Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

“PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN”

DOSEN PEMBIMBING

Dr.Aris Baharuddin, S.Pd.,M.AB

Disusun Oleh:

1.Joy Jonathan Boroh (1967141020)


2.Fifi Apriani (1967140005)
3.Nurul Husna Asrah (1967141015)
4.Irmayanti Thasim (1967142019)
5.Muh.Alif Syahbana (1967142028)
6.Amira Nurfadillah (1967140012)

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR


FAKULTAS ILMU SOSIAL
ILMU ADMINISTRASI BISNIS

i
KATA PENGANTAR

            Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas limpahan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini menguraikan
bahasan yaitu tentang Pengambilan Keputusan Pembelian Konsumen.
            Dalam penyusunan makalah ini, penulis tidak lepas dari bantuan berbagai pihak yang
sangat membantu dan memberikan makna penting demi terciptanya makalah ini. Oleh karena
itu pada kesempatan ini, penulis berterimakasih yang sebesar-besarnya kepada:
1.      Allah SWT yang telah memberikan segala rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis
dapat membuat dan menyelesaikan makalah ini.
2.      Dr.Aris Baharuddin, S.Pd.,M.AB selaku Dosen mata kuliah Perilaku Konsumen.
            Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca
walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penulis  mohon untuk saran dan
kritiknya.
Terimakasih

Makassar,  18 April 2021

ii
DAFTAR ISI

Bab I Pendahuluan ............................................................................................………..1

A. Latar Belakang…………………………………………………………………………..1
B. Rumusan Masalah………………………………………………………………………1
C. Tujuan Pembahasan…………………………………………………………………….1

Bab II Pembahasan……………………………………………………………………………..3

A. Pengertian Pengambilan Keputusan……..………………...…………………….........3


B. Model Pengambilan Keputusan………………………………………………………...5
C. Pengertian Pengambilan Keputusan Sebagai Pemecahan Masalah………….........10
D. Elemen-Elemen Pemecahan Masalah........................................................……….12
E. Proses Pemecahan Masalah dalam Pengambilan Keputusan)……….…………….13
F. Disposisi Produk………………….………………………………………….................18

Bab III Penutup....................................................................................................………..20

A. Kesimpulan.....................................................................................................………..20
B. Saran…………………………………………………………………………………………...20

Daftar Pustaka.....................................................................................................………...21

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A.        Latar Belakang                      
Pengambilan keputusan konsumen merupakan suatu proses yang terdiri
dari beberapa tahapan. Tahapan ini meliputi pengenalan kebutuhan, pencarian
informasi, evaluasi alternatif sebelum pembelian, pembelian, konsumsi, dan
evaluasi alternatif setelah melakukan pembelian (Engel,1995).
Pengambilan keputusan konsumen dapat dipandang sebagai tiga tahap
yang berbeda namun berhubungan satu sama lain yaitu: tahap masukan (input),
tahap proses dan tahap keluaran (output). Tahap masukan mempengaruhi
pengenalan konsumen terhadap kebutuhan atas produk. Pada tahap ini terdiri
dari dua sumber informasi utama: usaha pemasaran perusahaan (bauran
pemasaran perusahaan yang terdiri dari: produk, harga, promosi dan saluran
distribusi) dan lingkungan sosial budaya adalah berbagai macam pengaruh non
komersial yang terdiri dari: keluarga, teman, tetangga, kelas sosial, budaya dan
subbudaya.
A.    Rumusan Masalah
1.Apa yang di maksud dengan pengambilan keputusan?
2. Bagaimanakah model pengambilan keputusan konsumen?
3. Apa yang di maksud dengan pengambilan keputusan sebagai pemecahan
masalah?
4. Apa saja elemen elemen pemecahan masalah
5. Bagaimanakah proses pemecahan masalah dalam pengambilan keputusan?
6. Apa dan bagaimana yang di maksud dengan disposisi produk?

C. Tujuan Pembahasan
1.Mengetahui apa yang di maksud dengan pengambilan keputusan?

2. Mengetahui bagaimanakah model pengambilan keputusan konsumen?

3 Mengetahui apa yang di maksud dengan pengambilan keputusan sebagai


pemecahan masalah?

4. Mengetahui apa saja elemen elemen pemecahan masalah?

1
5. Mengetahui bagaimanakah proses pemecahan masalah dalam pengambilan
keputusan?

