ORGANISASI
Artikel karya ilmiah ini memaparkan mengenai sistem yang diterapkan pada administrasi
publik dalam meningkatkan kinerja organisasi, hal ini menjadi menarik karena kunci utama
untuk mencapai tujuan suatu lembaga harus memiliki pengadministrasian yang baik, hal ini juga
berlaku untuk seluruh birokrasi pemerintahan .Suatu administrasi publik biasanya selalu
dibarengi dengan sistem ketatanegaraan suatu negara dan segala sesuatu yang berhubungan
dengan publik yang mencakup organisasi publik, kebijakan publik, manajemen publik, dan
pelayanan publik.. Dengan demikian, jika ingin memahaminya dari konteks dan setting pada
sebuah organisasi, bisa dijelaskan secara kasar bahwa pimpinan puncak atau dewan
memutuskan visi, misi, tujuan baik jangka pendek dan jangka panjang, dan kepala unit bisnis
selanjutnya membuat rencana tindakan dan membuat atau mereformasi proses, membagikan
tanggung jawab, mengarahkan perencanaan, mengajak orang-orang untuk bergabung, serta
mulai bekerja untuk mencapai tujuan yang sudah ditetapkan dan sesuai dengan pedoman yang
ditentukan.
Dari beberapa pendapat yang ada, bahwa peran administasi publik erat kaitannya
dengan pentingnya administrasi publik itu sendiri, dan mengharuskan administrasi publik
terbuka terhadap kotrol sosial dalam mewujudkan kegiatan-kegiatannya secara
operasional. Berdasarkan kondisi tersebut, jelas sekali bahwa administrasi publik
mempunyai peran dalam kehidupan publik, yang dapat dijabarkan sebagai berikut :
1. Administrasi publik adalah sebagai stabilisator masyarakat, karena keinginan dan
kebutuhan manusia tidak mungkin sama antara satu dengan yang lainnya. Peranan
administrasi publik tersebut adalah, bahwa administrasi publik dalam melayani
masyarakat harus berdasarkan kebijaksanaan yang telah ditetapkan, administrasi publik
harus mampu menyerap dan menyesuaikannya dengan aspirasi masyarakat. Dalam
menjalankan peranan sebagai stabilisator itu, administrasi publik harus berupaya
menyeimbangkan aspirasi yang berbeda-beda, walaupun mungkin ada banyak aspirasi
yang bertentangan. Dengan demikian berarti tidak semua aspirasi masyarakat akan
terpenuhi, namun harus dihasilkan kebijaksanaan-kebijaksanaan publik (umum) yang
bisa menciptakan stabilitas dalam kehidupan bermasyarakat.
2. Administrasi publik mengatur, mengarahkan dan mempercepat perubahan sosial,
sesuai dengan yang diinginkan oleh masyarakat. Untuk mewujudkan hal itu, administrasi
publik harus berperan sebagai pelaksana dan sekaligus mengarahkannya, agar seluruh
kegiatannya termasuk yang dilaksanakan oleh masyarakat, terfokus pada tujuan utamanya
berupa perubahan sosial yang diinginkan tersebut. Selanjutnya, administrasi publik juga
harus berperan dalam melaksanakan kontrol dan evaluasi terhadap pelaksanaan seluruh
kegiatan, agar tidak menyimpang dari perencanaan. Sehubungan dengan hal itu, dalam
melakukan kegiatan yang membawa perubahan nilai-nilai, maka administrasi publik
harus berperan dalam memelihara dan memantapkan kehidupan bersama, yang tidak
kehilangan pegangan sebagai suatu bangsa yang bersatu. Peran administrasi publik itu,
harus dijalankan dengan beberapa cara yaitu:
a. Administrasi publik harus melestarikan nilai-nilai dasar yang telah diterima sebagai
konsensus nasional.
b. Administrasi publik harus menegakkan dan memberlakukan semua aturan hukum pada
setiap warga Negara (anggota masyarakat), tanpa membeda-bedakan pelaksanaannya
berdasarkan tingkatan sosial, status sosial, ekonomi, golongan dan lain-lain.
c. Administrasi publik harus melakukan tindakan pencegahan terhadap kecendrungan
untuk melawan suatu usaha melakukan perubahan, dengan berperilaku menyimpang dari
perilaku standar berdasarkan hak dan kewajiban sebagai warga Negara, yang bersumber
dari nilai-nilai dasar sebagai konsensus nasional.
