Anda di halaman 1dari 7

DISKUSI 2.

Setelah anda membaca Modul 2 IPEM4434, yang mana salah satu materi
didalamnya membahas pembangunan negara merupakan suatu proses
untuk membangun kapasitas dan kapabilitas negara dalam menjalankan
fungsi-fungsinya. Untuk dapat menjamin fungsi-fungsi negara dijalankan,
diperlukan sebuah negara yang kuat. Tantangan yang dihadapi untuk
membangun negara yang kuat, baik secara internal maupun eksternal.

Berdasarkan kondisi tersebut, silahkan anda diskusikan bagaimana


Indonesia dapat membangun dirinya untuk menjadi negara yang kuat.

Jawab

Indonesia diprediksi akan menjadi salah satu kekuatan ekonomi terbesar di dunia. Bahkan
diperkirakan pada tahun 2045, Indonesia akan menjadi salah satu negara maju. Tentu
perkiraan itu bukan tanpa alasan. Hal ini dikarenakan semua potensi dan prasyarat untuk
menjadi negara kuat dan maju semua dimiliki oleh Indonesia. Mulai dari pertumbuhan
ekonomi yang cenderung meningkat, ketahanan nasional yang semakin tangguh dan solid,
SDM yang mumpuni dan pembangunan infrastruktur yang gencar yang dilakukan oleh
pemerintah. Semua ini dilakukan untuk meningkatkan kapasitas dan kapabilitas negara dalam
menjalankan fungsi-fungsinya. Oleh sebab itu, menurut saya ada beberapa hal yang dapat
dilakukan oleh Indonesia untuk menjadi negara yang kuat, antara lain:

