Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH EKOLOGI ADMINISTRASI NEGARA

“Permasalahan Urbanisasi”

DISUSUN OLEH :
Nama : 1.Bagas Fadhilah ( 1701010045)
2. M.Fadhli
3. Iin indriyati ( 1701010056)
4. Aniza Lestari Ranama (1701010059)
5. Adhiati Dewi Anggraini (1701010062)
6. Abdul roji ( 1701010063)

Kelas : 6a Administrasi Negara

FAKULTAS ILMU SOSIAL & ILMU POLITIK


UNIVERSITAS ISLAM SYEKH YUSUF TANGERANG
2020
BAB 1

RESUME

GAMBARAN UMUM ADMINISTRASI NEGARA


Administrasi Negara (Public Administration) adalah suatu “species” dalam lingkungan
“genius” administrasi yang bermakna sebagai kegiatan manusia yang koperatif. Species
lainnya mungkin dapat disebutkan Administrasi niaga atau perusahaan (business
administration) dan administrasi privat non perusahaan niaga.
Administrasi Negara dan Administrasi Niaga/Perusahaan telah dikembangkan sebagai
cabang-cabang ilmu yang diajarkan dalam dunia pendidikan tinggi bahkan menjadi suatu
fakultas dengan nama School of Public and Business Administration dan di Indonesia
Fakultas Ketatanegaraan dan Ketataniagaan.
1. Definisi Administrasi Negara
Dwight Waldo (1995) memperingatkan agar hati-hati dalam menyusun suatu definisi,
apalagi definisi tentang public administration. Dia mengatakan “sesungguhnya tidak ada
definisi yang tepat tentang public administration. Mungkin ada definisi yang ringkas
tetapi tidak dapat memberikan penjelasan yang memuaskan. Dari ungkapan tersebut jelas
bahwa memang tidak mungkin mengajukan definisi yang ringkas, paling tidak
diperlukan suatu deskripsi.
Dengan mengingat akan hal ini, maka diajukan dua definisi sebagai pangkal
pembahasan selanjutnya yaitu :
1) Public Administration adalah organisasi dan manajemen dari manusia dan benda
guna mencapai tujuan-tujuan pemerintah.
2) Public Administration adalah suatu seni dan ilmu tentang manajemen yang
dipergunakan untuk mengatur urusan-urusan Negara.
2. Beberapa Cara Pendekatan
Beberapa pendekatan yang menjadi gambaran umum Administrasi Negara :
1) Administrasi Negara sebagai salah satu dari kedua fungsi pemerintahan yang penting
Menurut W. Wilson dalam tulisannya “the study of administration” dan Frank J.
Goodnow dalam “polities and administration”. Sistem pemerintahan mempunyai
dua fungsi pokok yaitu politik dan administrasi, keduanya mengkritik terkait dengan
adanya doktrin dikotomi yang meliputi tiga kekuasaan (eksekutif, legislative dan
yudikatif)
2) Administrasi Negara sebagai salah satu cabang dari pemerintahan
Administrasi merupakan cabang legislatif dari pemerintah dalam departemen –
departemen legislatif atau departemen pemerintahan. Karena cabang legislatif yang
menciptakan, memelihara, pada batas tertentu mengawasi departemen tersebut.
Administrasi memiliki sifat yang istimewa maka kadang – kadang disebut cabang ke
empat dari pemerintah negara
3) Administrasi Negara beraspek yuridis
Pada umumnya departemen, dinas, dan organisasi administratif diciptakan oleh
hokum, dan mereka itu diadakan untuk melaksanakan ketentuan hukum. Dimana
hukum UU menetapkan kekuasaan, memerinci tugas dan membatasi wewenang
mereka, serta menyediakan alat hokum bagi warga negara untuk menyanggah
penyalahgunaan kekuasaan administrasi
4) Administrasi Negara sebagai profesi (profession)
Administrasi negara adalah tempat untuk mempraktikan keahlian. Dimana
administrator adalah seorang profesional dalam arti bahwa ia adalah seorang
spesialis yang telah dididik dan dilatih dalam lapangannya
5) Administrasi Negara sebagai manajemen
Dwight Waldo mendefinisikan sebagai tindakan untuk mencapai hubungan
kerjasama yang rasional dalam suatu sistem administrasi
6) Administrasi Negara sebagai seni dan ilmu
Administrasi negara mempunyai 2 macam arti
a. Suatu lapangan penyelidikan ilmu, suatu disiplin atau suatu studi
b. Suatu proses atau kegiatan mengenai urusan publik
Suatu praktek dalam suatu seni menggunakan intuisi, keputusan yang bersifat
subjektif sedangkan dalam ilmu, menggunakan lapangan studi metode ilmiah
7) Administrasi Negara sebagai suatu proses
Semua langkah manusia yang menentukan tujuan apa yang akan dicapai sampai
kepada penyelenggaraan mencapai tujuan itu
KONSEP DASAR EKOLOGI ADMINISTRASI
1. Ekologi
Ekologi Administrasi (Negara) terdiri dari dua terminology yaitu “Ekologi” dan
“Administrasi”, kedua terminology ini dapat ditelusuri dari berbagai sudut pandang
pengertian yang berbeda. Disebabkan oleh latar belakang pengalaman, pendidikan dan
cara pandang dari para ahli yang bersangkutan.
Kata Ekologi pertama kali diperkenalkan oleh Ernest Hackel, seorang biologis
Jerman pada tahun 1869. Kata Ekologi terdiri dari kata Oikos dan Logos, Oikos :
rumah/tempat tinggal, sedangkan Logos : telaah/studi. Jadi Ekologi adalah ilmu tentang
rumah atau tempat tinggal makhluk , biasanya ekologi didefinisikan sebagai “ilmu yang
mempelajari hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungan” (Soejiran
Dkk-Pengantar Ekologi).
2. Administrasi
Administrasi dalam arti sempit adalah kegiatan-kegiatan yang bersifat tulis-menulis, jadi
merupakan kegiatan tata usaha seperti mengetik, mengirim surat dan menyimpan arsip,
sedangkan administrasi dalam arti luas meliputi kegiatan yang dilakukan untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu. Kegiatan itu meliputi antara lain
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan. Sedangkan pengertian
administrasi itu sendiri adalah : “Keseluruhan proses pelaksanaan kegiatan yang
dilakukan oleh dua orang atau lebih yang terlibat dalam suatu bentuk usaha bersama
demi tercapainya tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu”.
3. Hubungan Ekologi dengan Administrasi
Tinjauan Ekologi terhadap perkembangan Administrasi berarti “Tinjauan yang mencoba
menerangkan hubungan antar lingkungan (Environment) dimana administrasi itu tumbuh
dan berkembang dengan administrasi itu sendiri yang dianggap sebagai organisme hidup
(Living organisme).
BAB II

