antara tekanan yang dihadapi individu dan

kemampuan untuk menghadapi tekanan tersebut. Individu membutuhkan energy

yang cukup untuk menghadapi situasi stress agar tidak mengganggu kesejahteraan

mereka.

Pada saat seseorang mengalami stress ada dua aspek utama dari dampak yang

ditimbulkan akibat stress yang terjadi, yaitu aspek fisik dan aspek psikologis

(Sarafino,1998) yaitu:

a. Aspek Fisik

Berdampak pada menurunnya kondisi seseorang pada saat stress sehingga

orang tersebut mengalami sakit pada organ tubuhnya, seperti sakit kepala,

gangguan pencernaan.

b. Aspek Psikologis

Terdiri dari gejala kognisi, gejala emosi, dan gejala tingkah laku. Masing-

masing gejala tersebut mempengaruhi kondisi psikologis seseorang dan

11
membuat kondisi psikologisnya menjadi negatif, seperti menurunnya daya

ingat, merasa sedih dan menunda pekerjaan. Hal ini dipengaruhi oleh berat

atau ringannya stres.

Kemampuan individu di dalam mennghadapi virus corona ini berbeda-beda.

Hal ini dikarenakan kemampuan individu dalam bertahan terhadap stress sehingga

membuat dirinya menjadi berantakan yang disebut dengan tingkat toleransi

terhadap stress ini berbeda-beda antara satu individu dengan individu lainnya.

Individu dengan kepribadian yang lemah bila dihadapkan pada stress yang kecil

sekalipun akan menimbulkan perilaku yang tidak sewajarnya dilakukan. Berbeda

dengan individu yang berkepribadian kuat, meskipun dihadapkan pada stress yang

besar, dia akan dapat menghadapinya dan menyelesaikan kondisi stress yang

dialaminya tersebut.

Ketakutan yang dialami individu dikarenakan baru dihadapkan dengan virus

yang mewajibkan mereka untuk menjaga jarak antara orang-orang, bekerja di

rumah, dan juga penyebarannya yang semakin hari semakin banyak membuat

individu menjadi panik, cemas dan juga menyebabkan stress. Individu yang

berkepribadian lemah ini sangat rentan akan terkena stress akibat kecemasan akan

terkena virus corona ini. Banyaknya informasi Covid-19 yang beredar massif di

masyarakat, dapat berdampak buruk terhadap psikologis individu dan ini akan

membuat individu tersebut menjadi stress dan juga panik berlebih. Tetapi

merasakan perasaan seperti itu merupakan hal yang wajar dan sangat mungkin

dialami oleh semua orang. Rasa panik, stress dan juga cemas dapat berdampak

12
buruk apabila seseorang tidak dapat mengelolanya dengan baik. Begitu pula

sebaliknya, ketika seseorang bisa mengendalikannya, itu dapat menjadi motivasi di

dalam dirinya untuk selalu tegar dalam menghadapi situasi saat ini.

Stress yang dialami seseorang dapat mempengaruhi produktivitas dan

aktivitas rutin seseorang. Hal ini terjadi karena cadangan energi seseorang terkuras

habis untuk memikirkan hal-hal negatif, dari segala macam informasi tentang

Covid-19 yang diterimanya. Sehingga dalam melakukan aktivitas, mereka menjadi

tidak bersemangat lagi dalam menjalankan aktivitas sehari-harinya diakibatkan

terus memikirkan hal negatif dari virus corona tersebut.

