Anda di halaman 1dari 21

Pengertian Pengawasan menurut Victor M.

Situmorang dan Jusuf Juhiradalah setiap usaha dan


tindakan dalam rangka untuk mengetahui sampai dimana pelaksanaan tugas yang dilaksanakan menurut
ketentuan dan sasaran yang hendak dicapai.
Menurut Sondang P. Siagian, Pengertian Pengawasan ialah proses pengamatan dari pelaksanaan
seluruh kegiatan organisasi untuk menjamin agar semua pekerjaan yang sedang dilakukan berjalan
sesuai dengan rencana yang telah ditentukan sebelumnya.
Djamaluddin Tanjung dan Supardan mengemukakan Pengertian Pengawasan yaitu salah satu fungsi
manajemen untuk menjamin agar pelaksanaan kerja berjalan sesuai dengan standar yang telah
ditetapkan dalam perencanaan.
Dengan pengawasan dapat diketahui sampai dimana penyimpangan, penyalahgunaan, kebocoran,
pemborosan, penyelewengan, dan lain-lain kendala di masa yang akan datang. Jadi keseluruhan dari
pengawasan adalah kegiatan membandingkan apa yang sedang atau sudah dikerjakan dengan apa yang
direncanakan sebelumnya, karena itu perlu kriteria, norma, standar dan ukuran tentang hasil yang
ingin dicapai.
Dari pengertian pengawasan diatas, terdapat hubungan yang erat antara pengawasan dan perencanaan,
karena pengawasan dianggap sebagai aktivitas untuk menemukan, mengoreksi penyimpanganpenyimpangan dalam pelaksanaan dan hasil yang dicapai dari aktivitas-aktivitas yang direncanakan.
Dalam hubungan ini, Harold Koontz dan Cyriel P. Donel berpendapat bahwa perencanaan dan
pengawasan merupakan dua sisi mata uang yang sama.
Dengan demikian jelas bahwa tanpa rencana, maka pengawasan tidak mungkin dapat dilaksanakan,
karena tidak ada pedoman atau petunjuk untuk melakukan pengawasan itu. Rencana tanpa pengawasan
akan cenderung memberi peluang timbulnya penyimpangan-penyimpangan, penyelewengan dan
kebocoran tanpa ada alat untuk mencegah, oleh karena itu diperlukan adanya pengawasan.
Pengawasan merupakan salah satu fungsi manajemen yang sangat penting, sehingga berbagai ahli
manajemen dalam memberikan pendapatnya tentang fungsi manajemen selalu menempatkan unsur
pengawasan sebagai fungsi yang penting. Kasus-kasus yang terjadi dalam banyak organisasi adalah tidak
diselesaikannya suatu penugasan, tidak ditepatinya waktu dalam penyelesaian suatu anggaran yang
berlebihan dan kegiatan-kegiatan lain yang menyimpang dari rencana.
Begitu pentingnya pengawasan dalam suatu organisasi sehingga keberhasilan atau kinerja suatu
organisasi menjadi ukuran, sampai dimana pelaksanaan pengawasan terhadap organisasi tersebut.
Bahkan dalam praktek manajemen modern pengawasan tidak dapat lagi dipisahkan dengan fungsifungsi manajemen lainnya.

Tujuan Pengawasan
Tujuan Pengawasan yaitu, sebagai berikut :
1. Menjamin ketetapan pelaksanaan tugas sesuai dengan rencana tersebut, kebijaksanaan dan perintah.

2.
3.
4.
5.

Melaksanakan koordinasi kegiatan-kegiatan.


Mencegah pemborosan dan penyelewengan.
Menjamin terwujudnya kepuasan masyarakat atas barang dan jasa yang dihasilkan.
Membina kepercayaan masyarakat terhadap kepemimpinan organisasi (pemerintah).

Sekian mengenai pengertian pengawasan dan tujuan pengawasan, semoga tulisan saya mengenai
pengertian pengawasan dan tujuan pengawasan dapat bermanfaat.
Sumber : Buku dalam Penulisan Pengertian Pengawasan dan Tujuan Pengawasan :
- Rahardjo Adisasmita, 2011. Pengelolaan Pendapatan & Anggaran Daerah. Penerbit Graha Ilmu :
Yogyakarta.
http://www.pengertianpakar.com/2014/12/pengertian-dan-tujuan-pengawasan.html

Pengertian Pengawasan Dan


Fungsinya Secara Lengkap
SORA N 15/07/2014
Pengertian pengawasan dan fungsinya secara lengkap Pengawasan adalah sebuah proses
untuk memastikan bahwa semua aktifitas yang terlaksana telah sesuai dengan apa yang telah
direncanakan sebelumnya. Itulah definisi pengawasan secara umum.
Jenis-jenis pengawasan
Lalu

dibawah

ini

beberapa

berbagai

jenis

pengawasan

yang

dapat

dilakukan,

diantaranya

sebagaimana di bawah ini:

Pengawasan Internal (Intern) dan Eksternal (Ekstern) Pengawasan internal (intern) adalah
pengawasan yang dilakukan oleh orang ataupun badan yang ada terdapat di dalam lingkungan
unit organisasi/lembaga yang bersangkutan. Sedangkan pengawasan eksternal (ekstern)
adalah pengawasan atau pemeriksaan yang dilakukan oleh unit pengawasan yang ada di luar
unit organisasi/lembaga yang diawasi.

