Anda di halaman 1dari 12

PERAN ADMINISTRASI PUBLIK DALAM MENINGKATKAN KINERJA

ORGANISASI

Karya Tulis Ilmiah

Disusun Untuk Memenuhi Salah satu Syarat KelulusanProgram Sarjana


Abstrak

Artikel karya ilmiah ini memaparkan mengenai sistem yang diterapkan pada administrasi
publik dalam meningkatkan kinerja organisasi, hal ini menjadi menarik karena kunci utama
untuk mencapai tujuan suatu lembaga harus memiliki pengadministrasian yang baik, hal ini juga
berlaku untuk seluruh birokrasi pemerintahan .Suatu administrasi publik  biasanya selalu
dibarengi dengan sistem ketatanegaraan suatu negara dan segala sesuatu yang berhubungan
dengan publik yang mencakup organisasi publik, kebijakan publik, manajemen publik, dan
pelayanan publik.. Dengan demikian, jika ingin memahaminya dari konteks dan setting pada
sebuah organisasi, bisa dijelaskan secara kasar bahwa pimpinan puncak atau dewan
memutuskan visi, misi, tujuan baik jangka pendek dan jangka panjang, dan kepala unit bisnis
selanjutnya membuat rencana tindakan dan membuat atau mereformasi proses, membagikan
tanggung jawab, mengarahkan perencanaan, mengajak orang-orang untuk bergabung, serta
mulai bekerja untuk mencapai tujuan yang sudah ditetapkan dan sesuai dengan pedoman yang
ditentukan.

Kata Kunci : Sistem, Administrasi, kinerja organisasi


A. LATAR BELAKANG
Administrasi merupakan salah satu sarana untuk melayani kebutuhan
manusia. Administrasi yang baik adalah administrasi yang berdasarkan asas-asas yang
berlaku secara umum, sehingga dapat diterima semua pihak baik dari dalam organisasi itu
sendiri maupun dari luar organisasi  tersebut. Dengan administrasi, manusia dapat lebih
mudah mencapai tujuan hidup yang lebih baik, karena administrasi adalah ilmu yang
mempelajari proses kegiatan manusia yang dilakukan secara bekerja sama.
Administrasi adalah proses menyeluruh yang melibatkan semua pihak untuk mewujudkan
cita-cita organisasi. Dalam ungkapan lain, administrasi merupakan proses integrasi
seluruh kekuatan untuk mewujudkan tujuan organisasi. Oleh sebab itu, penguatan
kualitas administrasi dalam organisasi sangat dibutuhkan mengingat tantangan global
yang semakin kompleks.Menurut The Liang Gie, administrasi publik dalam tatanan
kehidupan manusia tidak bisa lepas dari adanya organisasi, bahkan dewasa ini organisasi
dapat dikatakan sebagai suatu fenomena sosial yang paling menonjol yang bersifat
semesta, yang dirasakan sebagai suatu kebutuhan mutlak bagi manusia modern.  Setiap
individu akan selalu berhubungan dengan bermacam-macam orang yang begitu kompleks
dan bersangkutan dengan kebutuhan  baik dari segi ekonomi, sosial, rekreasi, pendidikan
dan lain sebagainya.  Disadari atau tidak disadari, sengaja atau tidak sengaja,setiap
individu  akan selalu berada, dan dibesarkan dalam lingkungan organisasi. 
Administrasi publik memberikan banyak layanan kepada publik dan melayani
kepentingan mereka dalam banyak hal. Dijelaskan Felix A Negro, inti sesungguhnya dari
penyelenggaraan adalah pelayanan dasar yang dilakukan untuk masyarakat.Itu adalah
administrasi yang menjamin keamanan dan perlindungan kehidupan dan properti anggota
masyarakat dengan menjaga hukum dan ketertiban yang tepat.
Kemajuan ekonomi, budaya dan bahkan spiritual dalam hal ini; masyarakat tergantung
pada administrasi publik. Fungsi sehari-hari dari mesin Pemerintah, urusan luar negeri
dan yang paling penting dari semuanya, pertahanan nasional adalah fungsi penting
lainnya yang dilakukan oleh administrasi publik negara.Di negara modern, peran dan
ruang lingkup administrasi publik terus berkembang dan mencakup semua. Kita sudah
melewati negara bagian tarif laissez yang hanya bertanggung jawab untuk memelihara
hukum dan ketertiban.Negara modern yang mengharapkan pemerintah untuk
memberikan lebih banyak telah melihat peran administrasi publik berubah secara
dramatis, sejak masa itu.
Peran dan fungsi saat ini yang diadopsi oleh administrasi publik berutang asalnya pada
perubahan yang telah disaksikan oleh sejarah manusia dalam beberapa abad
terakhir.Perubahan penting pertama adalah revolusi industri yang mengakibatkan
urbanisasi di kota-kota besar dunia. Kedua, terjadi perubahan filosofi politik dari
intervensi negara minimalis (atau laissez-fare) dan individualisme menjadi kesejahteraan
sosial.
1. PERAN ADMINISTRASI PUBLIK