6. Mengetahui apa dan bagaimana yang di maksud dengan disposisi produk?

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pengambilan Keputusan


Pengambilan keputusan adalah suatu hasil atau keluaran dari proses
mental atau kognitif yang mengusung pada pemilihan jalur perbuatan antara
beberapa pilihan yang tersedia. Definisi lain dari pengambilan keputusan atau
Decision Making yaitu suatu proses pemikiran dalam pemulihan dari
beberapa alternatif atau kemungkinan yang paling sesuai dengan nilai atau
tujuan individu untuk mendapatkan hasil atas solusi tentang prediksi
kedepan.
1. Pengertian Pengambilan Keputusan Menurut Para Ahli
Adapun pengertian pengambilan keputusan menurut para ahli yang
diantaranya yaitu:

a. Menurut Suharnan “2005”


Definisi pengambilan keputusan menurut Suharnan ialah proses
memilih atau menentukan berbagai kemungkinan diantara situasi-situasi yang
tidak pasti.

b. Menurut Baron Dan Byre “2008”


Definisi pengambilan keputusan menurut Baron dan Byrne ialah suatu
proses melalui kombinasi individu atau kelompok dan mengintegrasikan
informasi yang ada dengan tujuan memilih satu dari berbagai kemungkinan
tindakan.

c. Menurut Simon “1993”


Definisi pengambilan keputusan menurut Simon ialah suatu bentuk
pemilihan dari berbagai alternatif tindakan yang mungkin dipilih yang
prosesnya melalui mekanisme tertentu dengan harapan akan menghasilkan
suatu keputusan yang terbaik.

3
d. Menurut Terry “2003”
Definisi pengambilan keputusan menurut Terry pemilihan alternatif
perilaku dari dua alternatif atau lebih tindakan untuk memecahkan masalah
yang dihadapi melalui pemilihan satu diantara alternatif-alternatif yang
memungkinkan.

e. Menurut Wang Dan Ruhe “2007”


Definisi pengambilan keputusan menurut Wan dan Ruhe ialah proses
yang memilih pilihan yang lebih disukai atau suatu tindakan dari antara
alternatif atas dasar kriteria atau strategi yang diberikan.

f. Menurut Dermawan “2004”


Definisi pengambilan keputusan menurut Dermawan ialah suatu
proses yang dipengaruhi oleh banyak kekuatan termasuk lingkungan
organisasi dan pengetahuan, kecakapan dan motivasi. Pengambilan
keputusan merupakan ilmu dan seni pemilihan alternatif solusi atau tindakan
dari sejumlah alternatif solusi dan tindakan yang berguna menyelesaikan
masalah.

2. Menurut Kamus Besar Ilmu Pengetahuan


Definisi pengambilan keputusan menurut Kamus Besar Ilmu
Pengetahuan ialah pemilihan keputusan atau kebijakan yang didasarkan atas
kriteria tertentu, proses ini meliputi dua atau lebih, alternatif karena
seandainya hanya ada satu alternatif tidak ada keputusan yang diambil

4
B.     Model Pengambilan Keputusan
Tidak hanya pemimpin, setiap karyawan juga terkadang harus melakukan
pengambilan keputusan di dalam pekerjaannya. Masalahnya, membuat
keputusan tidak selalu mudah untuk dilakukan terutama bila kamu
dihadapkan pada situasi yang kompleks dan waktu yang mendesak.beberapa
model pengambilan keputusan yaitu :
1. Model pengambilan keputusan rasional

Model pengambilan keputusan rasional pada dasarnya dilakukan dengan


melalui 6 tahapan, yaitu:

 Mendefinisikan masalah
 Mengidentifikasi kriteria yang ada untuk menilai kemungkinan
solusi
 Memutuskan seberapa penting kriteria tersebut
 Menarik berbagai alternatif
 Evaluasi alternatif
 Memutuskan solusi terbaik

Situasi yang cocok bagi model pengambilan keputusan


rasional adalah ketika kamu harus membuat pilihan yang rumit dan
berisiko, atau saat harus membuat keputusan bersama orang lain.
Meski demikian model ini tidak efektif bila dilakukan ketika kamu
berada di bawah kendala waktu dan situasi yang berubah cepat.

2. Model pengambilan keputusan intuitif

Pada dasarnya model ini memungkinkan kamu membuat


keputusan secara intuitif atau naluriah. Ini berarti kamu dapat
melakukan pengambilan keputusan secara instan. Ini terjadi karena
otak kamu sebenarnya melakukan pengenalan pola dengan cepat
ketika meninjau semua yang telah kamu pelajari dari situasi serupa
yang sebelumnya pernah dihadapi untuk membantu kamu membuat
keputusan dalam situasi saat ini. Bagaimana caranya? Secara intuitif
kamu mendeteksi potensi masalah tersebut dan menyelidiki pola

5
dengan melihat pada pengalaman, keahlian, latar belakang, dan
informasi lainnya.
Dari sinilah kamu dapat mengintegrasikan data dan fakta tadi
ke gambaran lengkap dari seluruh masalah sehingga kamu dapat
memahami masalah dan solusi tepat yang harus diambil.Model
pengambilan keputusan ini memberikan hasil yang baik ketika kamu
melakukannya saat berhadapan dengan masalah di bidang yang
sesuai dengan keahlian atau pengalamanmu. Itu sebabnya model ini
kurang efektif dan efisien ketika dihadapkan pada situasi atau
masalah yang baru karena kamu belum memiliki cukup pengalaman
untuk melihat pola masalah yang ada.
3. Model pengambilan keputusan berdasar pengenalan

Model ini menggabungkan penilaian kontekstual dan evaluasi


untuk menghasilkan reaksi terbaik terhadap suatu masalah. Secara
sederhana proses pengambilan keputusan dengan model ini
dilakukan dengan melihat isyarat dan indikator yang memungkinkan
kamu mengenali pola masalah yang ada. Berdasarkan pola ini kamu
pun harus mengambil keputusan dengan memilih satu tindakan yang
dianggap akan berhasil.