Pengawasan Preventif dan Represif Pengawasan preventif adalah lebih dimaksudkan sebagai,
suatu pengawasan yang dilakukan pada kegiatan sebelum kegiatan itu dilaksanakan, sehingga
dapat mencegah terjadinya kegiatan yang menyimpang. Misalnya, pengawasan tersebut
dilakukan oleh pemerintah supaya untuk menghindari adanya penyimpangan-penyimpangan
pelaksanaan keuangan negara yang akan membebankan/merugikan negara. Sedangkan
pengawasan represif adalah, suatu pengawasan yang dilakukan terhadap suatu kegiatan
setelah

kegiatan

tersebut

sudah

dilaksanakan

atau

dilakukan.

Misalnya

pengawasan represif dilakukan pada akhir tahun anggaran, yang dimana anggaran yang telah
ditentukan lalu disampaikan laporannya.

Pengawasan Aktif dan Pasif Pengawasan aktif (dekat) adalah pengawasan yang dilaksanakan
sebagai dari bentuk pengawasan yang dilakukan di tempat kegiatan yang bersangkutan. Lalu
pengawasan pasif (jauh) adalah suatu pengawasan yang dilakukan misalnya melalui
penelitian serta pengujian terhadap surat-surat atau laporan-lapotan pertanggung jawaban
yang disertai dengan berbagai bukti penerimaan maupun bukti pengeluaran.

Pengawasan kebenaran formil Pengawasan kebenaran formil dalah pengawasan menurut hak
(rechtimatigheid)

&

pemeriksaan

pengeluaran (doelmatigheid).

kebenaran

materiil

mengenai

maksud

serta

tujuan

Apa itu pengewasan?

Fungsi pengawasan
Fungsi Pengawasan adalah, sebagai mana di bawah ini:

Untuk menilai apakah setiap unit-unit telah melakukan kebijaksanaan & prosedur yang menjadi
tanggung jawabnya masing-masing.

Untuk menilai apakah surat-surat atau laporan yang dihasilkan telah menggambarkan
kegiatan-kegiatan yang sebenarnya secara cermat maupun tepat

Untuk menilai apakah pengendalian manajemen sudah cukup memadai & dilaksanakan secara
efektif..

Untuk meneliti apakah kegiatan sudah terlaksana secara efektif yaitu mencapai tujuan yang
telah ditetapkan sebelumnya.

Untuk meneliti apakah kegiatan sudah dilaksanakan secara efisien.

Jadi dapat disimpulkan bahwa fungsi pengawasan adalah untuk memberikan nilai, analisis,
merekomendasikan serta menyampaikan hasil surat/laporan sehubungan dengan bidang pekerjaan
organisasi atau lembaga yang telah diteliti.

http://www.pengertianku.net/2014/07/pengertian-pengawasan-dan-fungsinya.html

Pengertian Dan fungsi pengawasan menurut para ahli


Pengawasan
PENGERTIAN DAN FUNGSI PENGAWASAN
A. PENGERTIAN PENGAWASAN
George R. Tery (2006:395) mengartikan pengawasan sebagai mendeterminasi apa yang telah
dilaksanakan, maksudnya mengevaluasi prestasi kerja dan apabila perlu, menerapkan tidankantindakan korektif sehingga hasil pekerjaan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.
Robbin (dalam Sugandha, 1999 : 150) menyatakan pengawasan itu merupakan suatu proses aktivitas
yang sangat mendasar, sehingga membutuhkan seorang manajer untuk menjalankan tugas dan
pekerjaan organisasi.
Kertonegoro (1998 : 163) menyatakan pengawasan itu adalah proses melaui manajer berusaha
memperoleh kayakinan bahwa kegiatan yang dilakukan sesuai dengan perencanaannya.
Terry (dalam Sujamto, 1986 : 17) menyatakan Pengawasan adalah untuk menentukan apa yang telah
dicapai, mengadakan evaluasi atasannya, dan mengambil tindakan-tidakan korektif bila diperlukan
untuk menjamin agar hasilnya sesuai dengan rencana.
Dale (dalam Winardi, 2000:224) dikatakan bahwa pengawasan tidak hanya melihat sesuatu dengan
seksama dan melaporkan hasil kegiatan mengawasi, tetapi juga mengandung arti memperbaiki dan
meluruskannya sehingga mencapai tujuan yang sesuai dengan apa yang direncanakan.
Admosudirdjo (dalam Febriani, 2005:11) mengatakan bahwa pada pokoknya pengawasan adalah
keseluruhan daripada kegiatan yang membandingkan atau mengukur apa yang sedang atau sudah
dilaksanakan dengan kriteria, norma-norma, standar atau rencana-rencana yang telah ditetapkan
sebelumnya.
Siagian (1990:107) menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan pengawasan adalah proses pengamatan
daripada pelaksanaan seluruh kegiatan organisasi untuk menjamin agar supaya semua pekerjaan yang
sedang dilakukan berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan sebelumnya.
Jadi Pengawasan adalah sebagai suatu usaha sistematis oleh manajemen untuk membandingkan kinerja
standar, rencana, atau tujuan yang telah ditentukan terlebih dahulu untuk menentukan apakah kinerja
sejalan dengan standar tersebut dan untuk mengambil tindakan penyembuhan yang diperlukan untuk
melihat bahwa sumber daya manusia digunakan dengan seefektif dan seefisien mungkin didalam
mencapai tujuan.
B.
FUNGSI PENGAWASAN
Menurut Ernie dan Saefulah (2005: 12), fungsi pengawasan adalah :
a)
Mengevaluasi keberhasilan dan pencapaian tujuan serta target sesuai dengan indikator
yang di tetapkan.
b)
Mengambil langkah klarifikasi dan koreksi atas penyimpangan yang mungkin
ditemukan.
c)
Melakukan berbagai alternatife solusi atas berbagai masalah yang terkait dengan
pencapaian tujuan perusahaan.
Menurut Maringan (2004: 62), fungsi pengawasan adalah :
a)
Mempertebal rasa tanggung jawab terhadap pejabat yang diserahi tugas dan
wewenang dalam melaksanakan pekerjaan.
b)
Mendidik para pejabat agar mereka melaksanakan pekerjaan sesuai dengan prosedur
yang telah ditentukan.
c)
Untuk mencegah terjadinya penyimpangan, penyelewengan, kelalaian, dan kelemahan

agar tidak terjadi kerugian yang tidak diinginkan


2.