MASALAH

Studi Kasus Mengenai Ekologi Administrasi Terhadap Pembuatan Kebijakan Publik


Urbanisasi Jadi Masalah Pelik Perkotaan

Jakarta - Pengamat tata kota dari Universitas Trisakti Jakarta, Yayat Supriyatna,
mengatakan urbanisasi atau perpindahan penduduk dari desa ke kota merupakan masalah
pelik yang kini dihadapi kota-kota besar di Indonesia seperti Jakarta. Jakarta selama ini masih
menjadi tujuan utama untuk mencari penghidupan yang layak sehingga orang berbondong-
bondong datang ke Ibukota Negara ini.
Urbanisasi identik dengan sebuah tujuan untuk memperbaiki kondisi hidup yang
semula serba kekurangan untuk menjadi lebih baik. Urbanisasi bagi kota besar seperti Jakarta
merupakan problema pelik yang setiap tahun pasti datang menghampiri. Hal ini
mengidentifikasikan bahwa tempat asal mereka lahan ekonominya tidak cukup prospektif.
Terlebih mereka melihat bahwa kota besar khususnya Jakarta merupakan pusatnya
perekonomian, maka ketertarikan untuk mengadu nasib dengan urbanisasi semakin
bertambah.
Nalarnya, dengan meningkatnya jumlah penduduk suatu kota, juga akan mempengaruhi
meningkatnya Produk Domestic Bruto (PDB) dan pencapaian pembanguan kota tersebut, itu
hanya terjadi bila urbanisasi di kota besar masih pada tingkat yang bisa dikendalikan. Namun
beda halnya yang terjadi di kota Jakarta yang sudah sangat tidak terkontrol, bahkan
meningkat dari tahun ke tahun. Bukannya pencapaian pembangunan justru muncul masalah
yang baru, misalnya: kemiskinan, pengangguran, tatakota yang carut marut, kesejahteraan
yang kurang merata, bahkan timbulnya kriminalitas yang semakin merajalela.
Secara empiris, arus urbanisasi selalu searah dengan arus pembangunan. Dan saat ini
pembangunan di Jakarta masih dianggap yang paling baik di negeri ini. Fakta ini
menunjukkan bahwa kesalahan bukan hanya terletak dari urbanisasi, namun juga pada
kebijakan pembangunan yang tidak merata. Hal ini menunjukkan bahwa progam otonomi
daerah juga kurang maksimal, padahal bila progam tersebut bisa tercapai dengan
memaksimalkan potensi daerahnya masing-masing akan menekan jumlah arus urbanisasi dan
pembangunan daerah juga akan tercapai.
“Hal ini dapat dimaklumi karena sekitar 70 persen perputaran ekonomi ada di Jakarta.
Sehingga apa yang dilakukan atau dikerjakan di Jakarta akan mudah menghasilkan uang.
Sementara di kampung halaman, untuk menjadi petani saja sangat sulit karena lahan
pertanian sudah dikuasai pemodal,” ujar Yayat. Menurut dia, urbanisasi saat ini tidak lagi
terjadi pada saat lebaran. Akibatnya beban Pemprov DKI juga semakin berat. Bila Pemprov
DKI gagal mempersipkan tempat tinggal maka akan semakin banyak kawasan kumuh. Bila
gagal membenahi sarana transportasi public maka kemacetan akan semakin parah dan bila
pengangguran semakin banyak kerawan sosial akan semakin meningkat.
Kepala Dinas Dukcapil DKI Jakarta, Dhany Sukma, mengatakan, perpindahan
penduduk adalah hal yang lumrah dan kebijakan pembatasan tidak tepat untuk diterapkan.
Pemerintah DKI Jakarta memperkirakan jumlah pendatang baru di Jakarta setelah masa Idul
Fitri akan mencapai 71.000 atau meningkat sebanyak 2.000 orang dibandingkan tahun lalu.
"Dari sisi di alam demokrasi dan pemenuhan hak-hak sekarang, sudah tidak pas. Kita
bisa bayangkan kalau setiap daerah melakukan itu, kita seperti tinggal di negara yang
ada barrier -nya." kata Dhany. Yang paling penting, kata Dhany, orang-orang itu memiliki
alamat tinggal yang jelas, di mana mereka bisa bernaung sambil mencari pekerjaan. Ia
mengatakan pihaknya akan melaksanakan bina layanan kependudukan pada tanggal 14
hingga 25 Juni dengan melakukan pendataan di RT dan RW di Jakarta. Dhany mengatakan
dinas akan mengeluarkan surat keterangan domisili sementara untuk pendatang yang tidak
memiliki KTP DKI Jakarta. Sementara, kata Dhany, warga yang tidak memiliki identitas
apapun, atau masuk golongan rentan, akan ditangani oleh Dinas Sosial.
BAB III

PEMBAHASAN MASALAH

Urbanisasi sebenarnya merupakan permasalahan yang sering dijumpai di kota besar di