Bagaimana memperkirakan tindakan ini akan berhasil tidak?

Caranya adalah melakukan simulasi mental dengan


membayangkan skenario penyelesaian masalah tersebut dan
membandingkannya dengan pengetahuan yang dimiliki untuk melihat
apakah solusi itu akan berhasil dijalankan atau tidak.Jika kamu
menganggap skenario tadi akan berhasil, maka kamu tinggal
melanjutkannya dengan mengambil keputusan tersebut. Namun jika
kamu menganggap itu mungkin tidak berhasil karena potensi masalah
lain, kamu dapat mengubah skenario tersebut dengan beberapa cara.
Ketika dalam bayanganmu skenario itu masih belum berhasil
juga, maka kamu harus membuang opsi tersebut dan memilih
skenario lainnya. Dari sini kamu bisa melihat bahwa dalam model ini

6
kamu tidak membandingkan beberapa alternatif solusi terhadap
sebuah masalah sekaligus.Model ini cocok diterapkan ketika kamu
berada di bawah tekanan waktu. Namun keberhasilannya akan
berhubungan lagi pada keahlian dan pengalaman yang kamu miliki
pada bidang masalah tersebut.

4. Model pengambilan keputusan TDODAR

Beberapa orang mungkin bisa melakukan pengambilan


keputusan dengan tenang di situasi penuh tekanan, namun tidak
jarang kamu merasa mendadak buntu hingga akhirnya cenderung
mengambil keputusan terburu-buru. Agar hal ini tidak terjadi, kamu
bisa mencoba model pengambilan keputusan TDODAR. Model
pengambilan keputusan ini dapat membantu kamu tetap tenang saat
mengambil keputusan tanpa terburu-buru dan panik di situasi darurat
dan tidak pasti.
TDODAR sebenarnya populer digunakan di industri
penerbangan untuk membantu pilot memecahkan masalah di tengah
penerbangan. Namun, kamu bisa menerapkannya pada berbagai
situasi lain di pekerjaan. TDODAR sendiri merupakan singkatan dari
Time, Diagnosis, Options, Decide, Act or Assign, dan Review. Untuk
menggunakan model ini, kamu harus mengikuti beberapa tahapan:

 Time

Ketahui berapa waktu yang kamu miliki untuk pengambilan


keputusan. Memiliki informasi yang jelas tentang sisa waktu akan
memengaruhi caramu melakukan langkah selanjutnya. Kamu pun bisa
lebih terbantu membuat prioritas.

 Diagnosis

Cari tahu masalah dan penyebab. Kumpulkan orang yang dapat


membantu, data yang dibutuhkan atau tools yang menunjang. Setelah itu
gunakan teknik 5Whys atau sebab akibat untuk mengetahui akar

7
masalah. Diagnosis menyeluruh penting agar kamu dapat menghindari
bias konfirmasi saat membuat keputusan.

 Option

Setelah mengetahui penyebab masalah dan sifatnya, pikirkan opsi


apa yang terbuka bagi kamu dengan terstruktur. Pertimbangkan sebanyak
mungkin opsi. Lakukan brainstorming bila butuh.

 Decide

Pertimbangkan masing-masing opsi, pilih yang terbaik dan masuk


akal lalu sepakati untuk melanjutkannnya. Dalam situasi penuh tekanan,
kamu dapat berkonsultasi pada orang lain untuk menghindari risiko terlalu
percaya diri atau terlalu terburu-buru.

 Act or Assign

Terapkan keputusan itu. Perinci menjadi tugas dan delegasikan


pada orang yang paling memenuhi syarat untuk melakukannya. Misalnya
siapa yang akan memimpin proyek perbaikan tersebut, siapa yang bisa
menangani siaran pers, siapa yang bisa memotivasi orang.

 Review

Kamu perlu menilai kembali semuanya untuk melihat apakah


sudah sesuai dengan rencana dan hasil yang kamu butuhkan atau
harapan.

Jika sudah, maka keputusan yang telah kamu buat dan


implementasikan telah menyelesaikan masalah yang ada. Jika
masalah masih belum diperbaiki atau semakin buruk, jalankan siklus
TDODAR yang lain dengan mempertimbangkan opsi yang tadinya
kamu buang.