DASAR SISTEM PENGAWASAN DAN OBJEK PENGAWASAN

A. SISTEM PENGAWASAN
Sistem Komperatif, yaitu :
Mempelajari laporan kemajuan pekerjaan
Membandingkan laporan hasil-hasil pelaksanaan pekerjaan dengan rencana
Mengadakan analisa terhadap perbedaan-perbedaan, temasuk pengaruh faktor lingkungan.
Memberikan penilaian terhadap hasil pekerjaan termasuk para penanggung jawabnya.
Membuat suatu keputusan untuk perbaikan dan penyempurnaan pelaksanaan pekerjaan.
Sistem Verifikatif, yaitu :
Menentukan ketentuan-ketentuan yang berhubungan dengan prosedur pemeriksaan.
Membuat laporan secara periodic terhadap hasil pemeriksaan.
Mempelajari laporan untuk mengetahui perkembangan dari hasil pelaksanaan.
Mengadakan penilaian terhadap hasil pelaksanaan.
Mengambil keputusan untuk tindakan-tindakan perbaikan atau penyempurnaan.
Sistem Inspeksi
Inspeksi dimaksudkan untuk mengecek kebenaran dari hasil laporan. Selain itu inspeksi bertujuan untuk
memberikan penjelasan-penjelasan terhadap kebijaksanaan pimpinan,dilakukan dengan rasa
kesetiakawanan, solidaritas dan morak yang tinggi.
Sistem Investigasi
Sistem ini lebih menitik beratkan pada penyelidikan/penelitian yang lebih mendalam terhadap
masalah-masalah yang bersifat negatif. Hal ini karena dari hasil laporan masih bersifat hipotesa
(anggapan), laporan tersebut mungkin benar dan mungkin salah, oleh karena itu perlu diteliti lebih
dalam untuk dapat mengungkap hipotesis tersebut. Tahapan-tahapan yang dilakukan adalah
pengumpulan data, menganalisa/mengolah data dan penelitian terhadap data tersebut (validitas
data ). Kemudian dari hasil penelitian tersebut segera diambil keputusan.
B.
OBJEK PENGAWASAN
Yaitu hal-hal yang harus diawasi dalam pelaksanaan suatu rencana. Objek pengawasan ini banyak
macamnya, tergantung dari program atau kegiatan yang dilaksanakan. Secara garis besar objek
pengawasan dapat dikelompokkan menjadi 4, yakni :
a. Kuantitas dan kualitas program, yakni barang atau jasa yang dihasilkan oleh kegiatan atau program
tersebut.
b. Biaya program, dengan menggunakan 3 macam standar, yakni modal yang dipakai, pendapatan yang
diperoleh dan harga program.
c. Pelaksanaan (implementasi) program, yaitu pengawasan terhadap waktu pelaksanaan, tempat
pelaksanaan dan proses pelaksanaan, apakah sesuai dengan yang telah ditetapkan dalam perencanaan.
d. Hal-hal yang bersifat khusus, yaitu pengawasan yang ditujukan kepada hal-hal khusus yang
ditetapkan oleh pimpinan atau manajer.
3.

STANDAR OPERASI PROSEDUR PENGAWASAN

1. Tahap Penetapan Standar


Tujuannya adalah sebagai sasaran, kuota, dan target pelaksanaan kegiatan yang digunakan sebagai
patokan dalam pengambilan keputusan. Bentuk standar yang umum yaitu :

a. standar phisik
b. standar moneter
c. standar waktu
2. Tahap Penentuan Pengukuran Pelaksanaan Kegiatan
Digunakan sebagai dasar atas pelaksanaan kegiatan yang dilakukan secara tepat.
3. Tahap Pengukuran Pelaksanaan Kegiatan
Beberapa proses yang berulang-ulang dan kontinue, yang berupa atas, pengamatan, laporan, metode,
pengujian, dan sampel.
4. Tahap Pembandingan Pelaksanaan dengan Standar dan Analisa Penyimpangan
Digunakan untuk mengetahui penyebab terjadinya penyimpangan dan menganalisanya mengapa bisa
terjadi demikian, juga digunakan sebagai alat pengambilan keputusan bagai manajer.
5. Tahap Pengambilan Tindakan Koreksi
Bila diketahui dalam pelaksanaannya terjadi penyimpangan, dimana perlu ada perbaikan dalam
pelaksanaan.
4.
PENGAWASAN YANG EFEKTIF
Kriteria pengawasan yang efektif :
a. Pengawasan harus mendukung sifat dan kebutuhan kegiatan (aktivitas)
b. Pengawasan perlu melaporkan setiap penyimpangan yang terjadi dengan segera
c. Pengawasan harus mempunyai pandangan ke depan
d. Pengawasan harus objektif, teliti sesuai dengan standard yamg digunakan
e. Pengawasan harus luwes/fleksibel
f. Pengawasan harus serasi dengan pola orgamisasi
g. Pengawasan harus ekonomis
h. Pengawasan harus mudah mengerti
i. Pengawasan harus diikuti dengan perbaikan/koreksi
http://rizkypasoa.blogspot.co.id/2014/11/pengertian-dan-fungsi-pengawasan.html