Indonesia terutama Jakarta. Pasca lebaran banyak penduduk yang berbondong-bondong untuk
melakukan urbanisasi dan mencari pekerjaan di Ibukota Negara ini. Hal ini tentunya akan
banyak menimbulkan permasalahan yang akan bermunculan di kota besar tersebut. Mulai
dari kemiskinan, kriminalitas, kemacetan, kesehatan, hingga masalah penyedian fasilitas
umum. Merupakan sebuah tugas pemerintah bagaimana memecahkan permasalahan tersebut
yang tidak semudah membalikkan telapak tangan. Dibutuhkan penanganan yang serius dari
pihak pemerimtah sendiri dan bekerja sama dengan masyarakat.
Menurut ekologi administrasi adalah serangkaian proses yang terorganisir dari suatu
aktivitas publik atau kenegaraan yang bertujuan untuk memecahkan masalah-masalah publik
melalui perbaikan-perbaikan terutama di bidang organisasi, sumberdaya manusia, dan
keuangan. Dengan demikian ekologi administrasi publik yaitu suatu ilmu yang mempelajari
adanya proses saling mempengaruhi sebagai akibat adanya hubungan normatif secara total
dan timbal balik antara pemerintah dengan lembaga-lembaga tertinggi negara maupun antar
pemerintah, vertikal-horisontal, dan dengan masyarakatnya. Dari pengertian ekologi tersebut
maka dapat ditarik sebuah analisis bahwa permasalahn publik sangat erat kaitannya dengan
sebuah lingkungan dimana sebuah permasalah publik tersebut berada. Maksudnya adalah
permasalahan publik senantiasa erat kaitannya dengan hubungan timbal balik antara
pemerintah, masyarakat dengan lembaga lainnya yang satu dengan yang lain akan
berpengaruh dalam proses pengambilan kebijakan.
Dalam menyikapi permasalahan urbanisasi tidaklah mudah harus ada kerjasama antar
lembaga yang dapat mengatasi permasalah tersebut. Kebijakan pemerintah mengenai operasi
kependudukan dan mendata warga yang menetap di Jakarta dan mana warga yang tinggal
sementara di Jakarta sebenarnya sudah baik tetapi masih perlu kebijakan lain yang memang
dapat dan sangat efektif untuk memecahkan permasalah tersebut. Beberapa cara yang dapat
menjadi pertimbangan bagi pemerintah adalah mengefektifkan sektor pertanian yang menjadi
komoditi khas bagi masyarakat desa, pemerataan pembangunan, penyedian fasilitas yang
memadai di daerah, menyediakan informasi lowongan pekerjaan bagi masyarakat desa,
pengadaan pelatihan kewirausahaan dan memperluas pekerjaan di daerah lain.
Sektor pertanian merupakan komoditi khas bagi masyarakat desa, sudah seharusnya
pemerintah mengambil kebijakan dengan cara lebih mengefektifkan sekor pertanian dengan
penggunaan tekonologi pertanian yang sekarang banyak dikenal. Dengan cara tersebut sektor
pertanian yang dulunya bukan merupakan pendapatan yang membuat sejahtera bagi
masyarakat desa dengan adanya teknologi pertanian dapat meningkatkan hasil pertanian
sehingga pendapatan perkapita masyarakat desa dapat meningkat yang akan diikuti dengan
peningkatan kesejahteraan masyarakatnya. Hal ini merupakan salah satu cara yang efekitf
untuk menekan laju urbanisasi karena masyarakat menganggap pendapatan dan kesejahteraan
nya tercukupi dan tidak perlu melakukan urbanisasi ke kota untuk mencari pekerjaan di kota
besar seperti Jakarta.
Pemerataan pembangunan harus juga dilakukan oleh pemerintah bagi masyarakat di