Stress yang dialami oleh individu-individu akibat Covid-19 harus diatasi agar

stress yang dialami tidak akan memperburuk keadaan jiwa individu tersebut. Hal

yang dapat dilakukan untuk mengatasi penyebab stress karena wabah Covid-19

ini, pertama yaitu masyarakat atau individu harus membekali diri dengan

pengetahuan yang cukup tentang Covid-19 dan membatasi informasi yang

diterima. Apabila individu membekali dirinya dengan informasi dari sumber yang

terpercaya yaitu informasi dari website resmi pemerintah, dapat membuat individu

tidak mudah percaya pada informasi yang masih diragukan kebenarannya dan

masih bersifat opini dan rumor. Hal ini dapat mengurangi kepanikan dan juga

stress yang dialami. Tidak melulu mencari tahu informasi tentang covid membuat

individu merasa lebih tenang sehingga membatasi komsumsi informasi mengenai

pandemi Covid-19 sangat dianjurkan agar tidak menjadikan cemas dan stress

yang berlebihan akibat terlalu banyak menonton, melihat atau mendengar berita

13
mengenai Covid-19. Selalu fokus pada informasi yang positif dan berguna agar

dapat mengurangi stress.

Kedua, mencari tahu tentang kondisi kesehatan melalui skrining mandiri. Hal

ini dilakukan agar kita mngetahui hasil dari kesehatan diri kita, apabila kita tidak

pernah ada kontak dengan pasien Covid-19 berstatus apapun maka kita akan

terhindar yang namanya terpapar virus Covid-19 ini. Apabila individu telah

mengetahui bahwa dirinya sehat maka individu tersebut harus senantiasa

membiasakan diri untuk berpola hidup sehat untuk meningkatkan daya tahan

tubuh, tetap mengkonsumsi makanan yang bergizi, tidur yang cukup, selalu

melakukan olahraga secara teratur ataupun aktivitas fisik lainnya. Tak lupa selalu

menjaga jarak yang cukup dengan orang lain agar terhindar dari virus corona ini.

Ketiga, lakukan aktivitas yang dapat menenangkan diri. Rasa cemas, takut

maupun stress yang dialami sangat wajar terjadi di tengah kondisi seperti ini,

tetapi usahakan untuk tidak terhanyut agar terhindar dari kondisi mental yang

semakin buruk. Sebab apabila dipikiran dipenuhi dengan rasa cemas dan takut

yang berlebihan, dapat berdampak buruk pada sistem kekebalan tubuh. Sehingga

dianjurkan agar setiap individu selalu mencari aktivitas positif yang akan membuat

mereka merasa lebih tenang. Seperti memasak, membaca, mendengarkan musik

dan juga olahraga. Kegiatan-kegiatan tersebut dapat membantu mengalihkan

pikiran kita sehingga tidak selalu berfokus pada informasi tentang Covid-19 yang

akan menambah kecemasan dan tidak dapat mengurasi stress yang dimiliki.

14
Selain itu, jangan lupa untuk terus berdoa dan beribadah agar dapat

menenangkan diri. Jika diperlukan, anda dapat bercerita atau mengungkapkan

perasaan pada keluarga, teman, atau orang terdekat untuk mendapatkan dukungan.

Membangun komunikasi yang positif ini tak hanya sebatas orang yang ada

dirumah, tetapi bisa dilakukan dengan memanfaatkan teknologi untuk

berkomunikai dengan keluarga, temanyang berbeda tempat tinggal. Dengan

begitu, rasa stress dan cemas yang timbul akibat pandemik Covid-19 dapat

berkurang.

Keempat, selalu menerapkan protokol kesehatan dan imbauan dari

pemerintah. Hal ini agar individu dapat meminimalisir akan terpaparnya virus

corona dan akan membuat penyebaran virus ini berkurang akibat tidak banyaknya

individu yang keluar rumah tanpa adanya keperluan yang mendesak. Hal ini juga

dapat mempermudah pemerintah didalam melakukan atau mengimplementasikan

kebijakan yang dibuatnya tersebut. Menerapkan selalu social distancing akan

mengurangi dampak stress yang ditimbulkan akibat kepercayaan diri individu

tersebut bahwa mereka tidak terkena virus corona ini dikarenakan selalu berada di

rumah.

