Anda di halaman 1dari 18

SEJARAH DAN PERKEMBANGAN BIROKRASI

DI NEGARA BERKEMBANG (INDONESIA) DAN


NEGARA MAJU

OLEH: FHISILMI KAFFAH

NIM: 1701110316

DOSEN : TITO HANDOKO,S.IP,M.SI

MATA KULIAH BIROKRASI PEMERINTAHAN

JURUSAN ILMU PEMERINTAHAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS RIAU

2018
DAFTAR ISI
ABSTRAK .......................................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN

a. Latar Belakang ....................................................................................... 4


b. Rumusan Masalah ................................................................................... 5
c. Tujuan ..................................................................................................... 5

BAB II PEMBAHASAN

a. Pengertian Birokrasi ................................................................................ 6


b. Sejarah Birokrasi ..................................................................................... 6
c. Perkembangan Birokrasi di Indonesia .................................................... 9
1. Birokrasi Masa Kerajaan ................................................................... 9
2. Birokrasi Masa Kolonial ................................................................... 9
3. Birokrasi Masa Orde Lama ............................................................. 11
4. Birokrasi Masa Orde Baru .............................................................. 12
5. Birokrasi Masa Reformasi .............................................................. 12
d. Birokrasi di Negara Maju ..................................................................... 14

BAB III PENUTUP

a. Kesimpulan ........................................................................................... 17

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 18

2
ABSTRAK (ABSTRACT)
Bureaucracy is a phenomenon that is commonly encountered in government.
Bureaucratic journey since being met in western countries to enter Indonesia.
Theories and thoughts about this bureaucracy also vary. Understanding and
teaching bureaucracy in western countries can be applied well. But developing
countries like Indonesia face various problems. This is one of the reasons that the
government is not ready to deal with changes. Since Indonesia was colonized until
reform. But unlike the case with developed countries, the development of the
bureaucracy is very good and successful which is exemplary.
(Birokrasi merupakan suatu fenomena yang sudah biasa ditemui dalam
pemerintahan. Perjalanan birokrasi sejak di temui di negara barat hingga masuk ke
indonesia. Teori dan pemikiran terhadap birokrasi ini juga berbeda-beda.
Pemahaman dan ajaran birokrasi di negara barat dapat diterapkan dengan baik.
Tetapi dinegara berkembang seperti indonesia menghadapi berbagai permasalahan.
Hal ini salah satu penyebabnya adalah tidak sigapnya pemerintah dalam mengadapi
perubahan. Sejak indonesia dijajah hingga reformasi. Namun berbeda halnya
dengan negara maju, perkembangan birokrasinya sangat baik dan sukses yang patut
dicontoh.)

Kata Kunci : Birokrasi, Birokrasi di Indonesia, Negara Perintis (Maju)

3
BAB 1

PENDAHULUAN

a. Latar belakang

Birokrasi adalah sistem pemerintahan yang dijalankan oleh pegawai pemerintah


karena telah berpegang pada hierarki dan jenjang jabatan. Fenomena birokrasi
selalu ada bersama kita dalam kehidupan kita sehari-hari dan setiap orang seringkali
mengeluhkan cara berfungsinya birokrasi sehingga pada akhirnya orang akan
mengambil kesimpulan bahwa birokrasi tidak ada manfaatnya karena banyak
disalahgunakan oleh pejabat pemerintah (birokratisme) yang merugikan
masyarakat.

Birokrasi bukanlah suatu fenomena yang baru bagi kita karena sebenarnya telah
ada dalam bentuknya yang sederhana sejak beribu-ribu tahun yang lalu. Namun
demikian kecenderungan mengenai konsep dan praktek birokrasi telah mengalami
perubahan yang berarti sejak seratus tahun terakhir ini. Dalam Masyarakat yang
modern, birokrasi telah menjadi suatu organisasi atau institusi yang penting.

Pada masa sebelumnya ukuran negara pada umumnya sangat kecil, namun pada
masa kini negara-negara modern memiliki luas wilayah, ruang lingkup organisasi,
dan administrasi yang cukup besar dengan berjuta-juta penduduk. Kajian birokrasi
sangat penting dipelajari, karena secara umum dipahami bahwa salah satu institusi
atau lembaga, yang paling penting sebagai personifikasi negara adalah pemerintah,
sedangkan personifikasi pemerintah itu sendiri adalah perangka tbirokrasinya
(birokrat).