Peran administrasi publik pada dasarnya adalah untuk mencapai tujuan secara


efektif dan efesien. Oleh karena itu, setiap kegiatan dalam administrasi publik
diupayakan tercapainya tujuan sesuai dengan yang direncanakan dan mengandung rasio
terbaik antara input dan output.
Menurut Gray (1989:15-16), peran administrasi publik adalah:
1. Menjamin pemerataan distribusi pendapatan Nasional kepada kelompok masyarakat
miskin secara berkeadilan.
2. Melindungi hak-hak masyarakat atas pemilikan, serta menjamin kebebasan bagi
masyarakat untuk melaksanakan tanggung jawab atas diri mereka sendiri dalam bidang
kesehatan, pendidikan, pelayanan, dan lain-lain.
3. Berperan melestarikan nilai-nilai tradisi masyarakat  yang sangat bervariasi dari
generasi ke generasi.

Gordon dalam Kasim (1994: 12) menyatakan pemahanan mengenai peran


administrasi publik sebagai berikut: “Administrasi publik mempunyai peran yang lebih
besar dan lebih banyak terlibat dalam perumusan kebijakan, implementasi dan evaluasi
kebijakan. Hal tersebut telah mempengaruhi perkembangan ilmu administrasi publik
yang ruang lingkupnya mulai mencakup analisis dan perumusan kebijakan (policy
analysis and formulation), pelaksanaan dan pengendalian pelaksanaan (policy
implementation) serta pengawasan melekat dan penilaian hasil kebijakan tersebut (policy
evaluation)”.

Albert Lepawsky (1966), menunjukkan enam peran penting administrasi, yaitu:


1. Administrasi Merupakan Kepentingan Universal (The Universal Importance of
Administration). Bahwa administrasi sebagai studi ilmiah yang serius diperlihatkan dari
disintegrasi bagi kurangnya abilitas administrative (administrative ability) dan efisiensi
manajerial (managerial efficiency) terutama pada periode hingga Perang Dunia II. Fayol
mengatakan, melalui pengetahuan administrasi kita mengerti perencanaan, organisasi,
komando, koordinasi dan control, yang menjadi dasar-dasar untuk tenaga kerja
(workman). Dengan demikian, tiap orang mempunyai kebutuhan akan administrasi,
sehingga administrasi adalah subjek dari kepentingan universal.
2. Administrasi sebagai Peran Stabilisasi Masyarakat (The Stabilizing Role of
Administration Society). Meskipun para penulis sepakat akan pentingnya administrasi
tapi ada perbedaan pendapat tentang derajat kepentingan. Paul Pigors menganggap,
bahwa fungsi primer administrasi adalah untuk stabilisasi institusi-institusi sosial.
3. Administrasi Berperan bagi Perubahan Sosial (The Role Administration of Social
Change). Brook Adam mengatakan, bahwa fungsi pokok dari administrasi adalah
menjamin stabilitas sosial dengan menyediakan fasilitas bagi perubahan sosial.
4. Ancaman Manajemen Revolusi (The Threat of a Managerial Revolution) Pandangan
James Burnham, bahwa kualitas esensial dari emerging society adalah dalam hal karakter
manajemennya; bahwa dalam kenyataannya manajer-manajer mempunyai kesiapan untuk
taken over masyarakat modern.
5. Administrasi sebagai Kunci Masyarakat Modern (Administration as the Key to Modern
Society). Charles A. Beard mengatakan, masyarakat modern adalah masyarakat besar.
Setiap perusahaan dalam masyarakat besar atau masyarakat modern tenang dibawah
administrasi. Administrasi merupakan kunci untuk pengabdian kekuasaan dalam
masyarakat besar.