8
5. Model pengambilan keputusan The Kepner-Tregoe

Model ini didasarkan pada premis bahwa tujuan akhir dari


pengambilan keputusan apa pun adalah untuk membuat pilihan
sebaik mungkin dengan mengevaluasi dan mengurangi risiko yang
ada.

Ada 4 langkah dasar di dalam penerapan model ini, yaitu:

 Penilaian situasi - mengidentifikasi masalah dan menguraikan


prioritas.
 Analisis masalah - menggambarkan masalah dengan
mengidentifikasi dan mengevaluasi penyebab.
 Analisis keputusan - mengidentifikasi dan mengevaluasi alternatif
dengan melakukan analisis risiko untuk masing-masing alternatif
dan kemudian membuat putusan akhir.
 Analisis masalah potensial - mengevaluasi keputusan akhir untuk
menilai kemungkinan risiko dan tindakan pencegahan yang
diperlukan untuk meminimalkan risiko itu.

Ingatlah bahwa setiap keputusan yang kamu ambil memiliki risiko masing-
masing. Itu sebabnya jangan pernah melakukan pengambilan keputusan
secara asal.

9
C. Pengertian Pengambilan Keputusan Sebagai Pemecahan Masalah
Masalah adalah suatu kondisi yg memiliki potensi untuk menimbulkan
kerugian luar biasa atau menghasilkan keuntungan luar bisa.
Pengambilan keputusan dapat dianggap sebagai suatu hasil atau keluaran dari
proses mental atau kognitif yang membawa pada pemilihan suatu jalur tindakan
di antara beberapa alternatif yang tersedia. Setiap proses pengambilan
keputusan selalu menghasilkan satu pilihan final. Keluarannya bisa berupa suatu
tindakan (aksi) atau suatu opini terhadap pilihan.
Keputusan (decision) berarti pilihan (choice), yaitu pilihan dari dua atau lebih
alternatif/kemungkinan. Walaupun keputusan biasa dikatakan sama dengan
pilihan, ada perbedaan penting diantara keduanya. Mc Kenzei melihat bahwa
keputusan adalah pilihan nyata karena pilihan diartikan sebagai pilihan tentang
tujuan termasuk pilihan tentang cara untuk mencapai tujuan itu, apakah pada
tingkat perorangan atau kolektif. Mc Grew dan Wilson lebih melihat pada
kaitannya dengan proses, yaitu bahwa suatu keputusan ialah akhir dari suatu
proses yang lebih dinamis, yang diberi label pengambilan keputusan. Dipandang
sebagai proses karena terdiri atas satu seri aktifitas yang berkaitan dan tidak
hanya dianggap sebagai tindakan bijaksana.
Morgan dan Cerullo mendefinisikan keputusan sebagai sebuah
kesimpulan yang dicapai sesudah dilakukan pertimbangan, yang terjadi setelah
satu kemungkinan dipilih sementara yang lain dikesampingkan. Menurut Pakar :
George R. Terry adalah Pengambilan keputusan adalah pemilihan alternatif
perilaku (kelakuan) tertentu dari dua atau lebih alternatif yang ada. Sedangkan
Menurut pakar James A.F. Stoner Pengambilan keputusan adalah proses yang
digunakan untuk memilih suatu tindakan sebagai cara pemecahan masalah Dari
pengertian-pengertian pengambilan keputusan di atas, dapat ditarik suatu

10
kesimpulan bahwa : Pengambilan keputusan merupakan suatu proses pemilihan
alternatif terbaik dari beberapa alternatif secara sistematis untuk ditindak lanjuti
(digunakan) sebagai suatu cara pemecahan masalah.
Jadi pemecahan masalah berarti tindakan memberi respon terhadap masalah
untuk menekan akibat buruknya atau memanfaatkan peluang keuntungannya.
Pentingnya pemecahan masalah bukan didasarkan pada jumlah waktu yang
dihabiskan tetapi pada konsekuensinya.
Keputusan adalah pemilihan suatu strategi atau tindakan. Pengambilan
keputusan adalah tindakan memilih strategi atau aksi yang manajer yakini akan
memberikan solusi terbaik atas masalah tersebut. Salah satu kunci pemecahan
masalah adalah identifikasi berbagai alternatif keputusan. Setelah berbagai
alternatif diidentifikasi, sistem informasi dapat digunakan untuk mengevaluasi tiap
alternatif.

11
D.  Elemen-Elemen Pemecahan Masalah
Elemen satu = mengevaluasi standar. Standar kinerja untuk suatu sistem
biasanya dinyatakan dalam bentuk rencana,anggaran, dan kuota.