Membicarakan tentang birokrasi tentunya sangat penting bagi kita untuk


mengetahui bagaimana sejarah birokrasi. Birokrasi memiliki asal kata dari Burcau,
digunakan pada awal abad ke 13 di Eropa Barat bukan hanya untuk menunjuk pada
meja tulis saja, akan tetapi lebih pada kantor, semisal tempat kerja dimana pegawai
bekerja. Makna asli dari birokrasi berasal dari Prancis yang artinya pelapis meja.
Bentuk birokrasi paling awal terdiri dari tingkatan kasta rohaniawan / tokoh agama.

4
Negara memformulasikan,memaksakan dan menegakkan peraturan dan memungut
pajak, memberikan kenaikan kepada sekelompok pegawai yang bertindak untuk
menyelenggarakan fungsi tersebut.

Sangat menarik membicarakan tentang birokrasi, karena dalam realita


kehidupan birokrasi terkesan negatif dan menyulitkan dalam melayani masyarakat,
padahal para pegawai birokrasi itu dibayar dari duit masyarakat. Dan terkadang
wewenang yang diberikan kepada pegawai dari birokrasi disalahgunakan. Misalnya
seperti masalah tentang korupsi di dirjen pajak yang hangat-hangatnya dibicarakan
akhir-akhir ini. Oleh karena itu sangat diperlukan adanya reformasi birokrasi

b. Rumusan masalah
1. Apa pengertian birokrasi ?
2. Bagaimana sejarah birokrasi secara umum ?
3. Bagaimana sejarah dan perkembangan birokrasi di indonesia ?
4. Bagaimana perkembangan birokrasi di negara maju?

c. Tujuan
1. Mengetahui dan memahami pengertian birokrasi
2. Mengetahui dan memahami sejarah birokrasi secara umum
3. Mengetahui sejarah dan perkembangan birokrasi di indonesia
4. Mengetahu dan memahami perkembangan birokrasi dinegara maju

5
BAB II
PEMBAHASAN
a. Pengertian birokrasi

Birokrasi biasanya menunjuk suatu lembaga atau tingkatan lembaga khusus.


Selain itu birokrasi juga dapat berarti suatu metode tertentu untuk mengalokasikan
sumber daya dalam suatu organisasi yang berskala besar. Selanjutnya birokrasi
diartikan sebagai “beurauness” or ”quality that distinguishes bureaus from other
types of organization”. Birokrasi adalah suatu organisasi yang memiliki rantai
komando dengan bentuk piramida dimana biasanya ditemui pada instansi yang
sifatnya administratif maupun militer.
Birokrasi mempunyai arti bureau + cratie atau sistem struktur manajemen
pemerintahan negara atau administrasi besar atau organisasi sesuai dengan
kebutuhan atau keinginan yang kompleks yang ditandai dengan otoritas hirarkis di
antara banyak kantor dengan prosedur yang tetap.
Pada mulanya, istilah ini digunakan untuk menunjuk pada suatu sistematika
kegiatan kerja yang diatur atau diperintah oleh suatu kantor melalui kegiatan-
kegiatan administrasi (Ernawan, 1988). Dalam konsep bahasa Inggris secara umum,
birokrasi disebut dengan “civil service”. Selain itu juga sering disebut dengan
public sector, public service atau public administration.
Definisi birokrasi telah tercantum dalam kamus awal secara sangat
konsisten. Kamus akademi Perancis memasukan kata tersebut pada tahun 1978
dengan arti kekuasaan, pengaruh, dari kepala dan staf biro pemerintahan. Kamus
bahasa Jerman edisi 1813, mendefinisikan birokrasi sebagai wewenang atau
kekuasaan yang berbagai departemen pemerintah dan cabang-cabangnya
memeperebutkan diri untuk mereka sendiri atas sesama warga negara. Kamus
teknik bahasa Italia terbit 1823 mengartikan birokrasi sebagai kekuasaan pejabat di
dalam administrasi pemerintahan.

b. Sejarah Birokrasi

Konsep birokrasi berawal dari M.De gourney melalui surat tertanggal 1 Juli
1764 yang ditulis oleh Baran De Grim yang merujuk pada gagasan Gourney yang

6
mengeluh akan tata kelola pemerintahan yang buruk pada saat itu dengan berusaha
melayani dirinya sendiri. Kemudian Gourney menyebutnya dengan penyakit
bureamania. Namun Machiavelli sebagai salah satu cendekiawan raja di Italia saat
itu menyarankan agar ketika memilih suatu aparat perlu menekankan mencari
aparat yang cakap dan gaji mereka dengan cukup serta tidak mencari penghasilan
dari sumber-sumber lain. 1

Sejarah tentang birokrasi ini juga tidak berhenti sampai di sana pada masa
pemerintahan kedinastian Cina sebelum masehi sudah ada konsepsi tentang
senioritas sistem merit dan sebagainya. Pada tahun 337 sebelum masehi juga Shan
pu Hai menuliskan tentang serangkaian prinsip yang sangat erat terkait dengan
prinsip yang dikembangkan dalam Teori Administrasi yang dikembangkan pada
abad ke 20.