Dari beberapa pendapat yang ada, bahwa peran administasi publik erat kaitannya
dengan pentingnya administrasi publik itu sendiri, dan mengharuskan administrasi publik
terbuka terhadap kotrol sosial dalam mewujudkan kegiatan-kegiatannya secara
operasional. Berdasarkan kondisi tersebut,  jelas sekali bahwa administrasi publik
mempunyai peran dalam kehidupan publik, yang dapat dijabarkan sebagai berikut :
1. Administrasi publik adalah sebagai stabilisator  masyarakat, karena keinginan dan
kebutuhan manusia tidak mungkin sama antara satu dengan yang lainnya. Peranan
administrasi publik tersebut adalah, bahwa administrasi publik dalam melayani
masyarakat harus berdasarkan kebijaksanaan yang telah ditetapkan, administrasi publik
harus mampu menyerap dan menyesuaikannya dengan aspirasi masyarakat. Dalam
menjalankan peranan sebagai stabilisator itu, administrasi publik harus berupaya
menyeimbangkan aspirasi yang berbeda-beda, walaupun mungkin ada banyak aspirasi
yang bertentangan. Dengan demikian berarti tidak semua aspirasi masyarakat akan
terpenuhi, namun harus dihasilkan kebijaksanaan-kebijaksanaan publik (umum) yang
bisa menciptakan stabilitas dalam kehidupan bermasyarakat.
2. Administrasi publik mengatur, mengarahkan dan mempercepat perubahan sosial,
sesuai dengan yang diinginkan oleh masyarakat. Untuk mewujudkan hal itu, administrasi
publik harus berperan sebagai pelaksana dan sekaligus mengarahkannya, agar seluruh
kegiatannya termasuk yang dilaksanakan oleh masyarakat, terfokus pada tujuan utamanya
berupa perubahan sosial yang diinginkan tersebut. Selanjutnya, administrasi publik juga
harus berperan dalam melaksanakan kontrol dan evaluasi terhadap pelaksanaan seluruh
kegiatan, agar tidak menyimpang dari perencanaan. Sehubungan dengan hal itu, dalam
melakukan kegiatan yang membawa perubahan nilai-nilai, maka administrasi publik
harus berperan dalam memelihara dan memantapkan kehidupan bersama, yang tidak
kehilangan pegangan sebagai suatu bangsa yang bersatu. Peran administrasi publik itu,
harus dijalankan dengan beberapa cara yaitu:
a. Administrasi publik harus melestarikan nilai-nilai dasar yang telah diterima sebagai
konsensus nasional.
b. Administrasi publik harus menegakkan dan memberlakukan semua aturan hukum pada
setiap warga Negara (anggota masyarakat), tanpa membeda-bedakan pelaksanaannya
berdasarkan tingkatan sosial, status sosial, ekonomi, golongan dan lain-lain.
c. Administrasi publik harus melakukan tindakan pencegahan terhadap kecendrungan
untuk melawan suatu usaha melakukan perubahan, dengan berperilaku menyimpang dari
perilaku standar berdasarkan hak dan kewajiban sebagai warga Negara, yang bersumber
dari nilai-nilai dasar sebagai konsensus nasional.
3. Administrasi publik membawa dan mendorong rakyat untuk memasuki kehidupan
sebagai masyarakat maju dan modern. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa
administrasi publik berperan dalam mewujudkan perubahan sosial, antara lain melalui
pelaksanaan pembangunan. Usaha itu tidak bisa dipisahkan dari perkembangan dan
kemajuan ilmu dan teknologi yang berkembang pesat dari Negara yang maju dan
modern. Manusia semakin yakin bahwa dengan ilmu dan teknologi akan dapat
menciptakan masyarakat maju dan modern yang sejahtera. Oleh karena itulah
administrasi publik dalam mewujudkan kegiatannya, pada dasarnya telah melakukan
usaha mengantarkan rakyat untuk memasuki kehidupan masyarakat maju dan modern.
Untuk menjalankan ketiga peranan administrasi publik tersebut dalam kegiatan
yang bersifat operasional, maka administrasi publik membutuhkan dukungan berupa
suatu otoritas yang bersifat memaksa. Otoritas tersebut dipergunakan untuk mencegah
terjadinya ketidakpatuhan, yang dapat mengakibatkan terganggunya pelaksanaan
kegiatan untuk mewujudkan kepentingan umum. Misalnya, untuk mencegah adanya
pengguna jalan raya yang mengancam atau bisa mengakibatkan kecelakaan, maka setiap
pengendara kendaraan bermotor wajib memiliki SIM (Surat Izin Mengemudi). Seorang
pengendara yang tidak memiliki SIM, akan berhadapan dengan hukum yang dijalankan
oleh para aparat pelaksana administrasi publik. 