a. Membangun Ketahanan Nasional yang kuat


Ketangguhan serta keuletan dan kemampuan bangsa untuk mengembangkan potensi
kekuatan nasional menjadi kekuatan pertahanan negara yang solid, perlu dibangun
diatas nilai – nilai kebangsaan, nasionalisme dan bela negara. Dalam perspektif
Ketahanan Nasional, ketiga elemen dasar tersebut merupakan prasyarat yang harus
dibina secara dini, terus menerus, terpadu dan berkelanjutan. Terkait hal inilah,
nasionalisme dan bela negara bukan merupakan retorika dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara, namun harus mampu diwujudkan dan diimplementasikan secara nyata
oleh seluruh komponen bangsa, utamanya kalangan intelektual muda. Kecerdasan
intelektual yang merupakan potensi besar yang dimiliki kalangan muda harus mampu
dikembangkan secara seimbang dengan kecerdasan emosional, kecerdasan moral dan
kecerdasan spiritual. Keseimbangan tersebut dibutuhkan sebagai rangkaian proses
membangun kesadaran individual terkait bela negara. Itulah yang sesungguhnya harus
disadari oleh kalangan intelektual muda untuk dipahami dan dikerjakan dalam
memenuhi hak dan kewajiban bela negara dalam perspektif Ketahanan Nasional.
Bagi bangsa Indonesia, perang merupakan jalan terakhir yang terpaksa harus
ditempuh untuk mempertahankan ideologi negara, kemerdekaan dan kedaulatan
NKRI. Doktrin dan Sistem Pertahanan Negara Indonesia tersebut secara tersirat
mencerminkan pandangan bangsa Indonesia tentang konsep perang dan damai, yakni
“Bangsa Indonesia cinta damai, akan tetapi lebih cinta kemerdekaan”. Oleh
karenanya, bangsa Indonesia tidak mengembangkan ajaran tentang kekuasaan dan adu
kekuatan, karena hal tersebut mengandung benih-benih persengketaan, permusuhan
dan ekspansionisme. Indonesia mengembangkan dan menyelenggarakan sistem
pertahanan negaranya dalam nuansa keterbukaan, yang merupakan perwujudan
prinsip cinta damai dan ingin hidup berdampingan secara harmonis dengan negara
negara lain. Sikap dan cara pandang bangsa Indonesia tersebut merefleksikan
pandangan Geopolitik dan Geostrategi bangsa Indonesia yang secara jelas dituangkan
dalam Buku Putih Pertahanan Indonesia tahun 2008. Sistem Pertahanan Semesta.
Sebagai penjabaran konstitusi pada aspek pertahanan, bangsa Indonesia telah
menyusun Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara yang
menetapkan bahwa Sistem Pertahanan Negara Indonesia adalah sistem pertahanan
bersifat semesta yang melibatkan seluruh warga negara, wilayah, dan sumber daya
nasional lainnya. Hal ini merupakan upaya untuk menyinergikan kinerja komponen
Militer dan Nir Militer dalam rangka menjaga, melindungi dan memelihara
kepentingan nasional Indonesia. Sistem Pertahanan Semesta memadukan pertahanan
militer dan pertahanan nirmiliter yang saling menyokong dalam menegakkan
kedaulatan negara, keutuhan wilayah NKRI, dan keselamatan segenap bangsa dari
segala ancaman. Dalam UU RI Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara
ditegaskan bahwa sebagai wujud dari kesemestaan, pelibatan seluruh warga negara
dalam upaya bela negara merupakan kewajiban sekaligus haknya. UU Pertahanan
Negara juga mengklasifikasikan bahwa bala pertahanan negara yang digolongkan
pada tiga kelompok, yakni Komponen Utama (TNI), Komponen Cadangan dan
Komponen Pendukung. UU RI Nomor 3 Tahun 2002 pasal 9 ayat (2) juga
menjabarkan bahwa keikutsertaan warga negara dalam upaya bela negara,
diselenggarakan melalui: pendidikan kewarganegaraan; pelatihan dasar kemiliteran
secara wajib; pengabdian sebagai prajurit TNI; dan pengabdian sesuai dengan profesi.
Dengan demikian, Sistem Pertahanan Semesta dilaksanakan dengan melibatkan
seluruh warga negara, wilayah, serta segenap sumber daya nasional yang dipersiapkan
secara dini oleh pemerintah dan diselenggarakan secara total, terpadu, terarah, dan
berlanjut. Pada masa damai, sistem pertahanan semesta dibangun untuk menghasilkan
daya tangkal yang tangguh dengan menutup setiap ruang yang dapat menjadi titik
lemah. Pembangunan Sistem Pertahanan Semesta pada masa damai dilaksanakan
dalam kerangka pembangunan nasional yang tertuang dalam program pemerintah
yang berlaku secara nasional. Tentara Nasional Indonesia (TNI) di masa damai