Oleh karena itu de Gourney ini diadopsi secara luas dalam kamus Eropa
selama abad ke-18 istilah Perancis bureaucratie kemudian menjadi birokratie , di
Italia menjadi burocrazia dan Inggris dengan bureaucracy dan diterjemahkan
dalam bahasa Indonesia sebagai birokrasi. Dalam perjalanannya muncul istilah
birokrat,birokratis,birokratisasi, birokratik dan sebagainya. Bahkan dalam kajian
yang sangat kontemporer menjadi reformasi birokrasi patologi birokrasi dan
semangat semangat lain dari kajian tentang birokrasi ini.

Dalam kamus bahasa Perancis yang menulis, coba telusuri arti dari birokrasi
ini berarti kekuasaan pengaruh dari pemimpin dan staf biro pemerintahan
government by bureau. Sedangkan di dalam bahasa Jerman diartikan sebagai
kewenangan atau kekuasaan di mana aneka Departemen pemerintahan dan
cabangnya merebutnya dari warga negara bagi diri mereka sendiri. padahal istilah-
istilah dasarnya adalah bureau berarti meja tulis yang bermakna tempat seorang
pejabat bekerja.

Namun sangat tragis perjalanan birokrasi ini lagi-lagi bukan diperkenalkan


oleh para akademisi sebagaimana teori kewirausahaan birokrasi karya Osborne dan
Gaebler 1998 tapi kata birokrasi ini diperkenalkan oleh seorang Novelis bernama

1
Yogi Suprayogi Sugandi. Administrasi Publik. 2015. Yogyakarta. Graha Ilmu. Hlm 166

7
Ballsac dalam judul novel yang berjudul Les Employee's 1836 dan kemudian
diadopsi oleh level 1854. Ketika birokratisme yakni tingkah laku dan sepak terjang
dari pejabat profesional yang merugikan warga negara. Namun kemudian Joseph
Oldenski 1904 seorang pengacara dari Polandia yang mengadopsi tulisan dari Mohl
sedang memiliki kasus tentang penyalahgunaan yang dilakukan oleh birokrasi
sehingga 1986 birokrasi dalam kamus politik Perancis disebutkan berasal dari
Jerman dan dipopulerkan oleh Blazac.

Konsep birokrasi ini kemudian diperkenalkan ke Inggris melalui terjemahan


karya berbahasa Jerman. Karya Gores Germany and the Revolution Pada tahun
1819 sampai dengan 1820. Istilah di Inggris Ini pertama kali dikenal dengan nama
bureaucratisch yang kemudian diterangkan kembali sebagai bureaucratic. Miles
dalam karyanya Principle Of Political Economy 1848 menempatkan diri sebagai
penentang dari konsentrasi semua keterampilan dan pengalaman serta kekuasaan
dari tindakan yang terorganisasi ditangan manajemen kepentingan yang luas. Ia
menyebutnya sebagai Dominant Birocracy yang muncul dalam masyarakat Inggris.

Hinggalah Max Weber sosiologi Jerman pada abad 19 ini mengemukakan


tentang konsepsi tipe ideal organisasi pemerintah yang rasional dan profesional
dalam bukunya The Theory Of Social And Economic Organization 1974 the free
press New York. Pemikiran Weber didorong keinginan yang menciptakan
organisasi modern yang bisa digunakan pemerintah menjalankan modernisasi dan
pembangunan. Max Weber sendiri menganggap birokrasi secara teknis merupakan
organisasi yang paling efisien bagi kehidupan bersama manusia. Mengapa karena
birokrasi bekerja atas dasar sistem aturan secara impersonal di mana birokrasi
sendiri tidak turut terlibat dalam penyusunan sistem aturan tersebut sehingga
analogi yang tepat untuk birokrasi ialah seperti halnya mesin dalam dunia produksi
sementara organisasi-organisasi lain analog dengan alat-alat produksi selain mesin.