2. Kinerja Administrasi Publik

Administrasi adalah ilmu yang mempelajari “manusia” dalam melakukan kegiatan


“kerja sama” dengan orang-orang lain guna mencapai “tujuan” sesuai yang disepakati
bersama. Jika ilmu administrasi tersebut digunakan untuk mengatur, mengurus dan
mengelola “negara” maka sudah bisa dipastikan bahwa ilmu administrasi negara ini akan
memiliiki dimensi dan aspek yang sangat luas. Sebab konsep “negara” meliputi “wilayah
atau geografi, penduduk atau demografi, warga negara atau masyarakat, pemerintahan
atau sistim politik dan sistim hukum, kedaulatan, kepemimpinan dan lain-lain”. Dengan
demikian, Kompleksitas dimensi administrasi negara yang sangat luas tersebut menjadi
konsekwensi logis bahwa mekanisme kerja administrasi negara tidak hanya bersifat
interdisipliner tapi juga multidisipliner. Oleh sebab itu dalam rumpun ilmu administrasi
negara sudah menunjukan keterkaitan dengan ilmu lain yang bersifat interdisipliner
misalnya dengan “ilmu politik, ilmu hukum, ilmu ekonomi, ilmu pemerintahan, ilmu
statistik” serta bersifat multidisipliner jika berkaitan dengan ilmu transportasi, logistik,
teknik industri dan sektor sektor lain yang diperlukan oleh masyarakat luas terutama yang
terkait dengan “kebijakan negara” atau “public policy”. Jadi Administrasi Negara juga
berkenaan dengan kebijakan publik, artinya bahwa sebagai pelaksana kebijakan negara
maka sudah barang tentu segenap potensi sumber daya yang dimiliki oleh negara diatur
sedemikian rupa melalui proses kebijakan yang logis dan terukur, dalam upaya
mewujudkan tercapaianya tujuan negara yang efisien dan efektif. Walaupun luasnya
cakupan administrasi negara tersebut, namun sedapat mungkin tujuan negara bisa terukur
kinerjanya baik secara kuantitatif maupun kualitatif

Penjelasan di atas sebagai ilustrasi yang dapat menjadi latar belakang untuk
mendalami mengenai kinerja administrasi negara. Untuk itu, sudah barang tentu akan
melibatkan banyak aspek yang harus menjadi bahan kajian dalam kinerja tersebut. Secara
umum “kinerja” merupakan suatu “kemampuan pengorganisasian terhadap pencapaian
pemanfaatan sumber-sumber daya yang dimiliki dalam suatu satuan organisasi” (Rachard
L Daft, 2010). Pendapat Daft dalam memberikan pemahaman mengenai “kinerja” sebagai
“Kemampuan” menggunakan potensi organisasional untuk pencapaian pemanfaatan yang
optimal dalam struktur organisasi. Jadi, kinerja merupakan kemampuan organisasional,
artinya kinerja pada hakekatnya menyangkut baik kinerja secara individu maupun kinerja
organisasi. Oleh sebab itu, dalam pengukuran “kinerja” baik secara perorangan maupun
organisasi terdapat banyak macam metode pengukuran kinerja, misalnya pengukuran
kinerja dengan menggunakan model “balance scorecard” untuk pengukuran kinerja
secara organisasi.