Dengan melakukan hal-hal tersebut senantiasa individu akan terhindar dari

rasa cemas dan stress akibat selalu memikirkan tentang virus corona ini. Perilaku

individu yang selalu melakukan hal positif akan berdampak positif juga bagi diri

mereka. Memberikan kepercayaan kepada pemerintah untuk menerapkan

kebijakan-kebijakan yang akan mengurangi penyebaran virus corona ini lebih baik

15
dan menjauhkan rasa cemas dan stress yang dialaminya sehingga pekerjaan-

pekerjaan sehari-hari tidak terganggu akibat terlalu fokus akan berita-berita

simpang siur dari virus corona ini.

16
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Virus corona yang telah tersebar luas di Indonesia ini membuat perubahan

perilaku masyarakat yang drastis,dan membuat sikap masyarakat menjadi lebih

over-protektif terhadap lingkungan sekitarnya. Ketakutan terhadap virus corona

akan memberikan pengaruh terhadap sikap sosial masing-masing individu

Menghentikan setidaknya untuk sementara kegiatan individu tersebut demi

mencegah persebaran Covid-19 tentu saja bukan persoalan mudah bagi masyarakat

kita. Tentu saja ada perasaan ganjil, kikuk, dan tidak lazim ketika mereka

mengabaikan kebiasaan yang dilakukan sehari-harinya tersebut. Sehingga

diperlukan waktu agar individu terbiasa akan protocol-protokol pemerintah ini.

Semakin banyaknya penyebaran virus corona dan juga penerapan protokol-

protokol pemerintah ini mengakibatkan banyak individu menjadi panic dan juga

stress. Stress yang dialami seseorang dapat mempengaruhi produktivitas dan

aktivitas rutin seseorang. Hal ini terjadi karena cadangan energi seseorang terkuras

habis untuk memikirkan hal-hal negatif, dari segala macam informasi tentang

Covid-19 yang diterimanya. Hal yang dapat dilakukan untuk mengatasi penyebab

stress karena wabah Covid-19 ini yaitu dengan membatasi informasi yang masuk,

mencari tahu tentang kondisi kesehatan, dan juga melakukan aktivitas yang akan

menenangkan diri. Dengan melakukan hal-hal tersebut senantiasa individu akan

17
terhindar dari rasa cemas dan stress akibat selalu memikirkan tentang virus corona

ini.

B. Saran

Setelah membaca dan memahami materi Prilaku Individu Dalam Menghadapi

Covid-19, penulis mengharapkan materi ini dapat memberikan manfaat bagi

pembaca, serta memotivasi pembaca untuk terus mengindahkan protocol

kesehatan yang telah ditetapkan oleh pemerintah sehingga wabah Covid-19 ini

dapat cepat terselesaikan, dan akan membuat masyarakat jauh akan stress akibat

semakin banyaknya persebaran virus corona ini.

18
DAFTAR PUSTAKA

Salam. 2020. Analisis Perilaku Masyarakat Indonesia Dalam Menghadapi Pandemi

Virus Corona (Covid-19) Dan Kiat Menjaga Kesejahteraan Jiwa. Jurnal Sosial

Dan Budaya Syar’i. Vol 7(3).

Rahmawati, Etik. (2020, April 07). Pertahanan Diri Menghadapi Covid-19.

News.detik.com. Diunduh dari https://news.detik.com/kolom/d-

4967974/pertahanan-diri-menghadapi-covid-19

Hilmy, Masdar. (2020, April 04). SIKAP ILMIAH MENGHADAPI PANDEMI

COVID-19. Diundu dari https://w3.uinsby.ac.id/sikap-ilmiah-menghadapi-

pandemi-covid-19/

Afifah, Mahardini Nur. (2020, Mei 10). Bagaimana Dampak Stres Pandemi Corona

pada Kesehatan Mental dan Fisik?. Health.kompas.com. Diunduh dari

https://health.kompas.com/read/2020/05/10/190700368/bagaimana-dampak-

stres-pandemi-corona-pada-kesehatan-mental-dan-fisik-?page=3

http://eprints.ums.ac.id/37501/6/BAB%20II.pdf

https://www.academia.edu/28859527/PERILAKU_INDIVIDU

http://m-herry.blogspot.com/2014/09/pengertian-perilaku-individu-dalam.html

19

Anda mungkin juga menyukai