3. Administrasi publik membawa dan mendorong rakyat untuk memasuki kehidupan
sebagai masyarakat maju dan modern. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa
administrasi publik berperan dalam mewujudkan perubahan sosial, antara lain melalui
pelaksanaan pembangunan. Usaha itu tidak bisa dipisahkan dari perkembangan dan
kemajuan ilmu dan teknologi yang berkembang pesat dari Negara yang maju dan
modern. Manusia semakin yakin bahwa dengan ilmu dan teknologi akan dapat
menciptakan masyarakat maju dan modern yang sejahtera. Oleh karena itulah
administrasi publik dalam mewujudkan kegiatannya, pada dasarnya telah melakukan
usaha mengantarkan rakyat untuk memasuki kehidupan masyarakat maju dan modern.
Untuk menjalankan ketiga peranan administrasi publik tersebut dalam kegiatan
yang bersifat operasional, maka administrasi publik membutuhkan dukungan berupa
suatu otoritas yang bersifat memaksa. Otoritas tersebut dipergunakan untuk mencegah
terjadinya ketidakpatuhan, yang dapat mengakibatkan terganggunya pelaksanaan
kegiatan untuk mewujudkan kepentingan umum. Misalnya, untuk mencegah adanya
pengguna jalan raya yang mengancam atau bisa mengakibatkan kecelakaan, maka setiap
pengendara kendaraan bermotor wajib memiliki SIM (Surat Izin Mengemudi). Seorang
pengendara yang tidak memiliki SIM, akan berhadapan dengan hukum yang dijalankan
oleh para aparat pelaksana administrasi publik.
Penjelasan di atas sebagai ilustrasi yang dapat menjadi latar belakang untuk
mendalami mengenai kinerja administrasi negara. Untuk itu, sudah barang tentu akan
melibatkan banyak aspek yang harus menjadi bahan kajian dalam kinerja tersebut. Secara
umum “kinerja” merupakan suatu “kemampuan pengorganisasian terhadap pencapaian
pemanfaatan sumber-sumber daya yang dimiliki dalam suatu satuan organisasi” (Rachard
L Daft, 2010). Pendapat Daft dalam memberikan pemahaman mengenai “kinerja” sebagai
“Kemampuan” menggunakan potensi organisasional untuk pencapaian pemanfaatan yang
optimal dalam struktur organisasi. Jadi, kinerja merupakan kemampuan organisasional,
artinya kinerja pada hakekatnya menyangkut baik kinerja secara individu maupun kinerja
organisasi. Oleh sebab itu, dalam pengukuran “kinerja” baik secara perorangan maupun
organisasi terdapat banyak macam metode pengukuran kinerja, misalnya pengukuran
kinerja dengan menggunakan model “balance scorecard” untuk pengukuran kinerja
secara organisasi.
Indikator kinerja sangat penting digunakan karena untuk mengetahui apakah suatu
aktivitas atau program telah dilakukan secara efisien dan efektif. Pengunaan indikator
kinerja dalam setiap organisasi berbeda-beda satu sama lainnya. Dalam suatu organisasi,
penilaian kinerja terhadap organisasi merupakan hal yang penting. Hal ini disebabkan
antara kinerja dan penilaian kinerja merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan, seperti
diungkapkan Mustopadjadja (2002 : 12) menyebutkan bahwa ada beberapa jenis
indikator yang dapat digunakan dalam pelaksanaan pengukuran kinerja organisasi yaitu
sebagai berikut :
1. Indikator masukan (input) adalah segala sesuatu yang dibutuhkan agar pelaksanaan
kegiatan dapat berjaan untuk menghasilkan keluaran, dapat berupa dana sumber daya
manusia (pegawai). Informasi kebijakan atau peraturan perundangan dan sebagainya.