Dalam kajian pengukuran kinerja administrasi negara masih bersifat kualitatif


yakni kajian pengukuran kinerja dari beberapa aspek yang relevan untuk menjadi
indikator dalam pengukuran kinerja tersebut. Pembahasan dalam mengukur kinerja
administrasi negara hanya memberikan ruang lingkup dan batasan yang menjadi area
pengukuran kinerja terhadap dimensi atau aspek-aspek yang terkait dengan hakekat
penyelenggaraan negara yakni mengurus kepentingan masyarakat. Artinya bahwa
hakekat administrasi negara sebagai “pelaksana kebijakan negara”, maka indikator
kinerja yang menjadi fokus kajian yaitu yang memiliki pengaruh terhadap sejauh mana
“kebijakan negara atau public policy” dapat dirumuskan dan diimplementasikan dengan
baik dan tepat sasaran dapat diukur tingkat keberhasilannya. Dengan demikian yang
menjadi indikator administrasi negara itu sendiri. Adapun yang termasuk lingkungan
strategis tersebut yaitu; jumlah penduduk, luas wilayah, sistem politik, sistem ekonomi,
sistem hukum, birokrasi dan termasuk kepemimpinan pemerintahan.

3. Indikator Kinerja Administrasi Publik

Indikator kinerja digunakan untuk menggambarkan capaian yang diperoleh oleh


suatu organisasi publik. Definisi indikator kinerja adalah ukuran kualitatif yang
menggambarkan tingkat pencapaian suatu sasaran atau tujuan yang telah ditetapkan
(BPKP dalam Mahsun, 2006 : 71). Antara indikator kinerja dengan ukuran kinerja
seringkali disamakan padahal keduanya mempunyai perbedaan makna. Sebagaimana
yang ditetapkan oleh Mahsun (2006 : 71) yang menyatakan bahwa : “Indikator kinerja
(performance indicator) mengacu pada penilaian kinerja tdak secara langsung yaitu hal-
hal yang sifatnya hanya merupakan indikasi-indikasi kinerja, sehingga bentuknya
cenderung kuallitatif. Sedangkan ukuran kinerja (performance measure) adalah kriteria
kinerja yang mengacu pada penilaian kinerja secara langsung, sehingga bentuknta
kuantitatif. Indikator kinerja dan ukuran kinerja ini sangat dibutuhkan untuk menilai
tingkat ketercapaian tujuan, sasaran, dan strategi.”

Indikator kinerja sangat penting digunakan karena untuk mengetahui apakah suatu
aktivitas atau program telah dilakukan secara efisien dan efektif. Pengunaan indikator
kinerja dalam setiap organisasi berbeda-beda satu sama lainnya. Dalam suatu organisasi,
penilaian kinerja terhadap organisasi merupakan hal yang penting. Hal ini disebabkan
antara kinerja dan penilaian kinerja merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan, seperti
diungkapkan Mustopadjadja (2002 : 12) menyebutkan bahwa ada beberapa jenis
indikator yang dapat digunakan dalam pelaksanaan pengukuran kinerja organisasi yaitu
sebagai berikut :

1. Indikator masukan (input) adalah segala sesuatu yang dibutuhkan agar pelaksanaan
kegiatan dapat berjaan untuk menghasilkan keluaran, dapat berupa dana sumber daya
manusia (pegawai). Informasi kebijakan atau peraturan perundangan dan sebagainya.

2. Indikator proses adalah segala besaran yang menunjukan upaya atau aktifitas yang
dilakukan dalam ranka mengolah masukan menjadi keluaran.

3. Indikator keluaran atau (output) adalah segala sesuatu yang diharapkan langsung
dipakai dari suatu kegiatan yang dapat berupa fisik maupun non-fisik.

4. Indikator hasil (outcome) adalah segala sesuatu yang mencerminkan berfungsinya


keluaran kegiatan jangka menengah (efek langsung), hasil nyata dari keluaran suatu
kegiatan.