melaksanakan fungsi Operasi Militer Selain Perang (OMSP), membantu lembaga
pemerintah di luar Kementerian Pertahanan dan masyarakat untuk melaksanakan
fungsi Pertahanan Sipil sesuai profesinya menghadapi ancaman non-militer.
Disamping itu, TNI juga membantu pemerintah (dalam hal ini Kementerian
Pertahanan) dalam rangka melatih dan membentuk sumber daya manusia non-TNI,
potensi sumber daya alam dan buatan, serta sarana prasarana nasional untuk
ditransformasikan menjadi potensi pertahanan negara pada saat dibutuhkan.
Pada masa perang atau pada kondisi negara menghadapi ancaman nyata, pemerintah
mendayagunakan Sistem Pertahanan Negara sesuai dengan hakikat ancaman atau
tantangan yang dihadapi. Sistem Pertahanan Negara dalam menghadapi ancaman
militer memadukan pertahanan militer dan pertahanan nirmiliter dalam susunan
Komponen Utama Pertahanan, yaitu TNI, serta Komponen Cadangan dan Komponen
Pendukung yang terdiri atas warga negara, sumber daya alam, sumber daya buatan,
serta sarana dan prasarana nasional. Komponen Cadangan dibentuk dari sumber daya
nasional yang dipersiapkan untuk dikerahkan melalui mobilisasi guna memperbesar
dan memperkuat kekuatan dan kemampuan TNI.
b. Pembangunan infrastruktur yang adil dan merata
Visi Indonesia maju membutuhkan adanya lompatan besar dalam merancang strategi
pembangunan nasional, utamanya untuk memastikan terjadinya akselerasi pencapaian
Indonesia maju dengan GDP ke-5 terbesar pada 2045.
Bila mencermati berbagai capaian yang telah  diraih oleh  bangsa Indonesia  dalam 5
tahun terakhir ini, sesungguhnya kita telah memiliki modal awal untuk menuju
Indonesia maju,  indikatornya antara lain dapat dilihat dari pertumbuhan ekonomi
yang stabil diatas 5%, menurunnya angka pengangguran dan jumlah masyarakat
miskin,  rendahnya tingkat ketimpangan berdasarkan indeks Gini Ratio serta bonus
demografi yang dimiliki Indonesia.
Kita telah memiliki pondasi yang kokoh untuk mencapai cita-cita Indonesia maju
tersebut, sebagai buah dari masifnya pembangunan infrastruktur di Indonesia dalam 5
tahun terakhir, kita dapat menyaksikan berbagai pembangunan infrastruktur yang
sudah mulai dirasakan manfaatnya dalam mendorong bergeraknya ekonomi regional.
Tingkat ketersediaan infrastruktur di suatu negara adalah faktor penting dan
menentukan bagi tingkat kecepatan dan perluasan pembangunan ekonomi.
Pembangunan infrastruktur merupakan modal atau kapital dalam upaya peningkatan
produktivitas perekonomian negara serta usaha peningkatan taraf hidup masyarakat
secara luas.
Lebih dari itu, infrastruktur juga merupakan social overhead capital atau barang-
barang modal yang menjadi dasar atau sarana penting bagi keperluan-keperluan
masyarakat yang secara tidak langsung kemudian bermanfaat dalam usaha
menghasilkan atau meningkatkan produksi.
Dari berbagai ilustrasi di atas menjadi jelaslah bahwa keberlanjutan pembangunan
infrastruktur, yang menjadi dasar lompatan ekonomi Indonesia menuju negara maju,
menjadi penting untuk kita sukseskan implementasinya, dengan terus membangun
konstribusi positif dan sinergitas diantara seluruh pemangku kepentingan sebagai
perwujudan Indonesia kuat
c. Pembagunan SDM
Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia adalah bagian dari proses
dan tujuan dalam pembangunan nasional Indonesia. Oleh karena itu, pikiran-pikiran
pembangunan yang berkembang di Indonesia dewasa ini sangat dipengaruhi oleh
kesadaran yang makin kuat akan tidak terhindarnya keikutsertaan bangsa Indonesia
dalam proses global yang sedang berlangsung itu. Diharapkan proses ini membawa
keuntungan dan mendorong proses pembangunan nasional.
Pada waktu yang bersamaan, bangsa Indonesia juga menghadapi tantangan untuk
mengejar ketertinggalan dari bangsa-bangsa lain yang telah lebih dahulu maju. Oleh
karena itu, pembangunan bangsa yang maju dan mandiri, untuk mewujudkan
kesejahteraan, mengharuskan dikembangkannya konsep pembangunan yang bertumpu
pada manusia dan masyrakatnya. Atas dasar itu, untuk mencapai tujuan pembangunan
yang demikian, titik berat pembangunan diletakkan pada bidang ekonomi dengan
kualitas sumber daya manusia.