• Standar harus sah

• Standar harus realistis

• Standar harus dimengerti

• Standar harus terukur

Elemen dua = membandingkan output sistem dengan standar. Setelah manajer


puas dengan standar tersebut, ia kemudian mengevaluasi output sistem dengan
membandingkannya dengan standar.
Elemen tiga = mengevaluasi manajemen. Suatu penilaian kritis dilakukan atas
manajemen sistem dan struktur organisasi.

Elemen empat = mengevaluasi pengolahan informasi. Kebutuhan itu harus


diidentifikasi dan suatu sistem informasi yang memadai harus dirancang dan
diterapakan.

Elemen lima = mengevaluasi input dan sumber daya input. Bila tingkat analisis
sistem ini tercapai, sistem konseptual tidak lagi merupakan persoalan, dan
permasalahan ada pada sistem fisik.

12
Elemen enam = mengevaluasi proses transformasi. Prosedur dan praktek yang
tidak efisien mungkin menyebabkan kesukaran dalam mengubah input menjadi
output.

Elemen tujuh = mengevaluasi sumber daya output. Elemen masalah (dalam hal
ini, manajemen ) harus dimengerti segera setelah teridentifikasi. Hakikat
kekurang mampuan manajemen harus ditelusuri. Salah satu tugas yang paling
penting dihadapi oleh manajer adalah definisi masalah.
E. Proses Pemecahan Masalah dalam Pengambilan Keputusan

Pengambilan keputusan dapat dianggap sebagai suatu hasil atau keluaran dari
proses mental atau kognitif yang membawa pada pemilihan suatu jalur tindakan
di antara beberapa alternatif yang tersedia. Setiap proses pengambilan
keputusan selalu menghasilkan satu pilihan final. Keluarannya bisa berupa suatu
tindakan (aksi) atau suatu opini terhadap pilihan. 

Keputusan (decision) berarti pilihan (choice), yaitu pilihan dari dua atau lebih
alternatif/kemungkinan.Walaupun keputusan biasa dikatakan sama dengan
pilihan, ada perbedaan penting diantara keduanya. Mc Kenzei melihat bahwa
keputusan adalah pilihan nyata karena pilihan diartikan sebagai pilihan tentang
tujuan termasuk pilihan tentang cara untuk mencapai tujuan itu, apakah pada
tingkat perorangan atau kolektif. Mc Grew dan Wilson lebih melihat pada
kaitannya dengan proses, yaitu bahwa suatu keputusan ialah akhir dari suatu
proses yang lebih dinamis, yang diberi label pengambilan keputusan. Dipandang
sebagai proses karena terdiri atas satu seri aktifitas yang berkaitan dan tidak
hanya dianggap sebagai tindakan bijaksana.Morgan dan Cerullo mendefinisikan
keputusan sebagai sebuah kesimpulan yang dicapai sesudah dilakukan
pertimbangan, yang terjadi setelah satu kemungkinan dipilih sementara yang lain
dikesampingkan.

1. Mengidentifikasi keputusan

Langkah pertama dalam membuat keputusan yang tepat adalah mengenali


permasalahan serta memutuskan untuk mengatasi hal itu, dan juga menentukan

13
alasan tentang mengapa keputusan ini akan membuat perubahan bagi
konsumen atau karyawan. 

contoh lain adalah Jika sekelompok orang dalam suatu organisasi menghadapi
suatu situasi problematic yang tidak terlalu rumit, dan dapat diidentifikasikan
secara spesifik mereka mengadakan diskusi dimana setiap orang yang terlibat
diharapkan turut serta memberikan pandangannya. Pada akhir diskusi berbagai
pandangan yang dikemukakan dirangkum, sehingga kelompok mencapai suatu
kesepakatan tentang cara-cara yang hendak ditempuh dalam mengatasi
situasi problematic yang dihadapi. Penting diperhatikan dalam teknik ini yaitu: 
– Gagasan yang aneh dan tidak masuk akal sekalipun dicatat secara teliti. –
Mengemukakan sebanyak mungkin pendapat dan gagasan karena kuantitas
pandanganlah yang lebih diutamakan meskipun aspek kualitas tidak diabaikan. –
Pemimpin diskusi diharapkan tidak melakukan penilaian atas sesuatu pendapat
atau gagasan yang dilontarkan, dan peserta lain diharapkan tidak menilai
pendapat atau gagasan anggota kelompok lainnya. – Para peserta diharapkan
dapat memberikan sanggahan pendapat atau gagasan yang telah dikemukakan
oleh orang lain. – Semua pendapat atau gagasan yang dikemukakan kemudian
dibahas hingga kelompok tiba pada suatu sintesis pendapat yang kemudian
dituangkan dalam bentuk keputusan. 

2. Mengumpulkan informasi

Pengambilan keputusan tanpa informasi berarti menghilangkan kesempatan


belajar secara adaptif. Seorang manajer harus memiliki pengetahuan yang
memadai tentang Informatika untuk pengambilan keputusan yang efektif serta
harus menuntut agar tersedia baginya informasi yang memenuhi persyaratan
kemutakhiran, kelengkapan, dapat dipercaya dan disajikan dalam bentuk yang
tepat.