5. Indikator manfaat (benefit) adalah segala sesuatu yang teerkait dengan tujuan akhir
dari pelaksanaan kegiatan, menggambarkan manfaat yang diperoleh dari indicator hasil,
menunjukan hal-hal yang diharapkan untuk dicapai bila keluaran dapat diselesaikan dan
berfungsi dengan optimal (tepat lokasi dan waktu).

6. Indikator dampak (impact) adalah pengaruh yang ditimbulkan baik positif maupun
negatif dari manfaat yang diperoleh dari hasil kegiatan, baru dapat diketahui dalam
jangka watu menengah tau panjang. Ini menunjukan dasar pemikiran dilakukannya

4. KINERJA ORGANISASI

Keberhasilan suatu organisasi dipengaruhi oleh kinerja sumber daya manusia,


untuk itu setiap organisasi akan berusaha untuk meningkatkan kinerja dalam mencapai
tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Organisasi yang tumbuh dan terpelihara dengan
baik akan mampu memacu organisasi ke arah perkembangan yang lebih baik. Istilah
kinerja dari kata job performance atau actual performance (prestasi kerja atau prestasi
sesungguhnya yang dicapai oleh seseorang). Prestasi kerja pada umumnya dipengaruhi
oleh kecakapan, keterampilan, pengalaman dan kesungguhan kerja dari tenaga kerja yang
bersangkutan.

Kinerja (performance) adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian


pelaksanaan suatu kegiatan atau program atau kebijakan dalam mewujudkan sasaran,
tujuan, misi, dan visi organisasi yang tertuang dalam strategic planning suatu organisasi
(Mahsun, 2006).
Menurut Mangkunegara dalam bukunya Evaluasi Kinerja SDM (2014:9) mengatakan
bahwa, kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh
seseorang dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan
kepadanya. Pendapat diatas mengandung makna bahwa kinerja adalah melakukan suatu
kegiatan dan menyempurnakan sesuai dengan tanggung jawabnya dengan hasil yang
diharapkan.

Istilah kinerja sering digunakan untuk menyebut prestasi atau tingkat keberhasilan
individu maupun kelompok. Kinerja bisa diketahui jika individu atau kelompok
mempunyai kriteria keberhasilan yang telah ditetapkan. Kriteria keberhasilan ini berupa
tujuan-tujuan tertentu yang hendak dicapai. Tanpa ada tujuan atau target, kinerja
organisasi tidak mungkin dapat diketahui karena tidak ada tolak ukur.

Kinerja organisasi menurut Atmosudirdjo yang dikutip oleh Pasolong dalam


bukunya Teori Administrasi Publik  (2013:176) yang mengemukakan bahwa, kinerja
organisasi adalah sebagai efektivitas organisasi secara menyeluruh untuk kebutuhan yang
ditetapkan dari setiap kelompok yang berkenaan melalui usaha-usaha yang sistemik dan
meningkatkan kemampuan organisasi secara terus menerus untuk mencapai
kebutuhannya secara efektif.
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kinerja organisasi publik menurut Siagian
(2002), yaitu: kompensasi, komitmen organisasi, motivasi kerja, kepemimpinan, budaya
organisasi, disiplin kerja, kepuasan kerja, dan komunikasi.  