2. Indikator proses adalah segala besaran yang menunjukan upaya atau aktifitas yang
dilakukan dalam ranka mengolah masukan menjadi keluaran.
3. Indikator keluaran atau (output) adalah segala sesuatu yang diharapkan langsung
dipakai dari suatu kegiatan yang dapat berupa fisik maupun non-fisik.
5. Indikator manfaat (benefit) adalah segala sesuatu yang teerkait dengan tujuan akhir
dari pelaksanaan kegiatan, menggambarkan manfaat yang diperoleh dari indicator hasil,
menunjukan hal-hal yang diharapkan untuk dicapai bila keluaran dapat diselesaikan dan
berfungsi dengan optimal (tepat lokasi dan waktu).
6. Indikator dampak (impact) adalah pengaruh yang ditimbulkan baik positif maupun
negatif dari manfaat yang diperoleh dari hasil kegiatan, baru dapat diketahui dalam
jangka watu menengah tau panjang. Ini menunjukan dasar pemikiran dilakukannya
4. KINERJA ORGANISASI
Istilah kinerja sering digunakan untuk menyebut prestasi atau tingkat keberhasilan
individu maupun kelompok. Kinerja bisa diketahui jika individu atau kelompok
mempunyai kriteria keberhasilan yang telah ditetapkan. Kriteria keberhasilan ini berupa
tujuan-tujuan tertentu yang hendak dicapai. Tanpa ada tujuan atau target, kinerja
organisasi tidak mungkin dapat diketahui karena tidak ada tolak ukur.
7. KESIMPULAN
Administrasi publik sangat berperan sekali bagi organisasi, diantaranya adalah untuk
mempermudah suatu pekerjaan, menghimpun data, kegiatan surat menyurat, serta
memperlancar proses kemudahan suatu birokrasi atau institusi.
Peran administrasi publik memegang peranan penting, hal ini dikarenakan administrasi
negara berperan sebagai stabilisator bagi kepentingan masyarakat, administrasi berperan
untuk mengatur, mengarahkan dan mempercepat perubahan sosial, berperan untuk
membawa dan mendorong rakyat untuk memasuki kehidupan sebagai masyarakat maju
dan modern.
Sedangkan peran administrasi publik dalam meningkatkan kinerja organisasi adalah
Ilmu administrasi publik sudah mencakup hal-hal penting dalam kehidupan organisasi.
Administrasi publik mampu menanggapi isu-isu pokok dalam organisasi dan mampu
memformulasikan ke dalam suatu rumusan kebijaksanaan, serta cakap melaksanakan
kebijakan tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Keteraturan kehidupan organisasi
menjadi acuan suksesnya administrasi publik sehingga mampu menunjang kehidupan
organisasi yang mempunyai kinerja yang baik
8. Daftar pustaka
A.R, Mutopodidja. 2013. Peranan Etos
Kerja. Jakarta: STIALAN.
Atmosudirjo, S.Prajudi. 2002. Administrasi
Negara. Jakarta: Ghalla Indonesia
http://timberlakeorin.blogspot.com/2009/11/karakteristik-ilmu-administrasi-dalam.html
https://rahimoke.wordpress.com/2010/10/23/pengertian-dan-perkembangan-paradigma-
administrasi/
http://digilib.uinsgd.ac.id/4031/9/4_bab1.pdf
http://elkanagoro.blogspot.com/2014/09/lima-paradigma-administrasi-negara.html
https://admpublik.tumblr.com/post/649579584191414272/peran-administrasi-publik-
dalam-meningkatkan#:~:text=Administrasi%20publik%20sangat%20berperan
%20sekali,hal%20penting%20dalam%20kehidupan%20organisasi.