Aliran Weberian menempatkan birokrasi di dalam teori Sistem otoritas dan


pemerintahannya yang lebih luas serta peranan dan organisasi pengetahuan teknis
di dalam masyarakat-masyarakat industri ia melihat kekuasaan birokrasi sebagai
bersumber dari posisi Sentral yang menduduki nya di dalam proses historis dari
modernisasi. pendekatan marxist menempatkan birokrasi di dalam teori dominasi

8
dan konflik kelas yang lebih luas dan melihat kekuasaan birokratik sebagai sumber
dari fungsi yang dilaksanakan nya di dalam masyarakat kelas. Iya juga
menempatkan birokrasi di dalam teori sejarah yang mempertimbangkan
kemungkinan masa depan masyarakat industri tanpa kelas.2

c. Perkembangan Birokrasi Di Indonesia


1. Birokrasi Masa Kerajaan
Sejarah perjalanan birokrasi di Indonesia tidak pernah terlepas dan pengaruh
system politik yang berlangsung. Apa pun system politik yang diterapkan selama
kurun waktu sejarah pemerintahan di Indonesia, birokrasi tetap memegang peran
sentral dalam kehidupan masyarakat. Baik dalam sistem politik sentralistik maupun
system politik yang demokratis sekalipun, seperti yang diterapkan Negara-negara
maju, keberadaan birokrasi sulit dijauhkan dari aktivitas-aktivitas dan kepentingan-
kepentingan politik pemerintah.
Sebagian besar wilayah Indonesia sebelum kedatangan bangsa asing pada
abad ke-16, menganut sistem kekuasaan dan pengaturan masyarakat yang
berbentuk sistem kerajaan. Dalam system kerajaan, puncuk pimpinan ada di tangan
raja sebagai pemegang kekuasaan tunggal dan absolut. Segala keputusan ada di
tangan raja dan semua masyarakat harus tunduk dan patuh pada kehendak sang raja.
Ciri ciri birokrasi pada masa kerajaan adalah :
- Penguasa menganggap dan menggunakan administrasi public sebagai urusan
pribadi.
- Administrasi adalah perluasan rumah tangga istananya.
- Tugas pelayanan di tunjukkan kepada pribadi sang raja.
- Gaji dari raja kepada pegawai kerajaan pada hakikatnya adalah anugerah yang
juga dapat ditarik sewaktu waktu.
- Para pejabat kerajaan dapat bertindak sekehendak hatinya terhadap rakyat.

2. Birokrasi Masa Kolonial


Birokrasi kolonial di Indonesia mulai berkembang sekitar tahun 1830 di
bawah pimpinan Gubernur Jenderal yang baru Van Den Bosh sejalan dengan

2
David Beetham. Birokrasi. 2000. Bumi Aksara

9
pelaksanaan Cultuurstelsel tanam paksa. Tetapi baru pada tahun 1860-1870 aparat
administrasi pemerintahan berubah menjadi kompleks. hal ini dilihat dari
penciptaan unit administrasi administrasi daerah yang lebih kecil afdeling jumlah
pejabat pengawas Belanda meningkat dan tugas-tugas mereka menjadi kompleks
dan berlipat ganda. Bersamaan dengan itu elite priyayi Indonesia diintegrasikan ke
dalam dinas negara setempat binnenlands bestuur. 3

Fenomena ini dalam konteks Weber sebagai globalisasi birokrasi


patrimonial. Untuk mendapat loyalitas dari para birokrat kelas bawah para
Ambtenaar yang berasal dari pribumi pemerintah kolonial melakukan seleksi
terhadap birokrat birokrat pribumi pemerintah kolonial melakukan seleksi terhadap
birokrat birokrat pribumi. Dalam hal ini pamong praja atau pejabat tersebut di jabat
secara turun temurun yang Dengan demikian tidak mungkin orang cacah rakyat
biasa Masuk ke dalam jajaran birokrasi. ini berarti birokrasi Indonesia kala itu tidak
didasarkan kepada keahlian atau professionalisme tertentu tetapi berdasarkan
keturunan darah. dengan mengikuti kategorisasi Weber tentang wewenang
beroperasi termasuk birokrasi patrimonial bukan rasional yang seiring dengan itu
maka wewenang nya bukan legal-rasional tetapi wewenang tradisional.

Selama pemerintahan kolonial berkuasa di Indonesia terjadi dualism sistem


birokrasi pemerintahan. Di satu sisi telah mulai diperkenalkan dan diberlakukan
sistem administrasi colonial belanda yang mengenal sistem birokrasi dan
administrasi modern, sedangkan pada sisi lain, sistem administrasi
tradisional masih tetap dipertahankan pemerintahan colonial.
Birokrasi pemerintahan kolonial disusun secara hierarki yang puncaknya
pada Raja Belanda. Dalam mengimplementasikan kebijakan pemerintahan di
Negara jajahan, Ratu Belanda menyerahkan kepada wakilnya, yakni seorang
gubernur jenderal. Kekuasaan dan kewenangan gubernur jenderal meliputi seluruh
keputusan politik di wilayah Negara jajahan yang dikuasai. Gubernur Jenderal
dibantu oleh para gubernur dan residen. Gubernur merupakan wakil pemerintah
pusat yang berkedudukan di Batavia untuk wilayah provinsi, sedangkan di tingkat
kabupaten terdapat asisten residen dan pengawas yang diangkat oleh gubernur

3
Yogi Suprayogi Sugandi. Administrasi Publik. 2015. Yogyakarta. Graha Ilmu. Hlm 172

10
jenderal untuk mengawasi bupati dan wedana dalam menjalankan pemerintahan
sehari – hari.