5. Mengukur Kinerja Administrasi Publik


Pendekatan Konsep dan Teori
Dalam pembahasan selanjutnya untuk memberikan landasan pemikiran dalam
kajian pengukuran kinerja administrasi negara, terlebih dahulu diuraikan secara filosofis
mengenai apa yang dimaksud dengan pengertian mengenai konsep dan teori. Pemahaman
secara umum konsep adalah konstruksi berpikir yang berupa ide-ide dan gagasan dari
fenomena dalam kehidupan kemasyarakatan yang masih bersifat abstrak. Munculnya
sebuah paradigma, teori, model dan teknik berawal dari lahirnya konsep-konsep yang
dikembangkan melalui metodologi yang ditentukan. Sedangkan teori merupakan
pernyataan atau preposisi yang disusun secara sistematis dan mengandung keterkaitan
beberapa konsep atau variabel dengan susunan yang logis, rational dan sistematis. Dalam
kajian pengukuran kinerja administrasi negara sudah barang tentu berdasarkan konsep
dan teori. Namun, konsep dan teori yang menjadi landasan analisis yang sudah dibangun
oleh pakar yang menjadi referensi pokok dalam topik penulisan ini. Referensi yang
digunakan dalam kajian ini seperti telah disebutkan di atas yaitu menururt Headley
(2006) dalam buku Quo Vadis Admnistrasi Negara Indonesia. Sumber kajian ini cukup
menarik sebagai instrumen analisis dalam mengukur kinerja administrasi negara.
Beberapa aspek yang menjadi variabel pengukuran kinerja Administrasi Negara
memberikan koridor yang dianggap relevan untuk mengukur kinerja administrasi, pada
dasarnya cukup memiliki kekuatan yang mampu memberikan batasan yang jelas dari
luasnya hamparan yang melekat pada tugas dan fungsi negara. Adapun uraian
pembahasan aspek-aspek yang menjadi variabel pengukuran kinerja administrasi negara
akan diuraikan serta dielaborasi terhadap lima (5) aspek yaitu sebagai berikut; “Faktor
lingkungan umum, lingkungan khusus, struktur dan kultur birokrasi, figure sebagai role
model, proses-proses manajemen”. Kelima aspek atas faktor-faktor di atas dalam kajian
selanjutnya akan menjadi variabel yang dianalisis sedapat mungkin lebih komprehensip
mengandung dimensidimensi yang dapat menjadi indicator-indikator untuk mengukur
kinerja administrasi negara sebagai struktur organisasional dari variabel yang telah
ditetapkan tersebut, pembahasan selanjutnya akan diuraikan lebih mendalam di bawah
ini.

6. PERAN ADMINISTRASI PUBLIK DALAM MENINGKATKAN KINERJA


ORGANISASI

Administrasi terdapat di dalam suatu organisasi. Organisasi mempunyai


seperangkat tujuan. Administrasi adalah alat bagi organisasi dalam rangka mencapai
tujuan-tujuannya. Segala kegiatan administrasi harus selalu berorientasi pada tujuan
organisasi. Segala kegiatan administrasi harus berlangsung secara efektif dan efisien agar
tujuan-tujuan organisasi tercapai secara optimal. Karena tiap-tiap organisasi melibatkan
sedikitnya dua orang yang bekerja untuk mencapai tujuan bersama, maka kerjasama di
antara anggota-anggota organisasi mutlak perlu dikembangkan secara harmonis.
Administrasi sesuai dengan prosesnya ialah menentukan tujuan dan kebijaksanaan,
sedangkan organisasi sebagai wadah untuk mencapai tujuan.

Administrasi memiliki kaitan yang erat dengan organisasi, administrasi


merupakan bagian dari aktifitas organisasi namun organisasi juga dapat dikatakan sebagai
hasil atau bagian dari administrasi. Dalam perkembangan organisasi, administrasi
memiliki perbedaan yang jelas dengan manajemen yang juga merupakan aktifitas
organisasi. Pengertian organisasi (Robbins,1990:4) adalah suatu entitas sosial yang secara
sadar terkoordinasi, memiliki suatu batas yang relatif dapat diidentifikasi, dan berfungsi
secara relatif kontinu (berkesinambungan) untuk mencapai suatu tujuan atau seperangkat
tujuan bersama. Definisi tersebut dapat diartikan bahwa organisasi merupakan orang-
orang yang berkumpul atau terdiri dari kelompok-kelompok yang bersatu menjadi sebuah
kesatuan, yang dimana meraka secara sadar saling berkerja sama untuk mencapai sebuah
tujuan bersama dalam suatu sistem dan peraturan-peraturan yang sudah disepakati
bersama. Beberapa orang yang terkumpul dalam kesatuan tetapi tidak memiliki tujuan
ataupun rules dalam menjalankan aktifitasnya, sekumpulan tersebut belum bisa dikatakan
sebuah organisasi.