Selanjutnya, saatnya untuk mengumpulkan informasi sehingga dapat membuat


keputusan berdasarkan data dan fakta. Tahap ini membutuhkan penilaian untuk
menentukan informasi apa yang relevan dengan keputusan yang ada dan
bagaimana cara mendapatkannya. Supaya efektif, sebelumnya definisikan apa

14
yang perlu diketahui yag berpengaruh dengan keputusan, dan tentukan siapa
saja yang perlu dilibatkan. 

Seorang eksekutif cukup menempuh suatu penyelesaian yang berasal


memuaskan ketimbang mengejar penyelesaian yang terbaik. Model satisficing
dikembangkan oleh Simon (Simon,1982; roach, 1979) karena adanya pengakuan
terhadap rasionalitas terbatas (bounded rationality). Rasionalitas terbatas adalah
batas-batas pemikiran yang memaksa orang membatasi pandangan mereka atas
masalah dan situasi. Pemikiran itu terbatas karena pikiran manusia tidak
megolakan dan memiliki kemampuan untuk memisahkan informasi yang
tertumpuk.

Menurut Frank Harison (Hitt, 1970), faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya


rasionalitas terbatas antara lain informasi yang datang dari luar sering sangat
kompetitif atau informasi itu tidak sempurna, kendala waktu dan biaya, serta
keterbatasan seorang mengambil keputusan yang rasional untuk mengerti dan
memahami masalah dan informasi, terutama informasi dan teknologi. 

3. Mengidentifikasi alternatif

Dapat dikatakan bahwa setiap keputusan bertolak dari beberapa kemungkinan


atau alternatif untuk dipilih. Setiap alternatif membawa konsekuensi-konsekuensi.
Ini berarti, menurut Simon, sejumlah alternatif itu berbeda satu sama lain
mengingat perbedaan dari konsekuensi-konsekuensi yang akan ditimbulkannya.
Pilihan yang dijatuhkan pada alternatif itu harus dapat memberikan kebahagiaan
atau kepuasan karena merupakan salah satu aspek paling penting dalam
keputusan. Dengan memahami permasalahan, mengidentifikasi kemungkinan
dan mensimulasikannya akan lahir opsi-opsi keputusan. Opsi tersebut yang
dipertimbangkan untuk diambil salah satunya sebagai keputusan. 

4. Menimbang bukti

Suatu proses logis yang melibatkan pengambilan langkah-langkah secara


berturut atau sekuensial dengan merinci proses tersebut menjadi bagian-bagian
yang lebih kecil (pendekatan atomik). Pendapat lain mengatakan proses

15
pengambilan keputusan menyangkut dengan naluri, daya pikir, dan serangkaian
metode intuitif yang keseluruhannya dirangkum yang menjadi suatu kreatifitas
(pendekatan holistik). 

Menurut pakar manajemen Phil Higson dan Anthony Sturgess, dalam langkah ini
diperlukan “mengevaluasi kelayakan, penerimaan dan keinginan” untuk
mengetahui alternatif manakah yang terbaik. Pengambil keputusan baik itu
manajer/eksekutif atau pelaku usaha harus mampu mempertimbangkan pro dan
kontra kemudian memilih opsi yang memiliki peluang keberhasilan tertinggi.
Mencari opini kedua yang dipercaya mampu memberikan perspektif baru
terhadap permasalahan juga mungkin akan sangat membantu. 

5. Memilih diantara alternatif pilihan

Tahap ini merupakan proses menemukan, mengembangkan, dan menganalisis


alternatif tindakan yang bisa dilakukan. Tahap ini meliputi proses untuk mengerti
masalah, menurunkan solusi, dan menguji kelayakan solus

Betapa pun telitinya perkiraan keadaan, dalamnya kajian terhadap berbagai


alternatif, tetap tidak ada jaminan bebas dari resiko ketidakpastian. Untuk itu
pengambilan keputusan harus dapat Memperhitungkan probabilitas
(kemungkinan) keberhasilan atau kekurang-berhasilan pelaksanaan suatu
keputusan. 

Ketika tiba waktunya untuk membuat suatu keputusan, pastikan bahwa adanya
resiko yang menempel pada keputusan yang dipilih. Atau, alternatif lainya,
dengan memilih kombinasi dari beberapa alternatif setelah sepenuhnya
memahami informasi serta potensi resikonya. 