39 PENGERTIAN PENGAWASAN
JANUARY 9, 20131 COMMENT

PENGERTIAN PENGAWASAN

Pengawasan adalah proses dalam menetapkan ukuran kinerja dan pengambilan


tindakan yang dapat mendukung pencapaian hasil yang diharapkan sesuai
dengan kinerja yang telah ditetapkan tersebut. Controlling is the process of
measuring performance and taking action to ensure desired results.
Pengawasan adalah proses untuk memastikan bahwa segala aktifitas yang
terlaksana sesuai dengan apa yang telah direncanakan . The process of ensuring
that actual activities conform the planned activities.

Menurut Winardi Pengawasan adalah semua aktivitas yang dilaksanakan oleh


pihak manajer dalam upaya memastikan bahwa hasil aktual sesuai dengan hasil
yang direncanakan. Sedangkan menurut Basu Swasta Pengawasan
merupakan fungsi yang menjamin bahwa kegiatan-kegiatan dapat memberikan
hasil seperti yang diinginkan. Sedangkan menurut Komaruddin Pengawasan
adalah berhubungan dengan perbandingan antara pelaksana aktual rencana,
dan awal Unk langkah perbaikan terhadap penyimpangan dan rencana yang
berarti.

Pengawasan adalah suatu upaya yang sistematik untuk menetapkan kinerja


standar pada perencanaan untuk merancang sistem umpan balik informasi,
untuk membandingkan kinerja aktual dengan standar yang telah ditentukan,
untuk menetapkan apakah telah terjadi suatu penyimpangan tersebut, serta
untuk mengambil tindakan perbaikan yang diperlukan untuk menjamin bahwa
semua sumber daya perusahaan atau pemerintahan telah digunakan seefektif
dan seefisien mungkin guna mencapai tujuan perusahaan atau pemerintahan.
Dari beberapa pendapat tersebut diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa
pengawasan merupakan hal penting dalam menjalankan suatu perencanaan.

Dengan adanya pengawasan maka perencanaan yang diharapkan oleh


manajemen dapat terpenuhi dan berjalan dengan baik.

Pengawasan pada dasarnya diarahkan sepenuhnya untuk menghindari adanya


kemungkinan penyelewengan atau penyimpangan atas tujuan yang akan
dicapai. melalui pengawasan diharapkan dapat membantu melaksanakan
kebijakan yang telah ditetapkan untuk mencapai tujuan yang telah
direncanakan secara efektif dan efisien. Bahkan, melalui pengawasan tercipta
suatu aktivitas yang berkaitan erat dengan penentuan atau evaluasi mengenai
sejauhmana pelaksanaan kerja sudah dilaksanakan. Pengawasan juga dapat
mendeteksi sejauhmana kebijakan pimpinan dijalankan dan sampai sejauhmana
penyimpangan yang terjadi dalam pelaksanaan kerja tersebut.
Konsep pengawasan demikian sebenarnya menunjukkan pengawasan
merupakan bagian dari fungsi manajemen, di mana pengawasan dianggap
sebagai bentuk pemeriksaan atau pengontrolan dari pihak yang lebih atas
kepada pihak di bawahnya. Dalam ilmu manajemen, pengawasan ditempatkan
sebagai tahapan terakhir dari fungsi manajemen. Dari segi manajerial,
pengawasan mengandung makna pula sebagai:
pengamatan atas pelaksanaan seluruh kegiatan unit organisasi yang diperiksa
untuk menjamin agar seluruh pekerjaan yang sedang dilaksanakan sesuai
dengan rencana dan peraturan.
atau
suatu usaha agar suatu pekerjaan dapat dilaksanakan sesuai dengan rencana
yang telah ditentukan, dan dengan adanya pengawasan dapat memperkecil
timbulnya hambatan, sedangkan hambatan yang telah terjadi dapat segera
diketahui yang kemudian dapat dilakukan tindakan perbaikannya.
Sementara itu, dari segi hukum administrasi negara, pengawasan dimaknai
sebagai

proses kegiatan yang membandingkan apa yang dijalankan, dilaksanakan, atau


diselenggarakan itu dengan apa yang dikehendaki, direncanakan, atau
diperintahkan.
Hasil pengawasan ini harus dapat menunjukkan sampai di mana terdapat
kecocokan dan ketidakcocokan dan menemukan penyebab ketidakcocokan yang
muncul. Dalam konteks membangun manajemen pemerintahan publik yang
bercirikan good governance (tata kelola pemerintahan yang baik), pengawasan
merupakan aspek penting untuk menjaga fungsi pemerintahan berjalan
sebagaimana mestinya. Dalam konteks ini, pengawasan menjadi sama
pentingnya dengan penerapan good governance itu sendiri.

Dalam kaitannya dengan akuntabilitas publik, pengawasan merupakan salah


satu cara untuk membangun dan menjaga legitimasi warga masyarakat
terhadap kinerja pemerintahan dengan menciptakan suatu sistem pengawasan
yang efektif, baik pengawasan intern (internal control) maupun pengawasan
ekstern (external control). Di samping mendorong adanya pengawasan
masyarakat (social control).
Sasaran pengawasan adalah temuan yang menyatakan terjadinya
penyimpangan atas rencana atau target. Sementara itu, tindakan yang dapat
dilakukan adalah:
a.

mengarahkan atau merekomendasikan perbaikan;

b.

menyarankan agar ditekan adanya pemborosan;

c.

mengoptimalkan pekerjaan untuk mencapai sasaran rencana.