3. Birokrasi Zaman Orde Lama


Ketika Indonesia diproklamasikan banyak kebutuhan jabatan menengah dan
tinggi yang harus diisi. Kekosongan Ini diisi dengan cara mempromosikan pegawai-
pegawai yang menduduki jabatan rendah di zaman penjajahan menjadi pegawai
tinggi dalam birokrasi pemerintahan di era proklamasi. Pamong Pamong Praja
diberi kesempatan untuk memperluas jangkauan dan tanggung jawab yang besar.
Pada saat yang bersamaan para pejabat tinggi negara juga berusaha mempelajari
cara-cara menjalankan pemerintahan pusat seperti yang pernah dilakukan Belanda.
Dari segi gaya pemerintahan karena sebagian terbesar pamong praja adalah orang
Jawa maka gaya Jawa itu berkembang dalam birokrasi Indonesia.

Pada zaman demokrasi parlementer birokrasi diwarnai dengan loyalitas


birokrasi terhadap partai di mana dia berafiliasi. para pegawai memiliki afiliasi
terhadap partai tertentu. Oleh karena itu setiap terjadi pergantian partai atau kabinet
terjadi pula pergantian pejabat pejabat tinggi birokrasi pergantian partai atau
kabinet sendiri tergantung pada kualitas yang terjadi di parlemen.4

Banyak kebijakan atau program birokrasi pemerintah yang lebih kental


nuansa kepentingan politik dari partai yang sedang berkuasa atau berpengaruh
dalam suatu departemen.Program – program departemen yang tidak sesuai dengan
garis kebijakan partai yang berkuasa dengan mudah dihapuskan oleh menteri baru
yang menduduki suatu departemen. Birokrasi pada masa itu benar- benar
mengalami politisasi sebagai instrument politik yang berkuasa atau berpengaruh.

Dampak dari sistem pemerintahan parlementer telah memunculkan


persaingan dan sistem kerja yang tidak sehat di dalam birokrasi. Birkrasi menjadi
tidak professional dalam menjalankan tugas-tugasnya, birokrasi tidak pernah dapat
melaksanakan kebijakan atau program-programnya karena sering terjadi pergantian
pejabat dari partai politik yang memenangkan pemilu. Setiap pejabat atau menteri
baru selalu menerapkan kebijakan yang berbeda dari pendahulunya yang berasal

4
Yogi Suprayogi Sugandi. Administrasi Publik. 2015. Yogyakarta. Graha Ilmu. Hlm 173

11
dari partai politik yang berbeda. Pengangkatan dan penempatan pegawai tidak
berdasarkan merit system, tetapi lebih pada pertimbangan loyalitas politik terhadap
partainya.

4. Birokrasi Masa Orde Baru


Berakhirnya masa pemerintahan kolonialisme di Indonesia membawa perubahan
social politik yang sangat berarti bagi kelangsungan sistem birokrasi
pemerintahan.perbedaan-perbedaan pandangan yang terjadi di antara pendiri
bangsa di awal masa kemerdekaan tentang bentuk Negara yang akan didirikan,
termaksud dalam pengaturan birokrasinya.
Setidak-tidaknya terdapat dua persoalan dilematis menyangkut aparat birokrasi
pada saat itu . Pertama, bagaimana cara mendapatkan pegawai Republik Indonesia
yang telah berjasa mempertahankan Republik Indonesia, tetapi relative kurang
memiliki keahlian dan pengalaman kerja yang memadai. Kedua, bagaimana
menempatkan pegawai yang telah bekerja pada pemerintahan belanda yang
memiliki keahlian, tetapi dianggap berkhianat atau tidak loyal terhadap Negara
Republik Indonesia (Menpan, 1995).
Pada masa ini akhirnya birokrasi menjadi begitu superior terhadap publik.
Semua aspek kehidupan masyarakat hamper dapat dipastikan tersentuh oleh
kekuasaan birokrasi. Lembaga perizinan menjadi mekanisme control efektif bagi
birokrasi, mulai dari pelayanan akta kelahiran, kartu penduduk, sampai akta
kematian, semuanya telah menjadi bagian dari upaya birokrasi untuk mengontrol
dan memobilisasi potensi masyarakat bagi kepentingan birokrasi.