6. Bertindak

Sering kali orang sulit membedakan antara penyelesaian masalah dan


pengambilan keputusan. Bila dilihat dari sudut prosesnya sulit dibedakan karena
keduanya menggunakan langkah-langkah proses yang mirip. Perbedaan
diantara keduanya terletak pada hasilnya. Penyelesaian masalah adalah
pemikiran yang akhirnya bermuara pada hasil berupa penyelesaian kesenjangan

16
antara performance yang diinginkan dan performance yang menjadi kenyataan.
Sering juga disebut perbedaan antara das sollen dan das sein. Dalam istilah
Downs (Nutt, 1989), perbedaan antara kenyataan yang ada dan kenyataan yang
diinginkan disebut kesenjangan kinerja (performance gap). 

Dalam hal ini, setelah keputusan diambil harus segera dibuat rencana
implementasi. Hal ini melibatkan kegiatan mengidentifikasi sumberdaya yang
diperlukan serta mendapatkan dukungan dari karyawan dan para pemangku
kepentingan. Mengumpulkan orang lain yang setuju dengan keputusan yang
diambil adalah komponen kunci untuk melaksanakan rencana kita secara efektif.

7. Meninjau kembali

sering diabaikan dalam proses pengambilan keputusan adalah mengevaluasi


keputusan . Apabila keputusan yang diambil tidak sesuai dengan apa yang telah
direncanakan,segeralah tinjau kembali dan telusuri secara runtut apa yang
menyimpang atau tidak sesuai. 

Pengambilan keputusan menggunakan intuisi dengan bersandar pad analisis,


rasional, untuk mengidentifikan dan mengalikasi bobot nilai kriteria. Seperti
halnya untuk mengambang dan mengevalusi berbagai alterantif. Pada saat tahap
ini sudah dilaksanakan, si pengambil keputusan beristirahat satu atau dua hari
dari kegiatan keputusan ini, sebelum menentukan pilihan keputusan akhir (final) 

Kesepakatan atau konsensus akan terjadi kalau semua anggota dari suatu
organisasi mendukung keputusan yang diambil. Metode pengambilan keputusan
ini memiliki keuntungan, yakni partisipasi penuh dari seluruh anggota organisasi
akan dapat meningkatkan kualitas keputusan yang diambil, sebaik seperti
tanggung jawab para anggota dalam mendukung keputusan tersebut. Selain itu
metode konsensus sangat penting khususnya yang  berhubungan dengan
persoalan-persoalan yang kritis dan kompleks. 

Namun demikian, metodepengambilan keputusan yang dilakukan melalui


kesepakatn ini, tidak lepas juga dari kekurangan-kekurangan. Yang paling
menonjol adalah dibutuhkannya waktu yang relatif lebih banyak dan lebih lama,

17
sehingga metode ini tidak cocok untuk digunakan dalam keadaan mendesak
atau darurat. 

F. Disposisi Produk
Disposisi produk adalah instruksi singkat tentang tindak lanjut
(penyelesaian) suatu masukan,dan tanggapankonsumen terhadap suatu
produk.Tujuan membuat disposisi adalah staf dapat menindaklanjuti atau
menyelesaikan rapat atau masukan konsumen seperti yang diminta oleh
pimpinan

Disposisi produk atau wadah produk dapat terjadi sebelum, selama, atau setelah
menggunakan produk. Atau untuk produk yang benar-benar dikonsumsi, seperti es
krim. Untuk kategori produk banyak, produk fisik mungkin tidak lagi memenuhi
kebutuhan konsumen tetapi masih bisa ditemukan. Sebuah produk mungkin tidak
lagi berfungsi secara fisik (fungsi instrumental) atau mungkin tidak lagi memberikan
arti simbolis seperti yang diinginkan oleh konsumen. Sebuah mobil yang tidak bisa
berjalan lagi adalah contoh fungsi instrumental, sementara mobil yang masih bisa
berjalan tetapi ketinggalan mode adalah contoh fungsi simbolis.   

Produk Disposisi dan Strategi Pemasaran


Mengapa seorang manajer pemasaran khawatir tentang disposisi dari produk yang
digunakan? Mungkin alasannya karena efek kumulatif bahwa keputusan terhadap
kualitas lingkungan dan kehidupan generasi sekarang dan masa depan. Namun, ada
juga alasan ekonomi jangka-pendek untuk diperhatikan. Disposisi keputusan
mempengaruhi keputusan pembelian baik individu yang membuat disposisi maupun 
individu untuk kategori produk lainnya di pasar. Ada lima cara utama di mana
keputusan disposisi dapat mempengaruhi strategi pemasaran perusahaan :
Pertama, untuk sebagian besar barang yang tahan lama, konsumen enggan
untuk membeli item baru sampai mereka "mendapatkan uang nilai mereka" dari yang