Berbagai kebutuhan organisasi modern seperti sekarang ini sangat membutuhkan


administrasi publik. Setiap organisasi yang ada, baik itu organisasi pemerintah maupun
organisasi swasta tidak bisa melewatkan administrasi publik sebagai suatu proses
kebiasaan sehari-hari. Administrasi publik sangat berperan sekali bagi organisasi,
diantaranya adalah untuk mempermudah suatu pekerjaan, menghimpun data, kegiatan
surat menyurat, serta memperlancar proses kemudahan suatu birokrasi atau institusi.
Ilmu administrasi publik sudah mencakup hal-hal penting dalam kehidupan organisasi.
Administrasi publik mampu menanggapi isu-isu pokok dalam organisasi dan
mampu memformulasikan ke dalam suatu rumusan kebijaksanaan, serta cakap
melaksanakan kebijakan tersebut dalam kehidupan sehari hari. Keteraturan kehidupan
organisasi menjadi acuan suksesnya administrasi publik sehingga mampu menunjang
kehidupan organisasi yang mempunyai kinerja yang baik.
Pentingnya peran administrasi publik terhadap organisasi juga disebabkan:
1. Dalam kehidupan masyarakat modern, terjadi perubahan pola kehidupan di segala
bidang menjadi pola kehidupan berdasarkan kerjasama keorganisasian.
2. Pola kehidupan keorganisasian (organizational life) ini berkaitan dengan pola
kehidupan modern dan tata cara berpikir serta bekerja secara rasional.
3. Cara berpikir dan bekerja secara rasional ini berkaitan dengan ilmu pengetahuan dan
teknologi modern.
4. Cara berpikir modern dan bekerja secara rasional dimaksudkan untuk menghasilkan
keefektifan (effectiveness) dan keefisienan (efficiently) pencapaian tujuan.
5. Berpikir dan bekerja secara rasional dengan teknologi modern dan dengan pola
kehidupan berorganisasi modern kearah efisiensi dan efektivitas memerlukan
administrasi (Prajudi Atmosudirjo, 1980: 24). 

7. KESIMPULAN

Administrasi publik sangat berperan sekali bagi organisasi, diantaranya adalah untuk
mempermudah suatu pekerjaan, menghimpun data, kegiatan surat menyurat, serta
memperlancar proses kemudahan suatu birokrasi atau institusi.
Peran  administrasi publik memegang  peranan penting, hal ini dikarenakan administrasi
negara berperan sebagai stabilisator bagi kepentingan masyarakat,  administrasi berperan
untuk mengatur, mengarahkan dan mempercepat perubahan sosial,  berperan untuk
membawa dan mendorong rakyat untuk memasuki kehidupan sebagai  masyarakat  maju
dan  modern.
Sedangkan   peran administrasi publik dalam meningkatkan kinerja organisasi adalah
Ilmu administrasi publik sudah mencakup hal-hal penting dalam kehidupan organisasi.
Administrasi publik mampu menanggapi isu-isu pokok dalam organisasi dan mampu
memformulasikan ke dalam suatu rumusan kebijaksanaan, serta cakap melaksanakan
kebijakan tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Keteraturan kehidupan organisasi
menjadi acuan suksesnya administrasi publik sehingga mampu menunjang kehidupan
organisasi yang mempunyai kinerja yang baik
8. Daftar pustaka
A.R, Mutopodidja. 2013. Peranan Etos
Kerja. Jakarta: STIALAN.
Atmosudirjo, S.Prajudi. 2002. Administrasi
Negara. Jakarta: Ghalla Indonesia
http://timberlakeorin.blogspot.com/2009/11/karakteristik-ilmu-administrasi-dalam.html
 https://rahimoke.wordpress.com/2010/10/23/pengertian-dan-perkembangan-paradigma-
administrasi/
 http://digilib.uinsgd.ac.id/4031/9/4_bab1.pdf 
http://elkanagoro.blogspot.com/2014/09/lima-paradigma-administrasi-negara.html 
https://admpublik.tumblr.com/post/649579584191414272/peran-administrasi-publik-
dalam-meningkatkan#:~:text=Administrasi%20publik%20sangat%20berperan
%20sekali,hal%20penting%20dalam%20kehidupan%20organisasi.

Anda mungkin juga menyukai