daerah. Dengan melakukan pembangunan yang merata dan tidak terpusat hanya di kota besar
atau terpusat hanya di pulau jawa dan sumatra masyarakat daerah atau masyarakat desa dapat
menikmati fasilitas yang sama dengan masyarakat yang berada di pusat. Dengan adanya
pembangunan yang merata maka harus diikuti juga dengan penyedian fasilitas yang
memadai, meliputi pendidikan, kesehatan, ekonomi, hingga sosial dan budaya. Penyedian
fasilitas pendidikan seperti sekolah, penyedian fasilitas kesehatan seperti puskesmas,
penyedian infrastruktur listrik bagi daerah terpencil dan pelosok, fasilitas jembatan dan jalan
hingga penyedian fasilitas air bersih.
Selain beberapa cara diatas ada cara lain yang efektif dapat diterapkan adalah dengan
memberikan modal atau pelatihan kewirausahaan bagi masyarakat pedesaan atau daerah.
Pemberian modal dapat digunakan untuk mengembangkan wirausaha yang semula kecil
dapat berkembang besar sehingga dapat menyerap tenaga kerja di daerah. Selain itu
pemberian pelatihan kewirausahaan juga terbukti efektif karena dengan adanya bekal tersebut
dapat memberikan ide dan muncul gagasa baru sehingga menciptakan wirausaha baru bagi
masyarakat pedesaan atau masyarakat di daerah.
Weller dan Bouvier mengatakan, ada 3 solusi untuk menekan urbanisasi. Solusi
pertama, melarang penduduk untuk pindah ke kota. Solusi ini sudah pernah dilakukan oleh
kota-kota besar sperti Jakarta, bahkan sampai saat ini masih dilakukan untuk meneknan
urbanisasi namun kurang efektif karena terkasan otoriter. Solusi kedua, penyeimbangan
pembangunan di desa dan di kota, namun pada saat ini di desa masih bertumpu pada sector
agrarian seperti sector pertanian sedangkan pembangunan harus dilakukan secara
menyeluruh, seperti sektor industry, jasa, infastruktur. Solusi ketiga, mengembangkan kota-
kota kecil di daerah sebagai sentra pertumbuhan ekonomi yang baru. Sebenarnya
pengembangan kota di daerah sudah dipermudah dengan adanya progam otonomi daerah,
sehigga pemerintah daerah mempunyai otoritas yang lebih besar untuk membagun daerah
masing-masing. Semua elemen harus terlibat, pemerintah sebagai pengelola kebijakan,
masyarakat sebagai objek, pemilik modal sebagai investor yang menopang pertumbuhan
ekonomi.
Kebijakan yang mengarah pada pembangunan kota yang peka terhadap kebutuhan
warganya, paling tidak menyangkut dan perlu mempertimbangkan empat aspek antara lain: 1)
peningkatan aktivitas ekonomi yang didalamnya akan berhadapan dengan empat kendala,
yaitu penyediaan sarana infrastruktur perkotaan untuk mengefisienkan proses aktivitas
ekonomi sehingga dapat meningkatkan pertumbuuhan dan lapangan pekerjaan, peningkatan
evektivitas pengaturan alokasi lahan atau pezonaan (zoning) untuk memberikan kepastian
dalam produksi dan keberlanjutannya, peningkatan efektivitas manajemen perencanaan dan
pembangunan sarana infrastruktur perkotaan sehingga tidak menimbulkan masalah dalam
pembiayaan serta peningkatan dukungan sektor finansial bagi investasi dan perbaikan sarana
infrastruktur, perumahan, dan kegiatan ekonomi perkotaan lainnya, 2) peningkatan
produktivitas masyarakat miskin, 3) perlindungan dan pelestarian lingkungan hidup, 4)
pembangunan modal sosial.
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