Konsep indikator pembangunan manusia sebagai ukuran pembangunan yang sejajar
dengan indikator pendapatan per kapita dan laju pertumbuhan.  Semuanya terkait
dengan proses pergolakan sosial yang berlangsung dalam tiga dasawarsa terakhir
sejak tahun 60 an. Peningkatan kualitas sumber daya manusia sebagai rangkaian
upaya untuk mewujudkan manusia seutuhnya dan masyarakat Indonesia seluruhnya
mencakup pembangunan manusia, sebagai insan memberikan tekanan
pada harkat, martabat, hak, dan kewajiban manusia yang tercermin dalam nilai-nilai
yang terkandung dalam diri manusia baik segi etika, estetika, maupun logika yang
meliputi nilai-nilai rohaniah kepribadian dan kejuangan.
Dalam konteks pembangunan nasional, pembangunan manusia yang seutuhnya,
kemampuan profesional dan kematangan kepribadian saling memperkuat satu sama
lain. Profesionalisme dapat turut membentuk sikap dan perilaku serta kepribadian
yang tangguh, sementara kepribadian yang tangguh merupakan prasyarat dalam
membentuk profesionalisme. Minimal ada empat kebijakan pokok dalam upaya
peningkatan SDM yaitu: Peningkatan kualitas hidup yang meliputi baik kualitas
manusianya seperti jasmani dan rohani, serta kualitas kehidupannya
seperti perumahan dan pemukiman yang sehat; Peningkatan kualitas SDM
yang produktif dan upaya pemerataan penyebarannya; Peningkatan kualitas SDM
yang berkemampuan dalam memanfaatkan, mengembangkan, dan
menguasai IPTEK yang berwawasan lingkungan; serta Pengembangan pranata yang
meliputi kelembagaan dan peran hukum yang mendukung upaya peningkatan kualitas
SDM.
Peningkatan kapasitas dan kualitas suatu bangsa melalui pembangunan SDM yang
unggul merupakan tugas bersama dalam menciptakan bangsa yang kuat dan negara
yang makmur. Melalui SDM yang unggul, tangguh dan berkualitas baik secara fisik
dan mental akan berdampak positif tidak hanya terhadap peningkatan daya saing dan
kemandirian bangsa, namun juga dalam mendukung pembangunan nasional. Dalam
kaitan ini, terdapat beberapa hal yang harus menjadi prioritas utama dalam
pembangunan kualitas SDM antara lain, pertama, adalah sistem pendidikan yang baik
dan bermutu. Untuk mencapai hal tersebut, maka diperlukan penataan terhadap sistem
pendidikan secara menyeluruh, terutama berkaitan dengan kualitas pendidikan, serta
relevansinya dengan kebutuhan masyarakat dan dunia kerja. Pemerintah dalam hal ini
memiliki peran penting dalam penyelenggaraan sistem pendidikan yang efektif dan
efisien, berorientasikan pada penguasaan IPTEK serta merata di seluruh pelosok tanah
air. Kedua adalah penguatan peran agama dalam kehidupan sosial bermasyarakat
dalam rangka memperkokoh jati diri dan kepribadian bangsa (character
building). Ketiga adalah peningkatan kapasitas SDM melalui berbagai Diklat,
kompetensi, pembinaan dan lain-lain. Tenaga kerja profesional dan terampil sesuai
tuntutan/kebutuhan pasar merupakan faktor keunggulan suatu bangsa dalam
menghadapi persaingan global.
Pemerintah memegang peranan penting dalam menyiapkan program-program
strategis guna menghasilkan SDM berkualitas dan siap memasuki pasar
kerja. Terakhir, adalah pembinaan dan pengembangan masyarakat terutama generasi
muda. Sebagai penopang utama dalam roda pembangunan, pemberdayaan generasi
muda diharapkan dapat menciptakan generasi yang kreatif, inovatif dan berdaya saing
tinggi. Karakteristik generasi muda seperti inilah yang diharapkan mampu
berkonstribusi dan memenangkan persaingan global.
Mempertimbangkan peran strategis SDM bagi akselerasi pembangunan negara,
kebijakan dan langkah strategis program kerja yang komperehensif mestiterwujud
agar dapat mencetak banyak SDM Indonesia yang unggul dan mampu bersaing di
tingkat global. Sinergi kebijakan antar pemangku kepentingan pada sektor terkait dan
lintas sektor juga mutlak diperlukan guna menyatukan sumber daya dan potensi yang
ada bagi percepatan pembangunan SDM Indonesia.

Saat ini kita berada di


ambang revolusi teknologi
yang secara fundamental
akan
mengubah cara kita
hidup, bekerja, dan
berhubungan satu sama
lain. Dalam skala, ruang
lingkup, dan
kompleksitasnya,
transformasi yang sedang
terjadi berbeda dengan apa
yang
telah dialami manusia
sebelumnya.

Anda mungkin juga menyukai