Pada dasarnya ada beberapa jenis pengawasan yang dapat dilakukan, yaitu:

1.

Pengawasan Intern dan Ekstern

Pengawasan intern adalah pengawasan yang dilakukan oleh orang atau badan
yang ada di dalam lingkungan unit organisasi yang bersangkutan. Pengawasan
dalam bentuk ini dapat dilakukan dengan cara pengawasan atasan langsung
atau pengawasan melekat (built in control) atau pengawasan yang dilakukan
secara rutin oleh inspektorat jenderal pada setiap kementerian dan inspektorat
wilayah untuk setiap daerah yang ada di Indonesia, dengan menempatkannya di
bawah pengawasan Kementerian Dalam Negeri.
Pengawasan ekstern adalah pemeriksaan yang dilakukan oleh unit pengawasan
yang berada di luar unit organisasi yang diawasi. Dalam hal ini di Indonesia
adalah Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), yang merupakan lembaga tinggi
negara yang terlepas dari pengaruh kekuasaan manapun. Dalam menjalankan
tugasnya, BPK tidak mengabaikan hasil laporan pemeriksaan aparat
pengawasan intern pemerintah, sehingga sudah sepantasnya di antara
keduanya perlu terwujud harmonisasi dalam proses pengawasan keuangan
negara. Proses harmonisasi demikian tidak mengurangi independensi BPK untuk
tidak memihak dan menilai secara obyektif aktivitas pemerintah.

2.

Pengawasan Preventif dan Represif

Pengawasan preventif lebih dimaksudkan sebagai, pengawasan yang dilakukan


terhadap suatu kegiatan sebelum kegiatan itu dilaksanakan, sehingga dapat
mencegah terjadinya penyimpangan. Lazimnya, pengawasan ini dilakukan
pemerintah dengan maksud untuk menghindari adanya penyimpangan
pelaksanaan keuangan negara yang akan membebankan dan merugikan negara
lebih besar. Di sisi lain, pengawasan ini juga dimaksudkan agar sistem
pelaksanaan anggaran dapat berjalan sebagaimana yang dikehendaki.
Pengawasan preventif akan lebih bermanfaat dan bermakna jika dilakukan oleh
atasan langsung, sehingga penyimpangan yang kemungkinan dilakukan akan
terdeteksi lebih awal.
Di sisi lain, pengawasan represif adalah pengawasan yang dilakukan terhadap
suatu kegiatan setelah kegiatan itu dilakukan. Pengawasan model ini lazimnya

dilakukan pada akhir tahun anggaran, di mana anggaran yang telah ditentukan
kemudian disampaikan laporannya. Setelah itu, dilakukan pemeriksaan dan
pengawasannya untuk mengetahui kemungkinan terjadinya penyimpangan.

3.

Pengawasan Aktif dan Pasif

Pengawasan dekat (aktif) dilakukan sebagai bentuk pengawasan yang


dilaksanakan di tempat kegiatan yang bersangkutan. Hal ini berbeda dengan
pengawasan jauh (pasif) yang melakukan pengawasan melalui penelitian dan
pengujian terhadap surat-surat pertanggung jawaban yang disertai dengan
bukti-bukti penerimaan dan pengeluaran. Di sisi lain, pengawasan berdasarkan
pemeriksaan kebenaran formil menurut hak (rechmatigheid) adalah
pemeriksaan terhadap pengeluaran apakah telah sesuai dengan peraturan,
tidak kadaluarsa, dan hak itu terbukti kebenarannya. Sementara, hak
berdasarkan pemeriksaan kebenaran materil mengenai maksud tujuan
pengeluaran (doelmatigheid) adalah pemeriksaan terhadap pengeluaran
apakah telah memenuhi prinsip ekonomi, yaitu pengeluaran tersebut diperlukan
dan beban biaya yang serendah mungkin.

4.

Pengawasan kebenaran formil menurut hak (rechtimatigheid) dan

pemeriksaan kebenaran materiil mengenai maksud tujuan pengeluaran


(doelmatigheid).
Dalam kaitannya dengan penyelenggaraan negara, pengawasan ditujukan untuk
menghindari terjadinya korupsi, penyelewengan, dan pemborosan anggaran
negara yang tertuju pada aparatur atau pegawai negeri. Dengan dijalankannya
pengawasan tersebut diharapkan pengelolaan dan pertanggung jawaban
anggaran dan kebijakan negara dapat berjalan sebagaimana direncanakan.