18
lama. Keinginan konsumen ini terdepresiasi nilai dari sebuah item tahan lama dari
waktu ke waktu. Jika item tersebut tidak sepenuhnya keinginan disusutkan, mereka
enggan untuk menulis itu rusak dengan membuangnya untuk mendapatkan yang
baru. Item lama ini bisa dijual kembali untuk mendapatkan nilai kembali.
Kedua, disposisi kadang harus terjadi sebelum pengganti karena ruang atau
keterbatasan keuangan. Sebagai contoh, karena kurangnya ruang penyimpanan,
sebuah keluarga yang tinggal di apartemen mungkin merasa perlu untuk membuang
sebuah kamar tidur yang ada sebelum mendapatkan yang baru. Atau seseorang
mungkin perlu menjual sepeda saat ini untuk mengumpulkan dana tambahan untuk
membeli sebuah sepeda baru. Jadi, itu adalah keuntungan produsen dan pengecer
untuk membantu konsumen dalam proses disposisi.
Ketiga, keputusan konsumen sering untuk menjual, memperdagangkan, atau
memberikan produk yang  dapat mengakibatkan pasar berkurang untuk produk baru.
Lelang berkembang karena permintaan konsumen untuk membeli dan menjual
barang bekas.
Keempat untuk perhatian dengan disposisi produk adalah bahwa negara-
negara bersatu tidak sepenuhnya masyarakat yang sekali pakai. Banyak orang
Amerika terus sangat prihatin dengan limbah dan bagaimana mereka mempengaruhi
keputusan pembelian limbah. individu tersebut mungkin bersedia untuk membeli,
misalnya, vacuumcleaner baru jika mereka yakin bahwa yang lama akan dibangun
kembali dan dijual kembali. Namun, mereka mungkin enggan untuk membuang
Vacuums lama mereka pergi atau pergi dengan upaya menjual kembali mesin
sendiri. Dengan demikian, produsen dan pengecer dapat mengambil langkah-
langkah untuk memastikan bahwa produk digunakan kembali.
Kelima adalah bahwa suara disposisi lingkungan keputusan menguntungkan
masyarakat secara keseluruhan dan dengan demikian perusahaan yang merupakan
bagian dari masyarakat itu. Perusahaan pemilik dan karyawan tinggal dan bekerja di
masyarakat yang sama dan lingkungan karena banyak dari konsumen mereka. Oleh
karena itu, dalam kepentingan terbaik mereka untuk mengembangkan produk, paket,
dan program yang mendorong keputusan disposisi yang tepat.

19
BAB III
PENUTUP
A.   KESIMPULAN
          Pegambilan keputusan pembelian konsumen, melalui tahapan
yangmempengaruhinya, diawali dari adanya dorongan secara internal dari diri
konsumen itu sendiri. Konsumen yang merupakan individu, mau tidak mau
sebagai manusia akan berupaya keras untuk memenuhi kebutuhan hidupnya,
dan akan melakukan dengan cara apapun untuk memenuhi kebutuhannya.
Seperti halnya manusia, makhluk hidup lainnya seperti hewan, akan memiliki
naluri alamiah untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dan dengan cara apapun.
Sikap manusia dan hewan sepeerti ini adalah suatu hal yang alamiah dan
memunculkan suatu resiko yang dipengaruhi oleh metabolisnya dalam dirinya
secara fisiologis (lapar dan upaya untuk membuat simpanan/ cadangan energi
dasar). Manusia seperti halya hewan sering mengungkapkan preferensi risikonya
untuk mengambil sumber makanan ketika sudah berada di bawah titik referensi
metabolismenya (lapar), dan aman saat semuanya terpuaskan. Hormon akan
mengedarkan cadangan energi dan asupan gizinya dalam sistem saraf pusat
yang mengatur perilaku makan, termasuk untuk mempengaruhi otak dalam risiko
pengambilan keputusan pada manusia. Meskipun demikian, pengaruh fisiologis
belum dipertimbangkan untuk mempengaruhi keputusan ekonomi manusia.

B. SARAN
a. Sebaiknya penelitian selanjutnya, melakukan pra survey untuk
tujuan mengeksplorasi situasi-situasi yang umum terjadi pada
saat melakukan pembelian dan pengkonsumsian produk.

b. Sebaiknya dilakukan uji asumsi klasik agar hasil data lebih


akurat dan normal.

20
DAFTAR PUSTAKA

https://www.google.com/amp/s/mazzeko.wordpress.com/2012/05/03/pemecahan-
masalah-pengambilan-keputusan/amp/

https://www.google.com/amp/s/sarumaha02.home.blog/2019/01/21/tahap-
pengambilan-keputusan-dalam-pemecahan-masalah-kinerja/amp/

https://sarumaha02.home.blog/2019/01/21/tahap-pengambilan-keputusan-dalam-
pemecahan-masalah-kinerja/amp/

https://ezziefadhlirridhoblog.wordpress.com/2016/12/13/pelanggan-pasca-pembelian-
kepuasan-komitmen-pelanggan/
http://consumerbehaviorkel8.blogspot.com/2016/?m=1
https://brainly.co.id/tugas/141190

21

Anda mungkin juga menyukai