5. Birokrasi Di Era Reformasi


Reformasi birokrasi yang dijalankan di Indonesia merupakan sebuah
keharusan bagi perubahan dalam penyelenggaraan pemerintahan baik ditingkatan
nasional maupun daerah terutama pasca gerakan reformasi 1998 yang
memunculkan transisi politik. arah transisi reformasi birokrasi dalam setengah
dekade masih tampak berkutat pada upaya menata ulang aspek mikro administrasi
yakni pendayagunaan birokrasi untuk mencapai tujuan tujuan kebijakan. inovasi
sektor publik pada reformasi birokrasi merupakan konsekuensi logis dari perubahan
pada level mikro administrasi. meski diakui bahwa inovasi sektor pabrik seperti ini

12
memang menyediakan modalitas bagi reformasi birokrasi meskipun kurang
memadai untuk mencapai dampak kebijakan yang diinginkan.5

Menguatnya dominasi birokrasi justru diikuti dengan kecenderungan


birokrasi yang tidak terbuka dan akuntabel. Tentu saja hal ini memberikan dampak
negatif terhadap pembangunan (Riggs 1960 dalam Hirschman 1999). Melalui
gerakan administrasi pembangunan sebenarnya Riggs beserta pakar administrasi
publik lainnya telah menyadari bahwa konsep birokrasi weberian tidak cocok
dengan situasi dan kondisi sosial budaya negara-negara miskin ( Hirschman 1999).6

Memang kasus di Eropa Barat menunjukkan bahwa perkembangan


Birokrasi dapat menunjang perkembangan modernisasi masyarakat. Birokrasi
negara muncul untuk merespon perluasan dan kompleksitas tugas tugas
administrasi pemerintahan sebagai akibat merosotnya peranan Raja patrimonial
(Mas'oed 1999). Tetapi penerapan model birokrasi weberian yang dipaksakan untuk
negara-negara berkembang justru menciptakan mutasi birokrasi seperti birokrasi
patrimonial yang tidak mendukung proses pembangunan. Subhan (2000)
melabelkan penyakit birokrasi di Indonesia sebagai "bureaumania"yang dicirikan
dengan berbagai bentuk penyimpangan seperti kecenderungan inefisiensi
penyalahgunaan wewenang kolusi korupsi dan nepotisme birokrasi dijadikan alat
statusku untuk otopsi masyarakat guna mempertahankan dan memperluas
kekuasaan monopolitik.

Dalam menjalankan fenomena birokrasi yang detrimental terhadap proses


pembangunan Hasil studi Alavi (1979 dalam Mas'oed 1999) di negara-negara Asia
Selatan relevan untuk digunakan. Menurut studi tersebut Manuver birokrasi yang
bebas dari kendali masyarakatnya merupakan penyebab munculnya birokrasi yang
bekerja untuk dirinya (otonom) bukan untuk melayani masyarakat. Ada dua
penjelasan mengenai hal tersebut pertama birokrasi di negara-negara berkembang
menjadi over developed setelah masa penjajahan berakhir sehingga tidak lagi
memiliki atasan yang bisa menunjukkannya. Kedua ketiadaan kelas sosial yang

5
Prof.Dr.Rer.Publ.Eko Prasojo. Reformasi Birokrasi Dalam Transisi.2016. Kencana.Jakarta
6
Samudra Wibawa. Administrasi Negara Isu-Isu Kontemporer. 2009.Yogyakarta. Graha Ilmu

13
menyimpang yang terorganisir untuk menunjukkan kekuatan birokrasi akibatnya
birokrasi menjadi semakin bebas dari kontrol masyarakat.

Di Indonesia sejak Orde Baru hingga saat ini birokrasi hanya tunduk pada
kekuatan partai politik. meskipun peraturan pemerintah yang mengatur netralitas
telah diterbitkan Dalam praktiknya birokrasi tetap otonom sebagai entitas kelas
yang eksklusif. Akibatnya birokrasi bekerja tidak lebih dari sekedar mesin politik
untuk melayani kepentingan penguasa ketimbang masyarakat. karena karakter yang
demikian pembaharuan aparatur pemerintahan (bureaucracy reform)sebagai
prasyarat penetapan tata pemerintahan yang baik good governance mendapat
tantangan yang berat. ( Samudra wibawa. Administrasi negara isu-isu kontemporer.
2009.yogyakarta. graha ilmu)

d. Birokrasi Di Negara Maju ( Kemajuan Para Perintis)


Birokrasi di negara sedang berkembang di harapkan menunjukkan
perbedaannya dari pola pola perilaku yang dapat diasosiasikan dengan model
birokrasi klasik yang biasanya didasarkan atas pengamatan yang terhadap birokrasi
di negara barat.7 Berbeda dengan negara maju atau sang perintis lahirnya birokrasi
terdapat perbedaan yang signifikan dalam melakukan reformasi birokrasinya.
Negara-negara perintis memiliki cara mengkas birokrasi untuk memajukan
birokrasinya.