TIPE-TIPE PENGAWASAN

Donnelly, et al. (dalam Zuhad, 1996:302) mengelompokkan pengawasan


menjadi 3 Tipe pengawasan yaitu :
1. Pengawasan Pendahuluan (preliminary control).
2. Pengawasan pada saat kerja berlangsung (cocurrent control)
3. Pengawasan Feed Back (feed back control)
Pengawasan Pendahuluan (preliminary control).
Pengawasan yang terjadi sebelum kerja dilakukan. Pengawasan Pendahuluan
menghilangkan penyimpangan penting pada kerja yang diinginkan yang
dihasilkan sebelum penyimpangan tersebut terjadi. Pengawasan Pendahuluan
mencakup semua upaya manajerial guna memperbesar kemungkinan bahwa
hasil-hasil aktual akan berdekatan hasilnya dibandingkan dengan hasil-hasil
yang direncanakan.
Memusatkan perhatian pada masalah mencegah timbulnya deviasi-deviasi pada
kualitas serta kuantitas sumber-sumber daya yang digunakan pada organisasiorganisasi. Sumber-sumber daya ini harus memenuhi syarat-syarat pekerjaan
yang ditetapkan oleh struktur organisasi yang bersangkutan.
Dengan ini, manajemen menciptakan kebijaksanaan-kebijaksanaan, prosedurprosedur dan aturan-aturan yang ditujukan pada hilangnya perilaku yang
menyebabkan hasil kerja yang tidak diinginkan di masa depan. Dipandang dari
sudut prespektif demikian, maka kebijaksanaan-kebijaksanaan merupakan
pedoman-pedoman yang baik untuk tindakan masa mendatang.
Pengawasan pendahuluan meliputi; Pengawasan pendahuluan sumber daya
manusia, Pengawasan pendahuluan bahan-bahan, Pengawasan pendahuluan
modal dan Pengawasan pendahuluan sumber-sumber daya financial.
Pengawasan pada saat kerja berlangsung (cocurrent control)
Pengawasan yang terjadi ketika pekerjaan dilaksanakan. Memonitor pekerjaan
yang berlangsung guna memastikan bahwa sasaran-sasaran telah dicapai.
Concurrent control terutama terdiri dari tindakan-tindakan para supervisor yang
mengarahkan pekerjaan para bawahan mereka.
Direction berhubungan dengan tindakan-tindakan para manajer sewaktu mereka
berupaya untuk:
Mengajarkan para bawahan mereka bagaimana cara penerapan metode-

metode serta prosedur-prsedur yang tepat.


Mengawasi pekerjaan mereka agar pekerjaan dilaksanakan sebagaimana
mestinya.
Pengawasan Feed Back (feed back control)
Pengawasan Feed Back yaitu mengukur hasil suatu kegiatan yang telah
dilaksakan, guna mengukur penyimpangan yang mungkin terjadi atau tidak
sesuai dengan standar.
Pengawasan yang dipusatkan pada kinerja organisasional dimasa lalu. Tindakan
korektif ditujukan ke arah proses pembelian sumber daya atau operasi-operasi
aktual. Sifat kas dari metode-metode pengawasan feed back (umpan balik)
adalah bahwa dipusatkan perhatian pada hasil-hasil historikal, sebagai landasan
untuk mengoreksi tindakan-tindakan masa mendatang.
Adapun sejumlah metode pengawasan feed back yang banyak dilakukan oleh
dunia bisnis yaitu:
Analysis Laporan Keuangan (Financial Statement Analysis)
Analisis Biaya Standar (Standard Cost Analysis)
Pengawasan Kualitas (Quality Control)
Evaluasi Hasil Pekerjaan Pekerja (Employee Performance Evaluation)
TAHAP-TAHAP PROSES PENGAWASAN
Tahap Proses Pengawasan :
1. Tahap Penetapan Standar
Tujuannya adalah sebagai sasaran, kuota, dan target pelaksanaan kegiatan yang
digunakan sebagai patokan dalam pengambilan keputusan. Bentuk standar
yang umum yaitu :
a. standar phisik
b. standar moneter
c. standar waktu
2. Tahap Penentuan Pengukuran Pelaksanaan Kegiatan
Digunakan sebagai dasar atas pelaksanaan kegiatan yang dilakukan secara
tepat.
3. Tahap Pengukuran Pelaksanaan Kegiatan
Beberapa proses yang berulang-ulang dan kontinue, yang berupa atas,

pengamatan, laporan, metode, pengujian, dan sampel.


4. Tahap Pembandingan Pelaksanaan dengan Standar dan Analisa
Penyimpangan
Digunakan untuk mengetahui penyebab terjadinya penyimpangan dan
menganalisanya mengapa bisa terjadi demikian, juga digunakan sebagai alat
pengambilan keputusan bagai manajer.
5. Tahap Pengambilan Tindakan Koreksi
Bila diketahui dalam pelaksanaannya terjadi penyimpangan, dimana perlu ada
perbaikan dalam pelaksanaan.
Menurut Kadarman (2001, hal. 161) langkah-langkah proses pengawasan yaitu:
a. Menetapkan Standar
Karena perencanaan merupakan tolak ukur untuk merancang pengawasan,
maka secara logis hal irri berarti bahwa langkah pertama dalam proses
pengawasan adalah menyusun rencana. Perencanaan yang dimaksud disini
adalah menentukan standar.
b. Mengukur Kinerja
Langkah kedua dalam pengawasan adalah mengukur atau mengevaluasi kinerja
yang dicapai terhadap standar yang telah ditentukan.
c. Memperbaiki Penyimpangan
Proses pengawasan tidak lengkap jika tidak ada tindakan perbaikan terhadap
penyimpangan-penyimpangan yang terjadi.
Menurut G. R. Terry dalam Sukama (1992, hal. 116) proses pengawasan terbagi
atas 4 tahapan, yaitu:
1. Menentukan standar atau dasar bagi pengawasan.
2. Mengukur pelaksanaan
3. Membandingkan pelaksanaan dengan standar dan temukanlah perbedaan
jika ada.
4. Memperbaiki penyimpangan dengan cara-cara tindakan yang tepat.
Terry (dalam Winardi, 1986:397) bahwa pengawasan terdiri daripada suatu
proses yang dibentuk oleh tiga macam langkah-langkah yang bersifat universal
yakni:
1. mengukur hasil pekerjaan,