KESIMPULAN
Dari beberapa pembahasan diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pemerintah
harus tepat dalam mengambil kebijakan dalam menanggani arus urbanisasi yang ada di
Jakarta, dan kesimpulan ini dapat ditarik poin-poin penting dari pembahasan diatas yaitu :
1. Arus urbanisasi merupakan dampak adanya pembangunan yang tidak merata antara
daerah yang jauh dari pusat atau di pedesaan dengan yang berada di pusat.
2. Arus urbanisasi merupakan dampak adanya penyedian fasilitas yang kurang memadai di
masyarakat yang tinggal di daerah atau pedesaan sehingga menyebabkan masyarakat
melakukan urbanisasi..
3. Fenomena urbanisasi merupakan bukti bahwa kesedian lapangan pekerjaan yang berada
di pusat dan di daerah tidaklah sama sehingga menyebabkan adanya urbanisasi.
4. Selain mengadakan urbanisasi pemerintah juga melakukan peningkatan sektor pertanian
agar lebih menunjang peningkatan pendapatan bagi masyarakat daerah.
5. Pemberian modal badan pelatihan kewirausahaan juga merupakan suatu cara agar
masyarakat yang tinggal di daerah dapat mengembangkan usahanya dan pendapatan
perkapitanya pun juga meningkat.
6. Melakukan pemerataan pembangunan juga merupakan suatu cara agar pembagunan tidak
hanya berpusat di Jawa atau Sumatera saja tetapi juga di daerah lain dengan
menyediakan perbaikan sarana infrastruktur, perumahan, dan kegiatan ekonomi.
SARAN
Progam pemerintah dalam mengambil kebijakan untuk menanggani permasalahan
urbanisasi sebenarnya sudah baik, yang perlu dilakukan saat ini adalah adanya kerjasama
yang baik antara pemerintah dan masyarakat serta lembaga lain untuk mengoptimalisasikan
kebijakan publik yang sudah ada tersebut. Dalam menanggani permasalahan urbanisasi
membutuhkan waktu yang tidaklah singkat tetapi setidaknya permasalahan urbanisasi yang
berada di Jakarta dapat terminimalisir sehingga dapat menciptakan keseimbangan antara
pusat dan daerah.

Anda mungkin juga menyukai