Di Indianapolis misalnya Walikota Steve Goldsmith menciptakan urgensi


dengan mendorong departemen-departemennya bersaing dengan sektor swasta. Ia
mentendekjan lebih dari 27 jasa di mana badan-badan pemerintah bersaing dalam
tender melawan badan-badan swasta. Dalam proses tersebut ia menghemat lebih
dari 100 juta dollar selama 7 tahun dan memangkas staf keamanan non-pegawai
negeri sebanyak 40% sekaligus mempertahankan tingkat pelayanan mendorong
badan pemerintah untuk melakukan perbaikan dan menjaga perdamaian dengan
serikat Serikat pegawai.8

7
Freed W. Riggs . Administrasi Pembangunan.1996. Jakarta Rajawali Pers
8
David Osborne Dan Peter Plastrik. Memangkas Birokrasi. 2004. Jakarta. PPM

14
Di Hampton, Virginia sebuah kota berpenduduk 130.000 jiwa yang sedang
kehilangan populasinya kehilangan usaha dan berjuang mengatasi utang manajer
Kota Bob o'neill dan walikota James eason mulai mengembangkan visi baru dan
melontarkannya kepada masyarakat dan pegawai. Mereka mendefinisikan kembali
misi pemerintahan kota dari menyediakan pelayanan sampai menjadi perantara
sumber sumber daya masyarakat. Selanjutnya mereka menyesuaikan operasi-
operasi kota dengan misi baru tersebut dengan menggunakan kontrak kinerja
(performance contract) dengan para manajer dan kampanye bersama untuk
mengubah budaya dan nilai-nilai organisasi kebiasaan perasaan dan pikiran para
pegawai. Selama 10 tahun berikutnya pembangunan pusat kota menggelora pajak
kekayaan turun Pembayaran utang dipotong setengahnya kepuasan warga terhadap
pemerintah kota mencapai 90% berdasarkan survei tahunan dan kota memperoleh
reputasi sebagai inovator pemerintah terkemuka di Virginia.

Di Minnesota sekelompok aktivis untuk kepentingan umum dan bisnis


meyakinkan gubernur dan lembaga legislatif bahwa cara terbaik untuk
memperbaiki sekolah sekolah adalah mencabut monopoli distrik memberi
kebebasan para orang tua untuk memilih sekolah negeri di distrik manapun dan
mendorong distrik untuk bersaing memperebutkan siswa pendaftar berikut dana
pendidikannya. Dalam beberapa tahun distrik-distrik berebut menarik siswa dengan
memperbaiki program mereka mereka melipatgandakan jumlah kursus tingkat
Advanced dengan menempatkan kerja yang ditawarkan oleh sekolah sekolah
menengah dan hampir melipatgandakan jumlah Sekolah Negeri alternatif di negara
bagian itu. pendapat hal yang setuju terhadap pilihan sekolah meningkat dari 35%
menjadi 86%.

Di badan kehutanan AS pembaruan dimulai dengan suatu teks percobaan


pada 3 hutan nasional dan sebuah tempat riset. kantor pusat memberi kebebasan
kepada para manajer untuk membelanjakan anggaran mereka bilang menurut
mereka sesuai menghapuskan regulasi yang menghambat dan mendorong mereka
untuk mendistribusikan pengambilan keputusan ku pegawai lini depan. Dalam 2
tahun produktivitas di tempat-tempat itu melonjak 18%. Dengan menggunakan
keunggulan Ini kantor pusat wilayah timur menghapuskan banyak kontrol
birokrasinya dan secara bertahap memangkas sepertiga stafnya berkat kinerja yang

15
meningkat di seluruh wilayah biaya overhead kantor wilayah turun sampai
mendekati setengah dari wilayah wilayah lain di negara bagian itu.9

Di Australia para pembaharu mengurangi prestasi para manajer terhadap


birokrasi dengan membagi Departemen pelayanan administrasi yang besar sekali
menjadi 13 perusahaan bisnis. memonopoli mereka dan membuat mereka
menerima penghasilan dengan menjual jasa kepada badan-badan pemerintah yang
lain bersaing dengan perusahaan-perusahaan swast. dalam lima tahun perusahaan
perusahaan ini menyusutkan 32% jumlah staf mereka mengubah kerugian tahunan
sebesar 100 juta dolar menjadi laba tahunan sebesar 46, 7 juta dolar dan
meningkatkan produktivitas mereka 5, 6% setahun.