2. membandingkan hasil pekerjaan dengan standard dan memastikan


perbedaan (apabila ada perbedaan),
3. mengoreksi penyimpangan yang tidak dikehendaki melalui tindakan
perbaikan.
Maman Ukas (2004:338) menyebutkan tiga unsur pokok atau tahapan-tahapan
yang selalu terdapat dalam proses pengawasan, yaitu:
1. Ukuran-ukuran yang menyajikan bentuk-bentuk yang diminta. Standar ukuran
ini bisa nyata, mungkin juga tidak nyata, umum ataupun khusus, tetapi selama
seorang masih menganggap bahwa hasilnya adalah seperti yang diharapkan.
2. Perbandingan antara hasil yang nyata dengan ukuran tadi. Evaluasi ini harus
dilaporkan kepada khalayak ramai yang dapat berbuat sesuatu akan hal ini.
3. Kegiatan mengadakan koreksi. Pengukuran-pengukuran laporan dalam suatu
pengawasan tidak akan berarti tanpa adanya koreksi, jikalau dalam hal ini
diketahui bahwa aktivitas umum tidak mengarah ke hasil-hasil yang diinginkan.
Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa proses pengawasan dilakukan
berdasarkan beberapa tahapan yang harus dilakukan.
Menetapkan standar pelaksanaan (perencanaan)
Sehingga dalam melakukan pengawasan manajer mempunyai standard yang
jelas.
Penentuan pengukuran pelaksanaan kegiatan
Mengukur kinerja pegawai, sejauh mana pegawai dapat menerapkan
perencanaan yang telah dibuat atau ditetapkan perusahaan sehingga
perusahaan dapat mencapai tujuannya secara optimal.
Pembandingan pelaksanaan kegiatan dengan standard dan penganalisa
penyimpangan-penyimpangan
Pengambilan tindakan koreksi
Melakukan perbaikan jika ditemukan penyimpangan-penyimpangan yang
terjadi.
PENTINGNYA PENGAWASAN
Suatu prganisasi akan berjalan terus dan semakin komplek dari waktu ke waktu,
banyaknya orang yang berbuat kesalahan dan guna mengevaluasi atas hasil
kegiatan yang telah dilakukan, inilah yang membuat fungsi pengawasan

semakin penting dalam setiap organisasi. Tanpa adanya pengawasan yang baik
tentunya akan menghasilkan tujuan yang kurang memuaskan, baik bagi
organisasinya itu sendiri maupun bagi para pekerjanya.
Ada beberapa alasan mengapa pengawasan itu penting, diantaranya :
Perubahan lingkungan organisasi
Berbagai perubahan lingkungan organisasi terjadi terus-menerus dan tak dapat
dihindari, seperti munculnya inovasi produk dan pesaing baru, diketemukannya
bahan baku baru dsb. Melalui fungsi pengawasannya manajer mendeteksi
perubahan yang berpengaruh pada barang dan jasa organisasi sehingga mampu
menghadapi tantangan atau memanfaatkan kesempatan yang diciptakan
perubahan yang terjadi.
Peningkatan kompleksitas organisasi
Semakin besar organisasi, makin memerlukan pengawasan yang lebih formal
dan hati-hati. Berbagai jenis produk harus diawasi untuk menjamin kualitas dan
profitabilitas tetap terjaga. Semuanya memerlukan pelaksanaan fungsi
pengawasan dengan lebih efisien dan efektif.
Meminimalisasikan tingginya kesalahan-kesalahan
Bila para bawahan tidak membuat kesalahan, manajer dapat secara sederhana
melakukan fungsi pengawasan. Tetapi kebanyakan anggota organisasi sering
membuat kesalahan. Sistem pengawasan memungkinkan manajer mendeteksi
kesalahan tersebut sebelum menjadi kritis.
Kebutuhan manager untuk mendelegasikan wewenang
Bila manajer mendelegasikan wewenang kepada bawahannya tanggung jawab
atasan itu sendiri tidak berkurang. Satu-satunya cara manajer dapat menentukan apakah bawahan telah melakukan tugasnya adalah dengan
mengimplementasikan sistem penga-wasan.
Komunikasi
Menilai informasi dan mengambil tindakan koreksi
Langkah terakhir adalah pembandingan penunjuk dengan standar, penentuan
apakah tindakan koreksi perlu diambil dan kemudian pengambilan tindakan.
PERANCANGAN PROSES PENGAWASAN
Wiliam H. Newman menetapkan prosedure sistem pengawasan dimana
dikemukakan 5 jenis pendekatan, yaitu:

1) Merumuskan hasil yang di inginkan


Yang dihubungkan dengan individu yang melaksanakan.
2) Menetapkan penunjuk hasil
Dengan tujuan untuk mengatasi dan memperbaiki penyimpangan sebelum
kegiatan diselesaikan, yaitu dengan:
Pengukuran input
Hasil pada tahap awal
Gejala yang dihadapi
Kondisi perubahan yang diasumsikan
3) Menetapkan standar penunjuk dan hasil
Dihubungkan dengan kondisi yang dihadapi.
4) Menetapkan jaringan informasi dan umpan balik
Dimana komunikasi pengawasan didasarkan pada prinsip manajemen by
excetion yaitu atasan diberi informasi bila terjadi penyimpangan pada standar.
5) Menilai informasi dan mengambil tindakan koreksi
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat diambil satu kesimpulan bahwa proses
pengawasan merupakan hal penting dalam menjalankan kegiatan organisasi,
oleh karena itu setiap pimpinan harus dapat menjalankan fungsi pengawasan
sebagai salah satu fungsi manajemen.
Pengawasan yang dilakukan oleh pimpinan organisasi akan memberikan
implikasi terhadap pelaksanaan rencana, sehingga pelaksanaan rencana akan
baik jika pengawasan dilakukan secara baik, dan tujuan baru dapat diketahui
tercapai dengan baik atau tidak setelah proses pengawasan dilakukan. Dengan
demikian peranan pengawasan sangat menentukan baik buruknya pelaksanaan
suatu rencana.
Mengenai pentingnya pelaksanaan pengawasan untuk mensukseskan rencana,
Winardi (2000:172) mengungkapkan bahwa: pengawasan berarti membuat
sesuatu terjadi, sesuai dengan apa yang menurut rencana akan terjadi.
Perencanaan dan pengawasan boleh dikatakan tidak dapat kita pisahkan satu
sama lain, dan mereka ibarat: kembar siam dalam bidang manajemen.
BIDANG-BIDANG PENGAWASAN STRATEGIK
Bidang strategik yang dapat membuat organisasi secara keseluruhan mencapai
sukses yaitu :

Transaksi Keuangan
o Analisis Laporan Keuangan (Financial Statement Analysis)
Analisa laporan keuangan merupakan proses yang penuh pertimbangan dalam
rangka membantu mengevalusi posisi keuangan dan hasil operasi perusahaan
pada masa sekarang dan masa lalu, dengan tujuan untuk menentukan estimasi
dan prediksi yang paling mungkin mengenai kondisi dan kinerja perusahaan
pada masa mendatang.
o Manajemen Kas (Cash Management)
o Pengelolaan Biaya (Cost Control)
Hubungan Manajer dan Bawahan
Hubungan antara manager dan bawahan juga harus baik dan terjaga. Sebisa
mungkin ada hubungan 2 arah antara manager dan bawahan, bukan hubungan
searah dimana manager terus-terusan memberi perintah kepada bawahan
tanpa mau mendengar keluhan dan perasaan bawahannya. Bila ada hubungan
harmonis seperti keluarga dalam suatu perusahaan maka akan tercipta team
kerja yang solid dan kuat dalam menjalankan perusahaan.
Operasi-operasi Produktif
Alat-alat pengawasan yang paling dikenal dan paling umum digunakan adalah :
1) Manajemen Pengecualian (Management by Exception)
Manajemen pengecualian adalah teknik pengawasan yang memungkinkan
hanya penyimpangan kecil antara yang direncanakan dan kinerja aktual yang
mendapatkan perhatian dari wirausahawan. Manajemen penegecualian
didasarkan pada prinsip pengecualian, prinsip manajemen yang muncul paling
awal pada literatur manajemen. Prinsip pengecualian menyatakan bahwa
bawahan menangani semua persoalan rutin organisasional, sementara
wirausahawan menangani persoalan organisasional non rutin atau diluar
kebiasaan.
2) Management Information System (MIS)
MIS yaitu suatu metoda informal pengadaan dan penyediaan bagi manajemen,
informasi yang diperlukan dengan akurat dan tepat waktu untuk membantu
proses pembuatan keputusan dan memungkinkan fungsi-fungsi perencanaan,
pengawasan dan operasional organisasi yang dilaksanakan secara efektif.

MIS dirancang melalui beberapa tahap utama yaitu :


1. Tahap survei pendahuluan dan perumusan masalah.
2. Tahap desain konseptual.
3. Tahap desain terperinci.
4. Tahap implementasi akhir.
Kriteria agar MIS berjalan efektif, yaitu :
Mengikut sertakan pemakai dalam tim perancangan
Mempertimbangkan secara hati-hati biaya system
Memperlakukan informasi yang relevan dan terseleksi
Adanya pengujian pendahuluan
Menyediakan latihan dokumentasi tertulis bagi para operator dan pemakai
system
Sedangakan criteria utama MIS efektif yaitu :
Pengawasan terhadap kegiatan yang benar
Tepat waktu dalam pemakainya
Menekan biaya secara efektif
System yang digunakan harus tepat dan akurat
Dapat diterima oleh yang bersangkutan
3) Analisa Rasio
Rasio adalah hubungan antara dua angka yang dihitung dengan membagi satu
angka dengan angka lainnya. Analisa rasio adalah proses menghasilkan
informasi yang meringkas posisi financial dari organisasi dengan menghitung
rasio yang didasarkan pada berbagai ukuran finansial yang muncul pada neraca
dan neraca rugi-laba organisasi.
4) Penganggaran
Anggaran dalam organisasi ialah rencana keuangan yang menguraikan
bagaimana dana pada periode waktu tertentu akan dibelanjakan maupun
bagaimana dana tersebut akan diperoleh. Anggaran juga merupakan laporan
resmi mengenai sumber-sumber keuangan yang telah disediakan untuk
membiayai pelaksanaan aktivitas tertentu dalam kurun waktu yang ditetapkan.
Disamping sebagai rencana keuangan, anggaran juga merupakan alat
pengawasan.

Anggaran adalah bagian fundamental dari banyak program pengawasan


organisasi. Pengawasan anggaran atau Budgetary Control itu sendiri merupakan
suatu sistem sasaran yang telah ditetapkan dalam suatu anggaran untuk
mengawasi kegiatan-kegiatan manajerial, dengan membandingkan pelaksanaan
nyata dan pelaksanaan yang direncanakan.

Sumber

:http://itjen-depdagri.go.id/article-25-pengertian-

pengawasan.html
http://pyia.wordpress.com/2010/01/03/tugas-teori-organisasiumum/
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2009/11/alat-bantupengawasan-manajerial/

https://iamfadhli.wordpress.com/2013/01/09/39-pengertian-pengawasan/

Anda mungkin juga menyukai