Di Inggris Raya Perdana Menteri Margaret Thatcher menjual aktivitas


pemerintah senilai 20 miliar pound sekitar 30 miliar dolar dengan lebih dari Rp600.
000 pegawai kepada para pemodal swasta. Ia kemudian membaca departemen-
departemen yang masih ada menjadi lebih dari 100 badan semi otonom yang
memberi mereka banyak keleluasan sebagai ganti dari kontrak-kontrak kerja yang
dilakukan dengan tepat penerusnya Chord Mayor mendorong sebagian besar
organisasi pemerintah untuk menerbitkan standar pelayanan pelanggan dan uji
pasar banyak fungsi memberi kesempatan perusahaan-perusahaan swasta
mengajukan penawaran kerja kepada unit-unit pemerintah. Dengan memangkas
sepertiga stafnya pamong praja Inggris secara dramatis meningkatkan kinerja nya.

Di Selandia Baru partai buruh dan seorang kader pegawai negeri tingkat
puncak bahkan lebih radikal. mereka membuang hampir semua peraturan pegawai
negeri membentuk kembali sektor pemerintah inti menjadi puluhan Departemen
kecil yang beroperasi menurut anggaran kinerja dan menjual lebih dari 8, 2 miliar
dolar Selandia baru sekitar 5 miliar dolar AS industri industri milik negara. mereka
mengubah berbagai industru yang dioperasikan oleh pemerintah lainnya menjadi
Badan Usaha Milik Negara BUMN yang bebas beroperasi sebagai bisnis. dalam
lima tahun pertama BUMN BUMN itu meningkatkan pendapatan sebesar 15%
melibatkan empat kali laba dan mengurangi tenaga kerja sebanyak setengahnya.

9
David Osborne Dan Peter Plastrik. Memangkas Birokrasi. 2004. Jakarta. PPM

16
BAB III
PENUTUP
a. Kesimpulan
Birokrasi biasanya menunjuk suatu lembaga atau tingkatan lembaga khusus.
Selain itu birokrasi juga dapat berarti suatu metode tertentu untuk mengalokasikan
sumber daya dalam suatu organisasi yang berskala besar. Selanjutnya birokrasi
diartikan sebagai “beurauness” or ”quality that distinguishes bureaus from other
types of organization”. Birokrasi adalah suatu organisasi yang memiliki rantai
komando dengan bentuk piramida dimana biasanya ditemui pada instansi yang
sifatnya administratif maupun militer.
Konsep birokrasi berawal dari M.De gourney melalui surat tertanggal 1 Juli
1764 yang ditulis oleh Baran De Grim yang merujuk pada gagasan Gourney yang
mengeluh akan tata kelola pemerintahan yang buruk pada saat itu dengan berusaha
melayani dirinya sendiri. Kemudian Gourney menyebutnya dengan penyakit
bureamania. Namun Machiavelli sebagai salah satu cendekiawan raja di Italia saat
itu menyarankan agar ketika memilih suatu aparat perlu menekankan mencari
aparat yang cakap dan gaji mereka dengan cukup serta tidak mencari penghasilan
dari sumber-sumber lain.
Perkembangan birorasi dari birokrasi klasik di barat yang akhirnya masuk
ke negara timur seperti indonesia. Perkembangan birokrasi dinegara maju berbeda
sekali dengan negara berkembang. Negara berkembang seperti indonesia telah
menghadapi reformasi birokrasi, namun permasalahan birokrasi masi menggelayut
tidak pernah selesai.

17
DAFTAR PUSTAKA
Yogi Suprayogi Sugandi. Administrasi publik. 2015. Yogyakarta. Graha ilmu

David Beetham. Birokrasi. 2000. Bumi Aksara

Prof.Dr.Rer.Publ.Eko Prasojo. Reformasi Birokrasi Dalam Transisi.2016.


Kencana.Jakarta
Samudra Wibawa. Administrasi Negara Isu-Isu Kontemporer. 2009.Yogyakarta.
Graha Ilmu
Freed W. Riggs . Administrasi Pembangunan.1996. Jakarta Rajawali Pers
David Osborne Dan Peter Plastrik. Memangkas Birokrasi. 2004. Jakarta. PPM

18

Anda mungkin juga menyukai